• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI PERORAL DAN PARENTERAL TERHADAP LINGKAR KEPALA LAHIR ANAK TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) STRAIN WISTAR HAMIL ANEMIA THE DIFFERENCE EFFECT BETWEEN ORAL AND PARENTERAL IRON SUPPLEMENTATION ON HEAD CIRCUMFERENCES OF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI PERORAL DAN PARENTERAL TERHADAP LINGKAR KEPALA LAHIR ANAK TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) STRAIN WISTAR HAMIL ANEMIA THE DIFFERENCE EFFECT BETWEEN ORAL AND PARENTERAL IRON SUPPLEMENTATION ON HEAD CIRCUMFERENCES OF "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI PERORAL DAN

PARENTERAL TERHADAP LINGKAR KEPALA LAHIR ANAK TIKUS PUTIH

(

RATTUS NORVEGICUS)

STRAIN

WISTAR

HAMIL ANEMIA

THE DIFFERENCE EFFECT BETWEEN ORAL AND PARENTERAL IRON

SUPPLEMENTATION ON HEAD CIRCUMFERENCES OF THE INFANT

OF ANEMIC PREGNANT WISTAR RAT (RATTUS NORVEGICUSS)

Retno Dewi Noviyanti

S1 Ilmu Gizi, Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta email: retno.arvi2211@yahoo.com

Abstrak

Anemia defisiensi besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko abortus, terjadi kematian intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, BBLR (<2,5 kg), kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, intelegensi rendah (cacat otak), retardasi mental, kematian neonatal, asfiksia intra partum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh suplementasi zat besi peroral dan parenteral terhadap lingkar kepala lahir anak tikus dari tikus hamil yang anemia. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik menggunakan rancangan Randomized Controlled Trial (RCT). Tiga puluh ekor tikus dibagi 3 kelompok, masing-masing 10 ekor. Kelompok I suplementasi zat besi peroral, kelompok II suplementasi parenteral dan kelompok III sebagai kontrol tanpa suplementasi. Penelitian dilakukan sampai induk tikus melahirkan, yang diamati adalah lingkar kepala semua anak tikus yang dilahirkan masing-masing kelompok dengan menggunakan jangka sorong. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan Mann Whitney. Hasil Kruskal Wallis menunjukkan perbandingan rerata lingkar kepala kelompok I, II dan III adalah 3,99±0,39 cm; 4,13±0,31 cm; 3,26±0,18 cm (p<0,001) hasil uji Mann Whitney terdapat perbedaan Lingkar Kepala (p<0,001) antara kelompok suplementasi oral dan parenteral. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lingkar kepala lahir anak tikus pada kelompok suplementasi zat besi peroral dengan parenteral. Lingkar kepala rata-rata lebih baik pada kelompok parenteral dibanding oral.

Kata Kunci : suplementasi zat besi, oral, parenteral, kehamilan, tikus anemia, lingkar kepala.

Abstract

(2)

parenteral iron supplementation. The average head circumferences of the infant in the parenteral iron supplementation are better than those in the oral iron supplementation.

Keywords: Iron supplementation, oral, parenteral, pregnancy, anemic rat, head circumferences of the infant.

PENDAHULUAN

Anemia adalah suatu keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan ukuran/jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Penurunan ini dapat disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah untuk mengangkut oksigen (Arisman, 2004; Hoffbrand et al, 2005).

Anemia sering terjadi baik di negara ber-kembang maupun industri, yang dapat diderita mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa, wanita hamil dan lanjut usia. Pada 2003). Populasi terbesar yang menderita anemia defisiensi besi adalah perempuan usia reproduksi dan terjadi terutama saat kehamilan dan persalin-an. Sedangkan berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001 di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu 40,1%.

Pada kehamilan, anemia pada janin dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam bentuk: abortus, terjadi kematian intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, BBLR (<2,5 kg), kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, mengganggu per-tumbuhan janin dalam kandungan, bayi mudah terserang infeksi sampai kematian perinatal, intelegensi rendah (cacat otak), retardasi mental, kematian neonatal, asfiksia intra partum (Aris-man, 2004; Zhang et al, 2009).

Pemberian tablet oral besi dapat menanga-ni anemia defisiensi besi (ADB) selama kehamil-an, namun 10 - 20% pasien tidak dapat men-toleransi preparat oral besi. Penggunaan preparat besi oral juga menjadi tidak efektif apabila waktu yang diperlukan untuk mencapai target Hb dalam waktu singkat. Selain itu pemberian zat besi oral

dalam jangka waktu lama sering tidak dapat diterima dengan baik karena menimbulkan efek samping terhadap saluran cerna, sehingga tingkat kepatuhan juga menjadi rendah, karena itu dapat dipertimbangkan penggunaan preparat besi intra-vena yaitu iron sucrose. Iron sucrose secara cepat menghantarkan besi ke protein pengikat besi endogen (transferin, feritin) mencapai sistem retikuloendotelial hepar, limpa dan sumsum tulang untuk proses eritropoiesis serta mem-punyai risiko minimal reaksi alergi (Perewusnyk et al, 2002).

Penelitian Purba et al (2007) menyebutkan bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok yan-g diberi zat besi secara oral (sulfas ferosus) dengan yang iron sucrose intravena. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil anemia dengan usia kehamilan 14-36 minggu, hasil penelitian menye-butkan bahwa nilai feritin lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan iron sucrose intra-vena dibandingkan oral. Namun penelitian ini belum melihat hasil kehamilan pada masing-masing kelompok perlakuan. Simpulan dari penelitian ini adalah iron sucrose dapat diguna-kan sebagai alternatif untuk menangani ADB selama kehamilan dengan cepat dan tanpa efek samping yang serius.

(3)

sama, selain itu tikus merupakan binatang me-nyusui (mamalia) yang mempunyai kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi, relatif cocok untuk digunakan dalam eksperimen dalam jumlah besar, mempunyai respon cepat, memberikan gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia dan harganya relatif murah (Badan Litbangkes dalam Sihombing dan Raflizar, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-tahui perbedaan pengaruh suplementasi zat besi peroral dan parenteral terhadap lingkar kepala (LIKA) lahir anak tikus putih (rattus norvegicus) strain Wistar betina hamil anemia.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik menggunakan rancangan Randomized Controlled Trial (RCT).

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pene-litian dilakukan pada tahun 2012. Populasinya adalah tikus putih (rattus norvegicus) strain Wistar betina berat 200-250 gram, usia antara 3-4 bulan, hamil < 1 minggu dan anemia (<10mg/ dL). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor dibagi 3 kelompok (2 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol). Kelompok I sebagai kelompok perlakuan I diberi pakan standart (AIN-93 G) dan suplementasi zat besi peroral dengan dosis 0,018mg/kgBB/hari selama ± 14 hari perlakuan. Kelompok II sebagai kelompok perlakuan II diberi pakan standart (AIN-93 G) dan suplementasi zat besi parenteral melalui intravena dengan dosis 0,050 mg/kgBB sebanyak 3 kali selama perlakuan yaitu hari I sampai III perlakuan secara berturut-turut. Kelompok III sebagai kelompok kontrol diberi pakan standar (AIN-93 G) saja tanpa suplementasi zat besi.

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu suplementasi zat besi peroral, supple-mentasi zat besi parenteral dan variabel terikat yaitu LIKA lahir anak tikus.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran lingkar kepala dengan meng-gunakan jangka sorong terhadap semua anak yang dilahirkan oleh masing-masing induk tikus baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan.

Analisis data dilakukan dengan cara data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan perlakuan, diberi kode, dimasukkan dalam file komputer dan diolah dengan program SPSS for Windows versi 17.0. Data dianalisis secara statis-tik dengan proses sebagai berikut: karakterisstatis-tik

sampel data kontinue dideskripsikan dalam n, mean, standar deviasi.

Analisis statistik data karakteristik sampel untuk mengetahui perbedaan kadar Hb sebelum dan sesudah perlakuan dengan melakukan uji beda yang didahului uji kenormalan data. Hasil uji normalitas data diperoleh data normal, se-hingga dilakukan uji One Way Anova.

Analisis statistik hasil penelitian untuk mengetahui perbedaan LIKA pada kelompok perlakuan 1, 2 dan kontrol adalah dengan mela-kukan uji beda yang didahului uji normalitas data. Hasil uji normalitas data diperoleh distribusi data tidak normal sehingga dilakukan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Bila p value < 0,05 maka ada perbedaan pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas dan bila p value ≥ 0,05 maka tidak ada per-bedaan pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik sampel penelitian sebelum dan setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Kadar Hb Induk Sampel Penelitian Sebelum Perlakuan

(4)

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran hanya dilakukan satu kali pada saat lahir. Total anak tikus yang diukur adalah 328 ekor, dengan rata-rata lingkar kepala 3,85±0,48 cm.

Berdasarkan kelompok perlakuan, pada kelompok oral sebanyak 116 ekor anak tikus, rata-rata lingkar kepalanya adalah 3,99±0,39 cm. Kelompok parenteral sebanyak 122 ekor anak tikus, rata-rata lingkar kepalanya adalah 4,13±0,31 cm. Kelompok kontrol sebanyak 90 ekor anak tikus rata-rata lingkar kepalanya adalah 3,26±0,18 cm. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal Wallis diketahui bahwa lingkar kepala anak tikus masing-masing kelompok perlakuan terdapat perbedaan, dengan nilai p<0,001. Uji dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan berdasarkan pasangan kelom-pok, lingkar kepala kelompok oral dibandingkan kelompok parenteral terdapat perbedaan dengan nilai p<0,001, kelompok oral dibandingkan kelompok kontrol terdapat perbedaan dengan nilai p<0,001 dan kelompok parenteral diban-dingkan kelompok kontrol terdapat perbedaan dengan nilai p<0,001.

Pembahasan

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi dapat disebabkan karena perdarahan menahun atau berulang di semua bagian tubuh dan juga dapat disebabkan karena meningkatnya kebutuhan. Pada trimester I kehamilan kebutuhan zat besi justru lebih rendah dibandingkan masa sebelum hamil, ini disebab-kan karena wanita tidak mengalami mentruasi dan janin belum membutuhkan banyak zat besi, yaitu ± 0,8 mg sehari. Menjelang semester II sampai trimester III kebutuhan zat besi

mening-kat, yaitu menjadi ± 6,3 mg sehari. Faktor risiko defisiensi zat besi terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit sedang-kan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi secara normal (Arisman, 2004).

Anemia pada janin dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam bentuk: abortus, ter-jadi kematian intrauterine, persalinan prema-turitas tinggi, BBLR (<2,5 kg), kelahiran dengan anemia, cacat bawaan, mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan, bayi mudah terserang infeksi sampai kematian perinatal, intelegensi rendah (cacat otak), retardasi mental, kematian neonatal, asfiksia intra partum (Arisman, 2004; Zhang et al, 2009).

ADB selama kehamilan dapat diatasi de-ngan suplementasi zat besi. Pada penelitian ini sampel berupa tikus hamil anemia, suplementasi zat besi peroral diberikan dengan dosis 0,018mg/kgBB/hari setiap hari selama ± 14 hari perlakuan dan melalui intravena dengan dosis 0,050 mg/kgBB. Menurut Purba et al. (2007) suplementasi zat besi melalui intravena diberikan sebanyak 3 kali selama perlakuan yaitu hari I sampai III perlakuan secara berturut-turut.

Dalam penelitian ini ingin mengetahui perbedaan pengaruh antara suplementasi zat besi peroral dan parenteral terhadap LIKA anak tikus yang dilahirkan. Sebelum dilakukan analisis perbedaan terlebih dahulu dilakukan uji norma-litas, disebutkan bahwa data tidak normal sehing-ga uji perbedaan menggunakan Kruskal Wallis, untuk mengetahui perbedaan variabel tersebut pada masing-masing kelompok perlakuan. Ber-dasarkan hasil uji statistik Kruskal Wallis diketa-hui bahwa LIKA anak tikus yang dilahirkan pada ketiga kelompok perlakuan terdapat perbedaan, dengan nilai p<0,001. Setelah uji Kruskal Wallis uji dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk pengetahui perbedaan pengaruh berdasarkan pasangan kelompok, yang dibagi menjadi pasa-ngan kelompok oral dibandingkan parenteral, oral dibandingkan kontrol dan parenteral dengan kontrol.

Berdasarkan uji Mann Whitney, terdapat perbedaan lingkar kepala lahir pada perbandingan kelompok oral dengan parenteral, oral dengan kontrol, parenteral dengan kontrol masing-masing dengan nilai p<0,001.

(5)

lingkar kepala terbesar yaitu 4,13±0,31 cm dan terkecil yaitu 3,26±0,18 cm.

Ukuran lingkar kepala berkaitan dengan perkembangan otak. Dampak anemia pada janin dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan baik sel tubuh maupun kembangan otak yang meng-akibatkan intelegensi rendah. Zat besi adalah unsur penting dalam perkembangan otak. Zat besi ditemukan dalam otak secara tidak merata, sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian otak tersebut.

Suplementasi zat besi parenteral menjadi-kan kondisi anemia lebih cepat teratasi apabila dibandingkan oral, yang pada akhirnya mem-pengaruhi kualitas berat badan anak yang dilahir-kan menunjukdilahir-kan lebih baik pada kelompok parenteral, karena kelompok parenteral simpanan zat besi lebih cepat kembali ke normal apabila dibandingkan oral walaupun diakhir penelitian kondisi induk tikus pada masing-masing kelom-pok sama-sama tidak anemia lagi dengan Hb rata-rata 11,25±1,25 mg/dL.

Kadar Hb kelompok oral dan parenteral diakhir penelitian kembali pada kondisi normal, begitu juga pada kelompok kontrol yang tidak diberi suplementasi. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan zat besi dan mineral lain seperti zink, vitamin C yang terdapat pada pakan AIN-93G yang diberikan selama perlakuan, sehingga walaupun tidak mendapatkan suplementasi zat besi namun masih mendapatkan asupan zat besi dari pakan yang dimakan, sehingga Hb tetap dapat meningkat diakhir perlakuan.

Berdasarkan penelitian Gambling et al. (2004) pada tikus, menyebutkan bahwa supple-mentasi zat besi pada tikus hamil lebih efektif pengaruhnya terhadap peningkatan Hb dan hasil kehamilan apabila diberikan mulai hari ketujuh kehamilan, disebutkan bahwa berat badan anak yang dilahirkan paling berat pada kelompok yang diberi suplementasi besi mulai hari ketujuh dibandingkan pemberian mulai hari pertama dan hari ke-14 kehamilan dan pemberian mulai hari pertama lebih baik dibandingkan pemberian mulai hari ke-14 kehamilan.

Berdasarkan penelitian Gambling et al. (2004) tersebut dapat dijadikan dasar bahwa semakin cepat pemberian zat besi semakin cepat memperbaiki kondisi anemia induk, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil kehamilan yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, suplemen-tasi zat besi diberikan mulai pada hari ketujuh kehamilan baik peroral maupun parenteral,

terutama parenteral diberikan pada hari ke-7, 8 dan 9 kehamilan, berdasarkan hal tersebut maka supplementasi yang diberikan secara parenteral pada hari ke-7, 8 dan 9 kehamilan akan lebih efektif dan reaksinya cepat dalam pembentukan simpanan zat besi, sehingga mempengaruhi hasil kehamilan kelompok parenteral lebih baik dari-pada kelompok oral dan kontrol. Data penelitian menunjukkan adanya peningkatan Hb dan Hb kembali normal diakhir perlakuan pada semua kelompok. Namun selain besi ada zat gizi lain yang perlu diperhatikan diantaranya protein, energi, asam lemak (terutama omega-3), folat dan mineral serta vitamin lain (magnesium, zink, kalsium, vitamin C) (Goldenberg dan Culhane, 2007; Saad dan Fraser, 2010).

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah ter-dapat perbedaan pengaruh suplementasi zat besi peroral dan parenteral terhadap lingkar kepala lahir anak tikus. Lingkar kepala pada kelompok suplementasi zat besi parenteral lebih baik disbandingkan peroral.

Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan hasil kehamilan tidak hanya secara makroskopis namun dengan mikroskopis agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC. Hal 15-17, 25-26, 144-155. Gambling L, Andersen HS, Czopek A, Wojciak Hematologi. Edisi ke-4. Jakarta: EGC. Kennedy G, Nantel G, Shetty P. 2003. The

(6)

Published inFood, Nutrition and Agriculture. No. 32.

Perewusnyk G, Huch R, Huch A, Breymann C. 2002. Parenteral iron therapy in obstetrics: 8 years experience with iron sucrose complex. Br J Nutr. 88: 3-10.

Purba, RT, Nugroho K, Handaya, Endi MM. 2007. Perbandingan efektivitas terapi besi intravena dan oral pada anemia defisiensi besi dalam kehamilan. Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK UI/RSCM. Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia. 57(4).

Saad KA, Fraser D. 2010. Maternal nutrition and birth outcomes. Epidemiol Rev. 32: 5–25

Sihombing M, Raflizar. 2010. Status gizi dan fungsi hati mencit (galur CBS-Swiss) dan tikus putih (galur Wistar) di laboratorium hewan percobaan puslitbang biomedis dan farmasi. Media Litbang Kesehatan. XX (1).

World Health Organisation. 2001. Iron deficiency anaemia: assessment, prevention and control-a guide for programme managers. Geneva. Hal 33.

Gambar

Tabel 2. Kadar Hb Induk Sampel Penelitian Setelah Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan apakah yang terjadi pada makhluk hidup yang telah mengalami

1) Sumber daya lokal, yang merupakan kekuatan alam yang dimiliki wilayah tersebut seperti lahan pertanian, hutan, bahan galian, tambang dan sebagainya. Sumberdaya

[r]

(Soyoung Hwang and Donghui Yu, 2012) , this project is very diverse which uses Zigbee. Zigbee has been one technology that can be used for the home network. This is because the

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

The aim of this project is to study and compare the tool life of the hardfacing method of tool steel wire using gas metal arc welding with the usual high speed steel cutting tool

This decision is made under r 404a of the Ozone Layer Protection Regulations 1996 OLPR regarding a decision made under r 7H to consider applications for special permits to import bulk

Uji yang digunakan adalah chi-square.Hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan yang signifikan antara dukungan bapak dengan sattus gastroenteritis (p value&lt; 0,05)

Karena objek hasrat yang menjadi isi kepentingan-diri manusia tidak terbatas hanya pada soal kekayaan, homo economicus menuntut agar bukan hanya harta yang dikenai harga,

Other areas of specialty/work Physiotherapy Street address Ghods Ave., Neuromuscular Rehabilitation Research Center City Semnan Province Semnan Postal code 35147-99442 Phone +98

City Kermanshah Province Kermanshah Postal code 6719851351 Approval date 2020-07-13, 1399/04/23 Ethics committee reference number IR.KUMS.REC.1399.375 Health conditions studied 1

Category Other Recruitment centers 1 Recruitment center Name of recruitment center Razi Hospital of Ahvaz; Blood Transfusion Organization of Khuzestan, Ahvaz Full name of

The TEM images of synthesized nano powder visibly shown in Fig.2 revealed that the nano powder has different morphologies and the ionic surfactants roofed around the nano particle