• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Administrasi Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Administrasi Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung."

Copied!
225
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Aplikasi Administrasi Pengelolaan

Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

Septian Dwi Kusuma Putra

11410100145

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Pengertian Administrasi ... 8

2.2 Pengertian Surat ... 9

2.2.1 Penggolongan Surat...9

2.2.2 Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar ...12

2.3 Pengertian Arsip ... 21

2.3.1 Jadwal Retensi Arsip... 21

2.3.2 Manajemen Arsip Elektronis... ...22

2.4 Pengertian Disposisi ...23

(3)

v

2.6 Pembanding pada Penelitian Sebelumnnya ...30

2.7 Sistem ...31

2.8 Aplikasi ...32

2.9 Website ...32

2.10 Hypertext Prepceprocessor (PHP) ...33

2.11 My Structure Query Language (MySQL) ...33

2.12 Konsep Basis Data ...33

2.12.1 Sistem Basis Data... ...33

2.12.2 Database... ...35

2.12.3 Database Management System (DBMS)... ...35

2.13 Desain Sistem ...36

2.14 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) ...36

2.14.1 Kebutuhan Perangkat Lunak... ...36

2.14.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak... ...37

2.15 Teknik Wawancara ...38

2.16 Teknik Observasi ...39

2.17 Pengertian Black Box Testing ...39

(4)

vi

Halaman

3.1 Identifikasi dan Analisis Permasalahan ... 41

3.1.1 Document Flow Proses Penyelenggaraan Surat Masuk... 42

3.1.2 Document Flow Proses Penyelenggaraan Surat Keluar... 44

3.1.3 Document Flow Proses Penggandaan Surat... ...46

3.1.4 Document Flow Proses Penataan Surat Inaktif... ...47

3.1.5 Document Flow Jadwal Retensi Arsip... ...49

3.1.6 Document Flow Penerbitan Surat Tugas dan Perjalanan Dinas... 51

3.2 Analisis Kebutuhan ... 51

3.3 Perancangan Sistem ... 54

3.3.1 Alur Sistem... ...55

3.3.2 Data Flow Diagram... ...78

3.3.3 Entity Relationship Diagram... ...87

3.3.4 Struktur Database... ...91

3.3.5 Desain Interface... ...98

3.3.5 Desain Uji Coba...140

3.3.7 Desain Kuesioner...148

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...149

4.1 Kebutuhan Sistem ...149

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ...149

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...150

4.1.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ...151

4.2 Uji Coba ...151

(5)

vii

4.2.3 Uji Coba Kesesuaian SOP ...212

4.3 Evaluasi ...215

BAB V Penutup ...216

5.1 Kesimpulan ... 216

5.2 Saran ... 217

DAFTAR PUSTAKA ... 218

Biodata Penulis…... 221

(6)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

adalah unit Eselon III di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang terbentuk berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor : 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 170/PMK.01/2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara. Disebutkan bahwa Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL) merupakan unit instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara. Sebagai unit instansi vertikal, KPKNL melaksanakan

tugas pelayanan di bidang pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan

piutang negara dan pelayanan lelang.

Untuk menunjang kegiatan pengelolaan persuratan yang telah telah diatur

secara tegas dan terstandar melalui Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara

Nomor : 145/KN/2013 tentang Standard Operating Procedures (SOP) Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Didalam keputusan tersebut, secara

spesifik diatur SOP mengenai penyelenggaraan administrasi surat masuk dan surat

keluar yang masing-masingnya ditetapkan dalam waktu satu hari sejak tiap-tiap

jenis surat tersebut diterima untuk dikelola oleh Sub Bagian Umum.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, masalah yang

(7)

melakukan pencatatan pada buku register surat masuk dan buku register surat

keluar. Dengan cara pembukuan tersebut seringkali arsip surat sulit ditemukan

karena sangat tergantung pada penomoran pada buku-buku register tersebut.

Apalagi dengan volume surat yang berkisar rata-rata lima puluh surat masuk dan

lima puluh surat keluar perharinya tentunya cukup riskan apabila hanya

dikerjakan secara tanpa proses komputerisasi dan menjadi beban kerja sub bagian

umum. Pendistribusian surat masuk setelah memperoleh disposisi hanya dipantau

secara manual melalui buku ekspedisi surat, sehingga kemungkinan surat tidak

tercatat dan tidak terdistribusi dengan benar. Dalam rangka penyelenggaraan surat

keluar juga masih dikelola tanpa proses komputerisasi, sehingga kemungkinan

surat keluar tersebut belum atau bahkan tidak terkirim juga besar mengingat tidak

ada sistem kendali yang dapat memantau keadaan tersebut.

KPKNL Bandung membutuhkan aplikasi untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakehorder-nya, meningkatkan

transparasi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam

rangka penerapan konsep good governance dan clean governance serta

memenuhi Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor : 145/KN/2013

tentang Standard Operating Procedures (SOP) Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang.

Dari penjelasan di atas bahwa permasalahan yang dihadapi oleh KPKNL

Bandung membutuhkan aplikasi kendali administrasi yang terkomputerisasi,

sehingga dapat membantu pemenuhan pelaporan terkait penerimaan surat masuk

dan penerbitan surat keluar yang harus disampaikan secara berjenjang oleh

(8)

tersebut merupakan kewajiban bagi KPKNL Bandung yang telah diatur format

dan standarnya serta tenggang waktu penyampaiannya. Dengan adanya aplikasi

tersebut dapat KPKNL Bandung dapat memenuhi Keputusan Direktur Jenderal

Kekayaan Negara Nomor : 145/KN/2013 tentang Standard Operating Procedures

(SOP) Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. sesuai dengan peraturan

pemerintah untuk menuju konsep good govermance. Selain itu pelaporan tersebut

juga sebagai alat bukti untuk proses audit yang dilakukan oleh pihak Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Saat ini KPKNL Bandung sudah memiliki infrastruktur dan fasilitas

teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya, akan tetapi

perangkat keras yang ada spesifikasinya tidak sesuai dengan perangkat lunak

generasi 4GL, misalnya Visual Basic yang merupakan pemrograman visual yang

berbasis desktop. Bahasa pemrograman berbasis desktop masih menggunakan

arsitektur stand-alone, sehingga semua kegiatan pemrosesan informasi

berlangsung pada komputer itu sendiri. Dengan demikian aplikasi yang akan

dibuat harus memperhatikan keterbatasan tersebut dan KPKNL Bandung

membutuhkan aplikasi yang dapat menghubungkan banyak orang/pegawai tanpa

perlu installer/unistaller, proses update dan proses penanggan bug/error sangat

mudah, dan kemudahan untuk proses notifikasi, sehingga pada penelitian ini akan

dibuat aplikasi administrasi pengelolaan surat masuk dan surat keluar berbasis

web.

Dari permasalahan di atas perlu dibuat aplikasi administrasi berbasis web

yang dapat mengelola surat masuk dan surat keluar yang sesuai dengan SOP

(9)

Bandung dalam melakukan pencarian/tracking arsip melalui penomoran arsip dan

pengkodean surat sesuai ketentuan unit Eselon IV. Pembuatan aplikasi ini dapat

membantu pemantauan disposisi dan distribusi surat, membantu tata letak

pengarsipan, membantu pemilahan jenis surat, dan membantu proses pembuatan

laporan bulanan/triwulanan/tahunan yang terkait dengan pengelolaan surat masuk

dan surat keluar melalui cetakan due date arsip tersebut.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan

permasalahan yang dihadapi KPKNL Bandung saat ini, yaitu : Bagaimana

merancang dan membangun aplikasi administrasi untuk mendukung pengelolaan

surat masuk dan surat keluar di KPKNL Bandung.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun batasan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adapun data sampel surat masuk dan surat keluar adalah data surat yang

terhimpun dalam buku surat masuk dan buku surat keluar mulai bulan Januari

2014.

2. Pengadministrasian hanya dilakukan terhadap surat masuk yang telah

diterima secara resmi dan diberi nomor surat masuk sedangkan

pengadministrasian surat keluar juga hanya dilakukan terhadap surat yang

diotorisasi lengkap, yaitu telah ditandatangani Kepala Kantor, distempel, dan

diberi nomor surat keluar.

3. Aplikasi Administrasi Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar ini meliputi

(10)

Milik Negara (BMN), surat permohonan Rekon, surat keseketariatan, surat

kepegawaian, surat perlengkapan, dan tidak termasuk pada pengelolaan surat

berkualifikasi khusus atau produk hukum seperti Surat Rahasia, Security

Paper, Surat Perintah, Surat Keputusan, Memo, Kawat, serta Telegram pada

KPKNL Bandung sesuai SOP Penyelenggaraan Surat.

4. Proses pencarian/tracing arsip surat dilakukan berdasarkan nomor, kode, dan

tahun surat.

5. Proses penyelenggaraan administrasi persuratan dilaksanakan berdasarkan

Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor : 145/KN/2013

tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.

6. Untuk penerbitan Surat Tugas (ST) dan Surat Perjalanan Dinas (SPD) hanya

sebatas pencatatan, tidak membahas soal anggaran tugas dan perjalanan dinas.

7. Proses pemindahan dokumen surat dengan cara petugas men-scan surat

masuk dan surat keluar, kemudian hasil dari scan diunggah ke dalam

database.

8. Pengamanan jaringan hanya sebatas pengamanan website yang meliputi

pemberian hak akses dan security login.

1.4Tujuan

Dengan melihat perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai adalah menghasilkan aplikasi administrasi pengelolaan surat

masuk dan surat keluar di KPKNL Bandung yang dapat membantu pencatatan dan

pengarsipan surat dan membantu memenuhi Keputusan Direktur Jenderal

(11)

(Standard Operating Procedures) Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang, sehingga dapat memudahkan akses terhadap arsip surat yang telah masuk

dan keluar dan dapat mengoptimalisasi proses disposisi dan distribsusi surat.

Selain itu KPKNL Bandung mampu meminimalisir kesalahan dalam pencatatan

surat, sehingga aman saat ada proses audit yang dilakukan oleh BPK dan KPK.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun dengan tujuan agar segala aktivitas yang

dilakukan dalam tugas akhir ini dapat terekam dalam bentuk laporan secara jelas

dan sistematis. Penyajiannya dibagi beberapa bab.

Bab pertama menguraikan pendahuluan secara garis besar. Isi

pendahuluan meliputi tentang latar belakang dari kasus yang diangkat menjadi

topik dalam tugas akhir ini, serta perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan

dan sistematika penulisan yang mendiskripsikan semuanya sebagai pengantar.

Bab kedua menjelaskan tentang landasan teori-teori penunjang. Landasan

teori yang dibahas berupa landasan dari teori yang terkait dengan masalah

maupun, landasan teori yang yang digunakan untuk memecahkan suatu

permasalahan yang ada.

Bab ketiga menjelaskan proses bisnis masalah, perancangan sistem,

sistem yang ada dan sitem yang akan dirancang meliputi Diagram Alir Sistem

(System Flow Diagram), Diagram Konteks, Diagram Alur Data (Data Flow

Diagram), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur dari tabel-tabel database,

desain I/O, dan analisis kebutuhan sistem.

Bab keempat menjelaskan tentang pembuatan aplikasi, mulai dari

(12)

Bab kelima berisi kesimpulan dari aplikasi yang dibuat apakah sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai serta berisikan saran-saran untuk proses

(13)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Administrasi

Menurut Hidayat (2007) Administrasi adalah perbaikan atau perubahan

atas organisasi dan manajemen pemerintahan negara dari bentuk yang berlaku

sebelumnya.

Administrasi merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi

secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta

memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam

hubungannya satu sama lain (Silalahi, 2008). Kegiatan administrasi dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Ekspedisi (expedition), yaitu aktivitas mencatat setiap informasi yang dikirim

atau diterima, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.

2. Pengarsipan (filing), yaitu suatu proses pengaturan dan penyimpanan

informasi secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dan cepat

ditemukan setiap diperlukan.

Dengan demikian dapat disimpulkan suatu batasan tentang administrasi

yaitu kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan

pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan

(14)

2.2 Pengertian Surat

Surat dapat didefinisikan dapat didefinisikan sebagai suatu sarana

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu

pihak kepada pihak lain. (Purwanto, 2008) .

Persayaratan tertentu sekaligus menjadi ciri pembeda antara surat dan

karangan tertulis lainya dalam hal :

1. Penggunaan kertas

2. Penggunaan model dan bentuk

3. Penggunaan kode dan notasi

4. Pemakaian bahasa yang khas

5. Pencantuman tanda tangan

Walaupun surat memerlukan proses yang agak lambat, surat masih tetap

dipakai sebagai alat komunikasi di tengah alat komunikasi modern yang sangat

canggih dewasa ini. Surat memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat

komunikasi modern yang cepat. Surat memiliki bukti otentik berupa tulisan dan

tanda tangan yang tidak dimiliki alat komunikasi lisan. Selain itu surat juga

berfungsi sebagai wakil sebuah organisasi. Dengan jasa surat, suatu organisasi

dapat berhubungan dengan organisasi yang sangat jauh tempatnya tanpa harus

menghadirkan pejabatnya. Dengan surat wakil organisasi dapat bertindak dengan

pasti, sebab dalam surat dapat dituliskan secara jelas tentang tugas, hak dan

kewajiban seseorang.

2.2.1 Penggolongan Surat

(15)

1. Surat Bersampul

Surat bersampul adalah surat yang terdiri dari kertas beserta amplopnya. Isi

surat bersampul boleh beberapa lembar kertas dengan berat maksimum tertentu

sesuai dengan peraturan PT. Pos Indonesia bila berat sudah melebihi batas

yang ditetapkan, perangkonya harus ditambah sesuai dengan daftar biaya yang

ditentukan.

2. Kartu Pos

Kartu pos adalah surat yang berbentuk kartu dengan ukuran 10 cm X 15 cm

yang dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia. Ada juga yang berukuran lebih besar,

antara 15 cm X 20 cm yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta. Karena

ukurannya yang demikan terbatas itu, kartu pos hanya berisi berita singkat.

Kartu pos lazim dikirim tanpa amplop karena isinya tidak bersifat rahasia.

3. Warkat Pos

Warkat pos adalah surat yang wujudnya berupa gabungan sampul dan kertas

surat. Kertas warkat pos dibuat sedemikian rupa sehingga bila dilipat

membentuk amplop. Ke dalam amplop warkat pos tidak boleh diisi benda apa

pun.

4. Telegram dan Teleks

Telegram berasal dari kata tele yang berarti jauh, dan gram (graf) yang berarti

tanda yang dicetak. Jadi, makna kata telegram selengkapnya adalah

tanda/berita yang tercetak dari jarak jauh.

5. Memo dan Nota

Memo dan nota adalah surat yang dipakai untuk keperluan intern suatu

(16)

informasi serta petunjuk antar pejabat kantor. Kertas untuk memo dan nota

umumnya berukuran setengah folio atau setengah quarto.

6. Surat Tanda Bukti

Surat tanda bukti adalah surat khusus yang umumnya berbentuk folmulir yang

dipakai untuk tanda bukti suatu kegiatan antara kedua belah pihak atau untuk

membuktikan keabsahan suatu hal. Wujud surat tanda bukti sangat beraneka

ragam. Ada yang kecil berupa potongan kertas saja dan ada pula yang besar.

Contoh surat tanda bukti adalah faktur, kuitansi, tanda terima, dan kartu-kartu

identitas.

Sedengkan penggolongan surat menurut pemakaiannya yaitu :

1. Surat Pribadi

Surat pribadi adalah surat perseorangan kepada orang lain atau kepada

organisasi. Pengirim surat pribadi harus menyebut dirinya dengan kata saya

atau kata ganti orang pertama. Jika dilihat dari isinya surat pribadi dapat

dibedakan atas dua macam

a. Surat pribadi yang isinya yang bersifat prive, yaitu surat yang dikirim

kepada teman atau kepada kerabat/keluarga. Surat ini memiliki kebebasan

dalam pemakian bentuk dan bahasa. Bentuk surat pribadi boleh

menyimpang dari aturan surat resmi dan bahasanya pun tidak baku.

b. Surat pribadi yang isinya bersifat resmi, yaitu surat pribadi yang dikirim

kepada pejabat instansi atau organisasi, misalnya surat lamaran pekerjaan,

surat pernyataan. Surat pribadi yang resmi harus menggunakan bentuk

(17)

2. Surat Pemerintah

Surat pemerintah adalah surat resmi yang terutama dipergunakan oleh instansi

pemerintahan untuk kepentingan administrasi pemerintahan. Mengingat surat

pemerintah adalah surat resmi, bahasanya pun harus resmi. Surat pemerintah

dipakai oleh instansi pemerintah mulai dari tingkat yang paling rendah sampai

tingkat yang paling tinggi.

3. Surat Bisnis

Surat bisnis adalah surat yang terutama dipakai oleh perussahaan untuk urusan

perdagangan atau jual beli. Surat-surat bisnis memakai bentuk bervariasi,

namun mengikuti ketentuan surat resmi. Pemakaian bahasa dalam surat bisnis

lebih luwes jika dibandingkan dengan bahasa surat pemerintah.

4. Surat Sosial

Surat sosial adalah surat yang dipakai oleh organisasi kemasyarakatan,

misalnya yayasan, perkumpulan olahraga, organisasi kedaerahan, dan

organisasi lainnya yang bersifat nonprovit.

2.2.2 Prosedur Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar

A. Pengertian Prosedur

Prosedur menurut Moekijat (2001) adalah suatu rangkaian tugas-tugas

yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan

tatacara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan,

prosedur merupakan bagian penting dalam tiap perusahaan.

Menurut Amsyah (2005) prosedur adalah langkah-langkah atau kegiatan

yang mempunyai urutan untuk menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan. Dari

(18)

suatu tatacara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan

waktu dan memiliki pola kerja yang telah ditentukan.

B. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan

tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

(Poerwadarminta, 2006)

Pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan pengelolaan yang membantu

merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi atau yang memberikan pengawasan

suatu hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan

dengan menggunakan tenaga orang lain. (Syamsi, 2008)

Menurut pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan adalah suatu proses dalam menjalankan suatu pekerjaan untuk

mencapai tujuan tertentu.

C. Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar

Surat masuk adalah semua jenis surat yang diterima dari instansi lain

maupun dari perorangan, baik yang diterima melalui pos (kantor pos) maupun

yang diterima dari kurir (pengiriman surat) dengan mempergunakan buku

pengiriman. Menurut Hidajat dalam bukunya “Pembimbing Administrasi dan

Surat-menyurat” surat ialah sehelai kertas atau lebih dimana dituliskan suatu

pernyataan atau berita atau sesuatu yang hendak orang nyatakan, beritakan atau

dinyatakan kepada orang lain. Sedangkan surat keluar ialah surat yang lengkap

(bertanggal,bernomor, berstempel, dan telah ditandatangani oleh pejabat yang

(19)

C.1 Pengelolaan Surat Masuk

Dalam pengelolaan surat masuk diperlukan langkah-langkah yang baik

dan sistematis. Adapun pengelolaan surat masuk adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan

Surat pertama kali diterima atau diambil dari kurir yang mengantar surat

tersebut. Tugas penerima adalah:

a. Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk;

b. Meneliti ketepatan alamat si pengirim surat;

c. Menggolongkan surat sesuai dengan urgensi penyelesaian;

d. Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bahwa surat telah

diterima.

2. Penyortiran

Penyortiran dapat dilakukan berdasarkan atas golongan surat biasa, rutin dan

rahasia. Penyortiran adalah kegiatan memisah-misahkan surat untuk

pengolahan lebih lanjut.

3. Pencatatan

Setelah surat dicatat, distempel serta memeriksa ketepatan jenis ataupun

jumlah lampiran yang harus diterima, maka langkah berikutnya adalah

(20)

4. Mengagendakan Surat Masuk

Mengagendakan surat masuk adalah kegiatan mencatat surat masuk dan surat

keluar kedalam buku agenda (buku harian). Setiap surat yang masuk dicatat

dan diberi nomor agenda surat masuk.

5. Pengarahan dan Penerusan

Surat-surat yang perlu diproses lebih lanjut, harus diarahkan dan diteruskan

kepada pejabat yang berhak mengolahnya.

6. Penyampaian Surat

Penyampaian surat dilakukan oleh petugas pengarah yang dilaksanakan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Surat yang sudah berdisposisi terlebih dahulu dicatat dalam buku agenda

b. Menyampaikan surat terlebih dahulu melalui buku agenda yang

bersangkutan.

c. Petugas pengarah mengembalikan kepada petugas untuk dicatat dalam

buku pengarahan.

7. Penggandaan

Penggandaan surat dapat dilakukan dengan mesin fotokopi.

8. Penyimpanan berkas atau arsip surat masuk

Penyimpanan berkas atau arsip surat dari pimpinan dilakukan oleh unit

pengolah dengan mempergunakan metode kearsipan yang berlaku pada

(21)

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Arus atau Tata aliran Pengelolaan surat

masuk :

Aliran Pengelolaan Surat Masuk

P

h

as

e

Pencatatan dan Penyortiran

Surat Dinas

Penggandaan

Surat Dinas Rahasia Langsung disampaikan

Kepada Pimpinan

Surat Pribadi disampaikan kepada yang Bersangkutan

Surat Dinas bukan Rahasia

Pendistribusian Surat

Pendisposisian Surat

Penyampaian Surat

Gambar 2.1 Bagan Tata Aliran Pengelolaan Surat Masuk Sumber : Modul Melakukan Prosedur Administrasi (Wursanto, 2003).

Pada gambar 2.1 menjelaskan tentang tata aliran pengelolaan surat

masuk:

1. Setelah surat masuk diterima oleh petugas penerima selanjutnya akan dipilah

menjadi 2 macam, yaitu:

a. Surat pribadi dapat langsung ditujukan kepada yang bersangkutan.

b. Surat dinas dapat dibedakan antara surat sangat rahasia/rahasia dan bukan

(22)

2. Selanjutnya oleh Agendaris surat yang sifatnya rahasia akan langsung

disampaikan kepada pimpinan dan untuk surat yang sifatnya bukan rahasia

oleh Agendaris dibuka. Selanjutnya Agendaris akan membaca isi suratnya

terus dicatat pada buku agenda.

3. Kemudian surat akan dibaca oleh pimpinan untuk didiposisi. Biasanya

disposisi dibubuhkan di bagian kiri bawah yang kosong atau bagian kiri atas

sebelum salam pembuka. Disposisi berupa : alamat disposisi, isi disposisi,

paraf dan tanggal disposisi. Selesai didisposisi oleh pimpinan, surat akan

disalurkan ke alamat disposisi (biasanya Kepala Bagian).

4. Kepala bagian (alamat disposisi) setelah membaca isi surat akan memproses

surat tersebut sesuai dengan disposisi yang dibubuhkan pimpinan. Apabila

surat telah selesai diolah, Kepala Bagian akan membubuhkan disposisi di

bawah disposisi yang telah ada. Selanjutnya surat diserahkan kepada

Arsiparis.

5. Selanjutnya Arsiparis akan mencatat surat pada buku arsip sesuai dengan

pokok soal.

C.2 Pengelolaan Surat Keluar

Prosedur pengelolaan surat keluar yang baik hendaknya menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pembuatan konsep surat

Konsep surat disebut juga dengan istilah draft. Konsep surat disusun dan

(23)

2. Pengetikan

Apabila konsep surat telah mendapat persetujuan dan memperoleh kode atau

nomor surat, diserahkan kepada unit pengolah. Kemudian kepala unit

pengolah harus tekun dan teliti dalam memeriksa hasil pengetikan konsep

surat tersebut hingga konsep surat tersebut menjadi bentuk surat yang sesuai

dengan ketentuan yang ada, setelah melalui koreksi kesalahan.

3. Mengetik surat dalam bentuk akhir

Konsep yang telah disetujui pimpinan kemudian diketik dalam bentuk akhir

pada kertas berkepala surat atau kop surat.

4. Penandatangganan

Net surat itu kemudian disampaikan kepada pimpinan, atau pejabat yang

berewenang untuk menandatangani.

5. Pencatatan

Dalam pencatatan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Net surat yang telah ditandatangani, dicap disertai kelengkapan lainnya,

seperti lampiran dan amplop.

b. Surat dinas resmi ini lebih dulu dicatat dalam agenda oleh petugas yang

disebut agendaris.

c. Surat dinas telah selesai dicatat dalam buku agenda, kemudian surat

tersebut siap untuk dikirim.

6. Pengiriman surat

Pengiriman surat dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dikirim

secara langsung atau melalui pos.

(24)

Lembar utama dikirim ke alamat yang dituju, sedangkan lembar kedua

disimpan dengan menggunakan sistem kearsipan yang dipakai oleh suatu

organisasi.

Berikut ini Arus atau Tata aliran Pengelolaan Surat Keluar :

Aliran Pengelolaan Surat Keluar

P

h

as

e

Perintah/intruksi pembuatan

surat Pembuatan konsep surat Persetujuan Konsep Surat

Penomoran surat

Pengetikan dan penelitian surat

Penandatanggan surat Pencatatan

Tembusan Arsiparis

Diarsipan

Ekspeditor Asli

Dikirim

Gambar 2.2 Bagan Tata Aliran Pengelolaan Surat Keluar Sumber : Modul Melakukan Prosedur Administrasi (Wursanto, 2003)

Pada gambar 2.2 menjelaskan tentang tata aliran pengelolaan surat

masuk:

1. Pembuatan surat diawali dengan adanya perintah atau instruksi dari pimpinan

kepada Unit Pengolah.

2. Unit Pengolah kemudian membuat konsep surat.

3. Konsep surat kemudian diserahkan kepada pimpinan untuk mendapatkan

(25)

4. Konsep surat yang sudah disetujui oleh pimpinan kemudian diserahkan ke

bagian verbalis untuk mendapatkan nomor surat.

5. Konsep surat diserahkan kepada juru tik dan siap untuk diketik.

6. Tugas juru ketik adalah :

a. Mengetik konsep tersebut rangkap dua (satu untuk dikirim dan satu untuk

diarsipkan)

b. Setelah selesai pengetikan, juru tik membubuhkan paraf pada lembar

konsep, dan

c. Menyerahkan naskah surat kepada Sekretaris atau Kepala Tata Usaha

untuk dicocokkan dengan konsep surat apabila naskah surat tidak sama

dengan konsep maka naskah akan dikembalikan kepada juru tik untuk

diketik ulang, tetapi apabila naskah surat sudah sesuai dengan surat maka

Sekretaris dan Kepala Tata Usaha akan membubuhkan paraf kecil sebagai

tanda penelitian (tanda taklik) di sebelah kiri atas bagian tanda tangan.

7. Naskah surat kemudian diserahkan kepada pimpinan yang memberikan

instruksi untuk ditandatangani.

8. Setelah ditandatangani, surat asli dan tembusan diserahkan ke bagian Verbalis

untuk dicatat di buku verbal atau buku agenda. Surat keluar kemudian dicap

dan diperiksa kelengkapannya seperti lampiran dan sampul surat. Surat asli

diserahkan ke bagian ekspedisi, sedangkan tembusan diserahkan ke bagian

arsip.

9. Surat asli oleh ekspeditur dicatat dalam buku ekspedisi kemudian dilipat dan

(26)

10. Tembusan surat oleh Arsiparis dicatat dalam buku arsip kemudian diarsipkan

menggunakan sistem kearsipan yang dipergunakan di kantor tersebut.

2.3 Pengertian Arsip

Menurut (Amsyah, 2005) menyatakan “Arsip adalah setiap

catatan/record/warkat yang tertulis, tercetak atau ketikan dalam bentuk huruf,

angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan

komunikasi dan informasi yang terekam pada kertas, media komputer piringan

dan kertas fotocopy. Berdasarkan uraian diatas dapat didefinisikan bahwa arsip

adalah naskah-naskah atau dokumen-dokumen sebagai pusat ingatan dari

berbagai kegiatan atau organisasi dimana naskah-naskah tersebut disimpan

sebaik mungkin secara sistematis ditempat yang telah disediakan agar lebih

mudah dicari apabila diperlukan kembali.

2.3.1 Jadwal Retensi Arsip (JRA)

Jadwal retensi arsip (JRA) adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu

penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip.

Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip (retensi arsip) ditentukan atas dasar

nilai guna tiap-tiap berkas.

Untuk menjaga objektivitas dalam menentukan nilai guna tersebut,

jadwal retensi arsip disusun oleh suatu panitia dan yang terdiri dari pejabat yang

benar-benar memahami kearsipan, fungsi, dan kegiatan instansinya

masing-masing. (Keputusan Menteri Keuanggan Nomor 769/KM.1/2010 Tentang Jadwal

(27)

2.3.2 Manajemen Arsip Elektronis

Komputerisasi dokumen dibangun berpacu pada suatu kertas yaitu data

di-scan/ di-copy disimpan dalam harddrive, indeks elektronik dapat memberikan

informasi tentang dokumen seperti penulis, nomor, dan tanggal pembuatan. Data

dapat ditampilkan, dicetak, dibagi, dan disimpan secara terkomputerisasi.

Terdapat empat komponen dasar dalam pemilihan sistem. (Munir, 2007).

1. Memindahkan dokumen

a. scanning, memindai atau men-scan dokumen yang menghasilkan data

gambar yang dapat disimpan di komputer.

b. Conversion, merupkan proses mengubah dokumen word processing atau

spreadsheet menjadi gambar permanen untuk disimpan kedalam komputer.

Tampilan ini disimpan sebagai kualitas arsip .tiff (Tagged Image File

Format) atau .pdf (Portable Document Format).

c. Importing, metode ini juga memindahkan data secara elektronik, seperti

dokumen, grafik, audio atau video kedalam komputer.

2. Menyiapkan dokumen

Data yang telah dipindahkan kedalam sistem, sistem penyimpanan ini harus

mendukung perubahan teknologi, peningkatan jumlah dokumen, serta mampu

bertahan dalam waktu yang lama.

3. Mengindeks dokumen

Dokumen yang telah disimpan dalam kantor, agar dapat bermanfaat dokumen

tersebut diberikan pelabelan, sortir, indeks, ditempat pada folder, dan

dimasukkan dalam filling cabinet. Terdapat 3 metode dalam pengindeksan

(28)

a. Index field, metode ini harus memungkinkan dilakukannya perubahan oleh

pengguna untuk memodifikasi indeks, misalnya tanggal dibuat, nomor

surat, dan karakter lainnya.

b. Folder / file struktur, metode ini menyediakan visual dalam pencarian

dokumen. File dapat ditemukan dengan mencari pada folder atau filling.

4. Mengontrol akses

Ketersediaan yang luas dan akses yang fleksibel, dengan menyediakan

beberapa cara untuk mengakses file. Metode ini digunakan untuk

mengintegrasikan seluruh komputer dengan setiap pengguna (client

baseduser interface) akan memungkinkan pen-scan-an, pengindeksan,

maupun penemuan kembali suatu arsip.

5. Keamanan

Hal ini memungkinkan administrator sistem mengontrol folder dan dokumen

apa yang bisa diakses, dilihat, dan di-copy bahkan diedit atau dihapus oleh

seorang pengguna.

2.4 Pengertian Disposisi

Disposisi surat adalah petunjuk atau perintah singkat mengenai

kelanjutan surat yang ditulis oleh Kepala Kantor untuk ditindaklanjuti atau

diproses, biasanya diparaf atau diberi tanda dan biasanya menggunkan lembaran.

(Basir Barthos, 2009).

2.5 Pengertian Standard Operating Prosedure (SOP)

Menurut Tathagati (2013) SOP dapat didefinisikan sebagai dokumen

(29)

tujuan agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, dan kosisten

untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manfaat SOP sebagai berikut:

a. Sebagai standar yang digunakan pegawai untuk melakukan tugas-tugasnya

sehingga lebih terarah dan tepat guna.

b. Mengurangi faktor kesalahan dan ketidaktertiban pegawai.

c. Menciptakan ukuran standar kerja yang dapat dipakai oleh pegawai untuk

mengevaluasi dan memperbaiki kemampuannya.

d. Memberikan inforrmasi mengenai peningkatan kompetensi pegawai.

2.5.1 SOP Penunjang Penelitian

Tugas Akhir yang dikerjakan ini berpedoman pada Keputusan Direktur

Jenderal Kekayaan Negara Nomor 145/KN/2013 Tentang SOP kearsipan Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Berikut merupakan SOP kearsipan yang

digunakan dalam penetian ini :

1. SOP penyelenggaraan urusan surat masuk.

2. SOP penyelenggaraan surat keluar.

3. SOP penataan arsip inaktif.

(30)

5. SOP Penyelenggaraan Urusan Surat Masuk

Tabel 2.1 SOP Urusan Surat Masuk

(31)

6. SOP Penyelenggaraan Urusan Surat Keluar

Tabel 2.2 SOP Urusan Surat Keluar

(32)

7. SOP Penataan Arsip Inaktif

Tabel 2.3 SOP Penataan Arsip Inaktif

(33)

8. SOP Penyusutan Arsip Yang Telah Memenuhi Jadwal Retensi Arsip

Tabel 2.4 SOP Penyusutan Arsip Yang Telah Memenuhi Jadwal Retensi Arsip

(34)
(35)

2.6 Pembanding pada Penelitian Sebelumnya

Penulis telah melakukan observasi pada penelitian sebelumnya dengan

judul berikut:

1. Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Surat Berbasis Web pada Perusahan

Daerah Pasar Surya. (Setiawan : 2014)

2. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Arsip Berbasis Web pada

Rumah Sakit Bedah Surabaya. (Pascaprahastyan : 2014)

3. Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Surat Berbasis Web pada Dinas

Perhubungan Kota Surabaya (Gunawan :2015)

Judul tugas akhir pertama “Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Surat

Berbasis Web pada Perusahan Daerah Pasar Surya” membahas tentang

permasalahan menangani administrasi yang masuk dan konsep naskah dinas dari

internal maupun eksternal, menjalankan administrasi surat keluar internal dan

eksternal, dan melakukan pengiriman surat. Solusi yang diusulkan oleh tugas

akhir tersebut adalah menggunakan aplikasi berbasis web untuk melakukan proses

penyimpanan rekaman arsip surat, pemberian kode otomasi, dan mendistribusikan

surat melalui jaringan online.

Pada judul tugas akhir kedua “Rancang Bangun Sistem Informasi

Manajemen Arsip Berbasis Web pada Rumah Sakit Bedah Surabaya” membahas

permasalahan tentang belum terdapat tata letak kearsipan dan penentuan masa

kadaluwarsa arsip dan dokumen. Solusi yang diusulkan oleh tugas akhir tersebut

adalah menggunakan sistem informasi berbasis web agar menghasilkan informasi

(36)

memudahkan dalam mengakses dan pendistribusian arsip atau dokumen secara

cepat dan aman.

Pada judul tugas akhir ketiga “Rancang Bangun Aplikasi Manajemen

Surat Berbasis Web Pada Dinas Perhubungan Kota Surabaya” membahas

permasalahan pada sub bagian Kesekertariatan yang mengalami kesulitan dalam

berberapa proses, meliputi proses pendistribusian surat yang membutuhkan tindak

lanjut dengan dilengkapi surat disposisi, kesulitan dalam proses penyimpanan

surat (pengarsipan), kesulitan dalam dalam pencarian surat dan, penyusustan

surat. Solusi yang yang diusulkan tugas akhir tersebut adalah dengan

memanfaatkan teknologi informasi yang berdasarkan pada konsep manajemen

surat untuk mendukung proses penerimanan, pendataan, pendistribusian,

pengarsipan, dan pengiriman surat, sehingga diharapkan dapat mengatasi

permasalahan yang ada dan proses administrasi surat menyurat berjalan lebih baik

dengan pemanfaatan elektronik saat ini.

Pada Tugas Akhir yang penulis kerjakan ini memiliki perbedaan

dibanding ketiga judul tugas akhir di atas yaitu dari segi proses bisnis KPKNL

Bandung yang sesuai dengan SOP manajemen surat masuk, dan surat keluar,

adanya notifikasi melalui e-mail, dan dapat melakukan sinkronisasi dengan google

calender untuk agenda harian elektronis pegawai KPKNL Bandung.

2.7 Sistem

Dalam pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai

kumulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya

membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh dari sistem

(37)

didefiniskan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.

(Jogiyanto, 2003).

2.8 Aplikasi

Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan

untuk melyani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi

yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu

telah diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut perangkat lunak

(software).

2.9 Website

Menurut Yuhefizar dkk (2009), website adalah keseluruhan

halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi.

Sebuah website biasanya dibanggun atas banyak halaman web yang saling

berhubungan. Selain itu, website dapat digunakan sebagai alat promosi, tetapi

bukan sebagai alat promosi utama.

Saat ini pengguna internet semakin hari semakin bertambah banyak,

sehingga hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus. Dilihat dari

kegunaannya, pada saat ini orang lebih suka mencari informasi tentang berbagai

hal melalui internet.

Kelebihan website dibandingkan media cetak elektronik adalah

kelengkapan informasi yang disajikan dengan biaya relatif murah. Kekurangannya

adalah produk yang ditampilkan serta pasar yang dituju lebih segmented (terpusat

pada kalangan/kelompok konsumen tertentu). Oleh karena itu, maka kita harus

memanfaatkan kekurangannya menjadi strong point dalam pemasaran, yaitu

(38)

2.10 Hypertext Prepceprocessor

Menurut Wahyono (2005), Hypertext Prepceprocessor (PHP) merupakan

program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh

dunia yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk

mengakses dan memanipulasi data yang ada di database server open sorce seperti

MySQL. Bahasa pemrograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula

dari keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam

memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada

awal pengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home

PageTools sebelum akhirnya menjadi PHP.

2.11 My Structure Query Language (MySQL)

Menurut Anhar (2009), My Structure Query Language (MySQL) adalah

salah satu Database Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS

seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. Pemrograman PHP juga

sangat mendukung dengan penggunaan database MySQL.

Keunggulan dari MySQL adalah cepat dan mudah digunakan. MySQL

semula berkembang karena memerlukan SQL Server yang dapat mengatasi

sebuah perintah database.

2.12 Konsep Basis data

2.12.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem

menyusun dan mengolah record-record mengunakan komputer untuk menyimpan

(39)

organisasi/perusahan sehingga mampu menyedikan informasi optimal yang

diperlukan pemakai untuk proses pengambilan keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data

(database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai

(user), aplikasi lain (bersifat operasional).

Keuntungan sistem basis data adalah :

a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data

yang berbeda-beda sehingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.

b. Menjaga konsistensi data.

c. Keamanan data dapat tejaga.

d. Integritas dapat dipertahankan.

e. Data dapat digunakan bersama-sama.

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standardisasi.

h. Data bersifat mandiri (data independence).

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan

pendidikan keselarasan data.

Kerugian sistem basis data adalah :

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

(40)

Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian yang

terkait.

2.12.2 Database

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data

oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola

dan disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu

menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang

diperlukan pemakainya.

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada

penyusunan data yaitu redudansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan

data, isoalasi data untuk standardisasi, multiple user (banyak pemakai), dan

masalah keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran

data).

2.12.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya.

Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri

dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data,

dan melaporkan data dalam basis data.

2.13 Desain Sistem

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah

(41)

memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2006)

desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

d. Menggambarkan bagaiman suatu sistem dibentuk.

e. Berupa gambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan

berfungsi.

f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

2.14 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC)

2.14.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak dapat diartikan sebagai properti yang harus

dipamerkan dalam rangka memecahkan beberapa masalah di dunia nyata (IEEE

Computer Society, 2004). Dalam menentukan kebutuhan perangkat lunak, yang

pertama perlu harus diperhatikan setelah definisi dari kebutuhan perangkat lunak

adalah jenis dari kebutuhan tersebut seperti apakah produk atau proses, fungsional

atau non-fungsional, dan properti yang akan muncul. Keseluruhan proses tersebut

dapat menjelaskan perbedaan antara kebutuhan sistem dan perangkat lunak.

Kedua, yaitu proses dari kebutuhan itu sendiri. Didalamnya digambarkan model,

aktor, dukungan dan manajemen serta kualitas dan pengembangan dari proses itu

sendiri. Ketiga, yaitu elisitasi kebutuhan yang menjelaskan dari mana kebutuhan

(42)

analisis kebutuhan yang membahas konflik antar kebutuhan, interaksi perangkat

lunak dengan lingkungan sekitar, dan mengkolaborasikan antara kebutuhan sistem

dengan perangkat lunak. Selain itu, termasuk di dalamnya klasifikasi kebutuhan,

pemodelan konseptual, desain arsitektur dan alokasi kebutuhan, dan negosiasi

kebutuhan. Kelima, yaitu spesifikasi kebutuhan yang menghasilkan dokumen

spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Keenam, yaitu validasi kebutuhan yang

memastikan kebutuhan perangkat lunak yang diabarkan benar-benar telah sesuai

sebelum digunakan. Yang terakhir, ketujuh yaitu, pertimbangan praktis yang

menggambarkan beberapa topik yang perlu dupahami dalam pelaksanaannya,

seperti sifat berulangnya sebuah proses, manajemen dan pemeliharaan, dan

pengukuran kebutuhan.

2.14.2 Analis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk

dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan

kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud,

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria,

menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau

tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan

operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall dan Kendall (2003), analisis dan perancangan sistem

berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses

(43)

informasi dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan

sistem tersebut dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan

mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai

melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di

dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam

tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh

analis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Proses

selanjutnya adalah menganalis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk

sistem tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.15 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti

dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari

responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung,

tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference, chatting

melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail.

(44)

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan

oleh peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait

penelitian yang dilakukan. Di dalam dunia TI, para pengembang sebuah sistem

sering menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan

stakeholder atau pemilik kepentingan.

2.16 Teknik Observasi

Teknik obervasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan pancaindra, jadi tiddak hanya pengamatan menggunakan mata.

Mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk

observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan

pengamatan dan lembar pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat

mengenai hal-hal apa saja yang diobservasi. (Suliyanto, 2006).

Observasi sering digunkan sebagai teknik pengumpulan data tambahan

selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa

menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, pancaindra yang paling

berperan adalah pengamatan dengan mata atau melihat.

2.17 Pengertian Black Box Testing

Menurut Rizky (2011), pengertian dari Black Box Testing adalah suatu

tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja

internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak

seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak terlihat isinya, tetapi dikenai proses

testing bagian luarnya saja.

Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak dari sisi

(45)

Keuntungan dari jenis testing ini antara lain:

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan

teknis program.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen

tester yang berasal dari pengguna.

3. Hasil dari balck box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan

yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.

(46)

41

Pada bab ini membahas tentang identifikasi permasalahan, analisis

permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam membangun

aplikasi administrasi pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada KPKNL

Bandung. Adapun teknik dalam pengumpulan data yaitu dengan wawancara dan

observasi yang dilakukan di KPKNL Bandung. Dari proses pengumpulan data

akan didapatkan proses identifikasi dan analisis permasalahan.

3.1 Identifikasi dan Analisis Permasalahan

Idenfikasi permasalahan dilakukan setelah proses wawancara dan

observasi. Dari proses mengumpulkan data tersebut maka didapatkan suatu titik

temu dari permasalahan yang ada. Proses identifikasi dilakukan dengan cara

menganalisis setiap proses bisnis dari Sub Bagian Umum dan mengacu pada

standart operating procedure (SOP) yang ada dan berlaku.

Melalui proses analisis yang dilakukan mulai dari proses awal surat

diterima hingga surat diproses dan surat dibentuk hingga surat didistribusikan ke

penerima. Diperoleh suatu kesimpulan bahwa Sub Bagian Umum mengalami

kesulitan dalam melakukan pengelolaan surat pada dokumen arsip seperti

pencarian dan penyusutan (retensi), pendataan untuk menghasilkan suatu laporan

dan pengkodean surat, serta pendistribusian surat. Berikut alur dokumen

(document flow) yang terdapat pada KPKNL Bandung untuk menangani

(47)

3.1.1 Document Flow Proses Penyelenggaraan Surat Masuk

Gambar 3.1 Document Flow Penyelenggaraan Surat Masuk

Pada proses penyelenggaraan surat masuk yang ditunjukan gambar 3.1,

proses ini dimulai Kasubbag Umum menugaskan Pelaksana untuk melaksanakan

(48)

a. menerima, memeriksa kelengkapan surat atau dokumen, dan menandatangani

tanda terima surat.

b. Jika tidak lengkap, maka dikembalikan kembali ke Sub Bagian Umum,

sedangkan jika sudah lengkap ke proses selanjutnya.

c. mencatat dalam buku agenda atau menginput ke aplikasi persuratan data surat

atau dokumen yang masuk

d. membuat lembar disposisi atau mencetak lembar disposisi Kepala Kantor

e. menyampaikan surat masuk kepada Kepala Kantor

kemudian Kepala Kantor, menerima dan mempelajari serta mendisposisikan surat

masuk kepada Kasubbag Umum atau para Kepala Seksi sesuai dengan bidang

tugasnya. Kemudian Kasubbag Umum menugaskan Pelaksana untuk

mendistribusikan surat masuk tersebut sesuai dengan disposisi Kepala Kantor.

Selanjutnya Pelaksana mencatat disposisi Kepala Kantor ke buku agenda

penyelenggaraan surat masuk dan mendistribusikan surat ke Kepala

(49)

3.1.2 Document Flow Proses Penyelenggaraan Surat Keluar

Gambar 3.2 Document Flow Penyelenggaraan Surat Keluar

Pada proses penyelenggaraan yang ditunjukan oleh gambar 3.2, proses

ini berawal Kasubbag Umum menugaskan Pelaksana untuk melaksanakan urusan

kegiatan surat keluar. Kemudian Pelaksana menerima dan memeriksa

kelengkapan surat atau dokumen yang akan ditandatangani oleh Kepala Kantor,

jika tidak lengkap maka kembali ke Sub Bagian Umum, jika lengkap selanjutnya

menyampaikan surat masuk kepada Kepala Kantor. Setelah itu Kepala Kantor

menerima, meneliti dan menandatangani surat atau dokumen. Proses selanjutnya

(50)

a. menerima dan meniliti kelengkapan surat atau dokumen yang telah

ditandatangani;

b. mencatat dalam buku agenda surat keluar atau menginput ke aplikasi surat

keluar;

c. memberikan nomor, tanggal dan stempel dinas.

Selanjutnya Kasubbag Umum menugaskan Pelaksana untuk mendistribusikan

surat keluar sesuai dengan alamat yang dituju. Terakhir Pelaksana :

a. mengetik amplop surat sesuai dengan alamat yang dituju;

b. membuat tanda terima surat atau mencatat dalam buku ekspedisi;

c. mengirimkan surat sesuai dengan alamat yang dituju dan meminta tanda

tangan penerima;

(51)

3.1.3 Document Flow Proses Penggandaan Surat

Gambar 3.3 Document Flow Penggandaan Surat

Pada proses penggandaan surat yang ditunjukan gambar 3.3, awal dari

proses ini adalah Kasubbag Umum bertugas :

a. menerima permohonan penggandaan surat dan dokumen dari unit kerja;

b. menugaskan Pelaksana untuk menggandakan surat dan dokumen sesuai

dengan permohonan;

c. mencatat Pelaksanaan penggandaan ke dalam buku agenda.

Selanjutnya diberikan kepada Pelaksana yang bertugas :

a. melakukan penggandaan sesuai dengan permohonan dari unit kerja;

b. mencatat hasil penggandaan yang telah dilakukan ke dalam buku agenda;

c. melaporkan hasil penggandaan kepada Kasubbag Umum.

Penggandaan Surat dan Dokumen

Kasubbag Umum kepada Unit Kerja ybs

(52)

Kemudian Kasubbag Umum menerima dan memeriksa surat dan dokumen yang

telah digandakan, selanjutnya menugaskan Pelaksana untuk menyampaikan hasil

penggandaan kepada unit yang bersangkutan.

3.1.4 Document Flow Proses Penataan Surat Inaktif

Penataan Arsip Inaktif

Gambar 3.4 Document Flow Penataan Surat Inaktif

Pada proses penataan arsip inaktif yang ditunjukan gambar 3.4,

Kasubbag Umum menugaskan Pelaksana untuk menerima arsip yang dipindahkan

(53)

yang diserahkan dan menyerahkan berita acara pemindahan arsip kepada

Kasubbag Umum untuk ditandatatanggani. Kemudian Kasubbag Umum

membaca, meneliti dan menandatanggani berita acara tersebut. Kemudian

Pelaksana mengklasifikasikan arsip berdasarkan ketentuan kearsipan selanjutnya

(54)

3.1.5 Document Flow Jadwal Retensi Arsip (JRA)

(55)

Pada proses retensi arsip yang ditunjukan gambar 3.5, Kasubbag Umum

menugaskan Pelaksana untuk meneliti dan mengklasifikasikan arsip yang akan

disusutkan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) nya. Selanjutnya Pelaksana

meneliti arsip berdasarkan JRA dan membuat konsep surat usulan pelaksanaan

pemusnahan arsip dan surat keputusan pembentukan Tim/panitia Penyusutan

Arsip. Selanjutnya Kasubbag Umum memeriksa dan memaraf konsep surat usulan

pelaksanaan pemusnahan arsip dan keputusan pembentukan Tim/panitia

Penyusutan Arsip kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor. Setelah

diterima kelapa Kantor selanjutnya dilakukan penandatangganan surat usulan

pelaksanaan pemusnahan arsip. Setelah ditandatanggani oleh Kepala Kantor

Kasubbag Umum menugaskan Pelaksana untuk memberi nomor, tanggal dan cap

dinas keputusan pembentukan Tim/Panitia Penyusutan Arsip serta

menyampaikannya kepada para pegawai yang menjadi ketua dan anggota

tim/panitia dimaksud. Setelah itu Kantor Wilayah (Kanwil) meneruskan surat

usulan Pelaksanaan pemusnahan arsip KPKNL ke Kantor Pusat untuk

ditindaklanjuti. Setelah menerima persetujan pemusnahan dari kantor pusat,

Kepala Kantor mendisposisikan pada Kasubbag Umum untuk

menindaklanjutinya. Kasubbag Umum menugaskan Tim/Panitia Penyusutan Arsip

untuk melakukan pemusnahan arsip sesuai dengan keputusan yang telah

ditetapkan. Terakhir tim penyusutanArsip KPKNL Bandung melakukan

(56)

3.1.6 Document Flow Penerbitan Surat Tugas dan Surat Perjalanan Dinas

Penerbitan ST (Surat Tugas) dan SPD (Surat Perjalanan Dinas) Kasubbag Umum

Kepala Kantor Pelaksana Bendahara

D penerbitan ST /

SPD

Gambar 3.6 Document Flow Penerbitan Surat Tugas dan Surat Perjalanan Dinas

Pada proses penerbitan ST dan SPD yang ditunjukan gambar 3.6, Kepala

Kantor menerima permohonan penerbitan ST dan SPD dalam rangka pelaksanaan

tugas dari unit kerja di lingkungan KPKNL Bandung dan mendisposisikan kepada

Kasubbag Umum. selanjutnya Kasubbag Umum mendisposisikan permohonan

kepada Pelaksana untuk menyusun ST dan SPD. Selanjutnya Pelaksana membuat

konsep ST dan SPD sesuai nota permohonan dan disposisi serta menyampaikan

ke Kasubbag Umum. Setelah diterima dan telah dikoreksi oleh Kasubbag Umum,

selanjutnya disampaikan ke Kepala Kantor untuk ditandatanggani. Selanjutnya

menyerahkan ST dan SPD ke bendahara untuk proses selanjutnya.

3.2 Analisis Kebutuhan

Berdasarkan identifikasi dan analisis permasalahan dapat didapat bahwah

(57)

dokumen surat masuk dan surat keluar yang mengakibatkan pendistribusian arsip

menjadi tidak tepat waktu, masalah lainnya yaitu kesulitan dalam menentukan dan

mengetahui jadwal retensi arsip, dan juga KPKNL Bandung diharuskan untuk

mematuhi SOP tentang kearsipan yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal

Kekayaan Negara Nomor 145/KN/2013. Dengan penerapan sistem aplikasi

administrasi pengelolaan surat masuk dan surat keluar ini diharapkan dapat

membantu Sub Bagian Umum dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan

arsip pada KPKNL Bandung.

Aplikasi administrasi pengelolaan surat masuk dan surat keluar ini akan

melibatkan pengguna di dalamnya. Berikut telah dianalisis siapa saja yang dapat

mengoperasikan dan menggunakan aplikasi ini berserta kebutuhannya :

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

No Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilkan

1 Sub Bagian Umum a. Mampu mengimputkan

arsip surat masuk dan surat keluar menjadi data digital.

b. Mampu melakukan

pendisposisian secara terkomputerisasi.

c. Dapat mengetahui

dimana arsip terdisposisi.

d. Mampu menanggani

peminjaman dan penggembalian arsip

e. Dapat menentukan

jadwal retensi arsip

f. Mampu merubah status

arsip

a. Data arsip digital

b. History disposisi arsip

c. Data arsip aktif dan inaktif

d. Laporan surat masuk dan

surat keluar

e. Laporan disposisi surat

f. Laporan peminjaman dan

pengembalian arsip

g. Laporan arsip inaktif

h. Laporan retensi arsip

2 Kepala Kantor a. Dapat mengakses

laporan surat masuk dan surat keluar perperiodik

b. Dapat mengakses

laporan disposisi surat

a. Laporan surat masuk dan

surat keluar

b. Laporan disposisi surat

c. Laporan peminjaman dan

(58)

No Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilkan

c. Dapat mengakses

laporan retensi arsip secara periodik

d. Dapat mengakses

laporan peminjaman dan pengembalian arsip secara periodik

e. Dapat mengakses

laporan arsip inaktif

f. Dapat mengakses

laporan retensi arsip

d. Laporan arsip inaktif

e. Laporan retensi arsip

3 Kepala Seksi a. Mampu melakukan

peminjaman dan pengembalian arsip secara terkomputerisasi

b. Mampu mengetahui

arsip apa saja yang pernah dipinjam maupun yang telah dikempalikan

c. Mampu melakukan

pendisposisian secara terkomputerisasi

a. History peminjaman dan

penggembalian arsip

b. History disposisi arsip

4 Pelaksana a. Mampu melakukan

peminjaman dan pengembalian arsip

b. Mampu mengetahui

arsip apa saja yang pernah dipinjam maupun yang telah dikempalikan

c. Mengetahui arsip apa

saja yang pernah didisposisikan

d. Dapat melakukan

pembuatan draft surat keluar

a. History peminjaman dan

penggembalian arsip

b. History disposisi arsip

Terdapat beberapa pengguna sistem didalam aplikasi administrasi

pengelolaan surat masuk dan surat keluar ini. Dalam hal ini sub bagian umum

(59)

pelaksana, kepala seksi dan kepala kantor yang mempunyai hak akses yang berada

dalam aplikasi ini. Berikut dapat dilihat pada gambar 3.7.

Server

Cloud

Sub Bagian Umum

Kepala Kantor Kepala Seksi Pelaksana

Gambar 3.7 Analisis Pengguna Sistem

3.3 Perancangan Sistem

Rancangan aplikasi ini akan dibuat berdasarkan analisis sitem yang

berjalan pada KPKNL Bandung, yaitu aplikasi administrasi pengelolaan surat

masuk dan surat keluar yang akan digunakan untuk membantu seluruh pegawai di

KPKNL Bandung dalam mengelola arsip serta memberikan informasi kepada Sub

Bagian Umum atau Kepala Kantor untuk mendukung pengambilan keputusan.

Sebelum proses pembuatan aplikasi ini ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan dengan tujuan supaya aplikasi yang dibuat dapat berfungsi baik sesuai

dengan apa yang dibutuhkan, yaitu dapat membatu Sub Bagian Umum dalam

pengelolaan arsip serta membantu Kepala Kantor dan pegawai yang bersangkutan

untuk mendukung penggambilan keputusan. Dalam perancangan aplikasi ini ada

beberapa tahapan yang harus dilakukan. adapun tahapan dalam perancangan

sistem yang dilakukan adalah pembuatan alur sistem, data flow diagram (DFD),

enttity relationship diagram (ERD), struktur database, dan membuat desain uji

(60)

3.3.1 Alur Sistem

Terdapat blok diagram dan system flow untuk aplikasi administrasi

pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada KPKNL Bandung, yakni blok

diagram dan system flow.

A. Blok Diagram

Gambar 3.8 di bawah menggambarkan tentang apa saja input yang

dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh sistem

administrasi pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada KPKNL Bandung.

Input yang dibutuhkan untuk pemrosesan data, antara lain : data surat

masuk, data jenis surat, data pegawai, dan data pengirim surat, data surat keluar,

data penerima surat, dan jadwal retensi arsip.

Selanjutnya pada blok proses terdapat berbagai proses pengolaan pengolaan data

yang saling bekaitan, antara lain : proses pengarsipan, proses disposisi, proses

peminjaman dan pengembalian, proses inaktif, dan proses retensi. Untuk blok

output, hasil informasi berupa laporan terkait penerimaan surat masuk dan

penerbitan surat keluar yang harus disampaikan secara berjenjang oleh KPKNL

Bandung baik secara triwulanan, semesteran maupun tahunan. Laporan tersebut,

antara lain : laporan pengarsipan, laporan disposisi, laporan peminjaman dan

(61)

Diagram IPO

Jadwal Retensi Arsip (JRA)

Gambar 3.8 Diagram Blok Sistem Administrasi Surat Masuk dan Keluar

B. System Flow

Untuk membuat aplikasi administrasi pengelolaan surat masuk dan surat

keluar pada dibutuhkan system flow yang sesuai dengan proses dan ketentuan

yang berlaku pada KPKNL Bandung. Berikut penjelasan system flow yang dibuat

untuk membantu proses pembuatan aplikasi administrasi pengelolaan surat masuk

Gambar

Tabel 2.1 SOP Urusan Surat Masuk
Tabel 2.2 SOP Urusan Surat Keluar
Tabel 2.3 SOP Penataan Arsip Inaktif
Tabel 2.4 SOP Penyusutan Arsip Yang Telah Memenuhi Jadwal Retensi Arsip
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lanisma Julianti: Sistem Administrasi Pengurusan Piutang Negara pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara..., 2007... Lanisma Julianti: Sistem Administrasi Pengurusan Piutang Negara

memilih data usulan pengadaan yang akan dihapus kemudian menekan tombol. hapus kemudian akan muncul konfirmasi penghapusan data seperti gambar

Proses merubah dapat dilakukan dengan cara pilih tabel data yang akan. dirubah, kemudian pilih icon simpan maka akan muncul informasi apakah

Desaign gambar 3.18 terdiri dari beberapa kolom dan tombol yang berfungsi untuk menambah spesifikasi surat masuk maupun

Data plotting disimpan Alur Eksepsi Aksi Stakeholder Respon Sistem Hasil Bagian Keuangan tidak mengisi nama jabatan dan nama tunjangan lalu menekan tombol “Simpan”

Untuk meng-update data pricelist ini, user cukup mengganti harga minimum penjualan dan harga jual barang pada kolom harga_min dan kolom harga, kemudian menekan tombol

Untuk menyimpan data transaksi narapidana bebas yang sudah diisi dengan menekan tombol simpan, kemudian data akan tampil pada tabview yang terdapat listview ,

Untuk menyimpan data transaksi narapidana bebas yang sudah diisi dengan menekan tombol simpan, kemudian data akan tampil pada tabview yang terdapat listview ,