• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Berbantuan Pop-Up Book untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Berbantuan Pop-Up Book untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kela"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang

baru dan memiliki perbedaan dari sebelumnya. Kreatif berarti mengembangkan

segala sesuatu menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, bahkan menciptakan

kreasi baru (Susanto, 2013:137). Kreativitas merupakan sesuatu yang berkaitan

dengan hasil yang diberikan, atau hasil yang dapat dijadikan objek studi, dan

terkadang kita juga dapat menikmatinya. Hasil ini dapat berupa seni, musik, atau

penemuan-penemuan ilmiah lainnya. Indikator pencapaian untuk meningkatkan

kreativitas adalah dengan memperhatikan aspek kelancaran, keluwesan, keaslian,

penguraian, perumusan kembali, sehingga peserta didik terangsang untuk

memiliki rasa ingin tahu serta mampu untuk mengembangkan pengetahuan baru

untuk mengetahui seberapa besar daya kreatif yang dimiliki peserta didik.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu

yang baru Baron (dalam Munandar, 2004: 21). Mengembangkan kreativitas akan

menjadi langkah awal terjadinya inovasi dan perubahan, inovasi merupakan hasil

pendayagunaan kreativitas tertentu sehingga menjadi sebuah cara, proses, produk,

dan sumber nilai baru yang berbeda-beda dari sebelumnya. Kreativitas dalam

dunia pendidikan dapat dikatakan menjadi sesuatu yang penting, karena melalui

kreativitas diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

pribadi yang kreatif, cakap dan mandiri, untuk itulah pengembangan kreativitas

sebaiknya dilakukan sejak dari usia dini atau dari Sekolah Dasar (SD). Setiap

orang memiliki kemampuan kreativitas dan potensi yang berbeda-beda dalam

memecahkan suatu permasalahan. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan

dan teknologi dalam dunia pendidikan mendorong sekolah untuk melakukan

pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif. Tingkat keberhasilan guru dalam

proses mendidik peserta didik dapat dilihat dari keberhasilan peserta didi setelah

mengikuti pembelajaran.

Berkembangnya kreativitas peserta didik, maka sistem pembelajaran dalam

(2)

sistem pembelajaran agar lebih baik yaitu dengan adanya perubahan kurikulum

baru yang menekankan kegiatan dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Menurut Winarno Surahmad (Abdul Rahmat, 2014: 91) kurikulum yang

dikembangkan pada saat ini sekolah menuntut untuk merubah pendekatan

pembelajaran yang semula berpusat pada pendidik menjadi pendekatan yang

berpusat pada peserta didik. Hal ini mengarah pada tuntutan dunia pendidikan,

peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Pendidikan harus

sesuai dengan tujuan pendidikan No. 20 Tahun 2003 yaitu pendidikan karakter

bangsa secara operasional yang dirumuskan dalam 18 nilai karakter yang salah

satunya adalah kreatif, untuk meningkatkan kecakapan tersebut pendidik harus

mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang menarik, kreatif dan inovatif

supaya peserta didik mampu untuk kreatif.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kecakapan peserta didik dalam

meningkatkan kreativitas dan hasil belajar peserta didik adalah dengan adanya

perubahan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang berbasis

pada pembelajaran tematik yang menekankan aktivitas belajar berpusat pada

peserta didik. Ada beberapa aspek yang harus diukur dalam pembelajaran tematik,

yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam konsep dasar yang berkaitan.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu pembelajaran terpadu yang

merupakan suatu sistem pembelajaran yang dapat memungkinkan peserta didik

baik secara individu maupun kelompok lebih aktif untuk menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan holistik, bermakna, dan

autentik (Rusman, 2012: 254). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada

keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung

dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang

dipelajarinya. Inovasi dalam sebuah proses pembelajaran merupakan suatu hal

yang dianggap penting. Inovasi dalam sebuah proses pembelajaran dianggap

penting karena inovasi merupakan penyempurnaan ide atau gagasan yang

sebelumnya sudah ada atau perencanaan baru yang belum ada sebelumnya,

sehingga dalam pembelajaran akan lebih bermakna apabila guru mampu

(3)

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan peneliti pada tanggal 11

September 2017 di kelas IV SDN Ngajaran 03 yang merupakan salah satu sekolah

yang terletak di Dusun Salakan, Desa Ngajaran, Kecamatan Tuntang. Peran guru

dalam proses pembelajaran sudah baik dalam cara mengajar dan menyampaikan

materi sudah baik. Pelaksanaan mengajar dan sistem penugasan yang diberikan

sudah sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru. Namun kegiatan pembelajaran

tematik di SDN Ngajaran 03 ternyata masih ada kekurangan yaitu guru masih

sering menggunakan metode ceramah. Hal ini terbukti ketika peneliti melihat

kondisi nyata di kelas. Metode ceramah tidak terlalu buruk, namun jika dalam

pembelajaran guru lebih sering meneggunakan metode ceramah, maka akan

berdampak kepada siswa salah satunya adalah siswa cenderung bosan dan gaduh

dengan teman karena guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengekspresikan kemampuan kreativitas yang mereka miliki, selain itu karena

guru belum menciptakan media pembelajaran yang baru, menarik, dan

menyenangkan bagi siswa dalam pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada

hasil belajar siswa. Ketika peneliti bertanya kepada guru mengenai pembelajaran

di dalam kelas, guru menjawab bahwa ketika guru sedang mengajar, media yang

sering digunakan adalah video, selebihnya guru jarang menampilkan media atau

alat peraga secara nyata dari hasil karyanya.

Tidak hanya kreativitas siswa saja yang masih kurang, tetapi dalam hasil

belajar siswa sebagian besar siswa masih kurang. Hal ini terbukti ketika peneliti

melakukan wawancara dengan guru kelas IV mengenai hasil belajar siswa,

ternyata masih banyak siswa SDN Ngajaran 03 yang nilainya kurang dari KKM.

10 siswa (45,46%) yang sudah mencapai KKM, sedangkan 12 siswa (54,54%)

belum mencapai KKM. Oleh sebab itu, untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan

pembelajaran tematik harus menggunakan strategi, metode serta teknik

pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Belajar haruslah

menyenangkan, melibatkan emosi, kreativitas dan sebagainya Alamsyah

(Immaduddin, 2012: 64), dengan demikian belajar akan melibatkan belahan otak

kiri dan belahan otak kanan sekaligus. Pembelajaran yang bermakna akan memicu

timbulnya motivasi pada peserta didik dalam belajar. Motivasi belajar berkaitan

(4)

Salah satu upaya yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk menarik

perhatian peserta didik adalah dengan menggunakan model Project-Based

Learning. Pembelajaran berbasis proyek atau Project-Based Learning merupakan

pendekatan pembelajaran yang menciptakan suatu pembelajaran pada lingkungan

belajar peserta didik yang didesain agar peserta didik dapat melakukan

penyelidikan terhadap masalah termasuk pendalaman materi suatu materi

pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya (Depdiknas, 2003: 27).

Pembelajaran yang menggunakan model Project-Based Learning menekankan

pada kekreatifan peserta didik untuk menciptakan suatu produk. Namun untuk

mendukung berhasilnya Project-Based Learning juga akan ditambahkan sebuah

media pop-up book yang berguna supaya peserta didik tidak bosan dan

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.

Model pembelajaran Project-Based Learning bermakna sebagai pembelajaran

berbasis proyek (Rais, 2010: 4). Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu

pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreativitas berpikir,

pemecahan masalah untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru yang

tertuang dalam bentuk produk. Pembelajaran berbasis proyek merupakan

penerapan dari pembelajaran aktif teori konstruktivisme dari Piaget. Piaget

mewakili teori konstruktivisme, memandang perkembangan kognitif sebagai suatu

proses pada anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas

melalui pengalaman-pengalaman dari interaksi-interaksi yang dilakukan. Salah

satu dari prinsip konstruktivisme adalah guru memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan sendiri pengetahuannya. Strategi ini memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kreativitas melalui inisiatif

untuk membuat suatu produk berupa barang, sehingga pada saat pembelajaran

tidak akan menciptakan suatu kejenuhan untuk peserta didik, melainkan peserta

didik akan tampak seperti bermain-main namun sambil belajar, sehingga akan

tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan masalah yang ditemukan dan penerapan akan solusi, maka perlu

adanya penelitian tindakan kelas tentang penerapan model Project-Based

Learning (PjBL) berbantuan pop-up book untuk meningkatkan kreativitas dan

(5)

Negeriku) subtema 2 (Keindahan Alam Negeriku), pembelajaran ke 3 muatan

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Peneliti berupaya menjadikan pop-up

book sebagai salah satu media dalam pembelajaran karena melalui pop-up book

tidak hanya guru yang kreatif, namun peserta didik juga dapat dilatih untuk

mengembangkan ide-idennya yang nantinya dapat dituangkan dalam suatu project

yang menghasilkan satu barang yang dapat dimanfaatkan dalam kelas. Penelitian

ini diharapkan mampu membuat aktifitas pembelajaran menjadi lebih bermakna

dan kreativitas peserta didik juga akan nampak pada saat proses pembelajaran,

sehingga hasil belajar peserta didik dapat mencapai nilai KKM.

1.2 Identifikasi Masalah

Ditinjau dari latar belakang dan penelitian tersebut, peneliti mengidentifikasi

beberapa masalah dalam pembelajaran, khususnya masalah yang dianggap mampu

diatasi dengan menggunakan model pembelajaran Project-Based Learning.

Adapun masalah-masalah tersebut adalah

1. Kurangnya kesempatan kepada siswa untuk aktif pada saat proses

pembelajaran, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru, serta

tidak ada media pendukung untuk menjelaskan kepada siswa, sehingga

pada saat pembelajaran kurang menarik dan siswa juga sulit untuk

memahami materi yang disampaikan. Idealnya pembelajaran tematik di

SD saat ini adalah adanya interaksi aktif dari guru dengan peserta didik.

2. Kurangnya kegiatan pembelajaran yang mengajak dan melatih peserta

didik untuk mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan suatu

produk atau hasil karya berupa barang, guna meningkatkan semangat

dalam belajar.

3. Siswa kurang berkreasi untuk menciptakan produk baru untuk

dimanfaatkan pada saat pembelajaran di kelas

4. Hasil dan prestasi siswa yang belum memuaskan ketika guru hanya

menggunakan metode ceramah. Hal ini terlihat dari siswa kelas IV

dengan jumlah siswa 22 anak dan hanya 10 siswa (45,46%) yang sudah

(6)

5. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami konsep

pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

karena dinilai materi yang terlalu banyak.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis merencanakan untuk

menerapkan pembelajaran dengan model Project-Based Learning berbantuan

po-up book dalam pembelajaran tematik pada muatan mata pelajaran IPS karena

model pembelajaran berbasis proyek ini dapat meningkatkan kreativitas dan hasil

belajar siswa untuk berinisiatif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,

membuat belajar agar lebih bermakna, mengembangkan keterampilan individu

maupun berkelompok, mengembangkan sikap motivasi dan menumbuhkan sikap

siswa supaya lebih percaya diri, bekerjasama dan bertanggungjawab, sehingga

kreativitas dan hasil belajar akan meningkat serta proses pembelajaran juga akan

bermakna karena peserta didik terlibat langsung dalam pembuatan proyek.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi yang telah dilakukan maka

dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa dengan

menggunakan model Project-Based Learning berbantuan pop-up book

pada siswa kelas IV SDN Ngajaran 03, Kecamatan Tuntang pada

pembelajaran tematik pada muatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial?

2. Apakah penerapan model Project-Based Learning berbantuan pop-up

book dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN Ngajaran 03,

Kecamatan Tuntang pada pembelajaran tematik pada muatan mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?

3. Apakah model Project-Based Learning berbantuan pop-up book dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ngajaran 03, Kecamatan

Tuntang pada pembelajaran tematik pada muatan muatan pelajaran Ilmu

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan peneltian yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk meningkatkan aktifitas pelaksanaan belajar siswa pada

pembelajaran tematik pada muatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosia di kelas IV SDN Ngajaran 03, Desa Ngajaran, Kecamatan Tuntang

dengan menggunakan model Project-Based Learning berbantuan media

pop-up book.

2. Untuk meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran tematik pada

muatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN

Ngajaran 03, Desa Ngajaran, Kecamatan Tuntang dengan menggukan

model Project-Based Learning berbantuan media pop-up book.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik

muatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN

Ngajaran 03, Desa Ngajaran, Kecamatan Tuntang dengan menggunakan

model Project-Based Learning berbantuan media pop-up book

1.5 Manfaat Penelitian 1. ManfaatTeoretis

Secara umum memberikan kontribusi ilmu tentang upaya meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran tematik pada

muatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model

Project-Based Learning berbantuan pop-up book.

2. Teoritis Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, sekolah,

siswa dan peneliti sebagai berikut.

a. Bagi guru:

1. Memberi pertimbangan dalam mendesain pembelajaran dengan

Project-Based Learning berbantuan pop-up book yang dapat meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik muatan

mata pelajaran IPS

b. Bagi siswa:

1. Siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran dengan menggunakan

(8)

2. Meningkatkan hasil balajar siswa pada pembelajaran tematik muatan

mata pelajarn IPS

3. Dapat meningkatkan kreativitas siswa, sehingga dalam pembelajaran

siswa dapat berkreasi sesuai dengan kemauannya namun masih terarah

dengan konsep pembelajaran.

c. Bagi sekolah

1. Memberi pertimbangan sekolah untuk memperbaiki pembelajaran

melalui model pembelajaran Project Based Learning berbantuan

Referensi

Dokumen terkait

Cabor olahraga senam di Indonesia mewarisi sejarah dan tradisi yang cukup panjang dalam perkembangannya. Diawali dari perkembangan yang didorong oleh militer di masa-masa

Alasan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini adalah karena peneliti ingin mengetahui lebih mendalam fenomena yang terjadi yaitu mengapa isteri memilih untuk ikut

KTI dalam bentuk buku yang diterbitkan minimal setingkat eselon II sebelum tahun 2006 dapat dinilai sebagai KTI yang diterbitkan oleh publishing house, namun

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lai dan chen (2010) yang menjelaskan bahwa pengaruh nilai yang dirasakan terhadap kepuasan

Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani, menyiapkan rekomendasi secara

Hasil penelusuran berdasarkan mata anggaran di Kementerian Keuangan dengan kode akun 57 (dana bantuan sosial), akun 52 (dana bantuan pemerintah), dan akun 99 (anggaran

Berdasarkan analisa data dari hasil in-depth interview, didapatkan petugas memahami tentang pengertian, manfaat, dan jenis alat pelindung diri yang harus digunakan selama

ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit