• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah 209.120.000 orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim Indonesia dikenal sebagai Muslim yang moderat. Hal ini terlihat dari keikutsertaan kelompok Islam dalam proses demokrasi di Indonesia. Berbagai partai yang berlandaskan Islam ikut serta dalam politik pemilu di Indonesia, Empat dari 10 partai yang ikut dalam pemilu 2014 adalah partai Islam, diantaranya adalah PAN, PKS, PPP, dan PKB (Permana, 2013). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005), moderat diartikan sebagai selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrim. Dalam kamus The American Heritage Dictionary of English Dictionary 5th edition (2011), moderat diartikan sebagai berlawanan dengan pandangan radikal yang ekstrem, terutama dalam agama atau politik. Meskipun dikenal sebagai moderat, pemberitaan tentang kelompok Islam fundamentalis masih sering muncul di berbagai media berita di Indonesia. Montgomery Watt menjelaskan fundamentalis adalah individu atau kelompok yang secara sepenuhnya menerima pandangan dunia tradisional keyakinannya serta berkehendak untuk mempertahankan keyakinannya (Yoyo Hambali,2010).

Menurut Sofyan dan Sabardilla (2001), era reformasi yang terkesan memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi pergerakan kelompok masyarakat memiliki andil yang besar dalam munculnya berbagai organisasi kemasyarakatan

(2)

termasuk organisasi kemasyarakatan berbasis agama. Beberapa contoh organisasi masyarakat berbasis Islam di Indonesia adalah NU, Muhammadiyah, JIL, FUI, Laskar Jihad, FPI, Majelis Mujahidin Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia, dsb.

Sebagian dari kelompok Islam tersebut berusaha untuk melakukan penegakan hukum Islam di Indonesia. Sebagian kelompok (misal: NU, Muhammadiyah dll) berupaya menegakkan hukum Islam sesuai dengan Pancasila. Kelompok-kelompok ini cenderung mengedepankan cara-cara persuasif yang damai. Kelompok (misal: FPI) melakukan penegakan hukum Islam dengan melarang perbuatan yang bertentangan dengan hukum Islam dengan cara langsung turun ke lapangan dan melakukan aksi, melakukan sweeping penutupan tempat hiburan malam, penutupan warung makan pada siang hari saat bulan Ramadhan, hingga melakukan bentrokan fisik. Dalam buku Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia (2009) dijelaskan kelompok seperti Hizbut Tahrir Indonesia mengupayakan perubahan dasar negara menjadi hukum Islam melalui aksi-aksi damai. Ada juga kelompok yang terang-terangan melakukan tindakan kekerasan sebagai upaya untuk melakukan penegakan hukum Islam sehingga dicap teroris oleh pemerintah, seperti Mujahidin Indonesia Barat, Mujahidin Indonesia Timur, Jamaah Ansharuut Tauhid, dll (Laban & Erick, 2015). Dengan melihat pengertiannya, usaha-usaha untuk melakukan perubahan mendasar pada suatu sistem dengan menggunakan cara persuasif maupun tindakan kekerasan dapat digolongkan sebagai perilaku radikal. yaitu pikiran ataupun perilaku yang menuntut perubahan yang mendasar (KKBI,2011)

(3)

Sebagaimana berbagai pemberitaan di media massa, paham Islam Radikal yang merujuk pada tindakan kekerasan sering terjadi di Indonesia. Misalnya, merujuk pada Rofiuddin (2013), penutupan lokalisasi prostitusi dan judi dan penjualan togel selama bulan Ramadhan yang dilakukan oleh kelompok FPI (Front Pembela Islam) di Kendal, Jawa Tengah pada 18 Juli 2013 merupakan salah satu bentuk tindakan penegakan hukum Islam dengan menggunakan pemaksaan. Konsekuensi dari pemaksaan ini justru berujung pada bentrok antara warga dengan FPI, yang menyebabkan berbagai kerugian (Rofiuddin, 2013). contoh lain adalah kasus bom Bali I pada tahun 2002 yang memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat Bali khususnya (Aries Setiawan, 2012). Peristiwa ini merenggut nyawa banyak orang serta merusak fasilitas umum. Tindakan pengeboman tersebut memberikan efek rasa takut yang memang sengaja diciptakan oleh para pelaku. Ali Imron, terpidana kasus bom Bali pertama mengakui bahwa bom bunuh diri dilakukan untuk memberikan rasa takut terhadap masyarakat (Suhendi, 2012), yang artinya ketakutan yang ingin mereka ciptakan adalah ketakutan global.

Sebagian gerakan Islam Radikal juga melakukan tindakan terhadap kelompok Islam lain yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Contohnya Aliansi Nasional Anti Syiah. Aliansi Nasional Anti Syiah menganggap kelompok Syiah sebagai kelompok sesat yang menodai Islam. Aliansi Nasional Anti syiah juga berusaha mengajak pemerintah untuk melarang kegiatan organisasi kelompok Syiah di Indonesia. (C30, 2014). Sebagian kelompok Islam tidak hanya menggunakan jalur hukum dalam pergerakannya, ada juga kelompok Islam yang

(4)

menggunakan cara-cara kekerasan. Serangan terhadap kelompok Syiah yang dianggap sesat oleh sekelompok orang Islam juga terjadi pada 29 September 2011, sebuah pesantren Syiah dan rumah pemimpin Syiah dibakar (Sunardi, 2012) Perilaku-perilaku agresif kelompok Islam radikal di atas berdampak negatif bagi masyarakat. Perilaku ini dapat merugikan secara materi seperti perusakan-perusakan, serta dapat menimbulkan korban luka maupun korban jiwa. Dampak lainnya adalah efek psikologis yang ditimbulkan oleh perilaku kekerasan dari kelompok Islam radikal. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal dapat memberikan efek yang negatif bagi psikologis korban. Menurut Nasrudin, seorang tokoh Ahmadiyah, Anggota kelompok Ahmadiyah mengalami pengusiran paksa sehingga harus tinggal di penampungan, sehingga memberikan rasa tertekan pada para pengungsi, bahkan ada yang gila. (Purnomo, 2013)

Beberapa kasus di atas merupakan contoh bahaya dari aksi kekerasan kelompok radikal yang berdampak negatif terhadap masyarakat, karena membahayakan jiwa masyarakat, merugikan secara materi, serta efek psikologis yang buruk bagi masyarakat, sehingga dibutuhkan solusi bagi permasalahan ini. Mengapa ada individu atau kelompok yang mampu melakukan serangan kepada kelompok atau individu? Sedangkan nilai-nilai dalam agama Islam mengajarkan perdamaian, dan Indonesia adalah negara yang memiliki semboyan bhineka tunggal ika yang mengajar kesetaraan suku maupun agama di Indonesia. Dari berbagai kasus yang telah dipaparkan di atas, peneliti melihat perilaku kekerasan radikal pada sebagian kelompok berbasis Islam di Indonesia mungkin dapat terjadi karena adanya persepsi ancaman terhadap Islam yang dirasakan oleh

(5)

sebagian kelompok Islam. Persepsi ancaman adalah pengalaman ketika anggota-anggota kelompok menganggap kalau kelompok lain berada di posisi yang dapat menyebabkan hal negatif terhadap kelompoknya (Stephan, Ybbara, & Morrison, 2008). Sebagai contoh: Kelompok seperti FPI melakukan sweeping pada tempat-tempat yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti judi, pelacuran, minuman keras, dan berbagai tempat yang dianggap menodai kesucian bulan Ramadhan. Pemboman di Bali dilakukan sebagai aksi balas dendam umat Islam yang diserang di Maluku, dsb. Serangan kelompok Islam radikal terhadap kelompok Syiah dan Ahmadiyah didasarkan pada anggapan bahwa Syiah dan Ahmadiyah merupakan kelompok sesat yang menodai Islam dan harus dibubarkan. Habib Rizieq menyatakan bahwa hukum Islam posisinya berada di atas hukum Indonesia (Arsyad, L, 2015).

Sedemikian penting hukum agama dipandang di Indonesia, sehingga bagi kelompok Islam fundamentalis yang memiliki paham radikal memiliki anggapan bahwa kitab suci merupakan sebuah kesempurnaan yang tidak mungkin memiliki kesalahan, serta merupakan hukum tertinggi yang melebihi hukum negara atau konstitusi atau hukum lain, sehingga hukum yang diluar dai hukum agama dipandang sebagai suatu ancaman bagi nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian hukum-hukum yang tidak sesuai dengan hukum Islam tidak boleh dipatuhi dan harus diubah.

Mematuhi hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh agama, merupakan hak dan kewajiban setiap umat beragama. Permasalahan pada berbagai kasus yang telah disampaikan sebelumnya adalah ketika usaha untuk melaksanakan

(6)

hukum agama berbenturan dengan hukum. Umat beragama melakukan berbagai pelanggaran hukum dalam usahanya untuk melaksanakan hukum-hukum agamanya. Pada beberapa kasus umat beragama juga berusaha mengganti dasar negara yang sudah ada menjadi hukum agama yang diyakininya. Fenomena ini merupakan fenomena yang cukup rumit untuk dijelaskan, karena meliputi keyakian agama, politik, hukum, sejarah, dsb, sehingga dibutuhkan interpretasi yang mendalam pada data yang diberikan oleh subjek nantinya. Menurut peneliti, penelitian ini lebih sesuai jika menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut peneliti, metode kualitatif yang menggunakan interpretasi dalam pemaknaan data dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai pernyataan yang akan diberikan oleh para subjek, sehingga diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian.

B. Pertanyaan Penelitian

1) Bagaimana gambaran perceive threat dan radikalisme pada kelompok Islam fundamentalis?

2) Apa sajakah bentuk-bentuk perceive threat yang dirasakan? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kelompok Islam yang radikal memang menganggap adanya ancaman terhadap kelompoknya, serta melihat bentuk ancaman yang muncul.

(7)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa orang Islam menjadi radikal karena mereka merasa ada ancaman terhadap agama dan umatnya. Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan pada penelitian-penelitian selanjutnya, terutama di bidang Psikologi Sosial

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami perilaku radikal orang Islam sehingga dapat mempermudah proses deradikalisasi terhadap orang Islam yang radikal

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri atas 5 Bab. Di dalam Bab I disajikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II berisikan Landasan teoritis yang menjadi landasan yang mengarahkan penelitian ini. Bab III berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini. Bab IV berisi deskripsi data dan pembahasan. Terakhir, kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disajikan pada Bab V.

Referensi

Dokumen terkait

merupakan suatu bagian atau salah satu elemen penting dalam iklan karena dapat menjadi alat persuasi yang mudah melekat di benak konsumen, mengingat adanya kondisi yang disebut

Dalam salah satu bab pengantar tafsīr nya ada satu bab yang Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sebut dengan istilah penggerak usaha. Pada bab ini beliau menuliskan beberapa

Dewi Suryaningtiyas, Nuddin Harahab , Harsuko Riniwati , Analisis Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Nelayan) di UPTD Pangkalan Pendaratan Ikan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei perilaku dan kepuasan pada 77 mahasiswa terhadap produk makanan cepat saji dengan menu utama ayam.. Kemudian data

Bagian selanjutnya berupa saluran yang agak sempit, yaitu sinus urogenitalis bagian panggul, yang pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.. Bagian terakhir

Daerah distribusi tumbuhan Myristica di Indonesia antara lain di Irian Jaya (Myristica argentea Warb.) dan jenis ini endemik di Irian Jaya. Di Maluku ditemukan antara lain:

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Alhamdulillah berkat petunjuk dan hidayah-Nya, penulis telah selesai menyusun skripsi ini untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana