• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Sawi merupakan jenis sayur yang banyak digemari oleh masyarakat. berbagai jenis sawi, pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Sawi merupakan jenis sayur yang banyak digemari oleh masyarakat. berbagai jenis sawi, pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Sawi merupakan jenis sayur yang banyak digemari oleh masyarakat. berbagai jenis sawi, pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan. Kelebihan lain pakcoy yaitu mampu tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman ini berasal dari Cina, dan dibudidayakan sejak 2500 tahun lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan serta ke negara- negara Asia lainnya. Tanaman pakcoy merupakan sayuran hortikultura yang memiliki produksi yang cukup tinggi. Dilihat dari rata-rata produksi di Indonesia sayuran ini masih cukup rendah yaitu 20 ton/ha, dibandingkan negara-negara di Cina 40 ton/ha, Filipina 25 ton/ha, Taiwan 30 ton/ha (Eko, 2007).

Sayuran sawi memiliki beberapa jenis sepertisawi putih, sawi hijaudan sawi huma (pakcoy). Sawi putih memiliki batang pendek, tegap dan daun lebar berwarna hijau tua,tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sawi hijaumemiliki ciri-ciri batang pendek, daun berwarna hijau keputih-putihan, sertarasanya agak pahit, sedangkan sawi huma memiliki ciri batang kecil, panjangdan langsing, daun panjang-sempit berwarna hijau keputih-putihan, sertatangkai daun panjang dan bersayap. Produksi pakcoy berkisar 20 ton/ha tergantung varietas yang digunakan dan jumlah populasi tanaman (Eko, 2007).

Tanaman pakcoy dapat tumbuh optimal apabila ditanam di lahan yang memiliki unsur hara makro dan mikro yang cukup tinggi serta kondisi tanah yang gembur, salah satu unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh sayuran ini adalah unsur nitrogen, karena nitrogen merupakan unsur hara pokok pembentuk

(2)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 2 protein, asam nukleat, dan klorofil yang berguna dalam proses fotosintesis. Tanaman sayuran daun membutuhkan pupuk dengan unsur nitrogen yang cukup tinggi agar sayuran dapat tumbuh dengan baik, lebih renyah, segar dan enak dimakan. Pupuk merupakan nutrisi atau unsur hara yang sangat penting ditambahkan kepada tanaman (Sakti, 2013).

Pupuk untuk tanaman dapat berupa pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik merupakanpupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia, atau biologis yang berefek negatif pada lingkungan dan menurunkan jumlah dari tanaman, umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan-bahan dalam pembuatan pupuk anorganik berbeda-beda, tergantung kandungan yang diinginkan.Sedangkan pupuk organik adalahpupukyang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan yang telah melalui proses rekayasa. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Pupuk Organik Cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang bersal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair dapat mengatasi defesiansi hara secara cepat, tidak masalah dalam pencucian unsur hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat (Sakti, 2013).

Berdasarkan uraian diatas, pembuatan pupuk organik cair pada budidaya tanaman pakcoy secara organik sangatlah penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuat sendiri karena sangat mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan.

(3)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 3 POC bersumber dari bahan yang akan dibuang, limbah, dan tidak bisa dikonsumsi lagi. Disisi yang sama petani juga akan membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dengan harga yang murah sehingga penggunaan pupuk anorganik akan berkurang. POC yang akan digunakan dalam budidaya pakcoy yaitu dari daun lamtoro yang memiliki unsur hara N (nitrogen ) yang tinggi (Sakti, 2013).

Menurut Sarjana (2007), pupuk organik cair ekstrak daun lamtoro merupakan pupuk cair dari bahan dasar daun lamtoro yang diambil ekstraknya, lalu dicampur dengan molase (makanan bakteri), EM 4, dan air sebagai pelarut, POC difermentasi selama 1 minggu. Kandungan yang terdapat dalam daun lamtoro yaitu 3,84 % N, 0,20% P, 0,206% K, 1,31% Ca, 0,33% Mg, yang dapat meningkatkan kesuburan tanah memperkaya sejumlah unsur hara protein,karbohidra, flavoinida, dan asam filvat didalam tanah. Keuntungan pupuk cair ekstrakdaun lamtoro antara lain pekerjaan pemupukan akan lebih cepat, dapat menjaga kelembaban tanah, aplikasi bersama peptisida ekstrak daun lamtoro mengandung unsur hara N, P, dan K dengan jumlah yang sesuai dibutuhkan oleh tanaman pada saat mengalami pertumbuhan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui hasil pertumbuhan tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) dengan penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro.

(4)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)

Pakcoy merupakan sayuran pendatang dari luar negeri yang sangat populer terutama di kalangan masyarakat keturunan Cina. Di Indonesia, tanaman pakcoy sudah banyak di budidaya dan diusahakan oleh petani, khusunya di daerah Cipanas, Jawa Barat dengan pertumbuhan tanamansangat baik. Ciri-ciri tanaman ini mempunyai tubuh tegak dan daun kompak, tangkai daun berwarna putih, dan daun berwarna hijau segar, serta tangkai daun lebar dan kokoh (Rukmana,1994).

Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rhoeadales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Pakcoy

2.1.1 Ketinggian Tempat

Ketinggian Tempat yang sesuai dalam budidaya tanaman pakcoy yaitu berkisar antara 5-1.200 m dpl, namun tanaman pakcoy dapat tumbuh optimum diketinggian 100-500 m dpl. Semakin tinggi tempat penanaman pakcoy maka

(5)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 5 umur panen akan semakin lama. Dan semakin rendah tempat penanaman pakcoy maka umur panen akan lebih cepat (Cahyono,2003).

2.1.1 Suhu

Tanaman pakcoy pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah pada suhu 15-30ºC.Pertumbuhan pakcoy yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC, pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara dalam proses pembelahan sel-sel tanaman,perkecambahan, pertunasan, pembungaan, dan pemanjangan daun ( Cahyono, 2003).

2.1.2 Kelembaban Udara

Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman pakcoy berkisar antara 80%-90%. Apabila lebih dari 90 % berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Kelembaban yang tidak sesuai dengan dikehendaki tanaman, menyebabkan mulut daun (stomata) tertutup sehingga penyerapan gas karbondioksida terganggu. Dengan demikian kadar gas CO2 tidak dapat masuk kedalam daun, sehingga diperlukan tanaman untuk fotosintesis tidak memadai. Akhirnya proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik sehingga semua proses pertumbuhan pada tanaman menurun (Cahyono, 2003).

2.1.4 Curah Hujan

Tanaman pakcoydapat ditanam sepanjang musim, curah hujan yang sesuai untuk budidaya tanaman pakcoy adalah 200 mm/bulan. Pakcoy membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan,akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang tergenang, hal ini dapat menyebabkan tanaman mudah busuk dan terseranng hama dan penyakit(Cahyono, 2003).

(6)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 6 2.1.5 Tanah

Tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik, tidak tergenang, tata aerasi dalam tanah berjalan dengan baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara 6-7 (Cahyono,2003) .

Kemasaman tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara didalam tanah, aktifitas kehidupan jasad renik tanah dan reaksi pupuk yang diberikan ke dalam tanah. Penambahan pupuk ke dalam tanah secara langsung akan mempengaruhi sifat kemasamannya, karena dapat menimbulkan reaksi masam, netral ataupun basa, yang secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi ketersediaan hara makro atau hara mikro. Ketersediaan unsur hara mikro lebih tinggi pada pH rendah, semakin tinggi pH tanah ketersediaan hara mikro semakin kecil (Cahyono, 2003)

2. 3 Morfologi Tanaman Pakcoy

2.3.1 Akar

Akar tanaman pakcoy berupa akar tunggang, yang membentuk cabang-cabang akar yang menyebar keseluruh arah dengan kedalaman 30-40 cm kebawah permukaan tanah. Akar tanaman berfungsi untuk menghisap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah, untuk menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan untuk memperkuat berdirinya batang tanaman (Rukmana, 1994). 2.3.2 Batang

Pakcoy memiliki ukuran batang yang pendekdan beruas-ruas, sehingga batang tanaman tidak terlalu kelihatan. Batang pakcoy termasuk kedalam jenis

(7)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 7 batang semu, karena pada tanaman pelepah daun tumbuh berhimpitan, saling melekat dan tersusun rapat secara teratur. Batang tanaman pakcoy memiliki warna hijau muda yang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang dauntanaman (Rukmana, 1994).

2.3.3 Daun

Daun tanaman pakcoy berbentuk oval, bewarna hijau tua agak mengkilat, dauntidak membentuk kepala atau krop,dan daun tumbuh agak tegak atau setengah mendatar. Daun tanaman tersusun dalam bentuk spiral yang rapat, dan melekat pada batang. Tangkai daun tanaman bewarna hijau muda, gemuk dan berdaging (Rukmana, 1994).

2.3.4. Bunga

Struktur bunga pakcoy tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 1994).

2.3.5. Buah dan Biji

Buah tanaman pakcoytermasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2–8 butir biji,pakcoy memiliki bijiberbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman, permukaannya licin mengkilap, dan agak keras (Rukmana, 1994).

(8)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 8

2.4 Kandungan dan Komposisi Pakcoy

Tabel. 1 Kandungan dan Komposisi Gizi tanaman Pakchoy tiap 100 gram bahan

No Kandungan Gizi Kadar /Komposisi

1 Energi 15,0 Kkal 2 Protein 1,8 gram 3 Lemak 0,2 gram 4 Karbohidrat 2,5 gram 5 Serat 0,6 gram 7 Fosfor 31,0 grm 8 Zat Besi 7,5 mg 9 Natrium 22,0 mg 10 Kalium 225,0 mg 11 Vitamin A 1555,0 S.I 15 Vitamin C 66,0 mg 16 Kalsium 102,0 mg

Sumber : Angka Nilai Gizi (2010) 2.4 Manfaat Tanaman Pakcoy

Menurut Fahrudin (2009), pakcoy dapat menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahanpembersihdarah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancarpencernaan, biji tanaman pakcoy dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan.Sedangkan kandungan yang terdapat pada pakcoy adalah kalori, protein, lemak,karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Kadar vitamin A pada pakcoy sangat tinggi berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Kandungan vitamin E pada pakcoy dapat berfungsi

(9)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 9 sebagai antioksidan utama di dalam sel, dan berperan baik untuk mencegah penuaan.

2.5 PerananPOCEkstrak Daun Lamtoro

Menurut Rino (2009), penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi daya olah tanah.

Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat. Pupuk organik disamping dapat menyuplai hara N, P, dan K, dapat menyediakan 14 unsur hara mikro umunnya pupuk organik yang berbentuk cair berasal dari hasil ekstrak bahan organik yang telah dilarutkan seperti pelarut air, alkohol, dan minyak. Senyawa organik mengandung karbon, vitamin atau metabolit sekunder dapat berasal dari ekstrak tanaman, kotoran ternak atau sampah.

Menurut Lawati dan Iskak (2009), bahwa pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair. Pupuk organik yang berbentuk cair (ekstrak) dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk

(10)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 10 di satu tempat,sebab pupuk organik cair mempunyai kelebihan secara cepat mengatasi defesiensi hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair berupa ekstrak tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun.

Menurut Buloeh (2011), ekstrak daun lamtoro lebih mudah di manfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya mudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku ekstrak daun lamtoro berasaldari daun lamtoro yang telah mengalami perlakuan penyaringan dari daun yang telah di blender ataupun ditumbuk. Penggunaan pupuk cair ekstrak daun lamtoro dapat memudahkan dalam pemberian dan menghemat tenaga. Pupuk organik cair dengan menggunakan bahan daun lamtoro mempunyai kandungan unsur kimia seperti N, P, K. Ekstrak daun lamtoro dapat menyuburkan tanah, memperkaya tanah dengan jumlah unsur hara protein dan karbohidrat melalui dekomposisi(Bouleh, 2011).

Dengan kandungan unsur kimia yang ada pada daun lamtoro sangat bermanfaat sekali sebagai pupuk hijau maupun bahan pupuk organik cair yang dibutuhkan oleh setiap jenis tanaman lainnya. Menurut Bouleh (2011), daun lamtorodapat dijadikan sebagai pupuk organik cair yaitu untukmemenuhi pertumbuhan tanaman yakni bagian-bagian muda seperti daun,tangkai dan batang. Daun lamtoro mengandung unsur nitrogen (N) yang cukup tinggi sehingga sangat dibutuhkan oleh tanaman sayuran daun.

(11)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 11

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) telah dilakukan mulai tanggal 31 Maret - 05 Juni 2015 di UPT. BIH (Benih Induk Hortikultura) Gedung Johor Medan, Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam budidaya tanaman pakcoy yaitu cangkul, garu, gerobak, gembor, tong, lesung, pisau curter.Bahan yang digunakan seperti benih pakcoy, kompos, kapur dolomit, daun lamtoro, molase, EM4, air, plastik hitam,

tali rafia.

3.3 Pelaksanan

3.3.1 Pengadaan benih

Benih yang digunakan berasal dari varietas Taiwan, benih pakcoy berasal dari sebuah pengembangan teknologi baru dan hasil penyeleksian dari benih-benih yang mengguntungkan. Benih ini dibeli ditoko pertanian yang ada disekitar Gedung Johor Medan. Ciri-ciri benih yaitu tahan terhadap hama dan penyakit, umur panen 25-30 hari setelah tanam, persentase kemurnian benih 98 %, potensi hasil 20 ton / ha.

3.3.2 Pembuatan POC Ekstrak Daun Lamtoro

Pembuatan POC dimulaidari menyiapkan alat dan bahan yang akan dugunakan seperti tong, lesung, plastik hitam, tali rafia, daun lamtoro, molase, EM4dan air. Pertama ambil daun lamtoro sebanyak 5 kg lalu ditumbuk sampai

(12)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 12 dimasukkan kedalam air dengan volume 100 liter, ditambahkan molase sebanyak 250 ml dan EM4sebanyak 100 ml, selanjutnya semua bahan diaduk sampai

tercampur rata, setelah itutong yang sudah berisi bahan ditutup dengan plastik hitam lalu diikat dengan tali raffia.Tong yang sudah berisi POC diletakkan ditempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari, POCdi fermentasi selama 1 minggu. Ciri-ciri pupuk organik cair yang berhasil yaitu tidak berbau busuk, dan bewarna coklat kehitaman.

3.3.3 Penyemaian

Penyemaian tanaman pakcoy dilakukan sebelum penanaman, tujuannya untuk menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindahkan kebedengan. Sebelum melakukan persemaian terlebih dahulu pembuatan bedengan dengan ukuran 1x1 m. Selanjutnya, pembuatan larikan untuk penanaman benih tanaman pakcoy. Dengan kedalama 1 cm. Penanaman benih dilakukan dengan cara meletakkan benih pada larikan yang telah disediakan kemudian ditutup dengan tanah tipis. Setelah benih ditanam, tempat persemaian disiram sampai lembab dengan menggunakan gembor agar benih dapat tumbuh dengan baik dan cepat.Benih pakcoy yang sudah disemai akan tumbuh pada umur 3-4 hari setelah semai,dengan ciri-ciri sudah memiliki 2-3 helai daun. Setelah berumur 2 minggu benih yang sudah tumbuh dipindahkan ke bedengan atau lahan budidaya.

3.3.4 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk membuang sisa-sisa gulma yang tumbuh disekitar lahan dan memecahkan bongkahan-bongkahan tanah hingga menjadi halus dan gembur. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul

(13)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 13 tanah sedalaman ± 20 cm. Tanah yang sudah siap diolah dibentuk bedengan dengan panjang 8 m² dan lebar 1 m², tinggi bedengan 20-30 cm, jarak antara bedengan 50 cm.

3.3.5 Pemberian Kapur Dolomit

Pemberian kapur dolomitbertujuan untuk memperbaiki pH tanah agar menjadi netral. Dosis yang digunakan ½ kg untuk luasan 8 m², pemberian kapur dolomit dilakukan setelah pengolahan tanah dan pembuatan bedengan dengan cara menyebarkan kapur secara merata diatas permukaan bedengan, lalu dibiarkan satu sampai dua hari. Setelah dua hari kapur dolomit diaduk secara merata dengan tanah.

3.3.6 Pemberian Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar bertujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dan memperbaiaki tekstur dan struktur tanah. Pupuk dasar yang digunakan dalam budidaya tanaman pakcoy adalah pupuk kompos dengan dosis 25 kg perbedengan. Pemberian pupuk kompos dilakukan dengan cara disebarkan secara merata diatas permukaan bedengan dan diaduk sampai merata dengan tanah. kemudian tanah diatas permukaan bedengan diratakan dan siap untuk ditanam.

3.3.7 Penanaman

Penanaman tanaman pakcoy dilakukan dengan cara pola baris, dengan jarak tanam 20x30 cm. jarak tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman pakcoy. Penanaman bibit pakcoy dilakukan pada pagi hari saat matahari belum terlalu panas, bibit yang digunakan sudah berumur 2 minggu setelah semai dan memiliki 2-3 helai daun. Sebelum penanaman bibit dicabut

(14)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 14 terlebih dahulu satu persatu dari tempat persemaian kemudian baru ditanamdengan cara memasukkan satu bibit per lubang tanam.

3.3.8 Pemberian Pupuk Organik Cair Ekstrak Daun Lamtoro

Pemberian Pupuk Organik Cair ekstrak daun lamtoro dilakukan saat tanaman berumur 7, 11, 15, 19, 23hari setelah tanam. Dosis yang digunakan yaitu 200 cc/10 liter air untuk 130 tanaman. Pemberiandilakukan dengan cara menyiramkan POC keseluruh daun tanaman dengan menggunakan gembor. Tujuan pemberian POC adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologis tanah. 3.3.9 Pemeliharaan

1. Penyiraman

Penyiraman adalah salah satu proses pembekalan air atau pengaliran air ketanah untuk keperluan pembesaran tanaman.Tujuannya adalah untuk mengatasi kekeringan pada tanaman.penyiraman dilakukan apabila cuaca panas dan kondisi lahan kering, apabila hari hujan tidak dilakukan penyiraman karena air yang dibutuhkan tanaman sudah terpenuhi oleh air hujan. Penyiraman juga dapat menigkatkan kualitas dan hasil tanaman. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari apabila cuaca tidak terlalu panas.

2. Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian lahan yang kosong bekas tanaman yang mati atau tidak tumbuh, sehingga populasi atau jumlah tanaman terpenuhi kembali oleh tanama. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam agar pertumbuhannya serentak dan

(15)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 15 tidak terlalu jauh ketinggalan dari tanaman yang pertama ditanam. Tujuan penyulaman untuk menganti tanaman yang mati dan tanaman yang tidak tumbuh serta menyeragamkan tanaman.

3. Penyiangan

Penyiangan adalah suatu kegiatan mencabut gulma yang berada diantara sela-sela tanaman. Kegiatan ini dilakukan apabila gulma sudah tumbuh disekitar tanaman budidaya.Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan sebanyak 2 kali, tujuannya adalahuntuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan dalam menyerap unsur hara, dan mengurangi persaingan dalam merebut sinar matahari.

4.Pemberian Pupuk Susulan

Tujuan pemberian pupuk susulan adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga dapat tumbuh secara optimal. Pupuk susulan yang digunakan pada budidaya tanaman pakcoy adalah pupuk organik cair ekstrak daun lamtoro dengan dosis 200 cc/10liter air. Pemupukan dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk dilakukan dengan mencampurkan POC dengan air dan disiramkan ketanaman dengan menggunakan gembor.

4. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang menyerang tanaman Pakcoy adalah ulat perusak daun (Plutella

xilostella) dengan gejala hama memakan daun tanaman sampai ke titik tumbuh

tanaman sehingga tanaman tidak bias tumbuh secara normal, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman pakcoy yaitu busuk daun (Phytoptora sp). Gejala serangan ditandai dengan bercak basah coklat kehitaman di daun, bentuk bercak

(16)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 16 tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya busuk basah.Pengendalian hama dan penyakit tanaman pakcoy dilakukan secara manual yaitu mencabut bagian tanaman yang terserang oleh hama dan penyakit, kemudiantanaman yang terserang dibuang jauh dari lahan budidaya agar tanaman lain tidak terserang.

5. Panen

Tanaman pakcoy dipanen pada umur 25 hari setelah tanaman, tergantung pada ketinggian tempat penanaman. Semakin rendah tempat penanaman, umur panen akan semakin cepat. Cara pemanenan pakcoy ada dua cara yaitu mencabut tanaman sampai keakarnya dan memotong pangkal batang tanaman dengan menggunakan pisau curter, tanaman yang sudah siap dipanen kumpulkan tempat pencucian. Setelah terkumpul, hasil panen dibersihkan dari bekas-bekas tanah sambil mengupas daun dan tangkai yang tua, berwarna kuning, dan rusak. Dan mencucinya dengan air mengalir. Pemanenan dilakukan pada sore hari saat cuaca tidak terlalu panas.

6. Pasca panen

Pencucian adalah membersihkan bagian tanaman yang masih kotor baik itu tanah, maupun sisa-sisa tanaman lainnya yang tertinggal ditanaman dan tidak dibutuhkan. Tanaman pakcoy yang siap dipanen dicuci dengan air bersih yang mengalir dengan cara mengambil satu persatu tanamanlalu dicuci sambil membuang bagian yang rusak. Selesai pencucian diakukan sortasi yaituproses pemisahan antara tanaman yang baik dengan yang kurang baik untuk mempertahankan nilai dari tanaman tersebut. Penyortiran dilakukan dengan cara

(17)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 17 memisahkan tanaman yang bagus dengan tanaman yang rusak. Tanaman yang siap disortir deletakkan ditempat yang bersih kemudian dikemas dalam plstik 1 kg dan siap untuk dijual atau dipasarkan.

7. Pengamatan

Parameter yang diamati adalah:

1. Panjang daun terpanjang, diamati dengan cara menggukur dari tangkai batang daun sampai ujung daundengan menggunakan mistar pada umur 7, 11,15,19,23 hari setelah tanam.

2. Lebar daun terlebar, diamati dengan cara menggukur dari pertengahan daun terlebar dengan menggunakan mistar pada umur 7,11,15, 19,23 hari setelah tanam.

3. Jumlah daun, diamati dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna pada umur 7,11,15, 19,23hari setelah tanam.

(18)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.1.1 Panjang Daun Tanaman Pakcoy

Pengamatan terhadap panjang daun tanaman Pakcoy dengan penggunaan pupuk organik cair ekstrak daun lamtoro dan tanpa POC dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Panjang Daun Tanaman Pakcoy dengan Penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro dan Tanpa POC.

Perlakuan Panjang daun

7 hts 11hts 15hts 19hts 23hts

Tanpa POC 6,65 7,71 9,68 11,27 13,41

POC Ekstak Daun Lamtoro 8,1 9,45 11,05 13,3 15,75

Pada Tabel1 Terlihat bahwa rata-rata panjang daun tanaman pakcoy selama lima kali pengamatan. Panjang daun tanpa pemberian POC 6,65 cm dibandingkan dengan POC ekstrak daun lamtoro 8,1 cm pada 7 hari setelah tanam. Pada 11 hari setelah tanam tanaman tanpa pemberian POC 7,71 cm dibandingkan POC ekstrak daun lamtoro 9,45 cm. Panjang daun tanpa POC pada 15 hari setelah tanam 9,68 cm dibandingkan dengan penggunaan POC ekstrak lamtoro 11,05 cm, panjang daun tanpa POC 19 hari setelah tanam 11,27 cm dibandingkan POC ekstrak daun lamtoro 13.3 cm, dan 23 hari setelah tanam tanpa pemberian POC 13,41 cm dibandingkan dengan penggunaan POC ektrak daun lamtoro 15,75 cm.

(19)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 19

Gambar.1 Grafik Panjang Daun Tanaman Pakcoy dengan Penggunaan POCEkstrak Daun Lamtoro dan Tanpa POC.

Dari grafik 1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang daun tanaman pakcoy yang dibudidayakan dengan perlakuan POC ekstrak daun lamtoropada pengamatan terakhir 13,41 cm lebih bagus dibandingkan dengan tanpa POC pada pengamatan terakhir 15,75 cm.

4.1.2. Lebar Daun Tanaman Pakcoy

Pengamatan terhadap lebar daun tanaman pakcoy dengan penggunaan Pupuk Organik Cair ekstrak daun lamtoro dan tanpa POC dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Lebar Daun Tanaman Pakchoy dengan Penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro dan Tanpa POC.

Perlakuan Lebar Daun (cm)

7 hts 11hts 15hts 19hts 23hts

Tanpa POC 3.2 3.77 4.35 5.15 5.9

POC Ekstak Daun Lamtoro 3.95 4.63 5.65 6.48 7.18 Pada Tabel2Terlihat bahwa rata-rata lebar daun tanaman pakcoy tanpa pemberian POC 3,2 cm dibandingkan dengan POC ekstrak daun lamtoro 3,95 cm pada 7 hari setelah tanam. Pada 11 hari setelah tanaman tanpa pemberian POC 3,77 cm dibandingkan POC ekstrak daun lamtoro 4,63 cm. Perlakuan tanpa POC

0 5 10 15 20 7 hst 11 hst 15 hst 19 hst 23 hst Pan jan g d au n (c m ) Tanpa POC POC ekstrak daun lamtoro

(20)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 20 pada 15 hari setelah tanam 4,35 cm dibandinkan dengan penggunaan POC ekstrak lamtoro 5,65 cm. Lebar daun tanpa POC 19 hari setelah tanam 5,15 cm dibandingkan POC ekstrak daun lamtoro 6,48 cm, dan 23 hari setelah tanam tanpa pemberian POC 5,9 cm dibandingkan dengan penggunaan POC ektrak daun lamtoro 7,18 cPm.

Gambar.2 Grafik Lebar Daun Tanaman Pakcoy dengan Penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro dan Tanpa POC.

Dari grafik 2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata lebar daun tanaman pakcoy yang dibudidayakan dengan perlakuan POC ekstrak daun lamtoropada pengamatan terakhir 7,18 cm lebih bagus dibandingkan dengan tanpa POC pada pengamatan terakhir 5,9 cm.

4.1.3. Jumlah Daun Tanaman Pakcoy

Pengamatan terhadap jumlah daun tanaman pakcoy dengan penggunaan Pupuk Organik Cair ekstrak daun lamtoro dan tanpa POC dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Daun Tanaman Pakcoy dengan PenggunaanPOC Ekstrak Daun Lamtoro dan Tanpa POC

Perlakuan Lebar Daun (cm)

7 hts 11hts 15hts 19hts 23hts

Tanpa POC 4.8 5.1 5.8 6.4 6.6

POC Ekstak Daun Lamtoro 5.6 6.1 7.4 7.5 7.7

0 2 4 6 8 7 hst 11 hst 15 hst 19 hst 23 hst le b ar d au n (c m ) Tanpa POC POC ekstrak daun lamtoro

(21)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 21 Pada Tabel3 terlihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman pakcoy tanpa pemberian POC 4,8 cm dibandingkan dengan POC ekstrak daun lamtoro 5,6 cm. ada 7 hari setelah tanam. Pada 11 hari setelah tanaman tanpa pemberian POC 5,1 cm dibandingkan POC ekstrak daun lamtoro 6,1 cm. Perlakuan tanpa POC pada 15 hari setelah tanam 5,8 cm dibandingkan dengan penggunaan POC ekstrak lamtoro 7,4 cm. Jumlah daun tanpa POC 19 hari setelah tanam 6,4 cm dibandingkan POC ekstrak daun lamtoro 7,5 cm, dan 23 hari setelah tanam jumlah daun tanpa pemberian POC 6,6 cm dibandingkan dengan penggunaan POC ekstrak daun lamtoro 7,7 cm.

Gambar.3 Grafik Jumlah Daun Tanaman Pakcoy dengan Penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro dan Tanpa POC.

Dari grafik 3 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman pakcoy yang dibudidayakan dengan perlakuan POC ekstrak daun lamtoropada pengamatan terakhir 7,7 helailebih bagus dibandingkan dengan tanpa POC pada pengamatan terakhir 6,6 helai.

0 2 4 6 8 10 7 hst 11 hst 15 hst 19 hst 23 hst ju m lah d au n (h e lai ) Tanpa POC POC ekstrak daun lamtoro

(22)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 22 4.1.4 Produksi Tanaman Pakcoy

Produksi tanaman pakcoy dengan penggunaan Pupuk Organik Cair ekstrak daun lamtoro dan tanpa POC dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi Tanaman Pakcoy

No Perlakuan Hasil (kg)

1 POC ekstrak daun lamtoro 12 kg

2 Tanpa POC 7 kg

Pada Tabel 4 terlihat bahwa produksi tanaman pakcoy dengan penggunaan pupuk organik cair ekstrak daun lamtoro adalah 12kg sedangkan tanpa pemberian POC adalah 7 kg.

4.2 Pembahasan

4.2.4 Panjang Daun

Penggunaan POC ekstrak daun lamtoro memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman pakcoy. Panjang daun pakcoy dengan perlakuan POC ekstrak daun lamtoro lebih panjang dibandingkan tanpa penggunaan POC, hal ini disebabkan karena larutan ekstrak daun lamtoro mengandung unsur nitrogen (N) yang lebih banyak.Menurut Sarjana(2007), unsur hara N (Nitrogen) yang terkandung didalam daun lamtoro yaitu 3,48%, unsure hara N sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan, terutama pada perkembangan daun.

4.2.5 Lebar Daun

Lebar daun tanaman pakcoy dengan penggunaan POC ekstrak daun lamtoro lebih luas dibandingka dengan tanpa pemberian POC, karena kebutuhan unsur hara tanaman terpenuhi oleh hara makro dan mikro yang terdapat dalam larutan.

(23)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 23 Menurut Sutedjo(2000) unsur hara makro sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun, dan apabila ketersediaan unsur hara makro dan mikro tidak lengkap dapat menghambat pertumbuhan dan perekembangan tanaman.

4.2.6 Jumlah Daun

Jumlah daun tanaman pakcoy dengan penggunaan POC ekstrak daun lamtoro lebih banyak dibandingkan dengan tanpa POC, hal ini disebabkan tanaman tanpa POC mengalami kerusakan daun. Penyebab dari kerusakan daun tersebut karena adanya serangan oleh hama ulat perusak daun (Pluttela xilostella). Hama ini memakan daun sampai ke titik tumbuh sehingga tanaman tidak bisa tumbuhsecara normal dan menyebabkan berkurangnya jumlah daun yang dihasilkan, dibandingkan dengan tanaman pakcoy dengan menggunakan POC ekstrak daun lamtoro yang tingkat serangannya lebih rendah dan sedikit. Menurut Ibrahim (2011), larutan ekstrak daun lamtoro memiliki kandungan senyawa flavonoida yang bersifat repellent yang dapat membunuh hama, senyawa ini dapat menyerang dari dalam tubuh sehingga hama. Sehingga jumlah daun tanaman pada penggunaan POC daun Lamtoro lebih banyak.

4.2.7 Produksi

Produksi tanaman pakcoy dengan penggunaan POC ekstrak daun lamtoro yaitu 12 kg, sedangkan tanpa pemberian POC sebanyak 7 kg. hasil ini menunjukkan dengan penggunaan POC ekstrak daun lamtoro kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat tercukupi. Tercukupinya unsur hara pada tanaman pakcoy ini dikarenakan terus ditambahkannya unsur hara dari POC

(24)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 24 ekstrak daun lamtoro yang diberikan. Menurut Sarjana, (2007) daun lamtoro mengandung 3,84 % N, ),20% P, 0,206% K, 1,31 % Ca, dan 0,33 % Mg yang dibutuhkan oleh tanaman. Dibandingkan dengan produksi tanaman tanpa pemberian POC yang kebutuhan unsur haranya hanya diperoleh dari dalam tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman kurang optimal.

(25)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman pakcoy dengan penggunaan Pupuk Organik Cair ekstrak daun lamtoro lebih baik pertumbuhannya dari pada tanpa POC, ini terlihat dari rata-rata panjang daun, lebar daun, jumlah daun dan produksi lebih tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan bahwa penggunaan Pupuk Organik Cair ekstrak daun lamtoro baik dalam membudidayakan tanaman.

(26)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 26

DAFTAR PUSTAKA

Bouleh. R. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi sawi. http:// Data-Jurnal-Agribisnis. Pdf. Diakses 25 Mei 2015.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka Nusatama .Yogyakarta

Eko, 2007. Budidaya Tanaman Sayuran Sawi Pakcoy. Penerbit Swadaya. Jakarta Fahrudin, F. 2009. Budidaya Pakcoy (Brassica rapal.) menggunakan Ekstrak

Teh dan Pupuk Kascing. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Diakses pada tanggal 15 mei 2015.

Ibrahim, 2011. Kandungan dan Manfaat Daun Lamtoro. http://kandungan-manfaat-daun-lamtoro-granola-indonesia) diakses 20 Juli 2015.

Lawati dan Iskak, 2009. Pupuk Organik Cair Berbentuk Ekstrak Untuk Pertumbuhan Tanaman. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Rino, 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Ekstrak Daun Lamtoro Terhadap Tanah, Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Sumatera Utara. Rukmana, R, 1994. Bertanam sayuran Sawi. Kanisius, Yogyakarta.

Sakti. 2013. Pembuatan POC (Pupuk Organik Cair). Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sarjana P, 2007. Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Tanaman. Swadaya. Jakarta.

Sutejo, 2000. Penerapan Pertanian Organik, Warta Penelitian Dan Perkembangan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Bandung.

(27)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 27

Lampiran. 1. Sejarah BIH ( Benih Induk Hortikultura)

1.1 Sejarah Benih Induk Hortikultura (BIH)

Benih Induk Hortikultura adalah salah satu unit pelayanan teknis lingkup Dinas pertanian Privinsi Sumatera Utara. Sejak masa penjajahan dulu, balai yang lebih dikenal dengan naman “land bow” telah memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian khusunya dalam aspek pengadaan bibit Hortikultura ynag bermutu tinggi.

Kemudian Land Bow berganti nama menjadi kebun percobaan. Pada tahun 1980 berganti nama lagi menjadi Balai Benih Utama Hortikultura.Tahun 1990 di desa siguci kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang dibuatlah kebun Unit untuk mengembangkan budidaya buah- buahan seperti durian dan rambutan sebagai pohon induk.

Pada tahun 2002 sampai sekarang BBU sesuai surat keputusan Provinsi Sumatera Utara BBUH berganti status menjadi Balai Benih Induk (BIH). Benih Induk Hortikultura ini telah menghasilkan dan memasarkan bibit hortikultura bermutu tinggi. Sudah mendapat kepercayaan dari pemakai dan penagkar bibit baik di Sumatera Utara maupun diluar Sumatera Utara.

1.2 Fungsi Benih Induk Hortikultura (BIH)

Benih Induk Hortikultura cabang Johor merupakan salah satu tempat penghasil bibit tanaman hortikultura dataran rendah yang bermutu tinggi, sebagai tempat informasi serta sarana latihan/pendidikan dan penelitian bagi masyarakat.

(28)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 28 1.3 Tugas Pokok dan fungsi Benih Induk Hortikultura (BIH)

Sesuai dengan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061/452 k/tahun 2002 tentang tugas fungsi dan tata kerja Dinas Pertanian serta organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pertanian provinsi Sumatera Utara. Unit Pelaksanaan Teknik (UPT) BIH Gedung Johor Medan. Mempunyai tugas membantu kepala dinas pertanian dalam kegiatan perbanyakan benih yang bermutu dan berkualitas, membina teknik Balai Benih Pembantu (BBP) dan penagkar. Memberikan informasi ketersediaan benih hasil produksi dan pemasaran hasil produksi/ bibit dan bibit hasil kultur jaringan.

1.4 Visi dan Misi UPT. Benih Induk Hortikultura Gedung Johor Medan

Visi: Mewujudkan industry pembenihan buah-buahan dataran rendah yang maju dan mandiri

Misi:

1. Mengerakkan pengembangan teknologi tempat guna dalam penyediaan benih buah-buahan dataran rendah yang unggul dan bermutu

2. Mengelola sumber daya alam pertanian yang ada dikebun secara optimal dan berkelanjutan

1.5 Koleksi Buah-buahan 1. Buah-buahan

1.1 Durian (Durio zibethinus)

a. BIH gedung Johor memiliki durian jenis: matahari 10 pohon, otong 10 pohon, sunan 10 pohon, dan 3 varietas lokal.

(29)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 29 b. Kebun unit seguci memiliki durian jenis: monthong 21 pohon, kane 19 pohon,

dan sitokong.

1.2. Rambutan (Naphelium Lappacceum L)

Pada BIH Gedung Johor Medan Rambutan yang ditanam jenis lebak bulus sebanyak 3 pohon yang merupakan sebagai pohon induk dan 200 pohon merupakan duplikat dari pohon induk.

1.3. Klengkeng (Nephelium longan), yang ada di BIH sebanyak 30 pohon terdiri dari itoh, diamond river, pimpong, dan 10 pohon berasal dari kalimantan.

1.4. Jambu biji ( Psidium Guajava)

a. Jambu biji daging merah sebanyak 161 pohon. b. Jambu biji daging putih sebanyak 34 pohon.

1.5. Jambu king atau mutiara (Sycygium samarangense) jenis cuicalo sebanyak 16 pohon

1.6. Blimbing (Aviorrhoa carambola)sebanyak 65 pohon

1.7. Mangga (mangifera indica L.), yang terdapat di BIH adalah jenis kelong sebanyak 22 pohon, golek 3 pohon, arum manis 3 pohon, indra mayu 20 pohon, mangoa 2 pohon, lokmay 20 pohon, tongdam (malaba) 14 pohon.

2. Kuini ( mangifera Indica L) sebayak 2 pohon

3. Nenas (Ananas comosus), sebanyak 30 rumpun varitas delica 4. Duku (Lancium Domesticum), sebanyak 20 pohon

5. Salak pondoh (Salaca Edulis), sebanyak 300 pohon, ditanam dikebun unit seguci.

(30)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 30 6. Jambu klutuk non biji (Psedium Guajava) sebanyak 9 pohon berasal dari

Thailand

7. Nagka merah (Arthocarpus Heterophyllus), sebanyak 3 pohon berasal dari Thailand

1.6 Koleksi Tanaman Sayuran

Penanaman sayur-sayuran dilaksanakan dengan teknologi screen house. Sayur-sayuran yang ditanam di screen beas pestisida, bebas gigitan serangga sehingga berpenampilan menarik.

Jenis tanaman sayuran yang ditanam atara lain : a. Bayam merah b. Bayam hijau c. Kangkung d. Sawi manis e. Kailand f. Kekna g. Terung h. Pakcoy

(31)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 31

Lampiran. 2 Profil Upt. Benih Induk Hortikultura Gedung Johor Medan

1. Alamat : Jl. Karya Jaya No. 22 Pangkalan Masyhur Medan 2. Telp/Fax : (061) 7868239

3. Kepala/NIP : Ir. Yasniati Lubis, M.Si/ NIP. 19581215 198202 2 001

4. Luas Lahan (total) : 19,85 Ha 2.1 Bangunan Kantor/Laboratorium

No Jenis Bangunan Luas (M) Diperoleh Tahun

Dipergunakan Sumber Dana

Status

1 kantor Utama BIH Gedung

Johor 287 2011 Bangunan Utama APBD Baik

2 Laboratorium 150 1993 direhab

tahun 2013

Bangunan

Laboratorium APBD Baik 3 Kantor Unit Asam kumbang 247 2012 Bangunan unit

asam kumbang APBD Baik 4 Kantor Unit Asam kumbang 63 direhab thn

2010

Bangunan unit

asam kumbang APBD Baik 5 kantor Unit Siguci 150 2011 kantor unit siguci APBD Baik 6 Gedung Pertemuan /mendopoh 256 1993 gedung pertemuan /mendopo APBD Baik

7 Gudang BIH gedung Johor 50 2014 bangunan

penyiapan barang APBD Baik

8 Gudang siguci 50 1993 Bangunan

penyiapan Barang APBD Baik

9 Gudang Asam Kumbang 177 1993 Bangunan

penyiapan Barang APBD Baik

10 Rumah Sungkup 12 2012

Bangunan Penyungkup Tanaman

APBD Baik

11 Asrama 178 2012 Asrama tempat

Siswa/I PKL APBD Baik

2.2 Bangunan Berupa Rumah Tempat Tinggal

No Tipe Rumah Luas Diperoleh

Tahun Sumber Dana Nama Yang Menepati Jabatan

1 Rumah Dinas Upt. BIH

gd Johor

175 1993 APBD Denny Joy

Purba, SP

Staf/aktif

2 Rumah Dinas Unit

Siguci

120 1993 APBD Agus

Muliyono, SP

Staf/aktif

3 Rumah Dinas Unit

Asam Kumbang

66 1998 APBD Amaludin

Pulungan Robi

(32)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 32 2.3 SDM (Sumber Daya Manusia)

Golongan Laki-Laki Perempuan Jumlah Teknis No Teknis

Analis Lapangan Gol IV - 1 1 1 1 - Gol III 8 13 21 4 14 3 Gol II 6 6 12 1 7 4 Gol I 1 1 2 2 2 - Honorer 14 4 18 - 17 1

2.4 Jumlah Petugas Struktural UPT. BIH Gedung Johor

No Nama Pendidikan/golongan Status

1 Ir. Yasniati Lubis, M.si S2 (IV/b) Kepala Upt. BIH Gedung Johor

2 Ir. Sri Wahyuni Putri S1 (III/d) Kasubag TU

3 Delpianan sianturi, SH S1 (III/d) Investaris barang

4 Sabar Uhur Saragih SPMA (III/d) Bendahara Pembantu APBN

5 Sunartik SMA (II/b) Bendahara Pembantu APBD

6 Saripah Hanum SMA (II/b) Bendahara Penerima PAD/PNBP

7 Agus Salim SMA (II/b) Pelayanan Publik

8 Jumiati S1 (III/a) Adm. Kepegawaian

9 Hanna Foto Pane SMA (II/b) Adm. Keuangan

10 Ir. Iovie R. Purnama S1 (III/d) Kasi Produksi

11 Ir. Nuriman Tambunan S1 (III/d) penangung jawab lab kultur

12 Herawati, SP S1 (III/b) Staf Lab Kultur

13 Tuty, S Genaly, SP S1 (III/b) Penjab Sayur Organik

14 Amran, SP S1 (III/a) Koordinator UPT. BIH Gdg Johor

15 Supriadi SMA (II/a) Adm. Alsintan

16 Supriadi, Bsc Diploma (III/d) kasi Pelayanan Teknis

17 Ir. Zoni mungkar S1 (III/d) Staf

18 Lasdiana Nainggolon SMA (II/a) Pemelihara Tanaman Hias

19 Agus Muliono, SP S1 (III/a) Koordinator Kebun Siguci

20 Rosdiana N, A.md Diploma (II/c) Adm. Unit Asam Kumbang

21 Antonius Manik SMA (III/b) Adm Asam Kumbang

2.5 Nama, Penepatan, Pendidikan, Status Pejabat Fungsional Pengendali OPT

No Nama/Nip Golongan Status Fungsional

1 Norma/ 19670825.199203.1.005 S1 (III/C) PHT

(33)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 33 2.6 Laboratorium UPT. BIH Gedung Johor

No Jenis Penggunaan Luas (M)

1 Ruag Persiapan 50 2 Ruang Transfer 50 3 Ruang Tumbuh 150 4 Ruang Media - 5 Ruang Aklimatisasi 100 6 Ruang Administrasi 50

2.7 Jumlah tenaga analisis kegiatan pengujian laboratorium 5 orang termasuk penyedia dan penanggung jawab teknis laboratorium yaitu:

No Nama Jabatan Status Pelatihan

1 Ir. Iovie R. Purnaman Kase Produksi PNS Kultur Jaringan

2 Ir. Nuriman Tambunan Staf PNS Kultur Jaringan

3 Herawati, SP Staf PNS Kultur Jaringan

4 Ira Yuliati Staf PNS Kultur Jaringan

5 Denni Joy Purba, SP Staf PNS -

2.8 Anggaran (x 1000)

Dana 2011 2012 2013 2014

APBD 1.854.900 2.548.775 4.937.555 4.593.040

APBN 390.796 233.15 534.244 254.16

Permasalahan

a. Keterlambatan pencairan anggaran menjadi kendala dalam kegiatan di lapangan.

b. Perlu adanya koordinasi antara Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara maupun Kabupaten/Kota dengan UPT. Benih Induk dalam hal penyediaan benih yang dibutuhkan sehingga dapat memotivasi kinerja UPT. BI Hortikultura.

c. Terbatasnya tenaga kerja untuk pengelolaan kebun/lapangan berdampak terhadap pengelolaan kebun (penyiraman, perawatan tanaman dan lain-lain). d. Terbatasnya SDM professional dan terampil.

(34)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 34 Lampiran. 3 Kegiatan Budidaya Tanaman Pakcoy

Gambar. 1. Pembersihan Gulma Gambar. 2. Pemberian Kapur Dolomit

Gambar. 3.Pengadukan Kapur dolomitGamabar. 4. Penyemaian benih

Gambar. 5. Pemberian pupuk dasar Gambar. 6. Pembuatan POC Eksrtak Daun Lamtoro

(35)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 35 Gambar. 7. Penanaman Gambar. 8. Pemberian POC

(36)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 36 Lampiran. 4 Struktur Organisasi UPT. BIH Gedung Johor Medan

KEPALA UPT. BIH GEDUNG JOHOR Ir. YASNIATI, LUBIS M.si

KASUBAG TATA USAHA Ir. SRI WAHYUNI PUTRI

KASI PRODUKSI KASI PELAYANAN TEKNIS

Ir. IOVIE R. PURNAMA SUPRIADI, BSC

PIMPINAN LAB. KULTUR

JARINGAN PIMPINAN KEBUN ASAM KUMBANG

Ir. NURIMAN TAMBUNAN AMRAN, SP

PIMPINAN KEBUN PIMPINAN KEBUN UNIT

GEDUNG JOHOR SIGUCI

(37)

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura 37

RIWAYAT HIDUP

Penulis (Fitri Zilma Yenti, A.Md) adalah anak pertama dari 4 bersaudara yang dilahirkan di Petok, 24 Maret 1993. Jenjang pendidikan dimulai dari SDN 27 Panti pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan SMP Negeri 1 Panti pada tahun 2006, kemudian melanjutkan jenjang pendidikan di SMK-PP Negeri Padang pada tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Gelar diploma III penulis raih pada tahun 2015 selama 3 tahun. Semasa kuliah semester V (lima) pernah menulis Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan judul “Manfaat Fungi

Mikoriza Arbuskular Untuk Pertumbuhan dan Produksi Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L.)”

Pada semester akhir melaksanakan magang atau PKPM (Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa) di UPT. BIH (Benih Induk hortikultura) Gedung Johor Medan Sumatera Utara, dan terakhir membuat laporan tugas akhir dengan judul

“Penggunaan POC Ekstrak Daun Lamtoro Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)”

Gambar

Tabel 2. Lebar Daun Tanaman Pakchoy dengan Penggunaan POC  Ekstrak  Daun Lamtoro dan Tanpa POC
Tabel  3.  Jumlah  Daun  Tanaman  Pakcoy  dengan  PenggunaanPOC  Ekstrak  Daun Lamtoro dan Tanpa POC

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tahap ini pelaksanaan guru harus ingat dan taat pada apa

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat adalah untuk memberikan percontohan dan pelatihan kepada masyarakat berupa pembuatan kerajinan yang memanfaatkan limbah pertanian

2.2 Objek Wisata Kota Semarang 2.2.1 Kuliner Kota Semarang mempunyai beberapa makanan khas, yaitu lunpia, tahu gimbal, pisang plenet, terdapat tempat khusus berjualan berbagai

Linda Yusuf. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Kepala SMK Negeri 3 Gorontalo. Program Studi Manajemen Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas

Perlunya sebuah inovasi terbaru dalam pembuatan insektisida alami, yaitu daun kemangi (Ocimum basilicum Linn ) yang telah menunjukkan aktivitas cukup ampuh sebagai bahan

Menerima dan memproses permintaan barang dari setiap tempat, dan mengontrol pengiriman barang dari pemasok (supplier) agar barang dapat diterima oleh gudang,

Koefisien determinasi sebesar 29,1% mempunyai makna bahwa ketiga variabel independen yaitu literasi ekonomi, kelompok teman sebaya, dan kontrol diri memberikan

Melalui proses kajian di atas, dapat ditarik beberapa konsep penting terkait karakteristik kepribadian guru yang ditawarkan oleh al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum