Fakultas Ilmu Komputer
1152
Analisis Faktor - Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan
Smartphone
Dengan Menggunakan Metode
Structural Equation Modeling
(SEM)
Nungki Dwi Prastanti1, Ari Kusyanti2, Andi Reza Perdanakusuma3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1135150401111081@ub.ac.id, 2ari.kusyanti@ub.ac.id, 3andireza@ub.ac.id
Abstrak
Smartphone adalah sebuah telepon yang internet-enabled yang menyediakan fungsi Personal Digital Assistant (PDA) seperti fungsi kalender, kalkulator, buku alamat, buku agenda, dan catatan. Selain itu, smartphone juga didefinisikan sebagai salah satu evolusi teknologi yang berupa perangkat untuk memenuhi keinginan penggunanya. Teknologi smartphone telah diadopsi oleh berbagai macam sektor industri misalnya, bank, kesehatan, kuliner, transportasi yang akan meningkatkan pengalaman pengguna terhadap teknologi baru. Smartphone menjadi salah satu barang yang penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Menggunakan smartphone berbagai pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah, lebih cepat dan tentunya lebih praktis. Banyak keuntungan yang bisa diambil dari penggunaan smartphone. Hal ini membuat masyarakat tanpa ragu membeli dan menggunakan smartphone. Keinginan untuk menggunakan smartphone dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fakor – faktor yang mempengaruhi penggunaan smartphone dengan menggunakan 8 varibel konstruk. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada 248 pengguna smartphone. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Dari proses analisis dengan metode Structural Equation Modeling (SEM) dapat disimpulkan bahwa kecocokan model penelitian dengan data penelitian adalah baik karena hasil pengujian telah memenuhi kriteria Goodness Of Fit Indieces. Serta faktor yang berpengaruh positif terhadap minat penggunaan smartphone (Behavioral Intention) yang nantinya akan berpengaruh terhadap variabel Actual Use of Smartphone adalah Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Perceived Trust.
Kata Kunci: Smartphone, SEM, Actual Use of Smartphone
Abstract
Smartphone is an internet-enabled phone which provides a Personal Digital Assistant (PDA) functions such as a calendar, calculator, address book, diary, and notes. In addition, smartphone also defined as one of the technological evolution in the form of devices to meet the desires of its users. Smartphone technology has been adopted by many industrial sectors, such as, banks, health care, food, transportation which will improve user experience toward new technologies. Smartphones become one of the important things and desperately needed by Indonesian people at this moment. Using the smartphone, variety of work can be done more easily, faster and certainly more practical. Many benefits to be gained from the use of smartphone. That is encourage people to buy and use a smartphone. The desire to use a smartphone is influenced by various factors. This study aims to identify factors that affect the use of smartphones by using eight variables constructs. Data were collected by distributing online questionnaires to 248 smartphone users. Structural Equation Modeling (SEM) is used as data analysis method. From the analysis process using Structural Equation Modeling (SEM) can be concluded that the research model has a good fit level with research data because the test results show if the value of Goodness of Fit Indieces have met the criteria. In addition, the result of this study indicates that the factors which have positive affect toward Behavioral Intention to use smartphone that will affect the variable actual use of smartphone are Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Perceived Trust.
1. PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 telah mencapai lebih dari 250 juta jiwa, dimana jumlah penduduk yang besar ini, menjadikan Indonesia pasar yang besar untuk smartphone. Sebuah Lembaga Riset Digital Marketing Emarketer juga memperkirakan pada tahun 2018 pengguna smartphone di Indonesia akan mencapai lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah pengguna smartphone yang sangat besar tersebut maka Indonesia akan menjadi negara ke 4 yang memiliki pengguna smartphone terbesar di dunia setelah China, India dan Amerika (Kominfo, 2015). Dengan adanya smartphone masyarakat bisa menyelesaikan banyak pekerjaan. Misalnya melakukan urusan finansial melalui transaksi pada aplikasi mobile banking, melakukan diskusi dengan sosial media yang ada (LINE, Whatsapp, BlackBerry Messenger) dan lain - lain. Menggunakan smartphone pekerjaan menjadi lebih mudah, lebih cepat dan tentunya lebih praktis.
Selain banyaknya keuntungan dari penggunaan smartphone, juga ada beberapa masalah keamanan pada smartphone yang mengakibatkan hilangnya atau tercurinya data pribadi pengguna. Padahal smartphone merupakan tempat untuk menyimpan data – data penting pengguna (daftar kontak, sering untuk melakukan log in ke sosial media, dan berisi daftar password). Hilangnya data pribadi ini karena terjadinya peretasan atas sistem keamanan yang sudah di pasang pada smartphone ataupun bisa juga karena smartphone terserang malware.
Maka dari itu, seharusnya sekarang ini pengguna juga harus mulai peduli dengan kemanan dan privasi pada smartphone yang dimilikinya. Privasi dan keamaan dari smartphone juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan pengguna terhadap smartphone. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, kepercayaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi minat pengguna dalam menggunakan suatu teknologi ataupun sistem informasi (Al-Sharafi, et al., 2016).
Selain faktor keamanan, privasi dan kepercayaan ada faktor – faktor penting lain yang mempengaruhi keinginan pengguna dalam menggunakan smartphone. Menurut TAM, pengguna mengevaluasi suatu teknologi berdasarkan kemudahan penggunaan dan juga manfaat yang didapatkan dari suatu sistem. Jika
sistem mudah digunakan dan berguna bagi penggunanya, maka keinginan untuk menggunakan sistem tersebut semakin besar (Chung & Chun, 2011). Faktor lainnya adalah fungsionalitas (functionality) dan juga pengaruh kelompok sosial (social peers/social network). Dengan disediakannya fungsionalitas pada smartphone, pengguna akan merasa smartphone merupakan barang yang berguna (usefull) karena dapat membantu pekerjaannya. Selain itu, kelompok sosial pada lingkungan pengguna juga akan mempengaruhi keinginan pengguna dalam menggunakan smartphone. Menurut Social Influence Theory, pengguna akan membeli dan menggunakan smartphone yang populer dikalangan sosial nya (Chung & Chun, 2011). Penelitian ini mengadaptasi dari beberapa penelitian sebelumnya antara lain penelitian oleh Lazim dan Sasitharan (2016), Chung & Chun (2011) serta Al-sharafi et al. (2016).
Dari latar belakang diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan smartphone dengan menggunakan 8 konstruk yaitu perceive usefulness, perceive ease of use, functionality, behavioral intention, perceive security, perceive privacy, dan perceive trust.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Technology Acceptance Model (TAM)
Halim Mad Lazim dan Sasitharan (2014) menggunakan metode TAM untuk mengetahui pengaruh presepsi kegunaan (perceive usefulness) terhadap penerimaan teknologi smartphone dikalangan orang dewasa di Malaysia. Penelitian Lazim dan Sasitharan menggunakan 3 variabel yaitu Perceive Usefulness, Perceive Ease of Use, dan Behavioral Intention.
2.2 Technology Acceptance Model (TAM) dan Diffusion Of Innovation (DOI)
2.3 Technology Acceptance Model (TAM),
Security, Privacy dan Trust
Mohammed A. Al-Sharafi at al. (2016), menggunakan metode TAM yang kombinasikan dengan perceive security, perceive privacy, dan trust. Konstruk dasar TAM yang digunakan pada penelitian ini adalah perceive usefulness dan perceive ease of use.
2.4 Definisi Setiap Konstruk
Model penelitian ini terdiri dari 8 varibel laten ditambah variabel actual use of smartphone serta 30 indikator. Berikut merupakan penjelasan setiap konstruk ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Definisi setiap konstruk
Konstruk Definisi Referensi
Perceive Usefulness
Tingkat kepercayaan individu terhadap penggunaan teknologi informasi akan dapat meningkatkan prestasinya dalam bekerja
Davis, Bagozzi & Warshaw (1989)
Perceive Ease of Use
Tingkat dimana individu percaya bahwa teknologi informasi mudah untuk dipahami.
Behavioral Intention
Kecenderungan perilaku atau sikap individu untuk tetap menggunakan suatu teknologi.
Functionalit y
fungsi atau fasilitas yang disediakan oleh smartphone. Pada variable ini terdiri dari 3
construct yaitu Percieve Application Update (PAU), Perceive Available Application (PAA), dan Willingness to Update OS (POS).
Chung & Chun (2011)
Social Network
Tingkat pengaruh kelompok sosial di lingkungan sekitar pengguna dalam memilih dan
menggunakan suatu
smartphone tertentu
Perceive Trust
Keyakinan bahwa perilaku orang lain akan sesuai dengan harapan dan keinginan orang tersebut.
Hart P., & Saunders C. (1997)
Perceive Privacy
Kepedulian pengguna tentang hilangnya informasi pribadi.
Al – Sharafi et al. (2016)
Perceive Security
Tingkat kepedulian pengguna terhadap keamanan yang menjamin kerahasiaan informasi pribadi.
3. METODOLOGI
Ada beberapa tahapan – tahapan penelitian yang harus dilakukan untuk menganalisis faktor – faktor yang memengaruhi penggunaan smartphone. Tahap – tahap penelitian dapat dilihat pada diagram alir yang disajikan pada Gambar 1. berikut ini :
Gambar 1. Alur Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Proses analisa dengan metode SEM dilakukan melalui 2 tahap, yaitu uji model struktural dengan metode CFA dan tahap yang kedua uji model pengukuran dengan path analysis.
4. HASIL
Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuisioner secara online melalui google form kepada pengguna smartphone. Jumlah responden adalah sebanyak 248 orang, sehingga telah memenuhi kriteria jumlah sampel minimal pada SEM yaitu sebanyak 200 (Sarjono & Julianita, 2011). Responden dipilih berdasarkan survei Markplus Insight (2016) yang menyatakan bahwa pengguna smartphone di Indonesia terbanyak berada pada rentang usia 15 hingga 35 tahun (Jarvis-Store, 2016). Pengambilan data dilakukan selama 3 minggu pada bulan November 2016 di kota Malang dan sekitarnya, dan 98.02% kuisioner yang kembali merupakan kuisioner valid. Rekap data kuisioner di tampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekap data kuisioner
Jenis kuisioner Jumlah sampel Kuisioner kembali 253
4.1 Hipotesis pada model penelitian
Ada 12 hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini. Berikut ini hipotesis pada penelitian yang ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hipotesis penelitian
Hipotesis Hasil H1 Diduga PerceivedUsefulness
(PU) dipengaruhi oleh
PerceivedEase of Use (PEOU),
Lazim & Sasitharan (2014); Davis (1989)
H2 Diduga PerceivedUsefulness (PU) dipengaruhi oleh
Smartphone Functionality H3 Diduga Perceived Trust (PT)
dipengaruhi oleh Perceived Usefulness (PU),
Al – Sharafi et al.
(2016); Deepika & Karpagam (2016) H4 Diduga Perceived Trust (PT)
dipengaruhi oleh Perceived Privacy (PP),
H5 Diduga Perceived Trust (PT)
dipengaruhi oleh Perceived Security (PS),
Al – Sharafi et al.
(2016); Xin Li et al. (2009) H6 Diduga Behavioral Intention
(BI) dipengaruhi oleh
Perceived Trus
Al – Sharafi et al.
(2016); Kaasinen (2005)
H7 Diduga Behavioral Intention (BI) dipengaruhi oleh
Perceived Security (PS),
Chung & Chun (2011); Ramanen (2011)
H8 Diduga Behavioral Intention (BI) dipengaruhi oleh Social Network (SN)
Chung & Chun (2011); Johnsen & Friedkin (2006) H9 Diduga Behavioral Intention
(BI) dipengaruhi oleh
Smartphone Functionality (PAU,PAA,POS),
Chung & Chun (2011); Rogers (1995)
H10 Diduga Behavioral Intention (BI) dipengaruhi oleh
Perceived Usefulness (PU),
Chung & Chun (2011); Park & Chen (2007); Davis (1989) H11 Diduga Behavioral Intention
(BI) dipengaruhi oleh
Perceived Ease Of Use (PEOU),
Lazim & Sasitharan (2014); Chung & Chun (2011) H12 Diduga Behavioral Intention
(BI) dipengaruhi oleh
Perceived Privacy (PP).
Berdasarkan hipotesis yang telah dibuat, maka digambarkan model penelitian seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Model penelitian
4.3 Pilot Study
Pada proses pilot study beberapa hal yang dilakukan adalah uji reabilitas dengan menggunakan SPSS (Chandio, 2011), identifikasi ambiguitas dan pertanyaan yang sulit, serta membuang pertanyaan yang tidak perlu, sulit atau ambigu (Teijlingen & Hundley, 2001). Data penelitian yang digunakan pada pilot study adalah minimal 30 data atau lebih (Lancaster, et al., 2002). Dari pengujian reliabilitas dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan pada kuisioner adalah reliabel dan bisa digunakan sebagai alat pengumpul data. Serta telah dilakukan proses identifikasi pertanyaan yang sulit dan membuat nya agar lebih mudah dimengerti.
4.4 Uji Data
Pengujian data pada penelitian ini dibantu dengan menggunakan SPSS dan microsoft excel untuk mengolah data dan AMOS untuk menguji kecocokan model dan hipotesis. Berikut merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk menguji hipostesis.
1. Uji missing data
Pengujian missing data pada penelitian ini menggunakan metode MCAR (Missing Completely at Random). Dari pengujian data MCAR (Missing Completely at Random) tidak ditemukan data yang tidak lengkap.
2. Sample Variance
standar deviasi lebih dari 0 untuk setiap data sehingga tidak ada data yang dihapuskan dari pengujian ini.
3. Uji outlier
Identifikasi data outlier dilakukan dengan menggunakan nilai mahalanobis distance. Dari 253 data kuisioner ada 12 data outlier, sehingga data yang bisa dianalisis pada tahap selanjutnya adalah 241 data. Dan ada 5 duplikasi data yang dihapus, jadi total data yang bisa digunakan untuk dianalisis selanjutnya adalah 236 data.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan metode Skewness dan Kurtosis. Menurut George & Mallery (2010), nilai batas untuk Skewness Statistic dan Kurtosis Statistic adalah maksimum +2 dan minimum -2 (Medrano, 2014). Kurtosis Statistic dan Skewness Statistic pada setiap variabel manifes memiliki nilai dibawah +2 dan diatas -2 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data pada penelitian ini berdistribusi secara normal dan proses analisis data dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
5. Uji Homogenitas
Berdasarkan pengujian dengan metode Levene yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sekumpulan data dari penelitian ini adalah homogen.
6. Uji Linieritas
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semua variabel yaitu PU, PEOU, SN, FN, PS, PP, dan PT memiliki hubungan yang linier dengan variabel BI yang dapat diartikan bahwa setiap ada perubahan pada variabel PU, PEOU, SN, FN, PS, PP, dan PT maka akan ada perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel BI.
7. Uji KMO (Kaiser Meyer Olkin)
Uji KMO menghasilkan nilai 0,821, serta nilai Bartlett's Test of Sphericity sebesar 3134,414 dengan signifikansi 0,000. Nilai tersebut telah memenuhi kriteria karena nilai signifikansi Bartlett's Test of Sphericity yang diharapkan adalah kurang dari 0,05 (p<0,05). Nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai uji KMO lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa data responden yang digunakan pada penelitian ini cocok untuk analisis faktor sehingga proses analisis data dapat dilanjutkan (Williams, 2012).
8. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan parameter nilai cronbach alpha. Dari pengujian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa semua instrumen reliabel.
4.5 Analisis Structural Equation Modeling
(SEM)
Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Berikut merupakan tahapan yang dilalui:
1. Uji Kecocokan Seluruh Model (Overall Model Fit)
Untuk menguji kecocokan model dengan data penelitian maka dilakukan pengujian overall model fit. Kecocokan data dan model penelitian bisa diukur dengan beberapa indikator yaitu chi-square, GFI, RMSEA, NFI, CFI, dan AGFI. Hasil pengujian overall model fit dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Goodness of fit indicies
Fit index Nilai yang disarankan Nilai Referensi
Chi-square >0,05 269,558
Byrne (2001), Hair at al.
(2006) CMIN/DF (1,0<CMIN/DF<3,0) 1,498
GFI >0,9 0,909
RMSEA (<0,05 goodfit; <0,08
acceptablefit) 0,045
NFI >0,9 0,900
CFI >0,9 0,964
AGFI >0,8 0,872 Qi et al.
(2013)
2. Uji Kecocokan Model Pengukuran (Measurement Model Fit)
Pengujian ini digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antar variabel laten dan variabel manifes. Uji kecocokan model pengukuran ini menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semua variabel manifes memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel latennya yang dapat diartikan bahwa variabel manifes dapat mengukur variabel latennya dengan baik.
2.1 Validitas konstruk
variabel SN (Social Network) mendekati angka 0,50, sehingga nilai tersebut masih dapat diterima dan valid. Serta dari pengujian discriminant validity dapat disimpulkan discriminant validity pada penelitian ini terpenuhi. Hanya dengan dilakukannya kedua pengujian validitas maka baru bisa ditentukan seberapa baik alat ukur dapat menilai konstruknya (Watson et al., 1995).
3. Kecocokan Model Struktural (Structural Model Fit)
Untuk menguji model struktural maka dilakukan dengan metode path analysis. Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dari model yang telah dibuat. Kriteria signifikan nya hubungan antar variabel laten, dilihat dari nilai Critical Rasio (C.R) dan p-value. Batas Critical Rasio adalah ≥ 1,96 dan nilai p-value < 0,05 (Hair et al., 2006; Byrne, 2001). Hasil pengujian struktural model ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pegujian Structural Model dan Hipotesis Model SEM
5.1 Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Model penelitian dan hasil pengujian hipotesis dengan path analysis
Berikut merupakan hasil pengujian hipotesis yang ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Pegujian Hipotesis
Hipotesis Hasil
H1
Diduga PerceivedUsefulness (PU)
dipengaruhi oleh PerceivedEase of Use (PEOU),
Diterima
H2
Diduga PerceivedUsefulness (PU)
dipengaruhi oleh Smartphone Functionality (PAU,PAA,POS),
Diterima
H3 Diduga Perceived Trust (PT) dipengaruhi
oleh PerceivedUsefulness (PU), Diterima
H4 Diduga Perceived Trust (PT) dipengaruhi
oleh PerceivedPrivacy (PP), Ditolak
H5 Diduga Perceived Trust (PT) dipengaruhi
oleh Perceived Security (PS), Diterima
H6 Diduga dipengaruhi oleh Behavioral Intention (BI) Perceived Trust (PT), Diterima
H7 Diduga Behavioral Intention (BI)
dipengaruhi oleh Perceived Security (PS), Ditolak
H8 Diduga Behavioral Intention (BI)
dipengaruhi oleh Social Network (SN), Ditolak
H9
Diduga Behavioral Intention (BI)
dipengaruhi oleh Smartphone Functionality (PAU,PAA,POS),
Ditolak
H1 0
Diduga Behavioral Intention (BI)
dipengaruhi oleh Perceived Usefulness (PU),
Diterima
H1 1
Diduga Behavioral Intention (BI)
dipengaruhi oleh Perceived Ease Of Use (PEOU),
Diterima
H1 2
Diduga Behavioral Intention (BI)
dipengaruhi oleh Perceived Privacy (PP). Ditolak
5.2 Pembahasan Hipotesis
1. Diskusi hasil H1
dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan smartphone. Hal ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya Perceive Usefulness. Responden dari penelitian ini juga menganggap bahwa mudah untuk belajar mengoperasikan smartphone. Hal tersebut bisa disebabkan karena responden telah memiliki banyak pengalaman dengan berbagai macam smartphone sehingga tidak perlu usaha yang berlebih untuk belajar mengoperasikan atau menggunakan smartphone.
2. Diskusi hasil H2
Dari hasil pengujian hipotesis 2, dapat diambil kesimpulan bahwa functionality berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness (PU). Pada penelitian yang dilakukan oleh Chung dan Chun (2011) juga meunjukkan bahwa functionality adalah salah satu faktor yang mempengaruhi PU.
Dengan adanya
aplikasi pada smartphone, responden merasa
manfaat dari
smartphone semakin besar.
Dan responden juga peduli dengan seberapa
baik aplikasi update, karena dengan
di-update nya aplikasi maka semakin baik juga
fungsi
–
fungsi pada aplikasi tersebut.
Sehingga manfaat yang diberikan oleh
aplikasi juga semakin besar.
3. Diskusi hasil H3
Dari hasil pengujian hipotesis 3, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Perceived Trust. Mohammed A, Al-Sharafi at al. (2016) juga menyatakan bahwa Perceived usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Perceived Trust. Selain itu, menurut Deepika dan Karpagam (2016) jika suatu sistem dirasakan bermanfaat (usefull) dan mudah digunakan (ease of use) maka juga akan meningkatkan kepercayaan (trust) dan kepuasan pengguna. Respoden dari penelitian ini percaya smartphone menghasilkan manfaat yang membantu pengguna dalam melakukan aktivitas nya dalam kehidupan sehari – hari. Kemudahan penggunaan yang memiliki pengaruh positif terhadap kemanfaatan (usefulness) dari smartphone juga memengaruhi kepercayaan pengguna terhadap smartphone, karena dengan lebih mudah digunakannya suatu smartphone maka pengguna merasa jika menggunakan smartphone akan memungkinkan mereka untuk menyalesaikan tugas/ pekerjaan/ aktivitas sehari – hari dengan lebih cepat (Deepika &
Karpagam, 2016).
4. Diskusi hasil H4
Dari hasil pengujian hipotesis 4, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Privacy tidak berpengaruh positif terhadap Perceived Trust, Gurung et al. (2007) serta Li at al. (2009) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa Privacy tidak berpengaruh positif terhadap Perceived Trust. Hal tersebut membuktikan bahwa pengguna tidak peduli dengan hilangnya data pribadi yang tersimpan pada smartphone. Hilangnya data pribadi (privacy) ini bisa disebabkan karena memang terjadi masalah keamanan yang mengakibatkan data pribadi hilang atau tercuri. Selain itu, bisa juga karena responden memang bersedia memberikan data pribadinya untuk bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan suatu smartphone dan aplikasi di dalamnya. Misalnya dengan responden memberikan data pribadinya pada pihak ke-3 (aplikasi) maka responden dapat menggunakan fungsi – fungsi yang ada pada aplikasi dengan lebih leluasa.
5. Diskusi hasil H5
Dari hasil pengujian hipotesis 5, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Security berpengaruh positif terhadap Perceived Trust. Hasil hipotesis penelitian ini sama dengan hasil hipotesis pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mohammed A. Al-Sharafi et al. (2016) dan Xin Li et al. (2009). Responden dari penelitian ini menyatakan bahwa mereka tidak memiliki khawatir akan insiden keamanan dari smartphone yang baru saja terjadi (insiden – insiden keamana seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang) karena responden percaya jika keamanan pada smartphone dapat menjaga data atau informasi pribadinya dari segala macam masalah keamanan yang akan ditimbulkan.
6. Diskusi hasil H6
Hasil hipotesis penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammed A. Al-Sharafi et al. (2016) dan Kaasinen (2005).
7. Diskusi hasil H7
Dari hasil pengujian hipotesis 7, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Security tidak berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna smartphone tidak peduli dengan adanya masalah terkait keamanan yang baru saja terjadi. Keinginan menggunakan smartphone pada responden tidak dipengaruhi oleh keamanan yang disediakan oleh smartphone. Keamanan pada smartphone hanya memengaruhi kepercayaan responden terhadap smartphone, karena dengan adanya sistem keamanan atau security pada smartphone meningkatkan rasa aman namun tidak meningkatkan keinginan untuk menggunakan smartphone. Hasil hipotesis ini sama dengan hasil hipotesis pada penelitian yang dilakukan oleh Chung dan Chun (2011).
8. Diskusi hasil H8
Dari hasil pengujian hipotesis 8, dapat diambil kesimpulan bahwa social network berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Chung & Chun (2011) serta Foon (2014) menyatakan bahwa SN (Social Network/Social Peer) tidak berpengaruh positif terhadap penggunaan smartphone. Responden dari penelitian ini menunjukkan jika mereka membeli dan menggunakan smartphone yang sesuai dengan keinginannya. Tidak dipengaruhi oleh orang disekitarnya. Chung dan Chun (2011) menyatakan bahwa Social Network akan berpengaruh kepada responden dengan usia di bawah 33 tahun. Meskipun dalam penelitian ini responden banyak yang berusia di bawah 33 tahun, pengaruh sosial tidak memengaruhi keputusan dalam membeli dan menggunakan smartphone. Karena bagaimanapun, pengaruh
Social Peer’s ini akan hilang seiring dengan
bertambahnya pengalaman pengguna dengan berbagai smartphone serta akan hilang jika pengguna sudah bisa mengevaluasi kebutuhannya pada smartphone yang akan digunakan (Johnsen & Friedkin, 2006).
9. Diskusi hasil H9
Dari hasil pengujian hipotesis 9, dapat diambil kesimpulan bahwa Functionality tidak berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chung dan Chun (2011)
memperlihatkan bahwa Functionality adalah salah satu faktor yang memengaruhi pemilihan dan penggunaan smartphone. Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifkan antara Functionality dan Behavioral Intention. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden dari penelitian tidak peduli dengan aplikasi yang disediakan smartphone dan seberapa baik aplikasi di smartphone ter-update. Meskipun fungsionality yang sediakan oleh smartphone ada banyak, tetapi jika responden tidak merasakan functionality berguna, maka tidak memengaruhi minat responden untuk menggunakan smartphone.
10. Diskusi hasil H10
Dari hasil pengujian hipotesis 10, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Hasil hipotesis ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chung & Chun (2011), Al-Sharafi et al. (2016) dan Lazim & Sasitharan (2014). Jika sistem mudah digunakan (ease to use) dan berguna bagi penggunanya (usefull), maka keinginan untuk menggunakan sistem tersebut semakin besar (Chung & Chun, 2011). Thomson (1991) menjelaskan bahwa individu akan menggunakan suatu teknologi informasi jika telah mengetahui manfaat positif atas penggunaan teknologi informasi tersebut. Menurut responden ada banyak manfaat positif yang diperoleh yaitu menggunakan smartphone akan meningkatkan produktivitas, meningkatkan kinerja dalam aktivitas sehari- hari, dan meningkatkan efektivitas dalam melakukan kegiatan sehari – hari karena pekerjaan atau aktifitas dapat dilakukan dengan lebih cepat.
11. Diskusi hasil H11
bertambahnya pengalaman pengguna dengan berbagai smartphone, maka pengguna tidak akan menghabiskan waktu yang lama untuk belajar mengoperasikan cara menggunakan smartphone dengan tipe yang berbeda.
12. Diskusi hasil H12
Dari hasil pengujian hipotesis 12, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Privacy tidak berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Hasil ini sama dengan penelitian Chung & Chun (2011) serta Al-Hujrah & Migdadi (2013) yang menyatakan bahwa Perceived Privacy tidak tidak berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention. Responden tidak peduli dengan adanya masalah dengan privasi pada smartphone. Ketidak pedulian tersebut mungkin timbul karena responden sudah yakin dan percaya dengan sistem keamanan pada smartphone yang dapat melindungi informasi atau data pribadinya. Ataupun responden sudah bersiap – siap menghadapi resiko terkait hilangnya privasi. Misalnya, responden sudah melakukan backup data secara berkala, sehingga responden tidak khawatir jika suatu saat informasi pribadi tersebut hilang.
6. KESIMPULAN
Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa model penelitian memiliki kecocokan yang baik dengan data penelitian sehingga model valid dan bisa menjelaskan hubungan antar variabel laten. Selain itu, faktor – faktor yang mempengaruhi minat penggunaan smartphone yang nantinya akan berpengaruh langsung terhadap Actual Use of Smartphone adalah perceive usefulness, perceive ease of use, dan perceive trust. Responden dari penelitian ini memperlihatkan bahwa mereka merasakan manfaat positif ketika menggunakan smartphone. Dengan diperoleh nya manfaat positif ini membuat responden ingin terus menggunakan smartphone. Kemudahan penggunaan (ease of use) juga mempengaruhi minat (behavioral intention) penggunaan smartphone karena kemudahan penggunaan (ease of use) meningkatkan efektifitas pengguna dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan smartphone. Hal tersebut akan meningkatkan kemanfaatan (usefulness) smartphone bagi responden. Selain itu, tingkat kepercayaan (trust) responden terhadap smartphone juga berpengaruh terhadap minat (behavioral intention) penggunaan smartphone karena
dengan responden percaya bahwa smartphone menjaga janjinya untuk melindungi informasi pribadi akan membuat rasa khawatir responden terhadap segala masalah yang berhubungan dengan informasi atau data pribadi yang tersimpan dalam smartphone juga akan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hujrah, O. & Migdadi, M., 2013. Public Acceptance of M-Goverment Service in Developing Countries : The Case of Jordan. Dalam: Z. Mahmood, penyunt. E-Government Implementation and Practice in Developing Countries. United States: Idea Group Inc (IGI), pp. 242-263.
Al-Sharafi, M. A., at al., 2016. The Effect of Security and Privacy Perceptions on Customers’ Trust to Accept Internet Banking Services: An Extension of TAM. Journal of Engineering and Applied
Sciences, 11(3)
545-552.(http://umpir.ump.edu.my/11976/)
Byrne, B. M., 2001. Structural Equation Modelling with AMOS: Basic Concept, Application, and Programmin. New York: Routledge Taylor & Francis Group.
Chandio, F. H.,2011. Studying acceptance of online banking information system: a structural equation model. Master’s Thesis.
Chung, D., dan Chun, S. G., 2011. An Explloratory Study On Determining Factors For The Smartphone Selection Decision. Issues in Information Systems ,12(1) ,291-300.
Davis F., Bagozzi R., & Warshaw R., 1989. User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models. Management Science 35(8) 9821003.
Deepika, R. & Karpagam, V., 2016. Antecedents of Smartphone user Satisfaction, Trust and Loyalty Towards Mobile Applications. Indian Journal of Science and Technology, 9(32).
Edwin R. van Teijlingen and Vanora Hundley, 2001. The importance of pilot studies. Social Research Update. Department of Sociology, University of Surrey, Guildford
GU7 5XH, England.
(sru.soc.surrey.ac.uk/SRU35.html)
Success. United States of America: IRM Press.
Foon, L. K., 2014. Comparison of Consumers’ Behavioral Intention towards Credit Card Mobile Payment and Octopus Mobile
Payment in Hongkong.
(libproject.hkbu.edu.hk/trsimage/hp/12001 082.pdf )
Gillian A. Lancaster MSc PhD, Susanna Dodd MSc and Paula R. Williamson PhD , 2004. Design and analysis of pilot studies : recommendations for good practice. Journal of Evaluation in Clinical Practice, vol. 10 (2), 307–312.
Gurung, A., Xin Luo, M.K Raja, 2007. An Empirical Investigation on Customer's Privacy Perceptions, Trust and Security Awareness in E-commerce Environment. An Empirical Investigation on Customer's Privacy Perceptions
Hair, Jr., J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., & Tatham, R. L., 2006. Multivariate Data Analysis (6th ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Halim, M. L. & Sasitharan, 2014. The Smartphone Technology Acceptance Among Malaysian Young Adults. Paper presented on ICTOM 04 – The 4th International Conference on Technology and Operations Management 562 –570.
Hart P., & Saunders C., 1997. Power and trust: critical factors in the adoption and use of electronic data interchange. Organization Science, 8(1) 23–42.
Jarvis Store, 2016. Jumlah Pengguna Internet di Indonesia.
(https://jarvis- store.com/artikel/jumlah-pengguna-internet-di-indonesia)
Johnsen, E. C. & Friedkin, N. E, 2006. Social Influence Network Theory : Diffusion of Attitude leading to Behavior.
Kaasinen, E., 2005. User acceptance of mobile services – value, ease of use, trust and ease of adoption. Doctoral dissertation, VTT. VTT Publications 566. VTT, Espoo.
Kominfo, 2015. Indonesia Raksasa Teknologi Digital
Asia.(https://www.kominfo.go.id/content/d etail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media)
Li, X., Rong, G. & Thatcher, J. B., 2009. Swift Trust In Web Vendor. Web Technologies: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications, pp. 1206-1226.
Maiyaki, A. A. & Mokhtar, S. S. M., 2011. Determinants of Customer Behavioural Responses: A Pilot Study. International Business Research, 4(1), pp. 193-197.
Medrano, L. A., Liporace, M. F. & Pérez, E., 2014. Computerized Assessment System for Academic Satisfaction (ASAS) for first-year University Student. Electronic Journal of Research in Educational Psycology, 12(33), pp. 541-562.
Park, Y. & Chen, J. V., 2007. Acceptance and adoption of the innovative use of smartphone. Industrial Management & Data Systems, 107(9), pp. 1349-1365.
Qi, Ershi, at al., 2013. Proceedings of 20th International Conference on Industrial
Engineering and Engineering
Management: Theory and Apply of IndustrialEngineerin.
Ramanen, J., 2011. Perceive Security in Mobile Authentication. Master’s Thesis.
Rogers, E. M. (1995). Diffusion of Innovations. 4th ed. New York, NY: Free Press.
Sarjono, H., dan Julianita, W. 2011. Structural Equation Modelling (SEM) : Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Wang, Y.-S., Wu, M.-C., & Wang, H.-Y., 2009. Investigating the determinants and age and gender differences in the acceptance of mobile learning. BJET, 40(1)92–118.
Williams, B., 2012. Exploratory factor analysis : A five-step guide for novices. Australian Journal of paramedic. vol. 8 (3).