• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI PADA CAMPURAN BETON DENGAN SUPERPLASTICIZER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI PADA CAMPURAN BETON DENGAN SUPERPLASTICIZER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Kolokium FTSP UII - ……….. PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI PADA CAMPURAN BETON

DENGAN SUPERPLASTICIZER

Argo Irlando1, Helmy Akbar Bale2

1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam

Indonesia

Email: 14511379@students.uii.ac.id

2

Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

Email: 885110105@staf.uii.ac.id

Abstract : Sawdust is a sawmill waste industry. Sawmill waste causes a lot of problems in handling it which has been left to decompose, stacked and burned.That handling can make surrounding environment not good. This research uses sawdust as additive in concrete mix. Using this sawdust as additive is expected to increase the strength of concrete. This research used sawdust of teak wood leftovers from furniture craftsmen. The addition of sawdust used is 0%; 0.25%; 0.5%; 0.75%; and 1% of total weight the aggregate. Variations in the addition of sawdust were carried out to determine its effect on compressive strength, split tensile strength, modulus of elasticity, absorption and porosity of concrete. This research also used superplasticizer to improve the workability of concrete mixtures due to the addition of sawdust which has high absorption. From the result of this research showed an increase in compressive strength in the 0.25% variation of sawdust by 29.28% and the addition of subsequent sawdust tends to decrease the compressive sterngth, but the tensile strength values of the concrete tend to decrease from the tensile strength of concrete without sawdust. In the absorption and porosity testing of concrete showed the value of absorption and porosity of concrete increases with the addition of sawdust.

Keywords : sawdust, compressive strength, tensile strength

1. PENDAHULUAN

Serbuk gergaji merupakan limbah industri penggergajian kayu. Kebutuhan masyarakat akan kayu sebagai bahan baku dalam bangunan, terutama dekorasi dan furniture masih cukup banyak. Industri-industri kecil pengrajin dekorasi maupun furniture banyak dijumpai disetiap kota sehingga limbah yang dihasilkan pun juga banyak tentunya. Limbah serbuk kayu cukup banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya

berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan.

Gargulak (2001) dalam Ikhsan (2013) menyatakan pada serbuk kayu terdapat kadar selulosa yang apabila ditambahkan pada campuran semen pembentuk beton, senyawa ini akan terserap pada permukaan mineral/partikel dan memberikan tambahan kekuatan ikat antar partikel akibat sifat adhesi dan dispersinya .Reaksi kimia antara selulosa yang terdapat dalam serbuk kayu dengan Kalsium oksida dalam semen akan membentuk kalsium karbonat yang berfungsi

(2)

… - Prosiding Kolokium FTSP UII

sebagai zat perekat membentuk massa padat Ida Nurmawati (2006), dimana proses kimianya adalah sebagai berikut :

C6H11O6[C6H11O5]n C6H11O5 + CaO > CaCO3 + CO2 + H2O

(selulosa) + (kalsium oksida) > (kalsium karbonat)

Penelitian Siswadi, dkk (2007) menunjukkan penambahan serbuk gergaji sebanyak 1 kg/m3 pada beton dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 3,1%, sedangkan penelitian Ikhsan (2013) yang menambahkan serbuk gergaji sebanyak 5 gr pada benda uji kubus ukuran sisi 15 cm menunjukkan peningkatan kuat tekan beton sebesar 8,7%. Pada kedua penelitian tersebut penambahan serbuk gergaji belum menunjukkan penurunan kuat tekan sehingga penulis menganggap dapat dilakukan penambahan serbuk gergaji dengan kadar yang lebih banyak.

Pada penelitian ini akan dilakukan penambahan superplasticizer pada beton dengan bahan tambah serbuk kayu dengan tujuan untuk menjaga kelacakan campuran beton dan menghindari penggumpalan serbuk gergaji, mengingat serbuk kayu memliki sifat penyerapan air yang cukup besar sehingga membuat adukan beton lebih kental. Superplsticizer yang digunakan adalah Sikament LN yang memiliki karekteristik meningkatkan kelacakan yang cukup tinggi.

Pada penelitian ini dibuat batasan-batasan masalah sebagai berikut.

1. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini berupa beton silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

2. Benda uji yang digunakan merupakan beton dengan rancangan ’ 25 MPa. 3. Metode perencanaan campuran adukan

beton sesuai dengan standar SNI-03-2834-2000.

4. Semen yang digunakan adalah Semen Portland tipe I merek Tiga Roda jenis PCC (Portland Composite Cement). 5. Superplsticizer yang dipakai adalah

Sikament LN sebanyak 1% berat semen

6. Serbuk kayu berupa serbuk kayu jati yang didapatkan di daerah Sleman dengan penambahan sebanyak 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1% berat total agregat.

7. Benda uji tiap variasi sebanyak 10 buah. 8. Pengujian yang dilakukan adalah

pengujian kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah, penyerapan air, dan porositas beton.

9. Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton dilakukan pada umur 28 hari. 2. TINJAUAN PUSTAKA

Siswadi, dkk (2007) meneliti tentang pengaruh penambahan serbuk kayu penambahan serbuk kayu pada campuran adukan beton sebesar 0 kg/m3, 0,5 kg/m3, dan 1 kg/m3. Penambahan serbuk kayu menurunkan tingkat workability. Kuat desak tertinggi dicapai oleh beton dengan penambahan serbuk kayu sebesar 1 kg/m3, di mana dicapai nilai kuat desak sebesar 27,100 MPa atau terjadi peningkatan sebesar 3,10 % dibandingkan dengan beton normal, yang memiliki kuat desak 26,293 MPa.

Muhammad Ikhsan (2013) menggunakan serbuk kayu Kulim sebanyak 0 gr/kubus dan 5 gr/kubus. Terjadi peningkatan kuat tekan sebanyak 8,7 % dibanding beton sebelum penambahan serbuk kayu. Kuat tekan yang didapat setelah penambahan serbuk kayu sebesar 138,9 Kg/cm² sedangkan tanpa serbuk kayu kuat tekan beton sebesar 127,78 Kg/cm².

Rustendi (2004) melakukan penelitian menggunakan serabut kelapa dalam campuran beton dengan variasi serat sebanyak 0%, 5%, 10% dan 15%. Perbandingan volume campuran beton sebesar 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil. Penurunan kuat tekan terbesar dan peningkatan kuat tarik terbesar diperolah pada beton dengan panambahan serat terbesar yaitu sebanyak 15%. Penurunan kuat tekan terjadi hingga 40,09% dan peningkatan kuat tarik hingga 36,81%.

Penelitian Praha, dkk (2015) menggunakan serat serabut kelapa dengan presentase

(3)

Prosiding Kolokium FTSP UII - ……….. penambahan 1,5 %, 2 %, 2,5 %, dan 3 %

sebagai bahan alternatif terhadap kekuatan beton mutu tinggi. Serat serabut kelapa berukuran 5 cm. Penelitian ini menggunakan standar metode ACI 211.1 dalam perancangan komposisi beton yang ditambahkan superplasticizer sebanyak 1,5%. Kenaikan kuat tekan sebesar 9% dapat diperoleh dengan tambahan serat serabut kelapa sebesar 1,5% dan peningkatan kuat tarik beton sebesar 19,7% dapat diperoleh dengan penambahan sabut kelapa sebanyak 2%.

3. LANDASAN TEORI 3.1. Beton

Beton merupakan bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen portland dan air. Pencampuran agregar halus dan agregat kasar dengan menambahkan semen secukupnya yang berfungsi sebagai perekat bahan susun beton, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia maka campuran tersebut akan mengalami proses pengerasan.

3.2. Semen

Semen merupakan bahan ikat yang penting. Semen adalah material yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan kohesif sebagai perekat yang mengikat fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan yang kompak.

3.3. Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Kira-kira 70% volume mortar atau beton diisi oleh agregat. Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4,80 mm (4,75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4,80 mm (4,75 mm).

3.4. Air

Faktor air sangat mempengaruhi dalam pembuatan beton, karena air dapat bereaksi dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton, seperti minyak, asam, alkali, garam atau bahan-bahan organis lainnya yang dapat merusak beton. Air adalah alat untuk mendapatkan kelecakan yang perlu untuk penuangan beton.

3.5. Serbuk Gergaji

Serbuk gergaji adalah salah satu jenis bahan limbah yang bersifat organik yang terdapat pada lingkungan industri penggergajian kayu atau pengrajin furniture. Serbuk gergaji merupakan limbah industri penggergajian kayu selain sedetan dan potongan-potongan kayu. Serbuk gergaji ini memiliki bentuk berupa campuran butiran serbuk halus dan serat kecil dengan panjang 5-10 mm lebar 0,5-2 mm.

Gargulak (2001) dalam Ikhsan (2013) menyatakan pada serbuk kayu terdapat kadar selulosa yang apabila ditambahkan pada campuran semen pembentuk beton, senyawa ini akan terserap pada permukaan mineral/partikel dan memberikan tambahan kekuatan ikat antar partikel akibat sifat adhesi dan dispersinya. Ida Nurwati (2006) menyebutkan reaksi kimia antara selulosa yang terdapat dalam serbuk kayu dengan Kalsium oksida dalam semen akan membentuk kalsium karbonat yang berfungsi sebagai zat perekat yang semakin merekatkan butir-butir agregat

3.6. Superplasticizer

Superplasticizer tersusun atas asam sulfonat yang berfungsi menghilangkan gaya permukaan pada partikel semen sehingga lebih menyebar, melepaskan air yang terikat pada kelompok partikel semen, untuk menghasilkan viskositas/kekentalan adukan pasta semen atau beton segar yang lebih rendah.

(4)

… - Prosiding Kolokium FTSP UII

Penambahan superplasticizer pada beton dengan bahan tambah serbuk gergaji bertujuan untuk menjaga kelacakan campuran beton dan menghindari penggumpalan serbuk gergaji, mengingat serbuk kayu memliki sifat penyerapan air yang cukup besar sehingga membuat adukan beton lebih kental. Superplsticizer yang digunakan adalah Sikament LN yang memiliki karekteristik meningkatkan kelacakan yang cukup tinggi.

3.7. Kuat Tekan

Kuat tekan beton merupakan perbandingan besarnya beban per satuan luas. Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 berikut.

(1)

dengan : f’c = Kuat tekan beton (MPa), P = Beban maksimum (N), A = Luas penampang yang menerima bebean (mm2)

3.8. Kuat Tarik

Pada tes tarik belah, benda uji silinder direbahkan dan ditekan sehingga terbelah menjadi dua bagian akibat tegangan tarik. Kekuatan tarik dihitung dengan persamaan 2 berikut

(2) dengan : fct = Kuat tarik belah (MPa), P = Beban maksimum (N), D = Diameter silinder (mm), L = Panjang silinder (mm)

3.9. Modulus Elastisitas Beton

Modulus elastisitas merupakan perbandingan dari desakan yang dengan perubahan panjang. Modulus Elastisitas (Ec) dihitung menurut rumus 3 berikut

(3)

dengan : S2 = Kuat tekan pada saat 40% dari bebean maksimum (MPa), S1 = Kuat tekan pada saat regangan mencapai 0,00005 (MPa), ε2 = Regangan yang dihasilkan pada saat S2.

3.10. Penyerapan Beton

Penyerapan beton menunjukkan banyaknya air yang masuk ke dalam beton melalui retak-retak halus dan ronga-rongga. Penyerapan air pada beton dapat dihitung menggunakan rumus 4 berikut

Penyerapan air = x 100% (4) dengan : A = Berat kering beton setelah dioven (gr), B = Berat basah beton setelah direndam (gr)

3.11. Porositas Beton

Porositas adalah besarnya persentase ruang-ruang kosong atau besarnya kadar pori yang terdapat pada beton. Adapun rumus untuk menghitung nilai porositas adalah sebagai berikut pada persamaan 5

Porositas = x 100% (5)

dengan : A = Berat kering beton setelah dioven (gr), B = Berat basah beton setelah direndam (gr), C = Berat benda dalam air (gr).

4. METODOLOGI

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan membuat variasi terhadap satu atau lebih variabel yang disebut variable bebas sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang diukur yang disebut vairabel terikat. Pengamatan dilakukan terhadap variable terikat untuk menemukan variasi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas tersebut.

4.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu agregat kasar yang berasal dari celereng ukuran maksimum 20 mm, agregat halus berasal dari merapi, semen Tiga Roda jenis PCC (Portland Composite Cement). Superplasticizer mengunakan Sikament LN yang diproduksi PT.SIKA dengan kadar 1%

(5)

Prosiding Kolokium FTSP UII - ……….. berat semen. Serbuk kayu berasal dari

limbah penggergajian pengrajin mebel jenis kayu jati sebanyak 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1% dari berat total agregat.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pada tahapan pertama akan dilakukan studi literatur untuk mempelajari dasar-dasar teori yang berhubungan dengan penelitian serta memperhatikan riset-riset sejenis yang telah dilakukan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya melakukan persiapan alat dan bahan. Pemeriksaan bahan yang dilakukan adalah pemeriksaan berat jenis, penyerapan, berat isi, kandungan lumpur, analisa saringan, dan pemeriksaan visual.

Tahap berikutnya melakukan perencanaan campuran beton berdasarkan standar SNI 03-2834-2000 lalu menentukan proposi penambahan serbuk kayu dari berat total agregat dan superplasticizer dari berat semen.

Tahap selanjutnya membuat benda uji silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda uji dibuat sebanyak 50 buah. Setelah itu dilakukan perawatan benda uji dengan merendamnya sampai umur rencana. Setelah 28 hari dilakukan pengujian benda uji berupa uji kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah, penyerapan dan porositas beton.

Hasil dari pengujian-pengujian silinder beton dianalisis untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran tehadap objek yang diteliti. Analisis data bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang didapat dari perhitungan hasil pengujian. Pada penelitian ini variasi penambahan serbuk kayu sebagai variable bebas dengan hasil pengujian beton sebagai variabel terikat. Hasil pengujian beton dengan variasi kadar serbuk gergaji dibuat dalam bentuk kurva sehingga terlihat kecenderungan perubahan-perubahan yang terjadi akibat variasi kadar serbuk gergaji terhadap hasil pengujian-pengujian beton. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 Alur Penelitian

Ya

Tidak

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perencanaan Campuran Beton

Pada penelitian ini perancangan campuran beton dilakukan menggunakan metode SNI-03-2834-2000. Hasil proporsi tiap bahan dari perencanaan campuran beton terdapat pada Tabel 1 berikut.

Kesimpulan MULAI

Persiapan Penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Pemeriksaan Karakteristik Bahan

1. Agregat halus

2. Agregat kasar

3. Serbuk kayu

Memenuhi Syarat Mix Design

Pembuatan Benda Uji

Perawatan Benda Uji

Pengujian Benda Uji

(6)

… - Prosiding Kolokium FTSP UII

Tabel 1 Proporsi Bahan (dalam kg) Kadar Serbuk 0% 0,25% 0,50% 0,75% 1% Serbuk Gergaji 0 0,139 0,279 0,419 0,559 Semen 13,04 13,04 13,04 13,04 13,04 Pasir 23,23 23,23 23,23 23,23 23,23 Kerikil 32,75 32,75 32,75 32,75 32,75 Air 6,52 6,52 6,52 6,52 6,52 Sikament Ln 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 5.2. Pengujian Slump

Workability (Kemudahan pengerjaan) beton dapat dilihat dari nilai Slump yang terjadi. Pengujian ini dilakukan pada saat pencampuran beton untuk mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan beton segar. Hasil pengujian slump dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Nilai Slump Kadar Serbuk Slump (cm)

0,00% 21,0

0,25% 17,0

0,50% 16,5

0,75% 15,0

1,00% 14,5

5.3. Pengujian Berat Volume Beton Berat volume beton merupakan perbandingan antara berat beton dengan volume beton yang sangat tergantung dari komposisi material adukan beton yang direncanakan. Sehingga apabila bahan penyusunnya memiliki berat volume yang besar, maka beton yang dihasilkan memiliki berat volume yang besar juga dan juga sebaliknya. Hasil Pemeriksaan berat volume beton dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Berat Volume Beton Kadar serbuk Berat Volume (Kg/m3) Persen perubahan 0% 2398,973 0,000% 0,25% 2360,190 -1,617% 0,50% 2356,563 -1,768% 0,75% 2284,611 -4,767% 1% 2179,581 -9,145%

5.4. Pengujian Kuat Tekan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui data beban maksimum yang mampu didukung silinder beton dengan menggunakan Compressing Test Machine. Kuat tekan beton dapat diperoleh dari perbandingan antara beban maksimum dengan luas penampang silinder beton. Hasil kuat tekan beton dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2 berikut ini.

Tabel 4 Kuat Tekan

Kadar Serbuk Kuat Tekan (Mpa) Penurunan / Peningkatan 0% 20,135 0,00% 0,25% 26,030 29,28% 0,50% 20,262 0,63% 0,75% 19,727 -2,03% 1% 16,783 -16,65%

(7)

Prosiding Kolokium FTSP UII - ……….. 5.5. Pengujian Modulus Elastisitas

Pada benda uji silinder beton yang akan dilakukan uji tekan dipasang extensometer. Pemasangan ekstensometer digunakan untuk mengetahui perubahan panjang benda uji akibat pembebanan yang konstan, sehingga dapat diketahui nilai tegangan dan regangan yang terjadi pada setiap interval pembebanan yang dibaca. Modulus elastisitas didapat dari perbandingan tegangan dengan regangan. Hasil modulus elastisitas beton dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3 berikut ini.

Tabel 5 Modulus Elastisitas Persen Serbuk Modulus elastisitas (Mpa) Peningkatan / Penurunan 0% 21310,091 0,000% 0,25% 24400,087 14,500% 0,50% 18397,888 -13,666% 0,75% 17878,919 -16,101% 1% 22264,546 4,479%

Gambar 3 Grafik Modulus Elastisitas 5.6. Pengujian Kuat Tarik

Pengujian kuat tarik beton dilakukan dengan metode uji belah silinder beton. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui data beban maksimum yang mampu didukung silinder beton yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan. Hasil kuat tarik beton dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7 serta Gambar 4 berikut ini.

Tabel 6 Kuat Tarik Beton

Persen Serbuk Kuat Tarik (Mpa) Penurunan / Peningkatan 0% 2,189 0% 0,25% 2,077 -5% 0,50% 1,809 -17% 0,75% 1,872 -15% 1% 1,970 -10%

Tabel 7 Persen kuat tarik terhadap kuat tekan beton Persen Serbuk Kuat Tarik (Mpa) Kuat Tekan (Mpa) Persen kuat tarik dari kuat

tekan 0,00% 2,189 20,135 10,87% 0,25% 2,077 26,030 7,98% 0,50% 1,809 20,262 8,93% 0,75% 1,872 19,727 9,49% 1,00% 1,970 16,783 11,74%

Gambar 4 Grafik Kuat Tarik 5.7. Pengujian Penyerapan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya air yang diserap oleh silinder beton setelah direndam pada waktu tertentu. Benda uji silinder beton yang telah direndam selama 28 hari dianggap telah menyerap air secara maksimum. Pengujian penyerapan air dilakukan dengan metode SNI 03-6433-2000. Hasil penyerapan beton dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 5 berikut ini.

(8)

… - Prosiding Kolokium FTSP UII Tabel 8 Penyerapan Beton Persen Serbuk Penyerapan air Peningkatan/ Penurunan 0% 2,207% 0% 0,25% 4,250% 93% 0,50% 4,371% 98% 0,75% 4,855% 120% 1% 5,174% 134%

Gambar 5 Grafik Penyerapan Beton 5.8. Pengujian Porositas Beton

Porositas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah volume lubang-lubang kosong yang dimiliki oleh zat padat terhadap volume total dari zat padat tersebut. Hasil porositas beton dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 6 berikut ini.

Tabel 9 Porositas Beton

Persen Serbuk Porositas Peningkatan/ Penurunan 0% 5,176% 0% 0,25% 9,656% 87% 0,50% 9,692% 87% 0,75% 10,467% 102% 1% 10,649% 106%

Gambar 6 Grafik Porositas Beton 5.9. Hubungan antar Pengujian

Hubungan Berat Volume dengan Kuat Tekan

Hubungan antara berat volume beton dengan kuat tekan beton dapat dilihat grafik pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7 Berat volume dan kuat tekan Pada penelitian ini penambahan serbuk kayu pada kadar 0,25% memperkuat beton dari sisi perkuatan ikatan dengan material-material lainnya namun menurunkan berat volume beton. Pada penambahan serbuk kayu yang lebih besar hasil yang didapat sejalan dengan teori dimana semakin ringan berat volume beton makan semakin berkurang kekuatannya, karena pada penambahan serbuk kayu yang lebih besar kuat tekan beton semakin menurun dan sejalan dengan berat volume yang juga semakin menurun.

(9)

Prosiding Kolokium FTSP UII - ……….. Hubungan Kuat Tekan dengan Modulus

Elastisitas

Hubungan antara kuat tekan beton dengan modulus elastisitas dapat dilihat grafik pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8 Kuat tekan dan modulus elastisitas Pada penelitian ini didapat peningkatan kuat tekan beton pada variasi serbuk kayu 0,25% diikuti dengan peningkatan nilai modulus elastisitasnya, dan pada penambahan serbuk kayu yang lebih besar yaitu pada variasi serbuk 0,5% dan 0,75% didapat kuat tekan beton yang semakin menurun hal ini juga diikuti dengan nilai modulus elastisitasnya yang semakin menurun.

Hubungan Penyerapan dengan Porositas Hubungan penyerapan air dengan porositas beton dapat dilihat grafik pada Gambar 9 berikut.

Gambar 9 Penyerapan dan porositas Porositas menunnjukkan volume pori-pori atau ruang kosong pada beton terhadap volume total beton. Pori-pori yang terdapat di dalam beton ini dapat terisi air yang menyerap melalui retak-retak mikro, sehingga semakin banyak pori-pori yang

terdapat dalam beton semakin besar porositasnya dan semakin besar juga penyerapan pada beton tersebut. Dalam penelitian ini didapat bahwa semakin besar penyerapan air semakin besar juga nilai porositasnya.

5.10. Kesimpulan dan Saran

Berdasaran hasil pengujian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh penambahan serbuk kayu pada beton dengan superplasticizer meningkatkan kuat tekan pada variasi serbuk kayu 0,25% sebesar 29,28% dan pada penambahan serbuk kayu berikutnya cenderung mengalami penurunan. Sedangkan terhadap nilai kuat tarik beton terjadi penurunan dari kuat tarik beton tanpa serbuk kayu. Penurunan paling besar terjadi pada variasi serbuk kayu 0,5% sebesar 17%, namun kemungkinan pada penambahan serbuk kayu yang lebih dari 1% kuat tarik beton dapat mengalami peningkatan, karena pada variasi serbuk kayu 0, 5% sampai 1% kuat tarik beton perlahan meningkat walaupun tidak mencapai kuat tarik beton tanpa serbuk kayu.

2. Variasi penambahan serbuk kayu sebesar 0,25% dapat dianggap sebagai persentase penambahan serbuk kayu yang optimal pada penelitian ini dikarenakan pada persentase ini kuat tekan beton yang dihasilkan meningkat sebesar 29,28% dengan nilai kuat tekan 26,030 MPa dibanding kuat tekan beton tanpa penambahan serbuk kayu dengan nilai kuat tekan 20,135 MPa serta terjadi peningkatan modulus elastisitas sebesar 15,451%, selain itu berat volume yang dihasilkan juga mengalami penurunan sebesar 1,62%. Walaupun kuat tarik yang dihasilkan mengalami penurunan, namun penurunan tersebut merupakan yang terendah dibanding variasi penambahan serbuk kayu lainnya, sehingga variasi penambahan serbuk kayu sebesar 0,25% masih dapat dianggap sebagai persentase yang optimal.

(10)

… - Prosiding Kolokium FTSP UII 6. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-2000), Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Anonim, 2000, Metode Pengujian Penyerapan, Kerapatan, dan Rongga Udara dalam Beton Keras (SNI

03-6433-2000), Badan Standardisasi

Nasional, Jakarta.

Ikhsan, M.S, 2013, Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu Terhadap Kuat Tekan Beton, Tugas Akhir, Universitas Pasir Pengaraian, Riau.

Nurmawati, I, 2006, Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block. Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Praha, E., Lioung, G.T dan Rachmansyah, 2015, “Analisa Pengaruh Penggunaan Serat Serabut Kelapa dalam Presentase Tertentu Pada Beton Mutu Tinggi”, ComTech, Vol. 6, No. 2, 208-214. Rustendi, I, 2004, “Pengaruh Pemanfaatan

Tempurung Kelapa Sebagai Material Serat Tergadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton”, Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol. 12, No. 2.

Siswadi, Rapa, A. dan Dhian P, 2007, “Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu Sisa Penggergajian Terhadap Kuat Desak Beton”, Jurnal Teknik Sipil.Vol. 7, No. 2, 144-151.

Gambar

Gambar 1 Alur Penelitian
Tabel 1 Proporsi Bahan (dalam kg)  Kadar  Serbuk  0%  0,25%  0,50%  0,75%  1%  Serbuk  Gergaji  0  0,139  0,279  0,419  0,559  Semen  13,04  13,04  13,04  13,04  13,04  Pasir  23,23  23,23  23,23  23,23  23,23  Kerikil  32,75  32,75  32,75  32,75  32,75  A
Gambar 3 Grafik Modulus Elastisitas  5.6.  Pengujian Kuat Tarik
Tabel 9 Porositas Beton
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4 rancangan media pembelajaran gerak jatuh bebas Dalam rancangan ini sensor ditempatkan dalam dua posisi yang berbeda secara vertikal.Saat sebuah benda

Isu kontemporer yang berkaitan dengan permasalahan gender dan seksual warga negara yang ada di Indonesia diantaranya, adanya pernikahan sesama jenis yang dilakukan

[r]

Thus, after 90 tion spikes could be recorded in the preconditioned tissue min of decapitation ischemia, the mean maximal amplitude in the reperfusion period: after the first

[r]

Program MEA mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah para pengusaha makro maupun mikro yang ada di Indonesia dapat leluasa memasarkan produk

Analisis yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung bagaimana proses bisnis dari Samafitro untuk berbagai aktifitas