• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN

GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR

DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA

Sidang Tesis

Oleh : Dica Erly Andjarwati 3311202802

(2)

Catchment area Sub Sistem Bendul Merisi

• Merupakan salah satu sub sistem di Rayon Jambangan

• Berada di antara Kelurahan Jagir (Kecamatan Wonokromo) dan Kelurahan Bendul Merisi (Kecamatan Wonocolo)

• Total luas catchment area 1,415 km2 yaitu pada Kelurahan Jagir sebesar 1,03 km2 dan Kelurahan Bendul Merisi sebesar 0,385

km2.

• Jumlah KK = 10.267 KK

• Daerah yang sering mengalami genangan:

1. Kampung Merisi Selatan, lama genangan 60 menit setinggi 20 cm.

2. Perumahan Jagir Sidosermo, lama genangan 90 menit

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

(3)

Kampung Merisi Selatan Perumahan Jagir Sidosermo Sub Sistem Drainase Bendul Merisi

(4)

GAMBARAN WILAYAH

Saluran Primer

Bendul Merisi

(5)

• Konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada musim hujan dan terdapat cukup air pada musim kemarau (Arsyad, 2000).

Rainwater harvesting adalah teknologi untuk menangkap dan mengumpulkan air hujan dari atap bangunan, permukaan tanah, permukaan jalan/batu-batuan menggunakan teknik sederhana (Abdulla dan Al Shareef, 2009).

Metoda-metoda rainwater harvesting: bak penampung air hujan melalui talang atap bangunan, sumur resapan, parit resapan, areal

(6)

Tujuan rainwater harvesting menurut Maryono & Santoso, 2006: a. Mengurangi genangan

b. Menambah pasokan sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari

c. Menghemat pengeluaran untuk air bersih

d. Mencegah bencana kekeringan di musim kemarau

• Metoda bak penampung air hujan melalui talang atap bangunan dikaji karena banyaknya bangunan beratap di Kota Surabaya yang memiliki potensi sangat besar dalam menangkap air hujan.

Air hujan yang ditampung dimanfaatkan untuk mandi, cuci, toilet

MENGAPA RAINWATER HARVESTING?

(7)

Perumusan Masalah:

1. Bagaimana potensi rainwater harvesting dalam

mereduksi genangan dan penghematan sumber air

bersih?

2. Bagaimana

kesediaan

masyarakat

dalam

penanggulangan genangan dan menghemat sumber

air bersih dengan rainwater harvesting ?

3. Bagaimana kelayakan metoda rainwater harvesting

untuk diimplementasikan?

(8)

Tujuan penelitian:

1. Potensi rainwater harvesting dalam mereduksi genangan

dan menghemat sumber air bersih.

2. Kesediaan masyarakat dalam mereduksi genangan dan

menghemat sumber air bersih melalui rainwater

harvesting.

3. Kelayakan metoda rainwater harvesting untuk

diimplementasikan.

Manfaat penelitian:

(9)

Batasan masalah

1. Ruang lingkup lokasi studi di Sub Sistem Bendul

Merisi:

Kampung Merisi Selatan, Kelurahan Bendul Merisi,

Kecamatan Wonocolo

Perumahan Jagir Sidosermo, Kelurahan Jagir,

Kecamatan Wonokromo

2. Aspek-aspek yang dikaji:

Aspek teknis

Aspek peran serta masyarakat

Aspek ekonomi

(10)
(11)

PERHITUNGAN POTENSI RAINWATER HARVESTING

Potensi dalam mereduksi genangan

Potensi = Total Luas Atap x 100 % Total Catchment Area

Potensi dalam menghemat sumber air bersih

Potensi = Akumulasi supply x 100 % Akumulasi demand

(12)

PERHITUNGAN KAPASITAS BAK PENAMPUNG

Perhitungan volume bak penampung ditentukan oleh luas catchment area dan tinggi curah hujan (suppy) serta kebutuhan air (demand).

Supply = Catchment Area x Tinggi Curah Hujan x Faktor Kehilangan Air Demand = Kebutuhan air/org/hari x Jumlah pengguna dlm 1 KK x 30 hari

Perhitungan kapasitas maksimum bak penampung dengan membandingkan jumlah kumulatif air yang dapat dipanen dengan jumlah kumulatif air yang dibutuhkan. Selisih terbesar merupakan kapasitas bak penampung yang dibutuhkan.

(13)

METODA PENELITIAN ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT

) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 P P x N d P NP x S − + − − = ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 . 841 , 3 ) 1 148 ( 05 , 0 ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 . 148 . 841 , 3 2 − + − − = S sampel S =107

(14)
(15)

RUMUS NPV & IRR

)

1

(

1

i

Ct

Bt

NPV

n t

+

=

=

0

)

1

1

(

0

=

+

= t n t

Ct

Bt

dimana:

Bt = Total manfaat yang telah di-discount Ct = Total biaya investasi + biaya OP

i = Discount factor t = waktu (tahun)

 NPV merupakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu proyek.

(16)

HASIL & PEMBAHASAN

U Sungai Jagir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29 31 32 30 Keterangan: : Saluran Primer : Saluran Sekunder

(17)

ASPEK

(18)

Debit Genangan di Sub Sistem Bendul Merisi

No Kode Saluran Nama Saluran Debit Genangan (m3/dtk)

1 3-5 Sal. Raya Wonokromo 0,004

2 7-9 Sal. Ubi I 0,422

3 10-11 Sal. Ruko Mangga Dua 0,573

4 10-12 Sal. Ubi II 0,348

5 10-13 Sal. Karang Rejo 0,727 6 13-15 Sal Karang Rejo 1,675 7 15-17 Sal. Karang Rejo 2,249

8 17-18 Sal. Gadung V 0,120

9 17-19 Sal. Karang rejo 1,800 10 19-21 Sal. Bendul Merisi Gg. Lebar 0,290

(19)
(20)

Potensi Mereduksi Genangan

Contoh perhitungan:

Luas Atap = 21 m2

Total KK = 10.267 KK

Total Luas Atap = Luas Atap x Total KK

= 21 m2 x 10.267 KK

= 215.607 m2 = 0,216 km2

Total Catchment Area = 11,415 km2

Potensi reduksi genangan = Total Luas Atap x 100 %

Total Catchment Area = 0,216 m2 x 100 %

1,415 m2

= 15 % per tahun

Total volume genangan = 11,966 m3/detik

= 1.585.304 m3/tahun

(21)

Luas Atap (m2) Presentase Reduksi Genangan/tahun (%) Volume Genangan Tereduksi (m3/tahun) 21 15 237.796 36 26 412.179 45 33 523.150 54 39 618.268 60 44 697.534 70 51 808.505 90 65 1.030.447 100 73 1.157.272 120 87 1.379.214

(22)

Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan Sebastian, dkk pada tahun 2010

di Kota Palembang, metode rainwater harvesting

dapat mengurangi genangan sebesar 49 %.

Luas area tangkapan air hujan (atap bangunan)

dan ketersediaan lahan sangat mempengaruhi

tingkat keberhasilan rainwater harvesting dalam

mengurangi genangan.

(23)

Potensi Menghemat Sumber Air Bersih

Bulan Median (mm) Supply (m3/bulan) Demand (m3/bulan) Akumulasi Supply (m3) Akumulasi Demand (m3) Januari 387 13,24 7,44 13,24 7,44 Februari 325 11,12 6,96 24,35 14,40 Maret 341,5 11,68 7,44 36,03 21,84 April 196,5 6,72 7,20 42,75 29,04 Mei 141 4,82 7,44 47,57 36,48 Juni 33,5 1,15 7,20 48,72 43,68 Juli 0 0 7,44 48,72 51,12 Agustus 0 0 7,44 48,72 58,56

(24)

Potensi menghemat sumber air bersih = Akumulasi supply x 100 % Akumulasi demand = 64,31 m3 x 100 % 87,84 m3 = 73 % per tahun

Total kebutuhan air bersih = Kebutuhan orang/hari x Jumlah

orang/KK x Total KK x Jumlah

hari/tahun

= 60 liter/org/hr x 4 org/KK x 10.267 KK x 365 hr/tahun

= 899.389 m3/tahun

Volume penghematan air bersih

(25)

Luas Atap (m2) Akum. Supply (m3/thn) Akum. Demand (m3/thn) Presentase Penghematan Sumber Air (%)

Volume Air Bersih (m3/thn) 36 64,31 87,84 73 656.554 45 80,39 87,84 92 827.438 54 96,47 87,84 110 989.328 60 107,19 87,84 122 1.097.255 70 125,05 87,84 143 1.286.127 90 160,78 87,84 184 1.654.876 100 178,65 87,84 204 1.834.754 120 214,38 87,84 245 2.203.504

Presentase Penghematan Sumber Air Berdasarkan Luas Atap

(26)

Luas Atap

(m2) (liter/org/hari) Vol. Air Bersih Vol. Bak Penampung (m3/KK/thn) Dimensi Bak Penampung (m)

P x L x H 36 43,5 27,57 3,35 x 3,3 x 2,5 45 55 35,00 3,6 x 3,6 x 2,7 54 66 42,00 3,9 x 3,85 x 2,8 60 73 46,39 4 x 4 x 2,9 70 85 53,97 4,25 x 4,25 x 3 90 110 70,01 4,85 x 4,82 x 3 100 122 77,59 5,18 x 5 x 3 120 146,5 93,63 5,6 x 5,55 x 3

Volume Air yang Dapat Disediakan dan Dimenasi Bak Penampungnya Berdasarkan Luas Atap

(27)

Berdasarkan studi di beberapa Kota di Australia oleh

Zang et al tahun 2009, penggunaan air hujan dapat

menghemat air bersih sampai 29,9% (Perth) dan 32,3%

(Sydney).

Ghisi et al (2009) menyatakan bahwa SPBU di Brasil,

pemakaian air hujan untuk toilet, taman, dan mencuci

kendaraan dapat menghemat air bersih sebesar 32,7 –

70%.

Luas area tangkapan air hujan (atap bangunan),

intensitas curah hujan, dan ketersediaan lahan sangat

mempengaruhi tingkat keberhasilan rainwater harvesting

dalam menghemat sumber air.

(28)

ASPEK

PERAN SERTA

MASYARAKAT

(29)
(30)

Dari 107 responden, 66 responden (61,68 %) bersedia mewujudkan

(31)

ASPEK

(32)

Komponen Manfaat

Penghematan Tagihan PDAM

Luas Atap Penghematan Air Bersih

(m2) (m3/KK/thn) (Rp/KK/thn) 36 64,31 128.626 45 80,39 160.783 54 96,47 192.939 60 107,19 214.377 70 125,05 250.107 90 160,78 321.566 100 178,65 357.295 120 214,38 428.754

 Tagihan PDAM di Kampung Merisi Selatan dan Perumahan Jagir Sidosermo sekitar Rp 2.000/ m3

(33)

Komponen Biaya

Biaya Investasi Rainwater Harvesting

No Luas Atap Biaya Investasi

1 36 m2 Rp 1.714.164 2 45 m2 Rp 1.830.966 3 54 m2 Rp 1.945.296 4 60 m2 Rp 2.010.804 5 70 m2 Rp 2.125.752 6 90 m2 Rp 2.360.592 7 100 m2 Rp 2.467.506 8 120 m2 Rp 2.688.750

 Penggalian tanah dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat setempat.  Pompa yang digunakan tipe Sanyo PW H137 (pompa sumur dangkal) dengan daya

hisap 9 m, daya dorong 21 m, kapasitas 32 liter/menit dan daya listrik 125 Watt.  Berdasarkan Modul Penampungan Air Hujan (Permen PU No. 01/PRT/M/2009),

(34)

Hasil Perhitungan NPV Berdasarkan Luas Atap Bangunan Luas Atap (m2) NPV IRR Keterangan 36 80.103 7 % Layak 45 297.695 9 % Layak 54 511.907 10 % Layak 60 666.618 11 % Layak 70 945.144 13 % Layak 90 1.528.054 15 % Layak 100 1.836.447 17 % Layak 120 2.465.894 19 % Layak Discount factor = 6 %

Tingkat kelayakan ditentukan berdasarkan tingkat pengembalian atau IRR dengan

(35)

KESIMPULAN

1. Metoda rainwater harvesting berpotensi mereduksi genangan maksimal 87% dan menghemat sumber air bersih sebesar 100% jika volume air hujan yang tertangkap atap ditampung semua.

 Semakin besar luas atap bangunan maka semakin besar presentase reduksi genangan dan semakin banyak volume air bersih yang dapat disediakan.

2. Kesediaan masyarakat dalam mewujudkan rainwater harvesting sebesar 61,68% dari total responden.

 Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi pula kesadaran lingkungannya.

3. Berdasarkan analisis Net Present Value, rainwater harvesting layak diimplementasikan dengan biaya investasi minimal Rp 1.714.164 untuk luas atap 36 m2.

(36)

SARAN

Metoda rainwater harvesting dengan bak penampung realistis

diaplikasikan di daerah yang baru akan dibangun atau daerah dengan tingkat kerapatan hunian yang masih rendah.

Kerjasama antara Pemkot Surabaya dan pengembang (developer)

dapat meningkatkan jumlah penampung air hujan. Hal ini dapat menekan penggunaan air bawah tanah dan mengurangi debit air hujan yang melimpah ke saluran drainase.

Perlunya program sosialisasi kepada masyarakat mengenai

rainwater harvesting oleh Pemkot Surabaya. Dalam rangka

(37)

Sekian

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu dampak yang tidak diharapkan terhadap keberadaan pasar modern diantaranya adalah: dampak yang terjadi pada ritel kecil, terutama ritel kecil yang

Setiap orang, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara dan/atau penanggung jawab tempat/kegiatan dan fasilitas umum yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 11

Hal-hal ini sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh, sehingga diperlukan kemampuan yang baik dari seorang tutor, yaitu kemampuan memahami materi pembelajaran

Menurut Agrios (1996), tanaman yang terserang penyakit akan melakukan perlawanan terhadap serangan patogen dan mengubah struktur anatomi, termasuk menambah

Aspek yang diamati sesuai dengan lembar observasi meliputi (1) aktivitas mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (2) interaksi mahasiswa dengan dosen

Darii uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian penyandang disabilitas tubuh secara keseluruhan setelah menerima program pelayanan dan rehabilitasi sosial

Tanda Daftar Usaha Pariwisata yang selanjutnya disingkat TDUP adalah dokumen resmi Izin yang diterbitkan Bupati dan/atau pejabat yang ditunjuk, sebagai

Intensifikasi pajak adalah usaha mengoptimalkan penerimaan pajak dengan meningkatkan faktor-faktor dari dalam, hal itu dapat ditempuh dengan meningkatkan kepatuhan wajib