• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN MET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN MET"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE ASUHAN KEPERAWATAN – MODEL TIM

KELOMPOK 3 :

1. Anggita Kelang

2017-12-004

2. Christina Dewi

2017-12-011

3. Ester Mestoly

2017-12-015

4. Maria Margareta Mita

2017-12-029

5. Nina Risdianty

2017-12-034

6. Petrus K. T. Putra Mulya

2017-12-038

7. Viona Eka Rista

2017-12-053

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SINT CAROLUS

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN JALUR B

▸ Baca selengkapnya: metode modular dalam manajemen keperawatan

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Metode asuhan keperawatan telah banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu metodenya ialah MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional) yakni suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Metode asuhan keperawatan professional dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan pemenuhan kepuasan pasien (Nusalam 2015).

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemeberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efesien.

Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang paling umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan asuhakan keperawatan primer.

Ruangan atau bangsal merupakan salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal.

Hasil penelitian Lambertson dalam douglas (1992) menunjukan bahwa metode tim jika dilakukan dengan benar merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata.

(3)

1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Apa konsep dari metode tim ?

2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode tim ?

3. Apa tanggung jawab sebagai kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim ?

1.3. TUJUAN PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini ada pula tujuan umum dan khusus yaitu 1. Tujuan Umum

Mengetahui Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim. 2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim. 2) Mengetahui tujuan konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.

3) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.

4) Mengetahui tanggung jawab perawat dalam model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.

1.4. METODE PENULISAN

(4)

BAB II membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. ( Nursalam, edisi 5 ; 171 )

Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.

Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.

(5)

Pelaksanan konsep tim sangat tergantung pada filisofi ketua tim apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan mengkoordinasikan aktivitas klien.

Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis. Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai individual karyawan dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi.

2.2. TUJUAN METODE TIM

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :

1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas.

2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif 5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar 6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

(6)

yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.

2.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE TIM A. KELEBIHAN DARI METODE TIM

1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif 2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;

3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif

6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan

7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas

B. KELEMAHAN DARI METODE TIM

1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya mebutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

2. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.

3. Akuntabilitas dalam tim kabur

(7)

2.4. TANGGUNG JAWAB DALAM METODE TIM A. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KEPALA RUANGAN

1. Perencanaan :

a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing; b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama ketua tim;

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan;

e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;

f. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;

g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk perpecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk;

h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri; i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan;

j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit. 2. Pengorganisasian :

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan; b. Merumuskan tujuan metode penugasan;

c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;

d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat;

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;

f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan; g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;

(8)

i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien;

j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya; k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya. 3. Pengarahan :

a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;

b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik;

c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap;

d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien;

e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;

f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya;

g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain. 4. Pengawasan :

a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan kepada pasien;

b. Melalui supervisi :

1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;

2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (dokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas;

3) Evaluasi;

4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim;

(9)

B. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KETUA TIM a. Membuat perencanaan;

b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;

c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien;

d. Mengembangkan kemampuan anggota; e. Menyelengarakan konferensi.

C. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI ANGGOTA TIM

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya; b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim;

c. Memberikan laporan.

BAGAN SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN “TEAM NURSING”

Gambar 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Nursalam edisi 5, 2015 : 174)

(10)

BAB III

PENUTUP

7.1. KESIMPULAN

Keperawatan merupakan suatu profesi yang salah satu pekerjaan dari Tim Kesehatan, yang dimana ikut bertanggung jawab dalam membantu pasien/ klien sebagai individu, keluarga, maupun masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi inter personal, serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bumolo, d. (2017). Pengaruh Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Di Bangsal Pria Rsud Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. e-Jurnal Keperawatan.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Marquis, L.B. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC

Gambar

Gambar 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Nursalam edisi 5, 2015 : 174)

Referensi

Dokumen terkait

1) Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan di dalam persil ke saluran air hujan kota

Strategi Program Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran Target Capaia n Indikator Nilai data Dasar Sumber dan Thn Data Dasar Program Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang bayi meliputi BB, TB, LK, LLA, dan LD dengan menggunakan alat ukur

Berdasarkan keterangan di atas maka unsur khusus yang memberatkan yang terdapat di dalam Pasal 374 KUHP telah terpenuhi karena terdakwa dengan menggunakan jabatan yang dimiliknya

 prasekolah, sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini, banyak

Peneliti menemukan bahwa pendekatan manajemen reputasi yang digunakan McDonald’s adalah pendekatan kedua yang disampaikan oleh Yosal Iriantara dimana pendekatan

Dibeberapa wilayah kekuasaan Islam pada abad pertengahan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan mengalami perkembangan misalnya pada masa pemerintahan kerajaan Mongol

Susunan lapisan, susunan dioda, dan simbol transistor dapat dilihat pada Gambar 4.1.. Transistor merupakan komponen elektronika yang mempunyai 3 lapis N-P-N atau