PengaruhTemperaturReboilerTerhadapKemurnian TEG
& Moisture Content Gas di Petani Gas Plant
Iis Rahmadi Rizki,Adi Saputra, ErtiPraputri, Ellyta SariJurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No.19, OloNanggalo Padang-25143
E-mail :saputraadi_dec@yahoo.co.id, See_iis@yahoo.com Abstrak
Proses pengeringan gas alam, merupakan proses pemisahan air yang terkandung di dalam gas alam, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengeringan gas menggunakan TEG (Triethylene Glycol), sehingga gas yang dihasilkan memiliki standard mutu kandungan air yang ditetapkan. Kandungan air di dalam gas dapat menyebabkan banyak masalah pada perpipaan, dan penurunan nilai bakar gas. Proses penyerapan uap air menggunakan bahan kimia cair TEG adalah melalui kontak langsung dengan gas di contactor,dan kemudian TEG akan di regenerasi di reboiler. Regenerasi glycol pada reboiler didasarkan pada perbedaan titik didih antara glycol dan air, pengaturan temperature reboiler yang tepat akan menghasilkan glycol dengan konsentrasi lebih tinggi, sehingga penyerapan air dari gas akan semakin optimal
Kata kunci: Pengeringan gas,TEG (Triethylene glycol), Reboiler.
Abstract
Natural gas dehydration is the process water removal in natural gas, the objective of this experiment is to optimize gas dehydration process by using TEG Triethylene Glycol. And expected that produced natural gas will reach standard of moisture content required for sales. The mixtures of water in natural gas will affect major problems on gas transportation, piping, and lowering gas heating value. Gas dehydration process is used liquid desiccant TEG that directly contacted to gas inside contactor and TEG will be regenerate inreboiler. Correct setting of reboiler temperature will result to a better glycol concentration, as it optimizes water absorbed from gas.
Keyword: Gas dehydration, TEG(Triethylene glycol), Reboiler
Pendahuluan
PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan minyak dan gas. Salah satu fasilitas di PT. CPI yaitu Gas Processing
facility atau Gas Plant. ada 2 proses utama
pada gas processing facilities/gas plant yaitu proses kompresi gas (Gas Compression) dan proses pengeringan gas (Gas Dehydration). Gas yg dihasilkan akan yang dikirimkan
melalui perpipaan ke Gas turbin untuk pembangkit listrik. Gas ini harus memenuhi standard kandungan air (moisture content). Standard kandungan air yang dizinkan untuk gas yang dikirim adalah 15lb/MMscf. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengeringan Gas di Petani Gas Plant yang mengunakan
Triethylene Glycol dan reboiler. Untuk
mendapatkan gas yang memenuhi standar.
Metodologi Penelitian Petani Gas Plant kini tengah dalam
dengan kualitas yang diharapkan. Oleh karena itu, Optimalisasi penggunaan Boiler dengan temperature yang optimum diharapkan menjadi teknologi yang mampu mendapatkan kualitas Gas yang baik dan sesuai standard untuk dapat digunakan segagai bahan bakar.
Bahan
a. Sampel Rich glycol b. Sampel Lean glycol
c. Gas produksi Petani Gas Plant
Alat
a.Hydrometer
b. Gelas ukur 1000 ml (cylinder glass) c.Termometer
d. Botols ampel Parameter
Parameter tetap
a. Laju alir gas b. laju alir glycol
Parameter peubah
a. Temperatur Reboiler (350 F- 380 F)
Parameter keluaran
a. a. Water content Rich glycol b. b. Water content lean glycol c. c. Moisture Content Gas Outlet
Contactor 3.3 ProsedurKerja
1. Atur temperature reboilersesuai Parameter yang diinginkan (350oF,360oF, 370oF, 380o
2. Tunggu hingga Reboiler temperature telah mencapai setting temperature yang diinginkan
F)
3. Ambil sample rich glycol pada outlet rich glycol di contacto rmenggunakan botol sample, ukur temperatur sample. 4. Ambil sample lean glycol pada
accumulator di reboiler menggunakan botol sampel,
5. Ukur temperatur sample.
6. Biarkan beberapa saat, buih-buih glycol akan mengendap
7. Tuangkan sampel rich glycol ke gelas ukur 1000 ml
8. Celupkan hydrometer ke gelas ukur, biarkan mengapung beberapa saat kemudian baca angka di hydrometer 9. Catat hasil dari bacaan hydrometer
sampel rich glycol untuk setiap perubahan parameter temperature
reboiler
10. Tuangkan sampel lean glycol ke gelas ukur 1000 ml
11. Celupkan hydrometer ke gelas ukur, biarkan mengapung beberapa saat kemudian baca angka di hydrometer 12. Catat hasil dari bacaan hydrometer
sampel lean glycol untuk setiap perubahan parameter temperature
reboiler
13. Kirim masing masing sample lean dan
rich glycol untuk setiap perubahan
parameter temperature reboiler ke TS LAB untuk pengukuran water content 14. Bandingkan hasil bacaan hydrometer
masing masing sampel lean glycol maupun rich glycol terhadap perubahan variable temperature reboiler
15. Baca dan bandingkan hasil water content glycol yang dikirim ke TS Lab terhadap perubahan variable temperature reboiler
Hasil dan Pembahasan
Data data yang diperoleh dari beberapa kali percobaan dengan melakukan
perubahan pada kondisi temperature operasi
gravity rich glycol, specific gravity lean glycol, water content rich glycol, water content lean glycol.
Data yang diperoleh dari pembacaan hydrometer pada sample rich glycol dan lean
glycol untuk masing masing variabel peubah
temperature reboiler dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Specific gravity lean & rich glycol
Dari Tabel 1 dapat dilihat adanya hubungan antara temperature reboiler dan
specific gravity dimana secara keseluruhan
terdapat peningkatan nilai specific gravity
lean glycol seiring peningkatan temperature
reboiler .Peningkatan specific gravity
terhadap kenaikan temperature reboiler digambarkan pada Gambar.1
Gambar 1. Grafik specific gravity glycol terhadap temperatur reboiler
Dari data specific gravity glycol terlihat bahwa perubahan temperature
reboiler akan mempengaruhi specific gravity lean glycol dan juga rich glycol. Kenaikan specific gravity lean glycol l berbanding
lurus dengan kenaikan temperature reboiler. Semakin tinggi suhu reboiler maka specific
gravity lean glycol akan semakin naik
mendekati specific gravityglycol murni yaitu 1.125.
Tabel 2. menunjukkan data water content pada rich glycol dan lean glycol serta data moisture content gas yang masuk dan
no TemperaturRe boiler (o Pressure Contactor (Psi) F) TemperaturCon tactor (o Specific gravityLean Glycol F) Specific gravityRich Glycol temperaturrich glycol (o temperatur rich glycol ( F) oF) 1 350 390 106 1.115 1.102 110 96 2 355 390 106 1.117 1.106 110 96 3 360 390 107 1.119 1.106 111 96 4 365 390 108 1.119 1.109 111 97 5 370 390 109 1.120 1.110 113 99 6 375 390 109 1.120 1.110 113 100 7 380 390 110 1.122 1.110 115 100 1,095 1,1 1,105 1,11 1,115 1,12 1,125 350 355 360 365 370 375 380 Lean Glycol Rich Glycol Specific Gravity Temperatur Reboiler
keluar contactor yang diambil pada temperatur 350oF, 360oF, 370oF dan 380oF
Tabel. 2. Water content glycol dan gas moisture content
Kandungan air (water content) pada
lean maupun rich glycol lmenunjukkan
konsentrasi atau kemurnian pada masing masing sample. Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa kandungan air pada lean glycol
menjadi semakin rendah
(konsentrasimeningkat) bersamaan dengan dinaikkannya temperature reboiler. Tabel 4.2
menunjukkan setiap kenaikan 10oF pada
reboiler petani dapat meningkatkan
kemurnian lean glycol 0.3 - 0.4%. Reboiler Petani GP mampu untuk mengembalikan kemurnianglycol hingga 98.9% pada temp 370oF dan hanya naik menjadi 99.% saat temperature 380oF. Sementara kandungan air pada rich glyocl juga sedikit menurun.
Gambar. 2. water content glycol dan gas Moisture content
Penyerapan air dari gas di contactor terlihat semakin baik dengan meningkatnya konsentrasi lean glycol akibat kenaikan temperature reboiler. Gambar 2. Menunjukkan penurunan kandungan air pada gas yang keluar dari contactor semakin rendah seiring dengan naiknya temperature reboiler dan naiknya konsentrasi lean glycol, dimana pada saat reboiler temperature 370oF dan konsentrasi rich glycol 98.9% glycol mampu menyerap hingga 46 lb/MMscf air dan menghasilkan gas dengan kandungan air 13 lb/MMscf.
0 10 20 30 40 50 60 70 0 1 2 3 4 5 6 7 350 360 370 380 W.cont Lean W.cont Rich Moist In Moist out no Reboilertemp eratur (o press contactor F) (Psi) Glycol Rate (GPM) temp contactor (o water content lean glycol F) (%) water content rich glycol (%) Delta lean and rich
glycol moisture content inlet gas (Lb/MMSCF) moisture content outlet gas (Lb/MMS CF) Delta Moisture content 1 350 390 3 106 4.1 6.2 2.1 56 23 33 2 360 390 3 107 2.2 4.7 2.5 61 19 42 3 370 390 3 109 1.1 4.0 2.9 59 13 46 4 380 390 3 110 1 4.1 3.2 58 11 47
Ucapan Terima Kasih Dalam menyelesaikan penelitian ini, Penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Mulyanef ST, M.Sc. selaku Dekan Jurusan Teknik Kimia, FTI Universitas Bung Hatta Padang.
2. Dr. Eng. Reni Desmiarti ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI Universitas Bung Hatta Padang. 3. Dra. Erti Praputri, M.Si sebagai dosen
pembimbing I,Teknik Kimia FTI Universitas Bung Hatta Padang yang telah memberi bimbingan dan arahan bagi penulis.
4. Ellyta Sari M.T sebagai dosen pembimbingII, Teknik Kimia FTI Universitas Bung Hatta Padang.
5. Team dosen penguji seminar Penelitian yang telah banyak member masukan dan perbaikan untuk laporan penelitian ini.
6. Bapak Heru cahyonoselaku facility engineering PT. Chevron Pacific
Indonesia yang telah membantu memberikan informasi , literatur, masukan dan juga data-data laboratorium,dan dokumen engineering untuk penelitian ini.
7. serta Orang tuatercinta yang selalu mendukung dan memberikan dorongan baik moril maupun materil.
DaftarPustaka
Arnold, Ken and Maurice Stewart, 1989, Surface
Production Operation Volume 1, Gulf
Publishing Company : Houston.
Arnold, Ken and Maurice Stewart, 2011, Gas
Dehydration Field Manual, Gulf Publishing
Company : Houston.
O&MC-Human Resources Sumatra, Production
Operation Modul 5, PT. Chevron Pacific
Indonesia.
Syahrul Bin Mohamad, Ahmad, 2009, Natural
Gas Dehydration Using Triethylene Glycol
(TEG), Faculty of Chemical & Natural
resources Engineering, University Malaysia Pahang