• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK KKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK KKN "

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA - PRAKTIK (KKN-P)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN ATSIRI BERBASIS WEB

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kurikulum

Disusun Oleh :

Enny Trisnawati 135150201111040

Rakhmadina Noviyanti 135150201111050 I Gusti Ngurah Wisnu Paramartha 135150201111049

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI MALANG

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kurikulum

Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika

Universitas Brawijaya

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN ATSIRI BERBASIS WEB

Dilaksanakan di:

PUI-PT-PUREAA INSTITUT ATSIRI

Tanggal:

18 Juli 2016 - 18 September 2016

Disusun Oleh :

Enny Trisnawati 135150201111040

Rakhmadina Noviyanti 135150201111050 I Gusti Ngurah Wisnu Paramartha 135150201111049

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika

Tri Astoto Kurniawan, S.T.,M.T.,Ph.D NIP. 19710518 2003121 1 001

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA - PRAKTIK (KKN-P) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

TANAMAN ATSIRI BERBASIS WEB

Dilaksanakan di:

PUI-PT-PUREAA INSTITUT ATSIRI

Tanggal:

18 Juli 2016 - 18 September 2016

Disusun Oleh :

Enny Trisnawati 135150201111040

Rakhmadina Noviyanti 135150201111050 I Gusti Ngurah Wisnu Paramartha 135150201111049

Mengesahkan, Ketua Institut Atsiri

Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, MS NIP. 19520504 1980022001

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata-Praktik (KKN-P) di PUI-PT-PUREAA Institut Atsiri.

Untuk mendukung kinerja Intitut Atsiri Universitas Brawijaya agar lebih maksimal dalam memberikan informasi berkaitan dengan persebaran tanaman atsiri, maka penulis membuat sistem informasi dengan judul “RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN ATSIRI BERBASIS WEB”.

Selama pelaksanaan KKN-P, penulis dapat melihat serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya yang terkait dengan pengimplementasian aplikasi. Semoga penulis dapat terus mengembangkan ilmu yang telah didapat baik selama perkuliahan maupun saat KKN-P.

Dalam pelaksanaan KKN-P dan penulisan laporan ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah S.W.T atas berkah, rahmat serta hidayahnya-Nya dalam pelaksanaan KKN-P, sehingga KKN-P dapat berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditargetkan.

2. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga atas dukungan moril serta materiil, dan kasih sayang yang telah diberikan.

3. Bapak Agus Wahyu Widodo, S.T, M.Cs. selaku Ketua Program Studi Informatika Universitas Brawijaya Malang.

4. Ibu Candra Dewi, S.Kom, M.Sc. selaku dosen pembimbing selama pelaksanaan KKN-P.

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, MS. selaku Ketua PUI-PT-PUREAA Institut Atsiri

6. Bapak DR. Drs. Warsito, MS. selaku Pembimbing Lapang Kelompok Atsiri selama pelaksanaan KKN-P di PUI-PT-PUREAA Institut Atsiri

7. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran KKN-P yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik format laporan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna perbaikan dalam pelaksanaan KKN-P yang selanjutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, Amin.

Malang, 18 Oktober 2016

(5)

iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.5.1 Bagi Mahasiswa ... 3

1.5.2 Bagi Fakultas Ilmu Komputer ... 3

1.5.3 Bagi PUREAA UB ... 3

1.5.4 Bagi Pihak Lain ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

1.7 Rencana Jadwal Pelaksanaan KKN-P ... 4

1.7.1 Waktu ... 4

1.7.2 Tempat... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6

2.1 Sejarah PUREAA ... 6

2.2 Struktur Organisasi PUREAA ... 7

2.3 Visi Misi dan Tujuan PUREAA ... 9

2.3.1 Visi ... 9

2.3.2 Misi ... 9

2.3.3 Tujuan ... 9

2.4 Tugas dan Fungsi Lembaga ... 10

2.5 Program Kerja PUREAA ... 10

(6)

v

2.5.2 Program Kerja 5 (lima) Tahun PUREAA ... 14

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... 15

3.1 Website ... 16

3.3 Bahasa Pemrograman Web... 18

3.4 Basis Data My SQL ... 19

3.5 XAMPP ... 20

3.6 Use Case Diagram ... 21

3.7 Data Flow Diagram ... 22

3.8 Tanaman Atsiri ... 23

2.8.1 Nilam (Patchouli)... 28

2.8.2 Akar Wangi (Vetiver) ... 30

2.8.3 Sereh Wangi (Citronella) ... 31

2.8.4 Cengkeh (Clove)... 32

2.8.5 Pala (Nutmeg) ... 34

2.8.6 Jahe (Ginger) ... 36

2.8.7 Kenanga (Cananaga) ... 37

2.8.8 Cendana (Sandalwood) ... 37

2.8.9 Masoi ... 39

2.8.10 Kayu Putih (Cajeput) ... 39

2.8.11 Jeruk Purut (Kaffir Lime) ... 40

2.8.12 Adas (Fennel) ... 41

2.8.13 Kayu Manis (Cinamon / Cassia) ... 42

2.8.14 Melati (Jasmine)... 43

3.9 Kondisi Perdagangan Domestik Minyak Atsiri ... 44

3.10 Perkembangan Ekspor Impor Minyak Atsiri Indonesia ... 46

3.11 Perkembangan Harga Minyak Atsiri Domestik dan Ekspor ... 46

BAB IV METODOLOGI PELAKSANAAN KKN-P ... 57

4.1 Studi Literatur ... 57

4.2 Pengumpulan Data ... 57

4.3 Analisis Kebutuhan ... 58

4.4 Konsep dan Desain Sistem ... 58

(7)

vi

4.6 Uji Coba Sistem ... 58

4.7 Kesimpulan ... 59

BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 60

5.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak ... 60

5.1.1 Identifikasi Aktor ... 60

5.1.2 Daftar Kebutuhan Sistem ... 61

5.1.3 Use Case Diagram ... 64

5.1.4 Use Case Scenario ... 65

5.2 Perancangan Perangkat Lunak ... 83

5.2.1 Perancangan Class Diagram ... 83

5.2.2 Entity Relationship Diagram... 85

5.2.3 Data Flow Diagram ... 87

5.2.4 Sequence Diagram ... 88

5.2.5 Perancangan Algoritma ... 102

5.2.6 Perancangan Antarmuka ... 104

BAB VI IMPLEMENTASI ... 111

6.1 Batasan Implementasi ... 111

6.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 111

6.3 Implementasi Perangkat Keras ... 112

6.4 Implementasi Algoritma ... 112

6.4.1 Kode Program Proses Login ... 112

6.4.2 Kode Program Proses Monitoring ... 113

6.4.3 Kode Program Proses Lihat Report Berdasarkan Lokasi ... 113

6.4.4 Kode Program Proses Lihat Report Berdasarkan Pemilik ... 114

6.4.5 Kode Program Proses Lihat Report Berdasarkan Kategori... 115

6.5 Implementasi Antarmuka ... 115

6.5.1 Halaman Utama User ... 116

6.5.2 Halaman Monitoring Atsiri ... 117

6.5.3 Halaman Peta Persebaran Tanaman Atsiri Pada Home ... 117

6.5.4 Halaman Report Berdasarkan Lokasi... 118

6.5.5 Halaman Report Berdasarkan Pemilik ... 118

(8)

vii

6.5.7 Halaman Menu Data Tanam pada Admin ... 119

BAB VII PENUTUP ... 120

7.1 Kesimpulan ... 120

7.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rencana Jadwal Pelaksanaan KKN-P ... 5

Tabel 3. 1 Sumber Daya Manusia ... 7

Tabel 3. 2. Ruang Lingkup Aktivitas PUREAA ... 11

Tabel 3. 3 Simbol Data Flow Diagram ... 22

Tabel 3. 4 Daftar Tanaman Atsiri ... 23

Tabel 3. 5 Daftar Minyak Atsiri di Indonesia ... 25

Tabel 5. 1 Use Case Skenario Login ... 66

Tabel 5. 2 Use Case Skenario Lihat Kategori Tanaman ... 66

Tabel 5. 3 Use Case Skenario Tambah Kategori Tanaman ... 66

Tabel 5. 4 Use Case Skenario Edit Kategori Tanaman ... 67

Tabel 5. 5 Use Case Skenario Hapus Kategori Tanaman ... 67

Tabel 5. 6 Use Case Skenario Lihat Pemilik Lahan ... 67

Tabel 5. 7 Use Case Skenario Tambah Pemilik Lahan ... 68

Tabel 5. 8 Use Case Skenario Edit Pemilik Lahan ... 68

Tabel 5. 9 Use Case Skenario Hapus Data Pemilik Lahan ... 68

Tabel 5. 10 Use Case Skenario Lihat Data Provinsi ... 69

Tabel 5. 11 Use Case Skenario Tambah Data Provinsi ... 69

Tabel 5. 12 Use Case Skenario Edit Data Provinsi ... 69

Tabel 5. 13 Use Case Skenario Hapus Data Provinsi ... 70

Tabel 5. 14 Use Case Skenario Lihat Data Kabupaten ... 70

Tabel 5. 15 Use Case Skenario Tambah Data Kabupaten ... 70

Tabel 5. 16 Use Case Skenario Edit Data Kabupaten ... 71

Tabel 5. 17 Use Case Skenario Hapus Data Kabupaten ... 71

Tabel 5. 18 Use Case Skenario Lihat Data Tanaman ... 72

Tabel 5. 19 Use Case Skenario Tambah Data Tanaman ... 72

Tabel 5. 20 Use Case Skenario Edit Data Tanaman ... 72

Tabel 5. 21 Use Case Skenario Hapus Data Tanaman ... 73

Tabel 5. 22 Use Case Skenario Lihat Data Lahan ... 73

Tabel 5. 23 Use Case Skenario Tambah Data Tanaman ... 73

(10)

ix

Tabel 5. 25 Use Case Skenario Hapus Data Lahan ... 74

Tabel 5. 26 Use Case Skenario Lihat Data Info Lahan ... 74

Tabel 5. 27 Use Case Skenario Tambah Data Lahan ... 75

Tabel 5. 28 Use Case Skenario Edit Data Lahan ... 75

Tabel 5. 29 Use Case Skenario Hapus Data Lahan ... 75

Tabel 5. 30 Use Case Skenario Lihat Data Karakteristik Lahan... 76

Tabel 5. 31 Use Case Skenario Tambah Data Karakteristik Lahan ... 76

Tabel 5. 32 Use Case Skenario Edit Data Karakteristik Lahan ... 76

Tabel 5. 33 Use Case Skenario Hapus Data Karakteristik Lahan ... 77

Tabel 5. 34 Use Case Skenario Lihat Data Tanam ... 77

Tabel 5. 35 Use Case Skenario Tambah Data Tanam ... 77

Tabel 5. 36 Use Case Skenario Edit Data Tanam ... 78

Tabel 5. 37 Use Case Skenario Hapus Data Tanam... 78

Tabel 5. 38 Use Case Skenario Lihat Data Panen ... 78

Tabel 5. 39 Use Case Skenario Tambah Data Panen ... 79

Tabel 5. 40 Use Case Skenario Edit Data Panen ... 79

Tabel 5. 41 Use Case Skenario Hapus Data Panen ... 79

Tabel 5. 42 Use Case Skenario Lihat Report Pemilik oleh Admin ... 80

Tabel 5. 43 Use Case Skenario Lihat Report Pemilik oleh Pengguna ... 80

Tabel 5. 44 Use Case Skenario Lihat Report Lokasi oleh Admin ... 80

Tabel 5. 45 Use Case Skenario Lihat Report Lokasi oleh Pengguna... 81

Tabel 5. 46 Use Case Skenario Lihat Report Kategori ... 81

Tabel 5. 47 Use Case Skenario Lihat Report Kategori oleh Pengguna ... 82

Tabel 5. 48 Use Case Skenario Lihat Peta Persebaran Atsiri ... 82

Tabel 5. 49 Use Case Skenario Lihat Keuntungan Atsiri ... 82

Tabel 5. 50 Use Case Skenario Lihat Monitoring Atsiri ... 82

Tabel 6. 1 Spesifikasi Perangkat Keras ... 112

Tabel 6. 2 Kode Program Proses Login ... 112

Tabel 6. 3 Kode Program Proses Monitoring ... 113

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PUREAA ... 7

Gambar 2. 2 Program Kerja 5 Tahun Pureaa ... 14

Gambar 3. 1 Simbol Use Case ... 21

Gambar 3. 2 Simbol Aktor ... 21

Gambar 3. 3 Simbol Relasi ... 22

Gambar 3. 4 Nilam ... 28

Gambar 3. 5 Sebaran Nilam tahun 2006 - 2007 ... 29

Gambar 3. 6 Akar Wangi ... 30

Gambar 3. 7 Volume dan nilai ekspor minyak akar wangi ... 31

Gambar 3. 8 Sereh Wangi ... 31

Gambar 3. 9 Data sebaran sereh wangi tahun 2007 ... 32

Gambar 3. 10 Cengkeh ... 33

Gambar 3. 11 Data luas areal cengkeh tahun 2000 - 2006 ... 33

Gambar 3. 12 Pala ... 34

Gambar 3. 13 Sentra Produksi dan luas areal tanaman pala tahun 2003 ... 35

Gambar 3. 14 Jahe ... 36

Gambar 3. 15 Kenanga ... 37

Gambar 3. 16 Cendana ... 38

Gambar 3. 17 Masoi ... 39

Gambar 3. 18 Kayu Putih ... 39

Gambar 3. 19 Jeruk Purut ... 40

Gambar 3. 20 Adas ... 41

Gambar 3. 21 Kayu Manis ... 42

Gambar 3. 22 Volume dan nilai ekspor minyak kayu manis ... 42

Gambar 3. 23 Melati ... 43

Gambar 3. 24 Volume dan nilai ekspor minyak melati ... 43

Gambar 3. 25 Skema rantai perdagangan domestik minyak atsiri ... 44

Gambar 3. 26 Rantai nilai produk minyak atsiri ... 45

Gambar 3. 27 Data nilai ekspor dan impor minyak atsiri tahun 2003 - 2008 ... 46

Gambar 3. 28 Harga Minyak Daun Cengkeh Indonesia di Pasar Dunia ... 47

Gambar 3. 29 Harga Minyak Pala Indonesia di Pasar Dunia ... 48

Gambar 3. 30 Harga Minyak Nilam Indonesia di Pasar Dunia... 48

Gambar 3. 31 Harga Minyak Akar Wangi Indonesia di Pasar Dunia ... 49

Gambar 3. 32 Harga Minyak Atsiri Domestik (di Tingkatan Penyuling) ... 50

Gambar 3. 33 Daftar Eksportir Minyak Atsiri ... 51

Gambar 5. 1 Desain Antarmuka Halaman Utama ... 106

Gambar 5. 2 Desain Antarmuka Menu Monitoring Persebaran Atsiri... 107

Gambar 5. 3 Desain Antarmuka Menu Report tanam Atsiri ... 107

Gambar 5. 3 Desain Antarmuka Menu Login Admin ... 108

(12)

xi

Gambar 6. 1 Halaman Utama User ... 116

Gambar 6. 2 Halaman Monitoring Atsiri ... 117

Gambar 6. 3 Halaman Peta Persebaran Tanaman Atsiri Pada Home ... 117

Gambar 6. 4 Halaman Report Berdasarkan Lokasi ... 118

Gambar 6. 5 Halaman Report Berdasarkan Pemilik ... 118

Gambar 6. 6 Halaman Report Berdasarkan Kategori Tanaman ... 119

(13)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Metodologi Pelaksanaan KKN-P ... 57

Diagram 5. 1 Pohon Perancangan ... 60

Diagram 5. 2 Identifikasi Aktor ... 61

Diagram 5. 3 Daftar Kebutuhan Sistem ... 61

Diagram 5. 4 Use Case Diagram ... 65

Diagram 5. 6 Class Diagram ... 84

Diagram 5. 7 Entity Relationship Diagram ... 86

Diagram 5. 8 Skema Entity Relationship Diagram ... 87

Diagram 5. 9 DFD Sistem Informasi Tanaman Atsiri ... 87

Diagram 5. 10 Sequence Diagram Proses Login ... 88

Diagram 5. 11 Sequence Diagram Proses Logout ... 89

Diagram 5. 12 Sequence Diagram Lihat Monitoring Atsiri ... 90

Diagram 5. 13 Sequence Diagram Lihat Data Tanaman... 90

Diagram 5. 14 Sequence Diagram Lihat Data Tanam ... 90

Diagram 5. 15 Sequence Diagram Lihat Data Provinsi ... 91

Diagram 5. 16 Sequence Diagram Lihat Data Pemilik ... 91

Diagram 5. 17 Sequence Diagram Lihat Data Panen ... 92

Diagram 5. 18 Sequence Diagram Lihat Data Lahan ... 93

Diagram 5. 19 Sequence Diagram Lihat Data Kategori ... 93

Diagram 5. 20 Sequence Diagram Lihat Data Karakteristik Lahan... 94

Diagram 5. 21 Sequence Diagram Lihat Data Kabupaten ... 94

Diagram 5. 22 Sequence Diagram Lihat Data Info Lahan ... 95

Diagram 5. 23 Sequence Diagram Edit Data Tanam ... 95

Diagram 5. 24 Sequence Diagram Edit Data Pemilik ... 96

Diagram 5. 25 Sequence Diagram Edit Data Tanaman ... 96

Diagram 5. 26 Sequence Diagram Edit Data Kategori ... 97

Diagram 5. 27 Sequence Diagram Edit Data Karakteristik Lahan ... 97

Diagram 5. 28 Sequence Diagram Edit Data Info Lahan... 98

Diagram 5. 29 Sequence Diagram Hapus Data Tanam... 98

Diagram 5. 30 Sequence Diagram Hapus Data Provinsi ... 99

(14)

xiii

Diagram 5. 32 Sequence Diagram Hapus Data Panen ... 100

Diagram 5. 33 Sequence Diagram Hapus Data Kategori ... 100

Diagram 5. 34 Sequence Diagram Hapus Data Karakteristik Lahan ... 101

Diagram 5. 35 Sequence Diagram Hapus Data Info Lahan ... 101

Diagram 5. 36 Diagram Alur Proses Login ... 102

Diagram 5. 37 Diagram Alur Lihat Daftar Pemilik Lahan ... 102

Diagram 5. 38 Diagram Alur Tambah Data Pemilik Lahan ... 103

Diagram 5. 39 Diagram Alur Proses Edit Data Pemilik Lahan ... 104

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya akan beraneka ragam flora, yakni berbagai jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat serta dapat tumbuh dengan mudah. Salah satu komoditas yang dianggap mempunyai nilai ekonomi tinggi, memiliki banyak manfaat serta mudah diusahakn adalah tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil), antara lain sereh wangi, akar wani, nilam, cengkeh, kayu putih, dan pala. (Tanasale, 2013)

Beberapa tahun terakhir, 200 jenis minyak atsiri dikomersialkan di pasar dunia dan lebih dari 80 jenis diantaranya diproduksi secara kontinyu. Sekitar 20 jenis minyak atsiri Indonesia dikenal di pasar dunia, 15 diantaranya sudah menjadi komoditi ekspor yaitu minyak serai wangi, nilam, akar wangi, kenanga, ylangylang, kayu putih, daun cengkeh, gagang cengkeh, cendana, pala, massoi, kruing, gaharu, lawang, dan terpenting sedangkan potensinya lebih dari 40 jenis. Disamping mengekspor, Indonesia juga mengimpor beberapa jenis minyak atsiri yang sebagian dapat dihasilkan di Indonesia. Pada tahun 2006, Indonesia mengimpor minyak atsiri sebesar 815.797 kg dengan nilai US $ 7,36 juta. (Anonimous, 2006)

Atsiri ini banyak diproduksi menjadi minyak yang disebut sebagai minyak eteris yang banyak digunakan dalam bidang industri misalnya pada industri parfum, kosmetik, essence, industri farmasi, industri sabun, flavoring agent. Pada industri parfum dan wangi – wangian, minyak atsiri ini sebagai zat pewangi terutama yang berasal dari bunga dan jenis hewan tertentu. Contoh minyak sebagai zat pengikat bau yaitu minyak nilam, minyak akar wangi dan minyak cendana. Minyak atsiri yang digunakan rempah – rempah misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak pala, minyak cengkeh, minyak ketumbar, minyak jahe yang umumnya sebagai bahan penyedap. (Dewan Atsiri Indonesia, 2011) .

(16)

2

areal paling luas di Jawa dan Sulawesi (Minyak Atsiri Indonesia). (Bisnis UKM, 2007)

Dari beberapa data penyebaran tanaman atsiri tersebut dapat disimpulkan bahwa penanaman atsiri hampir ada di seluruh Indonesia. Dengan adanya penanaman di setiap daerah maka menyulitkan perhitungan dan pencacatan hasil produksi beserta luas arealnya. Kurang ada pemantauan / monitoring terhadap penyebaran dan perkembangan tanaman atsiri. Monitoring ini akan sangat berguna yaitu untuk memastikan dalam waktu beberapa tahun ke depan apakah daerah tersebut masih ditanami atsiri ataukah tidak, untuk mengetahui luas areal tanaman apakah sudah berubah serta dapat mengetahui nama pemilik beserta pengelola lahan tersebut. Sistem Monitoring ini nantinya akan mempermudah dalam mendata hasil produksi di setiap lahan atsiri yang tersebar diseluruh Indonesia.

Berdasarkan penelitian dari Fadhlullah Ramadhani menjelaskan bahwa untuk mengkomunikasikan pihak pengirim (pemberi informasi) dengan penerima (pengguna) perlu adanya sistem informasi yang lengkap serta efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi kalender tanam terpadu melalui website. Tanaman palawija menjadi salah satu tanaman yang menggunakan sistem informasi kalender tanam berbasis web. (Ramadhani, 2013)

Di Indonesia belum pernah ada sistem informasi mengenai tanaman atsiri yang memberikan informasi lengkap dan berguna untuk mengontrol berapa jumlah tanaman yang tersebar dan berapa produk yang dihasilkan. Sehingga diperlukan sebuah sistem informasi monitoring tanaman atsiri berbasis web.

Institut Atsiri UB sebagai lembaga yang mengelola dan meneliti tentang tanaman atsiri membutuhkan sebuah Rancang Bangun Sistem Informasi Tanaman Atsiri Berbasis Web agar memudahkan pengguna mendapatkan informasi penanaman dan letak persebaran tanaman atsiri secara lengkap.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang bisa dikaji sebagai berikut :

Bagaimana membangun sebuah Sistem Monitoring Tanaman Atsiri untuk mengetahui letak persebaran di setiap daerah beserta informasi lengkap tanaman terebut?

1.3 Tujuan

(17)

3

2. Untuk mengetahui informasi lengkap tentang tanaman atsiri di suatu daerah mulai dari nama pemiliknya, nama pengelolanya, luas areal, informasi tanam dan panen.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pembuatan sistem ini adalah: 1. Aplikasi yang dibuat berbentuk website.

2. Pembuatan sistem informasi menggunakan Code Iginiter (CI).

3. Database Management System (DBMS) yang digunakan yaitu MySQL.

4. Menggunakan Google Maps untuk mengetahui persebaran atsiri

1.5 Manfaat

Manfaat dari pembuatan sistem ini adalah: 1.5.1 Bagi Mahasiswa

- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada lingkungan kerja yang nyata.

- Menumbuhkan sikap profesionalitas serta tanggung jawab mahasiswa dalam lingkungan kerja.

1.5.2 Bagi Fakultas Ilmu Komputer

- Sistem ini dapat digunakan untuk mendidik mahasiswa apakah materi perkuliahan berhasil diterapkan dengan melihat hasil pada proses pelaksanaan KKN-P.

- Sistem ini memberikan media pelatihan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuannya pada dunia kerja.

- Sistem ini digunakan sebagai bahan evaluasi pada program di FILKOM yang diterapkan sebagai pelatihan untuk mahasiswa yang nantinya dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil di bidangnya.

1.5.3 Bagi PUREAA UB

- Sistem ini dapat memonitoring letak penanaman tanaman atsiri beserta informasi lahan secara lengkap.

- Sistem ini dapat memberikan sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuannya.

- Sistem ini dapat mengetahui bagaimana FILKOM di Universitas Brawijaya dalam memberikan program untuk mencetak tenaga kerja yang ahli di bidangnya.

1.5.4 Bagi Pihak Lain

(18)

4

- Sistem ini dapat mempermudah pemilik lahan atsiri untuk mencatat sistem penananaman untuk mengetahui kualitas tanaman.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ditunjukkan untuk memberikan gambaran dan uraian dari laporan KKN-P secara garis besar yang meliputi beberapa bab dan sub bab yang ada di dalamnya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, sistematika penulisan laporan, dan pelaksanaan KKN-P.

BAB II Profil Perusahaan

Bab ini membahas secara umum tentang PUREAA UB, mulai dari sejarah, visi misi, struktur organisasi, sampai dengan lingkup kerja.

BAB III Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan kajian pustaka dan referensi yang mendasari perancangan sistem informasi tanaman atsiri di PUREAA UB Malang.

BAB IV Metode Pelaksanaan KKN-P

Menguraikan tentang metode dan langkah kerja yang dilakukan dalam proses perancangan dan implementasi pada pelaksanaan KKN-P.

BAB V Analisis Dan Perancangan

Menguraikan analisis kebutuhan serta perancangan sistem yang menjadi objek studi kasus KKN-P.

BAB VI Implementasi

Menguraikan proses implementasi dari dasar teori yang telah dipelajari sesuai analisis dan perancangan sistem, serta pengujian hasil implementasinya. BAB VII Penutup

Menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan dan pengujian sistem informasi yang dikembangkan dalam KKN-P ini serta saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut.

1.7 Rencana Jadwal Pelaksanaan KKN-P

Rencana jadwal pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) sebagai berikut:

1.7.1 Waktu

(19)

5

Tabel 1. 1 Rencana Jadwal Pelaksanaan KKN-P

No. Kegiatan

Juli 2016

Agustus 2016

September 2016

Oktober 2016 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Proses KKNP

2. Analisis kebutuhan

3. Perancangan website

4. Pembuatan website

5. Pengujian website

6. Penyusunan laporan Sumber: [Perencanaan]

1.7.2 Tempat

Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dilaksanakan di:

Nama Instansi : Pureaa UB – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Alamat : Jl. Veteran Malang

No. Telepon : 08123301368,08123309654

(20)

6 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Pusat Riset dan Enterpreunerial Agroindustri Atsiri (PUREAA)

PUREAA (Pusat Riset dan Enterpreunerial Agroindustri Atsiri) merupakan salah satu pusat unggulan IPTEK Universitas Brawijaya yang berdiri sejak tahun 2011 melalui SK Ketua LPPM UB No 1929/SK/2010. Sejak tahun 2011 PUREAA UB memenangkan program hibah Kompetisi berbasis Institusi (PHKI) tema C, selama 3 tahun, bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar untuk mengawal dan mengembangkan program-program unggulan daerah kabupaten Blitar yaitu Program PUTRI KENCANA, dimana program JAVA ATSIRI merupakan salah satu produk unggulan kecamatan di kabupaten Blitar. (Pureaa UB, 2016)

PHKI mempunyai aktivitas utama yakni GAP (Good Agriculture Practices) yaitu mengembangkan bibit unggul dan budidaya tanaman atsiri, GMP (Good Manufacturing practices) yaitu pengembangan teknologi proses pengolahan pasca panen tanaman atsiri dan GDP (Good Development Practices) , yaitu melakukan diversifikasi berbagai produk turunan minyak atsiri. Setelah Kegiatan PHKI berakhir pada tahun 2013, kegiatan terus berlanjut berupa kerjasama PUREAA UB dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar serta Pengembangan penelitian baik perorangan maupun grup peneliti dengan topic kajian utama adalah ke-Atsiri-an. Selain itu Universitas Brawijaya mengembangkan program PHK UB, dimana PUREAA UB termasuk salah satu grup riset yang memenangkan kompetisi PHK tema C selama 2 tahun. Tahun 2014 Universitas Brawijaya menyusun Masterplan Teknopark Atsiri dengan dana BOPTN. (Pureaa UB, 2016)

(21)

7 2.2 Struktur Organisasi PUREAA

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 165 tahun 2015 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Ketua Pusat Studi dan Pusat Pelayanan pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat tanggal 09 April 2015, terpilihlah Prof.Dr.Ir.Chandrawati Cahyani, MS sebagai ketua PUREAA dengan memiliki struktur organisasi sebagai berikut : (Pureaa UB, 2016)

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PUREAA Sumber: (Pureaa UB, 2016)

Sumber Daya Manusia (SDM) yang digunakan dalam Institusi PUREAA dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 3. 1 Sumber Daya Manusia

No Nama Institusi Keahlian Bukti

1 Prof.Dr.Ir.Chandrawati Cahyani, MS

PS Teknik

KimiaFakultas Teknik

Reakayasa Produk Hayati dan Lingkungan

Ijazah CV

2 DR. Drs. Warsito, MS Jurusan Kimia FMIPA Kimia Organik Bahan Alam

(22)

8

4 Adi Setiawan, SP, MP Fakultas Pertanian Ekologi Tanaman Ijazah 5 Dr.Drs.Edi Priyo

Utomo, MS

Jurusan Kimia FMIPA Kimia organicKimia Minyak Atsiri

Teknik Kultur Jaringan Tanaman

7 Dr. Elvina Dhaul Iftitah, SSi, MSi

Jurusan KimiaFakultas MIPA

Kimia organic sintesis dan katalis

Rekayasa Proses Ijazah CV

9 Wa Ode Cakra

11 Ir. Chairul Maulidi, MT Jurusan PWKFakultas Teknik

Spasial dan Komputasi cerdas

Ijazah

15 Surono, ST Tenaga Lapang LPPM Proses Ijazah 16 Drs. Edy Suhartono, Tenaga Lapang LPPM Bisnis Atsiri dan

Budidaya 17 Saiin Tenaga Lapang LPPM Budidaya

(23)

9 2.3 Visi Misi dan Tujuan PUREAA

2.3.1 Visi

Visi PUREAA sebagai berikut (Pureaa UB, 2016):

Menjadi lembaga andalan Universitas Brawijaya (UB) dalam mengembangkan IPTEK Ke-atsiri-an yang dapat besaing secara nasional dan internasional.

2.3.2 Misi

Misi PUREAA sebagai berikut (Pureaa UB, 2016):

1. Mewujudkan PUREAA menjadi Pusat pengembangan IPTEK Atsiri di Indonesia

2. Mengembangkan SDM peneliti melalui studi lanjut, pelatihan nasional / internasional dan kerjasama penelitian internasional

3. Mengembangkan penelitian-penelitian terintegrasi dari berbagai lintas disiplin ilmu yang relevan, sesuai roadmap PUREAA

4. Meningkatkan publikasi ilmiah ke-atsiri-an di jurnal nasional dan internasional bereputasi

5. Meningkatkan peran produk unggulan atsiri daerah dan/atau Indonesia hingga mampu berdaya saing di tingkat internasional serta menjaga sustainability-nya.

6. Mewujudkan program Hilirisasi produk produk atsiri melalui pengembangan berbagai produk komersial berbasis atsiri serta melalui pengembangan UKM dan/atau industry berbasis atsiri dalam wadah Sains dan Teknologi Park Atsiri.

7. Mewujudkan kelembagaan PUREAA menjadi sebuah Institut Atsiri dan Fitofarmaka

2.3.3 Tujuan

PUREAA memiliki tujuan sebagai berikut (Pureaa UB, 2016): 1. Menyelenggarakan riset-riset tematik Atsiri yang bermutu

2. Menyebarluaskan dan mengimplementasikan hasil riset Atsiri kepada masyarakat luas

3. Mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium yang mendukung penelitian penelitian tematik atsiri

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan stakeholder untuk meningkatkan daya saing potensi produk-porduk atsiri daerah

(24)

10 2.4 Tugas dan Fungsi Lembaga

Tugas dan Fungsi Lembaga PUREEA sebagai berikut (Pureaa UB, 2016):

1. PUREAA bertugas mengembangkan riset dan diseminasi hasil-hasil riset serta hilirisasi produk berbasis atsiri ke stakeholders.

2. PUREAA bertugas memberikan pendampingan berbagai program keatsirian bagi Pemerintah Daerah dalam pemberdayaan masyarakat serta industri dalam mengembangkan produk unggulan atsiri Indonesia hingga mampu bersaing di tingkat internasional secara berkelanjutan.

3. PUREAA berfungsi sebagai Pusat Unggulan dan Rujukan Produk-produk Atsiri dan turunannya yang bermutu

4. Tugas dan Fungsi PUREAA ini harus mampu mengembangkan kemampuan PUREAA menjadi inisiasi Institut Atsiri dan Fitofarmaka Universitas Brawijaya.

2.5 Program Kerja PUREAA

Penetapan PUREAA sebagai pusat unggulan IPTEK (PUI) Atsiri sangat diperlukan dalam upaya memperkuat kelembagaan PUREAA untuk meningkatkan daya saing dan sustainability produk Atsiri Indonesia melalui praktek kegiatan hulu (GAP: pembibitan, pengolahan lahan, budidaya, pemanenan), tengah (GMP: penanganan pasca panen, penyulingan) serta hilir (GDP : derivatisasi dan diversifikasi produk atsiri) diikuti sistem informasi pemasaran produk.Penjaminan kuantitas dan kualitas produk supaya mampu bersaing di pasar dunia, memerlukan dukungan IPTEK secara melembaga. (Pureaa UB, 2016)

Secara kelembagaan PUREAA perlu memperkuat diri melalui penyempurnaan tatakelola, antara lain: penyusunan program kerja dan SOP. Disamping itu secara berkelanjutan juga meningkatkan fungsinya dibidang penelitian dan pengembangan, peningkatan sarana dan prasarana riset, action plan serta sistem informasi, serta penguatan SDM PUREAA serta SDM masyarakat pengguna, dan pembangunan jejaring terhadap stakeholders, antara lain pemerintah daerah, lembaga riset serta asosiasi masyarakat dan industri atsiri.

Sasaran dan hasil kegiatan penguatan kelembagaan difokuskan pada 5 program meliputi :

a) Menguatnya “brand image” PUI Atsiri yang didukung dengan keterbukaan informasi melalui laman PUREAA UB yang terupdated

b) Menguatnya Tata kelola lembaga PUREAA yang berkenaan dengan statusnya sebagai PUI Atsiri melalui ketersediaan Manual procedure dan Standar Operasional Prosedur (SOP) di masing-masing unit kegiatan

(25)

11

d) Terimplementasinya ROAD MAP atsiri pada kegiatan kegiatan penelitian penelitian PUI atsiri, yang pada kelanjutannya berfungsi sebagai embrio STP Atsiri. e) Diperolehnya bibit unggul tanaman nilam dan jeruk purut, meningkatnya metoda dan efisiensi proses produksi dan berkembangnya formula berbagai produk berbasis atsiri dan berteknologi nano.

f) Meningkatnya SDM PUI atsiri bergelar doctor di bidang atsiri, meningkatnya perolehan penelitian unggulan, jumlah publikasi nasional dan internasional, serta meningkatnya jumlah lulusan S2 dan S3 yang memanfaatkan fasilitas PUI Atsiri . g) Meningkatnya kerjasama dengan industri-industri berbasis atsiri yang didasarkan atas adopsi hasil temuan tim peneliti PUREAA.

2.5.1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan PUREAA meliputi hilirisasi (komersialisasi) produk-produk berbasis atsiri unggul yang tatakelolanya diatur oleh manual Procedure (MP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta penyelengaraan konferensi nasional / internasional berbasis atsiri dan pengelolaan jurnal atsiri. Ruang lingkup dan waktu pencapaian penguatan kelembagaan disajikan dalam Tabel 2. (Pureaa UB, 2016)

Tabel 3. 2. Ruang Lingkup Aktivitas PUREAA

No Objek

Kegiatan

Lingkup Tahun Indikator Kinerja

I II III

1 Kelembagan Organisasi, SDM Adanya struktur organisasi lengkap dengan PIC, tugas dan fungsi serta diskripsi kerjanya

Sekretariat, admin dan keuangan

Ada secretariat dan meeting room dengan luasan total

(26)

12 jurnal nasional

terakreditasi

pengelolaan jurnal atsiri. (Indonesian Journal of Essential Oil and Natural

1. pembicara seminar internasional atsiri

Ada MOU dan/atau SPK

(27)

13

3. Persiapan dan terbentuknya STP Atsiri oleh PUI Atsiri Pelatihan pelatihan

dan

workshopBimbingan program bergelar berbasis atsiri.

1. Meningkatnya partisipasi

masyarakat petani atsiri

2. Peningkatan efisiensi proses di industri penyulingan atsiri rakyat

(28)

14

2.5.2 Program Kerja 5 (lima) Tahun PUREAA

Gambar 2. 2 Program Kerja 5 Tahun Pureaa

(29)

15 BAB III

TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka pada pembuatan sistem informasi monitoring tanaman Atsiri ini adalah sistem monitoring tanaman Padi dan Palawija berjudul “KATAM TERPADU MODERN” yang telah ada sebelumnya. Pada KATAM tersebut digunakan untuk memonitoring kalender tanam tanaman Padi dan Palawija yang ada di Indonesia sedangkan sistem monitoring yang kami buat ialah sistem monitoring untuk tanaman Atsiri yang ada di Indonesia, sehingga informasi terkait tanaman Atsiri dapat dengan mudah didapatkan dan dimonitoring oleh pihak terkait. (Katam, 2015)

3.2 Sistem Informasi

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. (Rabbialsyah, 2012)

Pengertian sistem secara umum, yaitu:

 Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

 Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.

 Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

 Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan atau saling terikat satu sama lain yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. (Rabbialsyah, 2012)

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.

Agar informasi dapat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan, informasi harus mempunyai kualitas dan nilai. Kriteria kualitas informasi adalah (Muflich, 2011):

1. Akurat (accurate), berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat waktu (timeliness), berarti informasi yang datang pada penerima tidak

(30)

16

3. Relevan (relevance), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.

Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi sehingga lebih berguna bagi pengguna. (Ismail, 2011)

Komponen-komponen sistem informasi berbasis komputer yang sering digunakan adalah sebagai berikut (Wahyudi, 2011) :

1. Perangkat keras (hardware) adalah serangkaian peralatan seperti processor, monitor, keyboard, dan printer. Bersama-sama berbagai peralatan tersebut menerima data serta informasi, proses, dan menampilkan.

2. Perangkat lunak (software) adalah sekumpulan program yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses data.

3. Basis data (database) adalah sekumpulan arsip (file), tabel, relasi, dan lain-lainnya yang saling berkaitan dan menyimpan data serta berbagai hubungan didalamnya.

4. Jaringan (network) adalah sistem koneksi (dengan kabel atau nirkabel) yang memungkinkan adanya berbagai sumber daya antar berbagai komputer yang berbeda.

5. Prosedur adalah serangkaian instruksi mengenai bagaimana menggabungkan berbagai komponen diatas agar dapat memproses informasi dan menciptakan hasil yang diinginkan.

6. Orang adalah berbagai individu yang bekerja dengan sistem informasi, berinteraksi, atau menggunakan hasilnya.

3.1 Website

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link.

Untuk membangun situs diperlukan beberapa unsur yang harus ada agar situs dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Unsur-unsur yang harus ada dalam situs antara lain (Wahyudi, 2011):

1. Domain Name.

(31)

17

pada dunia internet. Istilah yang umum digunakan adalah URL (Uniform Resource Locator). Contoh sebuah URL adalah http://www.yahoo.com. Terdapat dua jenis nama domain yaitu generic domain dan country-specific domains. Generic domain merupakan nama domain yang tidak berafiliasi berdasarkan negara dan merupakan top level domain. Generic domain berakhiran dengan .com .net .org. edu .mil .gov. Sedangkan country-specific domains merupakan second level domain yang berkaitan dua huruf ekstensi berdasarkan masing-masing negara, seperti .id (Indonesia), .au(Australia), .jp(Jepang) dll.

2. Hosting

Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya hosting yang disewa atau dipunyai, semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam situs. Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte).

3. Scripts

Scripts adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs yang pada saat diakses. Jenis scripts sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah situs. Semakin banyak ragam scripts yang digunakan maka akan terlihat situs semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus.

Beragam scripts saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas situs. Jenis-jenis scripts yang banyak dipakai para designer antara lain HTML (HyperText Markup Language), ASP (Active Server Pages), PHP (Personal Home Page), JSP (Java Server Page), Java Scripts, Java Applets dan sebagainya. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan ASP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs.

4. Design Web

Design web sangat menentukan kualitas dan keindahan situs. Design sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website.Untuk membuat situs biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa web designer. Perlu diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Semakin banyak penguasaan web designer tentang beragam program atau software pendukung pembuatan situs maka akan dihasilkan situs yang semakin berkualitas.

5. Publikasi

(32)

18

situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan cara yang paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine (mesin pencari, seperti: Yahoo, Google, Search Indonesia, dan sebagainya) Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar.

3.3 Bahasa Pemrograman Web

Bahasa pemrograman web terdiri dari: 1. HTML (HyperText Markup Language)

HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer.

Struktur dasar dokumen web yang dibuat dengan HTML terdiri dari [6]: 1. <html>

<html> merupakan tag dasar yang mendefinisikan bahwa dokumen ini adalah dokumen HTML.

2. <head>

<head> merupakan tag berikutnya setelah <html> untuk menuliskan keterangan tentang dokumen web yang akan ditampilkan.

3. <title>

<title> merupakan tag di dalam head untuk memberikan judul pada caption browser web serta topik atau judul dari dokumen web yang akan ditampilkan dalam browser.

4. <body>

<body> merupakan section utama dari web. Pada section ini semua isi dokumen yang akan ditampilkan didalam browser harus dituliskan. 5. Setiap tag pembuka diapit dengan <...>, sedangkan tag penutup diapit

dengan </...>. Contoh: dokumen html dibuka dengan <html> dan ditutup dengan </html>.

2. PHP (Hypertext Preprocessor)

(33)

19

Kelebihan PHP dari bahasa pemrograman lain : (Nore, 2013)

1. Bahasa pemrograman php adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

2. Web server yang mendukung php dapat ditemukan dimana-mana dari mulai IIS sampai dengan apache, dengan konfigurasi yang relatif mudah. 3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis

dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.

4. Dalam sisi pemahaman, php adalah bahasa scripting yang paling mudah karena referensi yang banyak.

5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (linux, unix, windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

Struktur penulisan php, dapat dituliskan berdiri sendiri atau disisipkan pada script HTML. Bentuk penulisan script PHP, diawai dengan tag <? Dan diakhiri dengan setiap akhir baris perintah script php selalu diakhiri dengan tanda titik koma [;] dan tidak harus berada dalam satu baris.

3. CSS (Cascading Style Sheets)

Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C). (Wahyudi, 2011)

3.4 Basis Data My SQL

Basis data adalah sekumpulan data komputer yang terintegrasi, terorganisir, dan disimpan menurut yang memudahkan cara pengembaliannya kembali. Dan konsep utama basis data adalah meminimumkan pengulangan.

Sistem manajemen basis data (DataBase Menegement System atau DBMS) berisi kumpulan data yang saling berelasi dengan set program untuk mengakses data tersebut. Jadi DBMS terdiri dari basis data dan set program untuk menambah data, menghapus data, mengubah, mengambil, dan membaca data.

Salah satu DBMS yang cukup dikenal saat ini adalah MySQL. MySQL merupakan singkatan dari My Structured Query Language. DBMS keluaran T.c.X. Data Konsult AB, sebuah perusahaan IT Swedia ini, menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan DBMS lain. Berikut ini beberapa keunggulan MySQL (Muflich, 2011):

(34)

20

bertanya kepada banyak pengguna melalui internet yang siap membantu serta dukungan manual maupun referensi yang banyak terdapat di internet. 2. MySQL mendukung banyak bahasa scripting seperti C, C++, Perl, Phyton, Java, dan PHP. Bahsa scripting tersebut digunakan untuk berinteraksi maupun berkomunikasi dengan MySQL server, atau dapat juga digunakan sebagai komponen pembentuk antarmuka (interface) dari suatu basis data MySQL.

3. Koneksi, kecepatan adan keamanan membuat MYSQL sangat cocok diterapkan untuk pengaksesan basis data melalui internet maupun intranet, dengan menggunakan bahasa pemrograman Perl atau PHP sebagai interface-nya.

4. MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protocol TCP/IP, Unix socket (Unix), atau Named Pipes (NT).

5. MySQL dapat menangani basis data dengan skala yang sangat besar dengan jumlah record mencapai 5 milyar baris data. Selain itu, batas index pada tiap tabel dapat menampung mencapai 32 index.

6. Dalam hal relasi antar tabel pada suatu basis data, MySQL menerapkan metode yang sangat cepat yaitu dengan menggunakan metode one-sweep multijoin. MySQL sangat efisien dalam mengelola informasi yang diminta yang berasal dari banyak tabel sekaligus.

7. Multiuser, yaitu dalam satu server basis data pada MySQL dapat diakses oleh beberapa user dalam waktu yang sama tanpa mengalami konflik atau crash.

8. Security yang dimiliki basis data MySQL dikenal baik, karena memiliki lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang khusus serta password yang dimiliki setiap user dalam bentuk data terenkripsi.

9. MySQL merupakan software basis data yang bersifat free atau gratis. Berbeda dengan softwarebasis data yang lain seperti IBM, DB2 ataupun Oracle, yang harus membayar mahal untuk mendapatkan lisensinya. Selain itu MySQL juga menyediakan dukungan open source. Setiap pengguna MySQl diijinkan mengubah source untuk keperluan pengembangan atau menyelaraskan spesifikasi basis data sesuai kebutuhan.

3.5 XAMPP

(35)

21 3.6 Use Case Diagram

Use Case Diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram ini mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Use case diagram digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.

Terdapat beberapa simbol dalam menggambarkan use case diagram, yaitu : (Nore, 2013)

1. Use Case

Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit-unit atau aktor. Biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case. Simbol use case ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Simbol Use Case Sumber: (Muflich, 2011) 2. Aktor

Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri. Aktor biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor. Simbol ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Simbol Aktor Sumber: (Muflich, 2011)

3. Relasi

Relasi dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Relasi asosiasi merupakan komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.

2. Relasi ekstensi merupakan relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu.

3. Relasi generalisasi merupakan hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.

(36)

22

4. Relasi include merupakan hubungan use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini. Simbol relasi ditunjukkan oleh Gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Simbol Relasi Sumber: (Muflich, 2011)

3.7 Data Flow Diagram

Untuk mendapatkan konsep sistem analisa yang baik serta mampu menjelaskan proses aliran data, proses data dan hasil keluaran data maka dibutuhkan Data Flow Diagram (DFD). Data Flow Diagram akan memudahkan pengerjaan analisa dalam analisa dalam dokumentasi orgasisasi sistem, dan membantu user dengan representasi dari system informasi.

Data Flow Diagram dibagi menjadia beberapa tingkatan, yaitu (Wahyudi, 2011):

a) Diagram Hubungan / Konteks

Diagram Hubungan/Konteks merupakan deskripsi pertama dari diagram data untuk menjelaskan lingkup sistem.

b) Diagram Nol

Diagram Nol merupakan deskripsi kedua dari diagram hubungan untuk menjelaskan proses-proses penting dalam sistem.

c) Diagram Rinci

Diagram Rinci merupakan rincian dari tiap-tiap proses yang ada pada diagram nol. Adapun sismbol-simbol dari diagram rinci adalah seperti Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3. 3 Simbol Data Flow Diagram

No Nama Simbol Keterangan dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Proses Adalah kegiatan atau kerja

(37)

23 untuk mengubah input menjadi output.

3. Aliran data (data flow)

Data mengalir melalui sistem, dimulai dengan sebagian input dan diubah atau diproses menjadi output.

4. Penyimpanan data (data storage)

Tempat penyimpanan data. Data disimpan untuk keperluan berikutnya.

Sumber: (Wahyudi, 2011)

3.8 Tanaman Atsiri

Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihaliskan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent tase), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. (Dewan Atsiri Indonesia, 2011)

Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. (Dewan Atsiri Indonesia, 2011)

Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil. (Dewan Atsiri Indonesia, 2011)

Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang berkembang di Indonesia terdapat pada Tabel 3.4 dan daftar minyak atsiri yang berkembang di Indonesia terdapat pada Tabel 3.5.

Tabel 3. 4 Daftar Tanaman Atsiri

No. Tanaman Nama Latin Sumber Minyak

1 Adas Foenicullum vulgare Buah dan Biji

2 Akar wangi Vetiveria zizanoides Akar

3 Anis Clausena anisata Buah dan Biji

4 Bangle Zingiber purpureum Roxb. Akar

(38)

24

6 Cendana Santalum album Kayu Teras

7 Cengkeh Syzygium aromaticum Bunga

8 Eucalyptus Eucalyptus sp. Daun

9 Gaharu Aquilaria sp kayu

10 Gandapura Gaultheria sp. Daun & Gagang

11 Jahe Zingiber officinale Akar

12 Jeringau Acarus calamus

13 Jeruk Purut Citrus hystrix buah

14 Kapulaga Amomum Cardamomum Buah dan Biji 15 Kayu Manis Cinnamomum cassia Batang 16 Kayu Putih Melaleuca leucadendron LI Daun

17 Kemangi Basil Oil Daun

18 Kemukus Piper cubeba L. Buah

19 Kenanga Canangium odoratum Bunga

20 Kencur Caempreria galanga akar

21 Ketumbar Coriandrum sativum Buah dan Biji

22 Klausena Clausena anisata biji

23 Kunyit Curcuma domestica Akar

24 Lada Piper nigrum L. Buah dan Biji

25 Lawang k k

26 Lengkuas Hutan Alpinia Malacensis Akar 27 Lengkuas Hutan Alpinia Malacensis Oil akar

28 Manis Cinnamomum casea daun

29 Massoi Criptocaria massoia Batang

30 Mawar Rosa sp. Bunga

31 Melati Jasminum sambac Bunga

32 Mentha Mentha arvensis Daun

33 Nilam Pogostemon cablin Daun

34 Pala Myristica fragrans Houtt Biji dan Fuli

35 Palmarosa Cymbopogon martini Daun

36 Pinus Pinus merkusii Getah

37 Rosemari Rosmarinus officinale bunga 38 Sedap Malam Polianthes tuberose Bunga 39 Selasih Mekah Ocimum gratissimum Bunga

40 Seledri Avium graveolens L. Daun, Batang 41 Sereh Dapur Andropogon citratus Daun

42 Sereh Wangi Cymbopogon citrates Daun

43 Sirih Piper bitle k

(39)

25

46 Ylang-ylang Canangium odoratum Bunga Sumber : (Dewan Atsiri Indonesia, 2011)

Tabel 3. 5 Daftar Minyak Atsiri di Indonesia No

Nama Tanaman Kegunaan Kondisi

1. Adas Fennel Oil Foenicullumvulga re

2. Akar wangi Vetiver Oil Vetiveriazizanoid es 3. Bangle Bangle Oil Zingibercassumm

unar

Farmasi Potensi dikemban gkan 4. Cendana Sandalwood

Oil

5. Cengkeh Clove Oil Syzygiumaromati cum

Aquilaria sp. Parfum, Kosmetik a, dan Obat-obatan

Sedang Berkemba ng 7. Gandapura Wintergreen

Oil 8. Jahe Ginger Oil Zingiberofficinale Pengobatan tradis

ional, PenyedapM akanan (Flavor)

Sedang Dikemban gkan 9. Jeringau Calamus Oil Acaruscalamus Farmasi Potensi

dikemban gkan

10. JerukLimau - - - -

11. Jeruk Purut Lime Oil Citrus hystrix Makanan, Parfum Potensi dikemban gkan 12. Kapolaga Cardamon Oi

(40)

26

13. KayuManis Cinnamon Bark Oil 14. Kayu Putih Cajuput Oil Melaleucaleucade

ndron 15. Kemangi Basil Oil Ocimumgrattisim

um 16. Kemukus Cubeb Oil Piper cubebaL. Flavor Saus, Min

uman Beralkohol,

17. Kenanga Cananga Oil Canangiumodorat um 18. Ketumbar Coriander OI

l 19. Klausena Clausena/Ani

sOil

Flavour, Farmasi Potensi dikemban gkan 21. Lada Black Pepper

Oil

Piper nigrum Flavor pada produk Makanan 23. Masoi Massoi Oil Criptocaria

massoia

Flavour Makanan Sedang Berkemba ng 24. Melati Jasmine Oil Jasminum sambac Parfum,

Aromaterapi, Kosmetik

(41)

27

25. Nilam Patchouli Oil Pogostemon cablin Benth 27. Palmarosa Palmarosa

Oil 28. Permen Cormint Oil Mentha arvensis Flavor, Parfum,

Pasta gigi, Permen

Potensi dikemban gkan 29. Rosemari Rosemari Oil Rosmarinus

officinale

Farmasi, Makanan Potensi dikemban gkan 31. Sereh Dapur Lemongrass

Oil

Cymbopogon citratus

Makanan, Farmasi Sedang Berkemba ng 32. Sereh Wangi Citronella Oil Cymbopogon

nardus 35. Temulawak Curcuma Oil Curcuma

xanthorizza 36. Terpentin Terpentin Oil Pinus merkusii Kosmetik,

Campuran Bahan

37. Ylang-ylang Ylang-ylang Oil

Sumber: (Dewan Atsiri Indonesia, 2011)

(42)

28 2.8.1 Nilam (Patchouli)

Gambar 3. 4 Nilam

Nilam (Pogostemon spp) dikenal dengan berbagai nama di beberapa daerah, seperti: dilem (Sumatera-Jawa), rei (Sumbar,pisak (Alor), ungapa (Timor). Dalam perdagangan internasional nilam dkenal sebagai pathcouly. Di kalangan ilmiawan dikenal beberapa spesies Pogostemon sp, antara lain:

 Pogostemon cablin Benth. Populer dengan nama nilam Aceh, ciri

utamanya adalah daunnya membulat seperti jantung dan di permukaan bagian bawahnya terdapat bulu-bulu rambut. Jenis ini sampai umur 3 (tiga) tahun hampir tidak berbunga.

 Pogostemon hortensis Backer. Dikenal dengan nama nilam sabun. Ciri utamanya lembaran daun lebih tipis, tidak berbulu, permukaan daun tampak mengkilat, dan warnanya hijau.

 Pogostemon heyneanus Benth. Sering disebut nilam hutan atau nilam Jawa.

Ciri-cirinya yaitu ujung daun agak runting, lembaran daun tipis dengan warna hijau tua dan berbunga lebih cepat.

Dari ketiga jenis nilam tersebut, yang paling tinggi kandungan minyaknya adalah nilam Aceh (2,5 – 5,0%), sedangkan nilam lainnya rata-rata hanya mengandung 0,5 – 1,5 %. Saat ini telah dikenal 3 varitas unggul nilam Indonesia dengan produktivitas > 300 kg minyak / ha yaitu Sidikalang, Tapaktuan dan Lhokseumawe.

(43)

29

Sentra produksi minyak nilam banyak tersebar di NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Jabar, Jateng, dan Jatim. beberapa daerah juga mulai mengembangkan nilam seperti Sulsel, Kaltim, Kalteng. Gambar 3.5 memperlihatkan luas areal dan produksi minyak nilam di beberapa daerah.

Gambar 3. 5 Sebaran Nilam tahun 2006 - 2007

Minyak nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus) maupun uap bertekanan tinggi. Komponen utama dalam minyak nilam adalah PA yng kadarnya berkisr 30%. Komponen inilah yang biasanya dijadikan dasar penentuan mutu minyak nilam yang diinginkan pembeli selain minyak bebas cemaran besi (Fe). Oleh karena itu penyulingan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan ketel berbahan bebas karat (stainless steel) bukan dari besi atau baja yang bersifat korosif.

Minyak nilam digunakan sebagai fiksasif atau pengikat bahan-bahan pewangi lain dalam komposisi parfum dan kosmetik. Selain digunakan dalam bentuk minyak, daun nilam juga berguna untuk bahan pelembab kulit, menghilangkan bau badan, pengawet mayat dan obat gatal-gatal pada kulit.

(44)

30

2006, meskipun secara nilai (USD/Rp) meningkat tajam karena ada lonjakan harga yang signifikan.

2.8.2 Akar Wangi (Vetiver)

Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) termasuk famili Graminae atau rumput-rumputan. Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar serabut bercabang banyak berwarna merah tua. Waktu penanaman setiap saat sepanjang tahun, namun yang terbaik adalah di awal musim hujan.

Gambar 3. 6 Akar Wangi

(45)

31

Gambar 3. 7 Volume dan nilai ekspor minyak akar wangi

Komponen yang menyusun minyak akar wangi yaitu: vetiveron, vetiverol, vetivenil, vetivenal, asam palmitat, asam benzoat, dan vetivena. Banyak digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum, dan bahan pewangi sabun. Minyak akar wangi mempunyai bau yang menyenangkan, keras, tahan lama, dan disamping itu juga berfungsi sebagai pengikat bau (fixative).

Perkiraan permintaan dunia lebih dari 200 ton / tahun. Indonesia merupakan pemain penting dengan sentra produksi di Garut memiliki luas areal sebesar 2.063 ha dan produksi minyak sebanyak 34,5 ton pada tahun 2007 (Subdit. Tanaman Atsiri – Deptan, 2008). Dewasa ini selain ke Eropa, minyak akar wangi juga diekspor ke USA, Jepang, dan Singapura. Kinerja ekspor minyak akar wangi (2002-2006) diperlihatkan pada Gambar 3.7.

2.8.3 Sereh Wangi (Citronella)

Sereh wangi diduga berasal dari Srilangka. Nama latinnya adalah Cymbopogon nardus L., termasuk dalam suku Poaceae (rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang paling dikenal adalah varitas Mahapegiri (java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon citronella oil). Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik dbandingkan varitas Lenabatu.

Gambar 3. 8 Sereh Wangi

(46)

32

Ciamis, Kuningan, Garut, dan Tasikmalaya. Sedangkan di Jateng adalah Cilacap, Purbalingga dan Pemalang (Data Sbdit Tanaman Atsiri, Dittansim, 2008).

Proses pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui proses penyulingan selama 3 – 4 jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2% tergantng jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.

Gambar 3. 9 Data sebaran sereh wangi tahun 2007

Komponen terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima. Minyak ini digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays, desinfektans, pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam preparasi teknis.

Perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2007 lebih dari 2000 ton / tahun. Indonesia adalah produsen ketiga dunia setelah Cnia dan Vietnam. Beberapa negara yang selalu aktif membeli sereh wangi Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia, Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan. Dengan pembeli utama adalah AS, Perancis, Italia, Singapura dan Taiwan. Volume ekspor minyak sereh wangi relatif kecil, yakni sebesar 115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada tahun 2004.

2.8.4 Cengkeh (Clove)

(47)

33

Gambar 3. 10 Cengkeh

Tanaman cengkeh mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung minyak, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak cengkeh pada bagian-bagian tanaman tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat pada bagian bunga (20%) sedangkan bagian gagang dan daun mengandung sekitar 4 – 6 %.

Areal produksi tanaman cengkeh hampir tersebar di semua daerah di Indonesia mulai dari NAD sampai Papua dengan luas areal terluas di Jawa dan Sulawesi. Luas areal tanaman ini mengalami sedikit peningkatan setiap tahunnya atau lebih cenderung stabil (Gambar 3.11).

Gambar 3. 11 Data luas areal cengkeh tahun 2000 - 2006

Cara penyulingan yang paling sederhana untuk mendapatkan minyak cengkeh adalah dengan penyulingan air dan uap dengan lama penyulingan sekitar 7 – 8 jam untuk daun basah dan 6 – 7 jam untuk penyulingan daun kering.

(48)

34

Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.

Sentra produksi minyak cengkeh terdapat di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumtarea Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan. Produksi minyak cengkeh Indonesia pada tahun 2007 sekitar 2.500 ton dengan perkiraan pemakaian dunia sekitar 3.500 ton / tahun (Mulyadi, 2008). Walaupun demikian volume ekspor minyak cengkeh sangat kecil, karena sebagian besar minyak cengkeh sudah diolah menjadi produk turunannya sehingga yang diekspor lebih banyak pada produk turunannya, seperti eugenol, eugenol asetat, dll.

2.8.5 Pala (Nutmeg)

Gambar 3. 12 Pala

Pala yang mempunyai mutu terbaik dalam dunia perdagangan adalah pala yang berasal dari Myristica fragrans H. Pala menghendaki iklim laut yang panas (25 – 30 °C), tetapi basah, curah hujan 2.500 mm/tahun. Tanaman pala dapat tumbuh di dataran rendah yang kurang dari 700 m dpl pada tanah berpasir bercampur humus. Tingginya dapat mencapai 12 m. Mulai berbunga dan berbuah setelah berumur 4 – 6 tahun, dan produktif berbuah sampai 25 tahun. Buah pala berbentuk bulat telur sampai lonjong, bagian terluar adalah kulit buah. Di bawah daging buah terdapat tempurung biji yang diselubungi oleh jala berwarna merah api yang disebut dengan fuli. Di awah tempurung tersebut terdapat biji pala.

Tanaman pala tersebar di wilayah Sumatera, NAD, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Luas arel terbesar berada di NAD dan Maluku seperti ditunjukan pada Gambar 3.13.

(49)

35

menghasilkan minyak sekitar 4 – 15%. Biji pala muda menghasilkan rendemen minyak yang lebih besar dibandingkan dengan biji pala tua.

Gambar 3. 13 Sentra Produksi dan luas areal tanaman pala tahun 2003

Komponen utama minyak pala adalah miristisin yang bersifat racun dan mempunyai efek narkotika, sehingga penggunaan dalam industri pangan dan obat-obatan sangat sedikit. Minyak pala juga digunakan dalam industri parfum dan pasta gigi.

(50)

36 2.8.6 Jahe (Ginger)

Gambar 3. 14 Jahe

Kondisi lingkungan dimana tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik adalah pada curah hujan sekitar 2500-4000 mm per tahun, pada suhu 25-35 oC, dan dengan kelembaban udara yang sedang dan tinggi. Tanaman jahe menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan humus dan berdrainase baik; dapat juga tumbuh di tanah latosol merah coklat dan tanah andosol.

Proses produksi minyak jahe dilakukan dengan penyulingan (melalui steam distillation atau water distillation) atau ekstraksi rimpang jahe yang sebelumnya telah dikeringkan dalam bentuk serpihan atau dibuat serbuk. Rendemen rata-rata minyak jahe adalah 1-3% (kering) tergantung jenis jahe serta penanganan dan efektifitas proses penyulingan. Ekstraksi dengan pelarut menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyulingan, karena selan minyak atsiri, juga dihasilkan oleoresin. Oleoresin inilah yang membentuk rasa pedas pada jahe.

Komponen utama dalam minyak jahe adalah zingiberen, dan zingberol yang menyebabkan bau khas minyak jahe. Minyak jahe digunakan sebagai bahan baku minuman ringan (ginger ale), dalam industri penyedap, farmasi dan wangi-wangian.

(51)

37 2.8.7 Kenanga (Cananaga)

Gambar 3. 15 Kenanga

Tanaman kenanga (Cananga odorata) berasal dari Filipina. Di Pulau Jawa tanaman tersebut tumbuh liar. Tanaman kenanga tumbuh subur di dataran rendah dengan kelembaban tinggi, beriklim tropis dan dekat dengan pantai. Di Jawa, kenanga biasanya ditanam di pekarangan rumah, tidak dibudidayakan.

Bunga yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Rendemen dan mutu minyak tertinggi terdapat pada bunga yang telah matang sempurna (warna kuning tua).

Minyak nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen yang rendah. Minyak kenanga diekspor masih dalam keadaan crude. Oleh importir Amerika dan Eropa, minyak kenanga biasanya direktifikasi untuk menghasilkan minyak yang lebih jernih dan lebih mudah larut. Minyak yang dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%.

Minyak kenanga hanya diproduksi di Indonesia dengan output sebesar 20 ton/tahun. Khusus di Pulau Jawa daerah penghasil minyak kenanga adalah Boyolali dan Blitar. Di dunia pemakaian minyak kenanga masih terbatas dibandingkan minyak ylang-ylang, namun masih tetap penting karena bau minyak kenanga lebih tahan lama dan lebih murah dibandingkan minyak ylang-ylang. Dalam industri, minyak kenanga biasa digunakan sebagai bahan pewangi sabun.

2.8.8 Cendana (Sandalwood)

(52)

38

dan bulat tanpa alur. Tanaman ini sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering serta intensitas cahaya matahari yang cukup. Bulan kering yang panjang sangat baik pengaruhnya terhadap pembentukan minyak dan aroma. Varietas tanaman cendana yang berdaun kecil, mempunyai kadar minyak yang lebih tinggi pada bagian kayu teras, namun kadar santanolnya lebih rendah.

Gambar 3. 16 Cendana

Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu cendana dengan waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup tinggi. Rendemennya sekitar 3-5%.

Komponen utama dalam minyak cendana adalah santanol. Dalam perdagangan internasional, kadar santanol tersebut harus lebih dari 90%, jika tidak maka pasar tidak akan menerimanya.

Perkiraan permintaan dunia lebih dari 50 ton/tahun. Indonesia pernah menduduki peringkat ke-2 setelah India (Myrose).Sandalwood oil memegang peranan penting dalam industri wewangian. Selain dapat digunakan untuk minyak wangi sendiri, dapat pula untuk pengikat minyak wangi mahal (Violet, Cassie, Rose, Reseda, dan Ambete).

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PUREAA Sumber: (Pureaa UB, 2016)
Gambar 2. 2 Program Kerja 5 Tahun Pureaa Sumber: (Pureaa UB, 2016)
Tabel 3. 5 Daftar Minyak Atsiri di Indonesia
Gambar 3. 4 Nilam
+7

Referensi

Dokumen terkait

HASIL UJI STATISTIK KONSTANTA LAJU DISOLUSI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN

Dengan melihat kondisi di atas maka dianggap perlu adanya suatu wadah pemerintahan untuk mengkoordinasi pemer intahan terhadap wilayah kecamatan, maka dibentuklah suatu

Penelitian ini bermaksud mengevaluasi pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 2 Salatiga, berdasarkan 8 (delapan) prinsip standar sistem manajemen

memberikan respon positif, antara lain buku tersebut telah terbukti baik di pakai dalam proses pembelajaran karena mudah sekali untuk dipahami dan dipelajarai dan

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum

Dalam membuka sebuah bisnis banyak orang yang tidak menganalisa peluang, resiko dan pemetaan usaha sehingga mereka membuka usahanya hanya dengan menggunakan keinginan mereka

Untuk itu, pada tahun 2018 ini Direktorat Jenderal Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat melalui Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan menyelenggarakan program

Dapat diambil kesimpulan bahwa pola komunikasi yang dilakukan adalah pola komunikasi ketiga yaitu pola komunikasi massa karena komunikasi yang terjadi bukan