• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Keperawatan Jiwa (3)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Ilmu Keperawatan Jiwa (3)"

Copied!
252
0
0

Teks penuh

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Barangsiapa tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta, melanggar hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1, huruf c, huruf d, huruf f dan/atau h untuk kepentingan komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. lima ratus juta rupiah).

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA DAN

Kurangi stres pada anak dan kemauan untuk bertindak defensif. C. Untuk membantu klien menjaga hubungan positif dengan orang lain. Hubungan antara klien dan terapis memberikan kesempatan bagi klien untuk mengalami hubungan yang positif dengan orang lain dengan cara yang penuh kasih.

DASAR-DASAR KEPERAWATAN JIWA

Sasaran pelayanan kesehatan jiwa adalah : Tetap sehat, resiko gangguan jiwa kembali sehat dan gangguan jiwa dapat mandiri dan produktif. Upaya peningkatan kesehatan mental keluarga adalah: pola asuh keluarga, pola komunikasi dalam keluarga yang mendukung tumbuh kembang jiwa yang sehat.

MENTAL DISORDER DAN PRINSIP-PRINSIP

Individu dengan gangguan jiwa sering mengalami gangguan kepribadian seperti paranoid, dissosial, dan emosi yang tidak stabil. Proses berpikir normal terjadi ketika mengandung ide-ide terarah, simbol, dan tujuan asosiatif, sedangkan individu dengan gangguan jiwa sering menunjukkan gangguan dalam proses berpikir.

POSYANDU KESEHATAN JIWA

Pelaksanaan peningkatan keterampilan hidup sehari-hari dan produktivitas orang dengan gangguan jiwa di posyandu kesehatan jiwa. Kajian, penentuan capaian pelayanan posyandu kesehatan jiwa bagi kelompok sasaran yaitu penderita gangguan jiwa dan keluarganya.

Tabel 4.4 Laporan Bulanan Data ODGJ pada Posyandu  Kesehatan Jiwa berdasarkan Diagnosis Medik
Tabel 4.4 Laporan Bulanan Data ODGJ pada Posyandu Kesehatan Jiwa berdasarkan Diagnosis Medik

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

Klien menolak untuk menunjukkan perubahan tubuh, persepsi negatif terhadap tubuhnya sendiri, atau bahkan tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi. Kaji apakah klien mengalami gangguan atau hambatan dalam memelihara hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dengan kehidupannya, kelompok yang dianut dalam masyarakat. Perawat mengimplementasikan tindakan yang ditetapkan dalam rencana keperawatan jiwa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan keikutsertaan pasien dalam tindakan keperawatan pada hasil yang diharapkan (Muhith, 2015).

Evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setelah setiap tindakan dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan respon pasien dengan tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.

TANDA GEJALA GANGGUAN JIWA DAN FORMAT PENGKAJIAN JIWA

Penilaian kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) yang terdiri dari compos mentis, apatis, somnolen, somnolen, dan koma. Kesadaran kualitatiflah yang dapat menjelaskan keadaan klinis gangguan kejiwaan, yang dapat: jelas (masih dapat berpikir sesuai dengan realitas yang ada, dapat ditemukan pada kecemasan, depresi dan insomnia), berubah (mengalami gangguan dalam penilaian realitas, ditemukan pada penderita skizofrenia, delusi atau psikotik lainnya), berkabut (mengalami distorsi kesadaran, sehingga memanifestasikan dirinya dalam bentuk gangguan orientasi waktu, tempat. Kurang perhatian selektif, ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada objek atau situasi tertentu yang dapat menimbulkan kecemasan.

Paramnesia, disebut juga ingatan palsu yang disebabkan oleh kebingungan saat mengingat ingatan lama yang sudah ada. Afeksi : merupakan respon emosional yang dapat dilihat, terjadi sesaat dengan rentang waktu yang singkat dan dapat berubah-ubah. Wawasan atau disebut juga Wawasan adalah kemampuan seseorang untuk memahami kondisi dan situasi dirinya dalam konteks realitas yang sebenarnya.

Wawasan tingkat 6: disebut juga Wawasan Emosional Sejati adalah kesadaran penuh akan situasi diri sendiri yang disertai dengan motivasi untuk mencapai peningkatan. Berikut adalah format asesmen psikiatri yang dapat digunakan untuk mengevaluasi tanda dan gejala gangguan jiwa yang ada.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN JIWA

Melalui komunikasi terapeutik, beban perasaan dan pikiran pasien akan berkurang sehingga emosi pasien lebih positif. Bahasa dapat menjadi penghalang dalam menjalin komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien jika terdapat perbedaan penggunaan diantara keduanya. Seorang perawat hendaknya memperhatikan penggunaan intonasi saat berkomunikasi secara terapeutik dengan pasien, karena intonasi yang tinggi dapat diartikan sebagai kemarahan atau paksaan oleh pasien, sehingga dapat merusak hubungan terapeutik.

Ekspresi wajah perawat akan mempengaruhi respon pasien selama komunikasi terapeutik.Ekspresi wajah perawat yang kuat dan emosional dapat meyakinkan pasien untuk mempercayai pesan tersebut. Perawat yang melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien sebaiknya menghindari posisi tubuh yang tertutup, seperti menyilangkan kaki atau melipat tangan di depan dada, karena dapat menimbulkan kesan bahwa perawat bersikap defensif atau tidak menerima. Misalnya, saat pasien akan menerima suntikan dan merasa takut, perawat mungkin bertanya kepada pasien "Apakah memegang tangan saya dapat membantu meredakan kecemasan Anda?".

Teknik Komunikasi Terapeutik untuk Kesehatan Mental Pasien Perawat dapat menggunakan berbagai macam teknik komunikasi terapeutik untuk berinteraksi dengan pasien. Teknik mendengarkan merupakan teknik yang banyak digunakan ketika pasien mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara panjang dan mendalam. Teknik ini merupakan dasar dari proses komunikasi terapeutik.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN JIWA

Sebelum membahas perkembangan mental pada anak dan remaja, secara umum kami akan memaparkan teori pertumbuhan dan perkembangan pada anak dan remaja. Menurut undang-undang kesehatan jiwa, timbulnya tanda dan gejala yang tampak pada tingkah laku akibat seseorang/individu mengalami gangguan pikiran, tingkah laku dan perasaan yang menyebabkan orang tersebut menderita dan menghambatnya dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia adalah pengertian gangguan jiwa. kekacauan. Menurut PPDGJ III, gangguan jiwa adalah gangguan fungsi interaksi dengan orang disekitarnya, gangguan fungsi psikis, perilaku abnormal, gangguan fungsi biologis akibat stressor yang dirasakan oleh individu yang kemudian menimbulkan kumpulan perubahan pola perilaku yang melaluinya ia mengalami distres. . atau keterbatasan sehingga tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya sebagai manusia (Maramis, 2009).

Perubahan dan perkembangan pesat berbagai fungsi biologis, hormonal, psikologis, dan sosial pada masa anak-anak dan remaja membuat kelompok usia ini rentan mengalami gangguan jiwa. Remaja yang dapat melewati setiap tahapan perkembangan memiliki ciri-ciri yang dapat dikategorikan sebagai remaja normal, ciri-ciri tersebut antara lain 1) remaja tidak memiliki gejala yang mengarah pada gangguan jiwa atau remaja sehat jasmani dan rohani. Apabila dalam proses perubahan dinamika perkembangan anak/remaja tersebut muncul ciri-ciri yang tidak normal, maka tidak menutup kemungkinan akan muncul gejala-gejala yang dapat mengganggu kesehatan mental anak/remaja yang bersangkutan.

Jenis gangguan jiwa yang sering dialami oleh anak dan remaja adalah gangguan kecemasan, mood, perhatian dan perilaku yang dipengaruhi baik oleh faktor proses biologis, emosional dan kognitif yang berhubungan dengan masa pubertas maupun oleh konteks sosial sekitar remaja (hubungan dengan keluarga). dan teman ). teman sebaya) (Patton, 2016). Perubahan fisik bersamaan dengan perubahan emosi dan sosial, termasuk paparan terhadap stresor 1) riwayat depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya, 2) riwayat gangguan kecemasan atau suasana hati orang tua atau gangguan kesehatan mental lainnya, 3) peningkatan persyaratan akademik atau sosial, 4) keluarga lingkungan yang penuh. Penelitian tentang skizofrenia yang dilakukan pada anak sangat terbatas, namun terdapat beberapa perilaku yang khas22.

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA PADA

DEWASA DAN LANSIA

Tahap transisi ini, yang dikenal sebagai masa dewasa baru, lebih dari sekedar proses biologis atau kognitif (Wall et al., 2016). Orang dewasa berhubungan seks dengan lebih banyak orang daripada orang dewasa muda. Terdapat penyakit yang mempengaruhi penuaan dini, seperti: arteriosklerosis, diabetes tipe II, infeksi (autoimun), kanker dan gangguan progeroid segmental (Hennekam, 2020).Gangguan neuropsikiatri pada orang dewasa yang lebih tua mencapai 6,6% dari total disabilitas (DALY) selama ini. kelompok usia.1 Sekitar 15% orang dewasa berusia 60 tahun ke atas menderita gangguan mental (Organisasi Kesehatan Dunia, 2016) Sementara pada lansia, penyakit Alzheimer adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian di Amerika Serikat.

6 di antara orang dewasa Amerika dan penyebab utama kematian ke-5 untuk orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Pengaruh program antargenerasi dapat berfungsi sebagai pendorong utama kesehatan di kalangan lansia dengan mengurangi risiko isolasi sosial dan kesepian karena rasa makna yang lebih besar (Murayama et al., 2015). Untuk orang dewasa yang berisiko bunuh diri, hotline intervensi krisis dan konseling mingguan menunjukkan sedikit efek pada keputusasaan (Fiske & Arbore, 2001).

Namun, pendekatan berbasis CBT tidak ditemukan secara signifikan meningkatkan harapan/keputusasaan pada orang dewasa yang lebih tua dengan penyakit mental yang parah (Berry et al., 2013; Fortuna et al. 2020) 'Urgensi Revisi Undang-Undang Kesejahteraan Lansia', Aspirasi: Jurnal of Social Problems, 11(1), pp 2020) 'The external phenotype of aging', European Journal of Medical Genetics.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

Stresor internal atau eksternal - gangguan dan kerugian - individu memberi makna positif - mengimbangi dengan aktivitas positif - perbaikan (menyesuaikan diri dan merasa nyaman) b. Stresor internal atau eksternal - gangguan dan kehilangan - individu memberi makna - perasaan tidak berdaya - kemarahan dan perilaku agresif - diekspresikan di luar individu - kompensasi dengan perilaku konstruktif - perbaikan (adaptasi dan perasaan nyaman). Stresor internal atau eksternal - gangguan dan kerugian - individu memberi makna - perasaan tidak berdaya - kemarahan dan perilaku agresif - diekspresikan di luar individu - kompensasi dengan perilaku merusak - perasaan bersalah - ketidakberdayaan.

Kemarahan • Individu terhadap kehilangan dan dapat mempengaruhi siapa saja dan semua orang di sekitarnya. Komunikasi non-verbal, perusahaan keluarga Engel menginginkan Penyangkalan • Individu menyangkal realitas kehidupan dan dapat menjadi menarik. sendirian, duduk tak bergerak atau menatap tanpa tujuan. Menangis, bernapas dalam-dalam, kehilangan kontrol otot, gemetar, gangguan tidur.. kehilangan • Teman dan keluarga kembali ke aktivitas normal.

Penjelasan Tahapan Pakar Respon perilaku.. diri • Pada fase ini orang yang ditinggalkan merasa perlu untuk.. mempertahankan dan memulihkan energi fisik dan emosional. Tahapan ahli Penjelasan Respons perilaku .. menerima tanggung jawab atas diri sendiri, dan belajar hidup tanpa orang yang dicintai.

Gambar 10.2. Tahapan kehilangan menurut ahli   (Barbara et al., 2011)(Yusuf et al., 2021)
Gambar 10.2. Tahapan kehilangan menurut ahli (Barbara et al., 2011)(Yusuf et al., 2021)

ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Perilaku maladaptif seseorang yang memiliki emosi berlebihan dengan respon marah melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan secara fisik adalah perilaku kekerasan. Peneliti menetapkan topik/masalah penelitian yaitu penerapan Assertive Exercise dalam pengendalian emosi klien skizofrenia dengan masalah perilaku kekerasan. Tentukan kata kunci yaitu Pelatihan Aman, Skizofrenia, Perilaku Kekerasan, Penegakan.

Judul studi literatur: Teknik pengendalian emosi dengan menggunakan pelatihan asertif pada klien skizofrenia dengan masalah perilaku kekerasan. Teknik pengendalian emosi menggunakan pelatihan asertif pada klien skizofrenia dengan masalah perilaku kekerasan.” Dari kata kunci tersebut didapatkan 153 hasil, namun setelah dihitung ternyata hanya 113. Kajian artikel tentang pelaksanaan pelatihan asertif dalam meningkatkan kemampuan pengendalian emosi pada klien skizofrenia dengan masalah perilaku kekerasan.

Pemberian latihan asertif dapat mempersingkat fase intensif dan mengurangi gejala perilaku kekerasan pada pasien. Pengaruh terapi psikoreligius terhadap penurunan perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Gambar 6.2 Rentang respon  Keterangan
Gambar 6.2 Rentang respon Keterangan

Gambar

Tabel 4.4 Laporan Bulanan Data ODGJ pada Posyandu  Kesehatan Jiwa berdasarkan Diagnosis Medik
Tabel 4.5. Laporan Bulanan Data ODGJ pada Posyandu  Kesehatan Jiwa berdasarkan Diagnosis Keperawatan  Ko
Gambar 10.2. Tahapan kehilangan menurut ahli   (Barbara et al., 2011)(Yusuf et al., 2021)
Gambar 10.3. Tabel Intervensi Keperawatan   (PPNI, 2019)(PPNI, 2018)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru yang dilakukan oleh (Danar, 2015) diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu pola napas tidak efektif dengan