Japan Aftershock
Indira
Lidya Oktariani
Jessica
Latar Belakang
Cerita Hani Yamashita-
san
14:46, 11 Maret 2011
Karena gempa ini merupakan gempa yang
cukup
besar,
media
massa
bergegas
memberitahukan
keadaan
beberapa
kota.
Sendai rusak parah dihantam gempa bumi 9
skala ritcher dan tsunami 10 meter.
Beberapa hari setelahnya, Hani sedang menonton berita di TV. Ia kaget melihat tulisan Dalam beberapa menit secara otomatis siaran TV akan dimatikan.
Anak-anaknya bertanya tentang istana kekaisaran dan rumah para PM. Ternyata, mereka turut merasakan padamnya listrik.
Pemerintah Jepang pada saat itu memberi
peringatan agar orangtua mengawasi
anak-anaknya supaya tidak minum air keran karena
sudah terkena radiasi dalam jumlah yang
banyak. Dilaporkan level iodin radioaktif yang
terkandung dalam air mencapai 210 becquerels
per kg. Udara pun mulai tercemar.
Karena kelangkaan bensin tersebut, mereka sudah tidak lagi menggunakan mobil. Jadi mereka mengganti dengan sepeda atau berjalan kaki.
Setelah bencana alam 11 Maret 2011, bantuan melalui darat tidak bisa segera dilakukan karena kerusakan yang amat parah di semua infrastruktur. Dibutuhkan waktu 1 minggu untuk memperbaiki highway. Hebatnya, jalan tol Great Kanto Highway berhasil diperbaiki dalam waktu 6 hari (12 Maret 2011-17 Maret 2011)
Ternyata, hanya butuh waktu 1 minggu saja untuk memulihkan kondisi kelangkaan bahan bakar di wilayah Tokyo-Saitama.
Pada tanggal 22 Maret, Hani sering melihat antrean panjang bahkan sampai 2-4 km. Tapi mereka tetap tenang. Kalau sudah selesai membeli bahan bakar, mereka sumringah. Begitu juga dengan antrean minyak tanah.
Sejak bencana 11 Maret tersebut, Saitama Super Arena menjadi tempat pengungsian lebih dari 5000 pengungsi karena Saitama termasuk lokasi aman dalam radius radiasi.
Para pengungsi turun dari bis dan tidak ada air mata dari orang-orang yang baru saja kehilangan keluarganya, rumah, atau mungkin pekerjaannya. Mereka tidak berkeluh kesah. Saat memasuki arena, mereka bahkan melepas sepatunya, menenteng dan menaruhnya di kardus.
1 bulan setelah gempa, lebih dari 1.500 orang
rela merawat anak-anak yatim piatu yang
kehilangan orangtua mereka pada saat bencana.
Pemulihan infrastruktur terlihat juga pada tiga
hari setelah bencana, kereta api listrik yang
menghubungkan
Fukushima-Iwake
telah
beroperasi. 30 hari setelah bencana, Sendai
airport
di prefektur Miyagi pun berhasil
diperbaiki dan kembali dibuka pada 13 April
2011. Dan pada 1 September 2011, Sendai
Semangat
Ganbarou
Prinsip dan nilai-nilai ganbari sudah mendarah
daging bagi rakyat Jepang. Tidak hanya pada
saat bencana alam saja, mereka setiap harinya
selalu berusaha bersemangat dalam menjalani
kehidupan.
Simpulan
Usaha-usaha yang Dilakukan Jepang
1. Pemerintah Jepang terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan
2. Pengerjaan perbaikan infrastruktur berjalan dengan cepat tanpa membuang-buang waktu
3. Walaupun kelaparan dan krisis air bersih melanda, korban tetap sabar