• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFFECT OF THE USE OF LEARNING MODEL COOPERATIVE TYPE Numbered Heads Together RESULTS OF LEARNING IPS VII CLASS STUDENTS AT SMP 7 DISTRICT TEBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFFECT OF THE USE OF LEARNING MODEL COOPERATIVE TYPE Numbered Heads Together RESULTS OF LEARNING IPS VII CLASS STUDENTS AT SMP 7 DISTRICT TEBO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT OF THE USE OF LEARNING MODEL COOPERATIVE

TYPE Numbered Heads Together RESULTS OF LEARNING

IPS VII CLASS STUDENTS AT SMP 7

DISTRICT TEBO

Asrul Sani1), Rahmat Murbodjono2), Siti Syuhada3)

1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Univ. Jambi Email: Sunny_Parenhard@yahoo.com

2)

Pembimbing Utama, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Unja.

3)

Pembimbing Pendamping, Dosen Pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unja.

ABSTRACT

One of the problems in learning in schools is the low student learning outcomes. Many factors that influence learning outcomes, one of which is a model of learning and teacher. Type Numbered Heads Together is one koopertif learning model (cooperative learning) are used by teachers to create conditions for active learning and help students better master the subject matter being studied.

This study was conducted in SMP 7 Tebo Regency, which aims to determine the effect of the use of cooperative learning model Numbered Heads Together on learning outcomes of IPS.

This research was conducted by using experimental methods pretest-posttest design. Now we know the population is homogeneous samples subsequently taken two classes from four classes into the population. Subjects of this study were students of class VII C as a control class D and class VII as a class experiment. The treatment given is to use cooperative learning model Numbered Heads Together for the experimental class and the conventional learning models for classroom control. Data processing techniques using sample t-test related.

After learning the results of research conducted experimental class turned out higher than the control class. From the t-test results revealed that 20.4 t count> t table 1.99, we conclude that Ho is rejected and Ha accepted. The findings of this study indicate that there are significant use of cooperative learning model Numbered Heads Together on learning outcomes of students of class VII social studies at SMP 7 Tebo regency.

(2)

Based on the findings of this study, it is suggested that social studies teachers in making teaching using a variety of learning models one using cooperative learning model Numbered Heads Together.

Keywords: Type Numbered Heads Together, Learning Outcomes

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMPN 7

KABUPATEN TEBO

Asrul Sani1), Rahmat Murbodjono2), Siti Syuhada3)

4) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Univ. Jambi Email: Sunny_Parenhard@yahoo.com

5) Pembimbing Utama, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Unja.

6) Pembimbing Pendamping, Dosen Pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unja.

ABSTRAK

Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah model pembelajaran dan guru. Tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu model pembelajaran koopertif (cooperative learning) yang digunakan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif dan membantu siswa lebih menguasai materi pelajaran yang dipelajari.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 7 Kabupaten Tebo, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together terhadap hasil belajar IPS.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain pretes-postes. Setelah diketahui populasi bersifat homogen selanjutnya diambil dua kelas sampel dari empat kelas yang menjadi populasi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas

(3)

VII C sebagai kelas control dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen. Perlakuan yang diberikan adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.

Teknik pengolahan data menggunakan uji t-test sampel related.

Setelah penelitian dilakukan ternyata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Dari hasil uji-t, diketahui bahwa thitung 20,4 > ttabel 1,99 maka disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.

Berdasarkan temuan penelitian ini, maka disarankan kepada guru mata pelajaran IPS dalam melakukan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 7 Kabupaten Tebo diketahui bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar IPS belum mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa selama proses belajar mengajar IPS hasil siswa dalam belajar masih kurang, kurangnya hasil yang dimaksud adalah keaktifan siswa dalam memperhatikan pelajaran, bertanya, mengemukakan pendapat, dan kurangnya keberanian dan keterampilan siswa dalam mengungkapkan pengetahuannya. Selain itu juga guru kurang melakukan variasi dalam pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh metode ceramah dan cenderung bersifat berpusat pada guru (Teacher

Center)

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan suatu usaha yang dapat membuat suasana pembelajaran lebih menarik yaitu Model Pembelajaran Kooperatif NHT dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kerja dalam kelompok, dengan bekerja dalam kelompok siswa dapat mengaplikasikan dan menjelaskan pengetahuan yang dimilikinya secara terbuka kepada teman sekelompoknya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together yang dicobakan.

2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah pelajaran IPS pada bab kegiatan pokok tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari yang disampaikan pada enam kali pertemuan.

(5)

3. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa pada saat tes akhir (posttes) dilakukan dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk menambah khasanah kajian pustaka bagi penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan model pembelajaran di kelas.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru agar dapat mengaplikasikan model pembelajaran ini dalam kegiatan mengajar dan bahan masukan bagi pelaku-pelaku pendidikan lainnya untuk peningkatan mutu pendidikan.

1.6 Definisi Konseptual

Untuk menghindari salah penafsiran penggunaan istilah, maka perlu ditetapkan definisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis yang digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah berupa nilai yang diperoleh setelah dilakukan tes akhir (posttes) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif pada materi pembelajaran.

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Moedjiono dan Dimyati (1993:109) model pembelajaran salah satu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran di kelas. Sedangkan menurut Aunurrahman (2008:112) model pembelajaran dimaknai sebagai perangkat atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat-tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Lebih lanjut Brady dalam Aunurrahman (2008:113) mengemukakan bahwa model pembelajaran diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis yang digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

2.2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

2.2.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembejaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. numbered heads

together pertama kali dikembangkan oleh Kagen dalam Trianto (2007:62) untuk melibatkan

lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang mengcakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadapa isi pelajaran tersebut.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks numbered heads together:

a. Fase 1 : Penomoran

Guru membagi siswa menjadi beberapa tim beranggota tiga sampai lima orang dan memberi nomor sehingga setiap siswa pada masing-masing tim memiliki nomor antara 1 sampai 5.

b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, bisa sangat spesifik dan dalam bentuk pertanyaan, seperti “Apa sajakah yang termasuk ke dalam

(7)

kegiatan pokok ekonomi?” atau berbentuk arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui contoh barang yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari”.

c. Fase 3 : Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya untuk menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya.

d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengangkat tangannya dan memberikan jawabannya ke hadapan seluruh kelas.

2.3. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together merupakan salah satu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, guru harus berusaha menanamkan dan membina sikap berdemokrasi diantara para siswa. Maksudnya suasana kelas harus diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan kepribadian siswa yang demokratis dan dapat diharapkan suasana yang terbuka dengan kebiasaan-kebiasaan kerja sama, terutama dalam memecahkan kesulitan-kesulitan.

Sebagai siswa harus dapat menerima pendapat dari siswa yang lainnya, seperti siswa satu mengemukakan pendapatnya lalu siswa yang lainnya mendengarkan dimana letak kesalahan, kekurangan atau kelebihan, kalau ada kekurangannya maka perlu ditambah. Penambahan ini harus disetujui semua anggota, yang satu harus saling menghormati pendapat yang lain.

Melalui teknik saling menghargai pendapat orang lain dan saling membetulkan kesalahan secara bersama, mencari jawaban yang tepat dan baik, dengan cara mencari sumber-sumber informasi dari mana saja seperti buku paket, buku-buku yang ada di perpustakaan dan buku penunjang lainnya, dijadikan pembantu dalam mencari jawaban yang baik dan benar serta memperoleh pengetahuan tentang pemahaman terhadap materi pelajaran yang diajarkan semakin luas dan semakin baik.

berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa

(8)

melatih siswa untuk melatih keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill), seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl dalam Isjoni 2007:23).

2.4. Belajar dan Hasil Belajar 2.4.1 Pengertian Belajar

Menurut Biggs dalam Syah (2007:83) belajar dapat didefinisikan dalam tiga macam rumusan, salah satunya secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), bahwa belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta yang sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa belajar itu sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

2.4.2 Hasil Belajar

Seperti yang dikemukakan oleh Syaodih, N (1984: 24) bahwa, “ Hasil belajar dengan segala perilaku yang dimiliki sebagai akibat dari proses belajar yang berlangung di sekolah yang bersifat kognitif, efektif maupun psikomotor disengaja atau tidak disengaja”. Tipe-tipe hasil belajar yang diterjemahkan oleh Syaodih, N (1983: 126) adalah sebagai berikut:

1) Tipe hasil belajar bidang kognitif, yang mencakup pada hafalan, pemahaman , aplikasi stimulus dan evaluasi.

2) Tipe hasil belajar bidang afektif, yang berkenan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari beberapa tujuan dan tipe hasil belajar, yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar.

3) Tipe hasil belajar bidang psikomotor, tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari individu.

Hasil belajar erat kaitannya dengan kuantitas dan intensitas pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam rangka menginternalisasikan materi yang relevan selama pengajaran berlangsung. Di sekolah wujud hasil belajar itu pada umumnya dikaitkan dengan nilai yang dicapai seorang siswa (Piyati, 2006:19).

(9)

Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan yang dapat dinyatakan dalam bentuk nilai (angka). Pada penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh setelah dilakukan tes akhir (posttes) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif.

2.5. Pengertian IPS

Berdasarkan penjelasan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu mata pelajaran yang merupakan suatu perpaduan dari sejumlah disiplin ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan dan masih banyak lagi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih banyak menekankan hubungan antara manusia dengan masyarakat, hubungan manusia didalam masyarakat, disamping hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya.

2.9. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penilaian hasil belajar diberikan pada akhir kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif. Hasil belajar yang diperoleh untuk menentukan apakah terdapat pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

2.10. Hipotesis Penelitian

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten

Tebo.

Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang saya teliti adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) dimana dalam pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja yaitu variabel yang dipandang paling dominan, (Sukmadinata: 2007, 59).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kabupaten yaitu kelas VII. Dengan Alamat Jalan Padang Lama, Kel. Pulau Temiang, Kec. Tebo Ulu, Kab. Tebo.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yaitu tepatnya pada tanggal 13 Januari 2014 sampai 03 Maret 2014.

3.3. Subjek Penelitian

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini dibutuhkan dua kelas dimana kelas tersebut adalah VII C dan VII D dimana kelas VII C adalah yang menjadi kelas kontrol dan kelas VII D sebagai kelas perlakuan yang ditetapkan dengan melihat kelas yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama atau homogen

3.4. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Melakukan tes pendahuluan Melaksanakan proses pengajaran 3. Tahap Akhir

Setelah selesai proses pembelajaran maka diadakan tes akhir. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

(11)

3.5. Instrumen Penelitian

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, pre test, dan post test berupa tes objektif dengan lima pilihan jawaban (a, b, c, d, dan e), yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang tersedia

3.6. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam bab II, maka teknik analisis data yang digunakan adalah:

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas sangat berguna untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji Liliefors (L) dan persyaratan normal ialah .

3.6.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah uji yang digunakan apakah data yang diteliti homogen atau tidak. Menurut Sugiyono (2008:276) untuk pengujian varian digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

3.6.3 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu “terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Kabupaten Tebo”. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test sampel ralated varians (Sugiyono, 2012:138) sebagai berikut:

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Dari hasil pre-test yang dilakukan pada awal penelitian dapat dilihat pada lampiran dan hasil post-test yang dilakukan pada akhir penelitian dapat dilihat pada lampiran dengan rata-rata dan simpangan baku pre-test dan post-tes.

Pada kelas eksperimen rata-rata hasil pre-test (x) = 50,82 dan rata-rata hasil post-test (x) 80,94, sementara pada kelas kontrol rata-rata hasil pre-test (x) = 50,47 dan rata-rata hasil post-test (x) = 71,76 dengan demikian terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

4.2. Pembahasan

Dari hasil analisis penelitian seperti yang telah dikemukakan dapat dilihat beberapa hasil penelitian yaitu adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo. Berdasarkan

permasalahan di atas, maka menimbulkan hipotesis kerja yang menyebutkan “Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.

(13)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan: Rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VII yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together adalah 80,94 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS yang diajarkan secara konvensional adalah 71,76. Hasil uji t-test diperoleh hasil kooefisien > atau 20,4 > 1,997. Dengan demikian dapat diartikan terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan kepada guru, terutama guru mata pelajaran IPS sebaiknya dalam melakukan pengajaran menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan jangan hanya berpatok dengan gaya menjelaskan, berceramah dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat murid menjadi tidak aktif dengan kegiatan belajar. Banyak cara sederhana yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan semangat siswa salah satunya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati & mudjiona. (2009). Belajar dan pembelajaran:jakarta: pt rineka cipta

Isjoni.(2010). Coopertif Learning.Bandung. Alfabeta

Slameto. (2010). Belajar dan faktor yang mempengaruhinya.jakarta:rineka cipta

Solihatin dan Raharjo. (2008). Coopertaive Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif beroriantasi konstruktivistik:jakarta: tim prestasi pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyarankan agar dilakukan studi yang lebih lanjut agar pengembangan metode disederhanakan ini bisa digunakan secara luas sebagai suatu standar perencanaan minimum yang

Keempat tindakan itu diterapkan dalam dua siklus tindakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran Fisika Dasar di Jurusan Fisika FMIPA UNY melalui kegiatan: praktikum

Sementara Metode sebelumnya (2013-2014), Indeks Kebahagiaan hanya diukur menggunakan satu dimensi yaitu Kepuasan Hidup (Life Satisfaction).. Tautan

Rendahnya nilai hasil ulangan IPA siswa kelas II di SD Negeri 004 Belilas disebabkan beberapa gejala-gejala penyebab yang terjadi dalam pembelajaran, antara lain:

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar

Dalam penyusunan rancangan un- dang-undang, Badan Legislasi dapat meminta masukan dari masyarakat sebagai bahan bagi panitia kerja untuk menyempurnakan konsepsi

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Cilacap akan melaksanakan Pemilihan langsung ulang

Persaingan curang di bidang hak cipta, berpangkal dari adanya sejumlah ancaman pidana penjara maupun denda dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak