• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji toksisitas zat warna Azo Turunan O-Dianisidin terhadap Saccharomyces CerrevSae sebagai model uji Ekotoksikologis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji toksisitas zat warna Azo Turunan O-Dianisidin terhadap Saccharomyces CerrevSae sebagai model uji Ekotoksikologis."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Zat warna azo turunan o-dianisidin banyak digunakan dalam proses

pembatikan di Indonesia. Pada umumnya toksisitas senyawa azo ditentukan

oleh hasil degradasi senyawa azo, yaitu senyawa amin aromatis; tetapi toksisitas

zat warna azo sendiri belum diketahui. Studi HKSA di bidang ekotoksikologi

telah memungkinkan digunakannya suatu model untuk menggambarkan

terjadinya interaksi ekotoksikologis dari suatu xenobiotik di lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme efek toksik zat warna azo

turunan o-dianisidin terhadap Saccharomyces cerrevisae serta pengaruh sifat

fisika kimia-nya terhadap efek ekotoksikologisnya.

Penelitian dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan lipofilisitas (log

koktanol/air

dan log k

parafin/air)

serta parameter aktivitas ekotoksikologik (EC50).

Lipofilisitas senyawa ditentukan dengan dua macam cara. Cara yang pertama

menggunakan perhitungan berdasarkan konsep additivitas kontribusi gugus

fungsional, parameter yang diperoleh log

koktanol/air.

Cara kedua dengan metode

KLT fase Terbalik menggunakan fase diam parafin dan fase gerak campuran

Aseton : Air, diperoleh besaran log kparafin/air. EC

50

ditentukan melalui

perhitungan besarnya hambatan pertumbuhan Saccharomyces cerrevisae

dengan adanya zat warna azo. Di samping itu selama penetapan EC

50

dilakukan

studi mengenai kemungkinan terjadinya degradasi zat warna azo, dengan atau

tanpa sel khamir.

Hasil perhitungan

koktanol/air ,

berkisar antara 13 - 14, menunjukkan bahwa

zat warna azo turunan o-dianisidin termasuk senyawa superhidrofobik. Hal ini

mengindikasikan senyawa ini sulit menembus membran sel; meskipun demikian

zat warna ini memberikan efek toksik (EC

50

= 140 -150 ppm). Selama penentuan

EC

50

zat warna azo dalam air tidak menunjukkan penurunan kadar; penurunan

kadar terjadi karena adanya adsorpsi fisik zat wana pada dinding sel khamir,

sesuai dengan model kinetika adsorpsi Langmuir-Hinshelwood (k

1

= 5,67.10

-3

-6,79. 10

-3

dan

Ea = 19,23 - 19,75

kJ/mol). Terjadinya adsorpsi ini juga diperkuat

dengan harga parameter CF yang sangat kecil (0,46 - 0,78). Adsorpsi zat warna

azo pada dinding sel khamir ini akan menyebabkan gangguan masuknya nutrien

ke dalam sel, sehingga akan terjadi hambatan pertumbuhan dari sel. Harga

lOgparatin/air,

berkisar antara 3 - 4, mengindikasikan bahwa zat warna azo

cenderung lebih larut dalam pelarut organik, oleh karena itu ada hubungan yang

linier antara parameter

logparatinfair

dengan EC

50

-nya (Y = -17,84 X + 220,55).

Hubungan ini juga dapat digunakan untuk menerangkan terjadinya reaksi

dermatitis pada kulit, utamanya yang terjadi pada para pekerja di industri batik.

(2)

ABSTRACT

0-dianisidine azo dyes are used in coloring processes of Indonesian batik

industries. The toxicity of azo compuond is defined by its degradation, i.e. amine

aromatic compound, nevertheless the toxicity of its parent compound is still

unknown. There are posibilities to describe ecotoxicological interactions of

xenobiotic using QSAR-model. The aim of this study is having more information of

cause-effect relationship of xenobiotic o-dianisidine azo dyes toward

Saccharomyces

cerrevisae,

as an eucaryotic model.

The experiment begin with lipophilicity parameter determination (log

koctanol/water

and log

kparaffineiwater)1

followed by ecotoxicological parameter (EC50).

The determination of lipophilicity was carried out in two ways; first, it using

calculation based on the concept of additivity group contribution, developed by

Leo-Hansch, to obtain its log

koctanol/water,

second determination was carried in RPTLC

(reversed phase thin layer chromatography) using paraffine as stationary phase and

mixtures of aseton-water as mobile phase, to obtain log kparaffine/waterEC

50

was

obtained by measuring and calculating 50%

Saccharomyces cerrevisae

growth

rate inhibition. Meanwhile, the possibilities of azo dyes degradation was studied with

or without

Saccharomyces cerrevisae.

The calculated log

koctanol/water

of o-dianisidine azo dyes studied was 13 to

14, therefore it is considered as superhydrophobic compound and has difficulties to

pass the cell wall of

Saccharomycess cerrevisae;

nevertheless, it has EC

50

of 140

to 150 ppm. No degradation in media without

Saccharomycess cerrevisae

was

observed, but there is azo dyes concentration decrease in the media

containing

Saccharomycess cerrevisae.

The study on the cause of the

decreasing concentration revealed that physically adsorption of azo dyes on the

cell of

Saccharomycess cerrevisae

occured, according to Langmuir-Hinshelwood

adsorption kinetics with k

1

= 5.67e

-3

to 6.79e

-3

mot/sec and

Eads. =

19.23 to 19.75

kJ/mol. The evidence of physical adsorption was supported by the small CF value

= 0.46 to 0.78. The azo dyes prefer to dissolved in organic solven, showed by log

kparafin/water

between 3 - 4. Therefore, there is a linier correlation between log

kparafin/water

with EC

50

(Y = -17,84X + 220,55). This correlation can be used to explain

the dermatitis reaction on skin too.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan adanya proses fotoelektrodegradasi terhadap zat warna tekstil, konsentrasi zat warna tersebut dapat menurun sehingga air limbah dapat dibuang ke

PERANCANGAN ALAT BANTU PROSES PENCELUPAN ZAT WARNA DAN PENGUNCIAN WARNA PADA KAIN BATIK SEBAGAI USAHA MENGURANGI INTERAKSI DENGAN ZAT KIMIA DAN MEMPERBAIKI

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kapasitas adsorpsi dengan variasi kecepatan pengadukan dan waktu kontak terhadap penurunan zat warna, mempelajari efisiensi

Dalam hal ketahanan luntur terhadap keringat, zat warna reaktif dan azo jika digunakan pada material katun dan sutera memiliki kualitas perubahan warna yang sama baik

Industri batik merupakan salah satu penghasil limbah cair tertinggi yang berasal dari proses pewarnaan atau pencelupan. Pada penelitian ini limbah batik artifisial

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan berat TiO2 dan KA, serta lama waktu penyinaran terhadap aktivitas fotodegradasi zat warna metanil

Sifat-sifat dari zat warna dispersi secara umum dapat ditunjukkan dalam sifat kimia antara lain dalam bentuk dispersi dapat mencelup serat hidrofob; kebanyakan zat warna

Pada penelitian ini, parameter yang digunakan untuk mengkaji desorpsi zat warna azo jenis Remazol Black B dari membran PEC kitosan-pektin adalah variasi waktu