• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PIJAT BAYI DI BPM WAHIDAH, S.ST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PIJAT BAYI DI BPM WAHIDAH, S.ST"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 6, Nomer 1, Juni 2016, Hal. 48-53

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PIJAT BAYI DI BPM WAHIDAH, S.ST

TAHUN 2016

Oleh

G.A. Martha Winingsih, S.ST, MM, M.Kes

Abstract : Relation between knowledge and attitude of the mother about baby massage. In Indonesia, baby massage is mostly done by baby spa because the parents don't know or cannot do it, so they choose to take their baby to baby spa. General purpose of this study is to know the relation between knowledge and attitude of mother about baby massage in Wahidah, sst midwifery private practice in 2016. The purpose of this study specifically are to know the knowledge of mother about baby massage, to know the attitude of mother about baby massage, and to know the relation between knowledge and attitude of mother about baby massage in Wahidah, sst midwifery private practice in 2016. This study uses analytic correlational design and uses cross sectional approach, the sampling technique is purposive sampling with 96 total population. This study uses Rank Sparman correlation with 48 sample respondents. The result of this study shows most of the mother, 30 respondents (52,5%) have a good knowledge and almost all of mother, 38 respondents (79,2%) have positive attitude to the baby massage. There is a strong relation between knowledge and attitude of the mother about baby massage in Wahidah, sst midwifery private practice in 2016.

Abstrak : Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balita Tentang Pijat Bayi Di Indonesia, pijat bayi kebanyakan dilakukan di baby spa karena orang tua belum mengetahui atau belum bisa melakukan pijat bayi, sehingga kebanyakan orang tua lebih memilih membawa bayinya ke baby spa.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016. Tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang pijat bayi, mengetahui sikap ibu balita tentang pijat bayi, untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016.Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik korelasional dan menggunakan pendekatan Cross Sectional, teknik sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah populasi 96 orang. Penelitian ini menggunakan kolerasi Rank Spearman, dengan jumlah sampel 48 responden. Hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar 30 responden (62,5%) ibu balita memiliki pengetahuan yang baik, hampir seluruhnya 38 responden (79,2%) ibu balita memiliki sikap yang positif terhadap pijat bayi. Terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016.

Kata kunci :

(2)

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 6, Nomer 1, Juni 2016, Hal. 48-53

Seiring dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi,

para pakar telah membuktikan bahwa

terapi sentuh dan pijat menghasilkan

perubahan fisiologis yang

menguntungkan berupa peningkatan

pertumbuhan, peningkatan daya

tahan tubuh, dan kecerdasan emosi

yang lebih baik (Aulia Syaukani,

2015).

Pijat bayi adalah terapi sentuh

tertua yang dikenal manusia dan

yang paling popular. Pijat adalah

seni perawatan kesehatan dan

pengobatan yang dipraktekkan sejak

berabad-abad silam. Bahkan

diperkirakan ilmu ini telah dikenal

sejak awal manusia diciptakan

kedunia, mungkin karena pijat

berhubungan sangat erat dengan

kehamilan dan proses kelahiran

manusia (Roesli, 2008).

Pijat bayi akan memberikan

rangsangan, komunikasi verbal, dan

perwujudan rasa cinta kasih orangtua

terhadap bayi. Sehingga stimulasi

pijat ini seharusnya dilakukan sendiri

oleh ibu ataupun ayah dari bayi yang

tentunya telah mendapat pelatihan

(Irawan, 2010). Manfaat pijat bayi

diantaranya adalah meningkatkan

berat badan bayi, meningkatkan

pertumbuhan, meningkatkan daya

tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi

darah dan pernapasan, pijat bayi juga

dapat meningkatkan rasa percaya

diri. Orangtua belajar untuk

memperhatikan dan memahami

reaksi bayi saat disentuh, mengetahui

perkembangan naluri alaminya,

hal-hal yang disukai bayi dan tidak

disukai bayi (Roesli, 2010).

Dalam keputusan menteri

kesehatan PERMENKES/1464/2010

tentang registrasi dan praktek bidan

menyebutkan bahwa bidan

berwenang memantau tumbuh

kembang bayi melalui deteksi dini

dan stimulasi tumbuh kembang.

Salah satu bentuk stimulasi yang

selama ini dilakukan oleh petugas

kesehatan adalah pijat bayi. Pijat

bayi sudah digunakan sejak dahulu

sebagai teknik pengobatan sederhana

dengan sentuhan yang memberikan

kenyamanan bagi tubuh. Sebagai

terapi sentuh, pijat bayi secara rutin

memberi rasa rileks sekaligus

sebagai cara yang luar biasa untuk

berkomunikasi dan mempererat

(3)

anggota keluarga yang lain dengan

bayi (Suririah, 2009).

Di Indonesia, pijat bayi

kebanyakan dilakukan di baby spa. Spa merupakan salah satu metode perawatan yang dapat menjadi

pilihan sang buah hati. Baby spa adalah perawatan tubuh yang diawali

dengan melumuri tubuh bayi

menggunakan air atau baby oil (Nadjibah Yahya, 2010). Bayi dan

anak yang telah diterapi dengan spa akan terlihat lebih segar, sehat, dan

bersemangat. Manfaat lain dari spa pada bayi dan anak adalah

meningkatkan gerakan motorik anak,

meningkatkan jumlah makanan yang

diserap anak (termasuk ASI),

meningkatkan imunitas bayi dan

anak, karena orang tua belum

mengetahui atau belum bisa

melakukan pijat bayi, sehingga

kebanyakan orang tua lebih memilih

membawa bayinya ke baby spa, dan kebanyakan orang tua memilih

membawa bayinya ke baby spa

karena beralasan tidak

menyempatkan diri memijat bayinya

dan sibuk bekerja (Nadjibah Yahya,

2010). Daerah Indonesia sudah

banyak melakukan penyuluhan

tentang pijat bayi, dengan melakukan

pijat bayi, bayi akan merasakan

sentuhan kasih sayang dari orang

tuanya, terutama ibu, sehingga

ibu-ibu akan dapat melakukan pijat bayi

sendiri di rumah, tanpa perlu

membawa bayinya ke baby spa (Aulia Syaukani, 2015).

Seorang ibu mempunyai

tanggung jawab untuk merawat

bayinya, perawatan bayi bertujuan

untuk mendukung tumbuh kembang

bayi, namun, masih ada ibu-ibu yang

belum mengetahui tentang pijat bayi

(Aulia Syaukani, 2015). Dari studi

pendahuluan yang dilaksanakan

tanggal 22 November 2015 dengan

tehnik wawancara kepada ibu yang

datang memeriksakan bayinya ke

BPM Wahidah, S.ST dari 10 orang

ibu yang datang memeriksakan

bayinya, diperoleh sebanyak enam

orang (60%) belum memahami

tentang pijat bayi dan sebanyak

empat orang (40%) sudah memahami

dan sudah menerapkannya pada

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian pada latar

belakang, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimanakah

(4)

Sikap Ibu tentang Pijat Bayi di BPM

Wahidah, S.ST Tahun 2016?”

METODE

Jenis penelitian ini adalah

analitik. Menurut Notoatmodjo (2007) penelitian analitik adalah penelitian yang bertujuan untuk

mencari hubungan antara dua

variabel yaitu variabel independent dan dependent. Cara pendekatan terhadap subjek penelitian ini dengan

cara cross sectional. Cross sectional adalah yang mana pengumpulan data

dilakukan sekali pada suatu saat

artinya tiap subyek penelitiannya

hanya dilakukan satu kali saja

(Notoatmodjo, 2007).

Penelitian ini dilaksanakan di

BPM Wahidah, S.ST, karena

berdasarkan studi pendahuluan

terdapat beberapa ibu balita yang

belum mengetahui tentang pijat bayi.

Berdasarkan data tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian

di BPM Wahidah, S.ST. Pemilihan

lokasi ini juga berdasarkan atas

pertimbangan, jarak dekat dengan

rumah peneliti sehingga lebih mudah

dalam pengumpulan data serta dapat

menghemat biaya. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 22 – 28 Februari 2016.

Menurut Sugiyono (2007),

populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti yang dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu balita yang

memeriksakan bayinya ke BPM

Wahidah, S.ST yang berjumlah 288

orang dalam waktu tiga bulan

terhitung dari bulan Oktober,

November dan Desember rata-rata

96 orang setiap bulan.

Menurut Notoatmodjo (2007),

unit analisis adalah orang atau benda

yang langsung diteliti. Unit analisis

dalam penelitian ini adalah ibu balita

yang memenuhi kriteria inklusi

selama kurun waktu penelitian.

Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti, dimana

besarnya sampel yang diperlukan

dan penelitian ini adalah semua ibu

balita yang memenuhi kriteria

inklusi dalam kurun waktu

penelitian. Winamo Surachmad

(5)

Pengantar Metodologi Ilmiah”,

memberikan pedoman sebagai

berikut “apabila populasi cukup

homogen (serba sama), terhadap

populasi dibawah 100 dapat

dipergunakan sampel sebesar 50%” (Narbuko dan Achmadi, 2008).

Populasi ibu balita yang

memeriksakan bayinya di BPM

Wahidah, S.ST dalam tiga bulan

terakhir yaitu rata-rata 96 orang

(dibawah 100), maka besar sampel

yang didapat yaitu :

n = N x 50%

n = 96 x 50%

n = 48

Jadi, besar sampel dalam penelitian

ini adalah 48 orang.

Hasil dan Pembahasan

Pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif

peneliti berdasarkan pada

karakteristik tertentu yang dianggap

mempunyai kaitan dengan

karakteristik yang sudah diketahui

sebelumnya dengan pertimbangan

tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Adapun karakteristik subjek

dalam penelitian ini berdasarkan :

umur, pendidikan, pekerjaan.

Umur responden dalam

penelitian ini dikelompokkan dalam

kategori < 20 tahun, 20-35 tahun,

dan > 35 tahun. Pada tabel dibawah

ini akan disajikan data umur dari

responden di BPM Wahidah, S.ST

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Kelompok Umur di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016

N

o

Kelomp

ok

Umur

Frekue

nsi (f)

Persent

ase (%)

1 < 20

tahun

18 37,5

2 20-35

tahun

27 56,3

3 > 35

tahun

3 6,2

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer Penelitian Februari

2016

Berdasarkan tabel 1 diatas dari

48 responden diperoleh hampir

setengahnya 18 responden (37,5%)

berumur kurang dari 20 tahu,

sebagian besar 27 responden (56,3%)

(6)

kecil tiga responden (6,2%) berumur

lebih dari 35 tahun.

Tingkat pendidikan responden

dikelompokkan menjadi tiga yaitu

pendidikan dasar (SD/SMP),

pendidikan menengan (SMA/SMK),

dan pendidikan tinggi

(Diploma/Sarjana/Pasca Sarjana).

Pada tabel dibawah ini akan

disajikan data pendidikan dari

responden di BPM Wahidah, S.ST

tahun 2016.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Pendidikan di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016

N

o

Tingkat

Pendidikan

Frek

uensi

(f)

Persent

ase (%)

1 Pendidikan

dasar

20 41,7

2 Pendidikan

menengah

28 58,3

3 Pendidikan

tinggi

0 0

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer Penelitian Februari

2016

Berdasarkan tabel 2 diatas

didapat informasi bahwa dari 48

responden diperoleh hampir

setengahnya 20 responden (41,7%)

mempunyai tingkat pendidikan dasar

dan sebagian besar 28 responden

(58,3%) memiliki tingkat pendidikan

menengah.

Pada tabel dibawah ini akan

disajikan jenis pekerjaan dari

responden di BPM Wahidah, S.ST

tahun 2016.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Pekerjaan di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016

N

o

Jenis

Pekerja

an

Frekue

nsi (f)

Persenta

se (%)

1 Bekerja 17 35,5

2 Tidak

bekerja

31 64,5

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer Penelitian Februari

2016

Berdasarkan tabel 3 didapatkan

informasi bahwa dari 48 responden

diperoleh hampir setengahnya 17

responden (35,5%) responden

bekerja dan sebagian besar 31

responden (64,5%) responden tidak

bekerja.

Penelitian ini dilaksanakan di

BPM Wahidah, S.ST pada bulan

(7)

ini akan disajikan hasil pengamatan

terhadap objek penelitian meliputi

pengetahuan dan sikap.

Berdasarkan pengetahuan

dapat dibedakan menjadi tiga yauitu

baik, cukup, kurang.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016

Sumber : Data Primer Penelitian Februari

2016

Berdasarkan tabel 4 diatas

dari 48 responden diperoleh sebagian

besar 30 responden (62,5%)

memiliki pengetahuan baik, hampir

setengahnya 13 responden (27,1%)

memiliki pengetahuan cukup, dan

sebagian kecil lima responden

(10,4%) memiliki pengetahuan

kurang jadi diperoleh hasil dari 48

responden sebagian besar atau 30

responden (62,5%) memiliki

pengetahuan baik. Selain karena

informasi yang didapat dari sosial

media bidan juga berperan penting

dalam hal ini, setelah pemeriksaan

bidan juga memberikan KIE

mengenai pijat bayi serta

membimbing ibu untuk melakukan

pijat bayi agar ibu balita juga dapat

melakukannya sendiri di rumah.

Sikap dikelompokkan ke dalam

dua kategori positif dan negatif.

Berikut disajikan data sikap

responden tentang pijat bayi di BPM

Wahidah, S.ST tahun 2016

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016

Sumber : Data Primer Penelitian Februari

2016

Berdasarkan tabel 5 diperoleh

bahwa dari 48 responden hampir

seluruhnya 38 responden (79,2%)

memiliki sikap yang positif dan

sebagian kecil 10 responden (20,8%)

memiliki sikap negatif. Diperoleh

hampir seluruhnya atau 38 responden

(79,2%) memiliki sikap yang positif.

No Pengeta

huan

Frekuensi

(f)

Prese

ntase

(%)

1 Baik 30 62,5

2 Cukup 13 27,1

3 Kurang 5 10,4

Jumlah 48 100

No Sikap Frekuensi

(f)

Prese

ntase

(%)

1 Positif 38 79,2

2 Negatif 10 20,8

(8)

Sikap adalah suatu respon orang

yang masih tertutup terhadap

simulasi atau objek tertentu yang

melibatkan faktor pendapat. Pada

awalnya, istilah sikap atau “attitude” digunakan untuk menunjukan status

mental individu (Notoatmodjo,

2012). Hal ini sejalan dengan teori

pengetahuan yang baik akan

mempengaruhi sikap yang positif.

Penentu sikap yang utuh,

pengetahuan memegang peranan

penting sesuai dengan pendapat

(Notoatmodjo, 2010).

Hubungan pengetahuan dengan

sikap ibu balita tentang pijat bayi di

BPM Wahidah, S.ST tahun 2016

Tabel 6 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah Tahun 2016

Sumber : Data Primer Penelitian Februari

2016

Berdasarkan tabel 6 diperoleh

bahwa dari 38 responden yang

memiliki sikap positif hampir

seluruhnya 29 responden (76,3%)

memiliki pengetahuan baik dan

sebagian kecil sembilan responden

(23,7%) memiliki pengetahuan

cukup. Dari 10 responden yang

memiliki sikap negatif sebagian kecil

satu responden (10%) memiliki

pengetahuan baik, hampir

setengahnya empat responden (40%)

memiliki pengetahuan cukup dan

sebagian kecil lima responden (50%)

memiliki pengetahuan kurang.

Menurut asumsi peneliti pengetahuan

sangat mempengaruhi sikap, dilihat

dari karakteristik umur yang masih

produktif mencari informasi tentang

pijat bayi baik di majalah maupun

sosial media lainnya.

Uji hipotesis

Setelah data tersebut diolah

kemudian dilakukan pengujian data

untuk menguji hubungan

pengetahuan dengan sikap ibu balita

tentang pijat bayi di BPM Wahidah,

S.ST tahun 2016 dengan

menggunakan rumus Rank Spearman

No

Pengeta

huan Sikap

Positif Negatif

f % F %

1 Baik 2

9 76,3 1 10

2 Cukup 9 23,7 4 40

3 Kurang 0 0 5 50

(9)

melalui bantuan windows SPSS Versi

17 sebagai berikut :

Tabel 7 Korelasi Rank Spearman

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan dengan

tingkat korelasi kuat antara

pengetahuan dengan sikap ibu balita

tentang pijat bayi di BPM Wahidah,

S.ST tahun 2016. Analisa tersebut

berdasarkan hasil uji statistik yang

telah dilakukan dengan

menggunakan uji korelasi rank

spearman melalui komputerisasi SPSS versi 17 dengan tingkat

kepercayaan 95% diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0,641 yang

terletak antara 0,60 – 0,799 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,000

(p<0,05).

Berdasarkan frekuensi

pengetahuan dengan sikap ibu balita

tentang pijat bayi, didapatkan pada

tingkat kepercayaan 95% diperoleh

nilai koefisien korelasi sebesar 0,641

yang terletak antara 0,60 – 0,799 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,000

(p<0,05) yang berarti bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan sikap tentang

pijat bayi dengan tingkat korelasi

kuat.

Berdasarkan hasil penelitian

diatas, maka dapat dibuktikan bahwa

hipotesis diterima yaitu adanya

hubungan pengetahuan dengan sikap

ibu balita tentang pijat bayi. hal ini

sesuai dalam Notoatmodjo (2008)

dikatakan untuk menyimpulkan suatu

respon dalam bentuk sikap dari

subyek terhadap obyek perlu dimulai

dari pengetahuan.

Berdasarkan hasil diatas ada

kecenderungan semakin baik

pengetahuan, maka sikap ibu balita

tentang pijat bayi semakin positif dan

semakin sedikit atau kurang

pengetahuan tentang pijat bayi maka

sikap yang dilakukan akan negatif

(Fishbein, 2008). Correlations

Penget

ahuan Sikap

Sp ear ma n's rho

Pengeta huan

Correlation Coefficient 1,000 ,641**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 48 48

Sikap

Correlation Coefficient ,641** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Fishbein, M., &Yzer, M. C. (2008).Using Theory to Design Effective Health Behavior

Interventions.Communication Theory, 13(2), 164–183. Irawan, Didik. 2010. Pemijatan

Optimalkan Tumbuh Kembang Bayi. Retrived : Pebruari 15 2016, from

http://www.harianjoglosemar/

pemijatan-optimalkan- tumbuh-kembang-bayi-14287.html

Nadjibah Yahya. (2010). Spa Bayi dan Anak. Jakarta : Rineka Cipta.

Narbuko dan Achmadi. (2008) Metodelogi Penelitian. Cetakan Kesembilan. Jakarta : Bumi Aksara.

Notoatmodjo,s. 2007. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo, s. 2008. Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku, Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo,s. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2012) Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Roesli. (2010) Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya Saryono. (2010) Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiyono. (2009) Statistika Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung

Suririah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Syaukani, Aulia. 2015. Petunjuk Praktis Pijat Senam dan Yoga Sehat untuk Bayi. Araska, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Tabel 6 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

15 Deskripsi Use Case Diagram Sistem Usulan Mengelola Data Pendaftaran Siswa .... 16 Deskripsi Use Case Diagram Sistem Usulan Menginput Pembayaran SPP dan Ujian 47

bahwa dalam rangka kerja sama transmigrasi tahun 2012 sebagaimana butir 2, telah disampaikan surat Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada Bupati

Detail Faktur Penjualan harga berisi detail barang-barang .Dan untuk mencari data Faktur Penjualan yang telah ada bisa menggunakan Search dengan

Untuk menghindari kerugian, pengelolaan sumber daya perusahaan secara efisien dan menghilangkan aktivitas yang bersifat non-value added seharusnya menjadi faktor

Dari hasil penelitian pengaruh waktu dan temperatur pengadukan terhadap kualitas minyak goreng bekas (jelantah) hasil adsorbsi maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

Figure 63 Data Retrieval Subsystem (Project Report Summary Request) Sequence Diagram (Contd.) ...176. Figure 64 Transaction Log Subsystem Sequence

Perekaman persidangan sebagai suatu upaya dalam rangka mewujudkan proses peradilan yang transparan dan adil serta dalam rangka meningkatkan transparansi dan

” is arranged with a purpose to know and determine wheteher there is any positive and significant correlation between the application of English visual dictionary and