• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Tim Keperawatan Jiwa Akademi Keperawatan Al-Ikhlas

AKADEMI KEPERAWATAN AL IKHLAS CISARUA BOGOR

YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN

Jl. Hankam Desa Jogjogan Kec. Cisarua Kab. Bogor 16750 Telp. 0251-8252780 Fax. 0251-8252780 e-mail : akper_alikhlas@yahoo.co.id website : www.akper-alikhlas.com

(2)

BIODATA MAHASISWA

NAMA : ………

NIM : ………

ALAMAT : ………

NO TELP : ………

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga Modul Praktikum Keperawatan Jiwa Akademi Keperawatan Al-Ikhlas ini

berhasil diterbitkan. Modul Praktikum Keperawatan Jiwa ini disusun untuk membantu

mahasiswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sehingga diharapkan mahasiswa

memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan

jiwa sesuai aspek legal dan etik, serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan

dengan keperawatan jiwa.

Modul Praktikum Keperawatan Jiwa ini merupakan panduan dalam melaksanakan

pembelajaran pada praktikum Keperawatan Jiwa, melalui kegiatan praktikum baik secara

kelompok dan/atau mandiri. Modul ini juga diperuntukkan bagi dosen sebagai panduan

selama pelaksanaan praktikum keperawatan jiwa. Masukan dari berbagai pihak terkait sangat

kami harapkan untuk kesempurnaan modul ini selanjutnya. Terima kasih, semoga modul ini

bermanfaat.

Cisarua, 19 Juli 2018

(4)

Kegiatan Belajar Praktikum / Laboratorium Keperawatan jiwa

A. Deskripsi Mata Ajar

Mata Kuliah ini membahas tentang konsep kesehatan jiwa. Konsep keperawatan kesehatan jiwa, masalah kesehatan jiwa dalam rentang sehat jiwa sampai gangguan kesehatan jiwa dan penekanannya pada upaya pencegahan primer, sekunder dan tertier kesehatan jiwa. Ditujukan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan melalui komunikasi terapeutik serta menggunakan barbagai terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa.

Pengalaman belajar diperoleh melalui pengalaman belajar ceramah, penelaahan kasus, simulasi, role play, praktik laboratorium, praktek klinik, praktek lapangan dan penugasan perorangan maupun kelompok untuk meninggkatkan pemahaman dan ketrampilan klinis mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan jiwa ditatanan pelayanan kesehatan.

B. Tujuan Mata Kuliah

Pada akhir mata kuliah ini, mahasiswa kompeten dalam:

1. Mengidentifikasi konsep dasar asuhan keperawatan pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa

2. Mengaplikasikan konsep dan prinsip nilai, moral, etika, kultur dan hokum dalam asuhan keperaatan pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa 3. Mengaplikasikan pengkajian pasien dengan masalah psikososial dan masalah

gangguan kesehatan jiwa

4. Menggunakan kemampuan berfikir kritisdalam memformulasikan diagnosa keperawatan pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa 5. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan

gangguan kesehatan jiwa

6. Melaksanakan komunikasi terapetik pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa

7. Mengaplikasikan berbagai manajemen stress pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa

8. Melakukan psikoterapi suportif, pendidikan kesehatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa

9. Melakukan kolaboratif dalam tindakan terapi somatic (psikofarmaka, ECT) kegawat daruratan psikiatrik pada pasien dengan masalah psikososial dan ganguan kesehatan jiwa

10. Melakukan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa

11. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa

(5)

C. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan : 1. Strategi pelaksanaan pada :

- Ansietas

- Kehilangan dan berduka - Defisit perawatan diri - Halusinasi

- Resiko perilaku kekerasan - Isolasi sosial

2. Terapi aktivitas kelompok

D. Pelaksanaan Praktikum

Sesuai jadwal

E. Metode Evaluasi

1. UTS : 20%

2. UAS : 20%

3. Ujian praktek : 30%

4. Tugas : 10%

5. Kehadiran : 10%

6. Sikap dan keterampilan : 10%

F. Pembimbing Praktikum

Tim Keperawatan Jiwa Akper Al-Ikhlas

G.Tata Tertib

1. Kehadiran praktikum 100% 2. Menggunakan seragam lengkap 3. Mengenakan jas laboratorium

(6)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HALUSINASI

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien 2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien 3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 6. Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi 7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik 8. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 3

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan pasien).

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 4

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (prinsip 5 benar minum obat).

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(7)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HALUSINASI

(KELUARGA)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan dalam merawat klien 3. Kontrak waktu dan tempat

4. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien 5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan

6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi

SP 2

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi

SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat

(discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan

(8)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien

4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(9)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

(KELUARGA)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan dalam merawat klien 3. Kontrak waktu dan tempat

4. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien 5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan

6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah

SP 2

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah

SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat

(discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan

(10)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Membina hubungan saling percaya

2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien

3. Mendiskusikan dengan pasien keuntungan berinteraksi dengan orang lain. 4. Mendiskusikan dengan pasien kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.

6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Memberi kesempatan kepada mempraktekan cara berkenalan dengan sau orang. 3. Membantu pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 3

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Memberi kesempatan kepada mempraktekan cara berkenalan dua orang atau lebih. 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(11)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

(KELUARGA)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan dalam merawat klien 3. Kontrak waktu dan tempat

4. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien 5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan

6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial

SP 2

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial

SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan

(12)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT KEPERAWATAN DIRI

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri 3. Melatih pasien cara menjaga kebersihan diri

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Menjelaskan cara makan yang baik

3. Melatih pasien cara makan yang baik

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 3

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik

3. Melatih cara eliminasi yang baik.

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 4

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Menjelaskan cara berdandan

3. Melatih pasien cara berdandan

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(13)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

(KELUARGA)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan dalam merawat klien 3. Kontrak waktu dan tempat

4. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien 5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan

6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

SP 2

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan

diri

SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat

(discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan

(14)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mengidentifikasi penyebab PK 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK 3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan 4. Mengidentifikasi akibat PK

5. Mengajarkan cara mengontrol PK

6. Melatih pasien cara kontrol PK fisik I (nafas dalam).

7. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Melatih pasien cara kontrol PK fisik II (memukul bantal / kasur / konversi energi).

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 3

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Melatih pasien cara kontrol PK secara verbal (meminta, menolak dan mengungkapkan marah secara baik).

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 4

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Melatih pasien cara kontrol PK secara spiritual (berdoa, berwudhu, sholat). 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 5

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

(15)

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(16)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

(KELUARGA)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan dalam merawat klien 3. Kontrak waktu dan tempat

4. Validasi kemampuan keluarga dalam merawat klien 5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan

6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK. 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK.

SP 2

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK.

SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat

(discharge planning).

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan

(17)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ANSIETAS

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Membantu pasien mengenal ansietas :

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya - Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas - Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

- Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

2. Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan situasi

SP 2

1. Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi ansietas :

- Melakukan hal yang disukai

- Menonton TV

- Mendengarkan music yang disukai - Membaca koran, buku atau majalah

- Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul

SP 3

1. Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari

2. Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(18)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

(PASIEN)

FASE ORIENTASI

1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

FASE KERJA

SP 1

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien

2. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi

3. Ajarkan klien teknik relaksasi

SP 2

1. Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia sukai 2. Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar

SP 3

1. Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar 2. Awasi klien saat minum obat

FASE TERMINASI

1. Evaluasi perasaan (subjektif)

2. Evaluasi kemampuan klien (objektif) 3. Rencana latihan klien

(19)

Contoh Proses Pelaksanaan Tindakan SP 1 Halusinasi (Pasien)

Orientasi

”Selamat pagi bapak, Saya Ani yang akan merawat bapak pada hari ini. Nama bapak

siapa?Bapak Senang dipanggil apa?”

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini?”

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?

Bagaimana kalau 30 menit” Kerja

”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering bapak

dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?

Apakah pada waktu sendiri?”

”Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara

itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?

”Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan

menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,

melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.” ”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya

tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang

sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba

lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”

Terminasi

”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?”

“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut.”

“Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita

akan berlatih?Dimana tempatnya?”

(20)

Contoh Proses Pelaksanaan Tindakan SP 1 Halusinasi (Keluarga)

Orientasi

Selamatpagi Bapak/Ibu!”

“Saya Ani yang merawat Bapak S”

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?”

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan bantuan apa yang

Ibu bisa berikan.”

“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?

Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja

“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak? Apa yang Ibu lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau

melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.”

”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”

“Jadi kalau Bapak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”

“Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak

ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara

untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan,

tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan

muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan

berikan pujian jika dia lakukan!”

”Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa

konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum

untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak dengan cara menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara tersebut.

Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung Bapak,

katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara-suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara-suara itu

”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”

”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan” ”Bagus Bu”

Terminasi

”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?”

(21)

“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya?”

“Mau jam berapa saja latihannya?. Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan

latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa?Bagaimana kalau

dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya?”

(22)

FORMAT PENILAIAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama mahasiswa :

NIM :

No. Aspek Yang Dinilai Skor Ket

1 2 3 4 5

Fase orientasi: 1. Salam

2. Evaluasi perasaan/ masalah/ keluhan utama 3. Validasi kemampuan klien

4. Kontrak waktu dan tempat

5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan 6. Tujuan pertemuan

Fase kerja :

7. Teknik komunikasi 8. Sikap terapeutik

9. Langkah-langkah tindakan keperawatan Fase terminasi :

10. Evaluasi subjektif dan objektif 11. Rencana tindak lanjut

12. Kontrak yang akan datang

Total Skor

Referensi

Dokumen terkait

keperawatan untuk klien dengan gangguan jiwa yang salah satunya adalah. pasien yang mengalami masalah utama halusinasi

Tujuan penulisan untuk memberikan gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan masalah utama isolasi sosial dengan metode

Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Gangguan Nutrisi di Rumah Sakit Jiwa.

(2010) Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial.. dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL 160 Diagnosa – Definisi Masalah Tanda dan Gejala Luaran Intervensi Minor Subjektif: adanya mimpi buruk, merasa

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi pendengaran dengan masalah keperawatan gangguan persepsi sensori : halusinasi yang dilakukan tindakan

iii HALAMAN PENGESAHAN Karya tulis oleh : IGA DIYAH AYU PANGESTI Judul :ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :

Buku 2020-2023 4.1.2 Keperawatan Jiwa Pengembangan penelitian Keperawatan Jiwa diarahkan pada rentang respon kesehatan jiwa yang meliputi sehat jiwa, masalah psikososial, gangguan