• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKSELERASI PERTUMBUHAN WILAYAH DARI SISI PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "AKSELERASI PERTUMBUHAN WILAYAH DARI SISI PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

AKSELERASI PERTUMBUHAN WILAYAH

DARI SISI PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN SEKTOR

PERTANIAN DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Oleh

Anhulaila M. Palampanga

(Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako)

ABSTRAK

Sektor Pertanian termasuk unggulan di Kabupaten Parigi Moutong khususnya sub sektor tanaman pangan(padi) dan sub sektor perkebunan (kakao) Untuk mengembangkan komoditi unggulan berdasarkan analisis SWOT, ditemukan beberapa strategi untuk pengembangan komoditas unggulan seperti padi dan kakao dengan strategi SO, yaitu : (a) Merumuskan kebijakan pengembangan sumber daya alam khususnya pertanian berdasarkan kesesuaian lahan dengan tanaman yang akan dikembangkan, (b) Mengoptimalkan produksi dengan meningkatkan produktivitas melalui program intensifikasi dan extensifikasi, (c) Merumuskan kebijakan penanaman modal melalui program kemitraan.

Kata Kunci: Pertumbuhan wilayah, Komoditi Unggulan, Sektor Pertanian

1. PENDAHULUAN

Perkembangan suatu wilayah tidak terlepas dari kemampuan daya dukung sumberdaya yang dimiliki di mana manusia (penduduk) mempunyai posisi penting selain faktor produksi seperti lahan atau yang lainnya; dalam kenyataannya wilayah yang memiliki jumlah penduduk yang banyak belum serta merta mampu membangun ekonominya. Belum mampu artinya sumberdaya manusia tanpa keterampilan yang memadai maka perkembangan wilayah tersebut cenderung lambat. Hal ini menggambarkan perkembangan wilayah secara otomatis diikuti dengan perkembangan penduduk yang pesat dibarengi dengan skill yang memadai. Semakin cepat pertumbuhan penduduk berdampak pada berbagai aspek, baik itu aspek ekonomi, sosial maupun daya dukung suatu wilayah. Aspek wilayah sangat penting khususnya untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok penduduk,

sedangkan aspek sosial berkaitan erat dengan pengetahuan, ketrampilan,dan kesehatan serta kemampuan daya dukung suatu wilayah.

(2)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011 lebih tepat guna dan berhasil guna,

terutama perencanaan untuk pengembangan hasil-hasil pertanian khususnya komoditi unggulan

Ada dua masalah pokok yang dikemukakan dalam kajian ini adalah : 1. Komoditi pertanian apa saja yang

tergolong unggulan dalam mendukung pertumbuhan wilayah Kabupaten Parigi Moutong;

2. Strategi apa yang cocok untuk pengembangan komoditi unggulan sektor pertanian, berkaitan dengan percepatan pertumbuhan wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

B. BERBAGAI KONSEP PENDUKUNG

1. Komoditi Unggulan

Pengembangan komoditas unggulan hendaknya menjadi sebuah konsep pembangunan perekonomian di suatu wilayah. Pentingnya penetapan komoditas unggulan di suatu wilayah didasarkan pada pertimbangan ketersediaan dan kapabilitas sumber daya (alam, modal & sumberdaya manusia).

Rahmat Hendayana dalam syafaat dkk (2003), mengemukakan bahwa komoditas unggulan adalah komoditas yang memiliki keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi penawaran maupun permintaan. Dari sisi penawaran komoditas dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik domestik maupun internasional.

Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi

perdagangan. Langkah menuju efisiensi dapat ditempuh dengan mengembangkan komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi penawaran maupun permintaan.

2. Konsep Daya Saing

Soeriotno (2006), mengemukakan bahwa daya saing sebuah komoditas tergantung kepada kapasitas usaha untuk berinovasi dalam berproduksi dan pemasaran. Suatu komoditas memperoleh keunggulan komparatif & kompetitif dilihat dari segi kommponen-komponen yang bisa membuatnya unggul. Sebab ketangguhan sektor pertanian tercermin dalam kemampuan pelaku pembangunan pertanian dalam mendorong terwujudnya suatu sistem pertanian secara berkelanjutan.

Menurut Afiff (1994), keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara dengan melakukan spesialisasi terhadap barang-barang yang menetapkan harga relatif lebih rendah daripada negara lain. Komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif berarti komoditas yang paling efisien dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat menghemat devisa.

Sudaryanto, dkk (1993), mengemukakan bahwa keunggulan komparatif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar devisa yang dapat dihemat apabila suatu komoditas diproduksi di dalam negeri dan merupakan ukuran keunggulan potensial, sementara kompetitif yaitu merupakan pengukur daya saing suatu kegiatan pada kondisi perekonomian aktual.

3. Teori Pertumbuhan Wilayah

(3)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011 maka akan dikemukakan beberapa teori

yang mendukung konsep pengembangan wilayah ditinjau dari aspek ekonomi yaitu : (1) Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan perkapita, geografis dan sebagainya. Daerah dalam pengertian seperti ini disebut daerah Homogen; (2) Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengertian ini disebut daerah Nodal; (3) Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah satu administrasi tertentu seperti satu provinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Jadi daerah di sini didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Daerah dalam pengertian seperti ini dinamakan daerah perencanaan atau daerah administrasi. (Lincolyn Arsyad, 1999;108).

Perkembangan teori pertumbuhan wilayah dimulai dari model dinamika wilayah yang sederhana sampai dengan model yang lebih komprehensif. Teori-teori tersebut meliputi Teori-teori resource endowment, teori export base, teori pertumbuhan wilayah neoklasik, model teori ketidakseimbangan.

4. Teori Export Base

Teori Export Base atau teori economic base, pertama kali dikembangkan oleh C. North (1955). Menurut North, pertumbuhan wilayah jangka panjang bergantung pada kegiatan industri ekspornya. Kekuatan utama dalam pertumbuhan wilayah adalah permintaan eksternal akan barang dan

jasa. Permintaan eksternal ini, mempengaruhi penggunaan modal, tenaga kerja dan teknologi untuk menghasilkan komoditas ekspor. Dengan kata lain, permintaan komoditas ekspor akan membentuk keterkaitan ekonomi, baik ke belakang (kegiatan produksi) maupun ke depan (sektor pelayanan). Suatu wilayah memiliki sektor ekspor itu menghasilkan keuntungan dalam memproduksi barang dan jasa, mempunyai lokasi pemasaran yang unik dan mempunyai beberapa tipe keuntungan transportasi. Dalam perkembangannya, perekonomian wilayah cenderung membentuk kegiatan pendukung yang dapat menguatkan posisi yang menguntungkan dalam sektor-sektor di wilayah itu. Penekanan teori ini ialah pentingnya keterbukaan wilayah yang dapat meningkatkan aliran modal dan teknologi yang dibutuhkan untuk kelanjutan pembangunan wilayah.

Beberapa sasaran export base sebagai teori umum pembangunan ekonomi wilayah adalah (i) Teori economic base lebih, diperuntukkan bagi wilayah-wilayah kecil dengan ekonomi sederhana dan untuk penelitian jangka pendek tentang pengembangan ekonomi wilayah, dan (ii) Teori economic base gagal menjelaskan bagaimana pengembangan wilayah dapat terjadi walaupun terjadi penurunan ekspor.

C. LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini terkait dengan berbagai aspek, sehingga untuk membatasi kajian maka lingkup bahasan diarahkan pada : Kajian untuk mencari strategi yang tepat bagi pengembangan komoditi unggulan di

Kabupaten Parigi Moutong, sehingga berdampak pada pertumbuhan wilayah di Kabupaten Parigi Moutong;

(4)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011 1. Perkembangan dan pertumbuhan

Kabupaten Parigi Moutong sudah berdasarkan kemampuan sumberdaya lokal, namun masih perlu strategi pengembangan yang terarah dan berkelanjutan (Suistanable);

2. Beragamnya potensi sumberdaya alam yang dapat dijadikan sebagai komoditi unggulan di Kabupaten Parigi Moutong;

3. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang terjadi nampaknya belum bertumpuh pada suatu atau beberapa sektor unggulan;

1. Populasi dan Sampel A) Populasi

Objek penelitian, yakni pelaku usaha (rumah tangga petani) yang bergerak pada sub-sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perkebunan kurun waktu 4 tahun terakhir.

a. Pelaku usaha yang mengelola komoditi-komoditi setiap subsektor basis atau yang potensi menjadi unggulan;

b. Kepala Dinas instansi yang terkait dengan sektor atau sub sektor yang mempunyai kontribusi besar dalam PDRB Kabupaten.

B) Sampel

Penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu : Teknik Purposive Sampling melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap pertama, penentuan kecamatan terpilih, dilakukan secara purposive (secara sengaja) berdasarkan hasil kajian literatur dan pertimbangan geografis. Adapun kecamatan terpilih adalah Kecamatan Sausu (Kontribusi sektor pertanian 72,00 %), Kecamatan Parigi Selatan (Kontribusi sektor pertanian 68,77 %), Kecamatan Toribulu (Kontribusi

sektor pertanian 68,29 %), Kecamatan Bolano Lambunu (Kontribusi sektor pertanian 64,76 %).

2. Tahap Kedua, menentukan desa terpilih berdasarkan potensi paling besar untuk komoditi-komoditi yang diteliti pada setiap kecamatan terpilih. Adapun desa terpilih setiap kecamatan seperti disajikan dalam tabel 1.

(5)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Petani Terpilih Menurut Kecamatan dan Desa, Tahun 2007

No. Kecamatan Desa

Jumlah Sampel Rumah Tangga Petani 964 91

Sampel ditetapkan secara

proporsional dengan menggunakan

rumus (Nasir,1989: 38) sebagai berikut :

Dimana : dengan menggunakan persentase terkecil

yaitu sebesar 10 %.

Teknik analisis LQ merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor/subsektor kegiatan tertentu, tapi cara ini belum memberikan kesimpulan akhir. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien dengan menggunakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) masing-masing sektor yang dijadikan sebagai kriteria. Perbandingan relatif ini dinyatakan secara matematis (Lincolin Arsyad,1999:142), sebagai berikut :

LQ =

Kabupaten Parigi Moutong

S = Jumlah NTB semua sektor di Kabupaten Parigi Moutong

Ni = Jumlah NTB sektor i di Provinsi

Sulawesi Tengah

N = Jumlah NTB semua sektor di Provinsi Sulawesi Tengah

(6)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011 - Apabila LQi > 1 mengindikasikan

potensi sektor i tersebut cukup besar atau sektor basis (B)

- Apabila LQi < 1 mengindikasikan potensi sektor i tersebut tidak besar atau sektor non basis (NB).

b) Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif dilakukan untuk dapat mengakumulasi dan menjustifikasi data-data kualitatif yang tidak dapat dikuantitatifkan, tapi berpengaruh sebagai variabel penelitian. Salah satu bentuk analisis deksriptif yaitu dengan teknik analisis SWOT (Strength, Weakneses, Opportunities, and Threat).

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan suatu objek, dalam hal ini adalah strategi pengembangan komoditi unggulan sektor pertanian.

Rangkuti (2006:18,21), mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah bagian dari proses perencanaan strategi yang dilakukan dalam tiga tahap pengumpulan data, analisis dan pengambilan keputusan. Dalam tahap pengumpulan data, dilakukan pengklarifikasian data eksternal dan internal. Adapun analisis faktor strategis eksternal maupun internal, sebagai berikut :

1. Analisis Faktor Strategis Eksternal

Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi.

Setelah mengetahui faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :

1) Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1;

2) Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1; 3) Menghitung rating dalam (dalam

kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1;

4) Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor;

5) Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi pada diagram analisa SWOT.

(7)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

Tabel 2. Faktor-Faktor Strategis Eksternal (EksternalStrategic Factors Analysi Summary/EFAS)

Faktor-faktor

Strategis Eksternal Bobot Rating

Skor (Bobot x Rating)

Peluang

(Opportunities/O) :

1. Peluang 1 2. Peluang 2

bobot peluang 1

bobot peluang 2

rating peluang 1

rating peluang 2

Jumlah O a B

Ancaman (Threats/T) :

1. Ancaman 1 2. Ancaman 2

bobot ancaman 1

bobot ancaman 2

rating ancaman 1

rating ancaman 2

Jumlah T c D

T o t a l (a+c) = 1 (b+d)

Sumber : Rangkuti, 2006

2. Analisis Faktor Strategis Internal

Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk

(8)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

Tabel 3. Faktor-Faktor Strategis Internal (InternalStrategic Factors Analysis

Summary/IFAS)

Faktor-faktor

Strategis Internal Bobot Rating

Skor (Bobot x

Rating)

Kekuatan (Stregths/S) :

1. Kekuatan 1 2. Kekuatan 2

bobot kekuatan 1

bobot kekuatan 2

rating kekuatan 1

rating kekuatan 2

Jumlah S a B

Kelemahan (Weaknesses/W):

1. Kelemahan 1

2. Kelemahan 2

Bobot kelemahan 1

bobot kelemahan 2

rating kelemahan 1

rating kelemahan 2

Jumlah W c D

T o t a l (a+c) = 1 (b+d)

Sumber : Rangkuti, 2006

Selanjutnya berdasarkan analisis faktor-faktor strategis eksternal dan internal, maka disusun matriks SWOT yang dikembangkan adalah matriks TOWS. Dalam matriks TOWS tampaknya lebih mendahulukan analisis ancaman dan peluang untuk kemudian melihat sejauhmana kapasitas internal sesuai dan cocok dengan faktor-faktor eksternal tersebut. Strategi mendapatkan matriks TOWS terdiri atas empat strategi yang akan ditampilkan :

1) Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkup eksternal.

2) Strategi WO bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.

3) Strategi ST digunakan untuk menghindari atau paling tidak memperkecil dampak ancaman yang akan datang dari luar.

4) Strategi WT digunakan untuk memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

(9)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

Matriks Analisis SWOT Internal

Eksternal

Strenghts (S)

Susunan daftar kekuatan

Weaknesses (W) Susunan daftar kelemahan

Opportunities (O)

Susunan daftar peluang

Strategi SO

Pakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Pakai kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi WT

Perkecil kelemahan dan hindari ancaman Sumber : Rangkuti, 2006

Sesuai data dan informasi awal yang dapat dari pengamatan di lapangan, maka faktor-faktor analisis SWOT adalah, sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength)

Beberapa faktor potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah kabupaten dapat dilihat sebagai aspek kekuatan (strength) pengembangan komoditi unggulan sektor pertanian Kabupaten Parigi Moutong terdiri atas :

a. Letak Geografis

Letak geografis merupakan faktor pendorong tumbuh tidaknya suatu kegiatan ekonomi, maka sehubungan dengan hal tersebut, maka tingkat aksesbilitas eksternal yang dapat mendukung pengembangan komoditi unggulan;

b. Memiliki berbagai potensi sumberdaya alam yang selama ini belum dikelola secara optimal;

c. Terdapat berbagai sarana dan prasarana yang dapat mendukung pengembangan komoditi unggulan; d. Jenis tanah termasuk dalam kategori

subur, yang masih terhampar luas dan dapat dijadikan sebagai pengembangan sektor;

e. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi sehingga dapat mempertinggi aksesbilitas, yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan komoditi unggulan.

1. Kelemahan (Weakness)

a. Pengembangan sektor yang berorientasi ekspor masih relatif rendah, baik oleh pemerintah maupun oleh pelaku dunia usaha;

b. Pembinaan terhadap dunia usaha kecil dan menengah oleh pemerintah masih relatif rendah, sehingga kualitas produk masih rendah pula; c. Pelaku dunia usaha masih berusaha

pada kegiatan yang bernuansa lokal, nampak belum mengarah produk bernuansa ekspor;

d. Belum terdapatnya kebijakan pada tingkat Pemerintah yang mengarah ke masyarakat, swasta dan pelaku dunia usaha, tentang pentingnya pengembangan komoditi unggulan.

2. Kesempatan (Opportunity)

a. Terjaminnya pasar dari produksi komoditi unggulan secara berkelanjutan baik dalam negeri maupun luar negeri;

(10)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011 c. Peningkatan sarana dan prasarana

dasar dalam wilayah seperti telepon, air, listrik, jalan, parkir, dan lain-lain, dari tahun ke tahun meningkat;

d. Adanya program pemanfaatan limbah dari produksi pertanian seperti komoditi kakao sebagai pakan ternak; e. Tersedianya sumber pembiayaan baik

yang berasal dari lembaga perbankan maupun non bank;

f. Tersedianya sarana informasi guna meningkatnya promosi mulai tingkat regional, nasional sampai ke tingkat international melalui media cetak seperti pembuatan buku penuntun/booklet dalam berbagai bahasa media elektronik melalui televisi dan internet.

4. Ancaman (Treath)

a. Banyaknya produksi komoditi unggulan di pasar regional maupan internasional yang berasal dari daerah lain;

b. Penyediaan dan distribusi pupuk yang tidak berjalan dengan baik;

c. Tidak terjaga kestabilan harga, akibat krisis ekonomi atau keuangan baik lokal maupun international;

d. Adanya penurunan konsumsi hasil produk primer (pertanian) akibat turunnya daya beli masyarakat.

D. PEMBAHASAN

1. Penentuan Komoditas Unggulan

Tahapan awal penentuan komoditas unggulan Kabupaten Parigi Moutong dilakukan terlebih dahulu dengan mengindentifikasi sektor basis. Dari 9 sektor dilakukan penghitungan dengan metode LQ dihasilkan terdapat empat sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi dengan kriteria nilai LQ > 1 sebagai berikut:

Tabel 4. Sektor Basis Berdasarkan Perhitungan LQ Kabupaten Parigi Moutong

Sektor Ekonomi

NTB (Juta Rp)

LQ Parigi

Moutong

Sulawesi Tengah

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 2 553 698 11 896 679 1.26

2. Pertambangan & Penggalian 79 027 1 166 251 0.39 3. Industri Pengolahan 339 972 2 108 897 0.95 4. Listrik, Gas & Air Bersih 9 320 174 633 0.31 5. Bangunan 362 535 1 762 747 1.21 6. Perdag., Hotel & Restoran 706 150 3 348 777 1.24 7. Pengangkutan & Komunikasi 369 959 1 949 036 1.12 8. Keu. Persewaan, & J. Prsh 44 505 1 283 392 0.20 9. Jasa-Jasa 322 849 4 461 090 0.43

PDRB 4 788 014 28 151 502

Sumber : Diolah dari data BPS, Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka

Atas dasar sektor unggulan tersebut kemudiandilakukan analisis tentang strategi yang tepat untuk pengembangan

(11)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

2. Strategi dan Pengembangan Komoditas Unggulan

Dalam penentuan strategi dan pengembangan komoditas unggulan (metode penentuan komoditi unggulan tidak disajikan seperti metode skoring, AHP), maka perumusan strategi yang tepat bagi pengembangan komoditi unggulan dilakukan dengan metode SWOT. Langkah awal yaitu penentuan faktor-faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi usahatani komoditi Padi (Tanaman Pangan) dan Kakao (Perkebunan) sebagai komoditi unggulan.

Mengikuti langkah-langkah dan kaidah perhitungan SWOT maka diperoleh kesimpulan bahwa:

a. Komoditi Padi

Dari matriks faktor-faktor strategi internal dan matriks faktor–faktor strategi eksternal dapat diketahui bahwa posisi internal dan eksternal usaha tani komoditi Padi dalam posisi kuadran I (1,05; 0,69). Gambar 4.2 menujukkan posisi usaha tani komoditi padi

Peluang

Posisi Usaha Tani Padi (1,05;0,69)

Kuadran III Kuadran I

Kelemahan Kekuatan

Kuadran IV Kuadran II

Ancaman

Gambar 4.2 Posisi Kuadran Usaha Tani Padi

Dari hasil analisis melalui matriks SWOT diperoleh alternatif strategi bagi pengembangan komoditi Padi di Kabupaten Parigi Moutong, yang merupakan kombinasi (pencocokan) antara kekuatan - peluang, kekuatan - ancaman, kelemahan - ancaman dan kelemahan - peluang.

Penentuan alternatif strategi yang tepat berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang berada pada

(12)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011

b. Komoditi Kakao

Dari matriks faktor-faktor strategi internal dan matriks faktor–faktor strategi eksternal (diolah secara terpisah) dapat diketahui bahwa posisi internal dan

eksternal usaha tani komoditi kakao dalam posisi kuadran I (1,05; 1,13). Gambar berikut menujukkan posisi usaha tani komoditi kakao:

Peluang

Posisi Usaha Tani kakao (1,05;1,13)

Kuadran III Kuadran I

Kelemahan Kekuatan

Kuadran IV Kuadran II

Ancaman

Gambar 4.3. Posisi Kuadran Usaha Tani Kakao

Strategi yang tepat berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang berada pada posisi kuadran I adalah strategi SO, yaitu : (1) Merumuskan kebijakan pengembangan sumber daya alam khususnya pertanian (kakao) berdasarkan kesesuaian lahan dengan tanaman yang akan dikembangkan, (2) Mengoptimalkan produksi biji kakao dengan meningkatkan produktivitas melalui program intensifikasi dan extensifikasi, (3) Merumuskan kebijakan penanaman modal melalui program kemitraan guna mendukung pasca panen biji kakao.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sektor Pertanian termasuk unggulan di Kabupaten Parigi Moutong khususnya sub sektor tanaman pangan(padi) dan sub sektor perkebunan (kakao)

(13)

Jurnal PERSEPSI, Edisi No.2/Thn.XV/Juli Desember 2011 yang akan dikembangkan, (b)

Mengoptimalkan produksi dengan meningkatkan produktivitas melalui program intensifikasi dan extensifikasi, (c) Merumuskan kebijakan penanaman modal melalui program kemitraan.

DAFTAR PUSTAKA

Affif Faisal, 1994. Menuju Pemasaran Global. Trend Pemasaran Internasional Ersco, Bandung.

Blake J.E., 1994. Planing Local Economic Development, Theory and practice, second edition, Sage Publication, London .

Hasan M I.,2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta

Iskandar S., 1999. Kebijaksanaan Pendayagunaan Sumber daya Lahan untuk Pengembangan Wilayah,UI Press, Jakarta

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, PT. Graemdia Widiasarana Indonesia,Jakarta.

Nasir, M. 1989, Metode Penelitian, Gahlia, Indonesia

Patta Tope,2006. Komoditi Unggulan Sektor Pertanian di Kawasan Sentra Produksi kabupaten Banggai Kepulauan. Jurnal Agroland, Vol. 13 No. 1 Maret 2006, Hal. 53-58.

Rahmat Hendayana, 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditi Unggulan. Jurnal Informatika Pertanian Bogor 2003.

Rangkuti Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka Binaman Pressindo,Jakarta Soetriono,2006. Daya Saing Pertanian

Dalam Tinjauan Analisis. Bayu Media Publishing. Malang Jawa Timur.

Sugiyono, 2007. Statistik Non Parametrik. CV. Alfabeta, Bandung Wiroatmojo P.,2005. Otonomi Dan

Pembangunan Daerah. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

B. Dokumen

Gambar

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Petani Terpilih Menurut Kecamatan
Tabel 2.  Faktor-Faktor Strategis Eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysi
Tabel  3.  Faktor-Faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis
Tabel 4.  Sektor Basis Berdasarkan Perhitungan LQ Kabupaten
+3

Referensi

Dokumen terkait

Memenuhi Terdapat Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (RKUPHHK-HA) Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode 2011 – 2020 sesuai dengan

a) Aspek Hukum Teknis Substansi yang pertama ialah persoalan teknikal atau aspek teknologi (Technology aspect). Tergolong dalam substansi hukum pertama adalah hal-hal

Film dokumenter, tidak seperti halnya film fiksi (cerita), merupakan sebuah rekaman peristiwa yang diambil dari kejadian yang nyata atau sungguh-sungguh terjadi.. Definisi

Buku teks pelajaran ini telah dinyatakan layak berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 148/P/2016 Tahun 2016 Tanggal 1 Juli 2016

Demikian yang dapat saya sampaikan, saya harap UASBN dapat berjalan dengan lancar dan semoga anak-anak kita bisa berhasil dalam ujian nanti.. Penggalan pidato tersebut termasuk

Dengan demikian penulis perlu mengkaji penelitian ini untuk mengetahui kebenaran adanya singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi

Pelanggaran atas pencemaran perairan mengakibatkan tanggung jawab mutlak bagi si pelaku, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 35 Ayat 1 UU No.23 Tahun 1997

Dari abad ke-15 dan seterusnya, etimologi telah berubah dari makna- nya dalam kepurbakalaan klasik dari makna kata yang sebenarnya menuju suatu pencaharian sejarah