• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Manusia dan Agama docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Manusia dan Agama docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Hubungan Manusia Dan Agama

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah

: Psikologi Agama

Dosen

: Dra. Diah Nurita

Jurusan

: Tarbiyah - PAI (IV-B)

Di susun Oleh

Kelompok 11 (Sebelas )

- Hemalia

- M. Rian Pratama

- Sri Wahyuni

- Siti Sahara

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH

MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkat atas kehadirat Allah yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Diah Nurita

mata kuliah Psikologi Agama yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Hubungan Manusia dan Agama” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

(3)

Tanjung Pura, Juli,2017

Tim Penyusun

(4)

KATA PENGANTAR...i

DAFATAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

A. Konsep dan Pengertian Manusia...2

B. Tujuan Penciptaan Manusia...4

C. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama...5

D. Hubungan Manusia dengan Agama...6

E. Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia...11

BAB III...13

PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

B. Saran...13

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat penting, karena ketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama- agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama wahyu). Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya.

Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih, halus dan suci. Disamping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat. Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.

Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep manusia?

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pengertian Manusia

Manusia merupakan mahluk hidup yang paling sulit dimengerti meskipun oleh dirinya sendiri. Manusia adalah mahluk yang tidak bisa ditebak, namun rasional. Manusia juga memiliki fisik yang baik seperti halnya mahluk hidup lainnya. Manusia juga memiliki akal sehingga dia dapat menciptakan hal-hal yang luar biasa meskipun secara fisik dia tidak mampu melakukannya. Manusia melakukan hal-hal hebat dengan bantuan mesin-mesin yang dibuatnya. Dengan begitu, manusia bukanlah hewan, tapi mirip dengan hewan karena punya akal dan perasaan. Sehingga manusia tidak memiliki konsep definisi yang jelas akan dirinya.

Dalam Al Qur’an, ada beberapa konsep berkenaan dengan manusia. Dari ayat-ayat yang berkenaan dengan manusia, Al-Qur’an menyebut manusia dalam beberapa nama, berikut adalah penjelasannya :1

a. Konsep al-Basyr

Berdasarkan konsep basyr, manusia tidak jauh berbeda dengan makhluk biologis lainnya. Dengan demikian kehidupan manusia terikat kepada kaidah prinsip kehidupan biologis seperti berkembang biak. Sebagaimana halnya dengan makhluk biologis lain, seperti binatang. Mengenai proses dan fase perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.

b. Konsep Al-Insan

Kata insan bila dilihat asal kata al-nas, berarti melihat, mengetahui, dan minta izin.Atas dasar ini, kata tersebut mengandung petunjuk adanya kaitan substansial antara manusia dengan kemampuan penalarannya. Manusia dapat mengambil pelajaran dari hal-hal yang dilihatnya, dapat mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, serta dapat meminta izin ketika akan menggunakan

(7)

sesuatu yang bukan miliknya. Berdasarkan pengertian ini, tampak bahwa manusia mampunyai potensi untuk dididik.

c. Konsep Al-Nas

Dalam konsep an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial artinya tidak boleh sendiri-sendiri.Karena manusia tidak bisa hidup sendiri.

d. Konsep Bani Adam

Adapun kata bani adam dan zurriyat Adam, yang berarti anak Adam atau keturunan Adam, digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari asal keturunannya. 2

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dalam konsep Bani Adam, adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak ada perbedaan sesamanya, yang juga mengacu pada nilai penghormatan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian serta mengedepankan HAM. Karena yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Pencipta.

e. Konsep Al-Ins

Dapat dikatakan bahwa dalam konsep al-ins manusia selalu di posisikan sebagai lawan dari kata jin yang bebas. bersifat halus dan tidak biadab. Jin adalah makhluk bukan manusia yang hidup di alam “antah berantah” dan alam yang tak terinderakan.Sedangkan manusia jelas dan dapat menyesuaikan diri dengan realitas hidup dan lingkungan yang ada.

f. Konsep Abdu Allah (Hamba Allah)

M. Quraish Shihab dalam Jalaluddin, seluruh makhluk yang memiliki potensi berperasaan dan berkehendak adalah Abd Allah dalam arti dimiliki Allah.Selain itu kata Abd juga bermakna ibadah, sebagai pernyataan kerendahan diri.

(8)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam konsep Abd Allah, manusia merupakan hamba yang seyogyanya merendahkan diri kepada Allah.Yaitu dengan menta’ati segala aturan-aturan Allah.

Sehingga dalam berbagai konsep tersebut manusia merupakan mahluk hidup yang perlu diberikan suatu tempat sendiri karena dia merupakan mahluk hidup yang istimewa karena selain memiliki fisik, manusia memiliki akal, bersosialisasi, dan teratur. Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena selain memiliki unsur fisik manusia memiliki akal yang membedakan dengan mahluk hidup lain.

B. Tujuan Penciptaan Manusia

Ajaran Islam memperkenalkan manusia dengan menjelaskan fungsinya di dunia ini. Manusia diciptakan di dunia ini adalah:3

1. Untuk menyembah kepada-Nya berdasarkan Firman Allah Q.S. Adz Dzaariyaat: 56:

ن

ن ُود

د بدععييلنا ِلإنا س

ي

نعلَاُويا ن

ن ج

ن لعَاا ت

د ق

ع ليخ

ي ا َاميُوي

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Menyembah Allah SWT. Berarti memusatkan penyembahan kepada semata-mata, tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri kecuali kepada-Nya saja.

2.

Khalifah Allah di bumi. Manusia adalah makhluk yang bertugas mengurus bumi dengan seluruh isinya dan berkewajiban memakmurkannya sebagai

amanah dari Allah SWT. Berdasarkan firman Allah SWT pada Q.S. Al an’am 165:

(9)

ع

ي فيريُويا ض

ن

رعلع

ي َاا ف

ي ئنليخ

ي ا م

ع ك

د ليعيجيا ِيذنلنَاا ويهدُوي

َاميا ِيفنا معكدويلدبعييلنا ت

ت َاج

ي ريديا ض

ت

ععبيا ق

ي وعفيا معكدض

ي ععبي

رروفدغيليا هدننإنُويا ب

ن َاق

ي عنلعَاا عدِيرنس

ي ا ك

ي بنريا ننإنا معكدَاتيآ

م

ر يح

ن ري

“dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

C. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

(10)

gagal. Begitu juga kita telah merasakan betapa pentingnya mutu kehidupan beragama itu bagi seluruh tradisi manusia. 4

Barangkali kita juga telah mengambil sikap baru terhadap agama lain yang bukan agama kita peluk sendiri. Bukan dalam arti bahwa kita menyetujui semua agama tersebut. Dalam menelaah kehidupan semua agama manusia tersebut, tidak ada hal yang mengharuskan garis batas keyakinan agama lain terlewati. Namun barangkali kita telah dapat memandang agama-agama tersebut sebagai keyakinan yang dianut oleh manusia yang hidup, yaitu orang-orang yang juga mempertanyakan berbagai masalah dasar yang juga kita pertanyakan, mereka juga mencari hidup yang lebih luhur terhadap agamanya.

Agama mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan pada pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan, serta kehidupan keluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. Bagi juataan manusia, agama berada dalam kehidupan mereka pada saat-saat yang paling khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. agama juga memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan kita. Adakah kekuatan tertinggi lain yang mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita? Bagaimanakah kehidupan dimulai? Apa arti semuanya ini? Mengapa orang menderita? Apa yang terjadi terhadap diri kita apabila kita telah mati?

Mengingat hal demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia, karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi terwujudnya kehidupan yang diinginkan manusia.

(11)

D. Hubungan Manusia dengan Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.5

Menurut agama Islam, manusia diciptakan di bumi untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, manusia diciptakan di bumi sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Dengan perannya tersebut, manusia diharapkan untuk:

1. Sadar sebagai mahluk individu yaitu mahluk hidup yang berfungsi sebagai mahluk yang paling utama di antara mahluk-mahluk lain. Sebagai mahluk utama di muka bumi, manusia diingatkan perannya sebagai khaifah dibumi dan mahluk yang diberi derajat lebih daripada mahluk lain yang ada di bumi. Sesuai dengan firman Allah:

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam dan Kami angkat mereka itu melalui daratan dan lautan serta Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan mahluk yang kami ciptakan (Q.S. Al-Isra: 70)

2. Sadar bahwa manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia harus mengadakan interelasi dan interaksi dengan sesamanya. Itulah sebabnya Islam mengajarkan perasamaan

“Berpeganglah kamu semuanya dalam tali Allah dan janganlah kamu berpecah belah…” (Q.S. Ali Imran: 103)

(12)

“Sesungguhnya semua orang mukmin adalah bersaudara.”(Q.S. Al Hujarat: 10)

3. Sadar manusia adalah hamba Allah SWT. Manusia sebagai mahluk yang berketuhanan, memiliki sikap dan watak religius yang perlu dikembangkan. Manusia harus selalu beribadah keapada Allah karena merupakan tugasnya untuk beribadah kepada Allah sesauai dengan firman Allah:

“(Yang memiliki sifat-sifat) demikian itu adalah Tuhanmu, tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu, Dia tidak dapat dijangkau oleh daya penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Mengetahui.”(Q.S. Al An’aam: 102

Untuk menjalankan tujuan-tujuan tersebut, dalam hal ini Agama Islam, mengajarkan 3 hal yang merupakan dasar dari agama yaitu:6

1. Aqidah

Beberapa ulama Islam juga menafsirkan tentang aqidah. Hasan al-Banna dalam Majmu’ ar-Rasaail menafsirkan bahwa:

“Aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini dalam hati, mendatangkan ketentraman jiwa dan tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.”

Abu Bakar Al-jazairi dalam kitab Aqidah Al-Mukmin menafsirkan bahwa:

“Aqidah merupakan sejumlah kebenarannya yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan ditolak segala yang bertentangan dengan kebenaran itu.”

(13)

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka aqiadah merupakan keyakinan dalam hati yang benar-benar mantab dan tidak akan goyah walaupun banyak hal yang berusaha menentang hal tersebut. Aqidah atau sistem aqidah merupakan sistem keyakinan yang sering disebut rukun iman yaitu:

 Iman kepada Allah

 Iman kepada malaikat dan mahluk gaib lainnya

 Iman kepada kitab-kitab Allah

 Iman kepada Nabi dan Rasul Allah

 Iman kepada Hari Kiamat

 Iman kepada Qada dan Qadar

Aqidah merupakan suatu keyakinan yang harus dimiliki setiap mukmin dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Keyakinan tersebut membuat mukmin makin mudah menjalankan ibadah dalam kehidupan sehari-harinya

2. Syariat

Syari’at bisa disebut syir’ah. Artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Perkataan “syara’a fiil maa’i” artinya datang ke sumber air mengalir atau datang pada syari’ah.7

Kemudian kata tersebut digunakan untuk pengertian hukum-hukum Allah yang diturunkan untuk manusia.

Kata “syara’a” berarti memakai syari’at. Juga kata “syara’a” atau “istara’a” berarti membentuk syari’at atau hukum. Dalam hal ini Allah berfirman,

(14)

“Untuk setiap umat di antara kamu (umat Nabi Muhammad dan umat-umat sebelumnya) Kami jadikan peraturan (syari’at) dan jalan yang terang.” [QS. Al-Maidah (5): 48]

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) tentang urusan itu (agama), maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang yang tidak mengetahui.” [QS. Al-Maidah (5): 18].

Sedangkan arti syari’at menurut istilah adalah “maa anzalahullahu li ‘ibaadihi minal ahkaami ‘alaa lisaani rusulihil kiraami liyukhrijan naasa min dayaajiirizh zhalaami ilan nuril bi idznihi wa yahdiyahum ilash shiraathil mustaqiimi.” Artinya, hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan Allah swt. melalui rasul-rasulNya yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.8

Jika ditambah kata “Islam” di belakangnya, sehingga menjadi frase Syari’at Islam (asy-syari’atul islaamiyatu), istilah bentukan ini berarti, ” maa anzalahullahu li ‘ibaadihi minal ahkaami ‘alaa lisaani sayyidinaa muhammadin ‘alaihi afdhalush shalaati was salaami sawaa-un akaana bil qur-ani am bisunnati rasuulillahi min qaulin au fi’lin au taqriirin.” Maksudnya, syari’at Islam adalah hukum-hukum peraturan-peraturan) yang diturunkan Allah swt. untuk umat manusia melalui Nabi Muhammad saw. baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah Nabi yang berwujud perkataan, perbuatan, dan ketetapan, atau pengesahan.

Pembagian Syari’at Islam

Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. untuk segenap manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

(15)

Ilmu Tauhid, yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan dasar-dasar keyakinan agama Islam, yang tidak boleh diragukan dan harus benar-benar menjadi keimanan kita. Misalnya, peraturan yang berhubungan dengan Dzat dan Sifat Allah swt. yang harus iman kepada-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan iman kepada hari akhir termasuk di dalamnya kenikmatan dan siksa, serta iman kepada qadar baik dan buruk. Ilmu tauhid ini dinamakan juga Ilmi Aqidah atau Ilmu Kalam.

Ilmu Akhlak, yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan dan penyempurnaan jiwa. Misalnya, segala peraturan yang mengarah pada perlindungan keutamaan dan mencegah kejelekan-kejelekan, seperti kita harus berbuat benar, harus memenuhi janji, harus amanah, dan dilarang berdusta dan berkhianat.

Ilmu Fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh mengandung dua bagian: pertama, ibadah, yaitu yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan ibadah tidak sah (tidak diterima) kecuali disertai dengan niat. Contoh ibadah misalnya shalat, zakat, puasa, dan haji. Kedua, muamalat, yaitu bagian yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh dapat juga disebut Qanun (undang-undang).

3. Ahlak

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab

yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.

(16)

Ahlak-ahlak yang baik adalah:9

3. Membicarakan kejelekan orang lain (bergosip)

4. Membunuh

5. Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan orang lain (mahluk lain)

Dasar-dasar Islam diatas telah menerangkan dan mengatur tentang bagaimana manusia melaksanakan kewajibannya di muka bumi. Agama dalam hal ini agama Islam, merupakan suatu pengatur kehidupan yang harus dijalankan setiap pemeluknya agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya di muka bumi ini dengan baik. Sehingga, hubungan antara manusia dan agama sebagai pengatur kehidupannya diharapakan menjadikan manusia menjadi manusia yang lebih baik bagi sesamanya, bagi alam sekitarnya dan bagi dirinya sendiri.

E. Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti yang akan diuraikan di bawah ini :10

1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia

9 Hafi Anshari, Dasar-Dasar Ilmu Jiwa Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991), hlm. 99.

(17)

Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberipenerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia.Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikitpenerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwadunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t). begitu jugauntuk yang beragama lain dengan kepercayaan kepada Tuhan yg di miliki.

2. Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia

Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup,soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab persoalan-persoalan ini.

3. Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena sistemagama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku,pandangan dunia dan nilai yang sama.

4. Memainkan fungsi peranan sosial

(18)
(19)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Al-Qur’an, ada beberapa konsep berkenaan dengan manusia. Yaitu Konsep Al-Basyr, Konsep Al-Insan, Konsep Al-Nas, Konsep Bani Adam, Konsep Al-Ins, Konsep Abdu Allah (Hamba Allah). Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna karena manusia memiliki segala unsur dari mahluk hidup lainnya ditambah dengan akal pikiran.

Manusia membutuhkan agama karena hal tersebut merupakan fitrah manusia. Fitrah tersebutlah yang menyebabkan manusia berhubungan dengan agama untuk mencari jati dirinya.

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah dan menjadi khalifah fil ardi.

Agama memiliki tujuan untuk menjadikan manusia melakasankan segala peran yang diperintahkan Allah. Sehingga agama mengatur segala sendi kehidupan manusia dan dapat dikatakan agama merupakan pengatur manusia untuk menjalankan perannya di muka bumi.

B. Saran

(20)

DAFTAR FUSTAKA

Jalaludin. 2003.Psikologi Agama,Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada

Anshari, M. Hafi. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Jiwa Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Raharjo. 2002. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Referensi

Dokumen terkait

Presiden Nomor 103 Tahun 2014 tentang T\rnjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian perencanaan Pembangunan Nasional/Badan perencanaan pembangunan Nasional (Lembaran

Untuk itu pada penelitian ini akan ditampilkan grafik yang sama dengan penelitian sebelumnya namun ditambahkan hasil dari percobaan menggunakan ring keramik agar dapat lebih

Representasi makna keadilan dari dialog di atas adalah sebagai berikut: terlihat pada percakapan di atas, terlihat nilai moral keadilan pada tokoh Pastor

Melalui penjelasan-penjelasan tersebut disimpulkan, bahwa SPG mengalami keterasingan dari dirinya sendiri karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka terlihat

Para kolonis yang mengikuti program kolonisasi yang diberikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda tidak lupa juga memberikan nama pada desa yang mereka bangun,

Untuk menutup aplikasi/form tersebut tekan tombol bergambar silang yang terletak pada sudut kanan form, Atau bisa juga Anda menghentikan aplikasi yang dijalankan pada Delphi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Minat Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri