MODUL PRAKTIKUM
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
▸ Baca selengkapnya: metode modular manajemen keperawatan
(2)A. Visi
Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang Islami, berbasis teknologi informasi, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berkonstribusi terhadap penyelesaian masalah sosial serta lingkungan.
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi serta peka terhadap masalah kesehatan di masyarakat
2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam penyelesaian masalah sosial dan lingkungan
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran, kemiskinan dan lingkungan
4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.
C. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan dan berkemajuan serta berpijak pada nilai-nilai keIslaman dan KeMuhammadiyahan
2. Menghasilkan penelitian keperawatan yang bermutu dengan pendanaan yang bersumber dari dalam dan luar universitas
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi dalam masalah kesehatan social dan lingkungan
4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma perguruan tinggi yang produktif dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
D. Sasaran
1. Terselenggaranya pendidikan ners yang memiliki nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan serta unggul dalam bidang kegawat-daruratan dan berbasis IT
2. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan dan alumni
3. Terselenggaranya pengembangan sumber daya manusia program studi secara optimal untuk menunjang proses pembelajaran
4. Terlaksananya penelitian dan publikasi ilmiah dosen 5. Terlaksananya pengabdian masyarakat
6. Terselenggaranya kerja sama yang mendukung kegiatan program studi baik dalam maupun luar negeri.
DAFTAR PRAKTIKUM MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. SPO Timbang terima 2. SPO Ronde keperawatan 3. SPO Supervisi klinik
4. SPO Pengelolaan dan penempatan pasien ruang rawt inap 5. SPO Penjadwalan tugas
6. SPO Pergantian tugas/jaga
7. SPO pertukaran jadwal tugas/jaga 8. SPO Bimbingan teknis
9. SPO Manajemen pasien pulang
10. SPO Manajemen konflik untuk perawat 11. SPO Doslusi refleksi Kasus
TIMBANG TERIMA
No Dokumen 115 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN Merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
TUJUAN
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien.
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
KEBIJAKAN 1. Mengingkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Menjadi hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
5. Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap saat orientasi operan jaga perawat-perawat.
PROSEDUR KERJA 1. Kedua Kelompok Shift /Dinas sudah siap(Shift jaga),
15 Menit sebelum dilakukan operan jaga dinas. 2. Jadwal dibuat 3 Shiftdalam sehari.
a. Pagi : jam 07.15 b. Siang : Jam 13.45 c. Malam : Jam 19.45
3. Sebelum memulai operan dimulai dengan berdoa bersama.
4. Kelompok yang akan memulai bertugas menyiapkan buku catatan.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
RONDE KEPERAWATAN
No Dokumen 116/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Suatu Kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, dengan melibatkan klien, Keluarga untuk membahas dan
melaksanakan asuhan Keperawatan.
TUJUAN
1. Mendapatkan Data klien.
2. Mendapatkan tindakan keperawatan yang aktual sesuai masalah klien.
3. Memodifikasi rencana perawatan.
KEBIJAKAN Ronde Keperawatan dilaksanakan pada :
1. Klien dengan kasus langka atau kasus baru. 2. Klien dengan masalah keperawatan yang belum
teratasi meski sudah dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR KERJA A. Tahap Para Interaksi :
1. Karu memilih pasien yang akan dilakukan ronde Keperawatan.
2. Membuat Informed Consent dengan pasien atau keluarganya.
3. Menyiapkan data-data mengenai pasien.
4. Perawat Primer menyiapkan waktu, Tujuan, Ronde Keperawatan.
B. Tahap Interaksi :
1. Mengucapkan Salam.
2. Perawat Primer atau Ketua Tim menjelaskan tentang kondisi pasien yang berfokus pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan.
3. Perawat Primer memilih prioritas masalah dan rencana yang
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
SUPERVISI KLINIK
No Dokumen 117/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Kegiatan yang terencana melalui aktivitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi, dan evaluasi pada perawat dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
TUJUAN
Meningkatkan kualitas proses pelayanan Keperawatan melalui penggunaan sistem evaluasi, memberikan kesempatan perawat belajar selama proses supervisi, meningkatkan kinerja perawat, menurunkan resiko terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), memastikan tugas perawat dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan memungkinkan supervisor memperbaiki kompetensi perawat.
KEBIJAKAN 1. Semua Perawat pelaksana.
2. Kepala Ruangan.
3. Ketua Tim/Perawat Primer. 4. Instruktur Klinik.
5. Supervisor
PROSEDUR KERJA A. Tahap Para Interaksi
1. Menciptakan hubungan saling percaya antara supervisor dan perawatyang akan disupervisi. 2. Mengidentifikasi pengalaman supervisi
sebelumnya. B. Tahap Interaksi
1. Menjelaskan tehnik supervisi
2. Menjelaskan stuktur dan prosedur yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut supervisi. 3. Memberikan Kesempatan kepada para
perawat untuk merefleksikan dan mereview asuhan keperawatan.
4. Mendiskusikan kasus-kasus individu secara mendalam.
5. Mendukung para perawat untuk mengubah/memodifikasi asuhan keperawatan. 6. Mendukung pengembangan ketrampilan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
C. Tahap Terminasi
1. Mengidentifikasi kesenjangan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Membuat rencana tindak lanjut dengan menggunakan pendekatan bersama perawat agar di dapatkan peningkatan kemampuan perawat yang optimal.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
PENGELOLAAN DAN PENEMPATAN PASIEN
RUANG RAWAT INAP
No Dokumen 118 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN Suatu kegiatan didalam ruang rawat inap dalam mengelola
penempatan pasien berdasarkan diagnosa medis .
TUJUAN
1. Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan pasien ruang rawat berdasarkan diagnosa medis. 2. Meminimalkan infeksi nosokomial.
3. Memberikan dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada pasien yang telah mendapat
persetujuan dari keluarga untuk dirawat.
2. Dilakukan pada pasien yang mempunyai indikasi dirawat.
PROSEDUR KERJA
1. Perawat ruang menerima informasi akan adanya pasien baru dari petugas pendaftaran Rumah Sakit.
2. Perawat Unit Gawat Darurat atau Poli melakukan konfirmasi kepada perawat ruangan (dapat dilakukan melalu telephone) tentang diagnosa medis dan penatalaksanaannya.
3. Perawat ruang konfirmasi ulang dari ruang Unit Gawat Darurat atau Poli tentang Diagnosa medis.
4. Perawat ruang rawat Inap mempersiapkan ruang perawatan sesuai dengan informasi.
5. Perawat ruang rawat inap menerima pasien dan menepatkanpasien sesuai dengan diagnosa medis. 6. Perawat Unit Gawat Darurat atau Poli melakukan operan
pasien kepada perawat ruangan rawat inap.
7. Perawat ruang rawat inap menerima pasien dan melengkapi dokumentasi file pasien.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
PENJADWALAN TUGAS
No Dokumen 119 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Membuat prosedur jadwal dinas untuk semua ruang di Bidang keperawatan dengan aturan yang sama diberlakukan atas kesepakatan bersama dengan tanggung jawab masing-masing.
TUJUAN
Sebagai pedoman bagi Kepala Ruang dalam membuat jadwal dinas agar kegiatan keperawatan di Instalansi lain dapat tercapai dan berjalan dengan optimal.
KEBIJAKAN 1. Dilakukan untuk mengatur ketertiban dinas/ jaga
2. Dilakukan untuk mengatur ketertiban operan jaga 3. Dilakukan di ruangan pelayanan keperawatan 4. Disusun oleh kepala ruang/Ka Tim
PROSEDUR KERJA
1. Kepala Ruang membuat jadwal dinas rangkap 3(Tiga) masing- masing untuk :
a. Arsip Bagian Kepegawaian b. Arsip Bidang Keperawatan
c. Arsip Ruang perawatan atau Instalansi 2. Kepala ruang membuat jadwal dinas dengan
persetujuan dari kepala instalansi dan kepala bidang keperawatan.
3. Kepala ruang membuat jadwal 3 Shift dalam sehari, yaitu : a. Pagi : jam 07.00-14.00 b. Siang : jam 14.00-21.00
c. Malam : Jam 21.00-07.00
4. Perawat Shif melaksanakan pola penjadwalan
a. 2 hari dinas siang, jumlah dinas pagi menyesuaikan kondisi, 2hari dinas malam dan 2 hari libur.
b. Setelah dinas siang diberikan libur 1 hari, setelah dinas malam diberikan libur 2 hari.
c. Setiap bulan jumlah libur sesuai dengan jumlah hari minggu di tambah dua hari libur
d. Cuti diatur sesuai dengan kebutuhan, Situasi dan kondisi ruangan
5. Perawat non shift melaksanakan dinas pagi dari senin sampai sabtu, libur pada hari minggu dan hari besar serta cuti bersama yang telah ditetapkan
6. Pelaksanaan jaga diluar ketentuan tersebut agar seijin Kepala Ruang dan sepengetahuan Kepala seksi keperawatan
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERGANTIAN TUGAS JAGA/DINAS
No Dokumen 120/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN Pelimpahan Tugas dan tanggung jawab perawat yang berhalangan
hadir kepada perawat pengganti.
TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan bagi perawat yang berhalangan
hadir agar tidak terjadi kekosongan petugas/perawat.
KEBIJAKAN Dilakukan disemua ruang yang ada kaitannya dengan perawatan agar
pelayanan perawatan tetap berjalan dengan baik.
PROSEDUR KERJA 1. Perawat yang berhalangan hadir wajib mengisi formulir dan
tandatangan atasan langsung/ Kepala Ruangan serta diketahui oleh Kepala Bidang Keperawatan.
2. Kepala Ruang menunjuk perawat pengganti yang sesuai. 3. Perubahan jadwal dinas dilaksanakan oleh kepala Ruang
seijin Kepala Bidang Perawatan
4. Tugas dan tanggung jawab perawat yang berhalangan menjadi tugas dan tanggung jawab perawat pengganti. 5. Perawat yang berhalangan hadir pada waktu malam, sore dan
Libur sebagai penggantinya diatasi dan ditunjuk oleh Kepala Ruang
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
PERTUKARAN JADWAL TUGAS/DINAS
No Dokumen 121/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Pelimpahan tugas dan tanggung jawab perawat yang berhalangan hadir kepada perawat pengganti.
TUJUAN
Sebagai pedoman pelaksanaan bagi perawat yang berhalangan hadir agar tidak terjadi kekosongan petugas/Perawat.
KEBIJAKAN Dilakukan disemua ruang yang ada kaitannya dengan keperawatan
agar pelayanan perawatan tetap berjalan dengan baik.
PROSEDUR KERJA 1. Perawat yang berhalangan hadir wajib mengisi buku tukar
dinas dan tanda tangan atasan langsung/Kepala Ruang. 2. Perawat yang berhalangan hadir menghubungi perawat
pengganti dengan media komunikasi berupa sms atau telephone.
3. Setelah adanya kesepakatan antara perawat yang berhalangan dengan perawat pengganti, kemudian melaporkan kepada kepala ruang atau ketua Tim.
4. Apabila perawat yang berhalangan tidak mendapatkan pengganti maka kebijakan diserahkan sepenuhnya kepada kepala ruang dan ketua Tim.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
BIMBINGAN TEKNIS
No Dokumen 122 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Bimbingan Teknis merupakan upaya menumbuhkan kemampuan profesionalisme (Intelektual, teknis, dan interpersonal) perawat melalui upaya integrasi berbagai konsep, teori, dan prinsip keperawatan, dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar pasien secara menyeluruh.
TUJUAN
Membantu perawat mencapai yang ditetapkan dalam pembelajaran klinik melalui proses peningkatan kemampuan intelektualitas, teknis, dan interpersonal yang dilandasai etika keperawatan.
KEBIJAKAN 1. Kemampuan intelektual, meliputi kemampuan perawat dalam
menganalisis data subjektif dan objektif, nemetapkan diagnosis
keperawatan, mengevaluasi asuhan keperawatan, serta
memodifikasi rencana keperawatan.
2. Kemampuan teknis, meliputi berbagai ketrampilan klinik dan kemampuan interpersonal.
3. Kemampuan interpersonal, meliputi kemampuan wawancara dan melakukan komunikasi terapeutik.
PROSEDUR KERJA 1. Menentukan jenis-jenis kasus yang akan diangkat.
2. Menentukan spesifikasi yang akan dicapai.
3. Menetapkan satu kasus untuk setiap peserta bimbingan teknis. 4. Setiap peserta bimbingan teknis membuat laporan pendahuluan
tentang kasus yang akan dikelolanya.
5. Melakukan prakonferensi untuk menilai kesiapan peserta bimbingan tehnis.
6. Menentukan ketrampilan tehnis yang harus dicapai baik melalui klien
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
MANAJEMEN PASIEN PULANG
No Dokumen 123/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN Merupakan kumpulan langkah yang dilakukan untuk persiapan
pasien pulang.
TUJUAN
1. Memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan sebelum pasien pulang.
2. Memberikan informasi kepada pasien tentang pengobatan dan perawatan di rumah.
KEBIJAKAN Ditujukan kepada seluruh pasien baik pasien pulang sembuh,
membaik, maupun pasien pulang atas permintaan sendiri.
PROSEDUR KERJA 1. Memeriksa ulang catatanan medis pasien apakah sudah diijinkan
pulang.
2. Jika pasien sudah diijinkan pulang maka perawat mempersiapkan pasien dan mengisi format keterangan pasien dan mengisi format keterangan pasien pulang (Discharge planning).
3. Jika pasien ingin pulang paksa lakukan konfresi pasien pulang paksa oleh Tim kesehatan, persiapkan pasien dan keluarga untuk menandatangani persetujuan pasien pulang paksa yang terlebih dahulu telah diberikan informasi selengkap-lengkapnya.
4. Jika pasien pulang Sembuh tetapi perlu tindak lanjut perawatan, koordinasi dengan unit perawatan lanjutan (Home care) untuk perawatan lanjutan.
5. Memastikan dokter dan perawat sudah mengisi dan menandatangani surat keterangan pasien pulang.
6. Menyiapkan obat yang akan dibawa pulang.
7. Memastikan apakah administrasi pasien sudah diselesaikan. 8. Menjelaskan isi surat keterangan pasien pulang Resume atau
Dischange Summery (tata cara minum obat, perawatan di rumah, dan kapan waktu
kontrol) .
9. Menanyakan kembali pada pasien dan keluarga apakah sudah mengerti isi dari surat keterangan pasien pulang.
10. Mempersilahkan pasien atau keluarga untuk tandatangan. 11. Memberikan surat keterangan pasien pulang kepada
pasien/keluarga. 12. Mendokumentasikan.
13. Untuk pearwatan lanjutan (home care) membuat dokumentasi berdasarkan dokumentasi surat keterangan pasien pulang, selanjutnyamembuat dokumentasi catatan kesehatan pasien selama perawatan di rumah.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
MANAJEMEN KONFLIK UNTUK PERAWAT
No Dokumen 124 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Situasi yang terjadi ketika beberapa kelompok atau orang yang memiliki perbedaan pendapat atau cara pandang yang berada dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi (bukan Kerjasama).
TUJUAN Kesefahaman dalam mencapai suatu keputusan.
KEBIJAKAN Semua Perawat PROSEDUR KERJA A. Tahap Interaksi
1. Meneliti dua kelompok gengan sudut pandang yang berbeda.
2. Menganalisa masalah yang ada. B. Tahap Interaksi
1. Mengatur dan merencanakan pertemuan antara individu yang terlibat konflik.
2. Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat. 3. Mengembangkan dan menguraikan solusi dengan :
a) Disiplin : mempertahankan disiplin dapat untuk mengelola dan mencegah konflik.
b) Pertimbangan pengalaman dalam tahap kehidupan. c) Komunikasi : suatu komunikasi yang baik akan
menciptakan lingkungan yang terapeutik dan kondusif. d) Mendengar secara aktif : Hal ini penting untuk mengelola
konflik sehingga memiliki pemahaman yang benar. 4. Memilih Solusi dan Melakukan tindakan :
a) Menghindar : Menghindari konflik dapat dilakukan jika issu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasi tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
7. Choirunnisa.(2018, Agustus). SPO Manajemen Data:
b) Mengakomodasi : Memberi kesempatan orang lain untuk mengatur stratrgi pemecahan masalah.
c) Kompetisi : Hal ini digunakan ketika ada nilai-nilai yang tidak biasa dikompromikan dengan pihak lain.
d) Kompromi atau Negosiasi : Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
e) Memecahkan masalah atau kolaborasi : perlu adanyan suatu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan.
5. Membuat Program Perencanaan. C. Tahap Terminasi
1. Melakukan Evaluasi tindakan.
2. Mengobservasi Kelompok yang terlibat konflik. 3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan.
DISKUSI REFLEKSI KASUS
No Dokumen 125 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN Suatu metode dalam merefleksikan pengalaman klinis perawat dalam
menerapkan Standar dan uraian tugas.
TUJUAN
Untuk mengembangkan profesionalisme, membangkitkan motivasi belajar, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, aktualisasi diri serta menerapkan tehnik asertif dalam berdiskusi tanpa menyalahkan dan menonjolkan antar peserta diskusi.
KEBIJAKAN 1. Semua Perawat
2. Ketua Tim/Perawat Primer atau Manajer Kasus sebagai Penanggung Jawab.
PROSEDUR KERJA A. Tahap Para Interaksi
1. Memilih dan menetapkan kasus yang akan didiskusikan. 2. Membentuk Tim/Kelompok yang akan melakukan
Riskusi Refleksi Kasus (RDK).
3. Menetapkan Jadwal kegiatan yang disepakati bersama. 4. Menetapkan Waktu pelaksanaan.
5. Menetapkan peran masing-masing individu. B. Tahap Interaksi.
1. Melakukan diskusi dengan memberi kesempatan semua anggota diharuskan memberikan pendapat.
2. Pimpinan Diskusi harus mengarahkan diskusi, sehingga peserta fokus.
C. Tahap Terminasi.
1. Tercapai hasil kesepakatan.
7. Mendukung para perawat untuk mengubah/memodifikasi asuhan keperawatan.
8. Mendukung pengembangan ketrampilan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
D. Tahap Terminasi
1. Mengidentifikasi kesenjangan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Membuat rencana tindak lanjut dengan menggunakan pendekatan bersama perawat agar di dapatkan peningkatan kemampuan perawat yang optimal.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGISIAN INFORMED KASUS
No Dokumen 126/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERSTanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
PENGERTIAN
Perswtujuan yang diberikan oleh pasien /keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien pasien.
TUJUAN
1. Memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan medik yang akan dilakukan.
2. Memberikan penjelasan tentang resiko tindakan yang akan dilakuakan.
KEBIJAKAN Semua pasien yang akan dilakukan tindakan medik.
PROSEDUR KERJA 1. Siapkan lembar persetujuan atau penolakan tindakan medis.
2. Memanggil penanggung jawab pasien ke ruangan tindakan. 3. Menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan pada
pasien atau penanggung jawab.
4. Menjelaskanresiko tindakanyang dapat terjadi akhibat tindakan medis.
5. Menjelaskan persiapan yang harus dilakukan bila pasien/penanggung jawab setuju.
6. Apabila pasien/penanggung jawab telah memahami dan menyetujui dilanjutkan pengisian formulir yang telah disediakan sesuai petunjuk tehnis pengisian.
7. Apabila pasien/penanggung jawab tidak menyetujui dilanjutkan dengan pengisian formulir Penolakan tindakan.
Unit Terkait :
1. Departemen Manajemen Keperawatan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Azrul Azwar (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Makalah Seminar. UI. Jakarta
2. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
3. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
4. Sri Werdati., (2018, Agustus). Pengantar Manajemen Keperawatan
5. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak : Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
6. Diah Meisinta., (2018, Agustus). Sop Manajemen Keperawatan: Sop Manajemen Keperawatan