MATRIKS HERMITIAN
Tasari*
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian dan sifatsifat dari matriks uniter, matriks normal, dan matriks hermitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literature, yaitu semua bahan diambil dari buku referensi yang mendukung dan berhubungan dengan pengertian dan sifatsifat dari matriks uniter, matriks normal, dan matriks hermitian.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Sebuah matriks bujur sangkar A dengan anggota anggota bilangan kompleks dinamakan matriks uniter jika 1 *
A
A , dinamakan matriks normal jika AA* = A*A, dinamakan matriks hermitian jika A = A*. Sifatsifat matriks uniter adalah invers dan transpose matriks uniter adalah matriks uniter, hasil kali dua atau lebih matriks uniter adalah uniter, determinan matriks uniter mempunyai nilai mutlak 1, vektorvektor baris dan vektorvektor kolom matriks uniter membentuk suatu himpunan ortonormal pada Cn dengan hasil kali dalam Euclidean. Sifatsifat matriks normal adalah jika terdapat
A matriks normal dan U matriks uniter, maka B = U*AU adalah matriks normal, jika Xi adalah vektor invarian yang berhubungan dengan akar karakteristik Xi dari suatu matriks normal A, maka Xi juga vektor invarian dari A* yang berhubungan dengan akar karakteristik
i, jika A normal maka suatu matriks bujur sangkar AA similar secara uniter terhadap suatu matriks diagonal, vektor eigen dari ruang eigen yang berbeda dari matriks normal adalah ortogonal. Sifatsifat matriks hermitian adalah nilai eigen dari suatu matriks hermitian adalah bilangan real, vektorvektor invarian yang berhubungan dengan akarakar karakteristik yang berlainan dari suatu matriks hermitian adalah saling ortogonal.Kata kunci: Matriks uniter, Matriks normal, Matriks hermitian
PENDAHULUAN
Salah satu cabang ilmu matematika adalah Aljabar. Didalamnya dipelajari tentang matriks. Jenis jenis matriks ada bermacammacam, antara lain matriks bujur sangkar, matriks simetris, matriks diagonal dan lain sebagainya. Dimana matriksmatriks tersebut mempunyai sifatsifat tertentu.
Pada penelitian ini peneliti tertarik untuk melihat sifatsifat Matriks Uniter, Matriks Normal dan Matriks Hermitian yang merupakan matriksmatriks
CARA PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literature, yaitu semua bahan diambil dari buku referensi yang mendukung dan berhubungan dengan pengertian dan sifatsifat dari matriks uniter, matriks normal, dan matriks hermitian.
PEMBAHASAN
Berikut akan dibahas sifatsifat Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian.
A. Pengertian Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian
Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian merupakan matriks dengan anggotaanggota bilangan kompleks. Sebelum membahas pengertian Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian dijelaskan terlebih dahulu definisi dan sifatsifat dasar transpose konjugat dari A sebagai berikut:
Definisi 1 (Anton, 2000:335)
Jika A adalah suatu matriks dengan anggotaanggota kompleks, maka transpose konjugat dari A, yang dinyatakan dengan A*, didefinisikan oleh
A* = T
A
Dimana
A
adalah matriks yang anggotaanggotanya adalah konjugat kompleks dari anggotaanggotayang berpadanan pada A dan T
A adalah transpose dari .
Contoh 1 Jika
,
i
i
i
i
A
2
3
2
0
1
maka.
i
i
i
i
A
2
3
2
0
1
Sehingga A* = . i i i i AT 0 2 3 2 1Sifatsifat dasar dari operasi transpose konjugat adalah sebagai berikut:
Teorema 1 (Anton, 2000:336)
Jika A dan B adalah matriksmatriks dengan anggotaanggota kompleks dan k adalah sebarang bilangan kompleks, maka:
(a) (A*)* = A
(b) (A+B)* = A* + B* (c) (kA)* =
k
A*(d) (AB)* = B*A*
Dibawah ini dijelaskan pengertian Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian:
1. Pengertian Matriks Uniter
Diberikan definisi sebagai berikut:
Definisi 2 (Ayres, 1989:113)
Matriks bujur sangkar disebut uniter jika A*A = AA* = I, yaitu jika A* = AA1.
Contoh 2 Diketahui 1 1 2 1 2 1 i i i i A
Akan ditunjukkan bahwa A adalah matriks uniter. 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A Þ 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i * A AT Maka 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 * i i i i i i i i AA =
1
0
0
1
1 0 0 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i i i i i A * Akarena AA* = A*A = I maka terbukti bahwa A adalah Matriks Uniter.
2. Pengertian Matriks Normal
Sebuah matriks bujur sangkar A dengan anggotaanggota kompleks disebut normal jika
AA* = A*A
Jadi setiap matriks uniter merupakan matriks normal.
Contoh 3
Setiap matriks uniter A adalah matriks normal karena AA* = I = A*A Jadi contoh di atas juga termasuk matriks normal
2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A
adalah Matriks Normal
3. Pengertian Matriks Hermitian
Suatu matriks bujur sangkar A dengan anggotaanggota kompleks disebut Hermitian jika A = A*
Contoh 4 Jika , i i i i i i A 3 2 1 2 5 1 1 maka 3 2 1 2 5 1 1 i i i i i i A Sehingga A i i i i i i A * A T 3 2 1 2 5 1 1
. Yakni A adalah Hermitian
B. Sifat-sifat Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian
Pada bagian ini akan dijelaskan sifatsifat Matriks Uniter, Matriks Normal, dan Matriks Hermitian.
1. Sifat-sifat Matriks Uniter
Untuk menunjukkan sifatsifat dari Matriks Uniter diberikan beberapa teorema sebagai berikut: Teorema 2 (Ayres, 1989:113)
Invers dan transpose dari matriks uniter adalah uniter. Bukti:
Invers matriks uniter adalah uniter.A uniter A1 Uniter
A uniter artinya AA* = A*A = I
Akan dibuktikan A1 uniter sebagai berikut:
A1 merupakan invers dari suatu matriks A artinya
I A A
AA1 1 .
Jadi A1 uniter yakni
A
1
A
1
A
1A
1
I
*
*
Transpose matriks uniter adalah uniter.A uniter T A uniter
A uniter artinya AA* = A*A = I
Akan dibuktikan AT uniter sebagai berikut:
AT merupakan transpose dari matriks A. Jadi T
A uniter yakni
A
T
A
T*
A
T*
A
T
I
makaI
A
A
A
A
T
T
Contoh 5 Misal
i
i
A
0
0
Þ
i
i
A
0
0
i
i
i
A
0
0
1
2 1 =
i
i
0
0
1
1
=
i
i
0
0
Bukti bahwa A1 adalah uniter sebagai berikut:
i
i
A
0
0
1 Þ
i
i
A
0
0
*
1 Maka
1
0
0
1
0
0
0
0
1 1i
i
i
i
*
A
.
A
1
0
0
1
0
0
0
0
1 1i
i
i
i
A
.
*
A
Jadi terbukti bahwa A1 adalah uniter karena
A
1
A
1
A
1A
1
I
*
*
Transpose dari A adalah:
i
i
A
0
0
i
i
A
T0
0
Karena A = AT, jadi jelas bahwa transpose dari A adalah uniter.
Teorema 3 (Ayres, 1989:113)
Hasil kali dua atau lebih matriks uniter adalah uniter.
Bukti:
A uniter artinya AA* = A*A = I B uniter artinya BB* = B*B = I
Dar i A uniter da n B uniter di atas, dapat dibuktikan AB uniter seba gai berikut:
AB
AB
AB
I
AB
*
*
Contoh 6 Misal
i
i
A
0
0
dan 2 1 2 2 1 2 i i Badalah matriks uniter, maka
2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 0 0 i i i i i i AB 2 2 2 1 2 1 )* ( i i AB
Sehingga
1 0 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 )* ( i i i i AB AB 1 0 0 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 * ) ( i i i i AB ABJadi terbukti bahwa hasil kali dua atau lebih matriksmatriks uniter adalah uniter karena
I
AB
AB
AB
AB
(
)*
(
)
*
Teorema 4 (Ayres, 1989:113)Determinan matriks uniter mempunyai nilai mutlak 1.
Bukti:
A uniter artinya
AA
*
A
*
A
I
Akan dibuktikan determinan matriks uniter mempunyai nilai mutlak 1 sebagai berikut
I A A
AA* *
, maka
det (AA*) = det (I) det (A) det (A*) = det (I)
det (A) =
*
A
det
1
Maka nilai mutlak dari det (A) =
1
1
*
A
det
Contoh 7 Misal
i
i
A
0
0
, maka det (A) = i2 = 1 detA 1 1 Misal 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A , maka det(A)= 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i = 1 2 1 2 1 det
A 1 1Teorema 5 (Anton, 2000:336)
Jika A adalah suatu matriks nxn dengan anggotaanggota kompleks, maka yang berikut ini ekuivalen:
a) A adalah matriks uniter
b) Vektorvektor baris dari A membentuk suatu himpunan ortonormal pada Cn dengan hasil kali
dalam Euclidean.
c) Vektorvektor kolom dari A membentuk himpunan ortonormal pada Cn dengan hasil kali dalam
Euclidean.
Bukti:
a) b) Anggota pada baris kei dan kolom kej dari hasil kali matriks AA* adalah hasil kali titik dari vektor baris kei dan vektor kolom kej dari A*. Tetapi, kecuali karena perbedaan notasi, vektor kolom kej dari A* adalah vektor baris kej dari A. Jadi jika vektorvektor baris dari A adalah
r
1,
r
2,
,
r
n, maka hasil kali matriks AA* bisa dinyatakan sebagai :
n n n n n nr
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
AA
2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1*
Jadi AA*=I jika dan hanya jika
r
1
r
1
r
2
r
2
r
n
r
n
1
dan rirj 0 jika i j. Yangang berarti jika dan hanya jika
r
1,
r
2,
,
r
n
adalah suatu himpunan ortonormal pada nC
.b) c) Anggota pada baris kei dan kolom kej dari hasil kali matriks AA* adalah hasil kali titik dari vektor baris kei dan vektor kolom kej dari A*. Kecuali karena perbedaan notasi, vektor baris kei dari A* adalah vektor kolom kei dari A. Jadi vektorvektor kolom dari A adalah
n
r
r
r
1,
2,
,
, maka hasil kali matriks AA* bisa dinyatakan sebagai
n n n n n nr
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
AA
2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1*
Jadi AA*=I jika dan hanya jika
r
1
r
1
r
2
r
2
r
n
r
n
1
dan rirj 0 jika i j. Yangang berarti jika dan hanya jika
r
1,
r
2,
,
r
n
adalah suatu himpunan ortonormal pada nC
Contoh 8 a) 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A 2 1 2 1 2 1 2 1 * i i i i AMaka 1 0 0 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 * i i i i i i i i AA 1 0 0 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 * i i i i i i i i A A
Karena AA* = A*A = I, terbukti bahwa A adalah uniter.
b) Matriks 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A
mempunyai vektorvektor baris
2 1 2 1 r 2 1 2 1 2 1 i , i ; i , i r
Hasil kali dalam Euclidean pada Cn mempunyai
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 i i r 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 i i r dan 2 1 2 1 2 i 1 2 1 r2 1 i i i r 2 i 1 2 1 2 i 1 2 1 i i 0 2 2 i i
Sehingga vektorvektor baris tersebut membentuk suatu himpunan ortonormal pada C2.
c) Matriks 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A
mempunyai vektorvektor kolom
2 12 1 1 i i r , 2 12 1 2 i i r
Hasil kali dalam Euclidean pada Cn mempunyai
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 i i r
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 i i r dan 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i r r
=
2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i=
4 2 4 2= 0
Sehingga vektor-vektor kolom tersebut membentuk suatu himpunan ortonormal pada
C
2.
2. Sifat-sifat Matriks Normal
Sebelum menunjukkan sifatsifat dari matriks normal, tetapkan A sebagai matriks normal dan U sebagai matriks uniter dan tuliskan
B
U
*
AU
, makaB
*
U
*
A
*
U
dan B*B = U*A*U × U*AU =U*A*AU = U*AA*U = U*AU × U*A*U = B B*.
Sifat 1 (Ayres, 1989:168)
Jika A adalah matriks normal dan U adalah matriks uniter, maka B = U*AU adalah matriks normal.
Bukti:
A normal artinya AA* = A*A U uniter artinya AA* = A*A = I
Akan dibuktikan B = U*AU normal sebagai berikut
B*B = U*A*U × U*AU = U*A*AU = U*AA*U = U*AU × U*A*U = B B*
Jadi terbukti bahwa B = U*AU normal, karena BB* = B*B
Contoh 9 Misal 2 1 2 1 2 1 2 1 i i i i A 2 1 2 2 1 2 i i U Þ 2 1 2 1 2 2 * i i U
Maka B = U*AU = 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 i i i i i i i i = 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 i i i i
=
4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 i i i iB =
2 1 2 1 2 1 2 1 i i i iJadi terbukti bahwa B = U*AU adalah matriks normal.
Sifat 2 (Ayres, 1989:168)
Jika Xi adalah vektor invarian yang berhubungan dengan akar karakteristik Xi dari suatu matriks nomal A, maka Xi juga vektor invarian dari A* yang berhubungan dengan akar karakteristik
i.Bukti:
Karena A normal, maka
IA
IA
*
I A
I A*
=
I
A
*
A
AA
*
=
I
A*
AA*A =
IA
*
IA
Sehingga
I
A
adalah normal. MisalB
iI
A
sehingga diperoleh
BX
i
iI
A
X
i
0
, maka
BX
i
*
BX
i
X
i*
B
*
BX
i
X
i*
B
B
*
X
i
B
*
X
i
*
B
*
X
i
0
dan
*
0*Xi iIA Xi
B
Jadi, Xi adalah vektor invarian dari A* yang berhubungan dengan akar karakteristik
i.Sifat 3 (Ayres, 1989:168)
Suatu matriks bujur sangkar A similar secara uniter terhadap suatu matriks diagonal jika dan hanya jika A normal.
Bukti:
Andai A normal, terdapat suatu matriks U sedemikian sehingga:
B
b
b
b
b
b
b
b
b
AU
U
n n n n n n n n
0
0
0
0
0
0
0
0
*
, 1 1 2 1 , 2 23 2 1 1 , 1 13 12 1
Menurut sifat 1 di atas, B adalah normal sehingga B*B=BB*. Sekarang elamen pada baris pertama dan
kolom pertama B*B adalah
1
sedangkan elemen yang berpadanan di BB* adalahn b b b b b12 12 13 13 1n 1 1 1
b
Karena elemenelemen ini sama dan karena setiap bij bij 0, disimpulkan bahwa setiap bij = 0.
Selanjutnya dengan elemenelemen yang berpadanan pada baris kedua dan kolom kedua dan seterusnya, disimpulkan bahwa setiap bij dari B adalah nol. Jadi, B = diagonal
1,
2 ,
n
. Sebaliknya, tetapkanA diagonal; maka A normal.
Diberikan teorema sebagai berikut:
Teorema 6 (Anton, 2000:339)
jika A adalah suatu matriks bujur sangkar dengan anggotaanggota kompleks, maka yang berikut ini ekuivalen:
a) A dapat didiagonalkan secara uniter.
b) A mempunyai suatu himpunan n vektor eigen yang ortonormal.
c) A adalah normal.
Bukti:
a) b)
Karena A dianggap dapat didiagonalkan secara uniter, maka ada suatu matriks yang dapat dibalik atau konjugat dari A
nn n n n nP
P
P
P
P
P
P
P
P
P
2 1 2 22 21 1 12 11Sedemikian sehingga P–1AP (=P*AP) diagonal, katakanlah P–1AP (=P*AP) = D, dimana
D
0
0
0
0
2 1n vektor kolom dari A adalah vektor eigen dari A karena P ortogonal, maka vektorvektor kolom ini
ortonormal, sehingga A mempunyai n vektor eigen yang ortonormal. b) a)
Anggap A mempunyai n vektor eigen yang ortonormal, P1 , P2 , ,Pn. Matriks P dengan vektor eigen ini sebagai kolom mendiagonalkan A secara sama. Karena vektor eigen ini ortonormal, maka vektor P dapat dibalik atau merupakan konjugat transpose dari A. Jadi P–1AP (=P*AP) = D; yaitu, A dapat didiagonalkan secara uniter.
a) c)
Pada bukti a) b) ditunjukkan bahwa suatu matriks Anxn, yang dapat didiagonalkan secara uniter oleh suatu matriks Pnxn, yang kolomkolomnya membentuk himpunanhimpunan ortonormal dari vektorvektor eigen A. Anggap D adalah suatu matriks diagonal D = P–1AP (=P*AP)
Jadi A = PD P–1 (=PD P*) Dengan demikian
AA* = PD P–1 (=PD P*)* = PD P* PD* P* = PD I D* P*
= PD D* P* = P I P*
Sebuah matriks normal A didiagonalisasi oleh suatu matriks uniter yang vektorvektor kolomnya adalah vektorvektor eigen dari A. Dibawah ini diberikan prosedur mendiagonalkan suatu matriks normal adalah sebagai berikut
Langkah 1. Cari suatu basis untuk masingmasing ruang eigen dari A.
Langkah 2. Terapkan proses GramSchmidt pada masingmasing basis untuk mendapatkan suatu basis ortonormal untuk setiap ruang eigen.
Langkah 3. Bentuk matriks P yang kolomkolomnya adalah vektorvektor basis yang disusun pada
langkah 2. Matriks ini secara uniter mendiagonalkan A.
Contoh 10 Diketahui
3
1
1
2
i
i
A
Þ
3
1
1
2
*
i
i
A
Apakah matriks A dapat didiagonalkan secara uniter? Jika dapat maka carilah matriks P yang mendiagonalisasi secara uniter matriks A tersebut!
Penyelesaian: Karena
3
1
1
2
*
i
i
A
maka A adalah matriks Hermitian, sehingga A adalah matriks normal.Polinom karakteristik dari A adalah
3
1
1
2
1
0
0
1
i
i
A
I
=
3
1
1
2
0
0
i
i
=
3
1
1
2
i
i
3
1
1
2
i
i
Det
A
I
Det
=
2
3
1
i
1
i
= 25
4
Sehingga persamaan karakteristiknya adalah2
5
4
0
1
4
0
Dan nilai eigennya adalah l = 1 dan l=4
Berdasarkan definisi
2 1x
x
x
Akan menjadi suatu vektor eigen dari A yang berpadanan dengan jika dan hanya jika x adalah penyelesaian tak terivial dari
0
0
3
1
1
2
2 1x
x
i
i
Untuk mencari vektor eigen yang berpadanan dengan
1
, disubtitusikan nilai pada
0
0
3
1
1
2
2 1x
x
i
i
0
0
2
1
1
1
2 1x
x
i
I
2
1
1
1
i
i
B1(1)
2
1
1
1
i
i
B2+(1 – i)B1
0
0
1
1
i
x1 + (1+i)x2 = 0 x1 = (1+i)x2 x1 = (1i)x2 Misal x2 = s , x1 = (1i)sSehingga vektor eigen dari A yang berpadanan dengan =1 adalah vektorvektor tak nol dalam C2 yang berbentuk
1
1
1
i
s
s
s
i
x
Jadi ruang eigennya berdimensi satu dengan basis
1
1 i
u
Untuk mencari vektor eigen yang berpadanan dengan = 4, disubtitusikan nilai pada
0
0
3
1
1
2
2 1x
x
i
i
0
0
1
1
1
2
2 1x
x
i
i
1
1
1
2
i
i
B1 2 1
1
1
2
1
1
i
i
B2+(1 – i)B1
0
0
2
1
1
i
0 2 1 2 1 i x x 1 2 2 1 x i x 1 2 2 1 x i x Misal x2 = s , x1 = is 2 1Sehingga vektor eigen dari A yang berpadanan dengan =4 adalah vektorvektor tak nol dalam C2 yang berbentuk: 1 2 1 2 1 i s s s i x
Jadi ruang eigennya berdimensi satu dengan basis
1
2
1 i
u
Maka
1
1
1i
u
dan
1
2
1
2i
u
Dengan menerapkan proses GramSchmidt yaitu menormalkan vektorvektor di atas diperoleh
3 1 2 1 1 2 2 1 i u
3
1
,
3
1
3
1
,
1
1i
i
P
2 6 1 4 2 1 2 1 2 2 2 i u 6 2 , 6 1 2 6 1 , 2 1 2 i i P Jadi
6 2 3 1 6 1 3 1 2 1 i i P P P 6 2 6 1 3 1 3 1 * i i P Dari sini 6 2 3 1 6 1 3 1 3 1 1 2 6 2 6 1 3 1 3 1 * i i i i i i AP P = 6 2 3 1 6 1 3 1 6 8 6 4 4 3 1 3 1 i i i i =
4
0
0
1
Jadi P dapat mendiagonalkan A secara uniter.
Teorema 7 (Anton, 2000:340)
Jika A adalah suatu matriks normal maka vektor eigen dari ruang eigen yang berbeda dari A adalah ortogonal.
Bukti:
Anggap v1 dan v2 adalah vektor eigen yang berpadanan dengan nilai eigen 1 dan 2 yang berbeda dari matriks A. Akan ditunjukkan bahwa v1v2 = 0.
Untuk membuktikan ini diawali dengan ekspresi A v1v2 ,diawali dengan pengertian matrriks Hermitian A
adalah Normal. Jadi bahwa A v1v2 = v1 A* v2 = v1 Av2 , tetapi v1 adalah suatu vektor eigen dari A yang berpadanan dengan 1 dan v2 adalah suatu vektor eigen dari A yang berpadanan dengan 2, sehingga dihasilkan hubungan 1 v1v2 = v12 .v2 yang bisa ditulis ulang sebagai ( 1 2 )( v1v2 ) = 0, tetapi 1 2 0 karena 1 dan 2 dianggap berbeda. Jadi dari ( 1 2 ) ( v1v2 ) = 0 diperoleh bahwa v1v2 = 0.
Contoh 11
3
1
1
2
i
i
A
adalah matriks normal, mempunyai vektor eigen yang berpadanan dengan1
1
dan
2
4
adalah sebagai berikut
1
1
1i
u
dan
1
2
1
2i
1 1 2 1 1 2 1 u i i u =
1 2 1 1 i i = 1 + 1= 0jadi terbukti bahwa vektor eigen dari ruang eigen yang berbeda dari A adalah ortogonal.
3. Sifat-sifat Matriks Hermitian
Sekarang akan dibahas sifatsifat dari matriks hermitian. Diberikan teorema di bawah ini.
Teorema 8 (Anton, 2000:343)
Nilai eigen dari suatu matriks hermitian adalah bilangan real.
Bukti:
Jika adalah suatu nilai eigen dan v adalah vektor eigen yang berpadanan dari suatu matriks hermitian
Anxn , maka
Av
v
. Dengan mengalikan setiap ruas dari persamaan, dari kiri transpose tasrif dari v diperoleh v*Av v*
v
v*vDitunjukkan bahwa matriks 1 x 1, v*Av dan v*v, keduanya mempunyai anggotaanggota real sehingga dari diperoleh bahwa pastilah suatu bilangan real.
Contoh 12 Misal
3
1
1
2
i
i
A
adalah matriks hermitianPolinom karakteristik dari A adalah
3
1
1
2
1
0
0
1
i
i
A
I
=
3
1
1
2
0
0
i
i
=
3
1
1
2
i
i
3
1
1
2
det
det
i
i
A
I
=
2
3
1
i
1
i
= 25
6
2
=
2
5
4
Sehingga persamaan karakteristiknya adalah
2
5
4
0
1
4
0
dan nilai eigennya adalah l1 = 1; l2 = 4
Jadi bahwa nilai eigen dari A adalah bilangan real.
Teorema 9 (Ayres, 1989:168)
Vektorvektor invarian yang berhubungan dengan akarakar karakteristik yang berlainan dari suatu matriks hermitian adalah saling ortogonal.
Bukti:
Tetapkan X1 dan X2 sebagai vektorvektor invarian yang masingmasing dihubungkan dengan akar akar karakteristik l 1 dan l2 yang berlainan dari A. Maka
1 1
1
X
Pengambilan konjugat transpose 2 1 1 2 1
*
AX
X
*
X
X
dan 1 2 2 1 2*AX X *X X
Maka
1X1*X2
2X1*X2 dan karena2
1
,X
1*
X
2
0
. Jadi X1 dan X2adalah ortogonal.
Selain dari teoremateorema di atas diberikan sifat matriks hermitian bahwa elemen elemen diagonalnya berupa bilangan riil aij ¹ aji
untuk i ¹ j dan aij = aij untuk i=j.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di depan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Matriks Uniter adalah suatu matriks bujur sangkar A dengan elemenelemen kompleks jika
* 1
A
A artinya bahwa berlaku
I A A
AA* * .
2. Matriks Normal adalah sebuah matriks bujur sangkar A dengan anggotaanggota kompleks jika
AA* = A*A. Jadi setiap matriks uniter merupakan
matriks normal.
3. Matriks Hermitian adalah suatu matriks bujur sangkar A dengan anggotaanggota kompleks jika
A = A*. Jadi setiap matriks hermitian A adalah
normal karena berlaku AA* = AA = A*A. 4. Sifatsifat Matriks Uniter adalah sebagai berikut:
a. Invers dan transpose dari matriks uniter adalah uniter
b. Hasil kali dua matriks atau lebih matriks matriks uniter adalah uniter.
c. Determinan matriks uniter mempunyai nilai
mutlak 1.
d. Vektorvektor baris dan vektorvektor kolom matriks uniter membentuk suatu himpunan ortonormal pada Cn dengan hasil kali dalam
Euclidean.
5. Sifatsifat Matriks Normal
a. Jika terdapat A matriks normal dan U matriks uniter, maka B = U*AU adalah matriks normal.
b. Jika Xi adalah vektor invarian yang berhubungan dengan akar karakteristik Xi dari suatu matriks normal A, maka Xi juga vektor invarian dari A* yang berhubungan dengan akar karakteristik
i.c. Suatu matriks bujur sangkar A similar secara uniter terhadap suatu matriks diagonal jika dan hanya jika A normal.
d. Vektor eigen dari ruang eigen yang berbeda dari matriks normal adalah ortogonal. 6. Sifatsifat Matriks Hermitian
a. Nilai eigen dari suatu matriks hermitian adalah bilangan real.
b. Vektorvektor invarian yang berhubungan dengan akarakar karakteristik yang berlainan dari suatu matriks hermitian adalah saling ortogonal.
c. Elemenelemen diagonalnya berupa
bilangan riil aij ¹ aji untuk i ¹ j dan aij = aji
DAFTAR PUSTAKA
Anton H., 2000. Dasardasar Aljabar Linier. Batam: Interaksa.
Ayres F., 1982. Theory and Problems of Matriks. Singapura: Mc GrawHill.
Horn A. Roger and Johnson R. Charles, 1985. Matrik
Analysis. Cambridge University Press.
H.S. Suryadi dan M. Harini, 1990. Teori dan Soal
Pendahuluan Aljabar Linier. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Kartono, 2002. Aljabar Linier, Vektor dan
Eksplorasinya dengan Maple. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Mundit, Armawi K., 1986. Teoriteori Penyelesaian
Aljabar Linier. Bandung: CV. Armica.
Padmodisastro, Sudarinah, 1989. Aljabar Linier. Surakarta: UNS Press.
Supranto S. 1998. Pengantar Matriks. Jakarta: PT. Rineka Cipta.