COVER
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
A. Latar Belakang B. Tujuan
C. Ruang Lingkup Kegiatan D. Unsur yang Terlibat E. Referensi
F. Pengertian dan Konsep G. Uraian Prosedur Kerja
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Alur Prosedur Kerja Lampiran 2: Instruksi Kerja Lampiran 3: Contoh-Contoh
Lampiran 4: Contoh Jadwal Persiapan Penyelenggaraan SKS Tahun 2012-2013
PETUNUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN SKS DI SMA
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan dalam visinya bahwa kecerdasan mencakup cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas spiritual. Sementara itu, kemandirian merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang harus dicapai siswa dari sejumlah tugas perkembangan lainnya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjamin hak peserta didik mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kebutuhan, dan kecepatan belajarnya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mewajibkan sekolah kategori mandiri untuk melaksanakan sistem kredit semester (SKS) pada tingkat SMA, sedangkan sekolah kategori standar dibolehkan untuk melaksanakan SKS. Sementara itu, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 mewajibkan SMA bertaraf internasional untuk melaksanakan SKS.
Panduan penyelenggaraan SKS yang diterbitkan BSNP telah menjelaskan kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di sekolah. Penjelasan panduan tersebut masih bersifat umum sehingga sekolah masih banyak mengalami kendala di antaranya dalam menentukan beban belajar, menyusun struktur kurikulum, menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata pelajaran, dan menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk mata pelajaran tertentu. Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan mereka menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh karena itu diperlukan penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.
B. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dan pedoman bagi SMA untuk melaksanakan SKS.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan penyelenggaraan SKS terdiri atas:
1. Persiapan;
2. Pelaksanaan;
3. Ujian dan Kelulusan.
D. Unsur yang Terlibat 1. Kepala SMA;
2. Tim Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah;
3. Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah; 4. Pembimbing Akademik;
5. Konselor/BK; dan 6. Komite Sekolah.
E. Referensi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 11;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional;
14.Panduan Penyusunan KTSP, 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan;
15.Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester, 2010. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan;
16.Pedoman Penatalaksanaan Psikologis Layanan Pendidikan Khusus untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, 2010. Jakarta: Depdiknas;
17.Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan, 2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;
18.Petunjuk Teknis Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, 2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA; dan
F. Pengertian dan Konsep
1. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang siswanya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi);
2. Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang harus dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran dalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran. Beban belajar menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata pelajaran yang waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan kredit lebih besar menuntut pengorbanan lebih banyak untuk melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam satuan kredit semeter;
3. Prinsip penyelenggaraan SKS di SMA:
a. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
b. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari periode belajar yang ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar;
c. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam belajar secara mandiri;
d. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan lebih fleksibel. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih program studi dan mata pelajaran sesuai dengan potensinya;
f. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara teknis dan administratif;
g. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
h. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
4. Penentuan sendiri beban belajar dan mata pelajaran tiap semester dilakukan dengan penjadwalan pola on/off
5. Penyelenggaraan SKS di SMA pada sekolah kategori standar, sekolah kategori mandiri, dan sekolah bertaraf internasional harus didukung persiapan yang mengacu pada pemenuhan delapan standar nasional pendidikan. Implementasi pelaksanaan SKS yang bersifat fleksibel terdapat pada proses pembelajaran dan pengelolaan yang mengakomodasi peserta didik sesuai dengan potensi, minat, kebutuhan, dan kecepatan belajarnya;
6. SMA Bertaraf Internasional dan SMA Kategori Mandiri wajib melaksanakan SKS, sedangkan SMA Kategori Standar dapat melaksanakan SKS;
7. Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas persiapan dokumen kurikulum dan sumber daya;
8. Persiapan dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri atas struktur kurikulum dan beban belajar, peraturan akademik, kalender akademik, dan pedoman pendukung pelaksanaan, serta perangkat pembelajaran dan penilaian;
9. Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dan sarana prasarana;
10.Sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan SKS terdiri atas guru, pembimbing akademik, konselor, dan tenaga administrasi akademik. Sumber daya tersebut harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang implementasi SKS dan standar nasional pendidikan pada umumnya. Jumlah guru cukup dan sesuai dengan latar belakang pendidikan;
12.Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memilih atau tidak memilih mata pelajaran tertentu pada semester tertentu.
13.Struktur kurikulum dan beban belajar memuat mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Beban belajar seluruh mata pelajaran dan muatan lokal dinyatakan dengan satuan kredit semester (sks), yaitu minimal 114 sks dan maksimal 126 sks. Penetapan beban belajar seluruh mata pelajaran dan masing-masing mata pelajaran dilakukan oleh sekolah dengan mengacu pada panduan penyelenggaraan SKS dari BSNP dan petunjuk teknis penyelenggaraan SKS dari Direktorat Pembinaan SMA (Dit. PSMA);
14.Dasar penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan kesetaraan pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan 1,88 – 2 jam pelajaran dan analisis konteks potensi dan kebutuhan sekolah. Rentang beban belajar tiap mata pelajaran seperti pada tabel 1, 2, dan 3;
Tabel 1. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA
Program IPA
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
Minimum Maksimum
1. Pendidikan Agama 5 8
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7
3. Bahasa Indonesia 11 13
4. Bahasa Inggris 11 13
5. Matematika 11 13
6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan 4 6
7. Sejarah 2 4
8. Teknologi Informasi dan Komunikasi 4 6
9 Seni Budaya 4 6
10. Keterampilan/Bahasa Asing 4 6
11. Fisika 10 12
12. Kimia 10 12
13. Biologi 10 12
14. Ekonomi* 2 3
15. Sosiologi* 2 3
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem paket
Tabel 2. Rentang Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat
SMA Program IPS
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
Minimum Maksimum
1. Pendidikan Agama 5 8
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7
3. Bahasa Indonesia 11 13
4. Bahasa Inggris 11 13
5. Matematika 11 13
6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan 4 6
7. Sejarah 4 6
8. Teknologi Informasi dan Komunikasi 4 6
9 Seni Budaya 4 6
10. Keterampilan/Bahasa Asing 4 6
11. Fisika* 2 3
12. Kimia* 2 3
13. Biologi* 2 3
14. Ekonomi 10 12
15. Sosiologi 8 10
16. Geografi 7 9
17. Muatan Lokal 4 6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem paket
Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA Program
Bahasa
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
Minimum Maksimum
1. Pendidikan Agama 5 8
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7
3. Bahasa Indonesia 13 15
4. Sastra Indonesia 7 9
5. Bahasa Inggris 13 15
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
Minimum Maksimum
7. Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan 4 6
8. Sejarah 5 7
9 Teknologi Informasi dan Komunikasi 4 6
10. Seni Budaya 4 6
11. Bahasa Asing 11 13
12. Antropologi 5 7
13. Fisika* 2 3
14. Kimia* 2 3
15. Biologi* 2 3
16. Ekonomi* 2 3
17. Sosiologi* 2 3
18. Geografi* 2 3
19. Muatan Lokal 4 6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem paket
15.Sekolah menetapkan serial mata pelajaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara fleksibel dengan pola on/off bagi peserta didik untuk melaksanakan layanan pendidikan yang mengakomodasi keragaman kecepatan belajar peserta didik dan variasi pilihan beban belajar dan mata pelajaran;
16.Mata pelajaran disusun maksimal dalam empat seri untuk mengakomodasi kebutuhan peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa yang berhak menyelesaikan masa studi paling cepat dua tahun (empat semester). Masa studi paling lama adalah 5 tahun (10 semester);
17.Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan potensi dan kebutuhan sekolah, serta mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan. Setiap seri mata pelajaran memuat standar kompetensi lulusan (SKL Mata Pelajaran) dan standar isi (SK-KD) sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Contoh serial mata pelajaran disajikan pada tabel 4;
Tabel 4. Contoh serial
Mata Pelajaran
No Mata Pelajaran Jumlah Seri Mata Pelajaran
2. Matematika 13 sks 2 sks 4 sks 4 sks 3 sks 3. Penjas Orkes 4 sks 1 sks 1 sks 1 sks 1 sks
4. Fisika 11 sks 2 sks* 3 sks 3 sks 3 sks
5. Ekonomi 11 sks 2 sks* 3 sks 3 sks 3 sks
6. Bahasa Asing 4 sks 2 sks 2 sks
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem paket
18.Penyusunan kembali seluruh SK-KD sesuai standar isi pada serial mata pelajaran dilakukan dengan cara mengurutkan SK-KD tersebut sesuai dengan urutan seri dan beban belajarnya (sks). Contoh SK-KD serial mata pelajaran disajikan pada contoh 3b.
19.Peserta didik pada semua program jurusan wajib mengikuti mata pelajaran yang kontennya (SK-KD) tercantum pada semester 1 dan 2 (sesuai standar isi sistem paket). Sekolah memfasilitasi penjadwalan fleksibel dengan pola on/ off, Contoh penjadwalan fleksibel dengan pola on/off disajikan pada lampiran 3a;
20.Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum melibatkan unsur guru, konselor, tim penyusun kurikulum, dan kepala sekolah dalam rapat kerja sekolah. Contoh beban belajar dan struktur kurikulum disajikan pada lampiran 3b;
21.Peraturan akademik menjelaskan ketentuan tentang mekanisme pilihan beban belajar dan mata pelajaran, mekanisme penilaian, penjurusan, dan kelulusan;
22.Mekanisme pilihan beban belajar dan mata pelajaran dilakukan pada awal semester dengan cara mengisi kartu rencana studi (KRS) yang disetujui pembimbing akademik (PA) dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pilihan beban belajar dan mata pelajaran pada semester satu dilakukan dalam bentuk paket dengan jumlah tertentu. Peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa (sesuai hasil seleksi) berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran melebihi peserta didik lainnya;
(1) IP < 5,0 dapat mengambil maksimal 8 sks
(2) IP 5,0 s.d 5,9 dapat mengambil maksimal 10 sks
(3) IP 6,0 s.d 6,9 dapat mengambil maksimal 16 sks
(4) IP 7,0 s.d 7,4 dapat mengambil maksimal 20 sks
(5) IP 7,5 s.d 7,9 dapat mengambil maksimal 24 sks
(6) IP 8,0 s.d 8,5 dapat mengambil maksimal 28 sks
(7) IP > 8,5 dapat mengambil maksimal 32 sks
23.Mekanisme penilaian menjelaskan kriteria ketuntasan, teknik penilaian dan pengolahan hasil penilaian, dan mekanisme perbaikan nilai melalui remedial dan/atau semester pendek;
24.Mekanisme penjurusan menjelaskan kriteria penjurusan, waktu pelaksanaan penjurusan, dan tahap penetapan penjurusan;
25.Penjurusan dapat dilakukan mulai semester satu berdasarkan potensi, minat, kebutuhan, dan prestasi akademik. Data potensi diperoleh melalui psikotes. Data minat dan kebutuhan diperoleh melalui wawancara atau isian kuesioner. Data prestasi akademik diperoleh melalui tes seleksi penerimaan peserta didik baru;
26.Penjurusan disarankan mulai semester dua agar informasi yang dijadikan pertimbangan penentuan jurusan lebih lengkap setelah diamati selama satu semester.
27.Tahapan penjurusan dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Jika hasil belajar semester satu sesuai dengan minat, potensi dan kebutuhannya, peserta didik dapat memilih program jurusan sesuai dengan pilihannya mulai semester dua. Dalam hal ini peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran sesuai dengan ciri khas program jurusan (IPA, IPS, atau Bahasa);
didik tidak berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran ciri khas jurusan pada semester dua;
c. Peserta didik diberi hak untuk pindah jurusan paling lambat di awal semester tiga. Mekanisme pindah jurusan dilakukan setelah mendapat persetujuan PA dan Konselor/BK dengan mempertimbangkan ketuntasan mata pelajaran prasyarat jurusan.
Skema mekasnisme penjurusan disajikan pada lampiran 2a
28.Persyaratan prestasi akademik untuk penjurusan ditentukan oleh sekolah melalui rapat kerja sekolah dengan mengacu pada panduan penyusunan laporan hasil belajar dari Dit. PSMA (Surat Edaran Dirjen Mandikdasmen Nomor 12/C/KEP/TU/2008):
a. Persyaratan program IPA adalah lulus mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi;
b. Persyaratan program IPS adalah lulus mata pelajaran ekonomi, sosiologi, dan geografi;
c. Persyaratan program Bahasa adalah lulus mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa asing;
29.Kriteria lulus mata pelajaran adalah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kehadiran minimal 90%, memiliki sikap baik, dan memperoleh nilai mata pelajaran sekurang-kurangnya sama dengan nilai KKM;
30.Sekolah penyelenggara SKS dapat memberikan layanan bagi siswa cerdas istimewa (SCI) dengan pembelajaran khusus sesuai dengan kemampuan dan daya dukung. Pembelajaran khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat dilakukan dengan merekonstruksi secara khusus strategi tatap muka dan tugas terstruktur. Sekolah dapat menyusun kriteria beban belajar secara khusus bagi siswa cerdas istimewa seperti pada contoh lampiran 3g;
31.Kriteria penentuan siswa cerdas istimewa dilakukan oleh sekolah dengan mengacu pada karakteristik SCI, yaitu:
a. Memiliki tingkat kecerdasan intelegensi tinggi di atas rata-rata secara konsisten;
b. Memiliki riwayat belajar istimewa secara konsisten;
d. Memiliki keingintahuan dan kreativitas tinggi serta komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas yang ditunjukan dengan skor kreativitas (CQ) dan komitmen tugas (TC)
32.Kriteria kelulusan menjelaskan kriteria dan mekanisme penentuan kelulusan, yaitu lulus penilaian mata pelajaran dan lulus dari satuan pendidikan. Penentuan kriteria kelulusan ditentukan oleh sekolah dalam rapat kerja sekolah;
33.Kalender akademik memuat informasi hari dan jam belajar, hari libur, kegiatan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, jadwal pengisian kartu rencana studi (KRS), kegiatan semester pendek, dan jadwal ujian sekolah;
34.Pedoman pendukung pelaksanaan menjelaskan informasi yang diperlukan untuk memperjelas dan memudahkan pelaksanaan penyelengaraan SKS. Pedoman pendukung terdiri atas , pedoman moving class, pedoman PA, dan pedoman Konselor/BK. Pedoman tersebut disusun oleh sekolah dengan melibatkan unsur guru, konselor/BK, tim penyusun kurikulum, dan kepala sekolah;
35.Pelaksanaan penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi phasing in/out dimulai tahun pertama, sedangkan peserta didik lainnya yang duduk di kelas XI dan XII tetap menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua terdapat dua angkatan yang menggunakan SKS sedangkan peserta didik kelas XII masih menggunakan sistem paket. Pada tahun ketiga seluruh peserta didik di sekolah menggunakan SKS;
36.Untuk menyelengarakan SKS di sekolah pada tahap awal:
a. Tersedia KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan sistem paket dan SKS yang telah ditandatangani Dinas Pendidikan Provinsi;
b. Tersedia perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) sesuai dengan serial mata pelajaran, minimal untuk tahun pertama;
c. Tersedia jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi PA dan Konselor/ BK;
d. Mendapat izin tertulis dari dinas pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau Provinsi. Izin tersebut kemudian dilaporkan kepada Direktorat PSMA;
37.Jadwal mata pelajaran mengakomodasi kebutuhan dan potensi peserta didik, dan daya dukung sekolah. ;
38.Jadwal mata pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran tatap muka dan penugasan terstruktur yang ditetapkan pada awal semester;
39.Sekolah merancang pilihan beban belajar dan mata pelajaran sampai semester enam untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi tugas mengajar. Contoh pilihan beban belajar dan mata pelajaran disajikan dalam lampiran 3b;
40.Kegiatan semester pendek dilaksanakan hanya untuk perbaikan nilai bagi mereka yang belum mencapai kelulusan mata pelajaran sampai akhir semester. Ketentuan tentang semester pendek;
a. Jadwal ditentukan oleh sekolah dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung;
b. Waktu belajar dilaksanakan pada sore hari setelah jadwal belajar berakhir atau pada jeda antar semester.
c. Pembelajaran semester pendek mengacu pada hasil ketuntasan standar kompetensi (SK) mata pelajaran;
d. Jumlah kegiatan dilakukan dalam 8 pertemuan yang diakhiri dengan penilaian;
e. Guru yang mengajar di semester pendek adalah guru mata pelajaran terkait yang mendapat tugas dari kepala sekolah;
41.Pembimbing Akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas untuk membimbing perkembangan prestasi akademik peserta didik sampai akhir masa studinya. PA membimbing peserta didik maksimal 20 orang dengan tugas sebagai berikut:
a. Memantaudan melakukan analisis terhadap data potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah agar peserta didik berkembang potensi akademiknya secara maksimal;
c. Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan hasil penilaian dari guru mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan dan masukan guru mata pelajaran lainnya;
d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, Konselor/BK, dan guru mata pelajaran;
42.PA memberikan layanan konsultasi akademik minimal enam kali dalam tiap semester.
43.Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan formal; Konselor/BK memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dan mandiri dalam mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Dalam pelaksanaan SKS, Konselor/BK membimbing siswa dengan jumlah minimal 150 orang selama masa studi dengan tugas sebagai berikut:
a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik;
b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya melalui kegiatan pengembangan diri di sekolah termasuk peserta didik yang membutuhkan layanan khusus;
c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan kebutuhan peserta didik; dan
d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester;
e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru mata peajaran;
44.Konselor/BK melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konsultasi kelompok minimal enam kali dalam tiap semester.
sekolah (US). Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui ujian nasional (UN);
46.Penilaian hasil belajar pada tiap mata pelajaran oleh pendidik mengukur pencapaian kompetensi tiap KD dan/atau SK untuk diakumulasi menjadi nilai mata pelajaran.
47.Penilaian hasil belajar dalam penyelenggaraan SKS menyertakan indeks prestasi (IP) pada laporan hasil belajar.
Perhitungan indeks prestasi menggunakan rumus:
i i i
B xB N IP
( )
IP = Indeks Prestasi
Ni = Nilai tiap mata pelajaran
Bi = Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)
48.Laporan hasil belajar (LHB) memuat hasil penilaian mata pelajaran yang terdiri atas pengetahuan, praktik, dan sikap, disertai dengan deskripsi pencapaian standar kompetensi. LHB juga melaporkan hasil pengembangan diri dan akhlak mulia/kepribadian, serta hasil indeks prestasi semester dan kumulatifnya. Contoh LHB disajikan pada lampiran 3m;
49.Pengelolaan, pengorganisasian, dan kontrol data penilaian, serta pencetakan laporan hasil belajar (LHB) menerapkan sistem administrasi akademik berbasis TIK;
50.Kriteria lulus satuan pendidikan (lulus SMA) adalah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan beban belajar minimal yang ditentukan satuan pendidikan, memiliki sikap yang baik, lulus ujian sekolah, dan lulus ujian nasional;
51.Ujian sekolah dilaksanakan dua kali setiap tahun yaitu pada semester ganjil dan genap. Sekolah memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengikuti ujian sekolah mata pelajaran tertentu setelah menyelesaikan seluruh serial mata pelajaran. Dengan demikian peserta didik berhak untuk mengikuti ujian sekolah secara bertahap;
teknologi. Pemerintah memfasilitasi ujian nasional (UN) dua kali setiap tahun, yaitu pada semester ganjil dan genap. Peserta didik juga berhak untuk mengikuti ujian nasional secara bertahap;
G. Uraian Prosedur Kerja 1. Persiapan
1.1. Kepala sekolah mensosialisasikan dasar filosofis, landasan hukum, dan implementasi secara umum pelaksanaan SKS kepada pendidik dan tenaga kependidikan, serta pengurus komite sekolah;
1.2. Kepala SMA mengundang dan menugaskan Tim Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah serta memberi pengarahan teknis untuk melakukan persiapan penyelenggaraan SKS (Contoh Persiapan Penyelenggaraan SKS tahun 2012-2013 disajikan pada lampiran 4). Arahan sekurang-kurangnya berisi:
a. Dasar pelaksanaan SKS;
b. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan SKS ; c. Hasil yang diharapkan;
d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas TPK sekolah;
1.3. TPK sekolah menyusun draf rencana dan jadwal pertemuan, uraian kegiatan, sasaran/hasil untuk melakukan persiapan dokumen dan sumber daya pendukung lainnya, sekurang-kurangnya berisi:
a. Rincian pembagian tugas kerja;
b. Jadwal pertemuan awal TPK, pembahasan draf di tingkat TPK, pembahasan pleno rapat kerja, finalisasi dokumen, validasi, dan sosialisasi kepada masyarakat;
c. Draf dokumen yang perlu disiapkan;
d. Jadwal pertemuan MGMP untuk menyusun SK-KD serial mata pelajaran dan merivisi silabus-RPP;
1.4. TPK menyiapkan program aplikasi administrasi akademik berbasis TIK
1.6. TPK menyusun draf dokumen: (1) struktur kurikulum dan beban belajarl (2) peraturan akademik; (3) panduan PA; (4) panduan BK, dan (5) draf KTSP yang menggunakan SKS untuk tahun pertama dan sistem paket untuk kelas XI dan XII;
1.7. TPK melakukan pertemuan dengan guru dan konselor yang dipimpin oleh Kepala Sekolah untuk:
a. Menyampaikan draf dokumen beban belajar dan struktur kurikulum, peraturan akademik, panduan PA dan BK dan panduan pendukung lainnya agar dicermati, ditelaah, diberikan masukan, dan koreksi untuk penyempurnaan;
b. Menyampaikan tugas MGMP untuk memetakan SKL dan SK-KD serial mata pelajaran serta merevisi silabus dan RPP satu tahun pelajaran;
c. Menyampaikan tugas Konselor/BK
menyusun rancangan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta jadwal
konsultasi
;1.8. MGMP memetakan SKL dan SK-KD serial mata pelajaran dan merevisi Silabus-RPP.
1.9. Konselor/BK menyusun rancangan kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta jadwal konsultasi;
1.10. TPK menghimpun masukan dan koreksi terhadap draf dokumen beban belajar dan struktur kurikulum, dan peraturan akademik, untuk dibahas dengan kepala sekolah;
1.11. Kepala sekolah menetapkan beban belajar dan struktur kurikulum, dan peraturan akademik, untuk disosialisaikan kepada warga sekolah;
1.12. TPK menyusun dokumen final KTSP menggunakan SKS tahun pertama dan sistem paket kelas XI dan XII untuk dikonsultasikan dengan instansi terkait (Dinas Pendidikan, LPMP, atau Perguruan Tinggi);
a. Pemilihan calon PA didasarkan pada kecakapan, integritas, dan keteladanan guru untuk mau menjadi perintis dan volenteer;
b. Calon PA angkatan pertama adalah guru yang mengajar mulai semester pertama dan menjadi perintis secara bertahap sampai seri terakhir mata pelajaran.
1.14. Kepala Sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP, kemudian mengirimkan dokumen KTSP ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi sekaligus meminta izin tertulis penyelenggaraan SKS;
1.15. Kepala Sekolah mensosialisaikan pelaksanaan SKS kepada warga sekolah, komite, dan masyarakat.
2. Pelaksanaan
2.1. Kepala Sekolah:
a. Menetapkan pembagian tugas guru, PA dan BK;
b. Mensosialisasikan penyelenggaraan SKS kepada peserta didik baru melalui kegiatan masa orientasi peserta didik baru (MOPD).
2.2. TPK dan Kepala Sekolah menetapkan rombongan belajar angkatan pertama semester satu:
a. Setiap rombongan belajar dengan jumlah 32 orang peserta didik ditetapkan dua orang PA, sehingga masing-masing PA akan membimbing dan mendampingi 16 orang peserta didik sampai mereka menyelesaikan studinya;
b. Setiap rombongan belajar diberikan identitas misalnya 1A, 1B, 1C, dan seterusnya. Angka 1 menunjukan semester satu dan A, B, C, dan seterusnya menunjukan pada rombongan belajar yang berbeda;
c. Setiap 4 – 5 rombongan belajar atau 150 orang peserta didik ditetapkan seorang Konselor/BK.;
2.4. Guru melaksanakan ulangan harian dalam bentuk tes atau tugas-tugas termasuk penilaian praktik atau produk untuk mengukur ketuntasan KD;
a. Hasil penilaian tiap KD mencakup aspek pengetahuan, penilaian sikap, dan/atau praktik;
b. Hasil ketuntasan KD segera diinformasikan kepada peserta didik agar segera ditindaklanjuti, misalnya dengan kegiatan remedial bagi peserta didik yang belum tuntas;
c. Hasil remedial segera diinformasikan kepada peserta didik;
2.5. PA dan BK melaksanakan kegiatan konsultasi sesuai dengan jadwal konsultasi;
2.6. TPK mengatur, memantau, dan mendampingi kegiatan MGMP untuk merevisi Silabus dan RPP sesuai serial mata pelajaran untuk tahun kedua dan seterusnya;
2.7. Konselor/BK menghimpun dan mendokumentasi data potensi, kebutuhan, dan minat peserta didik, kemudian menganalisis dan menyajikan informasi sistematis, ringkas, dan mudah untuk digunakan oleh PA, guru mata pelajaran, dan TPK ;
2.8. TPK mengatur dan memantau kegiatan MGMP dalam menyiapkan instrumen ulangan tengah semester (UTS);
2.9. Setelah kegiatan UTS:
a. Guru mata pelajaran melaporkan ketuntasan KD dan SK dan menindaklanjuti dengan kegiatan remedial berdasarkan ketuntasan SK;
b. TPK melakukan evaluasi keterlaksanaan, menghimpun data potensi, kebutuhan, dan minat peserta didik dari konselor/BK, memetakan komposisi awal klasifikasi peserta didik berdasarkan program jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA menghimpun data prestasi akademik, minat, dan kebutuhan peserta didik, serta menganalisis data potensi, minat dan kebutuhan dari Konselor/BK;
a. Guru mata pelajaran melaporakan nilai mata pelajaran setelah dilakukan remedial berdasarkan ketuntasan SK;
b. PA dan Konselor/BK melaporkan data awal komposisi peserta didik pada jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA melaporkan hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian; d. BK melaporkan hasil penilaian pencapaian tugas perkembangan
termasuk kegiatan pengembangan diri;
2.12. Dalam mengolah dan menganalisis ketuntasan mata pelajaran:
a. Hasil ketuntasan mata pelajaran dihitung berdasarkan hasil rata-rata ketuntasan dari tiap SK;
b. Hasil ketuntasan tiap SK dihitung berdasarkan hasil rata-rata ketuntasan tiap KD;
Contoh penghitungan ketuntasan disajikan dalam lampiran (3l)
2.13. TPK menyiapkan perangkat pengisian KRS semester dua; 2.14. Pada saat pengisian KRS:
a. PA menginformasikan data potensi dan prestasi akademik (IP sementara) kepada peserta didik;
b. Peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran untuk semester dua berdasarkan pertimbangan data potensi dan prestasi akademik dengan cara mengisi KRS. Peserta didik yang memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhannya dapat memilih beban belajar dan mata pelajaran program jurusan. Peserta didik yang belum memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhannya tidak dapat memilih beban belajar dan mata pelajaran program jurusan;
c. PA membimbing, memberikan pertimbangan, dan menyetujui KRS peserta didik;
2.15. TPK dibantu tenaga administrasi akademik mencetak LHB untuk ditandatangani oleh PA dan Kepala Sekolah;
2.17. Pada saat pembagian LHB, PA menyampaikan informasi umum tentang hasil belajar semester satu dan konsekuensinya di semester dua, kriteria dan mekanisme penjurusan, dan mekanisme kegiatan semester pendek;
2.18. TPK menyusun rombongan belajar dan jadwal mata pelajaran untuk semester dua:
a. Peserta didik yang memiliki kesamaan pilihan beban belajar dan mata pelajaran dikelompokkan dalam rombongan belajar yang sama;
b. Pengelompokan rombongan belajar yang mungkin terjadi terdiri atas program IPA/IPS/Bahasa dan rombongan belajar netral (belum mendapat identitas program jurusan);
c. Rombongan belajar diberi identitas, misalnya 2A, 2B, dan seterusnya. Angka 2 menunjukan mereka ada di semester dua, sedangkan A, B, dan seterusnya sebagai kelompok peserta didik yang memiliki pilihan beban belajar dan mata pelajaran yang sama;
d. Peserta didik yang memilih beban belajar dan mata pelajaran lebih banyak disediakan jadwal khusus sampai sore hari;
e. Peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa difasilitasi pembelajaran khusus;
2.19. Kepala sekolah menetapkan jadwal mata pelajaran semester dua; 2.20. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran semester
dua sesuai dengan jadwal mata pelajaran;
2.21. PA dan Konselor/BK melaksanakan kegiatan konsultasi sesuai dengan jadwal konsultasi;
2.22. Pada saat kegiatan konsultasi di semester dua:
a. PA mengingatkan, memantau, dan membimbing peserta didik mengikuti kegiatan semester pendek untuk memperbaiki nilai mata pelajaran yang belum tuntas dan memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhannya;
mengembangkan potensi, melaksanakan kegiatan pengembangan diri untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal;
2.23. TPK mengatur, menyusun, dan memantau jadwal dan kegiatan semester pendek:
a. Menugaskan guru mata pelajaran tertentu melaksanakan pembelajaran semester pendek berdasarkan hasil ketuntasan kompetensi dan melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan.;
b. Menghimpun, mengolah, dan menganalisis hasil penilaian kegiatan semester pendek;
c. Hasil penilaian kegiatan semester pendek disampaikan kepada peserta didik.
d. Peserta didik yang belum lulus pada tahap pertama diberikan kesempatan mengikuti kegiatan semester pendek tahap kedua setelah UTS;
2.24. Setelah pelaksanaan UAS semester dua:
a. TPK menghimpun hasil akhir kegiatan semester pendek untuk menetapkan peserta didik pada program IPA/IPS/Bahasa sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhannya;
b. Jika masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi persayaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhan, TPK meminta PA dan Konselor/BK untuk menyampaikan data pendukung yang akan dijadikan pertimbangan dalam rapat pleno penentuan penjurusan;
c. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik untuk menetapkan penjurusan peserta didik di semester tiga. Dalam hal ini tidak ada rapat pleno kenaikan kelas dalam penyelenggaraan SKS;
3. Ujian dan Kelulusan
3.1. Kepala Sekolah menugaskan TPK untuk melakukan persiapan pelaksanaan ujian;
dilaksanakan tiap semester sehingga memungkinkan peseta didik dapat mengikuti sebagian atau seluruh mata pelajaran yang diujikan;
3.3. TPK menyiapkan rencana kerja dan jadwal
a. Ujian sekolah yang terdiri atas ujian tertulis dan ujian praktik sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran;
b. Ujian sekolah dan ujian nasional yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, yaitu pada semester ganjil dan semester genap;
c. Mata pelajaran yang diujikan yaitu mata pelajaran yang sudah diikuti sampai seri terakhir;
3.4. Kepala sekolah mengecek dan menetapkan rencana kerja dan jadwal ujian;
3.5. Kepala sekolah melalui TPK menginformasikan pelaksanaan ujian yang berisi:
a. jadwal ujian
b. persyaratan peserta ujian c. prosedur dan mekanisme ujian;
3.6. Guru/MGMP menyusun perangkat ujian sekolah:
a. perangkat ujian tertulis terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu telaah, lembar soal, dan kunci jawaban;
b. perangkat ujian praktik terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu telaah, lembar soal, alat-bahan praktik, dan format penilaian yang disertai rubrik;
3.7. PA dan BK mengidentifikasi peserta didik yang dapat mengikuti ujian. 3.8. PA menyetujui peserta didik yang mendaftarkan diri mengikuti ujian; 3.9. TPK menginformasikan data peserta ujian untuk dikonfirmasi oleh
peserta didik dan PA
3.10. Kepala sekolah menetapkan peserta ujian 3.11. Setelah pelaksanaan ujian (US dan/ atau UN):
a. Kepala Sekolah mengumumkan hasil ujian;
b. peserta didik yang belum lulus wajib mengikuti ujian pada semester berikutnya hingga lulus;
c. data hasil ujian disimpan untuk diakumulasi seluruh mata pelajaran sebagai bagian persyaratan kelulusan satuan pendidikan
a. mendata peserta didik yang telah menyelesaikan beban belajar yang dipersyaratkan;
b. mendata peserta didik yang memiliki sikap baik
c. mendata peserta didik yang lulus ujian sekolah;
d. mendata peserta didik yang lulus ujian nasional
3.12. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik untuk menetapkan kelulusan peserta didik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun Pertama
Lampiran 1c: Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah
Lampiran 2A: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa Lampiran 2c: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
Lampiran 2d: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Lampiran 3a: Contoh Strutur Kurikulum dan Beban Belajar
Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran
Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi Peserta Didik
Lampiran 3d: Contoh Jadwal Mata Pelajaran
Lampiran 3e: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)
Lampiran 3f: Contoh Kalender Akademik
Lampiran 3g: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa Lampiran 3h: Contoh Pemetaan Alokasi Waktu
Lampiran 3i: Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA
Lampiran 3j : Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SKS di SMA Lampiran 3k : Contoh Penentuan Ketuntasan Mata Pelajaran
GLOSARIUM
Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan pelayanan bimibingan dan konseling pada satuan pendidikan formal
Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memilih atau tidak memilih mata pelajaran tertentu pada semester tertentu
Pembimbing akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas pembimbingan akademik terhadap sejumlah siswa dalam menyelesaikan studinya pada satuan pendidikan
Persiapan dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri atas struktur kurikulum dan beban belajar, peraturan akademik, kalender akademik, dan pedoman pendukung pelaksanaan, serta perangkat pembelajaran dan penilaian
Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas: persiapan dokumen kurikulum dan sumber daya Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dan
sarana prasarana
Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang telah memenuhi delapan standar nasional yang diperkaya dengan standar pendidikan dari negara maju
Sekolah kategori mandiri (SKM) atau sekolah standar nasional (SSN) adalah sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi delapan standar nasional pendidikan
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
INPUT PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT OUTPUT
KEPALA SEKOLAH KOMITE TPK GURU KONSELOR/BK
UU No. 20/2003
Menandatangani KTSP Dokumen KTSP
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun Pertama
INPUT PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT OUTPUT
KEPALA SEKOLAH TPK GURU PA KONSELOR/BK
Semester Pertama Merekap rombel smt
2 hasil KRS kegiatan MGMP, SP, dll penilaian dan hasil
SP, dll
Rapat penetapan akhir penjuruan IPA/IPS/Bahasa
Lampiran 1c : Alur Pelaksanaan Ujian dan Kelulusan
INPUT PROSES/UNSUR YANG TERLIBAT OUTPUT
Kepala Sekolah TPK Guru/MGMP PA/BK
Menugaskan dan memberikan pengarahan mekanisme
dan persiapan Ujian Sekolah
Menyusun jadwal Ujian Memandu MGMP menyusun
perangkat US
Menghimpun perangkat Ujian
Menyusun perangkat Ujian praktik dan tertulis
Mendata Transkip Nilai peserta didik yang memenuhi persyaratan
US Menetapkan Jadwal
Ujian
Menginformasikan jadwal dan mekanisme Ujian
Menyetujui pendaftaran Peserta Didik ikut Ujian Merekap data peserta Ujian
Menetapkan peserta Ujian
Ujian (US-UN) Siap dilaksanakan PP No 19 Tahun 2005
Juknis SKS Data Hasil Belajarr
(Transkip Nilai)
Data peserta didik yang telah mengikuti US/UN
Menugaskan TPK untuk persiapan rapat pleno
kelulusan
Merancang kriteria kelulusan dan jadwal rapat
Mendata transkip, data nilai akhlak mulia, hasil Ujian (US-UN)
Rapat Pleno Kelulusan
Lampiran 2a: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Peserta didik mengikuti seluruh mata pelajaran seri 1 IPA (fisika, kimia, biologi), IPS (ekonomi, sosiologi, geografi), Bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Inggris), matematika,
pendidikan agama, dan penjas orkes.
Penerimaan Peserta Didik Baru
KBM semester satu Observasi, Psikotes,
Himpun Data Rombongan belajar Semester
satu
Sesuai? Analisis kesesuaian
potensi, minat, kebutuhan dan prestasi
akademik
Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa
Smt 2
YA
Rombongan belajar non jurusan di smt
2
Kegiatan Semester Pendek atau Klinik
Lulus?
Rapat Dewan Pendidik penentuan Jurusan paling lambat di awal semester 3
Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa
Smt 3
YA TIDAK
TIDAK
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa
` Penerimaan
peserta didik baru
Cek data potensi, minat, dan prestasi
semester 1
Sesuai kriteria SCI
KBM dengan desain khusus SCI mulai
semester 2 dan seterusnya
KBM biasa dengan beban maksimum 24 sks di semester 2 dan seterusnya
Non SCI, dapat menyelesaikan studi paling cepat 5 semester
SCI, dapat menyelesaikan studi paling cepat 4 semester
YA
TIDAK
Lampiran 2c : Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
`
Proses Pembelajaran
Penilaian KD melalui Tugas (PR, produk, proyek),Tes
(UH), dan/ atau praktik
Tuntas
Hasil penilaian KD mencakup tiga aspek (pengetahuan, sikap, dan/atau praktik)
Hasil penilaian KD berikutnya
Penilaian SK melalui UTS/UAS
Tuntas (KKM)?
Remedial SK Penggabungan nilai SK dari tiap KD
Nilai SK dari penilaian harian Nilai SK dari
Penilaian UTS/UAS Penggabungan nilai SK
Nilai SK dari seluruh penilaian (UH,
UTS/UAS)
Penggabungan beberapa nilai SK untuk mendapatkan nilai Mata Pelajaran
Data mencakup nilai
pengetahuan, sikap, dan/atau praktik disertai nilai gabungan pengetahuan dan praktik menjadi satu nilai SK
YA
rata-Lampiran 2d : Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Penilaian KD melalui UH,
tugas-tugas. dll Tuntas?
Remedial KD
Tuntas?
Penggabungan nilai tiap KD dengan nilai SK dari
UTS/UAS
Remedial SK Tuntas?
Penggabungan nilai tiap SK menjadi nilai Mata Pelajaran
(satu nilai) Tuntas?
Lulus? Data Nilai KD
Data Nilai SK
Data LHB (IP Semester)
Finish
Kegiatan Semester Pendek (SP)
Lulus?
Kegiatan SP Ulang Data LHB
(IPK Semester berikutnya)
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
YA
YA
YA
YA
Lampiran 3a: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
PROGRAM IPA
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
1 2 3 4 Jumlah
1. Pendidikan Agama 2 2 2 6
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 6
3. Bahasa Indonesia 2 4 4 2 12
4. Bahasa Inggris 2 4 4 2 12
5. Matematika 2 4 4 3 13
6. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan 1 1 1 1 4
7. Sejarah Umum 3 3
8. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 6
9 Seni Budaya 2 2 4
10. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 6
11. Fisika 2 3 3 3 11
12. Kimia 2 3 3 3 11
13. Biologi 2 3 3 3 11
14. Ekonomi 2 2
15. Sosiologi 2 2
16. Geografi 2 2
17. Muatan Lokal 2 2 4
Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Seri
Mata Pelajaran
NO Mata Pelajaran Semester (Paket) SK-KD Seri (Beban Belajar) 1. Pendidikan Agama
(Islam) X (1)
1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3;
6.1, 6.2 Pendidikan Agama 1
(2 sks)
6.1, 6.2 Pendidikan Agama 2
(2 sks)
6.1, 6.2, 6.3 Pendidikan Agama 3
(2 sks)
6.1, 6.2. Bahasa Inggris 1 (2 sks)
X (2)
7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1,
11.2; 12.1, 12.2. Bahasa Inggris 2 (4 sks)
XI (1)
11.2; 12.1, 12.2. Bahasa Inggris 3 (4 sks)
XII (1)
Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi Peserta Didik
Sekolah dengan potensi siswa beragam, termasuk potensi siswa cerdas istimewa
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
1 Pendidikan Agama 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 PKN 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 12 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 Bahasa Inggris 12 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 5 Matematika 13 2 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3
6 Seni Budaya 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 Penjas Orkes 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 TIK 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 Sejarah Umum 3 3 3 3
13 Fisika 11 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
14 Kimia 11 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
15 Biologi 11 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
16 Sosiologi 11 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
17 Ekonomi 11 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
18 Geografi 10 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2
19 Sejarah 4 2 2 2 2 2 2
20 Bahasa Asing 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 Muatan lokal 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 21 21 20 20 12 21 21 20 20 19 14 21 32 32 30 21 21 21 20 19 13 21 21 20 20 20 13 21 32 32 30 Alternatif 1/Sem Alternatif 2/Sem SCI/Sem
JUMLAH PER SMT
NO MATA PELAJARAN sks Alternatif 1/Sem Alternatif 2/Sem SCI/Sem
Keterangan:
Lampiran 3d: Contoh Jadwal Mata Pelajaran
1A 1B 1C 1D 1E 1F 3A 3B 3C 3D 3E 3F J AM KE XII IPA A XII IPA B XII IPS A XII IPS B
M1 FI IND1 EKO1 BIO1 ING1 F3 M2 F2 SOS3 AG2 PKn2 PENJAS TIK MULOK GEO
2.05 1.02 2.01 2.03 1.03 2.04 1.01 2.06 1.10 1.07 1.15 1.12 LAP1 1.06 1.17 2.13
M1 F1 IND1 EKO1 BIO1 ING1 F3 M2 F2 SOS3 AG2 PKn2 TIK PENJAS EK MULOK
2.1 1.02 2.01 2.03 1.03 2.04 1.01 2.06 1.10 1.07 1.15 1.12 1.06 LAP1 2.04 1.17
FI M1 EKO1 ING1 AG1 IND1 M3 F3 M3 SB1 PKn1 SOS2 KIM MULOK TIK EK
1.02 2.05 2.03 2.04 2.07 2.01 2.06 1.01 2.10 1.14 1.12 1.07 1.04 1.17 1.06 2.04
F1 M1 EKO1 ING1 AG1 IND1 M3 F3 M3 SB1 PKn1 SOS2 MULOK KIM GEO TIK
1.02 2.1 2.03 2.04 2.07 2.01 2.06 1.01 2.10 1.14 1.12 1.07 1.17 1.04 2.13 1.06
BIO1 EKO1 ING1 M1 IND1 AG1 B2 F3 F2 PKn2 SOS3 SB1 KIM SEJ PENJAS JEP
1.03 2.03 2.04 2.05 2.01 2.07 2.11 1.01 1.02 1.12 1.07 1.14 1.04 1.13 LAP1 1.11
BIO1 EKO1 ING1 M1 IND1 AG1 B2 F3 F2 PKn2 SOS3 SB1 JEP ING SEJ PENJAS
1.03 2.03 2.04 2.1 2.01 2.07 2.11 1.01 1.02 1.12 1.07 1.14 1.11 2.04 1.13 LAP1
IND1 BIO1 M1 AG1 EKO1SOS1 IND3 B3 B2 AG2 SB1 SOS2 SEJ KIM JEP ING
2.01 1.03 2.05 2.07 2.03 2.02 2.09 2.11 1.11 1.15 1.14 1.07 1.13 1.04 1.11 2.04
IND1 BIO1 M1 AG1 EKO1SOS1 IND3 B3 B2 AG2 SB1 SOS2 ING JEP PKn SEJ
2.01 1.03 2.1 2.07 2.03 2.02 2.09 2.11 1.11 1.15 1.14 1.07 2.04 1.11 1.12 1.13
TM adalah tatap muka, PT adalah penugasan terstruktur
1A artinya rombel A semester 1, 3A artinya rombel A semester 3
Lampiran 3e: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)
KARTU RENCANA STUDI
Nama Siswa : ... Semester : ... NIS : ... Pilihan/Alt : ... Pembimbing Akademik: ...
Mata Pelajaran dan Beban Belajar:
No Mata Pelajaran Beban Belajar
(sks) 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
No. Mata Pelajaran Tambahan (pilihan)* 1.
2. 3.
JUMKAH
*)dipilih dari mata pelajaran di semester atau seri berikutnya
Jakarta, 20 Desember 2012
Mengetahui Siswa
Pembimbing Akademik
Lampiran 3f: Contoh Kalender Akademik
Kalender Akademik Semester Genap 2010-2011
Keterangan
Minggu 2 9 16 23 30 3 Januari: KBM hari pertama
Senin 3 10 17 24 31 28 - 29 Januari: Edufair dan HUT Sekolah
Selasa 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu `1/8 15 22 29
Keterangan
Minggu 6 13 20 27 3 Pebruari: Tahun Baru Imlek
Senin 7 14 21 28 15 Pebruari: Maulid Nabi Muhammad SAW
Selasa 1 8 15 22 28 Pebruari: UTS Semester Genap
Rabu 2 9 16 23
Kamis 3 10 17 24
Jum'at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Keterangan
Minggu 6 13 20 27 1-4 Maret: UTS Semester Genap
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24 31
Jum'at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Bulan Januari 2011
Bulan Pebruari 2011
Bulan Maret 2011
7-11 Maret: Ujian Sekolah Mata Pelajaran Agama, Pkn, TIK, Bhs Asing, dan Sejarah bagi peserta didik yang sudah menyelesaikan
Lampiran 3g
: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa
No Mata Pelajaran Seri 1 Seri 2
sks JP sks JP
1. Pendidikan Agama 2 4 2 2
2. Bahasa Indonesia 2 4 4 4
3. Bahasa Inggris 2 4 4 4
4. Matematika 2 4 4 6
5. Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan 1 2 1 2
6. Sejarah Umum 3 4
7. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
8 Seni Budaya 2 2 2 2
9. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2
10. Fisika 2 4 4 6
11. Ekonomi 2 4
12. Muatan Lokal 2 2 2 2
Lampiran 3h. Contoh Pemetaan Alokasi Waktu Mata Pelajaran: Fisika 3 (3 sks)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1.1. Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal
monoatomik 10 6 4
1.2. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika
10 2 6
2.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
gelombang secara umum 12 6 6
2.2. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
gelombang bunyi dan cahaya 12 6 6
2.3. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
10 6 4
3.1. Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta
penerapannya pada keping sejajar
16 2 6 6 2
3.2. Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi
12 4 6 2
3.3. Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak-balik serta penerapannya
No Kompetensi Dasar Alokasi
Waktu
Lampiran 3i. Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA
SILABUS
Nama Sekolah : SMA HARAPAN
Mata Pelajaran : Fisika 3 (3 sks) Standar Kompetensi
3. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
No Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok PembelajaranKegiatan Penilaian Alokasi SumberBelajar KarakterNilai 3.2 Menerapkan
Menjelaskan penyebab
timbulnya gejala kemagnetan
Mengidentifikasi aplikasi
hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah medan
magnet di sekitar arus listrik
Menentukan besar medan
magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mengidentifikasi aplikasi
penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah gaya
magnetik dalam berbagai keadaan
Induksi Magnetik (Percobaan Oersted, Hukum Ampere) dan Gaya magnetik (gaya Lorentz)
Tatap Muka
Mendiskusikan hasil
pengamatan demonstrasi percobaan Oersted secara berkelompok
Merumuskan formula
induksi magnet pada kawat lurus dan melingkar dalam diskusi kelas
Mendiskusikan contoh
penentuan induksi magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mendiskusikan hasil
pengamatan demonstrasi timbulnya gaya magnetik
Merumuskan formula
gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan bergerak dalam
No Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok PembelajaranKegiatan Penilaian Alokasi SumberBelajar KarakterNilai
Menentukan gaya magnetik
pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak
Menerapkan prinsip gaya
magnetik dalam produk teknologi
diskusi kelas
Mendiskusikan contoh
penentuan gaya
magnetik dalam berbagai keadaan
Tugas Terstruktur
Mendiskusikan secara
berkelompok penentuan induksi magnetik pada kawat lurus, kawat melingkar, dan solenoida
Mendiskusikan secara
berkelompok penentuan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak
Mendemonstrasikan hasil
karya motor listrik sederhana Tugas Mandiri
Menyusun daftar nama
alat atau barang teknologi yang menggunakan
elektromagnet dan gaya magnetik
Menjawab tugas
pekerjaan rumah secara
kumparan, dan mikro
No Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok PembelajaranKegiatan Penilaian Alokasi SumberBelajar KarakterNilai individu
Membuat motor listrik
Lampiran 3j. Contoh RPP Pembelajaran SKS di SMA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Fisika 3 Beban Belajar : 3 SKS
Pertemuan/Minggu ke: 13 (6 jp) dan 14 (6 jp)
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran tatap muka, dan 6 jam pelajaran tugas terstruktur Standar Kompetensi:
3. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
Kompetensi Dasar:
3.2. Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi
Indikator:
Menjelaskan penyebab timbulnya gejala kemagnetan
Mengidentifikasi aplikasi hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah medan magnet di sekitar arus listrik
Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mengidentifikasi aplikasi penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah gaya magnetik dalam berbagai keadaan
Menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak
Menerapkan prinsip gaya magnetik dalam produk teknologi
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat
Menjelaskan penyebab timbulnya gejala kemagnetan
Mengidentifikasi aplikasi hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah medan magnet di sekitar arus listrik
Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mengidentifikasi aplikasi penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari Menentukan arah gaya magnetik dalam berbagai keadaan
Menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak Menerapkan prinsip gaya magnetik dalam produk teknologi
1. Materi Pembelajaran Hasi percobaan Oersted
Di sekitar kawat berarus timbul medan magnet. Arah medan magnet mengikuti aturan tagan kanan.
`
Hukum Biot-Savart dan hukum Ampere
Kawat lurus
2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Bahan presentasi Edexel As and A-Level
Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition 3. Metode
Demonstrasi, diskusi, Tanya jawab 4. Media/Alat
Media presenasi, magnet jarum (kompas), magnet batang, batere, kabel konektor
5.
Langkah Kegiatan
TahapKegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai Pendahuluan Apersepsi dan prasarat
Bertanya apa yang menyebabkan gejala kemagnetan?
Motivasi
Bertanya Bagaimana
menghasilkan medan magnet tanpa memiliki magnet?
10 Rasa Ingin Tahu
Inti Siswa diminta mengamati demon-strasi percobaan Oersted dan mencoba kembali secara berkelompok (eksplorasi)
Siswa diminta mengungkapkan perbedaan yang terjadi ketika ku-tub batere dibalik arahnya ( elab-orasi)
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai elaborasi)
Mendiskusikan formulasi kuat medan magnet di sekitar kawat lurus
Penutup
Mengingatkan siswa untuk mem-pelajari induksi magnet di sekitar kawat melingkar (elaborasi)10 Mandiri, Kreatif, Kerja Keras
B. Tugas Terstruktur pertama 1. Materi Pembelajaran
Induksi magnet di sekitar:
Kawat lurus
2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Bahan presentasi Edexel As and A-Level
Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Application, Sixth edition Bahan latihan untuk diskusi kelompok
3. Metode Diskusi 4. Media/Alat
Statif dan klem, mistar, pegas atau karet 5.
Langkah Kegiatan
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai Pendahuluan Apersepsi dan prasarat
Memberikan kuis untuk
menentukan arah medan maget? Motivasi
Memeragakan elektromanet dengan menggunakan kumparan
10 Rasa Ingin Tahu
Inti Siswa membagi kelompok dengan anggota paling banyak 4 orang (elaborasi)
Setiap kelompok diberikan 8 soal untuk diselesaikan bersama (eksplorasi)
Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil pembahasan kelompok. Siswa yang pertama akan menunjuk kelompok lain untuk maju ke depan (elaborasi)
Setiap kelompok yang berhasil dengan baik diberi aplus dan ditegaskan kebenaran hasil
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai jawaban. Sekaligus dibetulkan
jika ada kekeliruan (elaborasi dan konfirmasi)
Penutup Memberikan tugas mandiri untuk dijawab secara individu
10 Disiplin, Mandiri, Kerja Keras,
C. Tatap Muka Ke Dua 1. Materi Pembelajaran
Induksi magnet di sekitar:
Kawat melingkar
r I
B o
. 2
.
Solenoida B .Il.N
Gaya Lorentz F = B.i,L
Menentukan arah gaya lorenz dengan aturan tangan kanan
2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Marthen Kangenan, Fisika 3A , Erlangga. Jakarta: 2010 3. Metode
Demonstrasi. Diskusi dan Tanya jawab 4. Media/Alat
5.
Langkah Kegiatan
TahapKegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai Pendahuluan Apersepsi dan prasarat
Bertanya dan menagih tugas in-dividu
Motivasi
Bertanya apa yang terjadi jika arus listrik berada pada medan magnet?
10 Disiplin, Rasa Ingin
Tahu
Inti Mendiskusikan lebih lanjut in-duksi magnet pada solenoida (eksplorasi)
Mendiskusikan contoh menghi-tung induksi magnet solenoida (eksplorasi)
Mendemonstrasikan dan meminta siswa untuk mencoba percobaan timbulnya gaya Lorentz (eksplorasi)
Meminta siswa menentukan arah gaya Lorentz melalui tampilan simulasi (elaborasi dan konfirmasi)
Mendiskusikan formulasi gaya Lorentz (eksplorasi)
Membahas beberapa contoh soal (eksplorasi)
70 Disiplin,
pekerjaan rumah (eksplorasi)
10 Mandiri, Kreatif, Kerja Keras
D. Tugas Terstruktur Ke Dua 1. Materi Pembelajaran
Gaya Lorentz F = B.i,L
Menentukan arah gaya lorenz dengan aturan tangan kanan
2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Marthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010
Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008 Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition 3. Metode
Diskusi dan Tanya Jawab 4. Media/Alat
Media papan tulis, motor listrik karya siswa 5.
Langkah Kegiatan
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai Pendahuluan Apersepsi dan prasarat
Bertanya hasil ekplorasi
Inti Mendiskusikan pemecahan soal gaya Lorentz (eksplorasi)
Membagi siswa dalam kelompok kecil masing-masing terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok dim-inta untuk mendiskusikan ren-cana dan rancanga membuat motor listrik sederhana. Siswa diperbolehkan ke perpustakaan atau ke ruang computer untuk mengakses internet ( eksplo-rasi/elaborasi)
Meminta salah seorang siswa menyampaikan hasil diskusi (elaborasi-konfirmasi)
Penutup
Meminta siswa mempelajarigaya magnetik pada kawat seja-jar dan muatan bergerak ( ek-splorasi dan elaborasi)
10 Disiplin, Mandiri, Kerja Keras
E. Tatap Muka Ke tiga 1. Materi Pembelajaran
Gaya magnetic pada kawat sejajar (tarik menarik atau tolak menolak) l
Gaya magnetik pada muatan bergerak
B v q
F . .
2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Marthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010
Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition 3. Metode
Diskusi, Tanya Jawab 4. Media/Alat
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu Nilai Kaakter Pendahuluan Apersepsi dan prasarat
Bertanya menagih tugas perte-muan sebelumnya
Motivasi
Mempresentasikan animasi gaya magnetik dua kawat sejajar?
10 Disiplin, Rasa Ingin ahu
Inti Mendiskusikan gaya magnetic pada kawat sejajar (eksplorasi) Mendiskusikan formulasi gaya
magnetik pada muatan bergerak dan aplikasi pada spektograf massa (elaborasi)
Mendiskusikan contoh
pembahasan (eksplorasi)
Meminta siswa mencoba menjawab contoh soal (elaborasi)
70 Disiplin,
Penutup Memberikan tugas pekerjaan rumah dan tugas mandiri pembu-atan motor listrik sederhana
se-F. Tugas Terstruktur Ke Tiga 1. Materi Pembelajaran
Gaya magnetic pada kawat sejajar (tarik menarik atau tolak menolak) l
Gaya magnetik pada muatan bergerak
B v q
F . .
Aplikasi gaya magnetik pada motor listrik 2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Marthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010
Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008 Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition Sumber relevan dari internet
3. Metode
Disksusi kelompok, presentasi 4. Media/Alat
Motor listrik karya siswa 5.
Langkah Kegiatan
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai Pendahuluan Apersepsi dan prasarat
Tahap
Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru (menit)Waktu KarakterNilai hasil tugas siswa
Inti Meminta siswa menampilkan hasil pekerjaan ruma sekaligus memberikan komentar ( elabo-rasi-onfirmasi)
Membahas soal pekerjaan rumah yang danggap sulit ( kon-firmasi)
Meminta siswa menampilkan hasil karya motor listrik sederhana (elaborasi)
70 Disiplin,
Penutup Meminta siswa menyiapkan ulangan harian pada pertemuan mendatang
1. Mendata aplikasi electromagnet dan gaya magnetic pada kehidupan sehari-hari
2. menjawab tugas pekerjaan rumah secara individu 3. Membuat motor listrik sederhana secara berkelompok Penilaian:
Bentuk penilaian: pengamatan kinerja (produk)dan sikap, tes, dan tugas Aspek yang dinilai: kinerja (produk), sikap, dan pengetahuan
Jenis penilaian: penilaian proses dan penilaian hasil Instrument penilaian: lembar pengamatan, soal
Indikator Penilain:
1. Disajikan beberapa ilustrasi, siswa dapat meentukan arah medan magnet (induksi magnet)
2. Disajikan data dan ilustrasi kawat lurus dan kawat melingkar, siswa dapat menentukan kuat medan magnet di titik tertentu 3. Disajikan beberapa ilustrasi, siswa dapat menentukan arah gaya
magnetik
4. Siswa dapat menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar 5. Siswa dapat menunjukan penerapan induksi magnetic dan gaya