• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber: Khutbah Idul Fitri 1433 H Kanwil Kemenag Riau (riau.kemenag.go.id)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sumber: Khutbah Idul Fitri 1433 H Kanwil Kemenag Riau (riau.kemenag.go.id)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AKTUALISASI NILAI-NILAI RAMADHAN DALAM MENGHADAPI PROBLEMATIKA UMAT

Oleh: Drs. H. Tarmizi Tohor, MA

املسلا مكيلع ةمحرو هللا هتاكربو هللا ربكأ هللا ربكأ هللا ربكأ ( x 3 ) هللا ربكأ ااريبك هللدمحلاو ااريثك ناحبسو هللا ةركب ا.ليصأو ُدْمَحْلَا ِهّلِل ةَدْحَو َقَدَص ةَدااْعَو َر َااصَنَو ةَدااْبَع ّزااَعَأَو ُهَدااْنُج َمَزااَحَو اَبَازااْحَلْا ةَدْحَو ُدَه ْشَأ ْنَأ ّ ل َهلِا ّ لِا هللا ُهَدْحَو َ ل َكْيِر َش ُهَل ُدَه ْااشَأَو ّنَأ ااًدّمَحُم ُهُدااْبَع ُهُلْو ُااسَرَو ّيِبَنَل ّمُهّللَا ا.هَدااْعَب ّل َااص ْمّل َااسَو ْكِراااَبَو َىلَع ٍدّمَحُم َىلَعَو ِهااِلآ ِرَاهْطَ لْا ِهِبَاحْصَأَو ِرَايْخَ لْا ْنَمَو ُهَعِبَت ِنَاسْحِإِب َىلِإ ِ مْوَي اّمَأ ا.ِةاَمَايِقلْا ُداْعَب اَيَف َدَابِع هللا اوُقّتا َهّللا ّقَح ِهااِتاَقُت َ لَو ّنُتوااُمَت ّ لِإ ْمُتْنَأَو َلَاااقَف ا.َنوُمِل ْااسُم هللا َىلَاعَت ىِف ِنآْرُقْلا ُذْوُعَأ :مْيِرَكْلا هللِاب َنِم ِنَاطْي ّشلا ْمِقَأااَف :ِمْيِجّرلا َكااَهْجَو ِنيّدلِل اًفيِنَح َةَرْطِف ِهّللا يِتّلا َرااَطَف َساّنلا اَهْيَلَع َ ل َليِدااْبَت ِقااْلَخِل ِهّللا َكااِلَذ ُنيّدلا ُمّيَقْلا ّنِكَلَو َرَثْكَأ ِساّنلا َ ل َنوُمَلْعَي

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. ar-Rum (30): 30)

Allahu Akbar 3 x walillaahilhamd

Hadirin siding Idul Fitri yang dirahmati Allah.

Judul Khutbah Idul Fitri kita hari ini adalah: AKTUALISASI NILAI-NILAI RAMADHAN DALAM MENGHADAPI PROBLEMATIKA UMAT

Sidang Jama’ah Idul Fitri yang berbahagia

Hari ini kalimat takbir dari mulut umat Islam bergema di mana-mana. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur yang bercampur gembira, lantaran mereka telah ber-idul fitri (kembali kepada kesucian (fitrah)).

Ungkapan Idul Fitri terdiri dari dua kata, yaitu kata id yang berarti kembali atau hari raya, dan kata fitr yang berarti kesucian. Dengan demikian, Idul Fitri dapat diartikan dengan hari perayaan umat Islam atas keberhasilannya kembali pada kesucian diri layaknya seperti bayi yang baru dilahirkan.

Orang yang berhasil melaksanakan puasa sebulan penuh dengan penuh keimanan dan keikhlasan pada Allah Swt. dianggap sebagai orang yang kembali suci. Untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah Swt., umat Islam dianjurkan untuk merayakan kegembiraan tersebut dengan melaksanakan shalat sunat dua rakaat yang disebut dengan shalat hari raya Idul Fitri.

(2)

bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. telah mengganti kedua harimu ini dengan dua hari yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri” (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad ibn Hanbal).

Allahu Akbar 3 x walillaahilhamd

Sidang Idul Fitri yang dirahmati Allah. Sebagai upaya menjaga kesucian diri yang telah dicapai, dapat kita lakukan dengan mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai ibadah Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun nilai-nilai ibadah yang harus kita pertahankan dan aktualisasikan tersebut adalah: Pertama, nilai yang dikandung oleh ibadah puasa. Bila pada bulan Ramadhan, puasa adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan selama satu bulan penuh, maka di luar Ramadhan disunatkan kepada kita melakukan puasa pada hari-hari tertentu, seperti puasa enam hari-hari di bulan syawal, puasa senin dan kamis, puasa pertengahan bulan (puasa hari ke-13, 14, dan 15 tiap-tiap bulan, mulai dari muharram sampai zulhijjah, kecuali tanggal 13 zulhijjah, karena hari tersebut adalah hari tasyriq), dll.

Puasa merupakan ibadah yang memiliki banyak manfaat. Selain untuk kesehatan, dia juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengendalikan nafsu. Manfaat besar dari puasa, juga akan dapat dilihat dari dialog yang terjadi antara Abu Umamah dengan Nabi SAW. Abu Umamah bertanya kepada Nabi SAW.: “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku amal apa yang dapat menjamin diriku memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan masuk surga kelak? Rasul menjawab: Puasa! Abu Umamah bertanya dengan pertanyaan yang serupa, tetapi tetap saja jawaban Rasul sama, yaitu puasa.

Puasa yang dimaksud oleh Nabi SAW tersebut tentunya bukan sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih dari itu, puasa yang dilakukan dengan keimanan dan penuh perhitungan.

Mereka yang benar-benar puasa akan senantiasa mempuasakan totalitas dirinya, tidak saja dari makan, minum dan syahwat; tetapi juga mempuasakannya dari segala yang membatalkan pahala puasa. Adapun yang membatalkan pahala tersebut –sebagaimana yang disebutkan Nabi SAW- adalah berdusta atau berkata bohong, memfitnah, bersumpah palsu, membicarakan orang lain, dan melepaskan pandangan kepada sesuatu yang diharamkan Allah. Nilai-nilai inilah yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pertanda berhasilnya ibadah puasa Ramadhan kita.

Nilai Kedua yang patut diaktualisasikan dari ibadah di bulan Ramadhan adalah Shalat berjamaah. Pada bulan Ramadhan, semua umat Islam berupaya melakukan shalat secara berjamaah, terlebih lagi terhadap shalat sunat tarawih dan witir. Sehingga seluruh masjid dan mushalla penuh sesak dengan jamaah. Dengan berakhirnya bulan Ramadhan, hendaknya jangan sampai masjid dan mushalalla menjadi sunyi dari shalat berjamaah.

(3)

shalat berjamaah. Kalaupun shalat berjamaah tinggal, itu lantaran ketidak sengajaan. Meskipun tidak sengaja meninggalkannya, tetapi banyak para sahabat justru memberikan sanksi pada dirinya atas kelalaian yang mengakibatkan tertinggalnya shalat berjamaah. Umar bin Khattab, misalnya, memberikan sanksi atas tertinggalnya shalat Ashar berjamaah karena tertidur di kebunnya di kota Madinah berupa mendermakan kebunnya itu kepada Rasul SAW.

Melalui ibadah shalat berjamaah, terjalinlah silaturrahim dan persaudaraan yang baik di antara sesama jamaah.

Nilai Ketiga dari ibadah Ramadhan yang patut diaktualisasikan adalah nilai dari ibadah Zakat dan shadaqah. Ibadah sosial ini banyak dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Ibadah ini dapat menjadikan manusia memiliki sifat kepedulian sosial (dermawan). Meskipun harta diperoleh melalui jerih payah kita, tetapi di dalam harta tersebut terdapat hak orang lain, seperti hak fakir-miskin, hak masjid, hak anak yatim, dan lain-lain. Ini sejalan dengan firman Allah SWT.:

يِفَو ْمِهِلاَوْمَأ ّقَح

ِلِئاّسلِل ِ موُرْحَمْلاَو

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian” (Q.S. adz-Dzariyat (51): 19)

Allahu Akbar 3 x walillaahilhamd

Ma’asyiral Muslimiin wal muslimaat Rahimakumullah.

Tahun 2012 ini, tepatnya tanggal 9 Agustus 2012, usia provinsi Riau telah berumur 55 tahun. Sedangkan tanggal 17 Agustus 2012, usia kemerdekaan Negara Republik Indonesia telah berumur 67 tahun. Banyak perkembangan telah terjadi pada bangsa kita, khususnya di provinsi Riau.

Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah sebanyak 237.556.363 orang. Pada tahun 2011 menurut prediksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), negara Indonesia akan dihuni 241 juta orang.

Adapun Angka pertumbuhan penduduk di Riau mencapai angka 4,46 persen dengan jumlah penduduk 5.543.031 jiwa. Pertumbuhan penduduk ini tergolong tinggi dan di atas standar nasional diangka 1,3 persen.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk tersebut, maka muncul pula problematika umat yang harus dihadapi. Adapun problematika umat yang harus kita hadapi saat ini adalah: Kemiskinan, egoisme kelompok, dekadensi moral, dan kebodohan serta ketertinggalan sains teknologi.

1. Kemiskinan

(4)

Dari angka tersebut, pada tahun 2010, angka kemiskinan di provinsi Riau berjumlah 500,30 ribu jiwa, sekitar 8,65 %. Pada tahun 2011 menurun menjadi 482.05 ribu jiwa, sekitar 8,47 %.

Untuk mengatasi kemiskinan tersebut, Islam memberikan tiga jalan yang harus bersinergi dijalankan oleh umat Islam, yaitu:

a. Menjalankan kewajiban Individu, yaitu berupa meningkatkan etos kerja. Agar setiap umat Islam memiliki etos kerja yang baik, maka Islam mengajarkan prinsip-prinsip kerja yang mesti dianut oleh setiap umat Islam, yaitu: Kerja adalah suatu keniscayaan, kerja adalah ibadah, tiada waktu tanpa bekerja, bekerja harus menghargai waktu, bekerja harus bersungguh-sungguh, bekerja haruslah kerjasama, dan bekerja harus optimis.

b. Kewajiban pemerintah untuk membuat kebijakan yang akan membangkitkan ekonomi kaum dhu’afa sekaligus meringankan ekonomi mereka.

c. Kewajiban sosial, yaitu setiap muslim yang kaya harus berkontribusi untuk membantu orang miskin melalui kawajiban zakat.

Bila setiap umat Islam memiliki etos kerja yang baik, pemerintah senantiasa membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil, dan ibadah zakat berjalan pula dengan baik, maka tidak akan ada umat Islam yang miskin.

2. Problematika Umat yang kita harus hadapi saat ini adalah egoisme kelompok, yaitu: sikap superioritas yang dimiliki oleh kelompok-kelompok umat Islam, yang disebabkan oleh: Pertama, Sukuisme, yaitu fanatisme suku yang berlebihan dan memandang enteng suku lain. Kedua, Egoisme kelompok, yang dapat muncul berupa egoisme Organisasi agama, seperti Tarbiyah atau NU merasa lebih super dibandingkan dengan lainnya, atau Muhammadiyah merasa lebih super daripada yang lainnya

Ketiga, egoisme kelompok dapat pula berupa egoisme organisasi politik, yaitu: fanatisme dengan kelompok/aliran/faham politik. Keempat, egoisme kelompok dapat pula berupa fanatisme Mazhab

Untuk menghadapi egoisme kelompok tersebut, maka Islam mengajarkan ajaran Ukhwah Islamiyah. Mereka yang menjalankan ukhwah Islamiyah seharusnya tidak lagi membedakan suku, ras, organisasi keagamaan, organisasi politik maupun mazhab. Sebab, yang dinamakan dengan orang yang menjalankan ajaran persaudaraan, mereka akan senantiasa menonjolkan sisi kesamaan dan keserasian di antara mereka dan dalam prakteknya mereka akan saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya.

(5)

tidak diikat oleh pernikahan), ekstramarital (perselingkuhan atau perzinahan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan yang telah menikah) dan prostitusi (pelacuran); Anarkisme yang kadangkala memakai simbol agama.

Untuk mengatasi dekadensi akhlak tersebut, pendidikan keluarga harus dijalankan. Suasa kehidupan yang agamis di setiap rumah umat Islam harus diwujudkan. Misalnya, dengan menghidupkan maghrib mengaji yang dipimpin langsung oleh orang tua.

Suasana agamis di setiap rumah umat Islam tersebut harus didukung pula dengan menjalankan dakwah di tengah masyarakat. Jika di rumah telah tercipta kondisi keluarga yang agamis dan berakhlak mulia, lalu di tengah masyarakat berjalan dakwah untuk menggiring masyarakat kepada akhlak terpuji, maka akan terhindarlah masyarakat dari problem dekadensi akhlak. Masyarakat inilah yang disebut sebagai masyarakat bertakwa, di mana dengan ketakwaan itulah umat akan memperoleh kemenangan dan kejayaan. Berkaitan dengan ini, Umar bin Khattab ra berkata dalam suratnya kepada Amr bin al-Ash, “Wahai Amr, sesungguhnya kita hanya dapat mengalahkan orang-orang kafir itu karena ketakwaan kita dan kekafiran mereka. Maka ketika kita berdosa kepada Allah, tiada lagi sumber kemenangan yang kita miliki, sebab-sebab orang-orang kafir selalu melebihi kita dalam sarana perang dan jumlah pasukan. Maka, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.”

4. Problematika umat yang keempat yang harus dihadapi adalah Kebodohan dan ketertinggalan Sainsteknologi.

Berdasarkan hasil dari satu survey, kualitas penduduk Indonesia sangatlah rendah. Saat ini Indonesia berada di urutan 108 dari 180 negara untuk ukuran kualitas penduduk.

Untuk mengatasi problem kebodohan dan ketertinggalan sains teknologi tersebut, setiap umat Islam harus giat belajar dan banyak berbuat. Berkaitan dengan hal ini, Ali bin Abi Thalib berkata: Seluruh manusia celaka, kecuali orang yang berilmu. Seluruh orang yang berilmu celaka, kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Seluruh orang yang beramal celaka, kecuali orang yang ikhlas dalam beramal.

Allahu Akbar 3 x walillaahilhamd Sidang Idul Fitri Rahimakumullah.

Berdasarkan uraian di atas ternyata solusi dalam menghadapi problematika umat, semuanya telah kita latih di bulan ramadhan. Karena di bulan ramadhan, kedermawanan kita senantiasa termotivasi, dan ini merupakan salah satu solusi bagi pemberantasan kemiskinan.

Adanya shalat berjamaah yang kita hidupkan di bulan ramadhan, diharapkan menjadi salah satu pemupuk persaudaraan, dan ini merupakan salah satu cara menghilangkan egoisme kelompok.

(6)

Sedangkan kesibukan kita dalam menghadiri majelis ilmu di bulan ramadhan merupakan salah satu solusi dalam menghadapi kebodohan dan ketertinggalan sains teknologi.

Akhirnya dapatlah kita simpulkan bahwa aktualisasi nilai-nilai ramadhan merupakan berkal besar bagi kita dalam menghadapi problematika umat.

Fa’tabiru Ya Ulil Abshar

Khutbah Kedua هللا ربكأ هللا ربكأ هللا ربكأ ( x 3 ) ُدْمَحْلَا ِهّلِل دَمّصلا َمل ْدِلَيْ ْمَلَو دَلْوُي ْمَلَو ْنُكَي ُهَل اًوُفُك ُدَه ْااشَأ ا.دَحَأ ْنَأ ّ ل َهاالِا ّ لِا هللا ُهَدْحَو َ ل َكْيِر َش ُهَل ُدَه ْشَأَو ّنَأ ااًدّمَحُم ُهُدْبَع ُهُلْو ُااسَرَو َ ل ّيِبَن ا.هَدااْعَب ّمُهّللَا ّلَص ْمّلَسَو ْكِراَبَو َىلَع ٍدّمَحُم َىلَعَو ِهِلآ ِهِباَحْصَأَو اّمَأ ا.نْيِعَمْجَأ ُدااْعَب اَيَف َدَااابِع هللا ْمُكْي ِااصْوُأ ْي ِااسْفَنَو ىَوااْقَتِب هللا ْدااَقَف َزَاااف َنْوااُقّتُمْلا ِلااَعْجَنَو َنْوُلِمَاعْلا َلَاااقَف ا.َنْوُصِلْخُمْلا هللا َىلَاااعَت ىِف ِنآْرااُقْلا اَهّيَأاَي :مْيِرااَكْلا َنيِذّلا ااوُنَماَء اوُقّتا َهّللا ْرُظْنَتْلَو ٌسْفَن اَم ْتَمّدَق ٍدَغِل اوااُقّتاَو َهّللا ّنِإ َهّللا ٌريااِبَخ اَمِب ا.َنوُلَمْعَت Di akhir khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT:

Referensi

Dokumen terkait