• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMA TZU CHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMA TZU CHI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAHASA MANDARIN

DI SMA TZU CHI

Marisa, Sindy Novita Ayu, Temmy

Jurusan Sastra China, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara, Jln. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat, 021-5327630

mei.lunar35@gmail.com; xindi.piaoliang@gmail.com; temmy@binus.edu

ABSTRACT

The purpose of this research is to find methods and learning strategies are most appropriate in order to achieve the effective and succeed in learning chinese language . The study was conducted at the Tzu Chi High School, where the school since the year 2009-2013, students have managed to get quite a lot of achievements in the chinese language competition. However, there are many students who did not have the ability in mandarin. This resulted in the learning process to be rather difficult. The research method is by observation and interviews, with a focus on 12th grade high school students. The results showed an active answer question learning method is very appropriate to use here. Learning by using cognitive-behavioral theory can improve the activity and creativity of the students, so that students can easily understand the lesson and active in learning. It can be concluded that the learning process has been successful, but their speaking ability in mandarin should still be improved further. (M/SNA)

Keywords : learning process, Chinese language , Tzu chi Senior High School, 12th Grade students

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari metode dan strategi pembelajaran yang paling tepat agar mencapai pembelajaran bahasa mandarin yang efektif dan berhasil. Penelitian dilakukan di SMA Tzu Chi,dimana sekolah ini sejak tahun 2009-2013 , siswanya telah berhasil mendapatkan cukup banyak prestasi dalam lomba bahasa mandarin . Walaupun begitu, disini juga masih terdapat banyak siswa yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan bahasa mandarin, hal ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi agak sulit. Metode penelitian adalah dengan observasi dan wawancara,dengan fokus penelitian siswa SMA kelas 12. Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran dengan aktif tanya jawab sangat tepat digunakan disini. Pembelajaran dengan menggunakan teori behavioral-kognitif dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa,sehingga siswa dengan mudah memahami pelajaran dan aktif dalam pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah mencapai keberhasilan, namun kemampuan berbicara siswa dalam bahasa mandarin dan kualitas pembelajaran masih harus ditingkatkan lagi. (M/SNA)

(2)

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan di Indonesia,bahasa mandarin sudah sangat populer dan menjadi mata pelajaran wajib, salah satunya adalah SMA Tzu Chi. Dimana sekolah ini merupakan sekolah subsidi yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Taiwan dan pemerintah DKI Jakarta ,sehingga di sekolah memiliki banyak siswa yang terdiri dari berbagai macam ras. Tidak hanya etnis Tionghoa, tetapi sekolah juga menerima banyak murid pribumi. Dimana siswa-siswa yang bersekolah disini sebagian besar berasal dari keluarga yang kurang mampu, yang tinggal di rumah susun Tzu Chi.

Sekolah ini juga mementingkan kompetensi bahasa mandarin. Dilihat dari jam pembelajaran bahasa mandarin yang cukup banyak dan sekolah selalu mendukung siswa untuk mengikuti kegiatan berbahasa mandarin. Walaupun beberapa siswa memiliki prestasi yang baik dalam berbahasa mandarin, namun banyak juga siswa yang tidak memiliki dasar mandarin sama sekali,hal ini menyebabkan pembelajaran bahasa mandarin disini menjadi sedikit sulit. Dengan adanya perbedaan kemampuan dalam bahasa mandarin, guru pun harus mencari cara yang tepat untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dilihat dari latar belakang dan kemampuan yang tidak seimbang, maka penulis tertarik untuk meneliti proses pembelajaran bahasa mandarin yang dipakai sekolah Tzu Chi dan metode pembelajaran yang paling tepat agar dapat mencapai hasil yang maksimal bagi seluruh siswanya, baik yang sudah bisa maupun yang tidak bisa sama sekali.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori behavioral-kognitif sebagai landasan teori. Dimana teori ini menjelaskan bahwa seseorang dinyatakan sudah mempelajari sesuatu yaitu dengan merubah pola pikirnya terlebih dahulu, barulah tingkah lakunya dapat berubah. Pembelajaran dengan teori ini dapat membuat siswa aktif dalam belajar, mampu berfikir kritis dan mampu mencari solusi dalam permasalahan. Jadi, siswa disini dituntut untuk belajar aktif. Stimulus dari guru berpengaruh penting dalam menciptakan respon baik oleh siswa. Apalagi bila ditambah dengan penguatan positif maka responnya akan menjadi lebih baik. Selain itu, guru juga harus menjadi model yang baik untuk siswanya dalam belajar. Peranan guru sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.

Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan beberapa jurnal dan thesis S1 sebagai tinjauan pustaka. Contohnya adalah adalah jurnal dari Carol Chmelynski yang berjudul

Teaching Chinese as Tomorrow’s Language. Penelitian ini membahas tentang upaya pemerintah

dan sekolah-sekolah di Amerika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa mandarin di Amerika dan meningkatkan jumlah siswa yang ingin belajar bahasa mandarin. Hasil penelitian menunjukkan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas pembelajaran bahasa mandarin perlu diberlakukan program beasiswa, meminjam guru dan kerjasama dengan pihak China.

Serta Mery dari jurusan sastra Cina Binus University dengan judul thesisnya S1 Analisis Efektifitas Belajar Bahasa Mandarin Dilihat Dari Proses Pembelajaran (Studi Kasus Bina Nusantara Mandarin Club) meneliti tentang keadaan pembelajaran bahasa mandarin dan efek

(3)

siswa belajar bahasa mandarin di BNMC. Hasil dari penelitian ini adalah kegunaan bahasa mandarin dari tingkat awal, menengah sampai tingkat tinggi tidak begitu baik dan nilainya pun tidak mencapai standar.

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya memiliki persamaan, yaitu meneliti dalam bidang pembelajaran yang mencakup efektivitas pembelajaran, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kondisi proses pembelajaran dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah teori yang dipakai dalam pengaplikasian proses pembelajaran di sekolah dan objek penelitian.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara dilakukan untuk meneliti proses pembelajaran yang terjadi di kelas, menemukan metode dan strategi pembelajaran yang dipakai, serta menganalisa stimulus dan penguatan yang diberikan oleh guru serta respon siswa dalam belajar. Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan teori behavioral-kognitif dan modeling. Observasi dilakukan di SMA Tzu Chi pada tanggal 22 – 23 April, 29 Agustus - 4 September 2013. Observasi dilakukan dengan masuk kelas pelajaran bahasa mandarin perhari, baik kelas 12 IPA dan IPS. Selain itu metode kualitatif yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara terhadap wakil kepala sekolah, 1 guru bahasa mandarin dan 3 orang siswa dari kelas XII.

HASIL DAN BAHASAN

Penelitian proses pembelajaran bahasa mandarin ini dilakukan di SMA Tzu Chi yang terdiri dari kelas 12 IPS dan 12 IPA. Pembelajaran bahasa mandarin di sekolah ini, dalam 1 minggu ada 4 jam pelajaran. 1 jam pelajaran terdiri dari 45 menit. Untuk kelas 12 IPA dan IPS dalam 1 minggu ada 2x pertemuan yaitu setiap hari rabu dan jumat. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas kegiatan proses pembelajaran bahasa mandarin yang terjadi dalam 1 minggu. Pada penelitian ini, bahan pelajaran yang diajarkan adalah Bab 2, dengan tema pelajaran hobby. Berikut adalah kegiatan proses pembelajarannya:

1. Proses Pembelajaran Bahasa Mandarin di Kelas IPS Kegiatan pembelajaran pada hari Jumat, 30 Agustus :

Pertama siswa memberi salam. Guru mulai menjelaskan topik yang akan dipelajari hari ini dan menjelaskan cara belajar yang tepat. Kemudian guru menjelaskan bentuk evaluasi, baik dalam ujian praktek, membaca atau tertulis. Guru juga selalu memberikan dukungan kepada siswa

(4)

untuk sering belajar membaca, ketika membaca siswa disarankan untuk tidak melihat hanyu pinyin , selain itu guru juga memotivasi siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Guru membuat 2 kelompok baca, yaitu kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan. Siswa membaca percakapan yang ada di buku secara bergantian. Setiap 1 kalimat selesai, siswa diminta untuk langsung menerjemahkan kalimat ke bahasa Indonesia. Siswa di kelas ini cukup aktif membaca dan lancar, serta dapat membaca dengan nada yang tepat. Namun ada sedikit siswa yang agak malas dalam membaca dan masih banyak siswa yang kurang dalam menerjemahkan. Selesai membaca wacana, guru mulai mengajarkan dan menjelaskan kosakata dan grammar. Untuk membuat siswa lebih mudah memahami, guru memberi contoh kalimat dalam bahasa Indonesia kemudian menerjemahkannya ke bahasa mandarin. Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuat kalimat dengan kosakata yang diajarkan dan membaca peribahasa yang dipelajari. Peribahasa yang dipelajari hari ini adalah : 人山人海,不约而同,开卷有益,

目不识丁,别无长物,老生常谈

.

Guru memberikan arti dari peribahasa dan siswa mencatat

serta memahami arti dari peribahasa. Hasil observasi menunjukkan kira-kira hanya 10 siswa yang cukup aktif di kelas.

Terakhir guru memberikan latihan untuk dikerjakan. Latihan berupa essay dari buku latihan dan membuat kalimat dari 3 kosakata yang dipelajari hari ini, yaitu : 难怪,见面和正好

.

Sebelum siswa mulai mengerjakan, guru memberikan contoh lagi agar siswa lebih paham. Lalu guru juga mengingatkan bahwa akan ada dikte kosakata bab 2 pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan pembelajaran pada hari Rabu, 4 September :

Siswa memberi salam. Pertama-tama guru mereview kosakata pelajaran untuk persiapan dikte. Kemudian guru juga memberikan waktu 10 menit untuk siswa mereview, namun karena kelas agak berisik sehingga guru memberikan tambahan waktu 5 menit agar siswa belajar.

Ketika dikte kosakata, siswa didikte untuk menulis hanzi sebanyak 20 nomor dari 27 kosakata yang ada dipelajari. Dikte dilakukan sekitar 20 menit. Setelah dikte selesai, mereka mereview kosakata , wacana ,grammar dan membuat kalimat yang benar dengan grammar yang tepat dari pelajaran bab 2, ini dilakukan untuk persiapan tes evaluasi bab 2.

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan latihan yang dikerjakan siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru mengingatkan siswa untuk mereview pelajaran dirumah untuk persiapan tes . Pelajaran selesai dan siswa memberi salam.

2. Proses Pembelajaran Bahasa Mandarin di Kelas 12 IPA Kegiatan pembelajaran pada hari Jumat, 30 Agustus

(5)

Pertama siswa memberi salam. Guru mulai menjelaskan topik yang akan dipelajari hari ini dan menjelaskan cara belajar yang tepat. Kemudian guru menjelaskan bentuk evaluasi, baik

(6)

dalam ujian praktek, membaca atau tertulis. Siswa di kelas ini memiliki kemampuan bahasa mandarin yang lebih baik, oleh karena itu guru mengajak beberapa siswa berbicara dengan bahasa mandarin dengan menyebutkan dan menjelaskan tentang hobby mereka. Setelah selesai tanya jawab, guru membuat 2 kelompok baca, yaitu kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan. Siswa membaca percakapan yang ada di buku secara bergantian. Selesai membaca wacana, guru mulai mengajarkan dan menjelaskan kosakata dan grammar. Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuat kalimat dengan kosakata yang diajarkan dan juga membaca peribahasa. Siswa di kelas ini aktif membaca dan intonasi dalam membaca sudah sangat baik. Di kelas ini lebih banyak siswa yang bahasa mandarinnya baik, oleh karena itu semua sudah memahami pelajaran.

Terakhir guru memberikan latihan untuk dikerjakan. Latihan berupa essay dari buku latihan dan membuat kalimat dari 3 kosakata yang dipelajari hari ini, yaitu : 难怪,见面和正好

.

Lalu guru juga mengingatkan bahwa akan ada dikte kosakata bab 2 pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan pembelajaran pada hari Rabu, 4 September

Siswa memberi salam. Pertama-tama guru mereview kosakata pelajaran untuk persiapan dikte. Siswa diberi waktu 10 menit untuk belajar dan mereka menggunakannya dengan baik. Dikte kosakata sekitar 20 menit, siswa didikte untuk menulis hanzi sebanyak 20 nomor. Setelah dikte selesai, mereka mereview kosakata, wacana, grammar dan membuat kalimat yang benar dengan grammar yang tepat dari pelajaran bab 2, ini dilakukan untuk persiapan tes evaluasi bab 2. Karena siswa sudah mengerti, maka guru lebih banyak memberikan pertanyaan dan menyuruh siswa membuat kalimat. Dengam metode ini siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran.

Di akhir pelajaran, guru meminta siswa untuk mengumpulkan latihan yang dikerjakan pada pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan siswa untuk mereview pelajaran dirumah untuk persiapan tes dan guru selalu mendukung siswa untuk semangat belajar.

Analisis Proses Pembelajaran di Kelas

Setelah melihat rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran di kelas, maka hasil pengamatan dianalisis sebagai berikut: Secara keseluruhan kelas 12 IPA dan IPS memiliki metode pembelajaran yang aktif. Keaktifan siswa seperti menjawab pertanyaan guru, aktif komunikasi dengan guru di kelas. Hasil pengamatan menunjukkan beberapa perbedaan dari kedua kelas, misalnya kelas IPS siswanya lebih berisik dan kurang serius dalam belajar, hanya sedikit siswa yang aktif tanya jawab dengan guru dan banyak siswa yang masih kurang dalam membuat kalimat dengan grammar yang tepat, sedangkan kelas IPA siswanya lebih banyak yang sudah mahir dalam berbahasa mandarin, sehingga pembelajaran lebih lancar dan cepat. Siswa

(7)

tenang dan serius dalam belajar, aktif tanya jawab dengan guru dan mereka mampu membuat kalimat dengan grammar yang tepat. Walaupun begitu, kedua kelas ini memiliki hasil nilai yang

(8)

baik dalam tes, selain itu siswa yang tadinya tidak bisa berbahasa mandarin sekarang sudah bisa menyeimbangi siswa yang sudah mahir. Ini semua dikarenakan pembelajaran di kelas menuntut agar siswa aktif dalam menggunakan bahasa mandarin. Selain itu, dikarenakan guru telah berhasil memberikan stimulus untuk mendukung pembelajaran guru juga menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Stimulus dari guru berupa penjelasan dan pertanyaan semua direspon baik oleh siswa. Respon positif siswa adalah selalu aktif menjawab pertanyaan, menanggapi setiap ajaran guru, memahami pelajaran dengan cepat dan sikap sopan dan hormat ketika belajar.

Proses pembelajaran menekankan pada metode dan strategi pembelajaran aktif dan buku sebagai dasar pembelajaran. Disini guru sangatlah berperan penting untuk memberikan stimulus yang baik. Tugas guru tidak hanya sebagai pemberi informasi yang baik, tetapi juga harus mampu menciptakan iklim belajar yang positif. Guru harus mampu menjelaskan pelajaran dengan metode yang mudah dipahami siswa, penguasaan materi yang baik, menciptakan interaksi yang baik dengan siswa dan tentunya menjadi model yang baik bagi siswa. Untuk memudahkan pembelajaran, maka guru juga terkadang menggunakan modeling berupa alat bantu sehingga siswa mengerti kosakata yang dipelajari. Penjelasan akan lebih mudah dipahami bila guru menjelaskan dengan contoh dari kehidupan sehari-hari dan alat bantu. Untuk meningkatkan semangat belajar dan keaktifan siswa, maka guru juga harus memberikan penguatan positif kepada siswa. Penguatan juga akan diperkuat dengan adanya pujian dan pemberian hadiah. Namun penguatan yang paling penting adalah motivasi dan interaksi. Respon yang baik oleh siswa tergantung kepada guru sebagai model bagi mereka.

Berikut ini adalah hasil stimulus ,respon dan penguatan yang ditemukan di SMA Tzu Chi : Stimulus Penguatan Respon

• Penjelasan dari dasar

• Guru membaca secara berulang-ulang

• Guru menjelaskan pelajaran dengan jelas dan baik

• Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami

• Guru menjelaskan dengan alat bantu peraga/praktek sebagai model

• Penguasaan materi yang baik oleh guru

• Sikap guru yang positif

• Guru memberikan dikte

• Guru mampu menciptakan iklim belajar yang baik

• Guru sering memberi motivasi

• Guru selalu mendukung siswa untuk belajar

• Guru sering berinteraksi dengan siswa

• Guru memberikan pujian/hadiah sebagai penguatan

• Siswa tertarik untuk belajar

• Siswa membaca berulang-ulang

• Siswa memiliki intonasi nada yang baik dalam membaca

• Siswa memahami pelajaran dengan mudah

• Ada kemajuan dalam belajar

• Siswa merasa puas dan senang belajar disini

• Siswa aktif tanya jawab

• Siswa memiliki sikap yang sopan

(9)

Berdasarkan proses pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran yang dipakai, sudah menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SMA Tzu Chi sudah efektif bagi siswa-siswanya. Awalnya siswa disini memiliki latar belakang kemampuan bahasa mandarin yang sangat berbeda, namun setelah mengikuti proses pembelajaran yang seperti ini lama- lama semua siswa bersama-sama menjadi aktif dan terampil. Namun pembelajaran mengikuti teori behavioral-kognitif ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah penyusunan materi yang sederhana dan penjelasan yang jelas dari guru memudahkan siswa untuk memahami pelajaran. Guru tidak terlalu banyak memberikan ceramah, pengulangan materi dan latihan membuat siswa mampu mengerjakan revisi dengan baik. Hasilnya tidak hanya menambah pengetahuan dan mengubah pola pikir siswa menjadi lebih baik, tetapi tingkah laku siswa juga akan menjadi lebih baik. Namun kekurangannya seperti pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru mengakibatkan terkadang pembelajaran menjadi jenuh dan hanya terjadi komunikasi satu arah. Terkadang siswa hanya mendengarkan arahan dari guru dengan tertib dan menghafal semua sesuai ajaran guru. Respon siswa akan mengikuti stimulus dan penguatan dari guru saja.

KESIMPULAN

Bila dilihat dari keseluruhan proses pembelajaran dan metode serta strategi pembelajaran yang sudah digunakan telah menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SMA Tzu Chi sudah berhasil, efektif dan mencapai tujuan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tadinya tidak memiliki kemampuan bahasa mandarin sekarang perlahan-lahan kemampuan semua siswa mulai seimbang. Cara belajar yang paling tepat adalah mengikuti buku dari dasar dan menggunakan metode aktif tanya jawab, membuat kalimat dan berkomunikasi dengan guru. Dengan ini siswa akan lebih aktif dan mudah memahami pelajaran. Hasilnya menunjukkan siswa ada kemajuan dalam belajar.

Namun pembelajaran seperti ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru mengakibatkan terkadang pembelajaran menjadi monoton dan jenuh. Siswa hanya mendengarkan arahan dari guru dan menghafal semua sesuai ajaran guru. Siswa sangat tergantung pada motivasi dan penguatan positif yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat menyebabkan beberapa siswa akan menjadi pasif.

Untuk itu disarankan agar guru bisa menciptakan kegiatan kreativitas lainnya, mengembangkan bahan ajar, sehingga lebih banyak stimulus yang diberikan dan akan lebih meningkatkan keaktifan siswa. Misalnya adalah guru di kelas membuat kegiatan bermain atau diskusi, membuat lomba menyanyi atau membaca cerita, kerajinan tangan, mencoba menggunakan lab bahasa untuk menonton film dan mendengarkan lagu, dengan cara ini guru dapat memberikan stimulus yang lebih baik kepada siswa. Selain stimulus, guru juga perlu meningkatkan pemberian penguatan seperti motivasi, pujian, hadiah dan penambahan nilai. Dengan ini, kegiatan pembelajaran siswa pun akan lebih bervariasi, tidak hanya terpaku pada pembelajaran di dalam

(10)

kelas saja. Dengan begini hasil pembelajaran akan lebih efektif dan berhasil, tidak hanya dari segi nilai, tetapi kemampuan berbicara siswa akan lebih baik lagi.

REFERENSI

Daftar Pustaka Mandarin

[1] 崔永华.对外汉语教学设计导论[M].北京:北京语言大学出版社,2008. [2] 姜丽萍.教师汉语课堂用语教程[M].北京:北京语言大学出版社,2005. [3] 徐子亮.对外汉语教学心理学[M].北京:华东师范大学出版社,2008. [4] 杨翼著.汉语教学评价[M].北京:北京语言大学出版社,2008. [5] 张西平.世界汉语教育史[M].北京:商务印书馆,2009. [6] 郑金洲.教师如何做研究[M].上海:华东师范大学出版社,2005.

Daftar Pustaka Inggris

Chymelynski, C. (2006). Teaching Chinese as tomorrow’s language.The

Education Digest, 71 (6), 59.

John,W.S.(2000).Psychology 16thedition.USA:McGraw-Hill Higher.

Xiao,X.(2012).Chinese education in diplomacy.An International Journal, 10(1),77-92.

Daftar Pustaka Indonesia

Daryanto (2012). Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Iskandar (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi.

Mery.(2008). Analisis efektifitas belajar bahasa mandarin dilihat dari proses

pembelajaran: Studi kasus Bina Nusantara Mandarin Club (Skripsi S1).

Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Muflihin,M.H.(2009). Aplikasi dan implikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran.Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1,123-133.

Nismah.(2010).Efektivitas pengelolaan pembelajaran bahasa mandarin.Jurnal

Ilmiah Manajemen Pendidikan,4(2), 83-86.

Oemarjoedi,A.K.(2003).Pendekatan Cognitive Behavior dalam Psikoterapi. Jakarta : Kreativ Media.

Prawianto,O.P.(2012).Model bimbingan belajar behavioristik untuk

(11)

RIWAYAT PENULIS

Marisa lahir di kota Jakarta pada tanggal 3 Febuari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Jurusan Sastra Cina pada 2013 atau menamatkan pendidikan SMA di Sekolah Santo Kristoforus 2 pada 2009.

Sindy Novita Ayu lahir di kota Tangerang pada tanggal 20 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara Jakarta dalam bidang Jurusan Sastra Cina pada 2013 atau menamatkan pendidikan SMA di SMAN 5 Tangerang pada 2009.

Temmy lahir di kota Jakarta pada tanggal 20 Desember 1985. Pembimbing menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara Jakarta dalam bidang Jurusan Sastra Cina pada 2008 atau menamatkan pendidikan SMA di SMUK 5 Penabur pada 2004.

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL : PROF SURYAWATI BERBICARA DI FORUM UNGASS. MEDIA : KEDAULATAN RAKYAT TANGGAL : 23

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem akuntansi pengeluaran kas belanja langsung yakni belanja pegawai dan non belanja pegawai pada

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara literasi ekomomi dan pengalaman prakerin terhadap minat

Tiada kata yang layak kita haturkan selain mengucap syukur kepada Allah swt atas segala kesempatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

teknik pengumpulan data yang sama dalam penelitian informan adalah. kepala RA, pendidik, pengurus yayasan, wali peserta didik

Pertanyaan tentang ukuran huruf dalam modul Berdasarkan hasil penilaian respon siswa terhadap modul secara keseluruhan diperoleh jawaban siswa sebesar 90% menjawab

Hal ini dikarenakan guru kurang jelas dalam menyampaikan langkah-langkah strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here yang akan dilaksanakan, sehingga ketika

Hasil identifikasi faktor penciri kemiskinan menunjukkan bahwa variabel- variabel yang mempunyai pengaruh besar terhadap konsumsi keluarga pada agroekosistem