i
ATURAN CUTI DOSEN
ii
ATURAN CUTI DOSEN
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag.
Ketua
Dr. Moh. Roqib, M.Ag.
Anggota Dr. Jamal, M.Ag. Dr. Munjin, M.Pd.I. Dr. Rohmad, M.Pd.
Dr. Supriyanto Drs. Asdlori, M.Pd.I.
Dr. Suwito, M.Ag. Dr. Hj. Naqiyah, M.Ag.
Toifur, S.Ag., M.Si.
Editor
Abdul Wachid B.S., S.S., M.Hum.
Penerbit
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto Telp. 0281-635624, Fax. 0281-636553
All Right Reserved
iii
KATA PENGANTAR
Dosen yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karena dosen yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah itu adalah PNS, maka dosen itu mendapatkan ketentuan cuti sama dengan ketentuan cuti PNS, seperti antara lain mendapatkan cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, dan sebagainya. Dosen juga mendapatkan cuti tambahan seperti cuti studi yang bertujuan untuk studi dan penelitian atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan/ atau olahraga (untuk dosen).
Mengenai status liburan yang diterima oleh dosen yang mendapat liburan menurut peraturan perundang- undangan, maka liburan tersebut disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan. Ini berarti mengambil liburan dosen sama dengan mengambil cuti tahunan bagi PNS. Cuti bagi dosen yang ditugaskan di IAIN Purwokerto yang bukan bagian dari kementerian atau lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan kecuali cuti di luar tanggungan negara.
Semoga aturan tentang cuti bagi dosen ini bermanfaat. Selaku penyusun, kami mohon maaf apabila dalam panduan ini ada kekurangan dan kesalahan. Atas perhatian dan kerjasama semua pihak, kami ucapkan terimakasih.
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
TIM PENYUSUN ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI... iv
SK REKTOR... 1
BAB I KETENTUAN UMUM ... 2
BAB II CUTI DOSEN DI LINGKUNGAN IAIN PURWOKERTO .... 3
Bagian Pertama Jenis Cuti ... 3
Bagian Kedua Cuti Tahunan ... 4
Bagian Ketiga Cuti Besar ... 5
Bagian Keempat Cuti Sakit... 6
Bagian Kelima Cuti Bersalin ... 8
Bagian Keenam Cuti karena Alasan Penting ... 9
1
KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
NOMOR 18 TAHUN 2017
TENTANG
ATURAN CUTI BAGI DOSEN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO TAHUN 2017
REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO Menimbang : Bahwa untuk memberikan pedoman bagi seluruh
pelaksanaan kegiatan pada Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, sekaligus sebagai alat kontrol bagi kegiatan civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, maka perlu menetapkan Aturan Cuti Bagi Dosen Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Tahun 2017.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003; 2. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012; 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
2009;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010;
2
6. Peraturan Pemerintah RI Tahun Nomor 139 Tahun 2015;
7. Peraturan Menteri Agama RI Tahun Nomor 139 Tahun 2015;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Purwokerto;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 61 tahun 2016 tentang Renstra IAIN Purwokerto.
MEMUTUSKAN Menetapkan :
Pertama : Aturan Cuti bagi Dosen Institut Agama Islam Negeri Purwokerto tahun 2017.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan Rektor IAIN Purwokerto ini yang dimaksud dengan cuti dosen di lingkungan IAIN Purwokerto, selanjutnya disingkat dengan cuti, adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Pasal 2
3
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 3
Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah Rektor IAIN Puwokerto yang selanjutnya mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain di lingkungan IAIN Purwokerto untuk memberikan cuti.
BAB II
Cuti Dosen di Lingkungan IAIN Purwokerto
Bagian Pertama Jenis Cuti
Pasal 4
Cuti terdiri dari: a. Cuti Tahunan; b. Cuti Besar; c. Cuti Sakit; d. Cuti bersalin;
4
Bagian Kedua Cuti Tahunan
Pasal 5
(1) Dosen IAIN Purwokerto yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. (2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 hari kerja.
(3) Untuk mendapatkan cuti tahunan Dosen IAIN Purwokerto yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
(4) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Pasal 6
Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 12 hari.
Pasal 7
5
Bagian Ketiga Cuti Besar
Pasal 8
(1) Dosen yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan.
(2) Dosen yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
(3) Untuk mendapatkan cuti besar, dosen yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Pasal 9
Cuti besar dapat digunakan oleh dosen yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama.
Pasal 10
6
Bagian Keempat Cuti Sakit
Pasal 11
Setiap Dosen IAIN Purwokerto yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
Pasal 12
(1) Dosen yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya.
(2) Dosen yang yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa dosen yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.
(3) Dosen yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa dosen yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan menyertakan surat keterangan dari rumah sakit.
(4) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud ayat (3) antara lain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain yang dipandang perlu.
(5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) bulan.
7
(7) Dosen yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka sebagaimana dimaksud ayat (6) harus menunjuk pengganti pelaksana beban kerjanya.
(8) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan dosen yang bersangkutan tidak sembuh dari penyakitnya, maka diberhentikan dengan hormat.
Pasal 13
(1) Dosen wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 (satu) bulan.
(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat (1), dosen yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.
Pasal 14
Dosen yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapatkan perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.
Pasal 15
Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 sampai dengan 13, dosen yang bersangkuta menerima
8 Pasal 16
(1) Cuti sakit sebgaimana dimaksud ayat 10 sampai dengan 13, kecuali yang dimaksud dalam pasal 10 ayat 1 diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
(2) Cuti sakit yang dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) cukup dicatat oleh pejabat yang mengurusi kepegawaian.
Bagian Lima Cuti Bersalin
Pasal 17
(1) Untuk persalinan anak yang pertama, kedua, dan ketiga, dosen wanita berhak atas cuti bersalin.
(2) Untuk persalinan anak yang keempat dan seterusnya, kepada dosen diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
(3) Lamanya cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan dua (2) adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
Pasal 18
(1) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Dosen wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
9 Pasal 19
Selama menjalankan cuti bersalin dosen wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.
Bagian Keenam Cuti karena Alasan Penting
Pasal 20
Yang dimaksud alasan penting adalah:
a. Ibu, bapak, isteri/ suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia;
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku dosen yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;
c. Melangsungkan perkawinan yang pertama;
d. Alasan penting lainnya yang ditetapakan kemudian oleh presiden.
Pasal 21
(1) Dosen berhak atas cuti karena alasan penting.
10
Bagian ketujuh Penutup
Pasal 22
1. Ketentuan lain yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan diatur tersendiri dalam keputusan dan aturan pelaksanaan lainnya.
2. Keputusan ini berlaku mulai Pebruari 2017, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Purwokerto Pada Tanggal : 15 Februari 2017 Rektor,