• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aniela Cahya Ningroem1 , Ari Kusyanti2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aniela Cahya Ningroem1 , Ari Kusyanti2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

1970

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Self Disclosure

Oleh

Pengguna Facebook Dengan Menggunakan

Structural Equation Modeling

(SEM)

Aniela Cahya Ningroem1, Ari Kusyanti2, Retno Indah Rokhmawati3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1

anielaningrum@gmail.com,

2

ari.kusyanti@gmail.com,

3

retnoindahr@gmail.com

Abstrak

Media sosial merupakan teknologi web berbasis internet yang memudahkan semua pengguna untuk

dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagai dan membentuk sebuah jaringan secara online dan

menyebarluaskan konten mereka sendiri. Facebook merupakan layanan jaringan sosial yang dapat mengundang teman dengan jumlah pengguna yang aktif sebesar aktif 47%. Dengan banyaknya pengguna yang menggungah informasi pribadi pada Facebook pengguna dapat mempublikasikan informasi pribadi diri pada Facebook dan memiliki beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam mempublikasikan pengungkapan

diri pada Facebook. Menurut analisis faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural

Equation Modeling (SEM). Dalam penelitian ini terdapat tujuh variabel laten adalah Perceived Control, Trust in Povider, Trust in Member, Risk, Habit, Self Disclosure, dan Benefit. Maka dalam analisis SEM

terdapat tiga tahapan yang harus diuji adalah Confirmatory Factor Analiysis (CFA) dengan

Measurement model, Overall model fit dan Struktural model fit dengan Path analysis. Maka hasil dari pada penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi pengguna dalam mempublikasikan diri melalui

informasi pribadi diri yang mengunggah informasi pribadi diri dengan trust in member antara benefit

dengan self discosure, perceived control dengan perceived control dengan trut in provider, trust in

provider dengan risk dan perceived control dengan trust in member.

Kata kunci: self disclosure, structural equation modeling (SEM), facebook

Abstract

Social media is a web based on internet that facilitate all users can communicate, participate, mutual sharing and forming an online network and disseminate their own content. Facebook is social network service that can invited friends to the number of active users by 47 % . With the number of users who upload personal information on facebook users can publish their personal information on facebook and has several factors. The purpose of this study reseach can find factors that affect the users in publish self disclosure on facebook. Accoding to factors analysis that used in this research is Structural Equation Modeling (SEM). In this research there are seven variable latent is Perceived Control, Trust in Povider, Trust in Member, Risk, Habit, Self Disclosure, and Benefit.So in the SEM analysis there are three stages steps that should be tested is Confirmatory Factor Analiysis (CFA) with Measurement model, Overall model fit and Struktural model fit with Path analysis. So the result of this research is the factors that affect users in self-publish through personal information upload self personal information with trust in member between benefit with self discosure, perceived control with perceived control with trust in providers, trust in provider by risk and perceived control with trust in member.

Keywords: self disclosure, structural equation modeling (SEM), facebook

1. PENDAHULUAN

Media sosial merupakan media komunikasi yang digunakan untuk mendukung salah satu

perkembangan yang mutakhir dari teknologi web

baru berbasis internet, yang akan memudahkan

semua pengguna untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk

sebuah jaringan secara online sehingga dapat

memperluaskan konten mereka sendiri.

(2)

yang dimana memudahkan bagi para pengguna untuk menggungah akun privasi pribadi mereka. Facebook merupakan salah satu media sosial yang banyak diminati oleh semua kalangan pelajar, mahasiwa dan masyarakat umum. Facebook berdiri pada tahun 2004. Secara keseluruhan jumlah pengguna facebook lebih dari 800 juta pengguna yang aktif dalam facebook, dengan lebih dari 50% dari para pengguna facebook login kejaringan setiap hari dalam profil pribadi mereka, dengan didominasi oleh pengguna usia 16 tahun sampai 24 tahun, bahkan para pengguna paling aktif berinteraksi minimal sekali perbulan dengan menggunakan situs website (Mander, 2015).

Dengan hal ini untuk menjaga keamanan akun privasi media sosial sangat penting dengan cara mengatur akun privasi dan siapa yang dapat melihat aktivitas yang sedang dilakukan. Akan tetapi dari beberapa pengguna facebook tidak paham mengenai hal bahaya dari keterbukaan akun privasi pribadi mereka yang dapat diakses orang lain yang akan menimbulkan hal dampak positif dan negatif bagi pengguna akun. Pada penelitian ini akan menjelaskan mengenai hal yang dapat memberikan pengetahuan bagi

pengguna facebook seberapa pentingnya

keamanan pada akun privasi serta menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna facebook untuk mempublikasikan akun privasi pribadi mereka secara berlebihan kepada orang yang belum mereka kenal dengan dekat.

Penelitian tersebut menggunakan SEM untuk menganalis akun privasi pengguna terhadap keterbukaan informasi pribadi yang berbentuk sistem informasi. Pada satu sisi media sosial facebook media komunikasi tetapi memiliki dampak positif dan negatif dari

facebook. Tingginya pengguna facebook

berlomba-lomba untuk memperbarui akun privasi pribadi mereka akan mendapatkan respon pengguna lainnya dengan baik, agar pengguna lainnya memperhatikan keamanan akun privasi pribadi mereka. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak pengguna facebook khususnya dikalangan mahasiswa untuk mengetahui seberapa pentingnya terhadap keamanan akun privasi pribadi mereka.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Media Sosial

Pada dasarnya media sosial merupakan salah

satu perkembangan mutakhir dari teknologi web

baru berbasis internet,yang akan memudahkan semua pengguna untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk

sebuah jaringan secara online, sehingga dapat

menyebarluaskan konten mereka sendiri.

2.2 Facebook

Facebook merupakan salah satu layanan jaringan sosial yang dapat membentuk jaringan dengan mengundang teman. Dari jaringan yang kita bentuk, dapat aktifitas mereka, mengikuti permainan/ join game yang direkomendasikan,

menambahkan teman atau jaringan kita

bedasarkan organisasi sekolah, daerah domisili kita, dan bisa dibilang fasilitas untuk berteman serta membina kehidupan sosial.

2.3 Self Disclosure

Jika komunikasi antara dua orang

berlangsung dengan baik, maka akan terjadi self

disclosure, yang mendorong informasi mengenai diri masing-masing ke dalam kuadran

“terbuka” (Bugin, 2006: 260). Namun

keterbukaan yang dimaksud tidak berarti keterbukaan secara keseluruhan, namun ada batasanya. Keterbukaan yang dilakukan individu dalam pembaruan statusnya, tentunya akan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah pengungkapan tersebut akan berdampak positif maupun negatif pada hubungan dengan

teman-teman Facebook-nya.

2.4 Structural Equation Modeling (SEM)

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik modeling statistik yang

bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum.

Yang termasuk dalam SEM adalah analisis

faktor (factor analysis), analisis jalur (path

analysis), dan regresi (regression). SEM merupakan teknik hibrida yang meliputi

aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis

faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus khusus dalam SEM (Wijanto, 2008).

2.5 Uji Kecocokan

Pada tahapan uji kecocokan yang terdapat 3 tahapan, yaitu kecocokan keseluruhan model (overall model fit), Kecocokan model

pengukuran (measurement model fit), dan

kecocokan model fit (structural model fit)

(3)

1. Kecocokan seluruh model

2. Kecocokan model pengukuran

3. Kecocokan model structural

2.6 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Confirmatory Factor Analysis (CFA) adalah metode untuk pengujian dari model yang sebelumnya telah dirancang melalui metode Exploratory Factor Analysis (EFA), selain itu penggunaan variabel laten juga telah ditetapkan serta telah dirumuskan pengaruh variabel laten terhadap variabel teramati. sebaliknya pada Confirmatory Factor Analysis (CFA), model dibentuk lebih dahulu jumlah variabel laten ditentukan oleh analisis yang mempengaruhi suatu variabel laten terhadap variabel teramati yang ditentukan terlebih dahulu, beberapa efek langsung variabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau suatu konstanta yang terjadi pada kesalahan pengukuran yang boleh berkorelasi pada kovarian variabel-variabel laten yang dapat diestimasi atau ditetapkan pada identifikasi parameter yang diperlukan (Wijanto, 2008:25).

2.7 AMOS

Amos merupakan kependekan dari Analisis of Moment Structures yang digunakan sebagai pendekatan umum analisis data dalam Model

Persamaan Struktural (Structural Equation

Model) atau yang dikenal dengan SEM. SEM dikenal juga sebagai Analysis of Covariance Structures atau disebut juga model sebab akibat (causal modeling).

3. METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian bertujuan untuk mengguji

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pengguna Facebook yang mempengaruhi self

disclosure pada media sosial Facebook.

3.2 Pilot Study

Pada pilot study proyek penelitian ini yang

dilakukan dalam skala terbatas yng

kemungkinan penelitian ini untuk mendapatkan ide yang lebih jelas. Kuisioner yang telah

disusun dilakukan pilot study terlebih dahulu.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kalangan mahasiswa. Responden dari penelitian

ini adalah mahasiswa yang menggunakan media sosial Faceboook. Pada penggunaan teknik ini berdasarkan topik penelitian tentang media sosial Facebook maka kriteria pengambilan sampel adalah pengguna facebook dengan rentang umur 16 tahun sampai 24 tahun.

3.4 Pegujian Data

Sebelum melakukan pengolahan data maka diuji terlebih dahulu untuk mengetahui sebuah kelayakan pada data yang akan dilakukan analisis. Berikut pengujian data pada penelitian ini :

1. Pengujian missing data

2. Pengujian data outlier

3. Pengujian validitas dan reliabilitas

3.5 Pengolahan Data dan Pengambilan Kesimpulan

Pada tahap ini akan dilakukan pendeskripsian data secara statistika dan akan dicari parameter analisa sesuai dengan batasan ruang lingkup dan waktu penelitian yang telah ditetapkan. Analisa yang dilakukan terhadap hasil metode SEM,

dengan output yang diharapkan dari pada proses

ini dapat menjadi acuan sebagai perbaikan untuk tidak mempublikasikan penggungkapan diri secara bebas.

4. ANALISIS DATA

4.1 Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan pada model penelitian ini adalah model modifikasi dari dua model yang merupakan model penelitian konfirmatori. Dalam melakukan teori pengujian hipotesis yang digunakan dalam analisis faktor

dari multivarian yaitu Structural Equation

Modelling (SEM).

(4)

4.2 Pengumpulan Data

Pada penggumpulan data responden yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengguna Facebook dengan rentang usia mulai umur 16 tahun hingga 24 tahun.

Tabel 1. Jumlah responden

Umur Jumlah Persentase

16 8 2,66

17 10 3,33

18 18 6

19 42 14

20 49 16,33

21 70 23,33

22 36 12

23 38 12,66

24 24 8

Total 300

4.3 Pengumpulan Data

Berikut uji data yang dilakukan untuk mengetahui kualitas dari data. Maka hasil data

statistik yang menggunakan software SPSS.

Berikut tahapan pengujian data:

Pengujian missing data

Apabila missing data tersebut harus, maka

tidak akan dianalisis tahap selajutnya.

Tabel 2. Hasil nilai missing data

Indikator Jumlah Data Persentase count Percent

PC1 300 0 0

PC2 300 0 0

PC3 300 0 0

TP1 300 0 0

TP2 300 0 0

TP3 300 0 0

TP4 300 0 0

TP5 300 0 0

TP6 300 0 0

TM1 300 0 0

TM2 300 0 0

TM3 300 0 0

TM4 300 0 0

TM5 300 0 0

TM6 300 0 0

RISK1 300 0 0

RISK2 300 0 0

TM5 300 0 0

RISK3 300 0 0

RISK4 300 0 0

SD1 300 0 0

SD2 300 0 0

SD3 300 0 0

SD4 300 0 0

HAB1 300 0 0

HAB2 300 0 0

HAB3 300 0 0

BEN1 300 0 0

BEN2 300 0 0

BEN3 300 0 0

Pengujian Outlier

Data outlier merupakan data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain. yang

pada umumnya data outlier dapat menggangu

pada pengolahan data yang yang dapat mengahasilkan kesimpulan yang bias (Santoso, 2015:32 ).

Gambar 2. Hasil uji outlier

Pengujian Validitas

Pengujian validitas merupakan sebuah keabasan intrumen dalam mengukur konsep yang akan diukur. Pada uji validitas yang dilakukan dalam membandingkan nilai r hitung. Uji validitas jika dinyatakan valid pada nilai r hitung > r tabel.

Tabel 3. Hasil pengujian validitas

Item Nilai r hitung Keterangan

PC1 0,882 Valid

PC2 0,673 Valid

PC3 0,764 Valid

TP1 0,332 Valid

TP2 0,592 Valid

(5)

TP4 0,709 Valid

Pengujian reliabilitas merupakan salah satu derajat keandalan (konsistensi) instrumen pada suatu pengukuran (Dachlan, 2015). Berikut

perhitungan nilai variabel cronbach alpha pada

penelitian.

Tabel 4. Nilai Cronbach alpha

Variabel

0,447 Tidak diterima

Habits (HAB) 0,754 Sangat Baik

4.4 Analisis Structural Equation Modeling (SEM)

Kecocokan Seluruh Model (Overall Mode fit)

Pengujian model fit dapat dilakukan agar mengetahui kesesuaian pada data yang telah dilakukan pada model, yang akan terdapat sebuah indikator-indikator yang akan digunakan dalam sebuah pengujian ini, yang akan

digunakan dalam pengujian ini adalah,

Chi-quare (x2), Degree of freedom (DF), Goodness of fit index (GFI) dan Root Mean Square Error of Approximmation (RMSEA). Setelah itu melakukan pemodelan CFA yang sebelumnya belum dilakukan modifikasi berikut.

Tabel 5. Nilai Goodness of fit indices sebelum dimodifikasi

<0,08 acceptable fit)

0,064 Baik

Pada modifikasi model yang dilakukan

pada sofware AMOS yang telah memberikan

suatu rekomendasi dari hubungan antar variabel dan memberi keterangan error pada model yang sudah dimodifikasi. Tujuan dari memodifikasi model agar dapat meningkatkan suatu nilai agar model yang telah dibuat dapat memberikan suatu nilai fit dengan data yang sesuai. Untuk memodifikasi hubungan antar variabel atau error dangan melihat nilai M.I yang paling terbesar

hingga terkecil. Setelah melakukan

memodifikasi model fit dengan menambahkan hubungan antar error, semua indeks yang telah memiliki kriteria yang di tentukan sehingga hasil dari data yang dapat dinyatakan model telah sesuai dengan data yang telah ditentukan.

Tabel 6. Nilai Goodness of fit indices setelah dimodifikasi <0,08 acceptable fit)

(6)

Kecocokan Seluruh Model (Overall Mode fit)

Tujuannya untuk mengetahui tingkat tingkat kecocokan antar varibale manifes dan variabel laten, yang akan terjadi jika variabel manifes benar-benar menjadi variabel indikator untuk menguji tingkat variabel laten. Dalam

menguji measurement model dapat

menggunakan Metode Confirmatory Factor

Analysis (CFA). Pada data keseluruhan yang memiliki hubungan antara variabel laten dan

variabel manifes yang terdapat nilai estimasi,

critical ration dan p-value yang signifikan.

Kecocokan Model Structural (Structural model fit)

Pada data model yang dilakukan telah

cocok terhadap variabel manifes yang

dinyatakan sebagai pengukur variabel laten

terhadap uji structural model fit. Maka dengan

uji kecocokan yang dapat menggunakan metode Path Analysis, karena dalam pengujian yang menggunakan model yang digunakan pada uji measurement model. Untuk mengetahui nilai

dari estimate, critical ration dan p-value yang

memiliki hubungan antara variabel laten.

Tabel 7. Nilai Goodness of fit indices setelah dimodifikasi

bertujuan untuk menurunkan hasil nilai

chi-squaire karena semakin kecil nilai pada chi-square maka akan menunjukan hasil pada fit model data yang ada. Pada modifikasi model ini

bertujuan untuk memperbaiki nilai hubungan antar tiap model variabel laten dapat signifikan.

Dapat diambil kesimpulan nilai pada

chi-shiquare semakin kecil dan nilai yang semakin fit maka tiga data model yang dikatakan sebagai hubungan variabel yang signifikan, yaitu hubungan antara TM dengan PC, TP dengan PC, RISK dengan PC, SD dengan PC dan BEN dengan SD .

Tabel 8. Indek nilai setelah modifikasi

Indiktor Estimate C.R. P Keterangan

5.1 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan dalam pengolahan data terdapat pada rumusan masalah yang dirumuskan pada awal dari penelitian.

(7)

Berdasarkan hasil dari kesimpulan pada gambar diatas menjelaskan hubungan antara variabel laten yang memilki nilai lebih dari 0,5

dan nilai p-value yang memiliki nilai kurang dari

0,05 yang dinyatakan bahwa memilki nilai yang sangat kuat dan hipotesis yang dapat diterima.

Tabel 9. Nilai Goodness of fit indices setelah dimodifikasi

Hipotesis Keterangan Hasil

H1a Ada hubungan positif antara PC dengan TP

Diterima

H1b Ada hubungan positif antara PC dengan TM

Diterima

H1c Ada hubungan positif antara PC dengan RISK

Diterima

H1d Ada hubungan positif antara PC dengan SD

Diterima

H2a Ada hubungan positif antara TP dengan RISK

Ditolak

H2b Ada hubungan positif antara TP dengan SD

Ditolak

H3a Ada hubungan positif antara TM dengan RISK

Ditolak

H3b Ada hubungan positif antara TM dengan SD

Ditolak

H4 Ada hubungan positif

antara HAB dengan SD

Ditolak

H5 Ada hubungan positif

antara BEN dengan SD

Diterima

H6 Ada hubungan positif

antara RISK dengan SD

Ditolak

5.2 Pembahasan Hipotesis

Pembahasan Hipotesis 1a

Dari hasil pengujian hipotesis 1a, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna dapat mengontrol tingkat keamanan akun Facebook yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan

pada responden pada pelayanan akun

Facebook. Maka dalam penelitian ini

menunjukan bahwa pengguna dapat

mengontrol keamanan akun Facebook (PC)

yang dapat mempengaruhi kepercayaan

pengguna pada penyedia layanan akun Facebook (TP). Oleh karena itu penelitian hipotesis yang dilakukan pada hipotesis 1a diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ruud H.G. Koehorst (2013) bahwa ada hubungan positif PC terhadap TP

menyatakan bahwa dalam mengontrol akun yang dirasakan responden lebih personal Informasi bersama pada Online Social Networks (OSNs) dengan kepercayaan pada penyedia responden dalam informasi pribadi.

Pembahasan Hipotesis 1b

Dari hasil pengujian hipotesis 1b, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna dapat mengontrol tingkat keamanan akun Facebook dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan responden pada pengguna sesama akun Facebook. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengguna dapat mengontrol kemanan

akun Facebook (PC) yang dapat

mempengaruhi kepercayaan pengguna dalam sesama akun Facebook (TM). Oleh karena itu penelitian hipotesi yang dilakukan pada hipotesis 1b diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ruud H.G. Koehorst (2013) bahwa ada hubungan positif PC terhadap TM menyatakan bahwa dalam mengontrol akun yang dirasakan responden lebih personal Informasi bersama pada Online Social Networks (OSNs) dengan kepercayaan pada penyedia responden dalam informasi pribadi.

Pembahasan Hipotesis 1c

Dari hasil pengujian hipotesis 1c, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna dapat mengontrol tingkat keamanan akun Facebook yang tidak mempengaruhi tingkat keperdulian pada pengguna terhadap resiko yang diperoleh. Maka dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengguna dapat mengontrol keamanan akun

Facebook (PC) yang tidak dapat

mempengaruhi keperdulian pada pengguna akan resiko yang didapat (RISK). Oleh karena itu penelitian hipotesis yang dilakukan pada hipotesis 1c diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ruud H.G. Koehorst (2013) bahwa ada hubungan positif PC terhadap RISK menyatakan bahwa dalam mengontrol tingkat keamana akun yang dirasakan oleh responden dalam niat mengungkapkan informasi pribadi pada Online Social Networks (OSNs).

Pembahasan Hipotesis 1d

(8)

tidak mempengaruhi tingkat kepedulian pada responden untuk mengunggah akun privasi mereka pada akun facebook. Dalam penelitian

ini akan menunjukan pengguna dapat

mengontrol keamanan akun facebook (PC) yang tidak dapat dipengaruhi oleh keinginan responden untuk mengunggah informasi akun privasi yang dimiliki pada media sosial akun facebook (SD). Oleh karena itu pada penelitian hipotesis yang dilakukan pada 1d dinyatakan diterima.

Hasil penelitian hipotesis ini sejalan dengan penelitian Ruud H.G. Koehorst (2013) bahwa ada hubungan positif PC terhadap SD menyatakan bahwa dalam mengontrol tingkat keamana akun yang dirasakan oleh responden untuk memublikasikan informasi pribadi pada media sosial.

Pembahasan Hipotesis 2a

Dari hasil pengujian hipotesis 2a, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan responden pada penyedia informasi yang mempengaruhi responden dalam mengambil resiko yang akan diperoleh sebagai dampak informasi yang telah diunggah pada media sosial akun facebook. Dalam penelitian ini

menunjukan bahwa kepercayaan pada

responden dalam memberikan informasi pada akun facebook (TP) yang dapat mempengaruhi pada kepedulian responden yang akan beresiko yang akan didapat oleh responden (RISK). Oleh karena itu pada penelitian hipotesis yang dilakukan 2a dinyatakan ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ruud H.G. Koehorst (2013) bahwa ada hubungan negatif TP terhadap RISK menyatakan bahwa dapat menurunkan resiko yang dirasakan oleh responden kepercayaan tidak mempengaruhi niat responden untuk mengungkapkan informasi pribadi pada Online Social Networks (OSNs).

Pembahasan Hipotesis 2b

Dari hasil pengujian hipotesis 2b, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan responden pada penyedia informasi yang ada pada akun facebook bukan merupakan faktor dari penyebab responden yang bersedia dalam mengunggah informasi privasi pada media sosial akun facebook. Dalam penelitian ini

menunjukan bahwa kepercayaan pada

responden dalam memberikan informasi pada akun facebook (TP) tidak dapat dipengaruhi

keinginan terhadap responden dalam

mengunggah informasi privasi pada akun facebook (SD). Oleh karena itu pada penelitian hipotesis yang dilakukan 2b dinyatakan ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ruud H.G. Koehorst (2013) bahwa ada hubungan negatif TP terhadap SD yang menyatakan bahwa kepercayaan yang tidak mempengaruhi responden dalam membagikan

informasi pribadi pada Online Networks

(OSNs). Maka penelitian ini merupakan kepercayaan yang dibagi menjadi dua, adalah

kepercayaan terhadap provider dan terhadap

pengguna media sosial.

Pembahasan Hipotesis 3a

Dari hasil pengujian hipotesis 3a, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna tingkat kepercayaan responden pada sesama pengguna yang tidak memiliki pengaruh terhadap pengguna yang mengenai resiko yang akan diperoleh sebagai dampak dalam mengunggah informasi pribadi pada media sosial akun

Facebook. Maka dalam penelitian ini

menunjukan bahwa kepercayaan pada

responden dalam sesama pengguna Facebook

(TM) tidak mempengaruhi kepedulian

pengguna akan resiko yang akan memberikan resiko (RISK). Oleh karena itu penelitian hipotesis yang dilakukan pada hipotesis 3a ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Seung Chung Yat (2012) bahwa ada

hubungan negatif TM terhadap RISK

kepercayaan pengguna dengan resiko yang akan diperoleh responden. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa responden lebih

memperhatikan resiko yang disebabkan oleh provider dari pada pengguna media sosial lain.

Pembahasan Hipotesis 3b

Dari hasil pengujian hipotesis 3b, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan pada responden pada sesama pengguna

responden pada akun facebook bukan

merupakan salah satu faktor dari penyebab

responden yang bersedia menggungah

informasi akun privasi pada akun facebook tanpa memperdulikan pengaturan tersebut. Dalam penelitian ini akan menunjukan

(9)

responden terhadap sesama pengguna akun

facebook (TM) yang tidak dapat

mempengaruhi keinginan responden untuk mempublikasikan informasi privasi mereka pada akun facebook (SD). Oleh karena itu pada penelitian hipotesis yang dilakukan pada 3b dinyatakan ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ruud H.G. Koerhorst (2013) bahwa ada hubungan negatif TM terhadap SD menyatakan kepercayaan terhadap pengguna lain yang menurunkan resiko yang dirasakan pengguna tetapi kepercayaan tidak dapat

mempengaruhi niat pengguna untuk

mengungkapkan informasi pribadi pada Online

Social Networks (OSNs).

Pembahasan Hipotesis 4

Dari hasil pengujian hipotesis 4, dapat ditarik kesimpulan bahwa resiko yang didapat dari menggungah informasi pribadi pada facebook yang tidak akan berhubungan dengan keinginan responden untuk menggungah informasi pribadi pada facebook. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa resiko (RISK) yang didapat dari menggunggah informasi privasi pada facebook tidak dapat mempengaruhi responden untuk menggunggah informasi pada facebook (SD). Oleh karena itu penelitian hipotesis yang dilakukan pada hipotesis 4 ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ghemari dan Mellbin (2015) bahwa ada hubungan negatif HAB terhadap SD yang memiliki hubungan pertemanan pada media sosial yang tidak mempengaruhi pengguna dalam mempublikasikan diri pribadi yang cenderung ingin mempresentasikan diri yang dikenal dalam responden terhadap pengguna lain.

Pembahasan Hipotesis 5

Dari hasil pengujian hipotesis 5, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengguna

mendapatkan keuntungan dalam mengunggah informasi pribadi pada media sosial Facebook. Maka dalam penelitian ini menunjukan keuntungan terhadap informasi pribadi pada Facebook (BEN) yang sangat memperngaruhi pada pengguna yang ingin mempublikasikan diri dengan cara mengunggah informasi pribadi (SD). Oleh karena itu peneliyian hipotesis yang dilakukan pada hipotesis 5 diterima.

Hasil penelelitian ini sejalan dengan Ruud

Koehorst H.G (2013) bahwa ada hubungan positif BEN terhadap SD yang manfaat pribadi

pada responden mengungkapan pribadi

informasi tentang OSNs dan niat responden untuk mengungkapkan informasi pribadi pada Online Social Networks (OSNs).

Pembahasan Hipotesis 6

Dari hasil pengujian hipotesis 6, dapat ditarik kesimpulan bahwa resiko yang didapat dari menggungah informasi pribadi pada facebook yang tidak akan berhubungan dengan

keinginan responden untuk menggungah

informasi pribadi pada facebook. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa resiko (RISK) yang didapat dari menggunggah informasi

privasi pada facebook tidak dapat

mempengaruhi responden untuk menggunggah informasi pada facebook (SD). Oleh karena itu penelitian hipotesis yang dilakukan pada hipotesis 6 ditolak.

Hasil penelitian ini Hasil penelelitian ini sejalan dengan Ho Yin Ha and Yiu Tsz Wing Joanne (2012) bahwa ada hubungan negatif RISK terhadap SD yang dirasakan oleh responden bahwa individu dengan tingkat resiko yang lebih tinggi yang terkait dengan

pengungkapan diri secara online akan

mengungkapkan informasi pribadi yang kurang dalam SNSs.

Jadi hasil penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 11 hipotesis yang dinyatakan diterima dan ditolak, terdapat 5 hipotesis yang dinyatakan diterima, yaitu

hubungan antara hipotesis Perceived Control

(PC) dengan Trust in Provider (TP), Perceived

dinyatakan ditolak yaitu Trust in Provider (TP)

dengan Risk (RISK), Trust in Provider (TP)

dengan Self Diclosure (SD), Trust in Member

(TM) dengan Risk (RISK), Trust in Member

(TM) dengan Self Diclosure (SD), Self Diclosure

(SD) dengan Habits (HAB), dan Self Diclosure

(SD) dengan Risk (RISK). Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada 3 faktor yang tidak dapat

mempengaruhi individu dalam

(10)

Facebook merupakan kebiasaan yang rutin

dilakukan karena responden dapat

mempublikasikan informasi pribadi yang

menurut responden itu dapat membawa dampak positif. Akan tetapi resiko yang dilakukan oleh

pengguna tidak mempengaruhi keinginan

pengguna untuk tetap mempublikasikan

informasi pribadi pada Facebook. Kemudian ada

2 faktor yang mempengaruhi Self Disclosure

yang mencari keuntungan pada (benefit) dan

pengungkapan diri pada (Perceived Control).

Keuntungan yang diperoleh dari responden dapat mempengaruhi tingkat keinginan pada responden untuk mempublikasikan informasi pribadi yang diunggah pada Facebook.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil data analisis yang dapat disimpulkan bahwa

hubungan antara faktor – faktor yang

mempengaruhi pengguna dalam

mempublikasikan diri melalui informasi pribadi yang diunggah pada Facebook, keuntungan dari

mempublikasikan informasi pribadi pada

Facebook. Adanya keuntungan dari hubungan positif yang dirasakan oleh reponden dalam timbal balik yang di publikasikan dalam informasi pribadi melaui Facebook. Maka dengan adanya pengamanan pada akun yang disediakan pada pelayanan untuk responden untuk dapat mengontrol akun yang telah disediakan pelayanan dalam mengamankan informasi pribadi yang telah di unggah pada Facebook. Meskipun responden ada yang paham dan ada yang tidak paham dengan adanya resiko yang telah dilakukan dalam mempublikasikan informasi pribadi yang mereka lakukan dengan sendiri pada Facebook.

7. DAFTAR PUSTAKA

Bugin, M. B. 2006. Pornomedia: “Sosiologi

Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di Media

Massa”. Jakarta: Prenada Media.

Chandio, F.H., Studiying Acceptance of Online

Banking Information System: A

Structural Equation Model, [pdf]

Tersedia di: https://core.ac.uk[Diakses

31 mei 2016]

Ghemari, N. dan Mellbin, L., 2015. Disclosing

personal information to social

networking site providers. The role of trust, risk and perceived benefits. [pdf] Uppsala University. Tersedia di: <

http://www.diva-portal.se/smash/get/diva2:824050/FUL LTEXT01.pdf> [Diakses 19 Juni 2016]

Imam, Ghozali., 2004. “Aplikasi Analisis Multivarian dengan Program SPSS”,

Semarang, Badan Penerbitan

Universitas Diponegoro.

Jonathan, S., 2006. Metode Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mander, Jason., 2015. Global Web Index’s

quarterly report on the latest trends in social networking. [Online] Tersedia di : <http://www.globalwebindex.net>

[Diakses 25 Januari 2016]

Koehorst, R.H.G., 2013 “ Personal Information

Disclosure on Online Social Networks An empirical study on the predictory of

adolescences’ disclosure of personal information on facebook”. University of

Twente, Enschede.

Santoso, Singgih., 2015. Menguasai Statistik Multivariant Konsep Dasar dan Aplikasi SPSS. Elex Media Komputindo. Jakarta

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Thomas, Buckel and Frédéric Thiesse., dkk.,

2013 “Predicting The Disclosure of

Personal Information on Social

Networks: An Empirical Investigation”.

Germany.

Usman Dachlan, 2014. Panduan Lengkap

Structural Equation Modeling.

Semarang: Lentera Ilmu.

Wijanto, S. R., 2008. Structural Equation

Modeling dengan LISREL 8.8. Graha Ilmu. Yoyakarta.

Yat, S. C., 2012. Factor affecting Online Self-disclosure of University Facebook Users. [pdf] Hong Kong Baptist

University. Tersedia di:

Gambar

Gambar 1 . Model penelitian self disclosure media facebook
Tabel 2. Hasil nilai missing data
Tabel 5. Nilai Goodness of fit indices sebelum dimodifikasi
Tabel 8. Indek nilai setelah modifikasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa implementasi peraturan pemerintah ini tidak berjalan dengan maksimal dikarenakan oleh faktor komunikasi yang terdiri dari transmisi,

Semakin tinggi jumlah rosela yang ditambahkan maka semakin tinggi peningkatan kadar vitamin C, dan nilai organoleptik tentang kesukaan terhadap warna, rasa, dan

Memberikan pelayanan/penyediaan angkutan mudik (gratis) bagi masyarakat yang berdomisili di wilayah Provinsi Banten yang akan melakukan mudik lebaran ke daerah asalnya khususnya

Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti.. kehidupan

Tulislah tema yang tepat dari cerita fabel tersebut adalah Kelinci sombong dan kura-kura yang pantang menyerah 3.. Tuliskan bukti kalimat yang

Sampel diinjeksi ke dalam kolom menggunakan jarum injeksi ( syringe ). Tempat injeksi, kolom dan detektor dipanaskan pada temperatur dimana sampel mempunyai tekanan

Penanggung akan membayar kembali kepada Tertanggung sampai dengan batas maksimum yang ditentukan berdasarkan Bagian 2 dari plan yang berlaku untuk Biaya – Biaya

Nilai konversi ransum yang tidak berbeda nyata disebabkan oleh konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan broileryang diberi perlakuan tepung kunyittidak berbeda