• Tidak ada hasil yang ditemukan

International Recognitions

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "International Recognitions"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

International Recognitions

2013

Coaching Indonesia received international approval from the International Coach Federation (ICF) as the

first provider in Indonesia eligible to conduct

coaching certification programs based on ICF ethics and competencies.

2014

Our director, Al Falaq Arsendatama, has been

awarded as the first Professional Certified Coach (PCC) in Indonesia and have also been entitled as one of the first ICF Registered Mentor in the country.

2016

Through its academy, Coaching Indonesia has graduated over 350 coaches with international standards of ICF competencies.

(4)

Coaching di Indonesia

Mengapa penting?

§

Kesadaran terhadap

peran human capital

§

Perubahan budaya dan

generasi

§

Orientasi pada perilaku,

bukan sekedar hasil.

§

Memaksimalkan potensi

manusia.

(5)

Coach: Al Falaq Arsendatama, MIT, PCC

§ Executive Coach

§ Founder and Director of Coaching Indonesia § Professional Certified Coach (PCC) of ICF § Past President of ICF Jakarta Charter Chapter § ICF Registered Mentor

§ Over 1500 hours coaching experience

§ Professional background: oil & gas, FMCG and consulting. Major clients include:

(6)

Coach: Mutia P Soerahardjo, ACC

§ Corporate & Business Coach

§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF § ICF Registered Mentor

§ Chair of ICF Indonesia Coaching Summit 2012

§ Over 1000 hours coaching experience § Major clients include:

(7)

Coach: Naindra Pramudita, ACC

§ Executive & Life Coach

§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF

§ Vice President of ICF Jakarta Chapter 2016-2017 § ICF Registered Mentor

§ Over 700 hours coaching experience

§ Professional background: finance & banking regulatory.

(8)

§ Executive & Transformational Coach § Associate Certified Coach (ACC) of ICF § ICF Registered Mentor

§ Chair of ICF Indonesia Coaching Summit 2013 § Over 700 hours coaching experience

§ Professional background: Information Technology.

§ Major clients include:

Coach: Laurencia Lina, ACC

(9)

§ Corporate & Life Coach

§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF § HR Director at Radiant Utama Interinsco § Over 400 hours coaching experience

§ Professional background: Human Resources

§ Major clients include:

Coach: Rika Ermasari, ACC

(10)

Coach: Prasasti Utomo, ACC

§ Executive Coach

§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF § ICF Registered Mentor

§ President of ICF Jakarta Chapter 2016-2017

§ Over 700 hours coaching experience § Major clients include:

(11)

Coach: Arief Hidayat, ACC

§ Leadership and Sales Performance Coach § Associate Certified Coach (ACC) of ICF

§ Executive Committee of ICF Jakarta Chapter § Over 200 hours coaching experience

§ Professional background: logistic, renewable energy and e-commerce.

(12)

Diny Lutfah, ACC

§ Corporate & Life Coach

§ Associate Certified Coach of ICF § Lecturer at Trisakti University

§ Over 100 hours coaching experience

(13)

Rachmawati Wangsaputra, CEC

(14)

Coach: Reny Indriani, CEC

§ Executive Coach

§ Certified Executive Coach

§ Gallup Certified Strength-based Coach § Over 200 hours coaching experience

§ 20 years of corporate experience in banking industry § Major clients include:

(15)

Introduce yourself:

Nama?

Role di organisasi?

(16)

Download this presentation at:

(17)

§

Coaching Definition

§

Active Listening

§

Powerful Questioning

§

Coaching Model

§

Demo

§

Coaching Practice

(18)

Definisi Coaching

u

Apa itu coaching?

u

Mengapa itu penting?

u

Perbedaan coaching

dengan pendekatan

lainnya.

(19)

Hubungan

kemitraan

dengan individu melalui

proses

kreatif

yang

ditujukan untuk

memaksimalkan potensi

personal dan profesional

dirinya.

(20)

Apa itu Coaching?

Kemitraan (partnership)

§

Goal disepakati.

Proses kreatif

§

Percakapan dua arah.

§

Menggali fakta dan memunculkan ide.

Memaksimalkan potensi

§

Ada action plan.

(21)

§ Lidya (34 tahun), staff akunting.

§ Sering datang terlambat.

§ Kinerja menurun.

§ Menghadapi masalah pribadi dengan

suaminya.

§ Diajak berbicara untuk mengetahui

asal muasal persoalannya.

§ Diberi nasihat untuk ikhlas dan

sabar.

(22)

Masa Lalu Masa Kini Masa Depan

Counseling

Coaching

(23)

§ David (21 tahun), karyawan baru.

§ Diberikan pembekalan untuk

menguasai pekerjaan.

§ Diberikan tugas-tugas kecil agar ia

bisa praktek.

§ Dipantau secara rutin untuk

mengetahui perkembangannya.

§ Diajak berdiskusi untuk berbagi

pengalaman.

(24)

Individu menyadari apa saja yang

menghambat

kemajuan, merangkai ide dan mengatasi tantangan.

Individu menyerap ilmu, mempraktekkan dan menceritakan pengalaman. Individu belajar dari orang lain Individu belajar dari dirinya Mentor membekali Coach menfasilitasi

(25)

§ Radhit (35 tahun), sudah 5 tahun

bekerja.

§ Atasannya mempercayainya untuk

memberikan presentasi di depan

direksi.

§ Hasilnya kurang memuaskan.

Atasannya menjelaskan apa saja

kesalahannya dan memberitahu agar

lain kali ia bisa lebih baik.

§ Radhit mengangguk-angguk.

§ Ia berusaha mengerti dan berjanji

memperbaiki diri.

(26)

§ Radhit (35 tahun), sudah 5 tahun

bekerja.

§ Atasannya mempercayainya untuk

memberikan presentasi di depan

direksi.

§ Hasilnya kurang memuaskan.

§ Atasannya bertanya bagaimana

Radhit menilai presentasinya sendiri.

§ Ia digali ide-idenya agar

presentasinya lebih baik.

§ Atasannya pun memberikan tips

tambahan sebagai pelengkap.

(27)

Terminologi

Orang yang

memberikan coaching Orang yang mendapatkan coaching

(28)

How Do You Do Coaching?

1-on-1 coaching

§

Face-to-face atau

via phone.

§

Fokus pada

agenda

si individual.

(29)

How Do You Do Coaching?

Group Coaching

§

Face-to-face

dalam format

kelompok 3-8

orang.

§

Focus pada

agenda bersama.

(30)

LEADER AS COACH

§

Prinsip Leader as

Coach

§

Kapan Directing,

Mentoring, Coaching?

Hal. 17

(31)

Kita tetap membutuhkan seorang leader yang

mampu memegang kontrol dan memerintah.

Namun akan lebih baik bila gaya

kepemimpinan yang fokus pada hasil akhir ini

diimbangi dengan kemampuan mendengarkan,

memahami dan mengembangkan orang yang

dipimpinnya.

Leader as Coach

Mengutamakan kolaborasi dan kreatifitas, bukan

memerintah dan mengendalikan

(32)

DIRECTING

vs.

MENTORING

vs.

(33)

Directing

Diberikan ketika:

§ Menyelesaikan

masalah darurat

yang membutuhkan

keputusan cepat.

§ Menetapkan tujuan

jangka panjang.

§ Menetapkan

indikator kinerja.

Memberikan

arahan/petunjuk secara

jelas.

(34)

Mentoring

Diberikan ketika:

• Mendampingi seseorang

yang sedang mempelajari

pengetahuan dan skill

baru.

• Berbagi pengalaman dan

best practice.

• Memberikan saran atau

feedback untuk

pembelajaran.

Mengajari dan

membekali

(35)

Coaching

Diberikan ketika:

• Mengembangkan potensi orang

lain.

• Menfasilitasi perubahan

perilaku.

• Menyelesaikan masalah yang

membutuhkan eksplorasi.

• Mengidentifikasi peluang baru.

• Membuat strategi bersama.

• Mendorong orang lain

melampaui zona nyamannya.

Memberdayakan

dan

(36)

Tidak Tahu Tahu Lebih Tahu

Mentoring

§ Individu belajar dari orang lain.

§ Mentor mengajari.

Coaching

• Individu belajar dari dirinya.

• Coach menfasilitasi.

Coaching & Mentoring umum diberikan dalam konteks peningkatan

(37)
(38)

1. Berpasangan. Satu orang menjadi coach dan pasangannya menjadi coachee.

2. Sebagai coach, lakukan percakapan singkat 5 menit untuk kasus:

Coachee adalah individu yang tergolong rajin dan selalu mencapai target. Sebulan ini ia terkesan demotivasi.

Akibatnya beberapa pekerjaan yang ditugaskan padanya tidak terselesaikan sesuai tenggat waktu.

3. Di akhir percakapan, coachee memberikan feedback pada coach:

§ Bagaimana ia diperlakukan?

§ Apa yang ia dapat sebagai hasilnya? 4. Diskusikan hasilnya di kelas besar.

(39)

iGROW: Model Percakapan

Coaching

Mengatur proses

percakapan coaching

dalam alur yang logis dan

terstruktur.

(40)

§ Ada kejelasan agenda dan

tujuan yang ingin ingin

dicapai.

§ Melibatkan pemetaaan,

penggalian dan membangun

ide.

§ Bila momennya tepat, ada

sharing pengetahuan dan

pengalaman.

§ Diakhiri dengan kesepakatan

action plan dan komitmen.

(41)

i

GROW Model

G

R

O

W

Goal

Reality

Options

Will

i

Intention

(42)

Intensi atau niat Anda bukan untuk menghakimi atau menyalahkan orang lain, tapi untuk:

• Mendorongnya berpikir kreatif.

• Memberdayakan dan memaksimalkan potensinya. • Mencari solusi bersama.

Tipsnya adalah:

• Be present. Hadir utuh. Fokuskan perhatian Anda pada coachee, bukan solusi.

• Be patient. Sabar dan mengendalikan emosi. • Be curious. Bangun rasa ingin tahu dengan

menahan diri untuk menasihati atau memberikan saran.

(43)

G

Goal

§ Menyepakati topik pembicaraan § Menentukan kriteria keberhasilan Contoh pertanyaan:

“Apa yang ingin Anda bicarakan di sesi ini?” “Apa yang ingin Anda dapat dari pembicaraan ini?”

“Bagaimana Anda tahu jika sesi ini berhasil?” “Apa indikator keberhasilan dari sesi ini?”

(44)

R

Reality

§ Urai fakta-fakta yang terkait dengan situasi yang dihadapi.

§ Dengarkan dan ajukan pertanyaan terbuka untuk menggali situasinya lebih dalam.

Contoh pertanyaan:

“Apa yang Anda maksud dengan….?” “Apa yang jadi pertimbangan?”

“Apa tantangannya?”

“Apa yang telah Anda lakukan?” “Bagiamana hasilnya?”

(45)

O

Options

§ Membangun ide.

§ Menemukan alternatif pilihan.

§ (optional) Coach bisa sharing pengalaman. Contoh pertanyaan:

“Apa yang bisa Anda lakukan berbeda?” “Apa yang perlu berubah?”

“Apa yang bisa jadi opsi?” “Apa lagi?”

(46)

W

Will

§ Merumuskan action plan. § Membangun komitmen. Contoh pertanyaan:

“Apa yang akan Anda lakukan berikutnya?”

“Aktifitas apa yang bisa Anda kerjakan di minggu ini?”

“Perubahan kecil apa yang bisa Anda buat?” “Kapan Anda akan melakukannya?”

“Bagaimana saya tahu perkembangannya?” “Dukungan apa yang Anda butuhkan?”

(47)
(48)

2 Skill Dasar Coaching

(49)

Active Listening

u

Elemen penting saat

mendengarkan

u

Mendengarkan

dengan RASA

(50)

Mengapa kita tidak mendengarkan?

(51)

Bagus..! Luarbiasa…

Kereen Lanjut

(52)

Kita terbiasa berbicara dibanding

mendengarkan…

(53)

Noise di kepala kita seperti lalu

lintas yang tidak pernah berhenti

(54)

Self talk: noise yang paling

susah dikendalikan

Assumption Judgment

(55)

Penilaian kita terhadap orang lain dari sudut

pandang pribadi.

Judgment

Coachee Saya bingung dengan sikap atasan yang

maunya serba cepat. Padahal kan kita sudah punya prioritas mana duluan yang harus

dikerjakan…

Coach Mmm…barangkali atasan juga tidak menyadari soal ini ya. Mungkin kamu yang selama ini

kurang proaktif memberitahu dia soal prioritas itu. (Judgmental).

(56)

Pikiran kita yang menghubungkan cerita coachee

dengan pengalaman pribadi.

Asosiasi

Coachee Saya bingung dengan sikap atasan yang

maunya serba cepat. Padahal kan kita sudah punya prioritas mana duluan yang harus

dikerjakan…

Coach Saya punya pengalaman yang sama dulu. Akhirnya kita juga sebagai bawahan yang harus beradaptasi. (asosiatif).

(57)

Anggapan yang belum tentu benar dengan realita

sesungguhnya.

Asumsi

Coachee Saya bingung dengan sikap atasan yang

maunya serba cepat. Padahal kan kita sudah punya prioritas mana duluan yang harus

dikerjakan…

Coach Kelihatannya ada yang tidak beres di sini. Anda yang sudah punya prioritas harusnya bisa

bernegosiasi dengan atasan supaya kedua belah pihak bisa bekerjasama dengan baik. (asumtif).

(58)

Active Listening

Kata Kunci Emosi

Makna Tersirat

(59)

Elemen 1. Mendengarkan

Kata Kunci

Beberapa kata tertentu

yang mewakili inti cerita.

Ciri-ciri:

Diucapkan dengan

intonasi tertentu.

Menggunakan istilah

unik atau analogi.

Kadang diucapkan

lebih dari satu kali.

Tidak jarang disertai

(60)

Elemen 2. Merasakan Emosi

Perhatikan:

Kata-kata yang

mewakili emosi:

bingung, ragu, happy.

…..., tapi...

Bahasa tubuh.

Rasakan perubahan

energi.

(61)

Video

Active Listening:

Menangkap Kata Kunci dan

Emosi

(62)
(63)
(64)

1. Gunakan alur iGROW (lihat formulir). 2. Awali dengan 2 pertanyaan dasar:

“Apa yang Anda ingin bicarakan?”

“Apa yang ingin Anda dapat dari sesi ini?”

3. Dengarkan aktif:

§ Tangkap kata kunci. § Rasakan emosi.

4. Coba gali dengan pertanyaan “Apa” dan “Seberapa”, contoh: • Apa yang Anda maksud dengan …?

• …. yang seperti apa? • Apa tantangannya? • Apa kriterianya …? • Seberapa …?

(65)

Paraphrasing & Reflecting

Paraphrasing

§

Sampaikan kembali yang Anda dengar

menggunakan bahasa yang lebih singkat.

§

Gunakan kata-kata kunci yang persis sama.

Reflecting

§

Tambahkan sedikit interpretasi dari

pengamatan Anda.

§

Klarifikasikan kembali untuk memastikan

kebenarannya.

(66)

R

A

S

A

Receive - terima

Acknowledge - hargai

Summarise - ringkas

Ask – ajukan pertanyaan terbuka

(67)

Powerful Questioning

u

Mengajukan pertanyaan

berbobot

u

Memancing berpikir

kreatif

u

Contoh-contoh

pertanyaan

Hal. 43

(68)

Nyetir, asyik ngobrol,

menyerempet motor

(69)

Apakah Anda sudah berhati-hati?

Reaksi supir:

Menjawab iya, menyalahkan pemotor.

Mengapa Anda tidak berhati-hati?

Reaksi supir:

Defensif, merasa dikritisi.

Lain kali hati-hati ya?

Reaksi supir:

OK (tapi tidak menjamin berubah perilaku.)

§ Bagaimana kejadiannya? § Apa yang kamu perhatikan

saat itu?

§ Apa yang bisa memastikan kejadian seperti ini tidak terulang?

§ Apa yang perlu berubah? § Keadaan apa saja yang

perlu diantisipasi?

Mengubah Perilaku

Bandingkan 2 tipe pertanyaan ini:

Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan Terbuka dan Obyektif

(70)

Pertanyaan Berbobot

Diawali dengan:

§

Apa.

§

Seberapa.

§

Bagaimana.

§

Siapa.

§

Kapan.

§

Dimana.

Lihat halaman 49-53

(71)

BUKAN Pertanyaan Berbobot

Pertanyaan Tertutup

§ Apakah? Pernahkah? Sudahkah? Ya atau

tidak?

§ Pertanyaan tertutup sesekali digunakan

hanya untuk mengecek kebenaran. Bukan

untuk menggali.

Pertanyaan Menjurus (Leading Question)

§ Dipengaruhi oleh judgment/asumsi pribadi.

§ Bertendensi menghakimi.

(72)

Video

Powerful Questioning:

Pertanyaan Terbuka dan

Eksploratif

(73)

Pertanyaan Tertutup vs. Terbuka

Kenapa pekerjaan kamu

belum selesai?

Apa yang bisa membantu

kamu agar pekerjaan selesai?

Ada pertanyaan tentang topik ini?

Bagaimana kamu memahami topik ini?

Kenapa hal itu sampai terjadi?

Apa penyebabnya?

Apakah ini benar atau salah?

(74)

Pertanyaan tertutup

(75)

Contoh Pertanyaan Berbobot

Mendapatkan Kejelasan

“Apa yang dimaksud dengan….?”

“Apa yang menjadi pertimbangan?”

“Apa yang menjadi prioritas Anda?”

“Apa alasannya?”

Mencari Substansi

“Apa yang menjadi kendala?”

“Apa yang menjadi tantangan?”

“Apa yang sesungguhnya terjadi?”

(76)

Menggali

“Apa yang mendorong Anda melakukannya?”

“Apa yang Anda pelajari dari pengalaman ini?”

“Apa yang Anda tuju dari tindakan itu?

“Apa yang Anda rasakan ketika itu terjadi?”

“Apa yang menjadi kriteria dari…….?”

Keinginan

“Apa yang Anda harapkan?”

“Apa yang Anda inginkan?”

“Idealnya seperti apa?”

(77)

Perencanaan

“Apa rencana Anda?”

“Selanjutnya bagaimana?”

“Tindakan apa yang akan Anda ambil?”

“Langkah apa yang Anda akan ambil di minggu ini?”

Review

“Apa yang sudah dikerjakan?”

“Bagaimana hasilnya?”

“Apa yang dianggap sulit?”

“Apa yang menghalangi pencapaian?”

“Apa yang Anda pelajari?”

(78)

Membangun Ide

“Apa ide Anda?”

“Opsi apa saja yang tersedia?”

“Apa yang bisa Anda lakukan berbeda?”

“Bagaimana Anda akan mengatasinya?”

Implementasi

“Kapan Anda akan melakukannya?”

“Seberapa sering?”

“Bagaimana mengukur keberhasilannya?”

“Support apa yang Anda butuhkan?”

(79)
(80)

1. Gunakan alur iGROW.

2. Awali dengan 2 pertanyaan dasar:

“Apa yang Anda ingin bicarakan?”

“Apa yang ingin Anda dapat dari sesi ini?”

3. Dengarkan aktif:

§ Tangkap kata kunci.

§ Rasakan emosi.

§ Fokus pada coachee, bukan pada solusi.

4. Ajukan pertanyaan berbobot untuk menggali

ceritanya lebih dalam (gunakan template

pertanyaan di formulir).

(81)

Debrief

WWW

What Went Well

Apa yang sudah bagus…

EBI

Even Better If

(82)

Ciri-Ciri Pertanyaan Berbobot

§

Merupakan hasil mendengarkan aktif.

§

Tidak dipengaruhi asumsi/judgment

pribadi.

§

Mulai dengan apa, seberapa,

bagaimana, kapan, siapa, dimana.

§

Membuat lawan bicara (coachee)

berpikir: mengingat, merenung,

merangkai ide.

(83)

§

Review Day 1

§

Designing Action

§

Managing Progress

§

Four Faces of Coach

§

Impact Planning

(84)

Download this presentation at:

(85)

Reflection from the Learning

Apa saja yang Anda ingat?

________________________

________________________

________________________

Bagaimana

mengaplikasikannya?

________________________

________________________

________________________

(86)

6 Basic “Mistakes”

1. Tidak menanyakan

apa yang ingin

didapat.

2. Tidak menangkap

kata-kata kunci

(keywords)

3. Terjebak pada drama

si coachee

4. Terburu-buru memberi

saran atau solusi

5. Bertanya close-ended

6. Terlalu banyak bicara

1. Tanya, “Apa yang ingin

didapat dari sesi ini?”

2. Dengarkan kata-kata

dan intonasi

3. Netral, obyektif, terus

dengarkan

4. Dengarkan, fokus pada

coachee, baru

bertanya.

5. Gunakan awalan “Apa”

6. Sabar, bangun rasa

(87)

Pertanyaan Berskala

10 1

“Dari skala 1 sampai 10, seberapa yakin Anda mampu mengatasi tantangan ini?”

“Apa yang jadi kriteria di skala tersebut?” “Idealnya Anda ada di skala berapa?”

(88)

Video

Pertanyaan Berskala:

Memetakan gap terhadap

kondisi ideal yang ingin

dicapai.

(89)

Yang perlu

berubah adalah

Coachee, bukan orang

lain.

Tidak terpancing

membicarakan pihak lain

yang mungkin menjadi

alasan penghambat.

Be curious and

non-judgmental.

Fokus pada Coachee,

bukan pada Solusi

(90)

Layout Sesi Coaching

Meja

Kurang

Ideal

Tidak dianjurkan

Meja

Ideal

Meja

(91)

§

Brainstorming

§

Promoting self discovery

§

Exploring concerns

§

Challenging assumption

DESIGNING ACTION

(92)

Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 berikutnya Sesi

Ac#on Plan

Ac#on Plan

Ac#on Plan

Coaching yang Berkesinambungan

Coach membantu coachee merumuskan tindakan

yang mendekatkan dirinya pada tujuan (goal).

(93)

Promoting Self Discovery

Contoh pertanyaan:

“Apa yang akan Anda

lakukan setelah sesi ini?”

“Apa yang bisa menjadi

tindak lanjut?”

“Langkah sederhana apa

yang bisa Anda lakukan?”

Mendorong coachee untuk

mengambil tindakan

(94)

Video

Experimentation:

Mendorong coachee untuk

mengambil tindakan

(95)

Brainstorming

Contoh pertanyaan:

“Apa yang perlu

berubah?”

“Apa ide Anda?”

“Apa yang perlu

dipersiapkan?”

“Apa yang Anda

butuhkan dari saya?”

§

Bertukar pikiran untuk

menemukan ide.

§

Coach bisa berbagi tips

(96)

Video

Brainstorming

§ Tukar pikiran untuk

menemukan ide.

(97)

Exploring Concerns

Contoh pertanyaan:

“Seberapa yakin ide Anda ini

dapat terealisasi?”

“Apa saya yang patut

dipertimbangkan?”

“Bagaimana dengan faktor

risiko dan biaya?”

Memetakan jika ada hal

yang patut diperhatikan

(98)

Challenging Assumption

Contoh pertanyaan:

“Apa yang membuat Anda

berpikir ini mungkin/tidak

mungkin?”

“Bagaimana jika targetnya

diperbesar?”

“Alternatif apa yang bisa

Anda pikirkan?”

Mendorong coachee

keluar dari comfort zone,

jika Anda melihat ia

(99)
(100)

1. Gunakan alur iGROW.

2. Dengarkan aktif:

§ Tangkap kata kunci.

§ Rasakan emosi.

3. Ajukan pertanyaan berbobot untuk menggali

ceritanya lebih dalam (gunakan template

pertanyaan di formulir).

4. Fokus pada coachee, bukan pada solusi.

5. Gali: keinginan, harapan, hambatan, tantangan,

ide dan pemikirannya.

6. Sabar, sabar, sabar.

(101)
(102)

FOUR FACES OF COACH

§

Empat Wajah Coach

§

Menggunakan Gaya

Coaching Situasional

(103)

MENTOR CHALLENGER

(104)

Fleksibilitas 4 Wajah Coach

Level kompetensi diukur berdasarkan:

§

Knowledge and skills, kemampuan spesifik

yang telah dikuasai terkait dengan task yang

dikerjakan ATAU goal yang diharapkan

tercapai.

§

Transferable skill, kecakapan umum seperti

komputer, komunikasi, membangun relasi,

dll.

Petakan level kompetensi coachee yang terkait

secara spesifik dengan task/goal.

(105)

LEVEL KOMPETENSI COACHEE

Mentor Facilitator Challenger Supporter

Rendah Sedang-ke-Tinggi Tinggi

EMPAT WAJAH COACH

Lihat hal. 92-94 untuk memahami kebutuhan coachee untuk masing-masing gaya coaching.

(106)

MENTOR

CHALLENGER

FACILITATOR

SUPPORTER

• Define goals & timeline • Develop plan & priorities • Define roles & boundaries • Teaching/telling how

• Observe & monitor • Give feedback • Active listening • Powerful questioning • Reframing • Facilitating • Encouraging feedback • Collaborating • Appreciating • Active listening • Powerful questioning • Reframing • Challenging assumption • Exploring concerns • Reassuring • Delegating • Allowing/trusting • Confirming • Empowering • Affirming • Acknowledging

• Providing new opportunities

COACHING SKILLS

(107)

Video: Gaya Coaching Situasional

Lihat video ini dan

jawab sama-sama.

(108)

Video: Gaya Coaching Situasional

Lihat video ini dan

jawab sama-sama.

(109)

Important Notes

Di semua gaya coaching, Anda tetap:

§

Menyepakati tujuan coaching secara

obyektif.

§

Mengamati kemajuan coachee dan

memantau perkembangannya.

§

Secara rutin memberikan feedback untuk

memastikan ia selalu on-track terhadap

tujuan yang ingin dicapai.

§

Membantu coachee melakukan perubahan

perilaku (behavior).

(110)
(111)

§

Mereview kemajuan

§

Memberikan feedback

MANAGING PROGRESS

(112)

Periode Coaching 3 Bulan Progress Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Goal yang dituju Review & Feedback Review & Feedback Final Review & Feedback

(113)

Mereview Kemajuan Coaching

Lakukan di awal sesi kedua dan selanjutnya:

“Apa yang bisa diceritakan dari sesi terakhir kita?”

“Bagaimana perkembangannya?”

“Apa yang menjadi pembelajaran?”

“Apa masukan Anda bila coaching kita bisa lebih baik?”

“Apa yang perlu diselaraskan?”

(114)
(115)

Reflection from the Learning

Apa pentingnya feedback?

____________________________________________

________________________________________

Bagaimana memberikannya dengan benar?

____________________________________________

________________________________________

Bagaimana nanti Anda mempraktekkannya?

____________________________________________

________________________________________

(116)

Giving Feedback

Feedback Apresiatif

Menghargai (acknowledge) perkembangan positif si

coachee:

§

“Say it, when you see it”. Langsung berikan pujian

begitu Anda menyaksikannya.

§

Bila tidak bisa diberikan langsung, tunggu hingga di

akhir hari atau pada saat review coaching bersama.

Prinsipnya: jangan lupa!

§

Feedback bersifat spesifik terhadap hal positif yang

Anda lihat.

(117)

Video: Coaching untuk feedback

Feedback yang

apresiatif

(118)

Giving Feedback

Feedback Konstruktif

Bersifat perbaikan dan menyelaraskan kembali dengan

tujuan coaching (re-direct):

§

“Make it private, make it positive”. Lakukan berdua,

tanpa ada orang lain. Tunggu saat yang tepat, tidak

diberikan langsung.

§

Gunakan bahasa positif. Spesifik terhadap

kesalahan saat itu. Tidak ditambah dengan asumsi

pribadi atau cerita drama dari masa lalu.

(119)

Video: Coaching untuk feedback

Feedback yang

konstruktif

(120)
(121)
(122)

1. Gunakan alur iGROW.

2. Dengarkan aktif dan ajukan pertanyaan

berbobot.

3. Fokus pada coachee, bukan pada solusi.

4. Gali: keinginan, harapan, hambatan, tantangan,

ide dan pemikirannya.

5. Bantu coachee merumuskan rencana tindakan

(action plan).

6. Pastikan ia punya komitmen.

7. Sabar, sabar, sabar.

(123)

Impact Planning

§

Membuat perencanaan efektif

(124)

Dalam konteks kerjasama

tim, perencanaan dibuat

untuk memperjelas:

1.Tujuan yang ingin dicapai

(goal) & prioritasnya.

2.Siapa yang akan

mengerjakan.

3.Bagaimana mengukur

keberhasilannya.

(125)

1. Buat kelompok 5-6 orang.

2. Secara bergantian masing-masing orang menfasilitasi

pelaksanaan Impact Planning. Gunakan template pertanyaan berikut ini:

1. Apa rencana Anda sebagai tindak lanjut training ini? Apa prioritasnya (tinggi – sedang – rendah)?

2. Hasil apa yang Anda harapkan dari rencana Anda ini? 3. Apa saja kriteria keberhasilannya?

4. Apa yang menjadi tantangan, bila ada?

5. Apa yang perlu dipersiapkan untuk mengatasinya?

6. Apa yang akan Anda lakukan dalam waktu paling dekat ini? 3. Coach mendengarkan dan memperhatikan kata kunci. Coach

mungkin perlu mengganti template pertanyaan di atas (sesuai dengan arah pembicaraan)

(126)

THANK Y YOU!

Coaching Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Kasus korupsi di lingkungan pemerintahan terbukti pada hasil audit BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2010 yang menyatakan bahwa

Hal ini didukung dengan banyaknya skala produksi rokok yang dihasilkan baik oleh kedua perusahaan rokok tersebut sehingga memungkinkan bagi Indonesia untuk memasuki

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deskripsi kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil uji organoleptik dan daya terima masyarakat es krim

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis yang telah dilakukan terhadap kegiatan bisnis yang sedang berjalan ditemukan tiga proses bisnis yang penting dalam perancangan

Merujuk seperti yang dikemukakan oleh Baumrind (dalam Santrock,2002), adalah bahwa jenis pola asuh yang terbanyak pada siswa-siswi SMKN 7 Tangerang yakni otoritatif

Processor Intel Celeron merupakan processor yang dikeluarkan sebagai processor yang ditujukan untuk pengguna yang tidak terlalu membutuhkan kinerja processor yang lebih

Setelah pengujian menghasilkan nilai yang valid pada tiap-tiap tes yang dilakukan, kemudian dilakukan pendokumentasian nilai akhir pengujian dan mencatatnya dalam tabulasi

Dengan menggunakan software Cinebench, rendering test yang diuji bisa dijalankan processor ini dengan sangat cepat, yaitu kurang lebih 3x dari kecepatan rendering