(BANK PERKREDITAN RAKYAT PESISIR TANADOANG) CABANG JAMPEA UJUNG”
SAENUDDIN
105730159010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIFERSITASMUHAMMADIYAHMAKASSAR
MAKASSAR
2015
iv
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Serjana Ekonomi pada program studi jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Bapak Dr.H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh proses pendidikan.
2. Bapak Dr.H. Mahmud Nuhung, M.A., selaku Dekan dan para pembantu dekan serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu dalam kelengkapan administrasi penelitian.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, AK, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, yang dengan tulus memberikan nasehat, bibingan, semangat serta petunjuk selama penulis menempuh pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar sampai pada penulisan dan penyusunan skripsi ini.
v
penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen program studi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, yang memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis duduk dibangku kuliah.
6. Ibu pimpinan cabang PT. BPR Pesisir Tanadoang serta segenap karyawan yang telah membantu penulis selama penelitian ini berlangsung.
7. Keluarga besarku yang tercinta yang selama ini memberikandukungan moril dan materi, khususnya orang tua tercinta, Ibunda Hj. Darminah dan Ayahanda H. Abbas, serta kakakku tercinta beserta sepupuku yang tersayang.
8. Kepada teman-temanku di Akuntansi I-10 Sulfikhi, Nursalim, Nur aswing, Samsul Bahri, Arif, Rahmat, Asni, Indah, yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu, semoga pertemanan ini akan tetap terjaga dengan baik dan terimakasih atas semua bantuannya serta pengalaman berharga ini yang kalian berikan kepadaku selama ini.
9. Teman-temanku Amran, Ikki, Salman, Ahmad naslan, Zulfadli beserta teman-teman yang tidak kusebutkan namanya tapi selalu dihati.
10. Kepada Ulfa yang selalu dihati, terimaksihasih atas segala bentuk motivasi, cinta dan pengorbanannya selama ini.
vi
apapun mendapatkan balasan disisinya.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, dan semoga semua bantuan serta partisipasi yang diberikan kepada penulis bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin
Makassar ... Februari 2015
Pe nulis
vii
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTARISI ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakanMasalah ... 1
B. PerumusanMasalah... 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTKA ... 5
A. AnalisisLaporanKeuangan ... 5
B. Aspek-AspekPenilaian Yang DilakukanTerhadapBadang Usaha Milik Negara (BUMN) ... 15 C. KerangkaPikir... 19
viii
C. MetodeAnalisis... 22
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29
A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung ... 29 B. Visi dan Misi ... 30
C. Struktur Organisasi Dan Uraian Pekerjaan ... 31
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Analisis Data dan Pembahasan ... 38
B. Pembahasan ... 48
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
A. Kesimpul ... 50
B. Saran ... 52
ix
Rakyat) Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung Kabupaten Kepulauan Selayar. Di
bimbing oleh H. Ansyarif Khalid, dan Sanusi. A.M.
Persaingan semakin ketak membuat banyak organisasi/perusahaan harus betul-betul menganalisis Rasio Keuangannya agar bisa mengetahui sebaik mungkin apakah organisasi/perusahaan berjalan dengan baik, terus mengalami peningkatan atau tidak, dan organisasi/perusahaan tersebut sehat atau tidak.
Dari uraian diatas, penulis mencoba meneliti tentang penggunaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengevaluasi Tingkat Kesehatan dan Perkembangan Usaha Pada “PT BPR (bank Perkreditan Rakyat) Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagai mana organisasi/perusahaan tersebut masuk dalam kategori sehat atau tidak. Metodeyang digunakan adalah metode deskriftif dan pendekatan survey. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah penelitianperpustakaan guna mendapatkan data sekunder, serta penelitian lapangan gunan memperoleh data primer dengan teknik wawancara.
Dari hasil penelitian ini menunjutkan bahwa penggunaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengevaluasi Tingkat Kesehatan dan Perkembangan Usaha Pada “PT BPR (bank Perkreditan Rakyat) Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung. Sangatlah berpengaruh untuk mengetahui sebagai mana organisasi/perusahaan tersebut sehat ata tidak.
x
1. Return On Equiy ... 38
2. Return On Invesment ... 40
3. Cash Ratio ... 41
4. Current Ratio ... 42
5. Collection Period ... 43
6. Perputaran Persedian ... 44
7. Perputaran Total Asset ... 45
8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset ... 46
xi
1. Kerangka Pikir ... 20 2. Bagan Struktur Organisasi PT. Indomarco Prismatama ... 32
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada Era Globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya agar dapat bertahan hidup. Tuntutan dapat berasal dari pelanggan yaitu tentang mutu pelayanan dan kepuasan standar global yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan harus berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari pihak luar perusahaan baik dalam hal keuangan, pelayanan kepada konsumen, maupun kerapian dalam administrasi agar mendapat kepercayaan dari mereka.
Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu deskripsi usaha yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan yang merupakan umpan balik atas segala apa yang telah dilakukan dan imbasnya terhadap perusahaan. Pimpinan Perusahaan atau manajer sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan dari waktu yang terdahulu maupun waktu yang sedang berjalan. Dengan menganalisis data keuangan tahun-tahun yang lalu maka dapat diketahui kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang akan di lakukan di waktu yang akan datang.
Selain manajemen, kreditur dan investor juga berkepentingan atas laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit dan penanaman modal. Kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui besarnya aktiva yang akan digunakan sebagai jaminan dalam pemberian kredit. Kreditur jangka pendek berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang harus segera dipenuhi, dengan dana yang bersumber dari aktiva lancarnya. Investor berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan keputusan penanaman modal (Bambang Riyanto, 2001).
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.pengertian rasio sebagai hasil yang diperoleh antara hasil suatu jumlah dengan jumlah lainnya. rasio menurut joel G. Siengel dan jaek K. shim’ merupakan hubungan antara satu jumlah dengan hal lainnya. Atau secara sederhana Rasio (ratio) di sebut sebagai perbandingan jumlah, dari suatu jumlah dengan jumlah lainnya itulah perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu yang dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. (analisis laporan keungan IRHAN FAHMI 18
FEBRUARI 2011 .)
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan hasil kecenderungan atau trend dan untuk mengetahui apakah keadaaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan : memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke
tahun untuk mengetahui arah perkembangannya (Djarwanto, 2001). Sedangkan analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio keuangan ini, diharapkan dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern perusahaan pada umumnya dan kondisi keuangan pada khususnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan keuangan sangat diperlukan oleh berbagai pihak dengan bebagai kepentingan. Mengingat pentingnya laporan keuangan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul : “PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK
MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA “PT BPR (BANK PERKREDITAN RAKYATPESISIR TANADOANG) CABANG JAMPEA UJUNG”
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya evaluasi kinerja keuangan pada tiap tahun maka muncul permasalahan sebagai berikut :
Bagai manakah kinerja keuangan PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung, dengan menggunakan analisis rasio keuangan selama kurang waktu (periode) 2009-2013 ?.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengevaluasi tingkat kesehatan keuangan Bank Peperkereditan Rakyat Pesisir Tanadong Cabang Jampea Ujung, tahun 2009 – 2013.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dilakukan penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam menetapkan kebijakan dalam mencapai suksesnya usaha.
b. Sebagai bahan pertimbangan bacaan ilmiah guna melengkapi kepustakaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Laporan Keuangan
1. Arti penting Analisis Laporan Keuangan
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan itu akan tercermin di dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada saat tertentu, sedangkan laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Mengadakan interpretasi atau analisis terhadap laporan finansial suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisis untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan yang bersangkutan.
Pimpinan suatu perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan finansial dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisis laporan finansial dari perusahaan, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya dan
akan dapat diketahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu yang telah lalu dan waktu yang sedang berjalan.
Para krediturpun berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang telah atau akan menjadi nasabahnya. Para kreditur berkepentingan untuk “keamanan” mereka sendiri. Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberikan atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlulah kiranya mengadakan suatu analisis terlebih dahulu terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali utang ditambah bunganya.
Para investorpun berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan keputusan penanaman modal. Bagi investor yang penting adalah “rate of return” (tingkat imbalan hasil) dari dana yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa mengadakan interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan meskipun kepentingan tersebut jelas berbeda.( S. Munawir, 2004 )
2. Prosedur analasis
Prosedur-prosedur analisis yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan antara lain:
a. Mempelajari dan memahami laporan keuangan yang akan dianalisa. Tujuannya adalah untuk mengetahui aktifitas atau kegiatan perusahaan yang akan dianalisa laporankeuangannya. Dengan demikian pihak penganalisa akan dapat mengetahui keadaan keuangan dan latar belakang dari data keuangan tersebut sehingga dapat membuat inter prestasi yang memuaskan.
b. Adakah penelitian mengenai penyusunan pos-pos laporan keuangan.Jika dianggap perlu dapat dilakukan penyusunan kembali dari data-data yang akan dianalisis.
Tujuan prosedur ini ialah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang akan dianalisis sudah menggambarkan data keuangan yang relefan dan telah menerapkan metode penelitian yang tepat secara konsisten sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi yang lazim. Akhirnya akan didapatkan laporan keuangan yang benar-benar dapat dibadingkan (comparable).
c. Mengadakan perhitungan-perhitungan dengan mempergunakan metode dan teknik analisis yang sesuai dengan tujuan analisis.
d. Memberikan interpretasi terhadap hasil-hasil perhitungan sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, (S.Munawir, 2004).
Ada bermacam-macam metode dan teknik analisis yang dapat digunakan dalam laporan keuangan. Metode dan teknik tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu menyederhanakan informasi sehingga mudah dipahami dan akhirnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, jadi pemilihan metode dan teknik analisis tergantung dari tujuan analisis itu sendiri.
Ada dua macam metode analisis yang bisa dipakai yaitu: a. Metode analisis horizontal ataumetode analisis dinamis.
Metode analisis horisontal yaitu analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau berapa saat, sehingga akan di ketahui perkembangan perusahaan yang dianalisis
b. Metode analisis vertikal atau metode analisis statis.
Metode analisis vertikal yaitu analisis dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya pada laporan keuangan yang sama atau antar laporan keuangan pada satu periode saja.
Teknik analisis yang digunakan dalam teknik laporan keuangan, adalah :
a. Analsis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:
1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah 2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase 4) Perbandingan yang dinyatakan dalam resiko 5) Prosentase dari total
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analisis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkna tendensi tetap, naik atau bahkan turun. c. Laporan dengan presentanse perkomponen atau common sizestatement, adalah suatu meteode analisis untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis).
Analisis sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu
f. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan rugi laba secara kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g. Analisis perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dalam periode-periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibugetkan untuk periode tertentu.
h. Analisisbreak-even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh kuntungan. (S.Munawir, 2004).
4. Analisis Rasio Keuangan
Analisisrasio dapat diartikan sebagai gambaran suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relation ship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis ratio dapat digunakan untuk memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Angka rasio keuangan ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)
2) Rasio-rasio Rugi Laba (Income Statement Ratio) 3) Rasio-rasio antar laporan (Inter-statement Ratio)
b. Berdasarkan tujuan analisis, angka rasio dapat digolongkan antara lain: 1) Rasio likuiditas
2) Rasio solvabilitas
3) Rasio rentabilitas dan rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis
( S. Munawir, 2004 ) 5. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” dari perusahaan yang bersangkutan tetapi hal ini tidak menjamin perusahaan tersebut dapat memenuhi segala kewajiban finansial yang segera harus terpenuhi atau perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar”.
“Kemampuan” membayar dari suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan“ kekuatan pembayarannya” di suatu pihak dengan kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dilain pihak. Perusahaan dikatakan likuid jika jumlah aktiva lancar yang merupakan alat bayar lebih besar dari
pada kewajiban yang harus segera dipenuhi. Sebaliknya perusahaan dikatakan illikuid jika jumlah aktiva lancar yang merupakan alat bayar lebih kecil dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Apabila perusahaan tingkat likuiditasnya terlalu rendah atau illikuid maka maka perusahaan harus dapat mengusahakan agar likuiditasnya dapat dinaikan lebih tinggi lagi.
Tingkat likuiditas dapat dipertinggikan dengan jalan sebagai berikut:
a. Dengan utang lancar (current liabilitas) tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar (current asset)
b. Dengan aktiva lancar terttentu diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
c. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar. (Bambang Riyanto, 2001).
6. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan pada saat itu dilikuidasi.(kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semuanya utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang)
Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya sebaliknya perusahaan yang insolvabel ( tidak solvabel ) berarti bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang
cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Makin kecil tingkat solvabilitas suatu perusahaan maka makin berat beban tetap perusahaan yang berupa bunga tetap.Sehingga makin sedikit keuntungan yang diperoleh maka makin berbahayalah kedudukan perusahaan.
Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut:
a. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau manambah aktiva relatif lebih besar dari pada tambahnya utang.
b. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih besar dari pada berkurangnya aktiva.
(Bambang Riyanto, 2001).
7. Penggunaan analisis rasio keuangan untuk mengukur tingkat kesehatan dan perkembangan PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampe Ujung
Analisis rasio keuangan yang digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan keuangan perum penggadaian telah diatur dalam Sk Mentri Badan Usaha Milik Negara No.10 kep.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi delapan (8) rasio, yaitu:
a. Return On Equity (ROE) atau imbalan pada pemegang saham
Merupakan suatu kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.
Merupakan suatu kemampuan dari perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang akan dikeluarkan.
c. Cash Ratio/Rasio kas.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perubahan dan surat berharaga yang dapat segera diuangkan.
d. Rasio lancar (Current Ratio).
Merupakan suatu kemampuan dari suatu perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.
e. Collection Periods (COP)
Merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang usaha setelah melakukan penjualan.
f. Perputaran Persediaan
Merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur pengelolaan persediaan dan dapat digunakan untuk memperlihatkan seberapa baik manajemen mengontrol modal yang ada.
g. Perputaran total asset /Total Assets turn Over (TATO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur atau menghitung efektivitas penggunaan total aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan total assets yang digunakan dalam kegiatan usaha.
(Sutrisno, 2003).
B. Aspek-Aspek Penilaian Yang Dilakukan Terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian: 1. Aspek Keuangan
2. Aspek Operasional dan 3. Aspek Administrasi
Penilaian tingkat kesehatan BUMN diterapkan bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitungan keuangan tahunan perusahaan yang
bersangkutan dinyatakan dengan kualifikasi .Wajar Tanpa
Pengecualian.ataukualifikasi .Wajar dengan Pengecualian. dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 1. Aspek Keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Mengadakan analisis terhadap hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk bisa menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu perusahaan.Untuk
mengadakan interpretasi tersebut tentunya seorang analisis memerlukan suatu ukuran.Ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan di bidang keuangan adalah analisis keuangan. Rasio merupakan alat yang digunakan dalam artian relative maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Alwi, 1994: 107). Pengertian lain tentang rasio keuangan menurut Horne dalam Kasmir (2008: 104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu (Helfert, 1996: 87).
b. Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan analisis lainnya. Menurut Harahap (2007) keunggulan tersebut adalah: 1) Rasio merupakan angka/ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci.
4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan
5) Lebih mudah membandingkan rasio secara periodik atau timelines. 6) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang. c. Keterbatasan Analisis Rasio
Adapun keterbatasan analisis rasio (Harahap, 2000) itu adalah: 1) Kesulitan memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki aktivitas atau kapan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik, seperti:
a) Bahan perhitungan rasio laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan atau rasio adalah nilai
cost (perolehan) bukan harga pasar.
c) Metode penelitian yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
d) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan, kesulitan menghitung rasio.
e) Jika ada perusahaan dibandingkan, bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama, oleh karena itu jika dilakukan perbandingan, bisa menimbulkan kesalahan.
2. Aspek Operasional
Indikator yang dinilai dalam aspek operasional meliputi unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang
keberhasilan operasional sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Jumlah indikator aspek operasional yang digunakan untuk penilaian tingkat kesehatan setiap tahunnya minimal 2 (dua) indikator dan maksimal 5 (lima) indikator, di mana apabila dipandang perlu indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian dari suatu tahun ke tahun berikutnya dapat berubah. Misalnya, suatu indikator yang pada tahun sebelumnya selalu digunakan dalam tahun ini tidak lagi digunakan karena dianggap bahwa untuk kegiatan yang berkaitan dengan indikator tersebut perusahaan telah mencapai tingkatan/standar yang sangat baik, atau karena ada indikator lain yang telah dipandang lebih dominan pada tahun yang bersangkutan.
Di dalam aspek operasional ada beberapa indkator yakni: produktivitas, produksi hasil jadi, biaya tanaman, biaya pengolahan dan biaya umum. Produktivitas adalah perbandingan output (sawit, karet, tebu, tembakau) dalam kilogram/ton terhadap input (luas lahan) dalam ha. Produksi hasil jadi adalah hasil dari kegiatan bahan mentah menjadi hasil jadi (CPO, Gula, Karet Tembakau Ready Ball) dalam kilogram.Biaya Tanam adalah adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan tanam di lapangan (dalam Rp) dibagi dengan pruduksi hasil jadi produk tanaman yang bersangkutan.Biaya pengolahan adalah biaya sehubungan dengan biaya yang terjadi dalam
mengolah bahan mentah menjadi produk jadi di pabrik (dalam Rp) dibagi dengan produk jadi (kilogram).Sedangkan biaya umum adalah biaya yang terjadi di luar biaya tanam & biaya pengolahan (dalam Rp) dibagi dengan produk jadi (Kilogram).
3. Aspek Administrasi
Dalam penilaian aspek administrasi, indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah sebagai berikut:
a. Laporan perhitungan tahunan. b. Rancangan RKAP.
c. Laporan priodik dan. d. Kinerja PKBL
C. Kerangka Pikir
Perkembangan usaha Bank perkereditan dapat dianalisis melalui laporan keuangan ( Neraca dan Laporan Laba Rugi ) dengan menghitung Rentabilitas Ekonomis dan dianalisis menggunakan trend least square sehingga kita dapat mengetahui perkembangan usaha PT. BPR pesisir tanadoang meningkat atau tidak meningkat dan kerangka pikir penelitian akan tampil seperti berikut.
Gambar 1: Kerangka pemikiran penelitian ini akan nampak sebagai berikut
C. Hipotesis
Diduga bahwa tingkat kesehatan keungan PT. BPR(Bank Perkereditan Rakyat) Pesisir Tanadoang Cabang Jampea Ujung, selama periode 2009-2013 telah memenuhi klasifikasi sehat.
PT. BPR Pesisir Tanadoang Cabang Jampea Ujung
Laporan Keuangan
Neraca Laporan Laba/rugi
Analisis Laporan Keuangan
Penilaian Tingkat Kesehatan berdasarkan SK Menteri BUMN
No. KEP-100/MBU/2002 - ROI
- ROE - Cash Ratio
- Collection Periods - Inventory Turn over - Rasio TMS Terhadap TA
Tidak Sehat Sehat
BABA III.
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. BPR Pesisir Tanadoang Cabang Jampea Ujungyang beralamat di Jalan Poros ujung Kab.Kepulauan Selayar. Dalam melakukan penelitian waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini direncanakan selama kurang lebih dua bulan dari tanggal 20 Agustus sampai 20 November 2014.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Studi pustaka
Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan informasi dengan cara mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu penelitian langsung terhadap masalah yang akan dibahas pada Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait.
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil publikasi perusahaan.
Data sekunder yang digunakan: a. Neraca tahun 2009-2013
b. Laporan Rugi Laba tahun 2009-2013
C. Metode Analisis
1. Evaluasi Tingkat Kesehatan Finansial
Pengevaluasian tingkat kesehatan keuangan pada PT. BPR Pesisir Tanadoang Cabang Jampea Ujung, digunakan analisis ratio berdasarkan pada surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara yang meliputi :
a. Imbalan kepada pemegang saham / Return On Equity
% 100 X Sendiri Modal Pajak Setelah Laba ROE Definisi :
1). Laba setelah Pajak adalah Laba bersih dikurangi dengan laba hasil penjualan dari :
a) Aktiva tetap
b) Aktiva Non Produktif c) Aktiva Lain-lain
2). Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen Modal sendiri yang digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Dalam Modal sendiri tersebut di atas termasuk komponen kewajiban yang belum ditetapkan statusnya. 3). Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku
aktiva Tetap yang sedang dalam tahap pembangunan. b. Imbalan Investasi / Return On Investment
% 100 tan X Employed Capital Penyusu EBIT ROI Definisi :
1). EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari :
a) Aktiva Tetap b) Aktiva lain-lain c) Aktiva Non Produktif d) Saham penyertaan langsung
2). Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi dan deplesi
3). Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.
s Liabilitie Current Pendek Jangka a Berh Surat Bank Kas Ratio Cash arg Definisi :
1). Kas, Bank dan surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing-masing pada akhir tahun buku.
2). Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban Lancar pada akhir tahun buku.
d. Rasio Lancar / Current Ratio
s Liabilitie Current Asset Current Ratio Current Definisi :
1). Current Asset adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku.
2). Current Liabilities adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir tahun buku . e. Collection Periods hari X Usaha Pendapa Total Usaha g Piu Total CP 365 tan tan Definisi :
1). Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang Usaha setelah dikurangi Cadangan Penyisihan Piutang pada akhir tahun buku.
2). Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun buku. f. Perputaran Persediaan hari X Usaha Pendapa Total Persediaan Total PP 365 tan Definisi :
1). Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang.
2). Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.
g. Perputaran Total Aset / Total Asset Turn Over
% 100 tan X Employed Capital Pendapa Total TATO Definisi :
1). Total Pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap
2). Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.
% 100 X Asset Total Sendiri Modal Total TA terhadap TSM Definisi :
1). Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. 2). Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang
belum ditetapkan statusnya pada poisisi akhir tahun buku yang bersangkutan.
Dalam menilai kinerja PT. BPR Pesisir TanadoangCabang Jampea Ujung, diperlukan suatu standar yang baku yang dapat diterima secara umum, karena PT. BPR merupakan suatu badan usaha yang berbeda dengan badan usaha yang lain. Penilaian kinerja keuangan berdasarkan keputusan menteri Badan Usaha milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002, adalah hasil penjumlahan nilai setiap indikator.
Kinerja Keuangan = Return On Equity + Return On Investment + Cash
Ratio + Current Ratio + Collection Periods + Perputaran Persediaan + Total Assets Turn over + Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset.
Untuk mengetahui rata-rata kinerja keuangan selama periode penelitian digunakan metode statistik induktif sebagai berikut(J.Supranto 2001) :
n X X
Keterangan :X = Rata-rata nilai kinerja keuangan
∑x = Total Nilai Kinerja Keuangan n = Periode penelitian
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan termasuk klasifikasi sehat atau tidak, maka jumlah nilai yang dicapai dalam penelitian kinerja keuangan PT. BPR Pesisir Tanadoang disesuaikan ke dalam klasifikasi kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 untuk diketahui kesehatannya, yaitu apabila nilai yang dicapai :
a. Sehat, yang terdiri atas :
Predikat AAA apabila TS > 66,5 Predikat AA apabila 56 < TS ≤ 66,5 Predikat A apabila 45,5 < TS ≤ 56 b. Kurang sehat, yang terdiri dari :
Predikat BBB apabila 35 < TS ≤ 45,5 Predikat BB apabila 28 < TS ≤ 35 Predikat B apabila 21 < TS ≤ 28
c. Tidak Sehat, yang terdiri dari :
Predikat CCC apabila 14 < TS ≤ 21 Predikat CC apabila 7 < TS ≤ 14 Predikat C apabila TS ≤ 7
- Jika jumlah skor kinerja keuangan yang dicapai ber-skor lebih dari 45,5 maka hipotesis penelitian pertama diterima.
- Jika jumlah skor kinerja keuangan yang dicapai ber-skor kurang dari atau sama dengan 45,5 maka hipotesis penelitian pertama ditolak.
BAB IV.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung
Keberadaan BPR di Indonesia terasa semakin penting sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pelayanan akan jasa-jasa perbankkan bagi masyarakat perdesaan. Keputusan persiden RI No. 38 tahun 1998 yang dituangkan lebih lanjut dengan keputusan menteri keungan RI No. 1064/MK.00/1998 tanggal 27 oktober 1998 menetapkan perubahan-perubahan dimaksud terutama mencangkup status, kegiatan usaha tatacara pendirian BPR.
Melihat dari kenyataan bahwa masyarakat kecil, menengah dan mikro, membutuhkan suatu wadah atau lembaga keuangan untuk memperlancar kegiantan asaha mereka, maka pemilik modal merasa perlu unutk mendirikan suatu lembaga keuangan masyarakat yang berbentuk bank perkreditan rakyat. Sebgaimana halnya dengan ketentuan dari bank indonesia mengenai ketentuan dan syarat-syarat pendirian suatu bank maka dibentuklah suatu perseroan terbatas (PT) Bank Perkreditan Rakyat Pesisir Tanadoang dengan keputusan menteri hukum dan hak asasi manusia Repoblik Indonesia Nomor:W7-09287 HT 0101-TH tahun 2010.
Selanjutnya BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung beroprasi sampai sekarang sebagai lembaga keuangan masyarakat kecil, menengah dan mikro,bank
sebagai penghimpun danamasyarakat yang berbentuk tabuangan, simpanan, maupun deposito dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman (kredit).
Selai sukses berdiri di timur indonesia, BPR ini tercatat sebagai satu-satunya BPR pesisir yang direkrut utamanya berasal dari pengurus koperasi LEPP M3 (Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina) hasil binaan Depertemen kelautan dan perikanan. “BPR Tanadoang” diakui bahwa berdirinya BPR ini juga tidak lepas dari dukungan pemda setempat. Delam hal ini Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar. Kontribusinya yang berupa sharing modal maupun fasilitas sarana dan prasarana telah mendorong berdirinya BPR ini. Selain itu, proses pendirian ini juga tidak lepas dari keterlibatan pihak Bank Indonesia PNM yang mendampingi pengurus koperasi LEPP M3 Tanadoang sehingga BPR Pesisir Selayar yang setempat mengalami pasang surut dalam proses pendiriaannya 5 tahun.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi BPR yang profesional, tangguh dan terpercaya dengan selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
2. Misi
a. Menjalankan aktivitas BPR yang unggul dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro/kecil, menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi rakyat kecil.
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang didukung oleh organisasi, manajemen dan sumber daya yang profesional, tangguh dan terpercaya.
c. Memberikan keuntungan dan mamnfaat yang optimal kepada pemegang saham, karyawan, nasabah dan pemerintah.
d. Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas dan melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik.
e. Membina jaringan kerjasama salin menguntungkan yang dilandasi saling percaya.
C. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
Salah satu syarat bagi organisasi yang baik, adalah adanya struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi tersebut menunjukkan suatu batas kewenangan atau tugas pokok setiap karyawan baik itu pimpinan maupun itu staf biasa sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan tugas masing-masing.
Struktur organisasi ini merupakan perwujudan dari setiap pembagian tugas yang ada. Dalam struktur akan nampak hubungan kewenangan antara pimpinan dan bawahan. Demikian juga terjadi pada PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung, yang dapat dilihat dalam struktur organisasinya (terlampir)
Gambar 2: struktur organisasi perusahaan
Struktur Organisasi PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung
Subber : PT.BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung
Berikut ini urasian pekerjaan yang ada dalam PT. BPR Pesisir Tanadoang Cabang Jampea Ujung.
1. Pimpinan cabang
a. Memimping dan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas cabang dalam usaha memberikan pelayanan unggul pada nasabah, mengendalikan
Pimpinan Cabang Account Officer Teller Accountiing pesuruh security Customer service Depcolector
kualitas bisnis disektor pasar pengusaha kecil/menengah diarea kerjanya dan menyelenggarakan administrasi perusahaan.
b. Bertanggung jawab sepenuhnya untuk membina, mengembangkan kepegawaian dalam usaha meningkatkan potensi dan mutu kerja para pegawai
c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan fungsi manajemen secara utuh, konsisten dan kontinyu.
d. Menetapkan rencana kerja dan anggaran sasaran dan tujuan yang akan dicapai.
e. Mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi secara langsung unit-unit kerja menurut bidang tugasnya dilingkungan cabang dan cabang pembantu sejalan dengan sistem dan prosedur yang berlaku yang ditetapkan oleh kantor pusat.
f. Memasarkan produk dan jasa-jasa PT. BPR kepasa nasabah serta mengenali calon nasabah/girant potensi dalam rangka meningkatkan bisnis dan hasil usaha, serta menguasai pasar diarea kerjanya.
2. Accounting
a. Melakasanakan koreksi apabila dalam pembukuan ditemukan kesalahanyang bersumber dari bagian tertentu dengan menyerahkan kembali untuk diperbaiki oleh pihakyang bersangkutan.
b. Membuat rencana harian,neraca bulanan tiket administrasi profit neraca dalam lampiran neraca setiap akhir bulan.
c. Membuat laporan realialisasi anggaran setiap akhir bulan. d. Membuat seksi lain bila diperlukan.
e. Melaksanakan tugas yang didiberikan kepada seksi dan pimpinan cabang.
3. Teller
a. Bertanggung jawab penuh atas tugas-tugas selaku petugas teller
b. Memberikan informasi dan pelayanan kepada calon penabung,simpeda setiap saat.
c. Mengimput dan membukukan semua transaksi simpeda setiap hari kantor. d. Melanjutkan flat keatasanyang berwenang diatas flat petugas teller.
e. Memelihara file penabung (specimen dan pelampirannya) dan arsip laporan.
f. Membuat rekapilasi harian atau mutasi sesuai transaksi. g. Membuat daftar potongan khusus KPR.
h. Membuat daftar potongan III dan IV (dinas-dinas). i. Membuat laporan tabungan.
j. Menghitung bunga dan pajak (PPh) Simpeda.
k. Membuat file atas arsip-arsip yang berkaitan dengan tugas selaku teller. l. Membuat seksi lain bila diperlukan.
4. Account Officer
a. Membuat RPT perkreditan atas sektor yang dikelolah guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
b. Mempersiapkan dan melaksanakan rencana atas account yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengelola account yang sesuai batas-batas yang ditetapkan untuk mencapai pendapatanyang optimal bagi kantor cabang.
d. Melakukan penelitian kelengkapan dan keabsahan dokumen kredit sebelum permohonan kredit diproses dalam rangka mengankan kepentingan bank.
5. Customer Service
a. Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah mengenai produk BPR guna menunjang pemasaran produk BPR.
b. Memberikan informasi saldo simpanan/transfer maupun pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.
c. Membantu nasabah dalam mengisi aplikasi pembantu rekening tabungan(Britama,Simpedes,Tabungan Haji) Giro dan deposito.
d. Menyelsaikan laporan-laporan yang diperlukan pelayanan ONH.
e. Menerima dan menginventarisasikan keluhan-keluhan nasabah untuk dituruskan kepada pejabat yang berwenang.
f. Memberikan pelayanan khusus kepada nasabah inti yang memerlukan (seperti mengantarkan atau menjemput uang ditempat tinggal/usaha nasabah guna memuaskan nasabah).
g. Melayani permintaan salinan rekening koran bagi nasabah.
h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan. i. Melakukan trasver masuk yang diterima melalui telpon dan mentrasver
kedalam ortomil.
6. Depcollector
a. Memberikan laporan yang terkait kepada dengan nasabah-nasabah kreditur kepada atasan.
b. Mengadakan survei terhadap calon nasabah yang ingin melakukan kreditur.
c. Melaksanakan tugas-tugas kedanisan lainnya yang dibrikan atasan.
7. Pesuruh
a. Menjaga kebersihan kantor termasuk halaman kantor. b. Menyiapkan minuman untuk karyawan.
c. Melakukan usaha-usaha keindahan ruangan dan ruang kerja. d. Melakukan penjilitan bukti kas dan memelihara.
e. Mendistribusikan surat-surat keseksi lain. f. Membantu seksi lain apabila diperlukan.
g. Melaksanakantugas yang diberikan kepalaseksi dan pimpinan cabang.
8. Securiti
a. Melaksanakan tugas pokok sebagai anggota securiti. b. Membuka dan menutupkantor tepat pada waktunya. c. Melaksanakan tugas pengawasan.
d. Memeriksa dan mengontrol peralatan bank setiap saat yang mungkin dapat menimbulkan musibah bagi bank.
e. Membuat berita acara pergantian tugas.
f. Mengajukan usul-usul yang dianggap bermanfaat bagi bank dalam pengamanan kantor.
g. Membantu seksi lain apabila diperlukan.
BAB V.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data.
1. Analisis tingkat kesehatan perusahaan.
a. Return On Equity
Return on equity merupakan tingkat pengembalian investasi dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Return on equity diperoleh dari hasil pembagian antara laba setelah pajak dengan modal sendiri. Perhitungan Return On Equity dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Return On Equity PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung Tahun 2009-2013. Tahun (1) Laba setelah Pajak (2) Modal sendiri (3) Return on Equity (4)=(2):(3)x100 % Nilai (5) 2009 938.110.028,00 4.296.105.080,00 21,84 % 20 2010 1.441.708.622,00 5.529.772.111,00 26,07 % 20 2011 761.359.837,00 6.310.519.663,00 12,06 % 16 2012 998.267.714,00 8.692.369.582,00 11,48 % 16 2013 867.558.513,00 7.721.336.483,00 11,24 % 16 Jumlah 5.007.004.712,00 32.550.102.916,00 82,69 % 88 Rata-rata 1.001.400.942,40 6.510.020.583,20 16,54 % 18 Sumber: lampiran 1
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui Return On Equity adalah berkisar antara 11,24% sampai dengan 26,07% dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. komponen modal sendiri terdiri dari modal awal, penyertaan modal, pemerintah, cadangan umum, cadangan tujuan, cadangan pelunasan obligasi, selisih revaluasi aktiva tetap. Dan laba tahun
lalu. Akan tetapi bagi kantor cabang rekening tersebut selalu bernilai nol, karena setiap akhir tahun berjalan dan rekening antar kantor saja yang diperhitungkan sebagai modal sendiri.
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa Return On Equity berkisar antara 11,54% sampai dengan 26,07% dengan rata-rata sebesar 16,54%. Yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri yang digunakan akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,1654. Nilai Return On Equity pada tahun 2009 dan tahun 2010 bernilai 20. Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bernilai 16 karena nilainya berupa pada rentang 11 sampai 13%.
b. Return On Investement
Return on Investement merupakan tingkat pengembalian investasi
dari modal asing yang dimiliki oleh perusahaan. Pada perum pegadaian. Modal yang diperhitungkan adalah modal selain aktiva tetap, oleh karena itu dalam penilaian kesehatan kinerja keuangan yang diperhitungkan sebagai nilai investasi adalah aktiva lancar saja. Hasil perhitungan Return
Tabel 2. Return on Investement PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013
Tahun EBIT Penyusutan
Capital Return Nilai Employed on Invesment (1) (2) (3) (4) (5)={(2)+(3)}:(4)x100% (6) 2009 938.110.028,00 231.461.656,00 3.534.479.400,00 33,09% 15 2010 1.441.708.622,00 265.347.432,00 4.803.765.200,00 35,54% 15 2011 761.359.837,00 301.536.389,00 5.409.148.372,00 19,65% 15 2012 998.267.714,00 438.036.278,00 7.818.841.965,00 18,37% 15 2013 867.558.513,00 365.030.232,00 6.798.993.013,.00 18,13% 15 Jumlah 5.007.004.712,00 1.601.411.987,00 28.365.227.950,00 124,78% 75 Rata-rata 1.001.400.942,40 320.282.397,40 5.673.045.590,00 24,96% 15 Sumber: lampiran 2
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Return On Investement berkisar antara 18,13% sampai dengan 35,54%. Yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang digunakan dalam invsetasi akan menghasilkan laba operasional sebesar Rp 0,1813 sampai dengan Rp 0,3554. pencapaian Return On
Investement tersebut bernilai lebih besar dari 18%, sehingga nilai yang
diperoleh dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah 15. c. Cash ratio.
Cash ratio digunakan untuk mengetahui kondisi kas perusahaan
dibandingkan dengan hutang lancar yang dimiliki. Rasio in digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar dan kas yang dimiliki. Kas terdiri atas nilai kas perusahaan, simpanan di bank, dan surat berharga. Pada PT. BPR pesisir tanadoang Cab. Jampea Ujung tidak memiliki surat berharga. Sehingga yang digunakan dalam analisis cash ratio dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Cash ratio PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013
Tahun Kas dan Bank Current liabilities Cash ratio Nilai
(1) (2) (3) (4)=(2):(4)x100% (5) 2009 174.176.400,00 3.104.022,00 56,11 5 2010 170.994.600,00 11.620.395,00 14,72 2 2011 123.584.800,00 49.846.341,00 2,48 0 2012 256.744.440,00 86.200.871,00 2,98 0 2013 223.256.035,00 75.492.586,00 2,96 0 Jumlah 948.756.275,00 226.264.215,00 79,25 7 Rata-rata 189.751.255,00 45.252.843,00 15,85 1 Sumber: lampiran 3
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui, cash ratio berkisar antara 2,48 % sampai dengan 56,11 %, dengan rata-rata 15,85 % yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin oleh kas yang tersedia serta bank yang segera dapat diuangkan sebesar 1584,8. Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 nilai sama dengan nol, hal ini disebabkan oleh pencapaian Cash ratio lebih kecil dari 5 %.
d. Current ratio.
Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban apa bila ditagih. Current ratio diperoleh dari pembagian antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Aktiva lancar pada PT. BPR pesisir tanadoang Cab. Jampea Ujung terdiri atas kas, bank, pinjaman yang diberikan dan
pendapatan yang masih harus diterima, hutang kepada rekanan, hutang pajak dan hutang biaya. Hasil analisis Current Ratio dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4 Current Ratio PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013 Tahun (1) Current Assets (2) Current Liabilities (3) Current Ratio (4)=(2):(3)x100% Nilai (5) 2009 3.534.479.400,00 3.104.022,00 1.138,68% 5 2010 4.803.765.200,00 11.620.395,00 413,39% 5 2011 5.409.148.372,00 49.846.341,00 108,52% 3 2012 7.818.841.965,00 86.200.871,00 90,70% 1 2013 6.798.993.013,00 75.492.586,00 90,06% 1 Jumlah 28.365.227.950,00 226.264.215,00 1.841,34% 15 Rata-rata 5.673.045.590,00 45.252.843,00 368,27% 3 Sumber: lampiran 4.
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa current ratio berkisar antara 90,06 % sampai dengan 1.138,68 %. Hal ini menjukkan perusahaan mampu memenuhi kewajiban jika dilakukan penagihan atas hutang-hutang yang dimiliki. Nilai yang diperoleh pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 5, hal ini karena current ratio yang diperoleh lebih besar dari 125 %. Pada tahun 2011 memperoleh nilai 3 karena terletak pada rentang 100 % sampai dengan 110 % dan pada tahun 2012 dan 2013 memperoleh nilai 1, karena nilainya terletak pada rentang 90 sampai dengan 95 %.
e. Collection period.
Collection period menunjukan kemampuan perusahaan dalam
mengumpulkan piutang dari nasabah. Semakin besar collection period menunjukan waktu pengumpulan piutang yang lama, dan semakin kecil
collection period menunkakn waktu yang mengumpulan piutang yang
cepat. Hasil analisis collection period dapatdilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Collection Period PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013 Tahun (1) Piutang (2) Pendapatan (3) Collection Period (4)=(2):(3)x365hari Nilai (5) 2009 3.148.563.700,00 1.235.049.348,00 930,51 0 2010 4.330.605.200,00 1.907.228.711,00 828,78 0 2011 4.980.092.180,00 2.183.686.291,.00 832,42 0 2012 7.168.275.968,00 2.605.578.287,00 1.006,68 0 2013 6.248.935.624,00 2.265.720.249,00 1.006,68 0 Jumlah 25.876.472.672,00 10.197.262.886,00 4.605,07 0 Rata-rata 5.175.294.534,40 2.039.452.577,20 921,01 0 Sumber: lampiran 5.
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui collection period berkisar antara 828,78 hari sampai dengan 1.006,68 hari, dengan rata-rata sebesar 921,01 hari. Hal ini menunjukan pengumpulan piutang yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini juga menunjukkan jangka waktu pinjaman pada nasabah dapat dilunasi dalam waktu yang lama juga. Nilai yang diperoleh dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah nol. Hal ini disebabkan waktu pengumpulan piutang lebih dari satu tahun. f. Perputaran persediaan
Perputaran persediaan menujukan kemampuan perusahaan dalam menjual semua persedian yang dimiliki. Pada PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung persedian yang dimiliki bukan persediaan barang dagangan untuk dijual, tetapi persediannya berupa persediaan berupa
persediaan peralatan keperluan perusahaan. Hasil analisis perputaran persediaan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Perputaran Persediaan PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013 Tahun (1) Persediaan (2) Pendapatan (3) Perputaran Persediaan (4)=(2):(3)x365hari Nilai (5) 2009 64.990.666,00 1.235.049.348,00 19,21 5 2010 7.617.935,00 1.907.228.711,00 1,46 5 2011 4.240.180,00 2.183.686.291,00 0,71 5 2012 3.818.628,00 2.605.578.287,00 0,53 5 2013 3.320.546,00 2.265.720.249,00 0,53 5 Jumlah 83.987.955,00 10.197.262.886,00 22,44 25 Rata-rata 16.797.591,00 2.039.452.577,20 4,49 5 Sumber: lampiran 6.
Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat diketahui bahwa perputaran persediaan berkisar antara 0,53 hari sampai dengan 19,21 hari, dengan rata-rata 4,49 hari. Nilai yang diperoleh dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah 5. hal ini disebabkan perputaran persediaan yang terjadi lebih kecil dari 60 hari.
g. Perputaran total asset.
Perputaran total asset digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan yang diperhitungkan adalah pendapatan yang tidak termasuk pendapatan yang diperhitungkan adalah pendapatan yang tidak termasuk pendapatan dari penjualan aktiva tetap. Total aktiva yang diperhitungkan adalah total aktiva tidak termasuk aktiva
tetap atau disebut dengan capital employed. Hasil analisis perputaran total
asset dapat dilihat pad tabel 7.
Tabel 7. Perputaran Total Asset PT. BPR pesisir tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013 Tahun (1) Pendapatan (2) Capital Employed (3) Perputaran total assets (4)=(2):(3)x100% Nilai (5) 2009 1.235.049.348,00 3.534.479.400,00 34,94 % 2 2010 1.907.228.711,00 4.803.765.200,00 39,70 % 2 2011 2.183.686.291,00 5.409.148.372,00 40,37 % 3 2012 2.605.578.287,00 7.818.841.965,00 33,32 % 2 2013 2.265.720.249,00 6.798.993.013,00 33,32 % 2 Jumlah 10.197.262.886,00 28.365.227.950,00 181,66 % 11 Rata-rata 2.039.452.577,20 5.673.045.590,00 36,33 % 2 Sumber: lampiran 7.
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui perputaran total asset berkisar antara 33,32% sampai dengan 40,37%, dengan rata-rata 36,33%. Hal ini menunjukan perusahaan berhasil memperoleh 36,33% dari setiap rupiah yang dimiliki pada aktiva yang digunakan untuk menjalankan usaha. Nilai yang diperoleh dari tahun 2009, 2010, 2012 dan 2013 adalah 2, karena perputaran total assets yang diperoleh terletak pada rentang 20 sampai 40%. Sedangkan pada tahun 2003 nilai yang diperoleh sebesar 2,5% karena terletak pada rentang 40 sampai dengan 60%.
h. Rasio total modal sendiri terhadap total asset
Rasio total modal sendiri terhadap total asset digunakan untuk mengetahui proposi modal sendiri yang dimiliki dibanding dengan total
aktiva yang dimiliki. Hasil analisis rasio total modal sendiri terhadap total
asset dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rasio Total modal sendiri terhadap total asset PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013
Tahun (1) Total Modal Sendiri (2) Total Assets (3) Total Modal Sendiri terhadap total assets (4)=(2):(3)x100% Nilai (5) 2009 4.296.105.080,00 4.299.209.102,00 99,93 % 7 2010 5.529.772.111,00 5.541.392.506,00 99,79 % 7 2011 6.310.519.663,00 6.360.366.004,00 99,22 % 7 2012 8.692.369.582,00 8.778.570.450,00 99,03 % 7 2013 7.721.336.483,00 7.796.829.069,00 99,02 % 7 Jumlah 32.550.102.917,00 32.776.367.131,00 496,98 % 33 Rata-rata 6.510.020.583,40 6.555.273.426,20 99,40 % 7 Sumber: lampiran 8.
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui rasio total aktiva modal sendiri terhadap total asset berkisar 99,40%, yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva yang akan dibiayai oleh modal sendiri sebesar Rp 0,9940. Hal ini menujukkan perusahaan menggunakan modal sendiri dalam proposi yang besar, dan hanya menggunakan modal asing dalam jumlah yang lebih kecil. Nilai yang diperoleh pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar 6,5 karena rasio total modal sendiri terhadap total asset terletak pada rentang 90 sampai 100.
i. Total nilai kinerja keuangan.
Total nilai kinerja keuangan diperoleh dari penjumlahan semua nilai yang diperoleh pada hasil analisis rasio return on equity, return on
investement, cash ratio, current ratio, collection period, perputaran
persediaan, perputaran total asset dan rasio total modal sendiri terhadap
total asset. Total nilai kinerja keuangan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Total nilai kinerja keuangan PT. BPR pesisir tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013
Tahun Jumlah nilai Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Rata-rata 58,5 55,5 48,0 45,5 45,5 253 50,6 Sehat kategori AA Sehat kategori A Sehat kategori A Sehat kategori A Sehat kategori A Sehat kategori A Sumber: lampiran 9
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 perusahaan dalam kondisi sehat dengan kategori AA, karena pada rentang 56 sampai dengan 66,5. Pada tahun 2010-2013 perusahaan dalam kondisi sehat A, karena berada pada rentang 45,5 sampai dengan 56. Rata-rata nilai sebesar 50,6 atau memiliki rata-rata kinerja yang sehat kategori A. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan kinerja PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung tahun 2009-2013 telah memenuhi klasifikasi sehat berdasarkan kriteria kinerja keuangan yang berlaku
B. Pembahasan
Setiap perusahaan selalu mengevaluasi kinerjanya dalam satu periode, terutama kinerja keuangan. Demikian juga dengan PT.BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung, melakukan penilaian kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002.
Berdasarkan analisis kinerja keuangan dapat diketahui bahwa PT.BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung dalam kondisi yang sehat kategori A, karena rata-rata nilai kinerja keuangan dari tahun 2009-2013 memiliki nilai yang berada pada rentang 45,5 sampai dengan 56. Dengan pencapaian kategori A tersebut menunjukkan kinerja keuangannya belum maksimal, karena dalam klasifikasi sehat terdapat kategori AA dan AAA. Kategori AA diperoleh jika nilai terletak pada rentang 56 sampai dengan 66,5, sedangkan kategori AAA jika nilainya lebih dari 66,5.
Meskipun masuk dalam kategori sehat, akan tetapi masih terdapat rasio keuangan yang mengalami penurunan, yaitu return on equity mengalami penurunan pada level terendah pada tahun 2013 sebesar 11,24 persen, sedangkan pada tahun 2010 mencapai nilai tertinggi sebesar 26,07 persen. Demikian juga dengan perolehan
return on investment yang cenderung mengalami penurunan, terutama pada tahun
2013 mencapai nilai terendah yaitu sebesar 18,13 persen. Penurunan-penurunan ini merupakan masalah bagi perusahaan karena peningkatan aktiva ternyata tidak diikuti dengan peningkatan profitabilitas, hal ini menunjukan perusahaan belum memutar aktivanya secara maksimal, sehingga aktiva yang dimiliki belum menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Nilai cash ratio juga mengalami penurunan, hal ini ditunjukkan dari cash ratio pada tahun 2009 sebesar 56,11 persen, 2010 sebesar 14, 72 persen sedangkan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 menjadi 2,48; 2,98; dan 2,96 persen atau masuk pada kategori nilai nol. Penurunan cash rasio ini disebabkan oleh meningkatnya current
liabilities. Demikian juga dengan current ratio yang mengalami penurunan, yaitu
pada tahun 2009 sebesar 1138,88 kali menjadi 90,06 kali pada tahun 2013 karena adanya peningkatan current liabilities.
Dalam penilaian kinerja keuangan terdapat juga aspek collection period, yaitu periode pengumpulan piutang. Berdasarkan analisis collection period dapat diketahui bahwa collection period lebih dari 300 hari, sehingga nilai yang diperoleh nol. Rata-rata collection period sebesar 921,01, hal ini berarti pengumpulan piutang membutuhkan waktu rata-rata 921,01 hari. Hal ini berarti pengumpulan piutang membutuhkan waktu yang terlalu lama tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 300 hari.
Perputaran persediaan merupakan salah satu aspek kinerja keuangan yang dinilai pada penilaian kinerja keuangan pada PT. BPR. Nilai perputaran persediaan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah 5, karena perputaran persediaan lebih kecil dari 60 hari. Hal ini berarti dalam 60 hari perusahaan berhasil memutar persediaannya.
Perputaran total assets juga mengalami penurunan terutama pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 33,32 persen, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 40,37 persen. Penurunan perputaran total assets ini disebabkan oleh peningkatan modal kerja.
Meskipun penjualan mengalami peningkatan, tetapi peningkatan penjualan lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan modal kerja ( capital employed ), sehingga secara keseluruhan mengakibatkan penurunan perputaran total assets.
PT. BPR mampu menjaga komposisi permodalannya yaitu ditunjukkan oleh rasio antara modal sendiri dengan total assets, dengan rata-rata komposisi sebesar 99,40 persen. Hal ini menunjukkan PT.BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung menggunakan sebagian besar modal kerja berasal dari modal sendiri. Dengan pemakaian modal sendiri tersebut maka perusahaan tidak terbebani dengan biaya modal asing yang terlalu besar.
BAB VI. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kinerja keuangan PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yaitu:
1. Memiliki rata-rata kondisi yang sehat dengan kategori A. Hal ini ditunjukan oleh rata-rata penilaian kinerja keuangan diperoleh nilai sebesar 50,6. Nilai tersebut lebih besar dari batas minimal perusahaan sehat sebesar 45,5 sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan finansial Perum PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung selama periode penelitian telah memenuhi klasifikasi sehat diterima.
2. Dalam penilaian kinerja keuangan terdapat juga aspek collection period, yaitu periode pengumpulan piutang. Berdasarkan analisis collection period dapat diketahui bahwa collection period lebih dari 300 hari, sehingga nilai yang diperoleh nol. Rata-rata collection period sebesar 921,01, hal ini berarti pengumpulan piutang membutuhkan waktu rata-rata 921,01 hari. Hal ini berarti pengumpulan piutang membutuhkan waktu yang terlalu lama tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 300 hari. 3. PT. BPR mampu menjaga komposisi permodalannya yaitu ditunjukkan oleh
rasio antara modal sendiri dengan total assets, dengan rata-rata komposisi sebesar 99,40 persen. Hal ini menunjukkan PT.BPR Pesisir Tanadoang Cab.
Jampea Ujung menggunakan sebagian besar modal kerja berasal dari modal sendiri. Dengan pemakaian modal sendiri tersebut maka perusahaan tidak terbebani dengan biaya modal asing yang terlalu besar.
B. Saran
Adapun yang menjadi saran untuk PT. BPR Pesisir Tanadoang Cab. Jampea Ujung, yaitu:
1. Untuk mempertahankan pencapaian kinerja keuangan perusahaan perlu memperbaiki indikator kinerja keuangan yang nilainya belum maksimal, yaitu pada Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Perputaran Total Assets dan rasio total modal sendiri terhadap total
assets.
2. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan aktiva lancar melalui peningkatan perputaran kas dan bank, meningkatkan jumlah penyaluran pinjaman serta menjaga pembayaran angsuran pinjaman agar tidak terjadi kemacetan dalam pembayan angsuran.