BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. WlLAYAH PENELITIAN 1. Desa Kelompu
Secara historis Desa Kelompu merupakan desa yang diresmikan pada tanggal 9 november 1987 berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Barat nomor : 353 tahun 1987, tentang penyatuan desa dalam rangka penataan kembali desa di Kalimantan Barat dahulunya. Desa Kelompu diambil berdasarkan penggabungan nama-nama kampung yang termasuk dalam wilayah administrasi Desa Kelompu. Ketika dilakukan pemekaran desa lalu disetujui oleh pihak kecamatan dan terbentuklah Desa Kelompu.
Desa Kelompu merupakan salah satu Desa yang jauh dari Kecamatan (+-15 Km), mayoritas penduduk desa kelompu adalah suku Dayak dan mayoritas beragama Katholik dan Kristen. Asal mula terbentuknya Desa Kelompu pada tahun 1929 terdiri empat (4) Kampung yang terdiri dari Kampung Kelompu, Kampung Semunte, Kampung Boro dan Kampung Berandong dengan nama Desa Tri Tunggal dan masuk ke Kecamatan Bonti. Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 1963 berubah menjadi nama Temanggung Ponco Benuo terdiri dari lima Kampung dimana masing-masing Kampung dikepalai oleh satu kepala kampung yang terdiri dari : Kampung Kelompu dikepalai oleh Bapak Nasarius Tempel, Kampung Semunte dikepalai oleh Bapak L. Duse, Kampung Boro dan Berandong dikepalai oleh Bapak Mujen serta Kampung antau dikepalai oleh bapak Dole.
Kelompu, masuk ke wilayah Kecamatan Kembayan. Seiring perkembangan zaman dan berdasarkan hasil pemetaan pemerintah maka Desa Kelompu terdiri atas enam Dusun yaitu Dusun Boro, Dusun Kelompu, Dusun Semunte, Dusun Rising Jaya, Dusun Majapermai dan Dusun Rantau. Desa kelompu merupakan desa yang masih sangat asri karena semua dikelilingi hutan yang sangat luas. Pemukiman masyarakat Desa Kelompu berada di sekitar dataran yang membentang dari wilayah Kecamatan Tayan Hulu sampai ke wilayah Kecamatan Kembayan.1
Kebanyakan dari masyarakat desa berprofesi sebagai petani dan hasil pertanian yang di produksi adalah sawit dan hasil mereka berladang yakni terong, beras, sayur (hasil tersebut untuk kebutuhan makan mereka sehari-hari) sedangkan hasil dari sawit untuk di jual, selain berprofesi sebagai petani ada juga sebagai peternak babi dan perikanan.
Peta Desa Kelompu, Kembayan, Kabupaten sanggau, Kalimantan Barat
2. Gambaran umum Jemaat GPIB Ora et Labora
Terbentuknya GPIB Ora et Labora berawal dari ibadah keluarga pada bulan maret 1978. Pertama kali yang mengajak untuk ibadah itu adalah mendiang Lambo. Lalu diadakanlah rapat dan kumpulah masyarakat yang ada di Semunte. Didalam rapat itu membicarakan tentang agama yaitu siapa yang mau ke Khatolik akan di data dan Protestan akan di data. Ketika di data didapatlah
16 KK yang Protestan. Pada waktu itu, Jemaat Ora et Labora tidak memiliki tempat ibadah oleh sebab itu, di pakailah balai dusun atau disebut balai kampung. Balai kampung tersebut di gunakan secara bersama-sama dengan cara ibadah pada jam pertama di gunakan oleh agama Protestan sedangkan ibadah jam kedua digunakan oleh agama Katholik. Setelah memakai balai dusun maka tempat ibadah dipindahkan ke rumah salah seorang jemaat yang bernama Pak Sanam, Kemudian ada salah satu jemaat bernama Mamot, Ia meminta untuk mendirikan gereja. Gereja GPIB Ora et Labora didirikan 5 x 7 atas swadaya masyarakat dan 50 keping seng bantuan dari desa. Pada tanggal 12 Maret 1978 peresmian oleh pak Selano. Kemudian bertambahlah jumlah jemaat berjumlah 64 KK . GPIB Ora et Labora adalah bagian dari GPIB Sanggau namun ketika terjadi pemekaran maka GPIB Jemaat Ora et Labora menjadi mandiri sejak 25 Juli 2004 dengan jumlah perdana 593 KK 2030 Jiwa dengan sebagian besar suku Dayak 70%, Timor 15%, Batak 14 %2.
Jemaat GPIB Ora et Labora hidup berdampingan dengan jemaat lain dari gereja tetangga yakni dari gereja Katholik dan gereja Pentakosta. Jemaat di GPIB Ora et Labora berdasarkan sensus tahun 2017 berjumlah 83 KK 324 Jiwa yang terdiri dari 149 laki-laki dan 175 perempuan3. Mata pencarian jemaat setempat sebagian besar adalah petani sawit yakni berjumlah 320 orang, sisanya berprofesi sebagai 2 orang guru honor dan 2 orang perawat di puskesmas Milik Perusahaan sawit PTPN 13.
3. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
3.1 Pemahaman warga gereja tentang peran gereja di dalam pengembangan ekonomi dan
kemandirian gereja
Pengurus gereja GPIB Jemaat Ora et Labora memahami bahwa perlu untuk melakukan kegiatan ekonomi atau Berbisnis karena menurut mereka gereja tidak hanya memberikan
2Hasil wawancara dari tokoh Pendiri gereja
bimbingan kerohanian saja tetapi gereja juga membutuhkan keuangan untuk mendukung berbagai kegiatan gereja. Pendapat ini diungkapkan oleh Pengurus gereja4 :
Gereja perlu berbisnis untuk menunjang pelayanan dan untuk menunjang pelayanan membutuhkan keuangan untuk mendukung salah satu kegiatan gereja, agar supaya gereja menjadi kuat, gereja perlu memikirkan pengembangan ekonomi dan kemandirian
Ia berkata, antara kerohanian dan ekonomi harus ada keseimbangan tetapi memang yang utama adalah beriman. Dan beriman itu harus lebih tinggi dari harta duniawi. Menurutnya, kegiatan ekonomi atau bisnis adalah salah satu faktor untuk mendukung keberlangsungan pelayanan dan kemandirian gereja.
Gereja perlu berbisnis untuk Pengembangan Ekonomi dan kemandirian Gereja, agar supaya gereja menjadi kuat dan supaya ketika ada pengeluaran maka gereja tidak perlu meminta kepada jemaat. Hal senada diungkapkan oleh Pengurus gereja5, ia berkata gereja berperan penting dalam pengembangan ekonomi dan kemandirian gereja, salah satu bentuk kemandirian yaitu gereja memiliki asset yaitu kebun sawit, ia memandang bahwa asset yang dimiliki gereja saat ini perlu di kembangkan. Dikembangkan dengan cara diperluas lahannya (pembukaan lahan) tujuannya untuk meningkatkan perekonomian gereja. gereja perlu berperan di dalam mengembangkan ekonomi dan kemandirian, hal tersebut dapat diwujudkan di dalam berbisnis agar gereja menjadi kuat sehingga keperluan gereja dapat teratasi. Ia juga menekankan bahwa di dalam berbisnis itu memiliki nilai positif contohnya Asset sawit yang dimiliki gereja harus ditingkatkan untuk memenuhi keperluan gereja diantaranya pembangunan. Selain itu ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh gereja untuk berperan di dalam pengembangan ekonomi dan kemandirian
4Pengurus Gereja (Pentua Ijon, Sth), wawancara (Senin23 Oktober 2017)
gereja yaitu mendorong jemaat untuk terjun di dalam pengembangan ekonomi, gereja perlu memberikan pelatihan dan pemberdayaan bagi warga jemaat .
Selain asumsi yang diberikan oleh Pengurus gereja mengenai perlunya berbisnis juga disampaikan oleh seorang warga gereja6, ia mengatakan bahwa perlu adanya pengembangan di dalam ekonomi gereja untuk menunjang kemandirian, contohnya sawit yang dimiliki oleh gereja, di dalam pengerjaannya jemaat juga perlu terlibat. Karena kalau hanya berharap pada persembahan jemaat tidak akan cukup untuk kebutuhan administrasi gereja, kebutuhan pendeta dan kegiatan gereja
3.2. Pemahaman warga gereja terhadap peran warga gereja di dalam pengembangan ekonomi dan
kemandirian gereja
Warga gereja7 memahami bahwa yang bekerja di dalam asset gereja hanya pengurus gereja saja. Hal ini diungkapan oleh seorang warga gereja. ia berkata bahwa warga gereja belum meyadari bahwa asset yang dimiliki adalah milik bersama, selama ini pemahaman mereka pengerjaan sawit hanya pengurus gereja saja. Secara mendalam ia mengatakan bahwa warga gereja harus terlibat di dalam pengerjaan sawit gereja, bahwa warga gereja harus melihat kebelakang. Mereka harus memahami bahwa yang menyebabkan gereja menjadi mandiri dan bisa membiayai semua keperluan yang ada itu adalah topangan dari hasil sawit. Anggapan yang sama disampaikan oleh pak Alexander bahwa Warga gereja beranggapan kalau kita hanya mengharapkan pengurus gereja saja maka itu tidak seimbang dan kemungkinan tidak berjalan usaha gereja tersebut perlu keterlibatan jemaat dalam pengembangan ekonomi dan keterlibatan warga gereja dan kemudian ia berkata itu sangat membantu contohnya adalah tidak perlu lagi kita membayar orang untuk mengerjakan sawit sebab sawit yang dimiliki gereja hanya 1 kapling sama dengan 2 hektar saja.
6Alexander (sebagai warga gereja, pendidikan sarjana pertanian) wawancara ( kamis, 26 Oktober 2017)
Jika ditambah dengan membayar tenaga borongan tidak banyak keuntungannya, Seandainya saja ketika warga gereja mau bekerja, akan mengurangi pembayaran untuk orang lain yang bekerja.
Selain itu pengurus gereja juga menyampaikan beberapa hal mengenai peran warga gereja diantaranya, kerja sama atau disebut juga dengan gotong royong8. Warga gereja harus berperan aktif dalam kegiatan bergereja. Contohnya berpartisipasi dalam bekerja perkebunan sawit milik gereja. ia menekankan bahwa jemaat harus mendukung pekerjaan sawit dan bentuk dukungannya tidak hanya ketika bekerja saja, tetapi dukungan juga diberikan dalam bentuk pemberian dana apalagi keadaannya gereja saat ini sedang dalam masa pembangunan9, selain itu, tidak hanya dalam bentuk dukungan saja .Warga gereja perlu berperan aktif dan turut hadir dalam kegiatan yang dilakukan gereja, kegiatan bergereja itu salah satunya adalah bergotong royong untuk mengerjakan lahan sawit. ia juga berkata, bahwa warga gereja harus dapat bekerja bersama-sama diantaranya mempersiapkan kendaraan, mempersiapkan alat dan mempersiapkan waktu. Dalam bekerja untuk gereja, warga gereja harus memiliki ketulusan10.
Selain peran yang telah disampaikan, tantangan yang dihadapi gereja ketika mengembangkan ekonomi rupanya datang dari dalam maupun dari luar gereja. dari dalam gereja tantangan yang dihadapi adalah ketika mengajak warga gereja untuk berpartisipasi atau bekerja bersama11 sedangkan tantangan dari luar Faktornya adalah warga gereja terlalu sibuk memikirkan tentang kegiatan mereka sendiri sehingga mereka melupakan tugas dan tanggung jawab sebagai warga gereja, kurangnya kesadaran dan terlalu egois dalam memikirkan diri sendiri12 sehingga lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga gereja13.Selain tantangan dari dalam
8Noh Abraham Suan (Pengurus gereja sebagai penatua sekolah SMA)wawancara (senin,23 oktober 2017)
9 Mawan Ginting (warga gereja) wawancara (sabtu, 28 Oktober 2017)
10 Noh Abraham Suan (Pengurus Gereja sebagai Penatua) wawancara (senin, 23 Oktober 2017)
11Ijon, sth (pengurus Gereja sebagai penatua) wawancara (senin, 23 Oktober 2017)
12Suvice Marlena Sanam (warga gereja, Sarjana Pendidikan) wawancara (rabu,29 Oktober 2017)
maupun dari luar, tantangan lainnya berupa modal. gereja saat ini sulit dalam keuangan. Dalam kesulitan ini jemaat seharusnya bergerak dalam bekerja di perkebunan sawit. disamping itu warga gereja juga kurang kompak dan malas dalam bekerja14. Faktor lain yaitu kendaraan dan serta faktor alam15. solusi untuk berbagai tantangan yang di hadapi warga gereja adalah perlu adanya kerja sama16, perlu adanya pembinaan atau pemberdayaan sehingga jemaat dapat diarahkan17, warga gereja perlu didorong untuk bisa bekerja bersama agar memiliki semangat.
3.3. Pemahaman warga gereja tentang peran gereja di dalam pengembangan ekonomi dan
kemandirian gereja berbasis sawit
Produk-produk yang bisa dibuat dari kelapa sawit yaitu minyak goreng18, pupuk19, sabun20, mentega21. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan penulis melihat bahwa minimnya pemahaman mengenai kreativitas tentang produk-produk yang bisa dipasarkan lewat hasil sawit. Menurut salah seorang pengurus gereja selama ini khususnya di wilayah tempat kami tinggal hanya dapat menjual buahnya saja dan untuk produk lain belum pernah22. Namun ketika penulis mewawancarai seorang tokoh masyarakat mengenai produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan oleh sawit ia mengatakan hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh warga gereja yang lain. Tetapi ia kembali menandaskan bahwa agaknya sangat sulit untuk membuat produk-produk seperti itu dengan melihat wilayah pedesaan seperti ini. Seorang pengurus gereja, ia mengatakan bahwa selama ini yang saya ketahui 23 : khususnya dari segi bercocok tanam angkos
14Firman Sitepu (pengurus gereja, sarjana pertanian) wawancara (selasa,24 oktober 2017)
15Lukas(Pengurus gereja sebagai diaken, pendidikan sekolah dasar) wawancara ( senin, 27 oktober 2017)
16Weli (sebagai warga gereja pendidikan Sarjana) wawancara (selasa, 25 oktober 2017)
17Sugandi (sebagai warga gereja pendidikan SMA)wawancara(sabtu,28 oktober 2017)
18wawacara pengurus gereja dan warga jemaat.
19Ijon (sebagai penguru gereja, pendidikan teologi) wawancara (senin, 23 oktober 2017)
20Kristina Singet (sebagai pengurus gereja diaken,sekolah dasar) wawancara (jumat 27 oktober 2017)
21Janter Siregar (sebagai warga gereja pendidikan SMA)) wawancara (rabu, 01 november 2017)
22 Firman Sitepu (pengurus gereja, sarjana pertanian) wawancara (selasa,24 oktober 2017)
sawit bisa di buat orang, di bakar orang untuk tanaman, digunakan untuk minyak goreng24, Di jual dan dapat uang itu saja yang selama ini kita lakukan, kami hanya menjual buahnya saja, disini belum. Menghasilkan minyak, sabun, pupuk. Tetapi selama ini baru menjual minyak saja.
Dari hasil penemuan yang didapat produk yang dihasilkan dari sawit yaitu minyak dan sabun. Hanya Sedikit yang menjawab pupuk selain itu menurutnya yang dilakukan saat ini hanya menjual buah dari sawit. setelah di jual angkos sawit itu digunakan untuk bercocok tanam digunakan oleh warga untuk bercocok tanam. Sedangkan mengenai sabun penulis mendengar bahwa hasil dari minyak kotor yang terapung di permukaan air dimanfaatkan sebagai bahan baku sabun. Mereka belum memahami langka-langkah dalam membuat sabun. Ia berkata, saya pernah mendengar mereka membuat produk dari sabun itu dari minyak kotor yang terapung di permukaan untuk dijadikan sabun dan seseorang yang pernah membuat itu tinggal jauh di kecamatan kembayan dan ia berkata belum ada pelatihan untuk membuat produk itu25. Dari penemuan yang ada maka penulis melihat bahwa untuk membuat sabun itu sulit tetapi ada kemungkinan produk dari sawit yang bisa dapat dimanfaatkan yaitu pupuk. Tetapi hal yang harus dilakukan adalah dengan cara menyediakan tempat khusus untuk membakar angkos sawit tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara, penulis melihat bahwa pupuk dari sawit tersebut dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam. selain sawit hal lain yang bisa dijadikan pilihan yaitu berkebun. Minimnya pengetahuan tentang produk-produk yang dihasilkan mengakibatkan minimnya kreativitas. Jemaat atau masyarakat bisanya hanya meniru, tidak ada kreativitas26
Kurangnya pengetahuan ini membuat gereja harus dapat memberikan pemberdayaan bagi warganya dan pemberdayaan dalam hal ini Pembangunan ekonomi adalah suatu pertumbuhan
24 Sularso (sebagai tokoh masyarakat, sarjana pertanian ) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
25Ibu Kristina Singet (sebagai pengurus gereja, sekolah dasar) wawancara (jumat 27 oktober 2017)
ekonomi yang membawa perubahan. Pembangunan ekonomi tidak hanya berorientasi pada produksi barang dan jasa tetapi juga dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.
Sangat perlu dalam membangun ekonomi, sebagai gereja juga harus memberikan pandangan sehingga masyarakat dapat maju gereja harus membangun dalam pemikiran serta membuka wawasan mereka27
Dari hasil penelitian yang didapati, penulis melihat bahwa gereja perlu memberikan pemberdayaan bagi warganya. Gereja harus membangun warganya. Membangun tidak hanya berorientasi pada pembangunan ekonomi warga tetapi juga berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam untuk peningkatan kesejahteraan.
Berdasarkan solusi dan produk-produk apa saja yang dihasilkan apakah memerlukan investor dalam hal ini pihak ketiga, dari data yang ada penulis melihat bahwa beberapa orang yang menyetujui mengenai pihak ketiga atau investor mengatakan, Sawit yang dimiliki oleh gereja luasnya hanya 1 kapling yaitu sekitar 2 hektar, oleh sebab itu belum perlu melibatkan pihak ketiga (investor)28. Tanggapan lain mengatakan tidak perlu gereja masih bisa mengerjakannya sendiri29, di tempat lain ada tanggapan yang mengatakan perlu dalam mengembangkan ekonomi gereja contohnya dalam hal bantuan modal bagi pembukaan lahan baru30Tetapi investor atau pihak ketiga
27Sanam( sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
28 Firman Sitepu (sebagai Pengurus Gereja, sarjana pertanian) wawancara (selasa 24 oktober 2017)
29 Ibu Yosefine (sebagai warga gereja, pendidikan SMA) wawancara (jumat, 27 oktober 2017)
khususnya dapat memberikan modal maka sangat diperlukan, Sebab sawit gereja memiliki prospek yang sangat baik khususnya dalam hal pengembangan ekonomi gereja31.
4. Pemahaman tokoh masyarakat tentang keterlibatan gereja di dalam pengembangan ekonomi
dan kemandirian gereja berbasis sawit
Dari hasil penelitian diperoleh data dari informan berjumlah 3 orang tokoh masyarakat, berdasarkan penelitian terhadap tokoh masyarakat, penulis melihat bahwa ekonomi itu sangat di perlukan di dalam gereja, mereka juga menyetujui dalam hal ini gereja melakukan kegiatan ekonomi atau bisnis yaitu sawit32.
Mereka juga mengatakan bahwa Kalimantan barat khususnya di wilayah semunte yang merupakan wilayah sawit. dengan adanya sawit masuk ke wilayah ini, perekonomian warga jemaat semakin berkembang dibandingkan sebelum sawit masuk. Sebelum sawit ada, masyarakat ketika itu masih bersifat tradisional, mereka masih berladang, ketika berladang pendapatan mereka tidak seberapa dan pendidikan mereka hanya sampai sekolah dasar. Tetapi, ketika sawit masuk pendapatan masyarakat semakin berkembang sehingga dari pendapatan sawit tersebut mereka dapat membeli kendaraan, rumah dan anak-anak mereka pun dapat sekolah sampai sarjana33. gereja yang memiliki asset sawit khususnya di wilayah ini yaitu gereja protestan (GPIB) dan katolik34. Dengan gereja memiliki asset sawit sangat baik ketika dikelola dengan baik hal itu menjadi pengembangan bagi gereja sendiri dan khususnya juga bagi warga gerejanya35.
Mereka juga mengatakan bahwa masyarakat itu membutuhkan bimbingan di dalam mereka melakukan pekerjaan sehari-hari, khususnya di dalam masalah ekonomi36,
31Marpaung (sebagai warga gereja, pendidikan SMA) wawancara (jumat 27 oktober 2017)
32Sularso (sebagai tokoh masyarakat, sarjana pertanian ) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
33Sularso(sebagai tokoh masyarakat,sarjana pertanian)wawancara (senin, 30 oktober 2017)
34Sanam( sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
35Sularso (sebagai tokoh masyarakat, pendidikan sarjana) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis melihat bimbingan di sini adalah memberikan bantuan kepada individu atau masyarakat agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Potensi yang mereka dapat belum mereka kembangkan dengan baik, masyarakan belum melihat hal-hal apa saja yang dapat dihasilkan sehingga sesuatu yang dihasilkan itu akan membuat ekonomi mereka menjadi lebih baik. Hal lain yang penulis darit tanggapan itu bahwa mayarakat memerlukan bimbingan seperti memberikan pemahaman bagi mereka tentang bagaimana melakukan kegiatan usaha yang dapat membuat mereka menjadi sejahtera, seperti mengundang para pembicara yang memiliki kemampuan di bidang usaha atau perekonomian agar mereka mendapat pengetahuan dalam mengelola apa saja yang di lihat dari sekitar mereka.
Berdasarkan penelitian ini penulis melihat bahwa Ketika gereja melakukan kegiatan ekonomi atau berbisnis maka, gereja juga dirasa perlu ikut serta dalam hal memberdayakan masyarakat dalam hal ini warga gereja, gereja juga harus dapat mengasah jemaat agar kreatif. Oleh karena itu, sangat diperlukan tenaga ahli untuk membangun pemikiran dan wawasan khususnya dalam hal bertani. Dengan adanya tenaga ahli maka masyarakat bisa diajarkan tentang beberapa pandangan37 tentang pengelolan sawit seperti apa, serta dengan adanya tenaga ahli maka dapat memberikan pengetahuan sehingga tidak hanya sawit saja tetapi ada kreativitas yang lain seperti perikanan. Selain sawit memang ada hal lain yang dikelola seperti karet, masyarakat mengelola perkebunan karet tetapi hasilnya dirasa sangat lama dan jauh dari harapan sehingga masyarakat berpindah dari karet ke sawit.
Gereja harus membangun kata membangun disini penulis melihatnya sebagai suatu tugas yang harus dilakukan berupa membina masyarakat khususnya warga gereja agar mereka dapat berkembang dalam pemikiran dan membuka wawasan mereka dalam bertani, pemahaman mereka selama ini bertani hanya sawit, sehingga gereja perlu memberikan pengetahuan bagi mereka bagaimana bertani yang baik dan benar, memang di dalam bertani itu tidak mudah membutuhkan kerja keras, keuletan dan kesabaran38 .
Gereja harus memberikan pandangan sehingga masyarakat dapat maju, tokoh masyarakat ini menjelaskan bahwa peran gerja sangat penting untuk membuat masyarakat/warga gereja menjadi maju. Masyarakat maju itu ditandai dengan adanya pembagian kerja yang terinci39, masyarakat saat ini hanya tahu menjalankan satu jenis pekerjaan saja misalnya masyarakat hanya mengetahui sawit, karet dan lada dan mereka hanya itu saja yang dikerjakan tidak ada hal lain. Ketika karet mengalami penurunan masyarakat berpindah alih ke sawit, dan lada pun sangat lama baru dapat dipanen. Sehingga sawit merupakan satu-satunya pengasilan yang menguntungkan dan hal ini lah yang membuat masyarakat susah untuk mencari variasi/kreatifitas yang lain40. Sehingga gereja perlu membuat suatu kelompok tani, seperti peternakan atau perikanan41.
Berdasarkan penelitian ini penulis melihat bahwa peran dalam gereja perlu membantu warga nya dalam membantu memberikan pandangan, membangun pola pikir, membangun semangat bekerja42
38 Sanam( sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
39 Sularso (sebagai tokoh masyarakat, sarjana pertanian ) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
40 Sularso (sebagai tokoh masyarakat, sarjana pertanian ) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
41 Sanam( sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
Berdasarkan penelitian ini penulis melihat, perlu adanya pengembangan usaha kecil contoh dengan adanya menyediakan benih bagi warga masyarakat/gereja. gereja perlu mengundang tenaga ahli, yang terpenting adalah sumber daya manusia43.
Berdasarkan penelitian ini penulis melihat bahwa ada saling ketergantungan antar gereja dan masyarakat khususnya warga gereja
Berdasarkan penelitian ini penulis melihat bahwa dibutuhkan kreasi artinya perlu ada hasil karya lain yang harus dilakukan oleh masyarakat. Sehingga tidak harus meniru. Banyak tanah yang menganggur tapi pola pikir masih belum terbuka44.
Dari hasil penelitian ini penulis melihat bahwa dari hasil wawancara ini dua orang tokoh masyarakat yang saya wawancarai ini mengatakan bahwa tidak ada tantangan yang mereka dapati di dalam masyarakat, hanya ada satu tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa Tantangan yang didapat oleh masyarakat adalah Gangguan sesama warga masyarakat, gangguan disini penulis mengartikannya sebagai adanya persaingan diantara sesama warga. Persaingan hal mencari keuntungan melalui bidang usaha yang mereka jalankan. Khususnya persaingan di bidang ekonomi. Contohnya adalah ketika ia mengusahakan usaha dibidang perikanan, masyarakat sekitar mereka selalu mencuri. Mereka tidak senang jika ada yang berhasil dalam usaha. Jangan menyerah untuk menghadapi kendala45.Berdasarkan hasil penelitian ini penulis melihat bahwa mereka menyetujui gereja terlibat dalam usaha ekonomi sawit46 Berdasarkan hasil penelitian penulis melihat bahwa gereja Sawit prospek kedepannya baik, tetapi juga perlu mengembangkan jemaatnya agar kreatif sehingga tidak hanya sawit saja yang dikembangkan.
43 Sanam (sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
44 Sularso (sebagai tokoh masyarakat, sarjana pertanian ) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
45 Sanam (sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)
46 Sanam (sebagai tokoh masyarakat, pendidikan guru) wawancara (senin, 30 oktober 2017)