• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Aset Pada PT. Bina Megah Indowood.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Aset Pada PT. Bina Megah Indowood."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGELOLAAN ASET PADA PT. BINA MEGAH INDOWOOD

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

FATKUR ALFIANTO 11410100273

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGELOLAAN ASET PADA PT. BINA MEGAH INDOWOOD

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Oleh:

Nama : Fatkur Alfianto

NIM : 11410100273

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(3)

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas academica Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, saya :

Nama : Fatkur Alfianto

NIM : 11410100273

Program Studi : S1 Sistem Informasi

Jurusan/ Fakultas : Fakultas Teknologi dan Informatika

Demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyetujui untuk

memberikan kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas

Royalty Non Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah yang

berjudul:

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGELOLAAN ASET PADA PT. BINA MEGAH INDOWOO

Untuk disimpan, dialih mediakan, dikelola dalam bentuk database, atau

dipublikasikan untuk kepentingan akademis dengan tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 1 Agustus 2016

Fatkur Alfianto

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...3

1.3 Batasan Masalah ...3

1.4 Tujuan ...3

1.5 Manfaat ...4

1.6 Sistematika Penulisan ...4

BAB II LANDASAN TEORI ...6

2.1 Manajemen Aset ...6

2.1.1 Pengertian Manajemen ...6

2.1.2 Pengertian Aset ...7

2.1.3 Pengertian Manajemen Aset ...8

2.1.4 Klasifikasi Aset ...10

2.1.5 Siklus Manajemen Aset ...12

2.1.6 Tujuan Manajemen Aset ...13

2.2 Sistem Informasi Manajemen Aset ...16

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Aset ...16

2.2.2 Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset ...21

2.2.3 Penyusutan Aset ...26

2.3 Sistem ...27

(5)

v

2.5 Bahasa Pemrograman ...30

2.6 Konsep Basis Data ...32

2.6.1 Sistem Basis Data ...32

2.6.2 Database Management System (DBMS)...32

2.6.3 Desain Sistem ...35

2.7 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) ...36

2.7.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ...36

2.7.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak ...37

2.8 Teknik Wawancara ...38

2.9 Teknik Observasi ...38

2.10 Analisa dan Perancangan Sistem ...39

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...41

3.1 Identifikasi Permasalahan ...41

3.2 Analisis Permasalahan ...44

3.3. Analisis Kebutuhan ...44

3.4 Perancangan Sistem ...45

3.4.1 Alur Sistem ...45

3.4.2 Data Flow Diagram ...58

3.4.3 Entity Relationship Diagram ...63

3.4.4 Struktur Database ...66

3.4.5 Desain Interface ...75

3.4.6 Desain Laporan ...81

3.4.7 Desain Uji Coba ...83

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...88

4.1 Implementasi Sistem ...88

4.2 Uji Coba Sistem ...89

4.2.1 Uji Coba Form Utama ...89

(6)

vi

4.2.3 Uji Coba Form Master Aset ...92

4.2.4 Uji Coba Form Transaksi Pemeliharaan ...94

4.2.5 Uji Coba Form Transaksi Usulan Disaktivasi ...96

4.2.6 Uji Coba Form Transaksi Pengalihan Aset ...99

4.2.7 Uji Coba Form Transaksi Disaktivasi...101

4.2.8 Uji Coba Form Transaksi Penyusutan ...103

4.2.9 Uji Coba Form Transaksi Usulan Pengadaan ...106

4.2.10 Uji Coba Form Transaksi Pengadaan Aset ...108

4.2.11 Uji Coba Form Cetak Laporan Rincian Aset ...111

4.2.12 Uji Coba Form Cetak Laporan Histori Pemeliharaan Aset ...112

4.2.13 Uji Coba Form Cetak Laporan Biaya Pemeliharaan Aset ...113

4.2.14 Uji Coba Form Cetak Laporan Penyusutan Aset ...113

4.2.15 Uji Coba Form Cetak Laporan Pengalihan Aset ...114

4.2.16 Uji Coba Form Cetak Laporan Aset Nonaktif ...115

4.2.17 Uji Coba Form Cetak Laporan Pengadaan Aset ...116

BAB V PENUTUP ...117

5.1 Kesimpulan ...117

5.2 Saran ...117

DAFTAR PUSTAKA ...118

BIODATA PENULIS ...120

(7)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Bina Megah Indowood (PT. BMI) adalah perusahaan swasta yang

bergerak dibidang wood manufacture dengan produk utama wood flooring dan

wood decking. Berdiri pada tahun 2007 PT.Bina Megah Indowood berlamatkan di

jalan Putat Lor 16 Menganti Gresik, Jawa Timur, 61174. Adapun beberapa produk

yang dihasilkan oleh PT Bina Megah Indowood adalah hasil olahan kayu Merbabu,

kayu Kuku, kayu Jati Sika dan kayu Sonokeling. Saat ini PT. Bina Megah Indowood

tumbuh menjadi produsen lantai kayu utama dan eksportir dengan jangkauan global

yang luas, tidak hanya memiliki pangsa pasar di Asia namun juga menjangkau pasar

Australia, Afrika hingga Eropa. Adapun produk-produk kayu jadi yang di hasilkan

PT. Bina Megah Indowood adalah E4E, E2E, S4S, T&G (Tongued and Grooved),

Decking dan FJL E2E (Finger Joint Laminating), FJL E4E.

Sebagai perusahaan eksportir, PT. BMI memiliki banyak aset tetap untuk

menunjangan proses bisnisnya. Menurut Mulyadi, (2001:591) aset tetap adalah

kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih

dari satu tahun buku, dan diperoleh oleh perusahaan untuk melaksanan kegiatan

perusahaan dan bukan untuk dijual kembali. Aset tetap yang dimiliki PT. BMI

diantaranya: Mesin Moulding, Mesin Spindle, Dinamo mesin cross cut, Double

End, Mesin Double Planer, Mesin Single Planer, Mesin Single Rip saw, Mesin

Jump Cross Cut, Mesin Jointer , Conveyor, Forklift, dan lain-lain. Aset tetap

(8)

dan memberikan manfaat serta keuntungan maksimal terhadap perusahaan. Proses

pengelolaan aset PT. BMI diantarannya adalah proses pemeliharaan, pengadaan,

pengalihan, disaktivasi aset, dan perhitungan penyusutan aset. Proses pemeliharaan

PT. BMI adalah pemeliharaan terhadap aset produktif seperti kendaraan dan mesin.

Proses pengadaan merupakan proses mengadakan / membeli aset baru. Proses

pengalihan merupakan proses pemindahan aset kepada pihak lain sedangkan

disaktivasi aset adalah menonaktifkan aset-aset yang sudah tidak produktif dan/atau

sudah tidak digunakan. Proses perhitungan nilai penyusutan adalah proses hitung

nilai aset dan nilai buku untuk semua aset yang dimiliki.

Tabel 1. Nilai Aset PT. BMI Tahun 2015 Kelompok Aset Jumlah Nilai Total Aset

Tanah 9 12,010,638,000.00

Bangunan 18 20,994,474,150.00

Mesin 42 17,473,600,000.00

Peralatan 25 3,619,500,000.00

Kendaraan 12 2,796,005,258.00

Inventaris 142 677,623,298.50

Total Nilai Aset 57,571,840,706.50

Masalah yang dialami PT. Bina Megah Indowood (BMI) dalam

pengelolaan aset adalah proses pengelolaannya dilakukan secara manual dan hanya

dicatat menggunakan Microsoft® Office Excel. Sedangkan pemeliharaan aset

dilakukan apabila ada kerusakan atau ada permasalahan terhadap aset tersebut,

tidak terjadwal secara berkala (kecuali kendaraan) sehingga masa pakai lebih

pendek dari masa pakai normalnya. Akibatnya, perusahaan harus melakukan

pengadaan kembali atau mengganti komponennya yang rusak sehingga perlu

(9)

menentukan kapan suatu aset itu perlu diganti atau diservis. Permasalahan lain yang

dihadapi PT. BMI adalah pencatatan aset yang tidak terkontrol, penonaktifan aset,

lambatnya pencarian data aset serta pelaporan aset yang seringkali tidak tepat.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka PT. BMI

membutuhkan sebuah aplikasi yang mampu mengelola aset-aset yang dimiliki PT.

BMI, menjadwalkan secara berkala waktu perawatannya, penghapusan aset dapat

tercatat dengan baik, menampilkan nilai penyusutan aset secara otomatis serta

pelaporan aset yang cepat, tepat, dan akurat.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang ada, maka perumusan masalah adalah

bagaimana merancang dan membangun aplikasi pengelolaan aset pada PT. Bina

Megah Indowood.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode Penyusutan aset yang digunakan dalam aplikasi mengacu pada proses

hitung penyusutan yang digunakan oleh bagian akuntansi PT. Bina Megah

Indowood

2. Data aset yang digunakan adalah data asli milik PT. Bina Megah Indowood

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin

(10)

Indowood yang dapat membantu dalam pengelolaan aset diantaranya proses

pengadaan, pengalihan, disaktivasi aset, pemeliharan, penghitung penyusutan dan

pembuatan laporan-laporannya.

1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yaitu:

1. Dapat mempermudah dalam melakukan pengelolaan aset.

2. Dapat menjadi pengingat waktu pemeliharaan aset.

3. Dapat memberikan rekomendasi terhadap aset yang dipilih berdasarkan histori

pemeliharaannya

4. Dapat mempercepat proses penghitungan nilai penyusutan

5. Memudahkan dalam mencetak laporan-laporan aset yang diperlukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Di dalam penyusunan laporan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan

disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab. Adapun

urutan dari bab pertama sampai bab terakhir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan sistem, manfaat bagi

(11)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang mendukung

dalam pembuatan rancang bangun aplikasi pengelolaan aset pada

PT. Bina Megah Indowood.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas analisa dan perancangan sistem. Analisa berisi

penjelasan dari timbulnya masalah beserta penyelesaiannya,

sedangkan perancangan sistem berisi Document Flow, System Flow,

Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Desain Input

/ Output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang kebutuhan perangkat lunak, perangkat

keras, implementasi dan evaluasi sistem. Implementasi ini mengacu

pada perancangan desain sistem yang telah dibuat dan berfokus

dalam pengelolaan aset. Dalam implementasi ini juga berisi

penjelasan Graphical User Interface (GUI) sistem yang telah dibuat.

Sedangkan evaluasi sistem berisi validasi dan uji coba sistem agar

terhindar dari error serta berjalan sesuai yang diharapkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari

pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk

(12)

6

2.1 Manajemen Aset

Manajemen aset merupakan suatu ilmu yang dibutuhkan bagi setiap

entitas/instansi/organisasi. Manajemen aset diterapkan guna mempermudah proses

pengelolaan aset tersebut agar dapat memberikan nilai (value) bagi organisasi

tersebut.

Manajemen Aset adalah spesifikasi dari ilmu manajemen dan merupakan

gabungan dari ketiga dasar ilmu yaitu manajemen, akuntansi, dan teknik sipil.

Dalam kaitan ini Manajemen Aset diartikan sebagai suatu kegiatan manajemen

dalam mengelola aset fisik yang berupa fasilitas dalam rangka meningkatkan

control atau pengawasan terhadap operasi penggunaan dan pemeliharaan dari aset

tersebut. Hal ini agar dapat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Dengan penerapan manajemen aset maka setiap entitas bisa memanfaatkan

aset yang mereka miliki dengan optimal/sesuai dengan tupoksinya. Untuk

mengoptimalkan aset tersebut maka alangkah lebih baik dijelaskan terlebih dahulu

pengertian dari manajemen, aset, dan manajemen aset.

2.1.1 Pengertian Manajemen

Menurut Stoner (2006) “Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

(13)

Menurut Nawawi (2003) ”Manajemen merupakan serangkaian proses yang

terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting)”.

Menurut Daft yang diterjemahkan oleh Tarnujaya & Shirly (2006)

“Manajemen (management) adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang

efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian sumber daya organisasi”.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah kegiatan pengelolaan yang dimulai dari perencanaan,

pengorgansasian, pelaksanaan, hingga pengawasan untuk mencapai tujuan

organisasi.

2.1.2 Pengertian Aset

Aset berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Asset secara umum artinya

adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai

ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value), atau nilai tukar

(exchangevalue) yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan usaha, individu atau

perorangan (Hidayat, 2011: 4). Aset adalah sarana atau sumber daya ekonomik

yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya

harus diukur secara objektif (Munawir, 2007: 30).

Menurut Raymodn H. Peterson, definisi aset adalah assets that one can

touch, hold, or feel. Typicallycalled fixed assets in accounting literature, tangible

assets are the physical things that a business uses in the production of goods and

services. They constitute the production facilities, buildings, equipment, and

(14)

similar items not used up within a year.(Accounting for Fixed Asset 2nd edition,

:11)

Menurut pendapat Djumara (2007), Aset adalah barang, yang dalam

pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda

bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (Intangible),

yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi,

organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, tentang Standar

Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa: Aset adalah sumber daya ekonomi yang

dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam

satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara

karena alasan sejarah dan budaya.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa aset

adalah barang atau benda yang dimiliki dan/atau dimiliki oleh suatu instansi,

organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan baik berwujud maupun tidak

berwujud, bergerak maupun tidak bergerak yang memiliki nilai ekonomis.

2.1.3 Pengertian Manajemen Aset

Menurut Sugiama (2013:15) berdasarkan pada pengelolaan aset fisik, secara

definitif manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan

kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan,

(15)

membaharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan

efisien.

Menurut Hariyono (2007), Pengelolaan Aset adalah kegiatan mengelola

suatu barang yang dimiliki mulai dari perencanaan, pengadaan, operasi dan

pemeliharaan serta penghapusan. Berdasarkan pada Departemen of Threasury and

Finance (2004), bahwa pengertian Manajemen Aset adalah proses pengelolaan

suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan

dalam kegiatan operasional Perusahaan.

Pemerintah South Australia dalam Hariyono (2007) mendefinisikan

manajemen aset sebagai “…a process to manage demand and guide acquisition,

use and disposal of assets to make the most of their service delivery potential, and

manage risks and costs over their entire life”, yang artinya proses untuk mengelola

permintaan dan akuisisi panduan, penggunaan dan penjualan aset untuk

memanfaatkan potensi layanan, dan mengelola risiko dan biaya seumur hidup aset.

Sedangkan definisi lain dari manajemen aset menurut Danylo dan Lemer dalam

Hariyono, (2007) adalah “…a methodology to efficiently and equitably allocate

resources amongst valid and competing goals and objectives.”, yang artinya sebuah

metodologi efisien dan mengalokasikan sumber daya secara adil untuk mencapai

tujuan dan sasaran.

Dari pengertian mengenai manajemen dan aset di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen aset secara umum adalah proses mulai dari

perencanaan (planning) sampai dengan penghapusan (disposal) dan perlu adanya

(16)

2.1.4 Klasifikasi Aset

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar

(current asset) dan aset nonlancar (noncurrent asset).

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika dapat direalisasikan atau

dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal

pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut

diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas,

investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar diklasifikasikan

menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya

meliputi aset tak berwujud dan aset kerja sama atau kemitraan. Aset tetap meliputi

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, dan

aset tetap lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, secara ringkas asset bisa digambarkan sebagai

berikut:

(17)

Menurut para ahli, dalam manajemen aset, aset diklarifikasikan kedalam

beberapa jenis. Untuk mengetahui klasifikasi aset bisa dilihat berdasarkan

bentuknya, aset berdasarkan karakteristik, aset berdasarkan sumber dana dan aset

berdasarkan pandangan dari segi hukum.

2.1.4.1 Aset Berdasarkan Bentuknya

Dalam Hermanto (2009), dijelaskan bahwa aset diklasifikasikan

berdasarkan bentuknya dibagi atas 2 jenis, yaitu aset berwujud (tangible) dan aset

tidak berwujud (intangible).

Tabel 2.1 Bentuk Aset Sumber : Hermanto (2009)

No Bentuk Aset Aset

-Sistem Organisasi (Tujuan, Visi, dan Misi) -Hak Cipta (Patent)

-Kualitas (Quality)

-Nama Baik/Citra (Goodwil) -Budaya ( Culture)

-Sikap, Hukum, Pengetahuan, Keahlian (Capacity) -Perjanjian (Contract)

-Motivasi (Motivation)

Aset Berwujud (Tangible)

Bentuk aset tangible (berwujud) adalah aset yang keadaannya benar-benar ada

dan dapat dilihat volume, bentuk, ukuran, berat, dimana mempunyai masa manfaat

lebih baik dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Bentuk aset berwujud yaitu bangunan,

(18)

Aset tidak berwujud (intagible)

Aset intangible (tidak berwujud), adalah aset non keuangan yang dapat di

identifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan

dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk

hak atas kekayaan intelektual.

Bentuk aset yang tidak berwujud adalah sistem organisasi (visi dan misi),

patent (hak cipta), quality (kualitas), goodwill (namabaik / citra), culture (budaya),

capacity (sikap, hukum, pengetahuan, keahlian), contract (perjanjian)

dan motivation (motivasi).

2.1.5 Siklus Manajemen Aset

Dalam manajemen aset terdapat proses sistematis untuk pemeliharaan,

upgrade, dan mengoperasikan aset fisik dengan biaya yang efektif, dengan

menggabungkan prinsip rekayasa dengan praktek bisnis dan teori ekonomi, dan

menyediakan alat yang memfasilitasi agar lebih terorganisir, menggunakan

pendekatan logis untuk pengambilan keputusan sehingga tersedia kerangka kerja

untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.

Menurut Hindrawan, dkk, (2006: 119) siklus hidup fisik dari suatu aset atau

kelompok aset memiliki empat fase, yaitu perencanaan, pengadaan (acquisition),

operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan (disposal).

Dalam manajemen aset terdapat siklus hidup manajemen yang disebut

sebagai Life Cycle Asset Management seperti yang ditunjukkan pada gambar

(19)

Gambar 2.2 Siklus hidup manajemen asset

a) Fase perencanaan adalah fase identifikasi kebutuhan, yaitu ketika ada

permintaan atas aset.

b) Fase pengadaan, yaitu ketika aset dibeli, dibangun atau dibuat.

c) Fase pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu ketika aset digunakan untuk

tujuan yang telah ditentukan. Fase ini diselingi dengan pembaruan,

pergantian atau perbaikan secara periodik atas aset yang rusak.

d) Fase penghapusan (disposal) dilakukan ketika umur ekonomis suatu aset

telah habis atau ketika kebutuhan atas pelayanan yang disediakan aset telah

hilang.

2.1.6 Tujuan Manajemen Aset

Tujuan manajemen aset dapat ditentukan dari berbagai dimensi atau sudut

(20)

keputusan yang tepat agar aset yang dikelola berfungsi secara efektif dan efisien.

Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan sebagaimana yang telah

ditetapkan sebelumnya. Efektif dalam pengelolaan aset berarti aset yang dikelola

dapat mencapai tujuan yang diharapkan organisasi bersangkutan, misal mencapai

kinerja tertinggi dalam pelayanan pelanggan. Sedangkan efektivitas berarti derajat

keberhasilan yang dapat dicapai berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Atau

efektifitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tinggi-rendahnya target yang

telah dicapai misal jumlah capaian, derajat kualitas, waktu dan lain-lain.

Sebuah capaian dapat dinyatakan dalam prosentase target yang dicapai dari

keseluruhan target yang ditetapkan. Jika capaian target tersebut tinggi, berarti

efektifitasnya makin tinggi pula. Serangkaian kegiatan yang dapat merealisasikan

tujuan dengan tepat, maka berarti seluruh kegiatan tersebut memiliki efektifitas

yang tinggi. Dengan kata lain efektif itu mampu mencapai tujuan atau sasaran yang

telah ditetapkan. Adapun efisien berarti menggunakan sumber daya serendah

mungkin untuk mendapat hasil (output) yang tinggi, atau efisien itu rasio yang

tinggi antara output dengan input. Dalam manajemen aset, efisiensi yang senantiasa

melekat dalam setiap tahap pengelolaan aset terutama upaya mencapai efisiensi

yang tinggi dalam menggunakan waktu, tenaga, dan biaya. Jika tujuan aset

dinyatakan lebih spesifik dibanding tujuan umum, maka tujuan manajemen aset

yang lebih rinci yaitu:

1. Meminimisasi biaya selama umur aset bersangkutan (to minimize the whole life

cost of assets)

(21)

3. Dapat mencapai penggunaan serta pemanfaatan aset secara optimum

(optimizing the utilization of assets)

Menurut Hariyono (2007), tujuan utama manajemen aset adalah membantu

suatu entitas dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan

efisien. Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan, dan penghapusan aset,

serta mengatur risiko dan biaya yang terkait selama siklus hidup aset. Menurut

Hariyono juga, agar efektif dalam prinsip dan teknik manajemen aset sebagai

aktivitas komprehensif, perlu dikaitakan dengan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Kebutuhan dari para pengguna aset,

2. Kebijakan dan peraturan perundangan,

3. Kerangka manajemen dan perencanaan organisasi,

4. Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial,

5. Pengaruh eksternal/pasar (seperti komersial, teknologi, lingkungan, dan

industri), serta

6. Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan merasionalisasikan

operasi untuk memperbaiki pemberian pelayanan atau untuk meningkatkan

keefektifan biaya.

Sedangkan menurut Siregar (2004), ada tiga tujuan utama dari manajemen

adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi pemanfaatan dan pemilikan.

2. Terjaga nilai ekonomis dan potensi yang dimiliki. .

3. Objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan

(22)

2.2 Sistem Informasi Manajemen Aset

Sistem informasi manajemen aset merupakan sebuah sistem informasi yang

mengelola dan mengolah data-data yang berkaitan dengan aset dan mampu

mengakomodasi proses-proses yang terdapat dalam manajemen aset.

Fungsi utama yang perlu disediakan pada sistem informasi manajemen aset

adalah sebagai berikut:

1. mengakomodasi kegiatan operasional dalam pengelolaan aset sangatlah penting;

2. pihak manajemen juga mengharapkan sistem yang dapat menyediakan informasi

secara up to date;

3. sistem dapat diakses di mana pun dan kapan pun oleh user dengan privilleges

tertentu;

4. sistem yang terintegrasi dengan sistem lainnya, baik yang sudah ada maupun

yang sedang dalam tahap pengembangan;

5. pengelolaan dan pengembangan sistem pada tahapan selanjutnya dapat dilakukan

dengan mudah;

6. sistem yang menerapkan keamanan terhadap aplikasi karena menyimpan

data-data yang sangat penting.

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Aset

Sistem informasi manajemen menurut O’Brien (2010) adalah suatu

kombinasi teratur apapun dari orang-orang (brainware), hardware, software,

jaringan komunikasi (netware), dan sumberdaya data (dataware) yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

(23)

sebagai suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para

pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.

Sistem informasi manajemen secara umum dapat didefinisikan sebagai

sebuah sistem manusia dan mesin yang terintegrasi dalam menyediakan informasi

guna mendukung fungsi operasi manajemen dan penentuan alternatif tindakan

dalam sebuah organisasi sistem tersebut. Dimana dalam pengoperasiannya sistem

informasi manajemen menggunakan suatu perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), prosedur, model manajemen, keputusan, serta sebuah terminal

data (Jimmy L. Gaol, 2008). Dengan demikian, sistem informasi manajemen

sebagai suatu kumpulan manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi

bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengolah data serta menghasilkan

informasi yang berguna untuk setiap hierarki manajemen dalam perencanaan,

pengendalian dan evaluasi kegiatan organisasi.

Sistem informasi manajemen aset adalah sebuah aplikasi pengelolaan aset

yang ditujukan untuk perusahaan besar atau BUMN yang memiliki aset dengan

jumlah banyak yang seharusnya memerlukan sebuah divisi sendiri untuk

pengelolaan aset tersebut. Sistem informasi manajemen aset seharusnya dapat

menjawab permasalahan-permasalahan aset sering muncul dan atau dihadapi oleh

perusahaan berskala enterprise (Dit TIK UPI, 2008: 4). Adapun permasalahan

tersebut diantaranya, adalah sebagai berikut.

1. Aset berjumlah banyak dan tersebar secara geografis.

2. Aset memiliki penanganan yang spesifik.

3. Aset memiliki nilai tertentu dikaitkan dengan posisi geografis.

(24)

Sistem informasi manajemen aset merupakan suatu aplikasi yang digunakan

untuk mengelola aset yang ditujukan untuk dapat menjawab permasalahpermasalah

aset, seperti berikut (Taramitra, 2008) :

1. Aset berjumlah banyak dan tersebar secara geografis;

2. Aset memiliki penanganan (treatment) yang spesifik;

3. Aset memiliki “nilai” tertentu dikaitkan dengan posisi geografis;

4. Aset memiliki masalah-masalah legal yang berbeda-beda;

5. Pemanfaatan aset masih belum optimal, sehingga kinerja aset rendah;

6. Proses pencatatan aset tidak sistematis dan terintegrasi;

7. Manajemen data masih manual;

8. Perencanaan pemanfaatan aset di masa yang akan datang belum optimal.

Dengan adanya sistem informasi manajemen aset (SIMA) diharapkan

dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Tertib aministrasi, seluruh data tercatat dengan baik, proses pengelolaan

data cepat;

2. Kemudahan untuk pengambilan keputusan atas aset, seperti penataan

kawasan;

3. Kemudahan dalam analisis aset, terutama melalui pendekatan ruang,

sehingga dapat ditentukan kebijakan terbaik;

4. Manajemen pemeliharaan aset;

5. Pengelolaan data dan informasi yang lebih efektif dan efisien dimana sistem

pelaporan dapat dilakukan setiap saat bergantung kebutuhan.

(25)

data atribut baik secara deskriptif yang menunjukan identitas maupun dokumen

legal yang menunjukan kepemilikan atau hak dan kewajiban terhadap aset

tersebut. Selain itu, aset memiliki nilai, baik nilai perolehan maupun nilai pasar

serta nilai penyusutannya.

Seluruh tahapan menajemen aset dimonitor dengan menggunakan sebuah

sistem yang disebut dengan SIMA. Dengan adanya sistem, seluruh aktifitas aset di

perusahaan dapat terpantau secara berkelanjutan. Bahkan, identitas dari aset

tersebut akan diupdate setelah pendataan selesai. Hasil dari inventaris kemudian

diproses dalam database yang kemudian diproses lebih lanjut didalam SIMA.

Adapun, konsep dasar dari SIMA dapat dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 2.4 Konsep dasar Sistem Informasi Manajemen Aset

Menurut Taramitra (2008) SIMA merupakan sebuah aliran data untuk

pengelolaam aset yang ditujukan untuk perusahaan swasta ataupun pemerintah,

yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari aset tersebut. SIMA dapat

memudahkan dalam pengelompokan tanggung jawab dan hak terhadap aset

tersebut, baik berupa tanggung jawab, pemeliharaan, dan jatuh tempo suatu

(26)

menunjukkan identitas maupun dokumen legal yang menunjukkan

kepemilikan/hak dan kewajiban terhadap aset tersebut. Selain itu, aset pun memiliki

nilai-nilai kondisi fisik. Nilai dari suatu aset biasanya diperoleh dari nilai pasar,

penyusutan, maupun nilai perolehan. Sedangkan, kondisi fisik aset berupa “baik”

atau “rusak”.

Seluruh data dari aset tersebut diproses dalam database untuk dilanjutkan

pada sebuah SIMA, yang ditujukan untuk menghasilkan informasi dari aset

tersebut. Informasi yang diperoleh dari SIMA, akan mempengaruhi keputusan

pihak manajemen dalam menyusun strategi selanjutnya. Misalnya: SIMA

menghasilkan informasi bahwa terdapat aset yang belum digunakan, maka

selanjutnya pihak manajemen akan menetapkan strategi apakah aset tersebut akan

disewakan atau dijual (hal ini merupakan salah satu strategi optimasi aset).

Menurut Siregar (2004) objek pengembangan SIMA adalah semua aset

yang terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan, serta aset

lainnya. Pengembangan SIMA adalah sebagai alat untuk optimalisasi dan efisiensi

pengelolaan asset BUMN/BUMD. Sedangkan SIMA adalah suatu konsep

pengelolaan asset yang memadukan beberapa disiplin keahlian anatara lain:

1) Penyusunan system dan prosedur logistik (aset)

2) Penyusunan aplikasi komputer bidang logistik

3) Pendataan (iventarisasi) aset

4) Penilaian aset

5) Konsultasi properti

(27)

Dengan memadukan berbagai disiplin keahlian dalam menunjang

pemanfaatan terbaik dari asset yang dimiliki, penerapan SIMA akan sangat akan

sangat menunjang kepentingan BUMN/BUMD, antara lain :

1. Tertib aministrasi aset

2. Mengetahui pemanfaaatan tertinggi dan terbaik aset

3. Mempermudah pengendalian aset

4. Mengetahui nilai aset

5. Mendukung pengembangan strategi.

2.2.2 Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset

Menurut Dufffua (1999), “System is a collection of components that work

together toward common objective”. Jadi sistem merupakan sekumpulan

komponen-komponen yang saling berintegrasi dan bekerja sama yang memiliki

tujuan yang sama. Pemeliharaan dianggap sebagai sebuah sistem dengan

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara pararel dengan sistem produksi.

Menurut Duffuaa (1999) pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai “the

combination of activities by which equipment or a system is kept in, or restored to,

a state in which it can perform its designed function”. Pemeliharaan merupakan

kombinasi berbagai aktivitas untuk mempertahankan suatu peralatan atau sistem

bekerja sesuai dengan fungsinya. Sedangkan menurut Heizer (2006) “pemeliharaan

adalah semua aktivitas yang terlibat dalam menjaga peralatan suatu sistem agar

tetap bekerja”.

Jadi berdasarkan pengertian pemeliharaan dan sistem di atas, dapat

(28)

saling terintegrasi antara kegiatan-kegiatan pemeliharaan untuk tercapainya

pemeliharaan. Sebuah sistem pemeliharaan dapat dilihat sebagai sebuah model

sederhana input-output. Input yang dimaksud adalah tenaga kerja, manajemen,

peralatan, bahan baku, dan sebagainya. Sedangkan output adalah peralatan yang

sudah habis, dapat diandalkan, dan juga dikonfigurasi untuk mencapai perencanaan

dari operasi.

Menurut Hindrawan, dkk (2006: 185) pengoperasian dan pemeliharaan aset

yang baik adalah sebagai berikut.

a. Pemeriksaan dan pemeliharaan aset secara berkala.

b. Penilaian terhadap kondisi aset.

c. Menentukan jenis pemeliharaan yang akan dilakukan.

d. Menyajikan ramalan biaya pemeliharaan rutin.

e. Terdapat riwayat pemeliharaan.

Proses pada sistem pemeliharaan merupakan kumpulan kegiatan

mentransformasikan sumber daya-sumber daya yang berupa fasilitas, tenaga kerja,

peralatan, suku cadang, dan manajemen, secara efektif dan efisien, sehingga

dihasilkan output berupa kehandalan. Proses pemeliharaan terbagi menjadi fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengendalian

(controlling).

Fungsi pemeliharaan adalah memperbaiki mesin atau peralatan

(Equipment) yang rusak dan menjaga agar selalu dalam kondisi siap dioperasikan.

Menurut Patner (1995), pemeliharaan adalah meliputi seluruh kegiatan yang

diambil untuk menjaga kondisi mesin yang bisa diterima. Pemeliharaan

(29)

1) Untuk memperpanjang usia kegunaan aset mesin produksi yang ada di

pabrik (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).

2) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

3) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.

4) Untuk membantu pengurangan pemakaian dan penyimpanan diluar batas

dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu

yang ditetapkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai

investasi tersebut.

5) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.

6) Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan

keselamatan kerja.

7) Mengadakan kerjasama yang erat dari perusahaan dengan fungsi-fungsi

utama yang lain dari perusahaan dan dalam rangka mencapai tujuan utama

perusahaan tersebut yaitu memperoleh keuntungan yang sebanyak mungkin

dengan total biaya yang rendah.

Bagian pemeliharaan berkaitan erat dengan proses produksi karena

kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi.

Dengan adanya kegiatan pemeliharaan yang baik dan efektif, akan mencegah

timbulnya kerusakan (breakdown) pada waktu yang telah diperkirakan terlebih

(30)

Menurut Coder (1992), dalam kenyataannya pelaksanaan kegiatan

pemeliharaan akan berbeda untuk masing-masing jenis peralatan atau kekhususan

suatu industri dan kekhususan persoalan-persoalannya. Lingkup dari kegiatan

perawatan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Primary Function (Fungsi Utama)

Fungsi ini selalu setiap hari dikerjakan oleh bagian perawatan. Fungsi ini

terdiri dari :

a. Maintenance Of Existing Plant Equipment : Perawatan dari semua peralatan

dipabrik, yaitu mereparasi peralatan produksi yang diperlukan secara cepat

dan ekonomis dan memperkirakan perbaikan dengan preventive maintenance

sebisa mungkin.

b. Equipment Inspection and Lubrication : Pemeriksaan dan pelumasan terhadap

peralatan. Tugas ini biasanya sudah merupakan pekerjaan rutin dari bagian

perawatan.

c. Maintenance Of Existing Plant Building and Grounds : Pemeliharaan dari

bangunan pabrik dan lantai gedung yang biasanya menjadi tanggung jawab

bagian perawatan.

2). Secondary Function (Fungsi Penunjang)

Fungsi ini sebagai kegiatan tambahan pada bagian pemeliharaan. Fungsi ini terdiri

dari :

a. Stores Keeping : Penggudangan peralatan/perlengkapan dan material yang

berhubungan dengan kegiatan operasional pemeliharaan.

b. Plant Protection : Perlindungan pabrik (misalnya dari kebakaran) yang

(31)

c. Salvage and Waste Proposal : Pembuangan sampah limbah yang berhubungan

dengan peralatan yang ditetapkan menjadi bagian dari pemeliharaan.

Menurut Assauri (1993), dalam setiap kegiatan tidak dapat terlepas dari

prosedur atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan perawatan antara lain :

1. Inspeksi

Kegiatan ini meliputi kegiatan pemeriksaan secara berkala untuk semua

peralatan yang dimiliki sesuai dengan rencana beserta kegiatan pengecekkan

terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan dari hasil

pengecekkan tersebut. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui

kondisi peralatan yang dimiliki perusahaan, karena peralatan dalam kondisi baik

akan memperlancar proses produksi. Laporan-laporan inspeksi berguna bagi bagian

perawatan untuk mengadakan perbaikan yang tepat pada sasaran, selain itu berguna

bagi pengambil keputusan untuk memutuskan antara mengganti atau memperbaiki

mesin atau peralatan yang rusak.

2. Kegiatan Teknik

Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan peralatan baru, dan

pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang baru diganti, serta

melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangannya. Dalam kegiatan

ini diperlukan kemampuan untuk melakukan perubahan maupun perbaikan bagi

kemajuan peralatan pabrik tersebut.

3. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya, yaitu

(32)

kegiatan inspeksi dan teknik. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah agar kegiatan

proses produksi dapat berjalan dengan lancar kembali, diperlukan suatu usaha

perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

4. Pekerjaan Administrasi

Pekerjaan administrasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan biaya

pengeluaran untuk kegiatan perawatan, kebutuhan komponen, laporan kegiatan

yang telah dikerjakan, waktu inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan dilakukan

dan jumlah komponen yang tersedia dibagian perawatan. Jadi dalam kegiatan

pencatatan ini termasuk penyusunan perencanaan dan jadwal yaitu rencana waktu

suatu mesin harus diperiksa, diservis dan direparasi.

5. Perawatan Bangunan

Perawatan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan

tetap terpelihara.

2.2.3 Penyusutan Aset

Penyusutan adalah semua aktiva tetap kecuali tanah akan menyusut. Ayat

jurnal penyesuaian diperlukan untuk mencatat pengalokasian beban penyusutan

yang merupakan pemindahan dari akun aktiva ke akun beban (Soemarso, 2005).

Menurut PSAK No. 16 Tahun 2009, penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset

yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan

dilakukan terhadap aktiva tetap berwujud dengan syarat sebagai berikut:

1. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi

(33)

Proses hitung penyusutan asset pada PT. Bina Megah Indowood dihitung

berdasarkan nilai aset periode sebelumnya ditambah nilai kredit dikurangi nilai

debet. Nilai kredit didapatkan dari pembagian nilai beli asset dibagi dengan dasar

perhitungan, hasilnya dibagi dengan 12 (jumlah bulan dalam 1 tahun).

2.3 Sistem

Sistem adalah salah satu bagian dari istilah sistem informasi di mana

sistem berperan penting dalam sebuah perusahaan. Menurut Murdick (1991)

mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan

atau procedure bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau

tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan atau barang pada waktu rujukan

tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan atau barang.

Sistem itu sendiri memiliki beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu.

Menurut Jogiyanto (2005) sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,

yakni :

1. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen

sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau

bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan sistem

Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan

(34)

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas

sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dana dapat juga bersifat menguntungkan sistem tersebut.

Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan

demikian harus tetap dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang

merugikan harus ditahan dan dikendalikan jika tidak maka akan mengganggu

kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang

lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem

Masukan (input) sistem adalah energi yang masuk kedalam sistem. Masukan

dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah pengendalian energi yang dimasukan

supaya tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses

untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam komputernya dan data

adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem

Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

(35)

untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak

berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah

keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolahan sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan

berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang

jadi.

8. Sasaran sistem

Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan. Dengan adanya

sasaran sistem, maka kita dapat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem

dan keluaran apa yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan berhasil

apabila mencapai/ mengenai sasaran ataupun tujuan.

2.4 Pengertian Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi

suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer

yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Menurut

Noviansyah (2008). Aplikasi software yang dirancang untuk suatu tugas khusus

dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Aplikasi special purpose, suatu program yang khusus dibuat untuk menjalankan

satu fungsi tertentu.

b. Aplikasi multi purpose, suatu program yang dapat menjalankan dengan

(36)

Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instructiom)

atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer

dapat memproses input menjadioutput. Menurut Jogiyanto (2006).

2.5 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan

semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini

memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana

yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan

jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi. Berikut

macam-macam bahasa pemrograman:

1. Bahasa pemograman JAVA

Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai

komputer termasuk telepon genggam. Java tidak boleh disalahpahami

sebagai JavaScript. JavaScript adalah bahasa scripting yang digunakan

oleh web browser.

2. Bahasa pemograman Visual Basic

Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang sangat popular di

lingkungan sistem operasi Microsoft Windows. Karena Bahasa

pemrograman ini dapat diinstegrasi secara langsung dengan

komponen-komponen yang ada di dalam Microsoft Windows sehingga memudahkan

pengguna untuk mengoperasikan program yang dibuat menggunakan

bahasa pemrograman ini.

(37)

PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman script

yang paling banyak dipakai saat ini. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus

Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama FI (Form

Interpreted), yang wujudnya berupa sekumpulan script yang digunakan

untuk mengolah data form dari web.

4. Bahasa pemograman HTML

HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup

yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan

berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet.

Pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic .NET

dikarenakan spesifikasi komputer pada PT. Bina Megah Indowood mendukung

untuk aplikasi berbasis desktop dan user/karyawan sudah terbiasa menggunakan

aplikasi berbasis desktop.

Visual Basic .NET adalah Visual Basic yang direkayasa kembali untuk

digunakan pada platform .NET sehingga aplikasi yang dibuat menggunakan Visual

Basic .NET dapat berjalan pada sistem komputer apa pun, dan dapat mengambil

data dari server dengan tipe apa pun asalkan terinstal .NET Framework. Menurut

(Hidayatullah, 2014, hal. 5)

Berikut ini perkembangan Visual Basic .NET :

a. Visual Basic .NET 2002 (VB 7.0)

b. Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1)

c. Visual Basic 2005 (VB 8.0)

d. Visual Basic 2008 (VB 9.0)

(38)

f. Visual Basic 2012 (VB 11.0)

g. Visual Basic 2013 (VB 12.0)

Pada umumnya Visual Basic .NET terpaket dalam Visual Studio .NET.

Pada distribusinya, terdapat berbagai versi Visual Studio .NET yaitu versi

Professional, Premium dan yang paling lengkap adalah versi Ultimate.

Kelebihan Visual Basic .NET :

1. Sederhana dan mudah dipahami

2. Mendukung GUI

3. Menyederhanakan deployment

4. Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak

5. Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis web

6. Migrasi ke VB .NET dapat dilakukan dengan mudah

7. Banyak digunakan leh programmer-programmer di seluruh indonesia

2.6 Konsep Basis Data

2.6.1 Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengolah

record-record mengunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara

dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahan sehingga mampu

menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk prosse pengambilan

keputusan. Menurut Marlinda (2004).

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

(39)

(database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (user),

aplikasi lain (bersifat operasional).

Keuntungan sistem basis data adalah :

a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data

yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.

b. Menjaga konsistensi data.

c. Keamanan data dapat tejaga.

d. Integritas dapat dipertahankan.

e. Data dapat digunakan bersama-sama.

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standarisasi.

h. Data bersifat mandiri (data independence).

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan

pendidikan keselarasan data.

Kerugian sistem basis data adalah :

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

c. Perangkat lunaknya relatif mahal.

d. Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian

yang terkait.

2.6.2 Database Management System (DBMS)

Database adalah suatu susunan/kumpulan data oparasional lengkap dari

(40)

terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu mengunakan komputer sehingga

mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya. Menurut

Marlinda (2004).

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada

penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan data,

isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah

keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).

Berikut adalah database yang pakai untuk membuat sebuah aplikasi tersebut:

Microsoft SQL Server 2008 adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat

banyak digunakan oleh para pemrogram aplikasi basis data. Contoh DBMS lainnya

adalah : MySQL, PostgreSQL, MS Access dari Microsoft, DB2 dari IBM, Oracle,

Dbase, dsb.

Pada penelitian ini menggunakan basis data MySQL Server selain mudah

terkoneksi dengan bahasa pemrograman Visual Basic .NET. Menurut Didik Dwi

Prasetyo (2004 :18) MySQL merupakan salah satu database server yang

berkembang di lingkungan open source dan didistribusikan secara free (gratis)

dibawah lisensi GPL. MySQL merupakan RDBMS (Relational Database

Management System) server. RDBMS adalah program yang memungkinkan

pengguna database untuk membuat, mengelola, dan menggunakan data pada suatu

model relational. Dengan demikian, tabel-tabel yang ada pada database memiliki

relasi antara satu tabel dengan tabel lainnya. Beberapa keunggulan dari MySQL

yaitu :

(41)

MySQL lebih cepat tiga sampai empat kali dari pada database server komersial

yang beredar saat ini, mudah diatur dan tidak memerlukan seseorang yang ahli

untuk mengatur administrasi pemasangan MySQL.

b. Didukung oleh berbagai bahasa

Database server MySQL dapat memberikan pesan error dalam berbagai bahasa

seperti Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman,dan Italia.

c. Mampu membuat tabel berukuran sangat besar

Ukuran maksimal dari setiap tabel yang dapat dibuat dengan MySQL adalah 4

GB sampai dengan ukuran file yang dapat ditangani oleh sistem operasi yang

dipakai.

d. Lebih Murah

MySQL bersifat open source dan didistribusikan dengan gratis tanpa biaya

untuk UNIX platform, OS/2 dan Windows platform.

2.6.3 Desain Sistem

Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah

mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian

memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2005)

desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

e. Berupa gambaran, perencnaan dan pembuatn sketsa atau pengaturan dari

(42)

f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

2.7 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC)

2.7.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak dapat diartikan sebagai properti yang harus

dipamerkan dalam rangka memecahkan beberapa masalah di dunia nyata (IEEE

Computer Society, 2004). Dalam menentukan kebutuhan perangkat lunak, yang

pertama perlu harus diperhatikan setelah definisi dari kebutuhan perangkat lunak

adalah jenis dari kebutuhan tersebut seperti apakah produk atau proses, fungsional

atau non-fungsional, dan properti yang akan muncul. Keseluruhan proses tersebut

dapat menjelaskan perbedaan antara kebutuhan sistem dan perangkat lunak.

Kedua yaitu, proses dari kebutuhan itu sendiri. Didalamnya digambarkan

model, aktor, dukungan dan manajemen, kualitas dan pengembangan dari proses

itu sendiri. Ketiga yaitu, elisitasi kebutuhan yang menjelaskan darimana kebutuhan

perangkat lunak berasal dan bagaimana caranya mendapatkannya. Keempat yaitu,

analisis kebutuhan yang membahas konflik antar kebutuhan, interaksi perangkat

lunak dengan lingkungan sekitar, dan mengkolaborasikan antara kebutuhan sistem

dengan perangkat lunak. Selain itu, termasuk di dalamnya klasifikasi kebutuhan,

pemodelan konseptual, desain arsitektur dan alokasi kebutuhan, dan negosiasi

kebutuhan.

Kelima yaitu, spesifikasi kebutuhan yang menghasilkan dokumen

spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Keenam yaitu, validasi kebutuhan yang

memastikan kebutuhan perangkat lunak yang dijabarkan benar-benar telah sesuai

(43)

menggambarkan beberapa topik yang perlu dupahami dalam pelaksanaannya.

Topik itu seperti sifat berulangnya sebuah proses, manajemen dan pemeliharaan,

dan pengukuran kebutuhan.

2.7.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang

diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud,

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria,

menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau

tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan

operasional dalam membangun aplikasi.

Analisis dan perancangan sistem berupaya menganalisis input data atau

aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data,

menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus.

Menurut Kendall dan Kendall (2003). Kemudian, analisis dan perancangan sistem

tersebut dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan

peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan

sistem informasi terkomputerisasi.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena

kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap

selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus

(44)

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem

tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.8 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti

dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari

responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatatap muka secara

langsung, tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference,

chatting melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail.

(Suliyanto, 2006).

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait penelitian

yang dilakukan. Di dalam dunia TI, para pengembang sebuah sistem sering

menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan stakeholder

atau pemilik kepentingan.

2.9 Teknik Observasi

Teknik obervasi merukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

(45)

mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen

yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar

pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat mengenai hal-hal apa saja yang

diobservasi. (Suliyanto, 2006).

Observasi sering digunakan sebagai teknik pengumpulan data tambahan

selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa

menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, panca indra yang paling

berperan adalah penggamatan dengan mata atau melihat.

2.10 Analisa dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Menurut Jogiyanto

(2005). Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum

tahap desain sistem.

Dalam melakukan analisa dan perancangan sistem diperlukan ketelitian

yang sangat detail, karena dapat mempengaruhi hasil yang akan diciptakan. Jika

analisa yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur maka sistem yang akan

dirancang akan sesuai dengan apa yang akan dirancang sebelumnya.

Adapun langkah-langkah dasar dalam analisis sistem yang harus dilakukan adalah

sebagai berikut :

a. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

(46)

c. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis,

merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis

yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Menurut

(Kendall & Kendall, 2003)

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan,

dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah dari satu

kesatuan yang utuh dan berfungsi. Menurut Jhon Burch dan Gary Grudnitski yang

telah diterjemahkan oleh Jogiyanto (2005) dalam bukunya yang berjudul Analisis

(47)

41 3.1 Identifikasi Permasalahan

Dalam tahap ini, identifikasi permasalahan dilakukan pada saat dan setelah

proses wawancara serta observasi pada PT. Bina Megah Indowood. Untuk

melakukan identifikasi permasalahan, maka perlu dilakukan observasi oleh panelis

pada PT. Bina Megah Indowood pada tanggal 12 Desember 2015 dan 19 Desember

2015. Data yang dibutuhkan untuk diidentifikasi, dikumpulkan dengan cara

melakukan wawancara pada bagian akuntansi di PT. Bina Megah Indowood. Selain

itu juga dilakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan pengelolaan aset.

Pada PT. Bina Megah Indowood, pengelolaan aset masih dilakukan secara

manual. Aset-aset di PT. Bina Megah Indowood dicatat menggunakan program

Microsoft Excel. Penghitungan nilai penyusutan asset juga dilakukan menggunakan

program yang sama. Selain itu, pemeliharaan asset tidak dicatat dengan baik.

Sehingga dari proses-proses pengelolaan asset yang masih menggunakan Microsoft

excel tersebut memiliki banyak kelemahan diantaranya: data asset tidak terpusat,

sulit melihat histori penyusutan aset, lambat dalam menentukan kapan sebuah aset

perlu dilakukan pemeliharaan, serta apa saja biaya-biaya yang telah digunakan

untuk pemeliharaan asset tersebut. Dari wawancara dan observasi yang dilakukan

didapatkan informasi diantaranya mengetahui proses pengadaan aset, disaktivasi

(48)

Pengelolaan aset pada PT. Bina Megah Indowood terbagi menjadi tiga proses

yaitu proses pengadaan, proses pemeliharaan, dan proses penilaian. Proses

pengadaan aset dimulai dengan pembuatan usulan pengadaan aset yang dilakukan

oleh bagian PPIC untuk dimintakan persetujuan kepada direktur. Kemudian data

usulan pengadaan aset diberikan kepada bagian akuntansi untuk dilakukan

pencatatan ke dalam komputer. Apabila direktur menyetujui maka dilakukan

pengadaan aset berdasarkan usulan pengadaan yang telah dibuat.

Proses pemeliharaan aset dilakukan terhadap aset – aset tertentu yang

membutuhkan perawatan berkala. Data pemeliharaan aset dicatat oleh bagian

akuntansi untuk mengetahui masa pakai atau nilai ekonomis terhadap aset tersebut.

Apabila sudah melebih masa pakai, maka aset tersebut akan dibuatkan usulan

disaktivasi kepada bagian PPIC. Apabila disetujui, maka bagian akuntansi akan

melakukan disaktivasi aset berdasarkan data usulan perubahan aset yang telah

dibuat sebelumnya.

Proses penilaian aset dilakukan oleh bagian akuntansi untuk mengetahui nilai

penyusutan aset-asetnya. Penghitungan nilai penyusutan dihitung berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan.

3.1.1 Document Flow Pengelolaan Aset

Gambar 3.1 menunjukkan alur dokumen pengelolaan asset pada PT. Bina

(49)

Gambar 3.1 Pengelolaan Aset

Pada proses pengelolaan aset, proses pertama yang dilakukan adalah

melakukan pengecekan data aset. Apabila akan dilakukan perubahaan data aset,

dilakukan pengecekan lagi apakah akan dilakukan pengadaan atau pemeliharaan.

Apabila dilakukan pengadaan, maka akan dibuatkan usulan pengadaan aset.

Sedangkan apabila dilakukan pemeliharaan, dilakukan pengecekan apakah aset

akan diubah statusnya atau dilakukan pemeliharaan terhadap aset tersebut. Apabila

(50)

3.2 Analisis Permasalahan

Melalui proses analisis yang dilakukan bagian akuntansi dalam pengelelolaan

aset, diperoleh beberapa masalah diantaranya data aset tidak terpusat, data

pemeliharaan tidak selalu tercatat, histori perubahaan status aset tidak tercatat, dan

proses hitung nilai penyusutan masih dilakukan secara manual.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, maka PT. Bina Megah

Indowood memerlukan sebuah aplikasi yang dapat mengelola aset. Aplikasi ini

berbasis desktop karena mudah digunakan dan dapat diintegrasikan dengan aplikasi

lainnya. Aplikasi ini mampu mencatat semua data aset mulai dari proses pengadaan,

disaktivasi aset, pemeliharaan aset, dan penghitungan nilai penyusutan aset serta

pelaporannya.

3.3 Analisis Kebutuhan

Dalam proses membangun dan mengembangkan perangkat lunak, diperlukan

perancangan spesifikasi perangkat lunak yang tepat dan detail, dengan tujuan agar

perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut memiliki deskripsi fungsi yang

sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pengguna. Kebutuhan

fungsi tersebut meliputi kebutuhan fungsional dan non-fungsional.

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

No. User Peran Tanggung jawab

1 Bagian

Akuntansi

a. Memasukkan data usulan

pengadaan aset

a. Data usulan pengadaan asset harus sesuai dengan data yang diberikan oleh bagian PPIC

b. Memasukkan data pengadaan

aset

Gambar

Gambar 3.1 Pengelolaan Aset
Gambar 3.2 Blok Diagram
Gambar 3.3 System Flow Mengelola Data Aset.
Gambar 3.4 System Flow Mengelola Data User.
+7

Referensi

Dokumen terkait

memasukkan data baru ke dalam basis data. Pakar memilih data pakar yang akan dihapus. Pakar menekan tombol Hapus. Sistem akan membuat sebuah object dari class. Account. Jika

Jika ingin menambah data tekan tombol add, tombol disebelah kanan untuk memilih kategori, warna dan tipe barang yang akan diinputkan, jika ingin merubah data

Mengisi semua field yang ada pada form psnn paket kemudian menekan tombol proses Muncul ”Jumlah Alat yang dipinjam untuk sistem paket” data tersimpan pada tabel

Hapus, Untuk menghapus dokumen template dengan memilih dokumen template yang akan dihapus dan menekan tombol , kemudian Tekan tombol untuk melanjutkan proses atau tekan tombol

pada Buffa & Sarin (1996) terdapat beberapa solusi metode yang dapat digunakan dalam proses penjadwalan produksi, antara lain metode first come first served

pada Buffa & Sarin (1996) terdapat beberapa solusi metode yang dapat digunakan dalam proses penjadwalan produksi, antara lain metode first come first served

Terlihat halaman utama user /pengguna dimana terdapat tombol “Keluar”, Lalu ketika menekan tombol tersebut maka akan muncul dialog konfirmasi keluar dari aplikasi,

Penghapusan data dosen tetap dapat dilakukan dengan mengklik tombol “Hapus” pada dosen yang akan dihapus.. Jika dilakukan, sistem akan menampilkan dialog konfirmasi