RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN KINERJA DAN PENENTUAN KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT SARIMELATI KENCANA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
Irfan Zuhdi Muhammad 11.41010.0182
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN KINERJA DAN PENENTUAN KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT SARIMELATI
KENCANA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana
Oleh:
Nama : Irfan Zuhdi Muhammad
NIM : 11410100182
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
Kupersembahkan kepada
Ibu, Ayah, dan kakakku tercinta
Beserta semua keluarga dan sahabat-sahabat
RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN KINERJA DAN PENENTUAN KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT SARIMELATI
KENCANA
Dipersiapkan dan disusun oleh
Irfan Zuhdi Muhammad
NIM : 11410100182
Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Penguji
Pada: Juli 2016
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing
I. Dr. Bambang Hariadi, M.Pd.
II. Julianto Lemantara, S.Kom., M.Eng., OCA., MCTS.
Pembahas
Teguh Sutanto, M.Kom., MCP
Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana
Dr. Jusak
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI DAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Sebagai mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, saya :
Nama : Irfan Zuhdi Muhammad
NIM : 11410100182
Program Studi : S1 Sistem Informasi
Fakultas : Fakultas Teknologi dan Informatika
Jenis Karya : Tugas Akhir
Judul Karya : RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN
KINERJA DAN KEBUTUHAN PELATIHAN PADA PT SARIMELATI KENCANA
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, saya menyetujui memberikan
kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif
(Non-Exclusive Royalti Free Right) atas seluruh isi/ sebagian karya ilmiah saya tersebut di
atas untuk disimpan, dialihmediakan dan dikelola dalam bentuk pangkalan data (database)
untuk selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi kepentingan akademis dengan
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta
2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian maupun
keseluruhan. Kutipan, karya atau pendapat orang lain yang ada dalam karya ilmiah ini adalah
semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya
3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada karya ilmiah
ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah
diberikan kepada saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 4 Agustus 2016
Yang menyatakan
Dengan ini saya, Irfan Zuhdi Muhammad menyatakan dengan benar, bahwa
Tugas Akhir ini adalah asli karya saya, bukan plagiat baik sebagian maupun
keseluruhan. Karya atau pendapat orang lain yang ada dalam Tugas Akhir ini
adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Apabila di
kemudian hari ditemukan adanya tindakan plagiat pada Tugas Akhir ini, maka
saya bersedia untuk dilakukan pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah
diberikan kepada saya.
Surabaya, Juli 2016
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Aplikasi ... 6
2.2 Penilaian ... 6
2.3 Penilaian Kinerja ... 7
2.4 Sumber Daya Manusia... 7
2.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 8
2.6 Rating Scale ... 9
2.6.1 Skala Numeris ... 10
2.9 My Structure Query Language (MySQL) ... 13
2.10 Konsep Basis Data ... 13
2.10.1 Sistem Basis Data ... 13
2.10.2 Database ... 15
2.10.3 Database Management System (DBMS) ... 15
2.10.4 Diagram Alir (Flowchart) ... 15
2.10.5 Data Flow Diagram (DFD) ... 16
2.11 Software Development Life Cycle (SDLC) ... 16
2.12 Teknik Wawancara ... 18
2.13 Teknik Observasi ... 19
2.13.1 Analisis dan Desain Perangkat Lunak ... 19
2.14 Black Box Testing ... 20
BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 22
3.1 Identifikasi Permasalahan ... 22
3.2 Analisis Permasalahan ... 25
3.3 Analisis Kebutuhan ... 25
3.4 Perancangan Sistem ... 26
3.4.1 Alur Sistem ... 26
3.4.2 Data Flow Diagram ... 41
3.4.3 Entity Relationship Diagram ... 48
3.4.4 Struktur Tabel ... 52
xii
3.4.6 Desain Uji Coba ... 70
BAB IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 76
4.1 Implementasi Sistem ... 76
4.1.1 Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras) ... 76
4.1.2 Kebutuhan Software (Perangkat Lunak) ... 77
4.2 Uji Coba Form ... 77
4.2.1 Uji Coba Form Menu Utama ... 78
4.2.2 Uji Coba Form Login ... 78
4.2.3 Uji Coba Form Master Outlet ... 80
4.2.4 Uji Coba Form Master Jabatan ... 81
4.2.5 Uji Coba Form Master Karyawan ... 83
4.2.6 Uji Coba Form Master Kehadiran ... 85
4.2.7 Uji Coba Form Master Kriteria ... 85
4.2.8 Uji Coba Form Master Range Kriteria ... 87
4.2.9 Uji Coba Form Master Periode Penilaian ... 89
4.2.10 Uji Coba Form Master Kategori Pelatihan ... 91
4.2.11 Uji Coba Form Pelatihan ... 93
4.2.12 Uji Coba Tampilan awal Penilaian Kinerja ... 94
4.2.13 Uji Coba Form Penilaian Kinerja ... 95
4.2.14 Uji Coba Form Laporan Penilaian per Karyawan ... 96
4.2.15 Uji Coba Form Laporan Penilaian Keseluruhan ... 97
4.3 Uji Coba Metode Rating Scale ... 98
4.3.1 Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras) ... 100
5.2 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT Sarimelati Kencana adalah perusahaan yang bergerak pada bidang food &
beverages yang beralamat di Jl Manyar Kertoarjo no. 21 Surabaya. Dalam
menjalankan bisnisnya, perusahaan ini wajib menjaga kualitas pelayanannya sebagai
restoran bertaraf internasional. Agar kualitas tetap terjaga, maka kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting pada PT Sarimelati
Kencana. Untuk mengukur kualitas SDM, maka diperlukan penilaian kinerja.
Menurut Hariandja (2007), Penilaian kinerja dapat berfungsi untuk meningkatkan
kinerja, mengetahui kelemahan-kelemahan pada setiap karyawan, serta dapat
menentukan pelatihan/training yang dapat mengembangkan kemampuan individu
serta kemampuan secara tim.
Selama ini PT Sarimelati Kencana melakukan penilaian kinerja karyawan satu
kali dalam satu tahun. Periode penilaian dinilai dari bulan November hingga bulan
Oktober tahun selanjutnya. Penilaian kinerja karyawan pada PT Sarimelati Kencana
dilakukan oleh 2 penilai. Penilai pertama adalah atasan langsung dari karyawan yang
dinilai. Penilai kedua adalah restoran manajer. Penilai kedua sifatnya mengawasi
kegiatan penilaian agar tidak terjadi kecurangan dalam melakukan penilaian. Jika
penilai kedua tidak setuju dengan hasil penilaian dari penilai pertama, maka penilai
hasil diskusi. Dalam prosesnya, form penilaian karyawan dibagikan kepada penilai
pertama. Setelah form diisi oleh penilai pertama, form diserahkan kepada penilai
kedua selaku pengawas. Penilai kedua melakukan kajian ulang terhadap form
penilaian dan menandatangani form yang telah dinilai tersebut. Setelah
ditandatangani form diserahkan kepada bagian SDM untuk direkap.
Terdapat beberapa masalah yang terjadi ketika melakukan penilaian kinerja.
Masalah pertama, sering terjadi kesalahan dalam perhitungan penilaian. Berdasarkan
hasil wawancara didapati bahwa hasil perhitungan penilaian masih ada kesalahan
perhitungan sekitar 30-50 karyawan yang dinilai dari total keseluruhan 750 karyawan
setiap periode. Kesalahan ini dikarenakan penilai 1 menghitung dengan menggunakan
cara manual (kalkulator). Dampak dari kesalahan perhitungan ini adalah karyawan
yang dinilai tidak mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuannya.
Masalah kedua, bagian SDM mengalami kesulitan dalam merekap seluruh
penilaian. Hal ini dikarenakan PT Sarimelati Kencana masih menggunakan lembar
form, sehingga bagian SDM harus merekap keseluruhan form sebanyak 750 lembar
dengan deadline waktu yang tidak lama. Dampaknya adalah sering terjadi kesalahan
dalam merekap seperti kekeliruan dalam peletakan identitas karyawan dan masih
kosongnya data penilaian.
Masalah ketiga, dalam hal penentuan kebutuhan pelatihan karyawan, atasan
langsung hanya melihat dan mengawasi kegiatan dan tugas dari karyawannya. Jika
ada karyawan yang kurang luwes/ahli dalam melakukan pekerjaan, atasan akan
3
pelatihan yang sesuai dengan kekurangannya. Dalam prosesnya, masih ditemukan
pelatihan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh karyawan. Atasan
melihat hanya pada saat turun di lapangan, belum secara keseluruhan kegiatan
sehari-hari karyawan. Akibatnya karyawan hanya diikutkan pelatihan yang dirasa kurang
oleh atasan saja sedangkan pelatihan lainnya yang seharusnya juga dibutuhkan oleh
karyawan tersebut malah tidak diikutkan. Hal ini menyebabkan karyawan lebih
lambat berkembang terhadap keahlian yang seharusnya didapatkan. Dampak bagi
perusahaan adalah kualitas pelayanan yang kurang tidak bisa diperbaiki secara cepat.
Selain itu berdampak juga pada pemborosan biaya dan waktu pelatihan.
Berdasarkan permasalahan di atas, PT Sarimelati Kencana memerlukan
sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja karyawan
dan dapat membantu proses penentuan kebutuhan pelatihan karyawan. Berdasarkan
studi kasus yang diangkat, metode Rating Scale dipilih karena sesuai dan dapat
menyelesaikan permasalahan ini. Hal ini dikarenakan Rating Scale dapat menentukan
penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan skala dalam mengukur
faktor-faktor kinerja (performance factor). Skala yang digunakan adalah dari 1 sampai
dengan 5, yaitu 1 adalah terburuk dan 5 adalah yang terbaik.
Dari hasil uji coba penilaian kinerja, tampak hasil yang sudah sesuai dengan
kebutuhan dan berjalan dengan baik. Data yang dimasukkan berhasil masuk dan
dinilai oleh sistem dengan benar dan sistem berhasil menyimpan hasil nilai tersebut
Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja dan Penentuan Kebutuhan
Pelatihan pada PT Sarimelati Kencana ini dapat menghasilkan perhitungan dan
penentuan kebutuhan pelatihan dari hasil penilaian karyawan serta pelaporan baik
laporan per karyawan serta laporan keseluruhan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
masalahnya yaitu bagaimana merancang dan membangun aplikasi penilaian kinerja
dan penentuan kebutuhan pelatihan karyawan pada PT Sarimelati Kencana.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi
sebagai berikut :
1. Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode rating scale.
2. Sistem ini hanya melakukan penilaian kinerja karyawan dan memberikan output
usulan/rekomendasi pelatihan yang akan dijalankan oleh karyawan berdasarkan
total nilai sebagai pengembangan sumber daya manusia.
3. Aplikasi ini digunakan oleh penilai, atasan, dan bagian HRD pada PT Sarimelati
Kencana.
4. Skala penilaian yang digunakan adalah dari 1 sampai dengan 5, yaitu skala 1
adalah terburuk dan skala 5 adalah terbaik.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi penilaian kinerja dan
5
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan dari aplikasi penilaian
kinerja ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang terkait dengan
laporan ini, yaitu: penjelasan aplikasi, penilaian, penilaian kinerja, sumber
daya manusia, pengembangan sumber daya manusia, rating scale, website,
PHP, MySQL, konsep basis data, SDLC, teknik wawancara, teknik
observasi, dan black box testing.
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini diuraikan mengenai perancangan sistem yang terdiri atas
penjelasan dari identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, analisis
kebutuhan, dan perancangan sistem.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari system yang dibuat, proses
implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap evaluasi.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan setelah program aplikasi selesai
6 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aplikasi
Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan untuk
melyani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi yang
canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah
diberikan kepadanya. Instruksi-instruksi tersebut disebut perangkat lunak (software).
Sehingga bisa dikatakan bahwa aplikasi merupakan perangkat lunak yang diciptakan
oleh manusia dan bertujuan untuk melakukan kegiatan tertentu dan membantu dalam
setiap pekerjaan manusia. Saat ini aplikasi telah banyak digunakan pada instansi atau
perusahaan baik di Indonesia maupun dunia.
2.2 Penilaian
Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah assessment yang berarti
menilai sesuatu. Menurut Sudrajat (2011), penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi
sejauh mana hasil belajar atau ketercapaian kompetensi seseorang. Sedangkan
menurut Djaali & Pudji (2008), menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah dan sebagainya. Dari
suatu cara untuk memberikan timbal balik terhadap suatu kegiatan yang sudah
dilakukan sehingga dapat diambil keputusan terkait dengan hasil penilaian tersebut.
2.3 Penilaian Kinerja
Menurut Mondy & Robert (2005) penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan
evaluasi kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler (2003) penilaian
kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa lalu
terhadap standar prestasinya. Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bawa penilaian kinerja yaitu cara instansi atau pimpinan dalam melakukan evaluasi
terhadap kegiatan atau kinerja karyawannya.
Menurut Veithzal (2005) penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk
penetapan pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu pendekatan
untuk mengelola dan mengembangkan orang dengan cara peningkatan dimana
peningkatan tersebut itu akan dicapai didalam waktu yang singkat ataupun lama.
Peningkatan ini tidak terjadi hanya karena sistem yang dikemudikan oleh manajemen
untuk mengatur kinerja dari karyawan mereka, tapi juga melalui suatu pendekatan ke
arah mengelola dan mengembangkan orang yang memungkinkan mereka untuk
mengatur pengembangan dan kinerja mereka sendiri dalam kerangka sasaran yang
jelas dan standar yang telah disetujui dengan para penyelia mereka.
2.4 Sumber Daya Manusia
Menurut Sumarsono (2003), sumber daya manusia atau human resources
mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat
8
Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk
memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan
kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
SDM terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap manusia, tegasnya
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya pikir dan daya fisiknya. SDM atau
manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktifitas yang dilakukan. Peralatan yang
handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa.
2.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia diterjemahkan dari bahasa inggris
“Human Resources Development” (HRD). Istilah ini dibangun dari dua konsep yaitu
pengembangan dan sumber daya manusia. Pengembangan adalah suatu proses aktif
untuk mengubah suatu keadaan mungkin berhubungan dengan manusia (karyawan)
atau pun organisasi. Menurut Jon dan Randy (2009) pengembangan sumber daya
manusia diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang sistematis dan terencana yang
dirancang oleh organisasi untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
mempelajari keahlian yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kerja saat ini dan
yang akan datang.
Tujuan pengembangan sumber daya manusia mempunyai dua dimensi, yaitu
dimensi individual dan dimensi insitusional/organisasional. Tujuan yang berdimensi
individual mengacu kepada sesuatu yang dicapai oleh seorang karyawan, sebagai
apa yang dapat dicapai oleh institusi/organisasi sebagai hasil dari program-program
PSDM. Ruang lingkup PSDM meliputi semua aspek dan kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan kualitas SDM, baik yang berhubungan dengan kegiatan
pelatihan/training maupun non-pelatihan.
2.6 Rating Scale
Menurut Sugiyono (2011) rating scale merupakan teknik penilaian kinerja
yaitu evaluator menilai kinerja karyawan dengan menggunakan skala dalam
mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor). Misalnya adalah dalam
mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab karyawan. Skala yang digunakan
adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah yang terbaik. Jika
tingkat inisiatif dan tanggung jawab karyawan tersebut biasa saja misalnya, maka ia
diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja lainnya.
Keuntungan utama model evaluasi kinerja rating scale adalah semua indikator
kinerja definisi, dan nilainya terstruktur dan terstandarisasi. Nilai kinerja setiap
karyawan dengan mudah dibandingkan dengan rata-rata nilai seluruh karyawan.
Model ini juga mudah dipahami oleh penilai dan ternilai, serta mudah dilaksanakan.
Oleh karena itu, metode ini dipakai secara meluas di berbagai organisasi. Akan tetapi,
model evaluasi kinerja model Graphic Rating Scale mempunyai kelemahan.
Kelemahannya adalah kata-kata deskriptif yang digunakan dalam skala ini bisa
memiliki arti yang berbeda-beda untuk masing-masing penilai (Wirawan, 2009).
Ada beberapa jenis skala rating yang dapat digunakan, yaitu:
10
2. Skala numeris
3. Standard rating
4. Cumulated points rating
5. Force choice rating
6. Semantic differential.
Dalam studi kasus ini, penulis menggunakan jenis metode rating scale skala numeris.
2.6.1 Skala Numeris
Angka dalam kebanyakan skala rating digunakan sebagai anchor, tetapi
penggunaan angka ini didefinisikan secara jelas. Di depan ataupun di belakang setiap
deskripsi disediakan ruang membubuhkan tanda checklist yang menunjukkan
kesesuaiannya dengan subjek yang diamati. Bentuk numeris ini kadang disertai
bentuk grafis, sehingga observer atau rater hanya menandai angka yang menjadi
pilihannya. Misalnya skala enam jenjang untuk mengukur orientasi pelayanan
pelanggan:
1. Bila tidak ada permintaan tidak berinisatif untuk memberikan bantuan
2. Ada inisiatif dan memahami kebutuhan/permasalahan, tindak lanjut belum
maksimal
3. “jemput bola”, melakukan tindak lanjut dengan segera.
4. Mengadakan pertemuan internal untuk membahas kebutuhan dan ide-ide solusi
yang terbaik.
5. Mengadakan focus group meeting dengan pihak-pihak terkait.
6. Proaktif memperbaharui informasi yang diperlukan, membuat jadwal untuk
Atau
1. Bagaimanakah partisipasi karyawan dalam bekerja secara tim? 1 2 3 4 5
2. Bagaimana hubungan karyawan dengan atasan? 1 2 3 4 5
Catatan:
1 = tidak memuaskan
2 = di bawah rata-rata
3 = rata-rata
4 = di atas rata-rata
5 = sempurna.
Metode perhitungan yang digunakan dalam mengelola hasil penilaian yang
didapat dari proses penilaian adalah dengan mengakumulasikan nilai setiap indikator
dalam satu variabel. Setelah itu, nilai dari setiap variabel diakumulasi untuk
mendapatkan nilai akhir dari proses penilaian ini. Formula perhitungan dari proses
penilaian ini dapat dilihat berikut ini:
Keterangan:
NV = Nilai variabel
NIn = Nilai indikator ke-n
Bn = Bobot indikator ke-n
12
Keterangan:
NA = Nilai akhir
NVn = Nilai variabel ke-n
Adapun formula untuk menghitung nilai akhir dari setiap penilai adalah:
Keterangan:
Natp = Nilai akhir tiap penilai
NA = Nilai Akhir
2.7 Website
Menurut Yuhefizar dkk (2009), website adalah keseluruhan halaman-halaman
web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sebuah
website biasanya dibanggun atas banyak halaman web yang saling berhubungan.
Selain itu, website dapat digunakan sebagai alat promosi, tetapi bukan sebagai alat
promosi utama.
Saat ini pengguna internet semakin hari semakin bertambah banyak, sehingga
hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus. Dilihat dari kegunaannya, pada
saat ini orang lebih suka mencari informasi tentang berbagai hal melalui internet.
Kelebihan website dibandingkan media cetak elektronik adalah kelengkapan
yang ditampilkan serta pasar yang dituju lebih segmented (terpusat pada
kalangan/kelompok konsumen tertentu). Oleh karena itu, maka kita harus
memanfaatkan kekurangannya menjadi strong point dalam pemasaran, yaitu produk
yang kita tawarkan harus segmented.
2.8 Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut Wahyono (2005), Hypertext Preprocessor (PHP) merupakan
program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh dunia
yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk mengakse
dan memanipulasi data yang ada di database server open source seperti MySQL.
Bahasa pemograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula dari
keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam memonitor
pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada awal
pengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home PageTools
sebelum akhirnya menjadi PHP.
2.9 My Structure Query Language (MySQL)
Menurut Anhar (2010), My Structure Query Language (MySQL) adalah salah
satu Database Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti
Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. Pemrograman PHP juga sangat
mendukung dengan penggunaan database MySQL. Keunggulan dari MySQL adalah
cepat dan mudah digunakan. MySQL semula berkembang karena memerlukan SQL
14
2.10 Konsep Basis Data 2.10.1 Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan
mengolah record-record mengunakan komputer untuk menyimpan atau merekam
serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahan sehingga
mampu menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses
pengambilan keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu
perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data (database),
sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (user), aplikasi lain
(bersifat operasional).
Keuntungan sistem basis data adalah :
a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data
yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.
b. Menjaga konsistensi data.
c. Keamanan data dapat tejaga.
d. Integritas dapat dipertahankan.
e. Data dapat digunakan bersama-sama.
f. Menyediakan recovery.
g. Memudahkan penerapan standarisasi.
i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini sangat
erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pendidikan
keselarasan data.
Kerugian sistem basis data adalah :
a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
c. Perangkat lunaknya relatif mahal.
Kerusakan sistem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian
yang terkait.
2.10.2 Database
Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data
oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan
disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu mengunakan
komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan
pemakainya.
Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada
penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan data,
isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah
keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).
2.10.3 Database Management System (DBMS)
Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)
16
Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri
dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data., menghapus data, dan
melaporkan data dalam basis data.
2.10.4 Diagram Alir (Flowchart)
Menurut Jogiyanto (2006) bagan alir sistem merupakan bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan
tentang urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir
sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Diagram Alur Dokumen
(Document Flow).
Document flow adalah bagan alir dokumen atau bisa disebut juga sebagai
bagan alir formulir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk
tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya, document flow memiliki
ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah notasi-notasi yang ada di
dalamnya. (Jogiyanto, 2005)
2.10.5 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Kendall (2003), Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan
pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang
berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang dibahas.
Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk
merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem.
Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah di
keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut DFD,
penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi.
2.11 Software Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Pressman (2010) didalam software development life cycle terdapat
beberapa model diantaranya adalah model waterfall, terkadang disebut sebagai siklus
hidup klasik, menunjukkan sistematis, pendekatan sekuensial untuk penyebaran
perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi permintaan pelanggan dan
berlangsung melalui perencanaan, pemodelan, construction dan deployment yang
berakhir pada dukungan yang berkelanjutan dari terselesainya software.
Gambar 2.1 SDLC metode Waterfall
1. Communication (komunikasi)
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk
mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer,
maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel,
maupun dari internet.
2. Planning (perencanaan)
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
18
sumber daya yang dibutuhkan, produk yang harus dihasilkan, dan jadwal-jadwal
kerja termasuk rencana yang akan dilakukan.
3. Modeling (pemodelan)
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan-kebutuhan menjadi
sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.
Proses ini berfokus pada rancangan struktural data, arsitektur software,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
4. Construction (konstruksi)
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.
Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan
inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software,
artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah
pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap perangkat lunak yang
telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan
terhadap perangkat lunak tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
5. Deployment (pengoperasian)
Tahapan ini bisa dikatakan akhir dalam pembuatan sebuah software atau sistem.
Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem perangkat lunak
yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat
2.12 Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti dengan
langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden.
Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatatap muka secara langsung, tetapi dapat
melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference, chatting melalui internet,
bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail. (Suliyanto, 2006).
Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait penelitian
yang dilakukan. Di dalam dunia TI, para pengembang sebuah sistem sering
menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan stakeholder atau
pemilik kepentingan.
2.13 Teknik Observasi
Teknik observasi merukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
panca indra, jadi tidak hanya pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan,
mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen
yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar
pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat mengenai hal-hal apa saja yang
diobservasi. (Suliyanto, 2006).
Observasi sering digunakan sebagai teknik pengumpulan data tambahan selain
wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa menggunakan
wawancara. Di dalam melakukan observasi, panca indra yang paling berperan adalah
20
2.13.1 Analisis dan Desain Perangkat Lunak
Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang
diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu aplikasi
yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap
kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta
mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.
Menurut Kendall dan Kendall (2003), analisis dan perancangan sistem
berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau
mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi
dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan sistem tersebut
dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan
peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan aplikasi
terkomputerisasi.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.
Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan
oleh analis sistem sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya
sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem
tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.
2.14 Black Box Testing
Menurut Rizky (2011), pengertian dari Black Box Testing adalah suatu tipe
testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja
internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak seperti
layaknya “kotak hitam” yang tidak terlihat isinya, tetapi dikenai proses testing bagian
luarnya saja.
Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan
kebutuhan yang telah ditentukan pada awal perancangan.
Keuntungan dari jenis testing ini antara lain:
1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis
program.
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen
tester yang berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan
yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
22
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan dilakukan pada saat maupun setelah proses
wawancara dan observasi pada PT Sarimelati Kencana. Untuk melakukan identifikasi
masalah, maka dilakukan observasi oleh panelis pada PT Sarimelati Kencana yang
dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2015 sampai 4 April 2016. Data-data yang
diperlukan, dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada dua responden yaitu :
bagian HRD dan manajer restoran. Selain itu juga melakukan pengamatan terhadap
dokumen penilaian kinerja.
Pada PT Sarimelati Kencana, penilaian kinerja dimulai dari bagian HRD,
bagian HRD menyediakan form penilaian. Setelah tersedia, bagian HRD
menginputkan data master pada setiap form penilaian seperti data karyawan, data
outlet, data jabatan, data kehadiran. Setelah terisi dan menjadi form penilaian yang
fix, form diserahkan kepada penilai untuk dilakukan penilaian kinerja. Penilai
melakukan penilaian kinerja berdasarkan data yang sudah terisi pada setiap form
penilaian. Kekurangan dari proses diatas yaitu, penilai masih menghitung penilaian
secara manual, hal ini dapat berdampak terhadap karyawan yang dinilai tidak
Setelah proses penilaian kinerja dilakukan, berikutnya hasil penilaian kinerja
dari penilai diserahkan kepada manajer restoran untuk dilakukan approval. Jika dari
manajer restoran tidak setuju dengan hasil penilaian dari penilai, maka manajer
restoran dan penilai akan berdiskusi dan menentukan nilai yang sesuai dengan hasil
diskusi. Setelah hasil penilaian kinerja dilakukan approval, selanjutnya diserahkan
kembali ke bagian HRD untuk di rekap. HRD merekap hasil penilaian kinerja
menjadi laporan penilaian kinerja. Laporan penilaian kinerja dibagi menjadi 2
laporan, laporan penilaian keseluruhan dan laporan penilaian karyawan (rapor).
Kekurangan dari proses diatas yaitu bagian HRD mengalami kesulitan dalam
merekap seluruh penilaian. Hal ini dikarenakan PT Sarimelati Kencana masih
menggunakan lembar form, sehingga bagian HRD harus menrekap keseluruhan form
sebanyak 750 lembar dengan deadline waktu yang tidak lama. Dampaknya adalah
sering terjadi kesalahan dalam merekap seperti kekeliruan dalam peletakan identitas
karyawan dan masih kosongnya data penilaian.
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan, gambaran proses bisnis pada
24
Document Flow Penilaian Kinerja Karyawan pada PT Sarimelati Kencana
Penilai
HRD Manajer Restoran Karyawan
Mulai
3.2 Analisis Permasalahan
Setelah diketahui proses alur dokumen atau document flow yang dilakukan
oleh masing-masing pengguna, maka proses berikutnya adalah melakukan analisis
permasalahan. Melalui proses analisis yang dilakukan mulai dari bagian HRD
menyediakan form penilaian sampai di proses rekap yang menghasilkan laporan
penilaian, diperoleh beberapa masalah diantaranya pertama, terjadi kesalahan dalam
perhitungan penilaian. Kedua, bagian HRD mengalami kesulitan dalam merekap
seluruh penilaian. Ketiga, dalam hal penentuan kebutuhan pelatihan karyawan, masih
ditemukan pelatihan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh karyawan.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, maka PT Sarimelati Kencana
memerlukan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian
kinerja karyawan dan dapat membantu proses penentuan kebutuhan pelatihan
karyawan.
3.3 Solusi Permasalahan
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui proses wawancara dan
observasi, pengolahan data dari hasil observasi, dilanjutkan dengan melakukan
identifikasi masalah, didapatkan suatu permasalahan yang harus diselesaikan dengan
memberikan solusi terbaik yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dalam
menyelesaikan permasalahan, solusi yang diberikan ialah dengan membangun
aplikasi penilaian kinerja dan penentuan kebutuhan pelatihan pada PT Sarimelati
26
3.4 Analisis Kebutuhan
Aplikasi penilaian kinerja pegawai pada PT Sarimelati Kencana ini akan
melibatkan beberapa pengguna didalamnya. Berikut ini telah dianalisis siapa saja
yang dapat mengoperasikan dan menggunakan aplikasi web ini beserta
kebutuhannya:
Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan
No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilkan
1 HRD a. Mampu menginputkan
data master penilaian seperti data karyawan,
data jabatan, data
outlet, data kehadiran dan lain-lain.
b. Dapat merekap hasil
penilaian kinerja.
a. Form penilaian
b. Hasil penilaian kinerja
yang telah di
approved.
c. Laporan penilaian
kinerja.
2. Penilai a. Mendapatkan akses
terhadap penilaian
kinerja.
b. Dapat melakukan
penilaian kinerja
karyawan
a. Hasil penilaian kinerja
3. Manajer Restoran a. Dapat melakukan
approval terhadap hasil penilaian kinerja.
b. Mendapatkan akses
terhadap hasil
penilaian kinerja
a. Laporan penilaian
kinerja keseluruhan.
b. Hasil penilaian
kinerja (approved)
4. Karyawan a. Rapor penilaian
3.5 Metode Rating Scale
Metode yang digunakan untuk pembuatan aplikasi penilaian kinerja ini
adalah metode Rating Scale. Langkah-langkah dalam Rating Scale yaitu metode
perhitungan yang digunakan dalam mengelola hasil penilaian yang didapat dari
proses penilaian adalah dengan mengakumulasikan nilai setiap kriteria dengan bobot
kriteria tersebut. Setelah itu, akumulasi dari nilai setiap kriteria serta bobot kriteria
diakumulasi untuk mendapatkan nilai akhir dari proses penilaian ini. Formula
perhitungan dari proses penilaian ini dapat dilihat berikut ini:
Keterangan:
NV = Nilai total penilaian karyawan
NIn = Nilai kriteria ke-n
Bn = Bobot kriteria ke-n
n = Jumlah kriteria dalam satu variabel penilaian
3.6 Perancangan Sistem
Dalam perancangan aplikasi ini menurut SDLC ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan. Adapun tahapan dalam perancangan system yang dilakukan adalah
pembuatan alur system, data flow diagram (DFD), entity relationship diagram
28
3.6.1 Alur Sistem A. Blok Diagram
Gambar 3.2 di bawah menggambarkan tentang apa saja input yang
dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh aplikasi
penilaian kinerja dan penentuan kebutuhan pelatihan pada PT Sarimelati Kencana.
Input yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja karyawan, antara lain: data
karyawan, data presensi, data kriteria penilaian, data periode penilaian, dan data
penilaian kinerja.
Untuk blok output, hasil informasi berupa hasil rekap dari pencatatan data
master antara lain: rekap data karyawan, rekap data presensi, rekap data kriteria,
rekap data data periode penilaian. adapun untuk output penilaian kinerja yaitu laporan
hasil penilaian kinerja yang dibagi menjadi dua yaitu laporan penilaian kinerja secara
keseluruhan dan rapor penilaian kinerja. Sedangkan untuk output kebutuhan pelatihan
Diagram blok penilaian kinerja pada PT Sarimelati Kencana
Proses Perhitungan Penilaian dengan menggunakan
Metode Rating Scale
Laporan hasil penilaian kinerja 3. Data Kriteria Penilaian 4. Data Periode Penilaian
Gambar 3.2 Blok Diagram
B. System flow
Untuk membuat aplikasi penilaian kinerja dan penentuan kebutuhan
pelatihan dibutuhkan system flow yang sesuai dengan proses dan ketentuan yang
berlaku pada PT Sarimelati Kencana. Berikut penjelasan system flow yang dibuat
untuk membantu proses pembuatan aplikasi penilaian kinerja ini.
1. System flow Master Outlet
Pada gambar 3.3 merupakan system flow master outlet yang di dalamnya
terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data outlet ke dalam
30
mengubah data, masukkan data outlet yang akan diubah lalu data akan berubah secara
otomatis.
System Flow Master Outlet
Aplikasi Penilaian Kinerja
Ubah? Memasukkan Data
Outlet
Proses ubah data Outlet
Gambar 3.3 System flow Master Outlet
2. System flow Master Jabatan
Pada gambar 3.4 merupakan system flow master jabatan yang di dalamnya
terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data jabatan ke dalam
untuk mengubah data, masukkan data jabatan yang akan diubah lalu data akan
berubah secara otomatis.
System Flow Master Jabatan
Aplikasi Penilaian Kinerja HRD
P
h
as
e
Mulai
entry data Jabatan
Pencatatan Data
Jabatan Jabatan
Menampilkan data Jabatan Jabatan
Ubah? Memasukkan Data
Jabatan
Proses ubah data Jabatan
Hapus?
Pilih data Jabatan
Selesai
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Gambar 3.4 System flow Master Jabatan
3. System flow Master Karyawan
Pada gambar 3.5 merupakan system flow master karyawan yang di dalamnya
terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data karyawan ke
32
Setelah itu untuk mengubah data, masukkan data karyawan yang akan diubah lalu
data akan berubah secara otomatis.
System Flow Master Karyawan
Aplikasi Penilaian Kinerja
entry data Karyawan
Pencatatan Data
Karyawan Karyawan
Menampilkan data Karyawan Karyawan
Ubah? Memasukkan Data
Karyawan
Proses ubah data Karyawan
Gambar 3.5 System flow Master Karyawan
4. System flow Master Kehadiran
Pada gambar 3.6 merupakan system flow master kehadiran yang di dalamnya
terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data kehadiran ke
Setelah itu untuk mengubah data, masukkan data kehadiran yang akan diubah lalu
data akan berubah secara otomatis.
System Flow Master Kehadiran
Aplikasi Penilaian Kinerja HRD
P
h
as
e
Mulai
entry data Kehadiran
Pencatatan Data
Kehadiran Kehadiran
Menampilkan data Kehadiran Kehadiran
Ubah?
Memasukkan Data Kehadiran
Proses ubah data Kehadiran
Selesai
Ya
Tidak
Gambar 3.6 System flow Master Kehadiran
5. System flow Master Kriteria
Pada gambar 3.7 merupakan system flow master kriteria yang di dalamnya
terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data kriteria ke dalam
aplikasi, kemudian aplikasi akan menyimpan ke dalam tabel Kriteria. Setelah itu
untuk mengubah data, masukkan data kriteria yang akan diubah lalu data akan
34
System Flow Master Kriteria
Aplikasi Penilaian Kinerja
entry data Kriteria
Pencatatan Data
Kriteria Kriteria
Menampilkan data Kriteria Kriteria
Ubah? Memasukkan Data
Kriteria
Proses ubah data Kriteria
Gambar 3.7 System flow Master Kriteria
6. System flow Master Range Kriteria
Pada gambar 3.8 merupakan system flow master range kriteria yang di
dalamnya terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data range
kriteria ke dalam aplikasi, kemudian aplikasi akan menyimpan ke dalam tabel Range
Kriteria. Setelah itu untuk mengubah data, masukkan data range kriteria yang akan
System Flow Master Range Kriteria
Range Kriteria Range Kriteria
Menampilkan data Range Kriteria Range Kriteria
Ubah? Memasukkan Data
Range Kriteria
Proses ubah data Range Kriteria
Hapus? Pilih data Range
Kriteria
Gambar 3.8 System flow Master Range Kriteria
7. System flow Master Periode Penilaian
Pada gambar 3.9 merupakan system flow master periode penilaian yang di
dalamnya terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data periode
penilaian ke dalam aplikasi, kemudian aplikasi akan menyimpan ke dalam tabel
Periode Penilaian. Setelah itu untuk mengubah data, masukkan data periode penilaian
36
System Flow Master Periode Penilaian
Aplikasi Penilaian Kinerja
entry data Periode Penilaian
Ubah? Memasukkan Data
Periode Penilaian
Proses ubah data Periode Penilaian
Hapus? Pilih data Periode
Penilaian
Gambar 3.9 System flow Master Periode Penilaian
8. System flow Master Kategori Pelatihan
Pada gambar 3.10 merupakan system flow master kategori pelatihan yang di
dalamnya terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data kategori
pelatihan ke dalam aplikasi, kemudian aplikasi akan menyimpan ke dalam tabel
Kategori Pelatihan. Setelah itu untuk mengubah data, masukkan data kategori
System Flow Master Kategori Pelatihan
entry data Kategori Pelatihan
Ubah? Memasukkan Data
Kategori Pelatihan
Proses ubah data Kategori Pelatihan
Hapus? Pilih data Kategori
Pelatihan
Gambar 3.10 System flow Master Kategori Pelatihan
9. System flow Master Pelatihan
Pada gambar 3.11 merupakan system flow master pelatihan yang di
dalamnya terdapat satu aktor yaitu HRD. Proses pertama HRD mencatat data
pelatihan ke dalam aplikasi, kemudian aplikasi akan menyimpan ke dalam tabel
Pelatihan. Setelah itu untuk mengubah data, masukkan data pelatihan yang akan
38
System Flow Master Pelatihan
Aplikasi Penilaian Kinerja
entry data Pelatihan
Pencatatan Data
Pelatihan Pelatihan
Menampilkan data Pelatihan Pelatihan
Ubah? Memasukkan Data Pelatihan
Proses ubah data Pelatihan
Gambar 3.11 System flow Master Pelatihan
10. System flow Penilaian
Pada gambar 3.12 merupakan system flow penilaian yang di dalamnya
terdapat satu aktor yaitu penilai. Proses pertama penilai memilih menu penilaian,
setelah aplikasi menampilkan menu penilaian, penilai melakukan penilaian kinerja.
Setelah menilai kinerja karyawan, penilai menyimpan penilaian tersebut sehingga
aplikasi dapat menghitung total nilai karyawan yang telah dinilai. Setelah dihitung
System Flow Penilaian Kinerja Karyawan
Aplikasi Penilaian Kinerja Penilai
P
h
as
e
Mulai
Pilih Menu Penilaian
Menampilkan Menu Penilaian
Penilaian Kinerja
Entry Kinerja Karyawan
Simpan dan hitung hasil penilaian kinerja
Hasil Penilaian Kinerja
Menampilkan hasil penilaian kinerja Hasil Penilaian
Kinerja
Selesai
Karyawan
Jabatan
Outlet
Kriteria
40
11. System flow Rekomendasi Kebutuhan Pelatihan
Pada gambar 3.13 merupakan system flow rekomendasi kebutuhan pelatihan
yang di dalamnya terdapat satu aktor yaitu aplikasi penilaian kinerja. Prosesnya
aplikasi menyetarakan hasil total penilaian setiap karyawan terhadap pelatihan yang
dibutuhkan.
System Flow Rekomendasi Kebutuhan Pelatihan
Aplikasi Penilaian Kinerja
P
h
as
e
Mulai
Create rekomendasi pelatihan
Selesai Hasil Penilaian
Kinerja
Rekomendasi Kebutuhan
Pelatihan
Gambar 3.13 System flow Rekomendasi Kebutuhan Pelatihan
12. System flow Laporan Keseluruhan
Pada gambar 3.14 merupakan system flow laporan keseluruhan yang di
memilih menu laporan, kemudian pilih laporan keseluruhan. Dalam form laporan
keseluruhan, manajer restoran memilih periode serta outlet mana yang akan
ditampilkan oleh aplikasi. setelah laporan keseluruhan ditampilkan, manajer restoran
dapat mencetak laporan tersebut.
System Flow Laporan Keseluruhan
Aplikasi Penilaian Kinerja Manajer Restoran
P
h
as
e
Mulai
Pilih Menu Laporan Keseluruhan
Menampilkan Laporan Keseluruhan
Laporan Keseluruhan Pilih periode dan outlet yang akan di
tampilkan
Cetak? Mencetak Laporan
Selesai
Ya
TIdak
Gambar 3.14 System flow Laporan Keseluruhan
13. System flow Rapor Penilaian (per Karyawan)
Pada gambar 3.15 merupakan system flow rapor penilaian yang di dalamnya
42
kemudian pilih rapor penilaian. Dalam form rapor penilaian, karyawan memilih
periode tahun berapa yang akan ditampilkan oleh aplikasi. setelah rapor penilaian
ditampilkan, karyawan dapat mencetak laporan tersebut.
System Flow Rapor Penilaian
Aplikasi Penilaian Kinerja Manajer Restoran
P
h
as
e
Mulai
Pilih Menu Rapor Penilaian
Menampilkan Rapor Penilaian
Rapor Penilaian Pilih periode
Cetak? Mencetak Rapor
Selesai
Ya
TIdak
Gambar 3.15 System flow Rapor Penilaian (per karyawan)
3.6.2 Data Flow Diagram
Setelah proses perancangan dengan menggunakan System Flow, langkah
selanjutnya dalam perancangan adalah pembuatan Data Flow Diagram (DFD) yang
terstruktur dan jelas, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi yang baik. DFD
merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus
data dan sistem secara logika. Keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan
pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang
dikembangkan.
A. Context Diagram
Context Diagram merupakan diagram pertama dalam rangkaian suatu DFD
yang menggambarkan entity yang berhubungan dengan system dan aliran data secara
umum. Context diagram dapat dilihat pada gambar 3.16.
Data Pelatihan Has il Penilaian (approved) Has il Penilaian
Data Kateg ori Pelatihan Data Periode Penilaian Rancang Bang un Aplikasi
Penilaian Kinerja dan Penentuan Kebutuhan Pelatihan
Gambar 3.16 Context Diagram
B. Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang menggambarkan hirarki proses-proses dari level dan
kelompok proses yang terlibat dalam aplikasi penilaian kinerja yang diawali dari
44
Diagram berjenjang ini menjelaskan hirarki proses aplikasi penilaian kinerja
karyawan pada BKD Jatim. Diagram berjenjang ini digunakan sebagai pedoman
dalam pembuatan DFD.
Seperti pada gambar 3.17, diagram berjenjang aplikasi penilaian kinerja
karyawan ini terdiri dari empat proses utama yaitu Maintenance data master,
Maintenance data penilaian & pelatihan, penilaian kinerja karyawan dan membuat
laporan. Masing-masing dari proses tersebut dijabarkan ke dalam beberapa sub
proses. Pertama Maintenance data master mempunyai empat sub proses yaitu
Maintenance data master outlet, Maintenance data master jabatan, Maintenance data
master karyawan, Maintenance data master kehadiran, Kedua Maintenance data
penilaian & pelatihan memiliki lima sub proses yaitu Maintenance data master
kriteria, Maintenance data master range kriteria, Maintenance data master periode
penilaian, Maintenance data master kategori pelatihan, Maintenance data master
pelatihan. Ketiga penilaian kinerja karyawan. Proses ini tidak memiliki sub proses.
Keempat membuat laporan mempunyai dua sub proses yaitu laporan keseluruhan dan
0
Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja dan Penentuan Kebutuhan Pelatihan pada PT Sarimelati Kencana
1
Maintenance Data
Master
1.1
Maintenance Data
Master Outlet
1.2
Maintenance Data
Master Jabatan
1.3
Maintenance Data
Master Karyawan
2
Maintenance Data
Penilaian & Pelatihan
2.2
Maintenance Data
Master Range Kriteria
2.3
Maintenance Data
Master Periode Penilaian
2.4
Maintenance Data
Master Kategori Pelatihan
2.5
Maintenance Data
Master Pelatihan 2.1
Maintenance Data
Master Kriteria
Maintenance Data
Master Kehadiran
46
C. DFD Level 0
Data Pelatihan
Data Pelatihan Data Kateg ori Pelatihan
Data Periode Has il Penilaian (approved)
Has il Penilaian (approved)
Data Penilaian Has il Penilaian
Data Kateg ori Pelatihan Data Periode Penilaian 7 Data Range Kriteria 8 Data Periode Penilaian 9 Data Kateg ori Pelatihan 10 Data Pelatihan
Gambar 3.18 DFD Level 0
Berdasarkan gambar 3.18 dapat dilihat bahwa aplikasi penilaian kinerja ini
memiliki empat proses dan 9 data store yang fungsinya masing-masing adalah
penyimpanan data. Selanjutnya, empat proses tersebut juga dijelaskan lebih detail ke
dalam DFD Level 1.
D. DFD Level 1 Maintenance Data Master
Data Kehadiran
Gambar 3.19 DFD Level 1 Maintenance Data Master
Terdapat empat sub proses dalam Maintenance data master seperti pada
gambar 3.19 yaitu Maintenance data master outlet, Maintenance data master
jabatan, Maintenance data master karyawan, Maintenance data master kehadiran.
Tabel yang digunakan dalam sub proses ini adalah tabel data outlet, tabel data
48
E. DFD Level 1 Maintenance Data Penilaian dan Pelatihan
Gambar 3.20 DFD Level 1 Maintenance Data Penilaian dan Pelatihan
Terdapat lima sub proses dalam Maintenance data penilaian dan
pelatihan seperti pada gambar 3.20 yaitu Maintenance data master kriteria,
Maintenance data master range kriteria, Maintenance data master periode
penilaian, Maintenance data master kategori pelatihan, dan Maintenance data
master pelatihan. Tabel yang digunakan dalam sub proses ini adalah tabel data
kriteria, tabel data range kriteria, tabel data periode penilaian, tabel kategori
pelatihan, dan tabel pelatihan.
Data Pelatihan Data Periode
Data Kateg ori Pelatihan Data Range Kriteria
Data Kriteria
Data Pelatihan Data Kateg ori Pelatihan
Data Periode Penilaian Data Range Kriteria
Data Kriteria
HRD
6 Data Kriteria
7 Data Range Kriteria
8 Data Periode
F. DFD Level 1 Membuat Laporan
Data Periode Data Periode
Laporan Penilaian Keseluruhan
Rapor Penilaian Karyawan
Manajer Res toran
1 Laporan Penilaian Keseluruhan
2
Rapor Penilaian (per Karyawan) 11 Data Periode
Penilaian2
12 Data Periode Penilaian3
Gambar 3.21 DFD Level 1 Membuat Laporan
Terdapat dua sub proses dalam membuat laporan seperti pada gambar 3.21
yaitu laporan penilaian keseluruhan dan rapor penilaian (per karyawan). Tabel yang
digunakan dalam sub proses ini adalah tabel data kriteria, tabel data range kriteria,
tabel data periode penilaian, tabel kategori pelatihan, dan tabel pelatihan.
3.6.3 Entity Relationship Diagram
Entity relationship diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan
hubungan antar tabel yang terdapat dalam sistem. ERD disajikan dalam bentuk
50
A. Conceptual Data Model
CDM dari aplikasi penilaian kinerja terdapat 11 tabel yang berasal dari
kebutuhan penyimpanan data dari data flow diagram yaitu tabel Penilaian, tabel
Karyawan, tabel Kriteria Penilaian Karyawan, tabel Kriteria, tabel Range Kriteria,
tabel Periode, tabel Pelatihan, tabel Kehadiran, tabel Kategori Pelatihan, tabel Outlet,
51 Periode Kehadiran dan Penilaian
52
B. Physical Data Model
Gambar 3.23
53 Periode Kehadiran dan Penilaian
54
PDM dari aplikasi penilaian bahaya terdapat 14 tabel yaitu tabel Kriteria
Penilaian Karyawan, tabel Range Kriteria, tabel Kriteria, tabel Periode Kehadiran dan
Penilaian, tabel Rekomendasi Pelatihan, tabel Pelatihan, tabel Kategori Pelatihan,
tabel Penilaian, tabel Karyawan, tabel Tempat Kerja, tabel Outlet, tabel Jabatan, tabel
Kehadiran, tabel Kriteria Penilaian. PDM sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.23.
3.6.4 Struktur Tabel
Pada tahapan pembuatan struktur database untuk aplikasi penilaian kinerja
karyawan, database yang akan dipakai yaitu database MySQL. Struktur basis data
yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi ini sebagai berikut:
1. Tabel Outlet
a. Nama Tabel : Outlet
b. Primary Key (PK) : ID_Outlet
c. Foreign Key : -
d. Fungsi : untuk menyimpan data outlet
Tabel 3.2 Outlet
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Outlet int 20 PK
2 Nama Outlet Varchar 100
2. Tabel Jabatan
a. Nama Tabel : Jabatan
b. Primary Key (PK) : ID_Jabatan
d. Fungsi : untuk menyimpan data jabatan
Tabel 3.3 Jabatan
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Jabatan int 20 PK
2 ID_Jabatan_atasan int 20 FK
3 Nama Jabatan Varchar 100
4 Golongan Varchar 20
5 Akses Varchar 20
6 Level Int
3. Tabel Karyawan
a. Nama Tabel : Karyawan
b. Primary Key (PK) : ID_Karyawan
c. Foreign Key : ID_Jabatan; ID_Outlet
d. Fungsi : untuk menyimpan data karyawan
Tabel 3.4 Karyawan
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Karyawan Varchar 15 PK
2 ID_Jabatan int 20 FK
3 ID_Outlet int 20 FK
4 Nama Karyawan Varchar 100
5 Status Karyawan Varchar 20
56
No Field Name Data Type Length Constraint
6 Password Varchar 50
4. Tabel Pelatihan
a. Nama Tabel : Pelatihan
b. Primary Key (PK) : ID_Pelatihan
c. Foreign Key : ID_Kategori
d. Fungsi : untuk menyimpan data pelatihan
Tabel 3.5 Pelatihan
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Pelatihan int 20 PK
2 ID_Kategori Int 20 FK
2 Nama Pelatihan Varchar 100
3 Keterangan Pelatihan Varchar 100
5. Tabel Kategori Pelatihan
a. Nama Tabel : Kategori Pelatihan
b. Primary Key (PK) : ID_Kategori
c. Foreign Key : -
d. Fungsi : untuk menyimpan data kategori pelatihan
Tabel 3.6 Kategori Pelatihan
No Field Name Data Type Length Constraint
No Field Name Data Type Length Constraint
2 Nama Kategori Varchar 100
6. Tabel Kehadiran
a. Nama Tabel : Kehadiran
b. Primary Key (PK) : ID_Kehadiran
c. Foreign Key : ID_Karyawan; ID_Periode
d. Fungsi : untuk menyimpan data kehadiran
Tabel 3.7 Kehadiran
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Kehadiran int 10 PK
2 ID_Karyawan Varchar 15 FK
3 ID_Periode int 20 FK
4 Terlambat Varchar 100
5 Absen Varchar 100
6 Sakit Varchar 100
7. Tabel Periode Kehadiran dan Penilaian
a. Nama Tabel : Periode Kehadiran dan Penilaian
b. Primary Key (PK) : ID_Periode
58
d. Fungsi : untuk menyimpan data periode kehadiran dan periode
penilaian
Tabel 3.8 Periode Kehadiran dan Penilaian
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Periode Varchar 20 PK
2 Nama_Periode Varchar 50
3 Awal Date
4 Akhir Date
5 Keterangan Varchar 100
8. Tabel Penilaian
a. Nama Tabel : Penilaian
b. Primary Key (PK) : ID_Penilaian
c. Foreign Key : ID_Periode; ID_Karyawan; ID_Karyawan;
ID_KaryawanPenilai
d. Fungsi : Untuk melakukan proses penilaian
Tabel 3.9 Penilaian
No Field Name Data Type Length Constraint
1 ID_Penilaian Varchar 15 PK
2 ID_Periode Varchar 15 FK
3 ID_Karyawan Varchar 15 FK
4 Kar_ID_karyawan Varchar 100 FK