• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tegangan Lentur Efektif Balok Komposit Dengan Variasi Rasio Ketinggian Pelat Beton Dan Profil Baja Berdasarkan Metode LRFD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisa Tegangan Lentur Efektif Balok Komposit Dengan Variasi Rasio Ketinggian Pelat Beton Dan Profil Baja Berdasarkan Metode LRFD"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TEGANGAN LENTUR EFEKTIF BALOK KOMPOSIT

DENGAN VARIASI RASIO KETINGGIAN PELAT BETON DAN

PROFIL BAJA BERDASARKAN METODE LRFD

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian

Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh:

JOHN PIRMA SAHATA SITORUS 09 0404 060

Dosen Pembimbing:

Ir. TORANG SITORUS, MT NIP. 19571012 198601 1 001

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ABSTRAK

Pada balok non komposit yaitu yang terdiri dari satu jenis material: misalnya baja,

keruntuhan balok akan ditandai oleh terlampauinya tegangan leleh baja tersebut.

Pada balok komposit: misalnya tersusun dari beton dan baja, keruntuhan balok

akan ditandai oleh terlampauinya tegangan leleh pada salah satu material

penyusunnya, pada beton atau baja. Dalam perencanaan struktur balok komposit

perencanaan balok komposit belum memiliki standar yang memperhatikan

keseimbangan persentase tegangan terjadi dari material penyusunnya. Keadaan

ketidakseimbangan ini akan menyebabkan kegagalan struktur komposit akibat

terlampauinya salah satu tegangan leleh material, sekalipun tegangan yang terjadi

pada material yang lain masih jauh dari tegangan lelehnya. Tegangan akibat lentur

yang terjadi pada balok sangat dipengaruhi oleh tinggi penampang. Maka

kesetimbangan tegangan dianalisis melalui rasio ketinggian pelat beton dan balok

baja. Analisis menghasilkan berbagai nilai rasio untuk berbagai kombinasi kuat

tekan beton dan kuat leleh baja. Perencanaan dengan mendekati rasio efektif

untuk kesetimbangan tegangan pada masing-masing material menghasilkan profil

baja yang lebih kecil dengan tebal pelat tetap. Keadaan ini menyebabkan berat

balok yang dihasilkan lebih kecil sehingga dapat menghasilkan desain yang lebih

ekonomis. Metode pelaksanaan dengan perancah lebih baik daripada tanpa

perancah, karena tegangan yang dihasilkan lebih kecil. Hal ini disebabkan aksi

komposit, yang menjadi andalan desain ini, pada metode pelaksanaan tanpa

perancah tidak digunakan secara maksimal, hanya untuk memikul beban hidup

saja. Rata-rata penurunan tegangan yakni sebesar 4,50 %. Dalam pelaksanaan

dengan perancah, disarankan untuk menggunakan perancah pada tengah bentang,

karena metode ini menghasilkan tegangan yang lebih kecil. Hal ini disebabkan

adanya momen negatif yang timbul di tengah bentang sebelum beton mengeras,

yang mengurangi momen terjadi setelah perancah dilepaskan. Rata-rata penurunan

tegangan yakni sebesar 7,34 %.

Kata kunci: balok komposit, tegangan lentur, kesetimbangan tegangan, rasio

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memimpin

saya dalam setiap proses penyelesaian Tugas Akhir ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik

Sipil bidang studi struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara, dengan judul: Analisa Tegangan Lentur Efektif Balok

Komposit Dengan Variasi Rasio Ketinggian Pelat Beton Dan Profil Baja

Berdasarkan Metode LRFD.

Saya menyadari bahwa selama pengerjaan Tugas Akhir ini, ada banyak

pihak yang terlibat dan mendukung saya hingga Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mengambil peranan yang

penting, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai

Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan dukungan selama

proses perkuliahan di Departemen Teknik Sipil dan memberi masukan

untuk perbaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M. Eng selaku Pembimbing Akademik yang

(4)

4. Bapak Ir. Torang Sitorus, MT selaku Pembimbing Tugas Akhir yang

bersedia menyediakan waktu dan pikiran untuk membimbing,

mengevaluasi, dan mengarahkan saya dari awal penulisan hingga Tugas

Akhir ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Ir. Sanci Barus, MT selaku Koordinator Sub. Jurusan Struktur dan

sebagai Dosen Pembanding yang telah memberi masukan untuk perbaikan

Tugas Akhir ini.

6. Bapak/Ibu seluruh staf pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini

kepada saya.

8. Untuk segenap keluarga besar, teristimewa untuk Ibunda R. N.

Tampubolon yang memberikan dukungan yang sangat besar secara moril

dan materil, untuk abang dan kakak J. Sitorus/H. Br Siregar, J. Sitorus/H.

Br. Sinurat, R. Sinaga, SE/H. Br. Sitorus, S. Kom, Jadiman Sitorus, Amd.

Kom, Hendranita Sitorus, Amd. Kom, dan saudara kembar Jendro M.

Sitorus, S. Si yang selalu memotivasi, mendukung, mengarahkan, dan

mendoakan selama masa studi sampai pada penyelesaian tugas akhir ini.

Saya menyadari besarnya peranan keluarga dalam pembentukan diri

hingga saya bisa seperti saya saat ini.

9. Untuk rekan-rekan seperjuangan yang sudah saya anggap sebagai saudara:

Ovit, Mariance, Junwesdy, Christian, Antonius, Adi, Maria, Sumihar,

(5)

Hasoloan, Agrifa, Suparta, Edwin, Abraham yang telah banyak membantu

selama masa studi sampai dalam penyelesaian tugas akhir ini.

10. Untuk seluruh rekan-rekan stambuk 2009 yang tidak dapat disebutkan satu

per satu. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu selama

proses perkuliahan bahkan dalam pengerjaan tugas akhir ini.

11. Adik KK saya Disciple of Christ (Juang Telaumbanua), Reonrefim Jr (Ecy

Damanik, Michael Candra, Luccas Saragih), Aqua La Vida (Astri Lubis,

Fitri Hutagalung, Donald Manik, Reny Linda Kristy), dan Viva La Vida

(Parna Sitanggang dan Jagardo Damanik), juga untuk PKK Roy A.

Pakpahan, ST dan semua rekan sepelayanan di UKM KMK USU UP FT

yang telah mendukung saya dalam doa seiring di pelayanan dan

mengerjakan tugas akhir ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

1.6 Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Umum ... 9

2.2 Perkembangan Struktur Komposit ... 9

2.3 Pengenalan Balok Komposit ... 11

2.3.1 Aksi Komposit ... 11

2.3.2 Hubungan Elastis dan Plastis Saat Terjadi Aksi Komposit ... 14

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian ... 19

2.3.4 Lebar Efektif ... 21

2.4 Metode Konstruksi Balok Komposit ... 23

2.5 Konsep LRFD dalam Perencanaan Struktur ... 24

2.5.1 Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan ... 26

2.5.2 Faktor Tahanan ... 27

(7)

2.5.3.1 Balok Terkekang Lateral ... 30

2.5.3.2 Desain Balok Terkekang Lateral ... 32

2.5.3.3 Beban Terpusat pada Balok ... 34

2.6 Konsep LRFD pada Balok Komposit ... 37

2.6.1 Garis Netral Berpotongan pada Pelat ... 39

2.6.2 Garis Netral Berpotongan pada Balok ... 41

2.7 Alat Penyambung Geser ... 42

2.8 Lendutan ... 49

BAB III METODE ANALISA DAN APLIKASI ... 52

3.1 Umum ... 52

3.5.1 Menentukan Karakteristik Umum Balok Komposit ... 63

3.5.1.1 Menentukan Lebar Efektif ... 63

3.5.1.2 Menentukan Nilai Rasio Modulus ... 64

3.5.1.3 Menentukan Lebar Efektif Ekivalen ... 65

3.5.1.4 Menentukan Letak Garis Netral ... 65

3.5.1.5 Menentukan Momen Inersia Penampang Trasformasi ... 66

3.5.1.6 Menentukan Beban yang Bekerja ... 66

3.6 Menentukan Tegangan untuk Metode Pelaksanaan Tanpa Perancah ... 67

3.6.1 Tahap 1: Pelat Pelat Belum Mengeras ... 67

(8)

3.8 Menentukan Tegangan untuk Metode Pelaksanaan dengan

Perancah di Sepanjang Bentang ... 68

3.9 Menentukan Tegangan untuk Metode Pelaksanaan dengan Perancah di Tengah Bentang ... 69

3.9.1 Tahap 1: Pelat Beton Belum Mengeras ... 69

3.9.2 Tahap 2: Pelat Beton Sudah Mengeras ... 69

3.10 Menentukan Kuat Lentur Nominal ... 70

3.11 Pemeriksaan Lendutan ... 71

3.11.1 Lendutan untuk Metode Konstruksi Tanpa Perancah .... 71

3.11.2 Lendutan untuk Metode Konstruksi dengan Perancah .. 72

3.12 Pemeriksaan Kesetimbangan Tegangan Terjadi ... 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 74

4.1 Umum ... 74

4.2 Perhitungan untuk Metode Konstruksi Tanpa Perancah ... 76

4.3 Perhitungan untuk Metode Konstruksi dengan Perancah di Sepanjang Bentang ... 78

4.4 Perhitungan untuk Metode Konstruksi dengan Perancah di Tengah Bentang ... 80

4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan ... 83

4.6 Tinjauan Hasil Perhitungan ... 87

4.6.1 Tinjauan Nilai Rasio Efektif (t/H) untuk Perancah di Sepanjang Bentang ... 88

4.6.2 Tinjauan Nilai Rasio Efektif (t/H) untuk Perancah di Tengah Bentang ... 90

4.7 Aplikasi dalam Perencanaan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 99

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengaruh Aksi Komposit Pada Balok Baja-Beton ... 18

Tabel 2.2 Faktor Tahanan... 28

Tabel 3.1 Sifat Mekanis Baja Struktural ... 56

Tabel 3.2 Nilai Modulus Elastisitas Beton ... 58

Tabel 3.3 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung ... 60

Tabel 3.4 Beban Hidup Pada Lantai Gedung ... 62

Tabel 3.5 Nilai Rasio Modulus n untuk Perencanaan Praktis ... 65

Tabel 3.6 Batas Lendutan Maksimum ... 73

Tabel 4.1 Rasio Efektif (t/H) untuk Perancah di Sepanjang Bentang ... 83

Tabel 4.2 Rasio Efektif (t/H) untuk Perancah di Tengah Bentang... 85

Tabel 4.3 Perbandingan Desain Balok dengan Beberapa Kondisi untuk Perancah di Sepanjang Bentang ... 88

Tabel 4.4 Perbandingan Desain Balok dengan Beberapa Kondisi untuk Perancah di Tengah Bentang ... 90

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Macam-Macam Struktur Komposit ... 2

Gambar 2.1 Keadaan Balok dengan dan Tanpa Aksi Komposit yang Melendut Akibat Beban Vertikal ... 12

Gambar 2.2 Variasi Regangan pada Balok Komposit ... 14

Gambar 2.3 Penampang Balok Beton dengan Diagram Tegangan ... 15

Gambar 2.4 Distribusi Tegangan Profil Baja Hingga Mencapai Keadaan Plastis ... 15

Gambar 2.5 Pengaruh Penghubung Geser Terhadap Tegangan Lentur dan Geser ... 16

Gambar 2.6 Perbandingan Respon Baja-Beton Dengan Aksi Komposit dan Tanpa Aksi Komposit ... 17

Gambar 2.7 Distribusi Tegangan Plastis dengan Aksi Komposit ... 19

Gambar 2.8 Distribusi Tegangan Tekan σx yang Tidak Merata dan Lebar Efektif be ... 22

Gambar 2.9 Lebar Efektif Struktur Komposit ... 20

Gambar 2.10 Modulus Penampang Berbagai Tipe Profil Simetri ... 30

Gambar 2.11 Distribusi Tegangan pada Level Beban Kerja ... 31

Gambar 2.12 Diagram Tegangan-Regangan Material Baja ... 31

Gambar 2.13 Tahanan Momen Nominal Penampang Kompak dan Tak Kompak ... 33

Gambar 2.14 Balok dengan Beban Terpusat ... 35

Gambar 2.15 Tekuk Web Bergoyang ... 36

Gambar 2.16 Kuat Lentur Nominal Berdasarkan Distribusi Tegangan Plastis . 38 Gambar 2.17 Alat Penyambung Geser yang Umum ... 43

Gambar 2.18 Bidang Gaya Geser untuk Beban Merata dan Distribusi Tegangan Geser pada Penampang Komposit Baja-Beton ... 44

Gambar 2.19 Gaya yang Diperlukan dari Alat Penyambung Geser pada Beban Kerja ... 45

(11)

Gambar 2.21 Papan yang Diletakkan sebagai Titian ... 50

Gambar 3.1 Model Penampang Analitis ... 52

Gambar 3.2 Kurva Tegangan Tegangan (f) – Regangan (ε) ... 54

Gambar 3.3 Bagian Kurva Tegangan – Regangan yang Diperbesar ... 55

Gambar 3.4 Diagram Tegangan pada Sistem Balok Komposit ... 64

Gambar 3.5 Simbol untuk Beberapa Variabel Penampang... 71

Gambar 4.1 Penampang Balok Komposit ... 74

Gambar 4.2 Balok Komposit Bentang 8m dan Potongan Melintang Penampang ... 94

Gambar 4.3 Diagram Tegangan yang Terjadi pada Profil WF ... 96

(12)

DAFTAR GRAFIK

(13)

DAFTAR NOTASI

As luas penampang profil baja

bf lebar profil baja

beff lebar efektif balok komposit

C gaya tekan

cx, cy jarak dari titik berat ke tepi serat arah x dan y

D beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen,

termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan

peralatan layan tetap

d tinggi profil baja

ds diameter stud

Δ lendutan

E beban gempa

Ec modulus elastisitas beton

Es modulus elastisitas baja

ε regangan

εsb regangan saat mulai terjadi efek strain-hardening (penguatan regangan)

εu regangan saat tercapainya tegangan putus f’c kuat tekan beton

fc tegangan yang terjadi pada beton

fe tegangan batas elastis

fsb tegangan pada serat bawah profil baja

fp tegangan batas proporsional

fu tegangan putus

fy tegangan leleh baja

fyu tegangan leleh atas

G modulus geser

γ faktor beban

(14)

H tinggi alat penyambung stud

I inersia penampang

Ix, Iy momen inersia arah x dan y

k tebal pelat sayap ditambah jari-jari peralihan

k jarak antara muka sayap terluar ke kaki lengkungan badan

L beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,

termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti

angin, hujan, dan lain-lain

L panjang bentang balok

La beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh

pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa

oleh orang dan benda bergerak

λ kelangsingan penampang balok (= b/2tf)

M momen yang terjadi

Mn momen nominal

Mu momen lentur akibat beban terfaktor

Mx, My momen lentur arah x dan y

N panjang dukung/dimensi longitudinal pelat perletakan

n rasio modulus =

ϕb faktor tahanan momen lentur = 0,90 Q beban yang harus dipikul struktur

qD beban mati

qult kapasitas alat penyambung

Rn kekuatan nominal struktur

Sx, Sy modulus penampang arah x dan y

T gaya tekan

t tebal pelat

tf tebal sayap profil baja

tw tebal badan profil baja

(15)

v tegangan geser

W beban angin

Wx momen tahanan

wb berat bekisting per satuan luas

wc berat jenis beton

ws berat jenis baja

y tinggi serat dari garis netral

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk membandingkan kuat lentur balok beton bertulangan baja normal dengan balok beton bertulangan baja dengan penambahan kawat yang

Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5.Penelitian ini telah diketahui besarnya kuat lentur pelat beton bertulangan baja dan pelat beton bertulangan

Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5.Penelitian ini telah diketahui besarnya kuat lentur pelat beton bertulangan baja dan pelat beton bertulangan baja

Tujuan dari penelitian ini adalah: melakukan analisis kuat lentur balok bertulangan baja dengan balok beton bertulangan bambu laminasi yang mempunyai kekuatan setara

Struktur komposit baja-beton adalah struktur yang terdiri dari profil baja dan beton digabung bersama untuk memikul beban tekan atau beban lentur. Balok komposit

Penelitian ini akan mengkaji bagaimana perilaku lentur balok beton yang menggunakan profil baja ringan sebagai perkuatan pada lubang di daerah tarik, sebagai

lentur pada balok beton bertulang yang telah dilakukan perkuatan dengan baja ringan profil U setelah balok beton tersebut dibebani hingga mencapai kekuatan batas (ultimate)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat lentur balok beton bertulang komposit yang diperbaiki dengan metode chemical anchor.. Hasil pengujian menunjukan bahwa pengkompositan