• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM MODUL 1 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM MODUL 1 SEKOLAHFOREX.WEEBLY.COM"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

1

(2)

Primary

Apakah “Forex” Itu?

Ketika Anda memutuskan untuk mengikuti pelatihan ini, tentu terlebih dahulu Anda telah pernah mendengar mengenai “Forex”. Sebagai pendahuluan, kita akan membahas mengenai forex itu sendiri.

Apakah sebenarnya “forex” itu? Forex merupakan suatu akronim (singkatan) dari “Foreign Exchange”. Jika kita terjemahkan secara bebas, foreign exchange itu adalah pertukaran mata uang asing. Istilah yang lebih sering kita dengar adalah valuta asing (valas).

Jika kita bicara forex (valas), maka kita berbicara mengenai nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain. Dengan kata lain, mata uang tersebut dibandingkan nilianya terhadap mata uang yang lain. Perbedaan nilai kedua mata uang tersebutlah yang kemudian kita sebut dengan “valuta” atau “kurs”. Kita ambil contoh yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari yaitu dollar Amerika (USD) dengan mata uang negara kita: rupiah (IDR). Perbandingan nilai USD dengan IDR itulah yang kemudian kita kenal dengan “kurs dollar terhadap rupiah”. Jika kita lihat di bank-bank atau money changer, atau jika kita juga mencermati perkembangan valas di televisi atau koran, kurs dollar terhadap rupiah ini sering dituliskan dengan kurs USD/IDR.

Dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan perdagangan forex (forex trading) di Indonesia sangat pesat. Hampir seluruh lapisan masyarakat telah mengenal forex atau bahkan terlibat langsung dalam perdagangan forex. Hal ini cukup wajar mengingat peluang yang bisa diraih dalam perdagangan forex sangatlah besar. Besarnya peluang tersebut antara lain karena memang pasar uang merupakan pasar finansial yang terbesar di dunia, mengingat semua kegiatan ekonomi di dunia ini pasti bermuara ke mata uang. Volume hariannya

(3)

mencapai USD 4 trilyun per hari! Bahkan bisa dikatakan bahwa pasar uang akan tetap berjalan selama

manusia masih melakukan kegiatan ekonomi. Faktanya, jika kita bertransaksi forex secara online, kita bisa melakukan transaksi kapan pun yang kita mau selama 24 jam dalam sehari dan lima hari dalam seminggu (Senin hingga Jumat).

Berikut ini adalah grafik perbandingan antara rata-rata volume harian di pasar uang dengan rata-rata volume transaksi yang terjadi di bursa saham New York (New York Stock Exchange). Jika Anda cermati grafik di bawah, maka Anda bisa melihat bahwa volume transaksi harian rata-rata di pasar uang hampir sembilan kali lipat lebih besar daripada yang berlangsung di NYSE.

Mungkin Anda pernah menukar rupiah Anda (IDR) ke dollar Amerika (USD). Nah, pada saat itu sebenarnya Anda sedang terlibat di pasar uang. Tindakan “menukar” IDR ke USD merupakan transaksi forex! Ketika anda “menukar” IDR Anda ke USD, pada dasarnya Anda sedang menjual IDR Anda dan pada saat yang sama: membeli USD.

(4)

Seiring perkembangan teknologi, kita sekarang bisa melakukan transaksi serupa secara online. Kita tidak perlu ke mana-mana lagi untuk melakukan transaksi forex. Cukup dari rumah saja, yang penting ada komputer dan sambungan ke internet. Ditemani secangkir kopi atau teh hangat, kita bisa trading dari kursi atau sofa kita yang empuk.

Namun ada sedikit perbedaan antara trading forex yang akan kita pelajari dengan transaksi valas yang mungkin biasa dilakukan sebagian besar masyarakat kita di bank atau money changer. Yang akan kita lakukan adalah transaksi forex dengan sistem kontrak dan marjin (margin). Perbedaan-perbedaan itu akan kita bahas satu per satu.

1. Objek perdagangan

Dalam hal ini, objek perdagangannya masih sama. Apa itu? Tentu saja uang. Namun yang membedakan dengan transaksi valas biasa adalah kita tidak mentransaksikan mata uangnya secara fisik. Yang kita transaksikan adalah kontrak berdasarkan nilai dari mata uang tersebut. Mungkin agak sedikit membingungkan. Tidak perlu bingung, nanti akan ada penjelasan lebih jauh mengenai hal ini. Tapi secara sederhana, anggap saja melakukan transaksi mata uang tertentu seolah-olah membeli “saham” negara tertentu. Pergerakan nilai mata uang negara tersebut merupakan gambaran tidak langsung dari sentimen pasar terhadap perekonomian negara tersebut.

Ada beberapa mata uang yang disebut “major currency”. Mereka adalah mata uang dari negara-negara maju dan ditransaksikan secara luas di pasar uang dunia. Berikut adalah tabel daftar mata uang yang termasuk dalam major currency.

(5)

Simbol Negara Mata Uang Nickname

USD Amerika Serikat Dollar Greenback EUR Anggota zona Eropa Euro Fiber

JPY Jepang Yen Yen GBP Inggris Poundsterling Cable CHF Swiss Franc Swissy CAD Kanada Dollar Loonie AUD Australia Dollar Aussie

NZD New Zealand Dollar Kiwi

Secara internasional, simbol mata uang terdiri atas tiga huruf. Dua huruf pertama merupakan identitas dari negara asal mata uang tersebut, biasanya merupakan inisial negara tersebut. Huruf yang ketiga merupakan inisial dari nama mata uangnya.

Sebagai contoh: USD. Dua huruf pertama (US) merupakan inisial dari nama negara: United States, yang juga dikenal dengan nama Amerika Serikat dalam bahasa Indonesia. Yang unik adalah CHF, simbol mata uang Swiss franc. CH merupakan inisial dari Confoederatio Helvetica yang merupakan nama latin dari Konfederasi Swiss, sedangkan huruf F-nya adalah inisial mata uangnya: franc.

2. Leverage & Contract Size

Dalam forex trading, dana yang relatif kecil bisa melakukan transaksi dengan nilai kontrak yang jauh lebih besar. Ini karena jasa leverage, yang kalau kita artikan adalah “daya ungkit”. Mungkin akan lebih mudah kalau kita analogikan dengan dongkrak mobil. Dengan dongkrak, kita hanya membutuhkan sedikit tenaga untuk bisa

(6)

mengangkat bodi mobil kita yang beratnya mungkin ratusan kilogram. Nah, “cara kerja” leverage ini kira-kira ya seperti dongkrak mobil itu tadi.

Contoh penerapannya seperti ini:

Pada broker yang menerapkan leverage 1:400, maka kita cukup membutuhkan dana sebesar $25 saja untuk melakukan transaksi senilai $10,000. Uang sejumlan $25 itu kita sebut sebagai margin, sedangkan nilai transaksi sebesar $10,000 itu kita sebut dengan Contract Size. Artinya, modal yang kita butuhkan hanya 0.25% saja.

Sedangkan kalau kita transaksi valas biasa, untuk bertransaksi sebesar $10,000 mau tidak mau kita harus punya modal senilai dengan $10,000. Dengan kata lain, modal yang kita butuhkan sebesar 100%.

3. Arah transaksi

Keunikan forex dibanding transaksi yang lain adalah “two ways opportunity”. Kita tetap bisa mencari peluang keuntungan pada saat market sedang naik atau turun.

Ada dua jenis transaksi: beli (buy) dan jual (sell). Transaksi BUY juga sering disebut dengan LONG, sedangkan SELL juga disebut SHORT. Jika harga sedang dalam kedaan naik, maka transaksi BUY(LONG) bisa kita lakukan untuk mencari keuntungan. Sebaliknya jika harga sedang turun, jangan khawatir karena dengan melakukan transaksi SELL (SHORT) kita juga bisa meraih keuntungan. Mengapa bisa demikian, akan kita bahas nanti.

(7)

Nah, kalau kita transaksi valas biasa, yang bisa kita lakukan Cuma satu arah transaksi saja, yaitu BUY (beli). Kalau harganya turun, kita tidak bisa melakukan apa pun untuk mendulang untung.

4. Waktu perdagangan

Telah disinggung bahwa waktu bahwa perdagangan forex berlangsung 24 x 5, yaitu 24 jam sehari dan 5 hari seminggu. Ini karena pasar finansial dunia berjalan silih berganti dalam sehari. Berikut ini adalah tabel waktu perdagangan dunia:

Time zone GMT WIB * New Zealand buka 23:30 04:30 Tokyo buka 00:00 07:00 New Zealand tutup (Tokyo masih

buka)

07:00 14:00

London buka 08:00 15:00 Tokyo tutup (London masih buka) 09:00 16:00 New York buka 13:00 19:00

(8)

London tutup (New York masih buka) 17:00 24:00 New York tutup 22:30 03:30

* pada musim dingin, untuk WIB adalah GMT+8

Sedangkan jika kita melakukan transaksi valas biasa, kita harus menunggu money changer atau bank-nya buka. Padahal kita tahu, bahwa bank di Indonesia rata-rata sudah tidak melayani transaksi di atas pukul 15.00 WIB.

5. Cara bertransaksi

Teknologi semakin canggih. Zaman sekarang semua serba online. Mau bayar tagihan listrik, mengirim uang ke teman atau keluarga, atau belanja sekalipun, kita tak perlu keluar rumah lagi. Yang perlu kita lakukan tinggal menyalakan komputer, tersambung ke internet, lalu voila! Transaksi pun terjadi.

Forex trading pun demikian. Untuk melakukan transaksi valas, yang kita perlukan hanyalah komputer yang tersambung dengan internet. Bahkan ada beberapa broker yang menyediakan fasilitas mobile trading bagi nasabahnya. Dengan fasilitas itu, kita bisa melakukan transaksi lewat PDA atau smart phone yang kita punya. Bandingkan kepraktisannya apabila kita harus datang ke bank atau money changer untuk melakukan transaksi.

Quote

Telah disebutkan sebelumnya bahwa mata uang ditransaksikan dalam currency pair. Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan mempelajari mengenai currency pair itu sendiri.

(9)

1. Major Currency Pairs, atau Majors

Yaitu currency pair yang melibatkan mata uang major dan ditransaksikan terhadap USD. Yang termasuk major currency pair adalah EUR/USD, GBP/USD, AUD/USD, NZD/USD, USD/JPY, USD/CHF dan USD/CAD.

2. Cross Currency Pairs, atau Cross Rates

Yaitu currency pair yang tidak melibatkan USD. Misalnya EUR/GBP, EUR/CHF, GBP/JPY dan lain-lain.

Mata uang yang disebutkan pertama kita sebut sebagai base currency, sedangkan mata uang yang ke dua kita sebut sebagai counter currency. Ketika kita melakukan transaksi BELI (BUY), maka sebenarnya kita MEMBELI

base currency dan pada saat yang sama MENJUAL counter currency. Sebaliknya, ketika kita melakukan

transaksi JUAL (SELL), maka yang kita lakukan adalah MENJUAL base currency dan pada saat yang sama

MEMBELI counter currency. Inilah salah satu sebab mengapa kita bisa melakukan SHORT (SELL/JUAL) terlebih

dahulu ketika harga turun. Misalnya, ketika kita melakukan SELL EUR/USD, maka semakin harga EUR/USD turun, semakin besar keuntungan yang kita peroleh.

OK, kita sudah tahu bahwa ada yang namanya majors dan cross rates. Nah, sekarang kita akan mempelajari cara membaca harga yang berasal dari kurs dari pasangan-pasangan mata uang tersebut di atas.

Bid/Ask

Dalam perdagangan forex, currency pair diperdagangkan dalam basis harga BID dan ASK. Harga BID meruakan patokan bagi kita jika kita ingin melakukan transaksi SELL, sedangkan harga ASK sebaliknya, merupakan patokan bagi kita untuk melakukan transaksi BUY.

(10)

Dari contoh di atas, harga BID-nya adalah 1.30000, sementara harga ASK-nya adalah 1.30020. Jadi kalau kita mau melakukan transaksi BUY, maka transaksi kita itu akan dilakukan di harga 1.30020. Sebaliknya, kalau kita mau melakukan transaksi SELL, maka transaksi kita itu akan dilakukan di harga 1.30000. Gampang kan?

Kita juga bisa melihat bahwa harga ASK selalu lebih tinggi daripada BID. Perbedaan antara ASK dengan BID itu kita sebut sebagai spread.

BID juga sering disebut sebagai KURS BELI. Artinya harga inilah yang dipergunakan pedagang jika mereka mau MEMBELI dari kita. Sebaliknya, ASK memiliki nama lain sebagai KURS JUAL, yang artinya pada pedagang selalu menggunakan harga ini ketika mereka akan MENJUAL kepada kita. Dengan demikian, berdasarkan contoh di atas, jika kita akan membeli EUR dari pedagang maka harganya adalah sebesar 1.30020 per USD. Sebaliknya jika kita mau menjual EUR ke pedagang maka harganya adalah sebesar 1.30000 per USD.

Platform Trading

Yang dimaksud dengan platform trading adalah program komputer yang akan kita pergunakan untuk melakukan transaksi secara online. Platform yang paling terkenal adalah MetaTrader yang dikembangkan oleh Metaquotes. Biasanya perusahaan-perusahaan broker yang terkemuka menggunakan platform ini. Salah satu keunggulan platform ini adalah tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang terlalu tinggi dan bisa tidak membutuhkan bandwidth internet yang terlalu besar.

(11)

MeMbaca chart

Dalam dunia trading, ketika orang membicarakan analisis teknikal maka yang pertama kali muncul dalam pikiran adalah grafik (chart). Para technician biasanya memang menggunakan grafik karena memang merupakan cara yang paling mudah untuk memvisualkan data pergerakan harga dari masa ke masa. Kita bisa mencermati grafik untuk membantu kita dalam menentukan tren dan menemukan pola-pola yang berpotensi mengantarkan kita dalam meraih peluang yang luar biasa.

Ada tiga jenis chart dalam teknikal analisis, yang akan kita urai satu per satu. 1. Line chart

Line chart adalah grafik yang paling sederhana yang digambarkan sebagai garis yang menghubungkan harga-harga penutupan. Misalnya: dalam beberapa hari berturut-turut perdagangan ditutup pada harga-harga 100, 200, 150, 250… maka level-level harga tersebut dihubungkan dengan garis lurus. Dengan grafik ini kita bisa melihat pergerakan harga secara umum dalam satu periode waktu tertentu.

(12)

2. Bar chart

Bar chart sedikit lebih rumit daripada line chart. Chart jenis ini memberikan informasi mengenai harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi dan terendah dalam satu periode waktu tertentu. Karena memiliki informasi tersebut, chart ini juga disebut dengan OHLC chart (Open-Hihg-Low-Close). Berikut ini adalah bentuk dasar dari bar chart:

Ujung bawah dari chart ini adalah harga terendah yang pernah diperdagangkan dalam periode waktu tertentu, sedangkan ujung atasnya adalah harga tertingginya. Garis vertikalnya mewakili range (rentang) harga dalam periode waktu tersebut. Garis horizontal kecil yang berada di sebelah kanan adalah harga pembukaan sedangkan yang berada di sebelah kiri merupakan harga penutupannya. Pada contoh di atas, hara pembukaan berada lebih rendah daripada harga penutupan. Namun harga pembukaan bisa saja berada lebih tinggi daripada harga penutupan.

(13)

Secara sederhana bisa kita katakan bahwa satu bar merupakan satu periode waktu, entah itu satu bulan, satu minggu, satu hari, satu jam, atau bahkan satu menit. Tergantung pada kerangka waktu berapa lama kita plot chart tersebut.

3. Candlestick chart

Dinamakan “candlestick” karena memang bentuknya mirip dengan lilin. Nama lengkapnya adalah “Japanese canclestick chart”, karena konon ia berasal dari negeri Sakura. Chart jenis ini menyediakan informasi yang sama persis dengan bar chart, hanya saja “postur” tubuhnya lebih “seksi”.

(14)

Biasanya, body dari candlestick chart ini berwarna putih dan hitam. Jika body-nya berwarna putih maka harga open-nya berada di bawah, sebaliknya jika body berwarna hitam maka harga open berada di atas. Jadi, body itu sendiri menggambarkan jarak antara harga pembukaan dengan penutupan dalam satu periode waktu tertentu.

Candlestick yang harga open di bawah harga close biasa disebut dengan bull candle. Dalam analisis teknikal, istilah “bullish” digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga yang naik. Untuk menggambarkan pergerakan harga yang turun, digunakan istilah “bearish”, sehingga candlestick yang memiliki harga open di atas harga close disebut bear candle. Gunakan saja “jembatan keledai” ini agar lebih gampang mengingatnya:

BULL = naik, BEAR = turun.

Tapi jika Anda menganggap warna hitam dan putih ini kurang “stylish”, Anda bisa menggantinya dengan warna yang Anda sukai. Kombinasi warna lain yang sering digunakan misalnya adalah merah untuk bear candle dan

biru untuk bull candle. Ingat, Anda akan banyak menghabiskan waktu mengamati chart, sehingga warna yang

menarik bagi Anda akan membantu menghilangkan kejenuhan. Yang penting, Anda tahu bagaimana cara membedakan antara bull candle dengan bear candle.

(15)

Bagaimana, lebih menarik bukan? Atau Anda punya pilihan warna lain? Silakan ekspresikan “warna” Anda. Banyak trader lebih suka menggunakan chart jenis ini karena lebih membantu secara visual untuk mengenali harga open, close, high dan low daripada bar chart.

Di bawah ini adalah contoh tampilan grafik pergerakan harga menggunakan candlestick chart:

Support dan reSiStance

Sekarang kita akan melangkah lebih dalam lagi ke hutan yang akan kita jelajahi. Kita akan mencoba untuk memahami dan mengenali apa itu “support” dan “resistance”.

Mungkin Anda masih ingat konsep supply and demand (penawaran dan permintaan)? Ketika permintaan (demand) naik dan penawaran (supply) turun, maka harga akan naik. Sebaliknya jika penawaran (supply) naik dan permintaan (demand) turun, harga akan turun. Begitulah kata guru ekonomi semasa SMP dulu.

(16)

Nah, pada kenyataannya, harga mata uang di pasar selalu bergerak naik dan turun. Hal ini juga dipengaruhi oleh supply dan demand atas mata uang tersebut. Kemudian, ada suatu waktu di pasar di mana harga berhenti bergerak naik atau berhenti bergerak turun. Ini tentu karena demand atau supply-nya sudah tidak cukup besar untuk menyebabkan harga naik atau turun.

Dalam analisis teknikal, kita bisa mengantisipasi kapan kira-kira supply atau demand semakin besar. Caranya adalah dengan mengenali level support dan resistance itu tadi.

Support merupakan suatu area level harga di mana pada level tersebut DEMAND cukup besar untuk menahan turunnya harga. Pada level ini, harga cenderung berhenti bergerak turun dan kemungkinan besar akan naik lagi. Bahasa praktisnya, support adalah level yang diperkirakan akan menahan pergerakan bearish.

Sedangkan resistance merupakan suatu area level harga di mana pada level tersebut SUPPLY cukup besar untuk menghentikan naiknya harga. Pada level ini, harga cenderung berhenti bergerak naik dan kemungkinan besar akan turun lagi. Bahasa praktisnya, resistance adalah level yang diperkirakan akan menahan

pergerakan bullish.

(17)

Contoh di atas memperlihatkan garis zig-zag membentuk grafik yang bergerak ke atas. Ketika harga bergerak

naik dan kemudian turun lagi, maka titik tertinggi yang dicapai sebelum turun lagi itulah yang disebut dengan resistance.

Ketika harga bergerak naik lagi, maka titik terendah yang dicapai sebelum harga bergerak naik lagi itu kita sebut sebagai support. Seperti itulah kita menentukan level support dan resistance seiring dengan pergerakan

harga yang naik turun sepanjang waktu.

Perlu diketahui juga bahwa level support dan resistance tidak harus merupakan level yang pasti. Artinya, wajar jika beberapa trader berselisih beberapa angka ketika menentukan support dan resistance. Yang penting, support dan resistance tersebut berada di kisaran angka yang tidak terlalu jauh jaraknya.

Resistance menjadi support, support menjadi resistance

Jangan bingung. Memang demikian adanya. Begini ceritanya….

Meskipun di awal pembahasan support dan resistance ini dikatakan bahwa level-level tersebut mampu “menahan” laju pergerakan harga, namun tidak berarti bahwa level-level tersebut akan abadi selamanya. Suatu support tak akan lagi mampu menahan pergerakan turun jika ternyata pada saat itu demand sudah tak lagi cukup besar. Kebalikannya, hal yang sama juga akan terjadi pada resistance, di mana supply tak lagi cukup besar untuk menahan pergerakan naik.

Bayangkan Anda berdiri di salam suatu ruangan. Ada lantai dan langit-langit. Langit-langit ruangan kita analogikan sebagai resistance, sedangkan lantai kita analogikan sebagai support. Di tangan Anda ada sebuah bola golf. Anda melemparkan bola golf itu ke atas hingga menyentuh langit-langit. Jika lemparan Anda tidak

(18)

cukup kuat, maka bola golf itu akan memantul lagi ke bawah. Tapi jika lemparan Anda cukup kuat, maka langit-langit tersebut akan jebol. Begitulah kira-kira.

Jadi, ketika resistance “jebol” maka harga akan terus bergerak naik. Resistance yang tadinya berada DI ATAS harga, sekarang posisinya sudah berada DI BAWAH harga. Pada saat itulah ia berubah menjadi support.

Demikian juga dengan support. Ketika support “jebol” (break) maka harga akan terus bergerak turun. Support yang tadinya berada DI BAWAH harga, sekarang posisinya sudah berada DI ATAS harga. Pada saat itulah, ia menjelma menjadi resistance.

(19)

Trend Line

Trend line merupakan tool yang sangat lazim digunakan dalam analisis teknikal. Bahkan perannya sangat penting, karena strategi trading yang paling baik itu adalah trading yang mengikuti tren pergerakan harga. Jika kita bisa menggambar trend line dengan tepat, maka garis tersebut bisa sama akuratnya dengan metode trading yang lain. Maka persiapkan diri Anda untuk lebih mengenali garis sederhana yangdisebut trend line ini, yang sayangnya banyak sekali diabaikan oleh para trader. Banyak sekali trader yang masih salah dalam

menggambar trend line, padahal garis yang sederhana ini adalah inti analisis teknikal bersama support dan resistance.

OK, sebelum melangkah lebih jauh, kita akan bahas jenis-jenis tren dulu. Pada dasarnya hanya ada tiga tren: naik (uptrend), turun (downtrend) dan datar (sideways). Kita akan bahas satu per satu.

1. Tren naik (uptrend)

Sederhana saja: tren naik (uptrend) adalah keadaan ketika harga sedang bergerak naik. Tapi tetap ada prasyarat untuk menentukan bahwa pasar berada dalam uptrend. Coba perhatikan gambar berikut.

(20)

Prasyarat uptrend adalah adanya sederetan PEAK (puncak) yang semakin tinggi dan TROUGH (lembah) yang juga semakin tinggi. Karena ada kata “sederetan”, maka mestinya ada lebih dari satu. Artinya, minimal harus ada dua puncak DAN dua lembah yang SEMAKIN TINGGI.

2. Tren turun (downtrend)

Tidak perlu rumit-rumit: tren turun (downtrend) adalah keadaan ketika harga sedang bergerak turun. Tapi sebagaimana uptrend, ada prasyaratnya juga.

Keterangan gambar: P = Peak, T = Trough, LP = Lower Peak, LT = Lower Trough

Prasyarat downtrend adalah adanya sederetan PEAK (puncak) yang semakin lembah dan TROUGH (lembah) yang juga semakin rendah. Karena ada kata “sederetan”, maka harus ada lebih dari satu. Artinya, minimal harus ada dua puncak DAN dua lembah yang SEMAKIN RENDAH.

3. Datar (sideways)

Nah, ini juga sederhana. Sideway itu artinya pergerakannya bukan uptrend dan bukan downtrend. Artinya apa? Ya datar-datar saja. Tetap ada naik dan turun tapi hanya terbatas di range tertentu. Dengan kata lain, harus ada pada uptrend maupun downtrend tidak bisa kita temukan.

(21)

Keterangan gambar: P = Peak, T = Trough, LP = Lower Peak, HT = Higher Trough, LT = Lower Trough

Kita sudah mengetahui cara mengenali tren, sekarang barulah kita akan mencoba lebih akrab lagi dengan trend line.

Untuk bisa menggambar trend line dengan baik, tentu harus dikenali dulu tren-nya. Pada keadaan uptrend, gambar trend line dengan menghubungkan minimal dua titik lembah (trough). Sedangkan pada keadaan downtrend, gambarlah trend line dengan menghubungkan minimal dua titik puncak (peak).

Gambar di atas merupakan sebuah up trend line yang ditarik menghubungkan dua titik lembah. Pada saat ini, trend line tersebut berperan sebagai support. Tembusnya trend line tersebut merupakan sinyal awal bahwa up trend kemungkinan akan berakhir.

(22)

Gambar di bawah ini merupakan trend line yang ditarik pada saat down trend. Di sini trend line berfungsi sebagai resistance. Tembusnya trend line tersebut kemungkinan merupakan indikasi bahwa down trend akan berakhir.

Kalau sideway bagaimana? Gambarlah dua garis horizontal yang sebisa mungkin masing-masing menghubngkan minimal dua puncak/lembah.

Setelah itu apa lagi yang harus digambar? Ya sudah, hanya itu saja. Sederhana kan? Makanya cukup aneh kalau ada trader yang mengaku profesional tapi salah dalam menggambar trend line.

(23)

Dari contoh gambar di atas kita bisa lihat bahwa dalam pergerakan harga bisa terjadi beberapa kali perubahan tren. Perhatikan bahwa secara umum, gambar di atas memperlihatkan tren naik yang kita sebut sebagai major

trend.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Ada setidaknya empat hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan trend line ini.

1. Trend line yang valid menghubungkan paling tidak dua puncak atau lembah, namun untuk mengkonfirmasi trend line itu sendiri kita membutuhkan titik puncak atau lembah ke-tiga.

2. Semakin miring trend line yang kita gambar, maka tingkat kekuatannya akan semakin berkurang dan akan semakin mudah tembus.

3. Trend line akan semakin valid jika semakin banyak titik yang dihubungkan olehnya.

4. Jangan memaksa untuk menggambar trend line yang di-“valid-valid”-kan. Kalau memang tidak mungkin bagi kita untuk menggambar trend line yang valid, carilah alternatif lain untuk menggambarnya. Initinya: jangan maksa!

Channel

Channel merupakan salah satu tool analitik yang merupakan pengembangan dari trend line. Cara menggambarnya cukup sederhana, kita tinggal menduplikasi trend line yang telah kita buat. Langkahnya, pertama kali kita gambar terlebih dahulu trend line sesuai dengan arah trennya. Pada gambar di bawah ini, contohnya kita menarik trend line pada saat uptrend.

(24)

Lalu, kita tarik garis yang sejajar dengan trend line tersebut. Garis ke dua ini kemudian kita proyeksikan sehingga menghubungkan titik-titik puncaknya. Sama halnya dengan trend line, garis ini minimal harus menghubungkan dua puncak. Jadilah sebuah UP CHANNEL atau juga sering disebut sebagai ASCENDING

CHANNEL. Sederhana kan?

Sedangkan untuk menggambar sebuah DOWN CHANNEL; atau sering disebut sebagai DESCENDING CHANNEL; sama sederhananya dengan menggambar bullish channel. Pertama, gambar dulu trend line yang

(25)

menghubungkan minimal dua puncak. Lalu buat garis yang sejajar dengan trend line tersebut menghubungkan minimal dua lembah. Di bawah ini adalah contoh down channel.

Meskipun sederhana, channel ini sangat berguna. Channel ini nantinya bisa kita manfaatkan untuk memperkirakan area buy atau sell. Kedua garis channel berfungsi sebagai support dan resistance. Garis yang

berada di atas berfungsi sebagai resistance, sedengkan garis yang di bawah berfungsi sebagai support.

Untuk lebih mudah dalam penyebutannya, kita sebut saja kedua garis tersebut sebagai garis support dan garis

resistance.

Ketika harga berada di area garis support, maka kita bisa mencoba untuk mencari konfirmasi berupa sinyal bullish untuk melakukan buy, dengan target di garis resistance. Waspadalah jika harga tembus ke bawah garis support. Jika hal itu terjadi, ada baiknya untuk mempertimbangkan untuk melepas transaksi tersebut. Tentu saja ini nanti juga harus melihat perkembangan situasi pasar. Mengenai hal ini akan kita bahas nanti, di topik yang lebih lanjut.

(26)

Begitu pula ketika harga berada di area garis resistance. Pada saat itu kita bisa mencoba untuk mencari konfirmasi sinyal bearish untuk melakukan sell dengan target di garis support. Tentu saja kita harus waspada jika garis resistance tembus setelah kita melakukan sell.

Sideways Channel

Ada kalanya harga bergerak sideways, sehingga kita tidak bisa menggambar up channel atau down channel dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, kita bisa menggambar channel yang mendatar. Kita sebut channel seperti ini sebagai sideways channel atau ranging channel.

(27)

Di bawah ini adalah contoh grafik yang menyajikan ketiga jenis channel yang telah kita bahas, yaitu up

Gambar

Gambar di atas merupakan sebuah up trend line yang ditarik menghubungkan dua titik lembah
Gambar  di  bawah  ini  merupakan  trend  line  yang  ditarik  pada  saat  down  trend

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan tersebut terdapat tiga hal yang memiliki peranan penting dalam penetuan batas terluar kontinen lebih dari 200M yaitu garis pangkal, kaki lereng, dan

Perlengkapan Pembelian 9,750.00 Droping Biro Perlengkapan Droping Biro Perlengkapan Pembelian 9,750.00 14 16 Asal usul Harga (ribuan Rp) Keterangan SEKRETARIAT DAERAH BIRO

(e) sekiranya baki harga belian tersebut tidak diselesaikan sebelum atau pada tarikh yang ditetapkan dalam perenggan (d), jumlah yang dibayar sebagai deposit kepada

Apabila terdapat titik pt0(X0,Y0) yang tidak berada dalam garis tersebut, dan kita ingin dapatkan jarak diantara garis dan titik tersebut, maka terlebih dahulu kita bisa

asetat, borneol, simen. Kina, damar, malam.. as. CI CINN NNAM AMOM OMI COR I CORTE TEX X..

Penetrasi pada potongan tipis akan terjadi lebih cepat daripada bagian tebal.Seperti yang didefinisikan oleh Medawar bahwa d = K√t, dimana d adalah dalamnya penetrasi, K adalah

Sub ini berisi (a) Penjelasan singkat setiap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan (Bidang, Program, Nomor Kegiatan, Nama Kegiatan, Tempat, & Tanggal, Lama Pelaksanaan,