MAKALAH PERANAN INVESTASI
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA
Disusun Oleh : Kelas X.7
1. Dita Ahmeta Ferdiansyah (09)
2. Khanifah (16)
3. M. Ridho Al Asyaibani (20) 4. M. Ubaidillah Taofani (23)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Guru Pembimbing
Drs.H.Chairul Anam NIP 131 189 607
Penulis
Dita Ahmeta Ferdiansyah
Khanifah
M. Ridho Al Asyaibani
iii
HALAMAN MOTTO
Life is full of decision.
Decide or decided by other people. Say”What can I do for Islam” everytime Don’t say”What can I get from Islam” anytime. WIN and GLORY will come
if you do the maximum tribute an dIf God wish.
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah memberikanku kekuatan Muhammad bin Abdullah SAW Seluruh Shahabat Rasulullah yang selalu menginspirasiku
Almamater SMA Negeri 2 Lamongan
Guru- guruku yang selalu memberiku dorongan Orangtuaku sebagai tanda baktiku
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanyalah milik Allah SWT karena atas nikmat-Nyalah penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Peranan Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara”. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT kepada Rasulullah Muammad bin Abdullah SAW karena atas kerja keras beliau kita mampu memilih jalan yang penuh cahaya di dalamnya dengan Addinul Islam.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.H.Kasrip,M.M selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Lamongan.
2. Bapak Drs.H.Chairul Anam yang senantiasa memberikan bimbingan arahan alam menyelesaikan makalah ini.
3. Teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis minta maaf sebesar – besarnya dan penulis selalu berharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini lebih baik.
Penulis berharap makalah inibermanfaat bagi kami secara pribadi, bagi masyarakat, bagi calon Investor dan juga bagi Investor.
Lamongan, 31 Mei 2009
v DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ... 2
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah ... 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi ... 4
2.1.2 Bentuk – Bentuk Investasi ... 5
2.1.3 Tujuan Investasi ... 5
2.1.4 Macam – macam Investasi ... 5
2.1.5 Faktor - Faktor Penentu Keberhasilan Investasi ... 7
2.2 Investor 2.2.1 Pengertian Investor ... 8
2.2.2 Jenis – Jenis Investor ... 8
2.2.3 Macam – Macam Model Investor Saham ... 9
2.3 Sistem Perekonomian 2.3.1 Pengertian Sistem Perekonomian ... 10
2.3.2 Macam – Macam Sistem Perekonomian... 11
2.3.3 Prioritas Perekonomian Indonesia ... 12
2.3.4 Laporan Perekonomian Indonesia ... 13
vi
2.4.2 Prospek Ekonomi Indonesia 2009 ... 20 BAB III SEBAB – SEBAB, FAKTOR –FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM
BERINVESTASI, SERTA PERAN INVESTASI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA
3.1 Sebab – Sebab Investasi
3.1.1 Sebagai Sarana Mengembangkan Usaha ... 23 3.1.2 Sebagai Salah Satu Bentuk Saving ... 24 3.1.3 Sebagai sarana Mendapatkan Profit ... 24 3.2 Faktor – Faktor Pertimbangan dalam Berinvestasi
3.2.1 Kondisi Pasar dan Prospek ke Depan ... 26 3.2.2 Kondisi Keamanan ... 27 3.2.3 Biaya Produksi ... 28 3.2.4 Ketersediaan Bahan Baku dan Infrastruktur Jalan
dari Daerah Sumber Bahan Baku menuju Pabrik Pengolahan ... 28 3.2.5 Regulasi Pemerintah ... 29 3.3 Peran Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara ... 30 BAB IV HAMBATAN YANG DIALAMI PARA INVESTOR DALAM
BERINVESTASI
4.1 Kondisi Pasar yang Kurang Baik/ Pemasaran yang Sulit serta Prospek ke Depan yang Kurang Baik ... 32 4.2 Kondisi Keamanan yang Riskan ... 32 4.3 Biaya Produksi yang Tinggi... 33 4.4 Bahan Baku Sulit Dicari serta Infrastrktur Jalan dari Lokasi
Sumber Bahan Baku menuju abrik Pengolahan yang
Kurang Baik ... 34 4.5 Regulasi Pemerintah yang menghambat Investor dalam
Berinvestasi ... 34 4.6 Persaingan yang Tidak Sehat ... 35
vii
5.1 Solusi Pemasaran ... 36
5.2 Solusi Keamanan ... 37
5.3 Solusi Biaya Produksi ... 40
5.4 Solusi Bahan Baku ... 41
5.5 Solusi Regulasi Pemerintah yang Menghambat ... 43
5.6 Solusi Persaingan yang Tidak Sehat ... 43
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 45
6.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan-persoalan krusial yang melibas dan melintasi dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya digantungkan pada gonjang-ganjing global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan pangan.
Hal ini pun menjadi ancaman serius Negara-negara di dunia, terutama Negara berkembang. Selain faktor-faktor global yang harus diantisipasi, akan tetapi juga system dan konsep pembangunan dimasing-masing Negara juga perlu diperbaiki. Apa yang dialami Indonesia pada tahun 1997, krisis multidimensi yang tidak terbendung merupakan konsekuensi logis dari penerapan system pertumbuhan ekonomi yang dijalankan. Ditambah lagi krisis ekologi yang sampai saat ini berlangsung seolah menggambarkan kebobrokan system dan pengelolaan Negara terhadap sumber daya alamnya.
Dalam hal ini, sepak terjang Indonesia di tingkat internasional serta kebijakan yang diambil atas kondisi yang dihadapi tetap menjadi pertaruhan dalam membawa nasib dan masa depan bangsa dan Negara. Seperti sudah diprediksi paket bailout senilai US$700 miliar ternyata tidak cukup manjur untuk menahan kemerosotan perekonomian Amerika Serikat. Kemerosotan ekonomi itu-ditandai oleh kebangkrutan sejumlah lembaga keuangan di AS-tentu berimbas secara global. Perekonomian Eropa akan mengalami dampak yang lebih berat, mengingat institusi keuangan negara-negara di kawasan itu memiliki eksposur yang besar.
ekonomi global-dua kondisi yang sangat memengaruhi perekonomian Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
1.2.1 Apa Penyebab para Investor berinvestasi?
1.2.2 Apa yang menjadi faktor pertimbangan Investor dalam berinvestasi? 1.2.3 Bagaimana peran Investasi dalam meningkatkan perekonomian
negara?
1.2.4 Apa yang menjadi kendala para Investor dalam berinvestasi?
1.2.5 Apa yang menjadi solusi atas semua hambatan dalam investasi tersebut?
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1.3.1 Untuk mengetahui penyebab para Investor dalam berinvestasi.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi pertimbangan para Investor dalam berinvestasi.
1.3.3 Untuk mengetahui peran investasi terhadap peningkatan perekonomian negara.
1.3.4 Untuk memberikan sedikit wawasan pada Investor maupun calon Investor terhadap permasalahan umum investasi yang seringkali terjadi.
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah
1.4.1 Sebagai tambahan pengetahuan terhadap masyarakat luas apa yang menjadi penyebab dan faktor pertimbangan para Investor dalam berinvestasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi non-residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Investasi tanah diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan. Investasi pendidikan dengan bertambahnya pengetahuan dan
keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar. Investasi saham diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan
dari hasil kerja atau penelitian. 2.1.3 Tujuan Investasi
Investasi yang dilakukan berbagai pihak bertujuan untuk: Mendapat keuntungan bagi pemilik modal.
Membuka atau memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. Mendapat pemasukan pajak bagi pemerintah.
2.1.4 Macam-Macam Investasi 2.1.4.1 Property
Untuk properti misalnya, kita bisa lihat bahwa harga dari properti dari tahun ke tahun terus menerus naik, tetapi untuk investasi di bidang ini tidaklah mudah, karena membutuhkan modal yang cukup besar, dan tentu saja kita harus punya banyak pengetahuan mengenai properti. Kita harus bisa melihat, dimana tempat yang strategis, dan bagaimana kemungkinan di masa depan, dan juga bagaimana kita harus menjaga properti tersebut, sampai pada saatnya nanti akan kita jual kembali untuk mendapatkan hasilnya.
2.1.4.2 Emas Batangan
Kemudian untuk emas, rasa investasi bidang satu ini cukup aman, tetapi keuntungan yang di dapat juga tidak begitu besar, karena perubahan harga emas saat ini relatif kecil, karena perekonomian yang sudah mulai stabil.
2.1.4.3 Asuransi
panjang, namun, selama kita memegang polis asuransi, selain kita investasi, kita mempunyai jaminan untuk kalau kalau terjadi sesuatu terhadap kita. Misalnya, kita sakit, kecelakaan dan sebagainya. Jadi asuransi ini fungsi utama nya sih sebenarnya untuk perlindungan.
2.1.4.4 Saham
Di saham ini, investasi yang dananya bisa beraneka ragam, tergantung dari kita. Dan dalam investasi saham ini, ada banyak hal yang harus di perhatikan. Kita bisa untung besar, ataupun rugi besar dalam waktu yang relatif singkat. Untuk berinvestasi di bidang saham ini kita harus mempunyai kemampuan untuk melakukan analisa terhadap saham, bagaimana keadaan suatu perusahaan, apakah akan mengalami kerugian, atau perusahaan dapat terus berjalan semua ini sangat di perlukan untuk Investasi di bidang saham ini.
2.1.5 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Investasi 2.1.5.1 Perkiraan Keadaan Perekonomian
Perkiraan keadaan perekonomian merupaka alasan yang dipertimbangkan oleh investor. Bila dari perkiraan tersebut kondisi perekonomian menunjukkan kondisi yang lebih baik, investor tentu mau menanamkan modalnya. Selain itu, keamanan mempengaruhi perekonomian. Jika keamanan baik investor mau berinvestasi, dan kebalikannya jika keadaan tidak baik investor yidak mau menanamkan modalnya.
2.1.5.2 Perkembangan Teknologi
alat-alat produksi yang lama semakin tertinggal sehingga investasi pun perlu diperbanyak.
2.1.5.3 Keuntungan yang Diperoleh Pengusaha/Perusahaan
Keuntungan bisa mendorong investasi yang lebih banyak. Jika keuntungan sedikit, investasi cenderung sedikit karena ketersediaan dana yang hanya bisa diperoleh dar pinjaman yang jumlahnya tentu saja terbatas. Namun, bila keuntungan perusahaan banyak, ditambah pula dengan pinjaman, tentu investasi juga akan banyak.
2.1.5.4 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang tinggi merupakan indikasi bahwa pendapatan masyarakat juga tinggi. pendapatan masyarakat yang tinggi membuat mereka cenderng mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan sehingga keuntungan perusahaan juga meningkat. Karena keuntungan yang meningkat perusahaan yang berinvestasi semakin banyak.
2.2 Investor
2.2.1 Pengertian Investor
Dalam dunia keuangan, investor merujuk pada perorangan ataupun perusahaan yang, secara tetap, melakukan pembelian saham, obligasi, ataupun surat berharga lainnya untuk memperoleh suatu keuntungan finansial untuk digunakan sebagai pembiayaan ataupun pengembangan perusahaan.
Terkadang istilah "investor" ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif, rumah tinggal ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja.
Investor perorangan (termasuk Real estate investment trust yang atas nama perorangan dan suatu perusahaan yang dibentuk guna mengelola dana investasi)
Kolektor dari benda seni, benda antik, dan sesuatu lainnya yang bernilai.
Investor penyandang dana, yang dalam bahasa asing disebut angel investor (atau di Eropa disebut "business angel", yaitu seseorang yang memiliki dana yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk digunakan sebagai modal awal suatu usaha dengan imbalan saham dari perusahaan tersebut.
Modal ventura, yang merupakan investasi kolektif dari beberapa orang, perusahaan, dana pensiun, dana cadangan asuransi, ataupun sumber dana lainnya.
Bank investasi
Bisnis dalam bidang investasi.
Kontrak Investasi Kolektif, termasuk real estate investment trust
lainnya.
2.2.3 Macam-Macam Model Investor Saham 2.2.3.1 Momentum
Investor jenis ini selalu mencari saham yang
bergerak dengan signifikan ke satu arah dalam volume besar. Mereka akan berusaha melompat masuk ke dalamnya untuk bisa mengambil momentum yang muncul dan kemudian mendapatkan keuntungan.
2.2.3.2 Teknikal
Para investor fudamental akan selalu mencari dasar-dasar analisis fudamental untuk membedah perusahaan. Misalnya saja, munculnya aksi korporasi maupun antisipasi akan adanya stock split, terbitnya laporan keuangan, akuisisi dalam perusahaan, atau perubahan manajemen dalam
perusahaan. 2.2.3.4 Swing
Investor macam ini akan membeli saham-saham tertentu dalam jangka waktu tertentu, pada umumnya berberapa hari atau dua sampai tiga pekan. Mereka akan membuat keputusan jual beli saham berdasarkan analisis teknikal dengan basis mingguan.
2.3 Sistem Perekonomian
2.3.1 Pengertian Sistem Perekonomian
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
2.3.2 Macam-Macam Sistem Perekonomian 2.3.2.1 Perekonomian terencana
faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.
Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
2.3.2.2 Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan perusahaan swasta untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan. 2.3.2.3 Perekonomian pasar campuran
Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
2.3.3 Prioritas Perekonomian Indonesia
Pemerintah telah menetapkan 7 prioritas untuk perekonomian tahun 2009. Ketujuh prioritas tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono beberapa waktu lalu.
Ketujuh Prioritas perekonomian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi kemungkinan pengangguran baru akibat krisis global 2. Mengelola inflasi
3. Menjaga pergerakan sector riil
4. Mempertahankan daya beli masyarakat 5. Melindungi masyarakat miskin
6. Memelihara kecukupan pangan dan energi 7. Menjaga pertumbuhan ekonomi
2.3.4 Laporan Perekonomian Indonesia
Laporan Perekonomian Indonesia merupakan bentuk laporan pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia yang disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap tahun merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam UU No.23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004. Laporan ini merupakan salah satu wujud dari akuntabilitas dan transparansi atas pelaksanaan tugas dan wewenang BI yang bertujuan mengevaluasi perkembangan ekonomi dan keuangan Indonesia
Tanggal Judul Hits
03-04-2009 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008
8403
Tahun 2007
15-03-2007 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2006
6293
15-03-2006 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2005
5354
31-03-2005 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2004
4691
23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2003
3941
23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2002
3654
23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2001
3356
23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2000
4264
23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 1998/1999
5427
Ekonomi Indonesia 2009
2.4.1 Kondisi Makro Ekonomi
Krisis keuangan di Amerika Serikat sejak April 2008 meresahkan banyak negara, termasuk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2009 diprediksi menurun drastis ke angka 4,5%-5,5% turun 8%-25% dari target UU No 41/2008 tentang APBN 2009. Walaupun Pemerintah mewacanakan perubahan, walau APBN 2009 baru dimulai 1 Januari 2009, sampai saat ini belum ada usulan perubahan resmi kepada DPR sebagai pemegang hak bujet negara.
negara Rp 1.037T dan defisit 1% terhadap PDB atau Rp 51,3T. Dari belanja negara, belanja Pemerintah Pusat Rp 712T yang dialokasi pada 76 kementerian dan lembaga pusat, sedangkan belanja Pemerintahan Daerah Rp 312T yang dibagi pada 33 Provinsi, 389 Kabupaten dan 96 Kota se-Indonesia. Angka penerimaan, belanja dan defisit ini turun dari usul semula pada penyampaian Nota Keuangan 15 Agustus 2008 dimana penerimaan Rp 1.022,6 triliun, belanja Rp 1.122,2 triliun dan defisit 1,9%. Ini karena asumsi harga BBM turun dari US$ 100/barel menjadi US$80/barel. Bila harga BBM dunia terus rendah tahun 2009, postur APBN 2009 mengecil lagi dibanding yang ditetapkan sekarang.
Bila prediksi penurunan akibat krisis 20%, penerimaan negara menjadi Rp 789T atau turun Rp 197T dan belanja negara Rp 830T atau turun Rp 170T. Bila pemerintah mempertahankan tingkat belanja negara sesuai UU Nomor 41/2008, tambahan pembiayaan Rp 197T sehingga defisit anggaran menembus 3% di atas ketentuan UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara. Agar defisit tidak melebihi 3%, pembiayaan defisit tidak boleh lebih Rp 120T. Di tengah krisis likuditas, tambahan pembiayaan ini juga tidak mudah diperoleh.
krisis. Untuk Perpu No 4/2008 tentang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan (JPSK), DPR minta Pemerintah menyempurnakan melalui RUU JPSK, bukan Perpu, sehingga rasionalitas pembahasan lebih solid. Konsistensi implementasi dapat minimalkan dampak krisis dan pertahankan level kesejahteraan rakyat.
Tren pertumbuhan impor semester I/2007 hingga semester I/2008 menunjukkan peningkatan impor dibanding ekspor yang berdampak memburuknya defisit neraca pembayaran. Hingga awal 2008, pertumbuhan investasi PMTB membaik.
terkait persepsi pedagang atas harga BBM, biaya distribusi dan komoditas yang naik.
Uniknya, kenaikan harga justru menekan kemiskinan menjadi 15,52%, sebagian mungkin karena imbas program BLT. Di tahun 2005 kenaikan harga BBM menyebabkan kemiskinan meningkat. Tren kemiskinan pada level cukup tinggi (diatas 30 juta jiwa) harus dilawan dengan kebijakan lebih tepat dan fokus. Program kemiskinan tersebar pada banyak departemen, pendataan kurang baik, serta pendekatan proyek bukan sistem harus diubah dan dikoordinasikan.
Stabilitas moneter cukup baik. Nilai tukar Rp triwulan II/2008 stabil meskipun terdepresiasi awal tahun karena harga minyak dunia. Rata-rata kurs triwulan II/2008 pada Rp9.258/USD - Rp9.259/USD.
2.4.2 Prospek Ekonomi Indonesia 2009
Tahun 2009, ketidakpastian muncul lagi akibat perlambatan ekonomi dunia, harga minyak dan pangan belum stabil dan imbas ekonomi luar negeri. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi global sekitar 3,8% dan ASEAN sekitar 6%. Krisis subprime mortgage merontokkan institusi seperti Citigroup, Merrill Lynch, dan UBS dengan total kerugian sekitar US$4000M atau atau 8 kali PDB Indonesia tahun (Rp5,327T). Ketidakseimbangan global makin lebar akibat defisit neraca perdagangan AS terhadap China. Cadangan devisa China meningkat pesat mencapai US$1.457M, bandingkan dengan Indonesia US$ 50M.
Brazil 4,0%. Ekonomi dunia melambat, ekspor Indonesia menurun dan berdampak pada sektor riil dan PHK.
Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2009 dapat disimpulkan sbb: 1.2.2 Pertama, harga minyak dunia. Harga minyak dunia terkait
dengan krisis keuangan global yang bila berlanjut akan menyebabkan harga rendah seperti sekarang ini bertahan cukup lama. Perkiraan permintaan global pulih setelah semester I/2009 dapat memicu kembali naiknya harga minyak dunia dan Indonesia. Penurunan harga minyak menurunkan harga pangan dunia, begitu juga harga gandum, jagung dan beras. Korelasi ini membantu Indonesia dalam penyediaan stok beras dan jagung dengan membeli harga lebih rendah dari tahun sebelumnya.
1.2.3 Kedua, inflasi, nilai tukar rupiah dan SBI. Inflasi dan nilai tukar banyak ditentukan oleh faktor global dibanding dalam negeri. Kemampuan Bank Indonesia menjaga dua tugas utamanya ini relatif masih lemah ditambah lagi dengan krisis kepercayaan karena kasus BLBI, aliran dana BI , bank Indover dan Bank Century. Karena itu koordinasi dengan pemerintah menjadi penting agar inflasi dan nilai tukar dapat bertahan sesuai target APBN 2009. Suku bungan SBI memang harus diupayakan turun agar terlihat kaitan kebijakan moneter dan fiskal bagi sektor riel di tahun 2009.
BAB III
SEBAB – SEBAB, FAKTOR – FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM BERINVESTASI, SERTA PERAN INVESTASI DALAM
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA
3.1 Sebab – Sebab Investasi
Beberapa hal yang menjadi penyebb terjadinya investasi antara lain :
3.1.1 Sebagai Sarana Mengembangkan Usaha
Salah satu penyebab terjadinya investasi oleh para Investor adalah keinginan mereka untuk mengembangkan usaha yang mereka lakukan. Mengembangkan usaha merupakan hal yang urgen bagi para entrepreneur. Setidaknya ada beberapa penyebab mengapa mengembangkan usaha sangat urgen bagi para entrepreneur, yaitu :
1) Mengembangkan usaha merupakan sarana inovasi yang dilakukan perusahaan yang merupakan langkah penting dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan – perusahaan lain.
2) Mengembangkan usaha merupakan salah satu faktor yang dapat membuat stability perusahaan terjaga karena dapat menambah income perusahaan.
3.1.2 Sebagai Salah Satu Bentuk Saving
atau bersiklus sehingga perkembangannya lebih cepat dibanding tabungan di bank – bank misalnya.
3.1.3 Sebagai Sarana Mendapatkan Profit
Penyebab lain para Investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan profit/ keuntungan. Profit/ keuntungan memang merupakan hal yang hampir mutlak bagi setiap entrepreneur. Dan tanpanya sebuah perusahaan tidak akan berjalan sedikitpun, karena dapat dipastikan setiap perusahaan pasti memiliki biaya operasional yang berupa fixed cost dan variable cost. Hal ini dapat dimaklumi karena income yang diterima oleh perusahaan dibayarkan untuk biaya operasional perusahaan yang berupa fixed cost dan vaiable cost. Adapun motivasi yang menyebabkan para Investor berinvestasi untuk mencari profit dibagi menjadi beberapa hal yaitu :
1) Mencari profit sebagai penghasilan utama
Motivasi “mencari profit sebagai penghasIlan utama” biasa dilakukan oleh investor dari kalangan kecil dan menengah yang tidak memiliki mata pencaharian lain selain investasinya tersebut. Profit yang didapat sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
2) Mencari profit sebagai penghasilan tambahan
Motivasi “mencari profit sebagai penghasilan tambahan” biasa ditemukan pada para entrepreneur/ investor yang telah berhasil dalam wiraswastanya sehingga profit yang mereka dapatkan tidak semata – mata digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi hanya untuk menopang perekonomian keluarga. 3) Mencari profit yang sebagian besar hasilnya digunakan
sebagai modal untuk kembali berinvestasi
untuk mengembangkan usahanya, sehingga dia mengalokasikan sebagian besar profit yang dia dapatkan sebagai modal untuk kembali berinvestasi. Motivasi yang terakhir ini merupakan motivasi yang bersifat optional dan semua entrepreneur berpeluang memilikinya tidak tergantung pada achieved statusnya, baik dari kalangan investor submarginal dan marginal maupun investor supermarginal.
3.2 Faktor – Faktor Pertimbangan Dalam Berinvestasi
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan para Investor dalam menginvestasikan modalnya, antara lain :
3.2.1 Kondisi Pasar dan Prospek Pasar ke Depan
Kondisi pasar dan prospek pasar ke depan merupakan hal terpenting yang harus dipikrkan seorang Investor sebelum mengambil keputusan akan berinvestasi atau tidak di suatu wilayah dan bidang tertentu. Kondisi pasar yang bergairah merupakan kondisi yang memiliki kemungkinan besar dalam memancing investor untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut ditandai dengan adanya daya beli masyarakat yang tinggi.
Sedangkan Kondisi pasar yang kurang bergairah, lesu akan membuat para Investor berpikir seribu kali dalam menginvestasikan modalnya, hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin hasil produksi dari investor tersebut tidak laku dan akhirnya hanya mendatangkan kerugian/ deficit bagi perusahaan investor yang menanamkan modalnya di kawasan tersebut. Ciri dari Kondisi ini adalah lemahnya daya beli masyarakat.
prospeknya akan lebih banyak mendatangkan masalah bagi investor tersebut.
3.2.2 Kondisi Keamanan
Kondisi keamanan merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya untuk dipikirkan para Investor dalam memutuskan untuk berinvestasi tidaknya di suatu wilayah. Sebaik apapun kondisi pasar dan prospek yang ada namun apabila tidak didukung Kondisi keamanan sekitar yang baik maka juga akan banyak mengundang masalah. Beberapa ciri Kondisi keamanan yang baik antara lain :
1) Minimnya atau tidak adanya sma sekali demo anarkis 2) Tidak adanya desas – desus buruk perusahaan yang
disebarkan masyarakat akibat mengalami kontravensi dengan perusahaan tersebut
3) Tidak adanya permintaan yang berlebihan oleh penduduk setempat terhadap fee atau penyerapan semua penduduk sebagai tenaga kerja tanpa memperdulikan kualitas tiap – tiap individu yang akhirnya timbul knflik karena terjadi misscomunication antara investor dengan penduduk.
4) Minimnya tindakan criminal yang terjadi.
Tidak terpenuhinya beberapa ciri di atas dapat menyebabkan para Investor semakin ragu – ragu untuk berinvestasi di suatu wilayah karena dengan kondisi keamanan yang riskan akan banyak menimbulkan masalah bagi investor tersebut dibanding keuntungan yang didapatkan.
3.2.3 Biaya Produksi
pasar sehingga semakin minimnya biaya produksi akan semakin rendah harga jual sehingga sesuai dengan hukum permintaan bahwa “permitaanbenbanding terbalik dengan harga” dan sesuai dengan realita yang ada maka dapat dipastikan barang tersebut akan laku keras dengan syarat cocok dengan permintaan pasar.
Kegagalan dalam me-manage biaya produksi akan mengakibatkan permasalahan baru terutama di dalam pemasaran produk, walaupun barang yang diproduksi sangat dibutuhkan pasar. Hal ini tak lepas dari persaingan kompetitor bisnis yang ketat sehingga kegagalan ini akan menyeret perusahaan mengeluarkan biaya produksi yang terlalu tinggi dan besar kemungkinan pula perusahaan mengalami defisit.
3.2.4 Ketersediaan Bahan Baku dan Infrastruktur Jalan dari Daerah Bahan Baku menuju ke Pabrik Pengolahan
Faktor yang keempat adalah ketersediaan bahan baku dan infrastruktur jalan yang ada dari daerah bahan baku menuju pabrik pengolahan. Ketersediaan bahan baku merupakan salah satu faktor penting yang sangat menunjang produksi dari barang – barang produksi. Sedangkan kualitas infrastruktur jalan sangat membantu terutama dalam menjaga kualitas kendaraan angkut bahan baku.
Bahan baku yang sulit serta infrastruktur jalan yang kurang baik juga akan memperlambat proses produksi sehingga akan menurunkan efisiensi kerja tenaga kerja sehingga di sini dapat terjadi “The Law of Diminishing Return”. Hal ini tentu sangat merugikan perusahaan karena biaya operasional yang dikeluarkan tidak sebanding dengan income yang didapat. walaupu tidak terjadi defisit secara langsung namun hal yang semacam ini akan menurunkan kesehatan keuangan perusahaan yang akhirnya dapat memicu deficit. 3.2.5 Regulasi Pemerintah
Investasi di suat daerah tertentu. Semakin bagus dan mendukungnya regulasi pemerintah tentang investasi yang masuk akan semakin memicu dan memacu tingkat pertumbuhan investasi di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan para Investor secara pertimbangan mereka mendapatkan perhatian serta mendapatkan kepastian hukum dalam hal investasi di wilayah tersebut.
Dan semakin buruknya regulasi pemerintah dalam hal investasi dan ketidakpedulian pemerintah tentang investasi, walaupun daerah tersebut kaya akan bahan baku misalnya tidak akan banyak mendatangkan investor karena kepedulian pemerintah terhadap para investor masih kurang, sehingga para Investor akan berpikir dua kali dalam berinvestasi di daerah tersebut.
3.3 Peran Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara
Kuat tidaknya perekonomian negara dapat terlihat dari Income Per Capita Negara tersebut. Income Per Capita tersebut didapatkan dari
pendapatan nasional yang sebagian besar dari pajak/ tax. Tentunya pajak akan berbanding lurus dengan gaji/ wages para warga negara. Sedangkan jumlah populasi warga negara yang bekerja berbanding lurus terhadap peningkatan gaji. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi peningkatan jumlah orang yang bekerja maka akan didapatkan National Income yang besar pula yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya Income Per Capita yang biasanya digunakan untuk mengukur Perekonomian suatu Negara.
Investasi yang dilakukan para Investor tentunya akan dapat meningkatkan pendapatan di daerah tersebut yang bisa berpengauh terhadap perekonomian negara. Adapun peningkatan Income di suatu wilayah dengan adanya investasioleh para Investor dibagi menjadi 2, yaitu :
income di daerah tersebut. Hal ini disebut peningkatan income
secara aktif.
2) Pembayaran royalty/ fee terhadap kas daerah setempat. Jadi dengan adanya investasi di suatu daerah akan terjadi peningkatan pendapatan secara pasif yaitu dengan pembayaran royaly/ fee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebagai
kompensasi berdirinya perusahaan.
BAB IV
HAMBATAN YANG DIALAMI PARA INVESTOR DALAM BERINVESTASI
4.1 Kondisi Pasar yang Kurang Baik/ Pemasaran yang Sulit serta Prospek ke Depan yang Kurang Bagus
Salah satu hambatan yang mungkin dialami para Invetor dalam berinvestasi adalah hambatan yang berupa sulitnya pemasaran dan prospek ke depan yang kurang baik. Hal ini seringkali ditandai oleh lesunya pasar. Beberapa penyebab hambatan yang berupa kesulitan pemasaran antara lain :
1) Barang yang diproduksi dan dipasarkan kurang digemari di pasaran atau dengan kata lain kurang dibutuhkan.
2) Perekonomian nasional yang memburuk adanya krisis moneter. 3) Pembungkusan barang tidak baik sehingga kurang menarik
para konsumen
4) Pelayanan yang diberikan kurang memuaskan para konsumen. 5) Harha barang yang terlalu tinggi bila dibandingkan harga
barang sejenis dari kompetitor – kompetitornya.
4.2 Kondisi Keamanan yang Riskan
Hambatan lain yang dapat dialami para Investor dalam berinvestasi adalah masalah keamanan yang riskan. Seringnya terjadi demonstrasi warga setempat meminta warga setempat semuanya dipekerjakan sebagai karyawan tanpa melihat kualitas atau meminta peambahan royalty/ fee terhadap daerah setempat biasanya menjadi indikator Kondisi keamanan yang riskan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keamanan menjadi riskan antara lain :
2) Kuarang pedulinya pabrik terhadap kesejahhteraan masyarakat setempat sehingga memicu etrjadinya kesenjangan sosial.
4.3 Biaya Produksi yang Tinggi
Masalah lain yang mungkin dihadapi para Investor dalam berinvestasi adalah biaya produksi yang tinggi. Tingginya biaya produksi akan sangat berpengaruh terhadap tingginya harga barang yang nantinya akan langsung berimplikasi terhadap sulitnya pemasaran.
Beberapa hal yang mempengaruhi tingginya biaya produksi adalah ketidakefisiensinya alat – alat produksi serta banyaknya karyawan yang bekerja kurang maksimal sehingga terjadi “The Law of Diminishing Return” yang menyebabkan tingginya production cost padahal income yang diterima perusahaan tidak sebanding denga pengeluarannya.
4.4 Bahan Baku yang Sulit Dicari serta Infrastruktur Jalan dari Lokasi Sumber Bahan Baku menuju Pebrik Pengolahan yang Kurang Baik
Masalah lain yang dapat menimpa para Investor dalam berinvestasi adalah masalah sulitnya bahan baku serta infrastruktur jalan dari lokasi sumber bahan baku menuju pabrik yang kurang baik. Masalah yang satu ini dapat menurunkan tingkat efisiensi kerja dari bagian produksi karena bahan baku sulit dicari serta kondisi infastruktur jalan yang sulit dapat menghambat pasokan bahan baku produksi. Perusahaan memang tidak akan mengalami defisit secara langsung namun penurunan efisiensi kerja akan mempengaruhi menurunnya pendapatan sedangkan dapat diasumsikan biaya produksi tetap sehingga perusahaan akan mengalami kerugian secara bertahap.
4.5 Regulasi Pemerintah yang Menghambat Investor dalam Berinvestasi
pasar dan bahan baku namun apabila tidak diimbangi oleh regulasi pemerintah yang bersifat mendukung maka dapat dipastikan para Investor akan enggan menginvestasikan modalnya. Beberapa karakteristik regulasi yang bersifat menghambat antara lain :
1) Terlalu tingginya biaya fee/ royalty yang harus dibayarkan kepada Pemerintah setempat.
2) Tidak adanya perlindungan terhadap para Investor. 3) Biaya pembebasan lahan yang terlampau tinggi.
4.6 Persaingan yang Tidak Sehat
BAB V
SOLUSI TERHADAP PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA INVESTOR DALAM BERINVESTASI
5.1 Solusi Pemasaran
Bidang pemasaran merupakan bidang yang sangat urgen bagi suatu perusahaan dalam mejaga eksistensi hidupnya. Berbagai permasalah mungkin saja timbul dalam bidang ini. Beberapa solusi dalam bidang pemasaran untuk permaslahan di bidang pemasaran yang dibahas pada bab IV antara lain:
1) Membungkus Barang Produksi Sebaik Mungkin
Membungkus barang produksi sebaik mungkin adalah strategi yang cukup jitu untuk menggaet para konsumen untuk membeli suatu barang. Hal ini dikarenakan bila ada dua barang atau lebih yang sejenis sedangkan ada satu barang yang memiliki keunggulan di bidang tampilannya, misalnya barang tersebut akan laku keras dengan catatan adanya permintaan yang tinggi akan barang jenis tersebut.
2) Memberikan Pelayanan dengan maksimal
Pelayanan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para konsumen dalam membeli suatu barang. Tanpa pelayanan yang baik dan maksimal para konsumen akan merasa enggan untuk membeli barang produksi suatu perusahaan. Beberapa contoh pelayanan yang baik dan maksimal antara lain :
a. Memberikan senyum dalam melayani
b. Mampu menerima segala komentar dari para konsumen
3) Mengadakan Obsevasi ke Pasar untuk Mengetahui Jenis Barang Apa yang Diminati dan Dibutuhkan Konsumen
Mengadakan observasi ke pasar guna mencari jenis barang apa yang diminati dan dibutuhkan adalah cara terjitu dalam menyelesaikan masalah pemasaran apabila sang entrepreneur mengetahui bahwa jenis barang yang diproduksinya kurang diminati masyarakat. Sang entrepreneur harus dengan cermat, seksama, dan teliti dalam melihat kondisi pasar, karena tanpa kecermatan konklusi yang diperoleh akan tergambar kurang jelas bahkan salah perhitungan.
5.2 Solusi Keamanan
Bidang keamanan merupakan salah satu bidang yang mampu menyangga dan menyokong kestabilan semua proses yang terjadi di sebuah perusahaan. Ketidakberesan di dalamnya akan menimbulkan berbagai akibat buruk. Beberapa solusi dalam bidang keamanan terkait masalah yang dihadapi para Investor yang dibahas pada bab IV antara lain :
1) Menyediakan Tenaga Pengamanan yang Profesional secara Maksimal
Dalam menjaga keamanan perusahaan diperlukan tenaga keamanan yang profesional yang disediakan secara maksimal. Maksud dari maksimal di sini berarti pengadaan tenaga baik secara kuantitas yakni dalam hal jumlah tenaga pengamanan maupun dalam segi motivasi misalnyadalam bentuk gaji yang lumayan besar. Dengan adanya tenaga pengamanan yang professional secara maksimal masalah keamanan dapat sedikit tereduksi.
2) Menjalin Hubungan/ Komunikasi yang Baik dengan Warga Sekitar
terhadap masyarakat sekitar. Bentuk sikap ramah dan peduli terhadap masyarakat sekitar dapat berupa bantuan sosial, pemberian sembako secara murah setiap jangka waktu tertentu, dan memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh limbah perusahaan atau keberadaan perusahaan terhadap kehidupan masyarakat. Karena komunikasi yang baik antara Investor dengan masyarakat setempat merupakan langkah preventif yang terbaik untuk mencegah permasalahan di bidang keamanan.
3) Merekrut Warga yang Dianggap Potensial untuk Bekerja pada Perusahaan
Solusi yang selanjutnya dalam menyelesaikan masalah keamanan adalah merekrut warga yang dinggap memiliki kualitas yang baik untuk dipekerjakan di perusahaan. Hal ini merupakan langkah yang cukup ampuh untuk menarik simpati masyarakat sehingga dapat meminimalisir terjadinya gangguan keamanan yang berasal dari warrga setempat. Namun juga harus disosialisasikan bahwa adanya penyaringan tenaga kerja dalam perekrutan sehingga keberadaan mereka benar – benar diperlukan bagi perusahaan. Pengutamaan terhadap tenaga kerja yang berasal dari desa setempat perlu dilakukan untuk mendukung solusi yang satu ini.
4) Menyediakan Royalty/ Fee untuk Masyarakat Setempat
Yang menjadi solusi selanjutnya adalah pemberian royalty/ fee kepada masyarakat setempat yang diwakili oleh
berupa pemberian modal bagi masyarakat setempat. Dengan adanya royalty ini diharapkan keberadaan pabrik tidak menjadikan adanya kesenjangan sosial yang nantinya akan dapat memicu berbagai permasalahan baru, demo anarkis misalnya.
5) Memberikan Beasiswa bagi Siswa Daerah Setempat yang Berprestasi yang nantinya akan direkrut menjadi Karyawan Pabrik
Solusi yang lain untuk permasalahan keamanan adalah pemberian besiswa bagi siswa – siswa yang berprestasi sampai perguruan tinggi dan nantinya setelah lulus akan dipekerjakan di perusahaan. Solusi ini merupakan solusi jangka panjang dari ketersediaan tenaga – tenaga ahli masa depan
Biaya Produksi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam harga jual barang produksi sehingga dapat dikatakan menjadi faktor yang urgen dalam kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa solusi yang dapat diberikan oleh pemakalah terhadap masalah biaya produksi yang dipaparkan pada bab IV antara lain :
1) Modernisasi Peralatan Produksi
dikarenakan kesalahan dalam hal modernisasi dan mekanisasi akan banyak menimbulkan banyak masalah dalam prosesproduksi yang pada akhirnya akan dapat merugikan sang entrepreneur sendiri.
2) Memaksimalkan Kinerja Karyawan
Solusi yang kedua adalah memaksimalkan kinerja para karyawan yang telah bekerja pada perusahaan. sang entrepreneur harus mencari tahu apa yang menyebabkan para
karyawan mampu memaksimalkan kerjanya. Pemberian penghargaan sebaga karyawan terbaik setiap bulan misalnya atau pemberian bonus bagi karyawan yang mampu memenuhi target produksi tertentu dengan kualitas hasil produksinya bagus tentunya dapat menjadi contoh bagaimana cara memotivasi karyawan untuk bekerja maksimal.
5.4 Solusi Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku merupakan syarat mutlak bagi eksistensinya proses produksi. Adanya hambatan dalam ketersediaan bahan baku akan sangat menghmbat proses produksi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan profit dan menyebabkan deficit secara bertahap. Beberapa solusi yang diberikan pemakalah terhadap masalah bahan baku yang ada di bab IV antara lain :
1) Mencari Lokasi Sumber Bahan Baku yang Memadai
dengan berbagai cara antara lain survei dan observasi lapangan. Survei dapat dilakuakn dengan cara mencari informasi di berbagai departemen yang terkait dengan jenis bahan baku yang dicari.
2) Meminta Perizinan Pemanfaatan dan Mendirikan Pos Bahan Baku di Lokasi Bahan Baku
Solusi kedua yaitu meminta izin kepada pemerintah untuk memanfaatkan bahan baku di lokasi bahan baku serta mendrirkan pos pengangkutan bahan baku. Izin ini sangat diperlukan agar tidak terjadi misscomunication dengan pihak pemerintah sehingga meminimalisir tindakan sweeping yang seringkali dilakukan aparat terhadap persahaan ilegal.
3) Memperlancar Infrastruktur Jalan dari Lokasi Bahan Baku ke Pabrik
Solusi ketiga yang tiodak kalah penting dibanding dua solusi di atas adalah memperbaiki kondisi infrastruktur jalan antara lokasi sumber bahan baku dan pabrik pengolahan sehingga pasokan bahan baku lebih lancer dan mampu meminimalisir tingkat kerusakan alat transportasi akibat kualitas jalan yang buruk. Tentunya perbaikan jalan ini tidak bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan pemerintah setempat. Jadi dapat diajukan proposal perbaikan jalan guna proses industri kepada pemerintah.
5.5 Solusi Regulasi Pemerintah yang Menghambat
5.6 Solusi Persaingan yang Tidak Sehat
Persaingan tidak sehat merupakan salah satu faktor di luar proses perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap image dan tingkat penjualan. Solusi atas persaingan yang tidak sehat antara lain :
1) Mengajak Si Pembuat Berita Miring untuk Berdebat
Solusi yang pertama dalah mengajak si pembuat berita miring untuk berdebat di suatu ruangan yang bebas diikuti untuk umum dengan meminta bantuan polisi sebagai tenaga pengamanan. Hal yang akan didebatkan adalah statement dari si pembuat berita miring yang menjelek – jelekkan perusahaan. Namun beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum berdebat antara lain:
a. Statement yang akan dikeluarkan b. Saksi kunci
c. Kondisi Debat 2) Mengajukan Gugatan Perdata
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2.1 Beberapa penyebab terjadinya investasi oleh para Investor antara lain :
1) Sebagai sarana mengembangkan usaha. 2) Sebagai salah satu bentuk saving. 3) Sebagai sarana mendapatkan profi.t
6.2.2 Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam bertinvestasi antara lain :
1) Kondisi pasar dan prospek pasar ke depan 2) Kondisi keamanan
3) Biaya produksi
4) Bahan baku dan infrastruktur jalan dari daerah bahan baku menuju ke pabrik pengolahan
5) Regulasi pemerintah
6.2.3 Investasi sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian Negara karena dengan adanya investasi akan terseap tenaga kerja serta pembayaran royalty/ fee oleh para Investor akan menambah National Income yang pada akhirnya akan meningkatkan Income Per
Capita yang biasanya dijadikan indicator kondisi perekonomian
suatu Negara.
6.2.4 Beberapa hambatan dalam berinvestasi antara lain :
1) Kondisi pasar yang kurang baik/ pemasaran yang sulit serta prospek ke depan yang kurang bagus
4) Bahan baku yang sulit dicari serta infrastruktur jalan dari lokasi sumber bahan baku menuju pebrik pengolahan yang kurang baik 5) Regulasi pemerintah yang menghambat investor dalam
berinvestasi
6) Persaingan yang tidak sehat
6.2.5 beberapa solusi dalam memecahkan masalah dalam berinvestasi antara lain :
1) Solusi dalam bidang pemasaran yaitu :
i. Membungkus barang produksi sebaik mungkin ii. Memberikan pelayanan dengan maksimal
iii. Mengadakan obsevasi ke pasar untuk mengetahui jenis barang apa yang diminati dan dibutuhkan konsumen
2) Solusi dalam bidang keamanan yaitu :
i. Menyediakan tenaga pengamanan yang profesional secara maksimal
ii. Menjalin hubungan/ komunikasi yang baik dengan warga sekitar
iii. Merekrut warga yang dianggap potensial untuk bekerja pada perusahaan
iv. Menyediakan royalty/ fee untuk masyarakat setempat v. Memberikan beasiswa bagi siswa daerah setempat yang
berprestasi yang nantinya akan direkrut menjadi karyawan pabrik
3) Solusi dalam menghadapi biaya produksi yang tinggi yaitu : i. Modernisasi peralatan produksi
ii. Memaksimalkan kinerja karyawan 4) Solusi dalam bidang bahan baku yaitu :
i. Mencari lokasi sumber bahan baku yang memadai
iii. Memperlancar infrastruktur jalan dari lokasi bahan baku ke pabrik
5) Solusi dalam hal regulasi pemerintah yang menghambat yaitu: i. Menjelaskan kesulitan yang dialami
6) Solusi dalam hal persaingan yang tidak sehat yaitu : i. Mengajak si pembuat berita miring untuk berdebat ii. Mengajukan gugatan perdata
6.2 Saran
6.2.1 Pemerintah harus bijaksana dalam menyikapi permasalahan dalam bidang Investasi, karena Investasi merupakan salah satu jalan meningkatkan perekonomian Negara.
6.2.2 Masyarakat seharusnya menerima dengan hangat kehadiran Investor di tengah – tengah mereka selama para Investor berlaku baik.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian+ Indonesia/ltbi+04.htm
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Blog at WordPress.com.
49 LAMPIRAN
Struktur Dunia Investasi
Monday, 28 July 2008 00:00
Secara sederhana, investasi dilihat dari wilayah atau obyek investasinya dibagi
menjadi dua yaitu sektor riil dan sektor finansial.
Kedua sektor ini telah lama digeluti meski tentu saja sektor riil pada awalnya
merupakan cikal bakal dari dunia investasi. Nah bagaimana bagan investasi yang
50
Pada era tahun 70 hingga akhir 90 an, mereka yang awam lebih terbiasa dengan
investasi sektor riil seperti sektor properti dan perkebunan. Namun setelah
masa krisis moneter menimpa negara kita, para investor mulai mencari jenis
investasi dengan return yang besar dalam tempo yang singkat dan disinilah
trend investasi sektor finansial mulai booming.
Investasi sektor riil (properti misalnya) umumnya membutuhkan modal yang
besar dan memakan waktu yang relatif lama untuk berkembang karena besarnya
modal maka likuiditasnya tidak secepat sektor finansial.
Ambillah contoh bila kita membeli sebuah rumah untuk investasi. Kelebihannya
nilainya biasanya tidak pernah menurun dan selalu meningkat.
Namun dilain sisi, setelah beberapa tahun, Anda hendak mencairkan investasi
Anda, maka Anda harus mencari seseorang yang memiliki dana yang cukup
untuk membeli rumah Anda yang nilainya mungkin sudah naik puluhan hingga
ratusan persen. Mencari pembeli yang seperti ini tidaklah mudah, disinilah
masalah likuiditas terjadi.
Lain halnya dengan sektor finansial. Investasi pada sektor ini memiliki
kecenderungan lebih likuid dan return yang relatif lebih besar, sebanding
dengan resikonya. Kelebihan lainnya adalah banyaknya produk investasi yang
ditawarkan pada sektor ini.
Lalu dimana posisi para Traders? Dia ada di dalam golongan Pasar Uang & Bursa
51
finansial yang tergolong paling high risk-high return investment. Artinya,
peluang untuk memperoleh keuntungan sangat besar bahkan dapat mencapai
ratusan persen perbulan namun diimbangi dengan kemungkinan kerugian yang
besar apabila tidak dikelola dengan baik.
Perlu dipahami konsep high risk-high return disini. Pada dasarnya, semua jenis
investasi memiliki kemungkinan merugi. Besarnya potensi kerugian akan
sebanding dengan besarnya potensi keuntungan yang dapat kita peroleh disini.
Semakin besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh disini, maka semakin
besar juga potensi kerugian yang dapat timbul dan sebaliknya.
Jika Anda tergolong sebagai safe investor yang tidak menyukai resiko atau
‘guncangan-guncangan’ dalam portfolio investasi Anda, maka nampaknya jenis trading style bukan jenis investasi yang cocok bagi Anda. Hal ini disebabkan
52
cepat dalam likuiditas maupun dalam pergerakan harga.
Secara logika, trading dapat saja membawa Anda memperoleh keuntungan
sebesar puluhan sampai ratusan persen dalam satu periode namun juga dapat
membawa Anda kehilangan jumlah yang sama.
Jika Anda seorang risk taker, maka trading adalah jenis investasi yang cocok
dengan Anda, dalam arti untuk memperoleh keuntungan besar, maka ia pun siap
menanggung potensi kerugian yang sama besarnya.
Lalu adakah cara meminimalisasi potensi kerugian yang ada?
Tentu saja ada! Risk management dan kemampuan analisa Anda adalah
kuncinya disini. Semakin baik Anda dalam menjalankan risk management dan
menganalisa pergerakan harga pasar, maka semakin kecil potensi loss yang
dapat terjadi. Semuanya berbanding lurus.
Untuk pembahasan mengenai investasi yang lebih lengkap silahkan klik di
Artikel Investasi