• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA OVERCLOCKING PROSESSOR INTEL CORE 2 DUO E7400 PADA MOTHERBOARD CHIPSET INTEL P45 DAN P43. Naskah Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA OVERCLOCKING PROSESSOR INTEL CORE 2 DUO E7400 PADA MOTHERBOARD CHIPSET INTEL P45 DAN P43. Naskah Publikasi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA OVERCLOCKING PROSESSOR INTEL CORE 2 DUO

E7400 PADA MOTHERBOARD CHIPSET INTEL P45 DAN P43

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Imam Taufiq

05.12.1211

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2010

(2)
(3)

PERFORMANCE ANALYSIS OF PROCESSOR OVERCLOCKING INTEL

CORE 2 DUO E7400 ON INTEL CHIPSET MOTHERBOARD P45 AND P43

ANALISIS KINERJA OVERCLOCKING PROSESSOR INTEL CORE 2 DUO

E7400 PADA MOTHERBOARD CHIPSET INTEL P45 DAN P43

Imam Taufiq

Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

All pheriperal can be installed and upgrade capability of the motherboard is determined by the chipset used. Chipset is also useful to know how much the motherboard ability in handling overcklocking processor, VGA and RAM memory performance, because a chipset determine the speed of FSB (Front Side Bus), memory bus and graphics bus.

This research is based to determine the effect of P45 and P43 chipsets used on the performance and stability of the system that has been overclockable based Intel Wolfdale 45nm fabrication (Core 2 Duo E7400). Performance measurement is to measure the ratio of bandwidth data on pheriperals that connected to Northbridge and Southbridge, and several classification tests using benchmarking software.

In this thesis, researcher tried to describe the subjects of each classification test and the results are intended to illustrate the influence using P45 and P43 chipsets on the systems that were overclocked.

(4)

1. Pendahuluan

Pada motherboard terdapat berbagai macam chipset yang beredar, salah satunya

chipset Intel P45 dan P43. Chipset P45 adalah chipset mainstream terakhir untuk soket

LGA775 (Core 2 Duo dan Core 2 Quad) dan lebih ditujukan untuk overclocking. Disamping lebih mengedepankan kestabilan kinerja dalam overclocking, chipset P45 ini juga memberikan sederet fitur-fitur serta perbaikan teknologi yang memudahkan serta memanjakan para usernya dalam melakukan overclock. Sedangkan chipset P43 merupakan versi downgrade dari chipset P45 dimana terdapat beberapa pengurangan fitur yang terdapat di dalamnya.

Pada prosessor, teknologi manufaktur menjadi acuan perbedaan mendasar antar prosessor. Prosessor fabrikasi 45nm merupakan salah satu jajaran dalam prosessor Intel, dimana prosessor ini menjanjikan performa yang cukup signifikan dengan penambahan jumlah core, kapasitas cache memory, reduksi daya dan lain sebagainya. Teknologi ini membuat prosessor menjadi lebih hemat energi dan tidak mudah panas. Penggunaan teknologi ini otomatis membuat prosessor dari jajaran Intel dengan codenamed Wolfdale-3M menjadi salah satu prosessor yang populer dan sangat baik untuk dilakukan proses overclocking.

Dari peningkatan kinerja masing – masing peripheral diatas maka penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa peningkatan yang didapat serta kestabilan pada prosesor Intel fabrikasi 45nm serta pengaruh dan perbandingan kinerja tiap – tiap peripheral menggunakan motherboard chipset P45 dan P43 pada sistem yang ter-overclock. Maka dari itu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Overclocking Prosessor Intel Core

2 Duo E7400 Pada Motherboard Chipset Intel P45 Dan P43”.

2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Overclock

Secara umum bahasa overclock disusun dari dua kata yaitu over dan clock, “over” dalam kamus bahasa Inggris berarti “diatas” atau “melampaui”, sedangkan “clock” menyatakan “clock crystal” yang mengontrol kecepatan prosessor. Maka overclock berarti melampaui kecepatan clock, agar bagaimana komputer berjalan lebih cepat dengan default kecepatan komputer standar. Jadi overclock adalah suatu cara untuk dapat memaksimalkan

(5)

kinerja pada CPU agar komputer dapat bekerja lebih cepat dari spesifikasinya atau yang diperoleh dari bawaan pabrik.

2.2 Tujuan Overclock

Tujuan utama overclock bukanlah mencari speed yang setinggi-tingginya dari clock prosesor, tetapi mencari speed stabil tertinggi dari sebuah sistem dari prosessor. Dengan melakukan overclocking , kinerja sebuah komputer akan lebih cepat dan lebih nyaman dinikmati dan performa perangkat akan meningkat. Fungsi yang terakhir inilah tujuan paling umum digunakan. Karena tersedianya perangkat tambahan hampir semuanya tersedia, serta didukung oleh perusahaan motherboard untuk memasukan sistem overclock pada BIOS.

2.3 Pembagian Level Overclock

Overclocking itu sendiri dibagi menjadi 3 level yaitu : Overclocking, Real Safe-Overclocking dan Extreme-Safe-Overclocking, yang tiap – tiap level mempunyai cara & tujuan

yang berbeda-beda.

2.3.1 Safe Overclocking

Safe Overclocking merupakan level overclocking terendah. Pada level ini konteks

optimalisasi yang dilakukan hanya akan mengubah settingan dari FSB memori terhadap FSB prosessor dan timing memori tanpa mengubah voltase dari memori maupun prosessor.

Peripheral pendukung yang digunakan juga tergolong dalam kelas value. Pada level ini

peningkatan yang didapat kurang dari 10 % kecepatan standar prosessor tersebut.

2.3.2 Real Safe Overclocking

Tahapan selanjutnya selain mengubah settingan FSB prosessor dan timing memori, penambahan voltase adalah hal wajib. Dengan penambahan voltase maka akan berpengaruh terhadap suhu komponen yang ter-overclock. Maka penggunaan peripheral kelas premium (mainstream) wajib digunakan seperti Power Supply Unit (PSU), Memory, Air

(6)

Peningkatan yang dihasilkan terbilang besar, antara 25 – 40 % dari kecepatan standar prosessor tersebut.

2.3.3 Extreme Overclocking

Pada level ini kecepatan maksimal dan tertinggi adalah hal mutlak. Dimana prosessor dijalankan sampai batas limit terakhir. Penggunaan peripheral high-end dan teknologi terbaru mendukung dilakukannya Extreme-Overclocking. Efek peningkatan suhu panas secara ekstrim dapat dinormalkan dengan penggunaan cooling yang ekstrem juga, contohnya nitrogen cair (Liquid Nitrogen). Peningkatan performa yang dihasilkan juga meningkat 2x lipat atau bahkan lebih dari kecepatan standar prosesor tersebut.

2.4 Intel Core 2 Duo

Pada desain kali ini Core 2 sangat berbeda dengan NetBurst. Pada NetBurst yang diaplikasikan dalam Pentium 4 dan Pentium D, Intel lebih mengedepankan clock speed yang sangat tinggi. Sedangkan pada arsitektur Core 2 yang baru tersebut, Intel lebih menekankan peningkatan dari fitur-fitur dari CPU tersebut, seperti cache size dan jumlah dari core yang ada dalam prosessor Core 2. Pihak Intel mengklaim, konsumsi daya dari arsitektur yang baru tersebut hanya memerlukan sangat sedikit daya jika dibandingkan dengan jajaran prosessor Pentium sebelumnya. Prosessor Intel Core 2 mempunyai fitur antara lain EM64T,

Virtualization Technology, Execute Disable Bit, dan SSE4. Sedangkan, teknologi terbaru

yang diusung adalah LaGrande Technology, Enhanced SpeedStep Technology, dan Intel

Active Management Technology (iAMT2).

2.5 Chipset Motherboard

Chipset pada motherboard berfungsi untuk mengatur aliran data dari satu komponen

ke komponen yang lain. Misalnya mengarahkan data dari CPU menuju VGA card maupun

memory, serta mengarahkan data melalui bus PCI, drive IDE dan port I/O. Selain mengatur

aliran data, chipset juga ikut menentukan piranti apa saja yang dapat didukung oleh PC tersebut, serta turut menentukan kecepatan FSB (Front Side Bus), bus memori, bus grafis, kapasitas serta tipe memori yang dapat didukung oleh motherboard yang bersangkutan, dan menentukan standart IDE, juga tipe port yang didukung oleh sistem.

(7)

Dalam motherboard, biasanya terdapat dua macam chipset, yaitu North Bridge yang berfungsi sebagai pengatur aliran data dari komponen utama yaitu CPU, memory, dan VGA.

South Bridge yang berfungsi sebagai pembantu proses yang dijalankan oleh Northbridge

yaitu pengaturan I/O (mouse dan keyboard), mengontrol bus IDE, PCI, HDD, FDD, Sound, LAN dan komponen pendukung lainya. Kinerja Southbridge lebih lambat dari Northbridge dan informasi dari CPU harus melewati Northbridge sebelum sampai ke Southbridge.

Gambar 2.1 Diagram Kerja Chipset Motherboard

3. Analisis

3.1 Analisis Masalah

Arsitektur Core lahir dari perpaduan teknologi prosessor desktop (Pentium4) dan

notebook (Banias). Intel mengkombinasikan FSB tinggi & Quad Pumped Bus yang ada pada

arsitektur Netburst (prosessor desktop), dengan efisiensi daya serta teknik dynamic

execution & pipeline pendek yang ada pada arsitektur prosessor notebook. Hasilnya adalah

peningkatan kinerja yg oleh Intel diklaim sebesar 40% sekaligus penghematan daya sebesar 40%. Prosessor Wolfdale/Wolfdale-3M merupakan prosessor dengan fabrikasi 45nm dan memiliki FSB yang cukup tinggi yaitu 1066 Mhz. Sehingga untuk menjalankan prosessor ini dibutuhkan chipset yang dapat menjalankan FSB yang cukup tinggi pula. Pada jajaran

(8)

chipset Intel, chipset yang dirancang untuk menjalankan prosesor jenis ini antara lain Intel

G31/G33, Q31/Q33 (entry level), Intel P31/P35 P41/P43/P45 (mainstream level) dan Intel X38/X48 (extreme level).

Bagian chipset (North Bridge dan South Bridge) merupakan bagian terpenting dalam

motherboard. Fungsi dari chipset adalah mengatur arus data. Semua data yang dibutuhkan

atau membutuhkan oleh komponen yang perlu untuk di salurkan. Penyaluran ini dinamakan "Bus".Bus ini membawa data kemana data itu diperlukan melalui chipset. Dengan besarnya data yang di atur oleh chipset maka penting untuk mengetahui chipset yang mana yang terbaik. Karena penggunaan chipset akan memepengaruhi kinerja dari komputer secara keseluruhan. Chipset yang lambat dapat merusak kecepatan keseluruhan sistem, seperti CPU yang lambat dan memori yang lambat. Rancangan yang baik pada sebuah chipset adalah northbridge yang dapat menjaga keseimbangan kerja CPU, yaitu dengan tidak menjaga agar tidak terjadi peristiwa yang dinamakan bottleneck.

3.2 Kebutuhan Hardware 3.2.1 Prosesor

Prosessor merupakan sasaran utama dari overclock. Dasar meng-overclock prosessor dilakukan dengan menaikkan FSB atau merubah multiplier dari prosessor, yang akan mengubah Clock atau Speed dari prosessor. Prosessor Intel Core 2 Duo E7400 mempunyai default core clock sebesar 2.8 GHz yang merupakan salah satu prosessor Intel dengan codename Wolfdale dimana prosessor ini telah menggunakan teknologi fabrikasi 45nm dan mempunyai L2 cache 3MB.

3.2.2 Motherboard

Merupakan bagian utama dari strukutur komputer yang mengikat semua komponen menjadi satu. Fungsi utamanya yaitu untuk menyimpan chip microprosessor komputer dan menghubungkannya komponen komponen lain melalui slot atau port. Pada motherboard bagian terpenting adalah chipset. Chipset ini berguna untuk mengetahui seberapa besar kemampuan motherboard dalam membantu overcklocking kinerja prosessor. Pada pengujian

(9)

3.2.3 Display Card (VGA)

GPU (Graphics Processing Unit) adalah komponen penting ketiga setelah prosessor dan chipset. Prosessor utama atau CPU bukanlah satu-satunya komponen yang bisa

di-overclock. Prosessor grafis pada kartu VGA (GPU) juga bisa ditingkatkan kecepatannya,

demikian pula memori grafisnya. Berbeda dengan overclock prosesor dan memori RAM,

overclock VGA dilakukan dengan bantuan peranti lunak atau biasa disebut dengan teknik Overclocking On The Fly. Dalam pengujian ini digunakan VGA Power Color HD3650.

3.2.4 Memory (RAM)

Memory yang menjadi salah satu komponen terpenting dalam melakukan overclock.

Biasanya overclock prosessor dilakukan dengan menaikkan Bus atau Front Side Bus (FSB) dari prosessor yang juga akan menaikkan bus memory. Sehingga apabila memory tidak mampu berjalan pada bus yang diminta oleh motherboard atau prosessor maka akan timbul kesalahan (error). Spesifikasi dari memory biasanya ditulis sebagai SPD (Serial Presence

Detect), berupa tegangan default dan timing defaut dari memory yang bersangkutan. Motherboard akan menggunakan SPD ini untuk mengatur seting memory yang dipasang

secara otomatis. Memory yang digunakan dalam penelitian ini adalah Adata Gaming Series PC800 2GB.

3.2.5 Hard Disk

Penyimpanan data permanent atau yang biasa disebut hard disk merupakan salah satu peripheral yang ikut di uji dalam penelitian ini. Digunakan untuk menguji pengaruh

chipset Southbridge terhadap bandwidth data dari port hard disk dalam kinerja overclocking.

Tipe hard disk yang digunakan yaitu Seagate 80GB Barracuda 7200 ATA.

3.2.6 Power Supply

Power supply sebenarnya bukan komponen yang umum di-overclock tapi sering

menjadi penentu kesuksesan hasil overclock. Power supply yang baik adalah power supply yang mampu memberikan daya listrik yang diminta komponen PC secara stabil. Makin tinggi

(10)

komponen-komponen tersebut. Untuk kebutuhan daya digunakan PSU Seasonic S12II 500Watt Pure Power.

3.2.7 Cooling

Musuh utama overclock adalah panas, jadi pendinginan yang baik adalah hal mutlak. Suhu komponen yang terlalu panas akan berakibat pada ketidakstabilan sistem, rusaknya komponen bahkan dapat mengakibatkan komponen tersebut tidak berfungsi lagi. Untuk mengendalikan suhu komponen yang di-overclock dapat ditempuh dengan mengganti HSF (Heat Sink Fan) dengan yang berukuran lebih besar dan lebih cepat, menggunakan Water

Cooling atau yang lebih ekstrim dengan menggunakan Dry Ice atau Liquid Nitrogen. Pada

pengujian ini digunakan Heat Sink Fan Xigmatex S1283 Red Scorpion.

3.3 Kebutuhan Software 3.3.1 Windows XP SP 2

Windows XP merupakan sistem operasi yang cukup kompatibel terhadap perubahan – perubahan atau kenaikan performa dari hardware yang di-overclock. Salah satu alasan utama memilih sistem operasi Windows XP karena kebanyakan produsen hardware memberikan update driver hardware untuk platform base XP, yang tentunya dengan

meng-update driver akan mendapatkan peningkatan performa yang baik. Aplikasi benchmarking

umumnya juga berjalan pada Windows XP.

3.3.2 SisoftSandra Lite 2009 SP2

SiSoftware merupakan software yang memiliki opsi pengujian yang kompleks dan lengkap. Hampir semua opsi pengujian Tab Menu Benchmark beserta sub-opsinya dipakai untuk menguji kemampuan hardware pada pengujian overclock ini. Beberapa menu tes yang digunakan dalam software ini yaitu Processor, Memory Controller, Video Adapter dan

Storage Device.

3.3.3 PC Mark 05

Merupakan software benchmark untuk melihat keseluruhan performa dari sebuah sistem komputer. Digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan sebuah sistem untuk melakukan berbagai tasks yang biasa digunakan sehari-hari seperti mendengarkan musik,

(11)

melihat video, menulis/mengetik, browsing, gaming, video editing dan lain-lain. Pada PCMark 05 ini beberapa benchmarking test yang dilakukan antara lain System Test Suite, CPU Test

Suite, Memory Test Suite, Graphic Test Suite dan HDD Test Suite.

3.3.4 3DMarks 06

3DMark 06 merupakan software benchmark yang lebih khusus dalam mengolah grafis dari VGA. Pada sesi ini digunakan software benchmark 3DMark 06 untuk menguji kinerja kartu grafis terhadap chipset yang dipakai. Sistem penilaian pada 3DMark 06 adalah sistem skor (Scoring Result). Tidak hanya VGA namun CPU dan peripheral lain juga sangat berpengaruh dalam benchmark ini. Bahkan CPU dan latency chipset sangat menentukan score 3DMark 06. Pada software benchmark ini terdapat beberapa pengujian yang digunakan antara lain SM 2.0 Graphic Test, CPU Test, HDR/SM 3.0 Graphic Test, Feature

Test dan Batch Size Test.

3.3.5 Cinebench R10

Rendering test digunakan untuk menguji kestabilan sistem dari prosessor dalam

melakukan rendering. Kestabilan menjadi hal penting dalam pengujian ini karena apabila sistem tidak stabil maka sistem akan mengalami restart dengan sendirinya. Pada software ini terdapat 2 macam pengujian yaitu CPU Benchmark dan OpenGL Benchmark.

3.3.6 SuperPi 1.5

SuperPi merupakan salah satu stressing software yang melakukan kalkulasi angka – angka desimal. Proses kalkulasi ini berjalan untuk memenuhi beban prosessor dalam mengkalkulasi angka – angka yang bertujuan untuk melakukan tes terhadap performa dan kestabilan dari komponen PC. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk mengetes apakah komponen yang dites tersebut bekerja secara stabil atau tidak. Jika sebuah PC mampu mengalkulasi PI sampai angka 32 juta di belakang koma tanpa kesalahan, maka dipastikan komponen tersebut bekerja secara stabil. Dalam kasus ini, software SuperPi digunakan untuk mengukur kinerja RAM dan CPU.Tes SuperPi dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh latency chipset dalam melakukan penghitungan Pi.

(12)

3.3.7 Everest Ultimate v.5

Pada saat melakukan optimizing dan tweaking, aplikasi ini memberikan informasi mengenai overclocking, hardware monitoring, dan kemampuan diagnostic untuk memeriksa apa efek yang ditimbulkan penggunaan chipset pada setting yang ada pada PC. Selain berfungsi untuk identifikasi spesifikasi peripheral komputer secara detail, software ini juga memiliki fungsi untuk menguji module memory (RAM). Pada opsi benchmark, pengujian yang dipakai untuk menguji module memory (RAM) pada software ini terdiri atas 4 sub-opsi yaitu

Memory Read, Memory Write, Memory Copy dan Memory Latency.

3.3.8 CPU-Z

CPU-Z merupakan suatu software yang mengidentifikasi berbagai peripheral yang digunakan pada sebuah sistem komputer. Opsi – opsi identifikasi ini sangat lengkap dan membantu dalam mengetahui fitur – fitur pada peripheral, teknologi maupun standart setting dari setiap detail hardware.

3.3.9 GPU-Z 0.3.5

GPU-Z merupakan suatu software yang mengidentifikasi peripheral kartu grafis (VGA) yang digunakan pada sebuah sistem komputer. Terdapat beberapa informasi yang ada pada software ini antara lain Memory Size, Bus Bandwidth, GPU Clock dan Memory

Clock VGA.

3.3.10 OCCT v3.1.0

OCCT merupakan salah satu program stressing komputer dimana cara kerja yang dilakukan dengan memenuhi beban kerja prosessor untuk bekerja secara maksimal. Pada pengujian ini dilakukan untuk menguji kestabilan sistem dari hasil pengaturan setting BIOS. Yang dimana hasil output berupa tabel – tabel suhu CPU, suhu GPU dan Vcore pada tiap menit dan beban kerjanya.

(13)

3.3.11 Riva Tuner 2.2.4

Pada overclock VGA digunakan teknik Overclocking On The Fly dimana proses

overclocking menggunakan software third party. Software yang digunakan yaitu Riva Tuner.

Pada software ini terdapat opsi untuk mengatur Core clock dan Memory clock kartu grafis (VGA). Selain itu juga terdapat opsi untuk pengaturan kecepatan fan (kipas) pada VGA.

3.4 Langkah – langkah Penelitian, Pengujian dan Penghitungan Kinerja Chipset

Pada tahap awal adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam pengujian pengaruh chipset yang digunakan dalam proses overclocking antara lain :

1. Pada tahap awal dilakukan instalasi sistem operasi Windows XP SP 2 sebagai

platform base. Yang kemudian dilanjutkan dengan update BIOS dan driver VGA.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan/kerusakan (bug) yang ada dan untuk lebih mendapatkan kinerja yang maksimal.

2. Setelah proses instalasi selesai, hal yang dilakukan selanjutnya ialah identifikasi dan bencmarking secara default pada masing-masing peripheral dengan menggunakan software - software yang telah disebutkan diatas. Setelah diidentifikasi kemudian mendokumentasikan hasil identifikasi melalui print screen image yang di dokumentasikan di bagian Lampiran.

Dalam proses overclocking hal pertama yang dilakukan yaitu mencari titik maksimal clock speed dari prosessor yaitu dengan cara mengubah settingan beberapa parameter di BIOS. Clock Speed prosessor dapat dihitung dengan perkalian antara FSB dengan Multiplier.

3. Jika berhasil booting dan masuk Windows lakukan stressing test dengan menggunakan software OCCT 3.1.0. Apabila dalam tes ini menunjukkan kestabilan maka lakukan penambahan FSB sebanyak 5 point. Tetapi apabila menunjukkan ketidakstabilan maka perlu dilakukan penambahan voltase prosessor, memori maupun chipset.

4. Selanjutnya mencari nilai maksimal clock memory, mencari maksimal speed memori dilakukan dengan mengubah nilai timing dan voltase memori. Dalam pengujian ini digunakan timing memori 5-5-5-14. Rasio DRAM:FSB menggunakan perbandingan 10:8

(14)

5. Pada proses overclock VGA digunakan software Riva Tuner. Parameter yang dirubah antara lain core clock dan memory clock VGA. Peningkatan parameter dilakukan secara bertahap sebanyak 25 point dari kondisi default. Apabila kinerja VGA stabil maka dilakukan penambahan point lagi sampai batas maksimal. Apabila kinerja VGA kurang stabil maka digunakan setting maksimal terakhir. Setting ini yang digunakan untuk mengukur selisih kinerja overclock VGA dengan kondisi default.

Untuk menguji kinerja chipset Intel P45 dan P43 maka perlu dilakukan beberapa tes klasifikasi dimana untuk mengetahui pengaruh chipset P45 dan P43 terhadap prosessor Intel Core 2 Duo E7400 yang telah ter-overclock. Beberapa klasifikasi tes yang digunakan antara lain :

1. Stressing Test

Stressing test dilakukan untuk menguji kestabilan sistem yang telah melalui

beberapa perubahan parameter pada BIOS. Stressing test pada sistem yang telah ter-overclock menggunakan software 0CCT 3.1.0.

2. Sintetic Test

Sintetic test digunakan untuk melihat keseluruhan performa dari sebuah sistem

komputer.Pada test sintetic test digunakan aplikasi Sisoft Sandra Lite 2009 dan PCMark05. Dimana aplikasi tersebut, akan mengetahui seberapa besar performa yang diperoleh masing-masing chipset dan pengaruh pemakaian

chipset. Skor pengujian yang diambil dari kedua aplikasi tersebut adalah

penghitungan selisih kinerja keadaan default dan overclock serta rating dari

hardware yang diuji.

3. Graphic Test

Pada graphic test digunakan software 3DMark 06. Graphic Test digunakan untuk mengetahui pengaruh chipset terhadap kinerja kartu grafis (VGA). Skor pengujian yang digunakan dari aplikasi tersebut adalah rating dari hardware yang diuji.

4. Rendering Test

Rendering test digunakan untuk mengetahui pengaruh chipset dalam menangani rendering prosessor Intel Core 2 Duo yang telah ter-overclock. Kestabilan

(15)

R10. Skor pengujian yang digunakan dari aplikasi tersebut adalah rating dari hardware yang diuji.

5. Timing Test

Timing test digunakan untuk menguji akselerasi sistem dalam menyelesaikan

suatu task yang ditunjukkan dengan nilai waktu. Tes ini menggunakan software Super_Pi 1.5. Skor pengujian yang digunakan dari aplikasi tersebut adalah penghitungan selisih kinerja keadaan default dan ter-overclock.

Setelah didapat setting oveclock yang maksimal maka dilakukan proses penghitungan selisih kinerja pada masing-masing peripheral. Cara menghitung selisih peningkatan kinerja antara performa secara default dengan sistem yang telah melalui proses

overclock antara lain sebagai berikut :

1. Penghitungan software benchmarking 3DMark2006, PCMark2005, Sisoft Sandra Lite 2009 SP2, Cinebench R10 menggunakan metode perhitungan sebagai berikut :

Nilai akhir – Nilai default

--- X 100 Nilai Default

2. Penghitungan software Super_Pi Mod sedikit berbeda karena hasil yang didapat ketika komputer memiliki kecepatan mengeksekusi perintah semakin kecil. Metode penghitungannya sebagai berikut :

Hasil awal – Hasil Akhir --- X 100

Hasil Awal

Setelah pengujian menghasilkan nilai yang valid pada tiap-tiap tes yang dilakukan, kemudian dilakukan pendokumentasian nilai akhir pengujian dan mencatatnya dalam tabulasi perbandingan kinerja antar chipset yang akan dibahas pada Bab IV sebagai tolok ukur kinerja chipset Intel P45 dan P43 pada sistem yang berbasis prosessor Core 2 Duo E7400 yang memiliki spesifikasi berbeda serta membandingkan seberapa besar perbedaan kinerja chipset dalam proses overclocking.

(16)

4. Hasil dan Pembahasan

Pada update BIOS motherboard Biostar chipset Intel P43 dan Intel P45 digunakan BIOS terbaru yang dirilis oleh Biostar yaitu versi 1.9.2.6 dan file P45BA924.BST untuk

chipset Intel P45 serta file P43BA924.BST untuk chipset Intel P43 dimana dari informasi

kedua file tersebut terdapat keterangan ”Fix Overclock fail show incorrectly in POST booting” (untuk memperbaiki kesalahan informasi overclocking yang terdapat pada POST booting). Sedangkan untuk driver VGA digunakan update driver versi 8.67 dan ATI Catalyst 9.11 yang merupakan driver terbaru yang dirilis produsen Power Color dimana dari informasi yang ada pada versi ini terdapat keterangan ”Catlyst 9.11 HOTFIX for HD2K/HD3K PCI-E Card and

WinXP 32-bit” (untuk memperbaiki kesalahan HD2K/HD3K pada PCI-E Card yang berjalan

pada sistem operasi Windows XP 32-bit).

Dari data tes default menunjukkan nilai dari besarnya data pada chipset P43 dan P45 kurang lebih sama pada tiap – tipa peripheral pada keadaan default. Perbedaan yang signifikan terdapat pada nilai latency chipset serta kinerja memori RAM yang lebih maksimal pada chipset P45. Dimana pada chipset Intel P43 menghasilkan latency sebesar 109 ns sedangkan pada chipset Intel P45 skor latency yang dihasilkan sebesar 91 ns, selain itu kinerja memori RAM pada chipset P45 menghasilkan skor yang lebih tinggi pada keadaan

default.

Pada tes overclocking ini clock speed Core 2 Duo E7400 diset sama untuk kedua

motherboard Biostar P43 dan P45 yaitu ke 3,8 GHz. Pada clock speed tersebut, Front Side Bus (FSB) dinaikkan dari 266 (nilai default) menjadi 361 dengan perkalian multiplier sebesar

10,5. Sedangkan untuk VGA dilakukan oveclock dengan menggunakan software Riva Tuner 2.24 dengan merubah core clock dan memory clock Radeon HD 3650 dari nilai default sebesar 725 untuk core clock dan 400 untuk memory clock menjadi 826 untuk core clock dan 475 untuk memory clock. Timing memori RAM memakai setting latency yang longgar yaitu 5 – 5 – 5 – 14 dan bus clock sebesar 902 MHz. Penyetingan ini dilakukan untuk lebih tertuju pada bandwidth data, yang lebih berperan dari timing, karena clock yang sanggup digapai DDR2 sangat jauh melebihi DDR, sehingga keketatan timing tidak lagi menjadi prioritas dan untuk menghindari proses tidak sempurna dan data corrupt yang dikarenakan timing terlalu ketat.

(17)

4.1 Stressing Test

Penambahan voltase perlu dilakukan pada tes overclocking yang cukup tinggi ini. Penambahan pertama dilakukan penambahan satu tingkat diatas voltase default pada menu

overvoltage masing – masing BIOS. Pada BIOS motherboard P43 overvoltage meliputi CPU overvoltage sebesar 5%, memory overvoltage sebesar 2.20V, chipset overvoltage sebesar

+0.10V. Yang kemudian dari semua setting ini dilakukan pengujian stressing benchmark dengan menggunakan 0CCT 3.1.0 dimana dari pengujian ini chipset P43 mampu menyelesaikan pengujian selama 1 jam yang berarti kinerja sistem telah stabil.

Dari data – data grafik yang dihasilkan OCCT dapat dilihat temperatur suhu core prosessor Core 2 Duo E7400 yang telah ter-overclock 3,8 GHz dengan menggunakan

chipset P43 berkisar antara 45° C - 50°C pada saat full load. Temperatur yang dihasilkan

sangat baik untuk kinerja overclock yang cukup tinggi ini karena suhu Core 2 Duo E7400 dalam keadaan default berkisar 30° C pada saat idle dan 40° C pada keadaan full load ( bekerja penuh). Sedangkan untuk suhu pada VGA suhu yang dihasilkan berkisar antara 58° C - 63°C. Dan voltase prosessor berjalan di 1.31V – 1.33V.

Pengujian selanjutnya dengan menggunakan chipset P45, dimana pengaturan pada menu overvoltage lebih beragam dari chipset P43, selain CPU voltage, DDR voltage, chipset

voltage juga terdapat FSB voltage. Penambahan pertama dilakukan penambahan satu

tingkat diatas voltase default pada menu overvoltage yang terdiri dari CPU voltage sebesar +0.0125 volt, DDR voltage sebesar +0.050 volt, chipset voltage sebesar +0.025 volt dan +0.025 volt untuk FSB voltage. Dari pengaturan voltase tersebut kemudian dilakukan tes

stressing benchmarking dengan software OCCT. Pada pengujian pertama sistem dapat

melakukan booting Windows tetapi sistem mengalami error (error detected on core) pada tes ini yang berarti keseluruhan sistem belum stabil dan memerlukan penambahan voltase lagi. Penambahan dilakukan pada CPU voltage sebesar +0.0375 volt, DDR voltage sebesar +0.150 volt, chipset voltage sebesar +0.075 volt dan +0.075 volt untuk FSB voltage. Pada tes ini sistem dapat melakukan booting Windows dan dapat menyelesaikan stressing

(18)

4.2 Sintetic Test

Dari grafik dibawah ini, terlihat chipset P45 unggul dengan margin yang cukup signifikan dengan chipset P43. Disini juga terlihat bahwa chipset P45 merupakan platform yang sangat layak dipertimbangkan untuk membangun sistem berbasis prosessor Wolfdale. Dari grafik tersebut skor chipset P45 unggul sebesar 188 poin pada sistem yang telah

ter-overclock. Poin yang lebih tinggi ini disebabkan pengaruh kinerja memori RAM Adata

Gaming Series PC800 yang bekerja lebih maksimal pada chipset P45.

4.3 Graphic Test

Dari grafik diatas, terlihat kinerja HD 3650 dalam keadaan ter-overclock mempunyai kinerja yang relatif sama pada chipset P45 dan P43. Hal ini disebabkan arsitektur port PCI-E pada masing – masing chipset menggunakan tipe native PCI-Express 2.0, dimana bandwidth

data yang dibawa dari Northbridge ke port PCI-E besarnya sama.

4.4 Rendering Test

Dari grafik diatas, terlihat kinerja sistem pada chipset P43 dan P45 pada keadaan ter-overclock mengalami peningkatan kinerja yang sangat signifikan dari keadaan default. Peningkatan yang paling signifikan pada skor Multiple CPU Render Test dengan selisih sebesar ± 2000 poin pada kedua chipset tersebut. Selisih yang sangat sedikit memperlihatkan bahwa benchmark ini benar – benar murni menunjukkan performa CPU (prosessor) dibanding peripheral yang lain. Dimana hal ini menunjukkan bahwa prosessor Core 2 Duo E7400 sangat baik untuk dilakukan overclock serta memiliki kestabilan yang bagus.

4.5 Timing Test

Pada perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penggunaan chipset P45 lebih efektif dalam timing test ini. Hal ini terlihat pada selisih waktu dalam menyelesaikan kalkulasi 32M pada sistem yang ter-overclock sebesar 14.008 detik dari chipset P43. Perbedaan ini dikarenakan walaupun kedua chipset memiliki native FSB yang sama yaitu 266, tetapi

(19)

5. Kesimpulan

Dari semua penjelasan dan pembahasan perbandingan serta pengaruh penggunaan

chipset Intel P45 dan P43 pada prosessor Core 2 Duo E7400 yang telah dipaparkan dalam

penulisan Skripsi ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari berbagai pengujian (benchmark) yang telah dilakukan, kemampuan chipset Intel P45 dan P43 memiliki kemampuan yang relatif sama. Tidak ada satu pun platform yang mendominasi dalam keseluruhan tes yang telah dibahas.

2. Pada pengujian tiap – tiap peripheral menunjukkan bandwidth data dari chipset

Northbridge dan Southbridge ke masing – masing port menghasilkan nilai yang

relatif sama pada chipset P45 dan P43, kalaupun ada perbedaan nilainya sangat sedikit.

3. Dalam pengujian stressing test, chipset P45 memerlukan overvoltage yang lebih tinggi dari chipset P43. Hal ini mengakibatkan temperatur pada prosessor Core 2 Duo E7400 dan VGA Radeon HD 3650 lebih tinggi.

4. Chipset P45 memiliki latency chipset yang lebih kecil dari chipset P43 serta

kinerja memori RAM tipe 800 yang bekerja lebih maksimal pada chipset P45. Hal ini yang mempengaruhi dalam beberapa tes chipset P45 lebih unggul dalam kinerja sistem yang ter-overclock.

5. Chipset Intel P43 walaupun merupakan downgrade dari chipset P45 ternyata

mampu mengimbangi kinerja chipset P45. Hal ini mencerminkan bahwa prosessor Intel dengan manufaktur 45 nm (Wolfdale) mampu dimaksimalkan dengan kedua chipset tersebut.

6. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan serta penelitian selanjutnya dalam bidang ini antara lain :

1. Dikarenakan perkembangan hardware dan software terus berkembang dan ditemukannya teknologi - teknologi baru maka diharapkan adanya pengembangan penelitian serta pengujian overclocking untuk peripheral terbaru. 2. Penelitian yang dilakukan saat ini dirasa belum maksimal serta mendetail ke

salah satu variabel penelitian dan pengujian, maka untuk kedepannya sangat mengharapkan partisipasi peneliti selanjutnya untuk bisa merevisi serta mengembangkan metode-metode penelitian yang baru tentang overclocking.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Dartodinus. 2009. Tweak, Overclocking dan Upgrade PC,

http://dartodinus.wordpress.com/2008/02/12/tweak-overclocking-upgrade-pc/.html, diakses tanggal 13 November 2009

Kay, Budz. 2006. Duel Overclock Core 2 Duo vs. Athlon64 X2,

http://www.reviewland.com/hardware-core2duo.html, diakses tanggal 12 November 2009

Miftahbanjar. 2009. Overclock Hardware Komputer,

http://miftahbanjar.com/OverClock/Overclock_Hardware_Komputer.html, diakses tanggal 14 November 2009

Pandukom. 2009. Overclock VGA Menggunakan Software,

http://pandukom.blogspot.com/2009/05/overclock-vga-menggunakan software.html, diakses tanggal 13 November 2009

Wahana Komputer. 2007. Mengoptimalkan Kinerja PC. Jakarta : PT Gramedia Elex Media Komputindo

Wibisono, S. 2009. Mengenal Overclock & Melakukan Overclock,

http://www.wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/09/mengenal-overclock-melakukan-overclock/, diakses tanggal 12 November 2009

Wijanarko, T.S. 2009. Overclocking (Part 1) dan (Part2),

http://www.hyem.org/overclocking-(part 1)-dan-(Part2)/, diakses tanggal 12 November 2009

Wikipedia. 2008. List of Intel Core 2 microprocessors,

http://www.en.wikipedia.org/wiki/List_of_Intel_Core_2_microprocessors, diakses tanggal 13 November 2009

Zaki, A. dan Smitdev Community. 2009. Optimasi PC Langkah Praktis Meningkatkan Kinerja Komputer. Jakarta : PT Gramedia Elex Media Komputindo

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Kerja Chipset Motherboard

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemodelan ini, juga dapat disimpulkan bahwa densitas elektron pada kesetimbangan termodinamik untuk plasma hidrogen termal menurun seiring meningkatnya waktu

Untuk mencapai kemandirian tersebut dibutuhkan tahapan pembangunan yang berjenjang dan waktu yang relatif lama, sementara fase penutupan tambang ( mine closure ) adalah suatu

Dengan sistem yang akan dikembangkan nantinya rektorat dalam hal ini universitas dapat langsung melakukan monitoring dan evaluasi terkait realisasi belanja di

--- Bahwa ia terdakwa Winara Abdul Rozaq Bin Mukti Gusral Siagian, pada hari Senin tanggal 11 Maret 2013 Sekira Jam 14.00 Wib, atau setidak- tidaknya pada suatu waktu

sangkar burung harian, pemandian dan umbaran. sebagai bahan refrensi penulis untuk mngetahui secara teknis sangkar tersebut. juga bahan matrial utama seperti cat, kayu,

1) Kebijakan pemberian insentif sangat penting diberikan setiap tahun karena berkaitan dengan hasil kerja para karyawan dalam melakukan pekerjaannya sehingga semakin

Data yang bisa ditampilkan adalah semua data yang telah di input melalui sub menu mengisi data ataupun data hasil proses berupa data data Fakultas, daftar dosen,

Karakteristik berdasarkan umur dan tingkat kelas terhadap pengetahuan, sikap, serta perilaku terhadap aborsi, umumnya pada usia 16-19 tahun atau kelas XI