• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Wardayani, Modul Faktor yang Dibentuk dari Submodul Z2 pada Modul R2 atas Gaussian Integers, hal. 279-288.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A. Wardayani, Modul Faktor yang Dibentuk dari Submodul Z2 pada Modul R2 atas Gaussian Integers, hal. 279-288."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL FAKTOR YANG DIBENTUK DARI SUBMODUL ℤ𝟐 PADA MODUL ℝ𝟐 ATAS GAUSSIAN INTEGERS

Ari Wardayani

Universitas Jenderal Soedirman ariwardayani@yahoo.co.id

ABSTRACT. We prove that 2 is module over Gaussian Intergers and the set of all coset of submodule ℤ2 in module 2 over Gaussian Integers is a quotient module. We find the proof by showing that 2 is both a right module and a left module over Gaussian Integers and showing that the set of all coset of submodule ℤ2 in module 2 is both a right module and a left module over Gaussian Integers.

Key word: module, submodule, coset, quotient module

ABSTRAK. Pada makalah ini dibuktikan bahwa 2 adalah modul atas Gaussian Integers dan himpunan semua koset dari submodul 2 pada modul 2 atas Gaussian Integers merupakan modul faktor. Bukti diperoleh dengan menunjukkan bahwa 2 adalah modul kiri sekaligus modul kanan atas Gaussian Integers dan menunjukkan bahwa himpunan semua koset dari submodul 2 pada 2 merupakan modul kanan sekaligus modul kiri atas Gaussian Integers.

Kata kunci: modul, submodul, koset, modul faktor

1. PENDAHULUAN

Modul merupakan suatu struktur yang dibentuk dari suatu grup abel dan suatu ring dengan elemen satuan. Misalkan M adalah grup abel terhadap operasi penjumlahan dan R adalah ring dengan elemen satuan, modul kiri M atas ring R adalah struktur yang dibentuk oleh M dan R yang dilengkapi dengan operasi pergandaan

skalar

 r R



 m M ,

r mM

dan memenuhi aksioma:

1.

 r R



m m1, 2M ,

 

r m1m2

rm1rm2

2.



 

1, 2 R M , 1 2 1 2

r r m r r m r m r m

      

(2)

3.



  

 

1, 2 R M , 1 2 1 2

r r m r r m r r m

    

4.

 m M , 1

mm dengan 1 adalah elemen satuan R.

Definisi modul kanan M atas ring R analog dengan modul kiri, tetapi pada operasi

pergandaan skalarnya, elemen-elemen r di R dituliskan disebelah kanan (Hartley, dkk.,

1970). Himpunan bagian tak kosong dari suatu modul disebut submodul jika

himpunan bagian tersebut dilengkapi dengan operasi yang sama dengan operasi di modulnya, juga membentuk modul (Adkins, 1972). Sementara itu modul faktor adalah suatu modul yang dihasilkan oleh suatu submodul dari modul yang diberikan (Lang, 1995).

Gaussian Integers merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan kompleks (Muchlisah, 2008) dan dinotasikan dengan

ℤ(𝑖) = {𝑎 + 𝑏𝑖 | 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ dan 𝑖 = √−1 }

Menurut Fraleigh (2000), Gaussian Integersℤ(i) merupakan daerah integral, yaitu ring komutatif dengan elemen satuan yang tidak memuat pembagi nol.

Himpunan ℝ2 adalah himpunan dari semua elemen yang berbentuk 2-tupel

dengan setiap tupelnya merupakan bilangan riil (Anton, 1993). Himpunan ℝ2 dinotasikan dengan

ℝ2 = {[𝑥

𝑦] |𝑥, 𝑦 ∈ ℝ}.

Menurut Jacob (1990), ℝ2 merupakan ruang vektor atas lapangan himpunan bilangan riil ℝ. Hal ini mengakibatkan bahwa ℝ2 adalah grup abel terhadap operasi penjumlahannya.

2. PEMBENTUKAN MODUL 2 ATAS GAUSSIAN INTEGERS(i)

Sebelum membuktikan ℝ2 adalah modul atas Gaussian Integers ℤ(i), terlebih dahulu didefinisikan operasi pergandaan skalar antara ℤ(i) dan ℝ2 yakni:

(3)

(𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥12] ≔ [𝑎𝑥𝑎𝑥1− 𝑏𝑥2 2+ 𝑏𝑥1] dan [

𝑥1

𝑥2] (𝑎 + 𝑏𝑖) ≔ [𝑎𝑥

1− 𝑏𝑥2 𝑎𝑥2+ 𝑏𝑥1],

untuk setiap (𝑎 + 𝑏𝑖) ∈ ℤ(𝑖), [𝑥𝑥1 2] ∈ ℝ

2. Selanjutnya ditunjukkan bahwa dengan

operasi pergandaan skalar yang didefinisikan tersebut, ℝ2 memenuhi

aksioma-aksioma modul kiri dan modul kanan atas Gaussian Integers ℤ(i).

Proposisi 1. Himpunan ℝ2 adalah modul atas Gaussian Integers ℤ(i) dengan operasi pergandaan skalar

(𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥12] ≔ [𝑎𝑥𝑎𝑥1− 𝑏𝑥2 2+ 𝑏𝑥1] dan [

𝑥1

𝑥2] (𝑎 + 𝑏𝑖) ≔ [𝑎𝑥

1− 𝑏𝑥2 𝑎𝑥2+ 𝑏𝑥1],

untuk setiap (𝑎 + 𝑏𝑖) ∈ ℤ(𝑖), [𝑥𝑥1 2] ∈ ℝ

2.

Bukti. Pembuktian diawali dengan menunjukkan bahwa operasi yang didefinisikan tersebut adalah well-defined. Ambil sembarang (𝑎 + 𝑏𝑖), (𝑐 + 𝑑𝑖) ∈ ℤ(𝑖) dengan (𝑎 + 𝑏𝑖) = (𝑐 + 𝑑𝑖) , dan [𝑥𝑥1

2] , [ 𝑦1 𝑦2] ∈ ℝ

2 dengan [𝑥1 𝑥2] = [

𝑦1

𝑦2]. Jika (𝑎 + 𝑏𝑖) = (𝑐 + 𝑑𝑖) dan [𝑥𝑥1

2] = [ 𝑦1

𝑦2] maka

(𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥12] = [𝑎𝑥𝑎𝑥1− 𝑏𝑥2

2 + 𝑏𝑥1] = [𝑐𝑦

1− 𝑑𝑦2

𝑐𝑦2+ 𝑑𝑦1] = (𝑐 + 𝑑𝑖) [ 𝑦1

𝑦2] dan

[𝑥𝑥1

2] (𝑎 + 𝑏𝑖) = [𝑎𝑥

1− 𝑏𝑥2

𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥1] = [𝑐𝑦

1− 𝑑𝑦2 𝑐𝑦2+ 𝑑𝑦1] = [

𝑦1

𝑦2] (𝑐 + 𝑑𝑖).

Jadi operasi pergandaan skalar yang didefinisikan tersebut well-defined. Selanjutnya ditunjukkan bahwa aksioma-aksioma modul kiri dipenuhi:

(i). ((𝑎 + 𝑏𝑖) + (𝑐 + 𝑑𝑖)) [𝑥𝑥1

2] = ((𝑎 + 𝑐) + (𝑏 + 𝑑)𝑖) [ 𝑥1 𝑥2]

= [(𝑎 + 𝑐)𝑥(𝑎 + 𝑐)𝑥1− (𝑏 + 𝑑)𝑥2 2+ (𝑏 + 𝑑)𝑥1]

= [𝑎𝑥1 − 𝑏𝑥2

𝑎𝑥2+ 𝑏𝑥1] + [ 𝑐𝑥

1− 𝑑𝑥2 𝑐𝑥2 + 𝑏𝑑𝑥1]

(4)

= (𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥1

2] + (𝑐 + 𝑑𝑖) [ 𝑥1 𝑥2].

(ii). (𝑎 + 𝑏𝑖) ([𝑥𝑥1 2] + [

𝑦1

𝑦2]) = (𝑎 + 𝑏𝑖) [

𝑥1+ 𝑦1

𝑥2+ 𝑦2] = [𝑎(𝑥

1+ 𝑦1) − 𝑏(𝑥2+ 𝑦2) 𝑎(𝑥2+ 𝑦2) + 𝑏(𝑥1+ 𝑦1)]

= [𝑎𝑥1− 𝑏𝑥2 𝑎𝑥2+ 𝑏𝑥1]+ [𝑎𝑦

1− 𝑏𝑦2 𝑎𝑦2+ 𝑏𝑦1]

= (𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥1

2] + (𝑎 + 𝑏𝑖) [ 𝑦1 𝑦2]

(iii). ((𝑎 + 𝑏𝑖)(𝑐 + 𝑑𝑖)) [𝑥𝑥1

2] = ((𝑎𝑐 − 𝑏𝑑) + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑖) [ 𝑥1 𝑥2]

= [(𝑎𝑐 − 𝑏𝑑)𝑥(𝑎𝑐 − 𝑏𝑑)𝑥1− (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑥2 2+ (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑥1]

= [(𝑎𝑐𝑥(𝑎𝑐𝑥1 − 𝑎𝑑𝑥2) − (𝑏𝑐𝑥2+ 𝑏𝑑𝑥1) 2+ 𝑎𝑑𝑥1) + (𝑏𝑐𝑥1− 𝑏𝑑𝑥2)]

= [𝑎𝑎(𝑐𝑥(𝑐𝑥1− 𝑑𝑥2) − 𝑏(𝑐𝑥2+ 𝑑𝑥1) 2+ 𝑑𝑥1) + 𝑏(𝑐𝑥1− 𝑑𝑥2)]

= (𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑐𝑥𝑐𝑥1− 𝑑𝑥2 2+ 𝑑𝑥1]

= (𝑎 + 𝑏𝑖) ((𝑐 + 𝑑𝑖) [𝑥𝑥12])

(iv). 1[𝑥𝑥1

2] = (1 + 0𝑖) [ 𝑥1 𝑥2] = [

𝑥1 𝑥2]

Karena ℝ2 memenuhi aksioma-aksioma modul kiri atas Gaussian Integers(i),

maka ℝ2 adalah modul kiri atas Gaussian Integers ℤ(i). Secara analog diperoleh bahwa ℝ2 adalah modul kanan atas Gaussian Integers(i). Kemudian karena ℝ2

adalah modul kiri sekaligus modul kanan atas Gaussian Integers ℤ(i) maka ℝ2 adalah modul atas Gaussian Integersℤ(i).■

(5)

Selanjutnya, struktur modul ℝ2 atas Gaussian Integer ℤ(i) ini akan digunakan untuk membentuk submodul, koset, dan pada akhirnya digunakan untuk membentuk modul faktor yang diinginkan.

3. PEMBENTUKAN MODUL FAKTOR DARI SUBMODUL 2

Pada makalah ini, pembentukan modul faktor menggunakan ℤ2 yaitu himpunan bagian dari ℝ2. Pembentukan modul faktor diawali dengan

menunjukkan bahwa ℤ2 adalah submodul dari ℝ2. Hal ini dapat dibuktikan

sebagai berikut. Dengan pendefinisian

ℤ2 ≔ {[𝑧1

𝑧2] |𝑧1, 𝑧2 ∈ ℤ}

jelas bahwa ℤ2 adalah himpunan bagian dari ℝ2yang tak kosong, sebab dengan mengambil z1, z2 sembarang elemen di ℤ selalu dapat ditentukan [𝑧𝑧1

2] ∈ ℤ 2.

Kemudian, ℤ2 juga merupakan submodul dari modul ℝ2 atas ℤ(i) karena untuk setiap [𝑧𝑧1

2] , [ 𝑦1 𝑦2] ∈ ℤ

2 dan 𝑎 + 𝑏𝑖 ∈ ℤ(𝑖) berlaku:

[𝑧𝑧1 2] − [

𝑦1 𝑦2] = [

𝑧1− 𝑦1 𝑧2− 𝑦2] ∈ ℤ

2 dan (𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑧1

𝑧2] = [𝑎𝑧

1− 𝑏𝑧2 𝑎𝑧2+ 𝑏𝑧1]∈ ℤ

2.

Selanjutnya didefinisikan himpunan ℝ2⁄ ≔ {[2 𝑥𝑥1 2] + ℤ

2| [𝑥1 𝑥2] ∈ ℝ

2}

yaitu himpunan semua koset submodul ℤ2 pada modul ℝ2 atas ℤ(i). Untuk penyederhanaan penulisan, selanjutnya [𝑥𝑥1

2] + ℤ 2 ∈ ℝ2

ℤ2

⁄ ditulis dengan [𝑥𝑥1 2] ̅̅̅̅̅

.

Proposisi 2. Himpunan ℝ2⁄2 merupakan modul faktor yang dihasilkan oleh ℤ2 pada modul ℝ2 atas Gaussian Integer ℤ(𝑖) dengan operasi penjumlahan dan pergandaan skalar yang didefinisikan sebagai berikut:

untuk setiap[𝑥𝑥1 2] ̅̅̅̅̅

, [̅̅̅̅̅𝑦𝑦12]∈ ℝ2⁄2 dan𝑎 + 𝑏𝑖 ∈ ℤ(𝑖)berlaku̅̅̅̅̅[𝑥𝑥12]+ [̅̅̅̅̅𝑦𝑦12]=

[𝑥𝑥1 2] + [

𝑦1 𝑦2] ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

,

(6)

(𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥1

Bukti. Terlebih dahulu ditunjukkan bahwa operasi penjumlahan koset yang didefinisikan tersebut adalah well-defined. Ambil sembarang [𝑥𝑥12]

mengimplikasikan bahwa [𝑥𝑥1 2] + [𝑥

Berikut ini ditunjukkan bahwa operasi pergandaan skalar yang didefinisikan tersebut juga well-defined.

(7)

(𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑥𝑥1

Jadi operasi penjumlahan dan pergandaan skalar yang didefinisikan tersebut adalah well defined.

Berikutnya ditunjukkan bahwa ℝ2⁄2 dengan operasi penjumlahan dan

pergandaan skalar yang didefinisikan di atas merupakan modul atas ℤ(i). Langkah pertama adalah menunjukkan bahwa ℝ2⁄2 terhadap operasi penjumlahannya

Jadi operasi penjumlahan pada ℝ2⁄2 bersifat assosiatif dan komutatif. Eksistensi

elemen netral pada ℝ2⁄2 juga dipenuhi, karena terdapat [00]̅̅̅̅ sedemikian sehingga

(8)

ℝ2

sedemikian sehingga

[𝑥𝑥1 aksioma-aksioma grup dan bersifat komutatif, maka ℝ2

ℤ2

⁄ adalah grup abel.

(9)

= [(𝑎𝑐 + 𝑏𝑑)𝑥(𝑎𝑐 + 𝑏𝑑)𝑥1− (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑥2 2 + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑥1] ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

= (𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑐𝑥𝑐𝑥1− 𝑑𝑥2 2+ 𝑑𝑥1] ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

= (𝑎 + 𝑏𝑖) [𝑐𝑥𝑐𝑥1 − 𝑑𝑥2 2+ 𝑑𝑥1] ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

= (𝑎 + 𝑏𝑖)(𝑐 + 𝑑𝑖) [̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅𝑥𝑥12]

(iv) 1[𝑥𝑥1

2]

̅̅̅̅̅

= (1 + 0𝑖) [̅̅̅̅̅𝑥𝑥12]= [̅̅̅̅̅𝑥𝑥12]

Karena ℝ22

⁄ memenuhi aksioma-aksioma modul kiri atas ℤ(i), maka ℝ22

adalah modul kiri atas Gaussian Integers ℤ(i). Secara analog diperoleh bahwa ℝ2

2

⁄ adalah modul kanan atas Gaussian Integesr ℤ(i). Karena ℝ22 adalah

modul kiri dan modul kanan atas Gaussian Integers ℤ(i), maka ℝ22 adalah modul atas Gaussian Integers ℤ(i). Untuk selanjutnya ℝ2

2

⁄ dinamakan modul

faktor atas Gaussian Integersℤ(i). ■

4. KESIMPULAN

Himpunan ℝ22

⁄ dengan operasi penjumlahan dan pergandaan skalar

yang didefinisikan tersebut memenuhi aksioma-aksioma modul atas Gaussian Integersℤ(i). Modul ℝ22 atas Gaussian Integersℤ(i) adalah modul faktor yang dihasilkan oleh ℤ2 pada modul ℝ2 atas Gaussian Integersℤ(i).

(10)

5. DAFTAR PUSTAKA

Anton, H. (1993). Aljabar Linier Elementer. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Adkins, W. (1972). Algebra: an Approach Via Module Theory. New York: Springer-Velberg.

Fraleigh, J.B. (2000). A First Course in Abstract Algebra. New York: Addison-Wesley Publising Company, Inc.

Hartley, B. dan Hawkes, T.O. (1970). Rings, Modules and Linear Algebra. London: Chapman and Hall, Ltd.

Referensi

Dokumen terkait

sapi di PD. Kampung 99 Pepohonan. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang

Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian besar merupakan pekerja yang selalu disibukkan dengan deadline penyelesaian tugas akhir, tuntutan yang

The conservation could be done by improving the plant matter and cultivation techniques that include the use of resistant variety to leafhopper, intercropping cotton

NALISIS PENENTUAN TARIFKLAS VVIP DAN VIP  RUANG PAVILLIUN WIJAYA KUSUMA,  STUDI KASUS DI BPRSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2004 Tesis 

JAMSOSTEK (Persero) Kantor Cabang Jember telah melakukan perhitungan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 4 ayat (2) atas sewa bangunan sesuai dengan Undang-Undang nomor

Data dalam penelitian ini berupa mengukur ranah kognitif pada soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016. Pada masing-masing soal UN diambil 1 paket

Penelitian ini bertujuan untuk memberkan gambaran profil soal Ujian Nasional biologi tingkat SMA tahun ajaran 2014-2016 berdasarkan perspektif Higher Order

Didalam Industri, banyak digunakan sebagai bahan pemanis untuk produk makanan dan minuman berkalori rendah atau sebagai pengganti gula bagi penderita