• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 3 GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 3 GORONTALO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Dewasa ini paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas secara efektif dan efisien, perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Pengembangan SDM yang dimaksudkan bertujuan sebagai proses peningkatan potensi manusia agar mampu menentukan arah dari pada langkah dalam mengejar cita-cita dan menggapai ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 3 GORONTALO

Oleh:

Linda Yusuf, Dr. Fadliah, M.Si* dan Dr. Fory A. Naway, M. Pd ABSTRAK

Linda Yusuf. 2013. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Kepala SMK Negeri 3 Gorontalo. Program Studi Manajemen Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Fadliah, M.Si dan Pembimbing II Dr. Fory A. Naway, M. Pd.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui identifikasi masalah dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk mengetahui analisis situasi dan kondisi dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk mengetahui proses pengajuan dan pengembangan alternatif dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, dan untuk mengetahui evaluasi keputusan yang telah dihasilkan di SMK Negeri 3 Gorontalo.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui obervasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian yaitu; 1) Identifikasi masalah pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo telah berada pada kategori baik. Artinya identifikasi masalah pada proses pengambilan keputusan telah dilakukan oleh kepala sekolah, 2) Analisis situasi dan kondisi pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo telah berada pada kategori baik. Artinya kepala sekolah melakukan analisis situasi dan kondisi dalam proses pengambilan keputusan, 3) Pengajuan dan pengembangan alternatif pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori cukup baik. Artinya pengajuan dan pengembangan alternatif pada proses pengambilan keputusan kadang-kadang dilakukan oleh kepala sekolah, 4) Evaluasi keputusan yang telah dihasilkan pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori yang baik. Akan tetapi Kepala sekolah kadang-kadang merubah keputusan yang telah dibuat setelah membandingkan kriteria dengan pengambilan keputusanyang dihasilkan hal ini dapat dilihat skor rata-rata berada pada pada kategori yang cukup baik.

Saran dalam penelitian ini yaitu 1) Bagi sekolah bahwa hendaknya dapat memberikan kontribusi yang berharga melibatkan seluruh guru dalam agenda rapat bulanan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, 2) Bagi kepala sekolah hendaknya lebih melibatkan guru dalam pengambilan keputusan serta menganalisis dampak yang terjadi bila keputusan dikeluarkan, 3) Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan di sekolah sehingga menjadi acuan dalam meningkatkan peran prestasi sebagai guru dalam memajukan sekolah, 4) Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus proses pengambilan keputusan dengan menitik beratkan pada proses penyampaian oleh keputusan kepala sekolah Kata Kunci : Pengambilan Keputusan, Kepala Sekolah.

(2)

masa depan yang lebih gemilang. Di samping itu proses pengembangan SDM dapat pula menyentuh berbagai bidang kehidupan yang tercermin dalam pribadi seorang pimpinan, termasuk pimpinan dalam satuan pendidikan dalam hal ini kepala sekolah.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 serta dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah maka Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana. Untuk itu dalam mempertangung jawabkan hal-hal tersebut, kepala sekolah harus memiliki ilmu managerial yang berkualitas, artinya bahwa sistem manajemen yang akan diterapkan oleh kepala sekolah tidak hanya terfokus pada pengembangan sekolah dan peningkatan kualitas pendidikan, melainkan perlu pula menerapkan kepala sekolah harus menjalankan fungsinya sebagai pengelola pendidikan dan salah satu fungsinya itu dapat mengambil keputusan secara tepat sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing.

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju atau mundurnya organisasi. Pengambilan keputusan yang tepatlah yang akan menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah kea

rah yang lebih baik, tapi sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada sekolah.

Menyadari pengambilan keputusan bagi organisasi sekolah maka kepala sekolah perlu melakukan peningkatan kemampuan pengambilan keputusan untuk dapt mengambil sebuah keputusan dan menerapkan keputusan tersebut demi pengembangan sekolah yang di pimpinnya. Sejalan dengan di atas Handoko (2004:130), mengemukakan bahwa pengambilan keputusan dapat di definisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang di inginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan kepala sekolah dalam lembaga formal tertentu di harapkan mampu melaksanakan pengambilan keputusan sesuai dengan tugas sebagai pimpinan.

Pengambilan keputusan khususnya disekolah merupakan hal yang sangat substansial dan harus dilakukan. Kondisi ini mengingat bahwa sekolah merupakan institusi yang harus diperhadapkan dengan berbagai dengan berbagai persoalan yang memerlukan pemecahan masalah. Usaha untuk mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah yang muncul tersebut harus melalui proses pengambilan keputusan yang tepat.

Suatu hal yang sangat prinsip untuk diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan yaitu tingkat kualitas keputusan, manfaatnya bagi

(3)

organisasi serta adanya dukungan yang positif dari segenap stakeholder pendidikan disekolah. Hal tersebut menunjukkan perlunya analisis yang tepat terhadap proses pengambilan keputusan.

Proses pengambilan keputusan di sekolah dapat dilakukan sejak awal sampai dengan lahirnya keputusan. Hal ini perlu dilakukan agar keputusan yang dihasilkan berkualitas dan dapat di ketahui dengan pasti alur pengambilan keputusan yang dilakukan.

Astaqauliyah (2005:2) mengemukakan cirri-ciri utama dari kebanyakan golongan aktor rasionalis ialah dalam melakukan pilihan alternatif kebijaksanaan mereka selalu menempuh langkah-langkah berikut : 1) Mengidentifikasi masalah ; 2) merumuskan tujuan dan menyusunnya dalam jenjang tertentu; 3) Mengidentifikasi semua alternatif kebijaksanaan; 4) Meramalkan atau memprediksi akibat-akibat dari tiap alternatif; 5) Membandingkan akibat-akibat tersebut dengan selalu mengacu pada tujuan; 6) Memilih alternatif terbaik.

Terdapat tiga aspek pokok yang perlu di perhatikan dalam melibatkan proses pengambilan keputusan yaitu: (1) bagaimana cara menentukan alternatif pemecahan setiap kasus, apakah produktif jika pengambilan keputusan melibatkan sebagian atau seluruh guru sesuai dengan substansi bidang yang ada di sekolah, (2) jika proses pengambilan keputusan perlu melibatkan seluruh atau sebagian guru, maka bagian yang mana dari proses pengambilan keputusan itu yang perlu melibatkan

mereka; (3) cara yang mana paling efektif untuk melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Ketiga pertanyaan di atas perlu di klarifikasi terlebih dahulu untuk melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan mengetahui tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Sutopo (2010;249-250), dalam proses pengambilan keputusan hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: 1) mengakui atau menentukan masalah atau isu; 2) menganalisis kesulitan: klasifikasi problem, mengumpulkan data, spesifikasi problem; 3) menetapkan criteria pemecahan masalah; 4) mengembangkan rencana atau strategi tindakan; rumuskan alternatif, rumuskan konsekuensi tiap alternatif, memilih rencana tindakan; 5. menyusun rencana tindakan; program mengkomunikasikan memonitor, mengevaluasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan di Sekolah dapat aspek-aspek dan langkah-langkah berikut; 1) identifikasi masalah, 2) menganalisa situasi dan kondisi, 3) pengajuan dan pengembangan alternatif, 4) evaluasi keputusan yang telah dihasilkan.

Selanjutnya untuk lebih mematangkan proses pengambilan keputusan maka diperlukan hubungan yang harmonis antara guru dan personil lainnya terutama kepala sekolah selaku penanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Untuk itu kepala sekolah perlu menjalin hubungan yang harmonis

(4)

dengan guru karena hal itu sangat menentukan tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Hubungan yang harmonis dapat di wujudkan dalam bentuk keterbukaan atau transparansi kepala sekolah terhadap segala potensi dan rencana strategis yang akan di ambil dalam penentuan kebijakan pendidikan di sekolah. Demikian juga guru perlu memiliki keterbukaan terhadap ide gagasan, sehingga keduanya dapat di pertemukan untuk mendapatkan alternatif yang paling sesuai. Melalui hubungan yang harmonis antara kepala sekolah degan guru di harapkan dapat membantu proses pengambilan keputusan yang tepat di sekolah.

Sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan pada SMK Negeri 3 Gorontalo menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan belum optimal. Kecenderungan yang terjadi bahwa kepala sekolah mendominasi proses pengambilan keputusan tanpa melalui analisis yang tepat dan saran-saran dari guru hanya ditampung tapi kurang direalisasikan. Kondisi ini berakibat keputusan yang dihasilkan kurang sesuai dengan harapan dan pelaksanaan keputusan kurang mendapat dukungan dari personil sekolah sehingga keputusan yang dihasilkan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal.

Realitas yang dikemukakan di atas di duga menyebabkan proses pengambilan keputusan kurang sesuai dengan konsep ideal yang di harapkan. Kurangnya proses pengambilan keputusan ini menyebabkan kualitas keputusan yang di hasilkan

kurang baik serta kurang mendapat dukungan yang memadai dari segenap guru.

Pemaparan berbagai kesenjangan dan harapan di atas, menggambarkan bahwa analisis proses pengambilan keputusan kepala sekolah penting untuk dilakukan suatu penelitian guna mencari alternatif pemecahaannya melalui suatu penelitian sederhana dengan formulasi judul sebagai berikut: “Analisis Proses Pengambilan Keputusan Kepala SMK Negeri 3 Gorontalo”.

Masalah

Bertolak dari latar belakang maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah identifikasi masalah dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo?

2. Bagaimanakah analisis situasi dan kondisi dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo?

3. Bagaimanakah proses pengajuan dan pengembangan alternatif dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo?

4. Bagaimanakah evaluasi keputusan yang telah dihasilkan di SMK Negeri 3 Gorontalo?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui identifikasi masalah dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk mengetahui analisis situasi dan kondisi dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk mengetahui proses pengajuan dan

(5)

pengembangan alternatif dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, dan Untuk mengetahui evaluasi keputusan yang telah dihasilkan di SMK Negeri 3 Gorontalo.

Tinjauan Pustaka

Pengambilan keputusan merupakan hal mutlak yang selalu ada dalam konteks kehidupan organisasi. Eksistensi pengambilan keputusan ini dilakukan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian dalam suatu institusi. Oleh karenanya pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan.

Terkait dengan pengambilan keputusan, Salusu (2004:45) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan satu seri tindakan, memerlukan beberapa langkah. Pengertian ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang dimana membutuhkan langkah-langkah dalam bertindak menggunakan cara dan metode yang efisien dengan melihat situasi yang sesuai, dan proses ini juga dapat menemukan dan menyelesaikan permasalahan dalam organisasi.

Siagian (2002:47) mengemukakan bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah

suatu pendekatan yang sistematis terhadap sesuatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sitematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat daripada masalah yang dihadapi itu, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah, analisa masalah dengan mempergunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan. Menganalisa setiap altenatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian daripada hasil yang akan dicapai sebagai akibat daripada keputusan yang diambil.

Siagian (2002:47-49) mengklarifikasi lebih lanjut bahwa definisi tersebut merujuk pada beberapa aspek pokok sebagai berikut: 1) dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi kebetulan. 2) pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan “asal jadi” karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu. 3) bahwa sebelum sesuatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat daripada masalah itu harus terlebih dahulu diketahui dengan jelas. Perlu diperhatikan bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah pemecahan masalah dengan sebaik-baiknya, 4) bahwa pemecahan masalah tidak hanya dilakukan dengan cara ”ilham atau dengan intuisi .akan tetapi perlu di juga perlu didasarkan pada fakta yang terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta-fakta dapat dipercayai dan masih bersifat terbaru,5)bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang

(6)

dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.

Jadi jelas bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan memerlukan adanya pendekatan yang sistematis. Dengan adanya masalah yang dihadapi maka pendekatan tersebut dapat memberikan keputusan yang baik.

Dalam pengambilan keputusan mengacu pada beberapa pendekatan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli. Nurcholis (2003:191) mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan pengambilan keputusan dalam organisasi, yaitu

pertama, yang didasarkan pada model rasional

ekonomi dengan maksud untuk mendapatkan keputusan yang ideal. Kedua, model administratif yaitu dengan mengeksplorasikan keterbatasan-keterbatasan rasionalitas manusia.

Lebih lanjut Nurcholis (2003 : 191-193) menambahkan bahwa kebanyakan pengambilan keputusan dalam organisasi didasarkan pada beberapa hal berikut:

a) Rasionalitas terbatas, karena kemampuan pikiran manusia untuk memformulasikan dan menyelesaikan masalah yang rumit terlalu kecil untuk memenuhi tuntutan untuk rasionalitas penuh, individu beroperasi pada rasionalitas terbatas. Para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun model-model yang disederhanakan, yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya.

b) Intuisi, pengambilan keputusan intuitif adalah suatu proses tak sadar, yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi ini berjalan beriringan atau saling melengkapi dengan analisis rasional. Intuisi adalah kekuatan di luar indra keenam. Orang paling besar kemungkinan menggunakan pengambilan keputusan intuitif pada delapan kondisi adalah sebagai berikut ini: (1) Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi, (2) Bila hanya ada sedikit prosedur untuk diikuti, (3) Bila variabel-variabel kurang bisa diramalkan secara ilmiah, (4) Bila fakta terbatas, (5) Bila fakta tidak menunjukan dengan jelas jalan untuk diikuti, (6) Bila data analisis kurang berguna, (7) Bila ada beberapa penyelesaian alternatif yang masuk akal untuk dipilih, yang masing-masing memiliki argument yang baik, dan (8) Bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan yang tepat.

c) Identifikasi masalah, dalam mengidentifikasi masalah ada dua hal yang penting sangat berpengaruh, yaitu (1) Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki propabilitas terpilih lebih tinggi dibandingkan dengan maslah-masalah yang penting, dan (2) Kepentingan pribadi pengambil keputusan cenderung menang daripada masalah-masalah yang penting bagi organisasi.

d) Pengembangan alternatif, pengambil keputusan jarang bersedia mengembangkn alternatif baru dan unik. Pengambil keputusan sering

menghindari tugas-tugas sulit dan

(7)

Pengambil keputusan sering menyederhanakan pilihan keputusan, dengan hanya membandingkan alternatif-alternatif yang sedikit berbeda daripada mencari alternatif terbaru. Pengambil keputusan tidak menguji secara saksama suatu alternatif dan konsekuensi-konsekuensinya.

e) Membuat pilihan, pengambil keputusan sering menghindari informasi yang terlalu sarat dan mengandalkan hearistik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan. Dua kategori umum hearistik adalah pertama, ketersediaan yaitu kecenderungan pengambilan keputusan untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang sudah ada di tangan mereka. Kedua, keterwakilan/ representatif yaitu menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan menarik analogi dan melihat situasi identik yang sebenarnya tidak identik. Keduanya menciptakan bias dalam penialaian. Ketiga kecendurangan untuk meningkatkan komitmen, yaitu suatu peningkatan komitmen pada suatu keputusan sebelumnya meskipun ada informasi negatif.

f) Perbedaan individual, berpengaruh terhadap gaya pengambilan keputusan. Riset tentang gaya pengambilan keputusan mengidentifikkasikan bahwa terdapat empat pendekatan individual yang didasarkan pada dua hal, yaitu cara berfikir dan toleransi pribadi terhadap ambiguitas sehingga menghasilkan empat model gaya pengambilan keputusan yaitu direktif, analitik, konseptual dan behavioral.

Siagian (2002:73) juga mengemukakan bahwa terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pemecahan masalah yaitu 1) Per definisi adalah sesuatu keadaan yang kurang menguntungkan dan arena itu selalu mengundang penyelesaiannya. Jika perencanaan dipandang sebagai pengambilan keputusan dan menggunakan pemecahan masalah sebagai salah satu tekniknya, dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan sistematik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi oleh suatu organisasi untuk satu kurun waktu tertentu di masa akan datang. Dengan demikian, pemecahan masalah sebagai teknik pengambilan keputusan relevan dan penting untuk diketahui dan digunakan karena pengalaman banyak orang telah menunjukan keampuhannya.

Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Sutopo (2010:249-250) Dalam proses pengambilan keputusan yaitu: 1) Mengakui atau menentukan masalah atau isu; 2) Menganalisis kesulitan: klasifikasi problem, mengumpulkan data, spesifikasi problem; 3) Menetapkan criteria pemecahan masalah; 4) Mengembangkan rencana atau strategi tindakan; rumuskan alternatif, rumuskan konsekuensi tiap alternatif, memilih rencana tindakan; 5. Menyusun rencana tindakan; program mengkomunikasikan memonitor, mengevaluasi.

(8)

Jika digambarkan pengambilan keputusan akan tampak model berikut:

Diagram I

Model Pengambilan keputusan (Sutopo, 2010:250)

Uraian diatas jelas bahwa langkah-langkah dari proses pengambilan keputusan yaitu: 1) Identifikasi masalah, 2) Analisis situasi terlebih dahulu dan perumusan masalah, 3) Pengembangan dan analisis alternatif, 4) Pengambilan keputusan haruslah memilih alternatif yang paling baik 5) Pelaksanaan dan evaluasi keputusan. Dengan adanya langkah-langkah tersebut dapat menghasilkan keputusan yang baik.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 3 Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang pengambilan keputusan Kepala Sekolah.

SMK Negeri 3 Gorontalo menempatkan sumber daya manusia sebagai manusia-manusia yang sangat berharga bagi organisasi, sehingga selalu diupayakan pengembangannya melalui pelatihan-pelatihan baik yang dilaksanakan internal maupun eksternal.

Pertimbangan penetapan lokasi tersebut didasarkan bahwa lokasi tersebut mudah dan dapat dijangkau oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian untuk pengumpulan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deksriptif. Jenis penelitian seperti ini dipilih untuk memaparkan atau menggambarkan data temuan penelitian dalam bentuk presentasi atau pernyataan-pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada. Sementara itu untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik Observasi, di mana peneliti menjadi instrumen untuk mendapatkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angket, desain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan analisis proses pengambilan keputusan kepala SMK Negeri 3 Gorontalo.

Penelitian ini hanya mengadung satu variabel yaitu analisis proses pengambilan keputusan kepala SMK Negeri 3 Gorontalo.

Dalam rangka mengoperasionalkan variabel penelitian ini maka indikator penelitian dapat dianalisis melalui perilaku sebagai berikut: 1) identifikasi masalah, 2) analisis situasi dan kondisi, 3) pengajuan dan pengembangan alternatif, 4) evaluasi keputusan yang telah dihasilkan.

Berdasarkan pendapat diatas serta memperhatikan jumlah populasi sebagaimana disebutkan diatas, maka ditetapkan besarnya sampai

(9)

dalam penelitian yaitu 25%, dari jumlah guru 126 orang, berdasarkan pendapat tersebut, penulis menetapkan jumlah sampel pada penelitian adalah 31 orang. Dengan dasar penetapan sampel tersebut menggunakan metode penarikan sampel secara

random sampling”, di mana penggunaan metode ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa subjek yang ada dalam populasi dianggap sama, sehingga anggota sampel yang terpilih dapat mewakili populasi dalam penelitian ini

Untuk mendapatkan beberapa data dan informasi penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Yang menjadi responden adalah guru di SMK 3 Gorontalo berjumlah 126 orang.

Proses pemberian skor dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori atas jawaban pertanyaan angket sesuai tanggapan responden. Responden menjawab pertanyaan anket dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang telah disediakan dengan lima kemungkinan yang tersedia. Setiap pilihan jawaban responden diberi skor nilai atau bobot yang disusun secara bertingkat berdasarkan skala likert. Skor yang diberikan pada

tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012:136-137):

4 = Selalu 3 = Sering

2 = Kadang-kadang 1 = Tidak Pernah

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik persentase. Selanjutnya data yang telah diperoleh, dianalisi berdasarkan deskriptif presentase (%) dengan formula dalam arti bahwa setiap butir soal dalam angket dibuatkan tabel untuk memperoleh gambaran persentase yang dicapai dalam angket setiap indikator maupun masing-masing alternatif jawaban dengan cara memfrekuensi masing-masing alternatif jawaban setiap butir soal dibagi jumlah sampel x 100.

Hasil Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 3 Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang pengambilan keputusan Kepala Sekolah

Bertitik tolak dari rekapitulasi hasil penelitian tentang proses pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo yang mencakup empat indikator yaitu: Identifikasi masalah berada pada kategori baik dengan persentase 67.04%, Analisis situasi dan kondisi berada pada kategori baik 71.15%, Proses pengajuan dan pengembangan

(10)

alternatif dalam pengambilan keputusan berada pada kategori cukup baik 59.27% dan Evaluasi keputusan yang telah dihasilkan telah berjalan dengan baik dengan persentase 70.51%, Sehingga Secara umum seluruh indikator proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah yang diukur, telah berjalan dengan baik dalam terlihat dalam skor rekapitulasi akhir dengan persentase 66.99% namun bila dilihat dari perolehan persentase rata-rata tersebut belum menunjukkan pengambilan keputusan belum efektif dilaksanakan karena dalam pengambilan keputusan melalui proses pengajuan dan pengembangan alternatif dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori yang cukup baik. Dilokasi penelitian pun ditemukan hal demikian bahwa pengajuan keputusan oleh kepala sekolah jarang melibatkan guru rapat sekolah didominasi oleh pernyataan kepala sekolah.

Indikator yang diteliti dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sutisna (2000:179) yang menawarkan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Identifikasi masalah, 2) Analisis situasi dan perumusan masalah, 3) Pengembangan dan analisis alternatif-alternatif, 4) Pengambilan keputusan : memilih alternatif yang paling baik dan 5) Implementasi dan evaluasi keputusan

Pokok bahasan pada penelitian ini adalah proses pengambilan keputusan oleh kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo. Sesuai dengan Permen No. 13 Tahun 2007 tentang Standart Kepala Sekolah

mengamanatkan kepala sekolah untuk memiliki kemampuan managerial yang antara lain kemampuan menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan, mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan, memimpin sekolah/madrasah dalam

rangka pendayagunaan sumber daya

sekolah/madrasah secara optimal, mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif, mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal dan mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. Dengan kata lain, tugas kepala sekolah pada suatu sekolah dapat disamakan dengan tugas managerial pada umumnya, yaitu melakukan pengelolaan terhadap semua sumber daya yang ada di sekolah dan sekitarnya.

Salah satu hal yang membedakan adalah bahwa tugas kepala sekolah dalam melakukan kegiatan managerial masih terkait dengan steakholder yang lebih tinggi, misalnya Kepala Dinas, Pemerintah Kabupaten dan seterusnya. Dalam posisi ini sebenarnya tugas kepala sekolah identik dengan tugas middle management yang model pengambilan keputusannya lebih bersifat taktis daripada strategis. Kebijakan taktis memerlukan kecepatan dan ketepatan agar masalah yang dihadapi juga cepat teratasi dengan baik.

(11)

Menyadari pentingnya pengambilan keputusan bagi organisasi sekolah maka kepala sekolah perlu melakukan peningkatan kemampuan pengambilan keputusan untuk dapat mengambil sebuah keputusan dan menerapkan keputusan tersebut demi pengembangkan sekolah yang dipimpinnya. Sebagaimana ditegaskan Hasan, 2004:23 keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Keputusan dibuat untuk menghadapi masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah digariskan atau penyimpangan serius terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas pengambilan keputusan tingkatnya sederajad dengan tugas pengambilan rencana dalam organisasi.

Pengambilan keputusan khususnya disekolah merupakan hal yang sangat substansial dan harus dilakukan. Kondisi ini mengingat bahwa sekolah merupakan institusi yang harus diperhadapkan dengan berbagai dengan berbagai persoalan yang memerlukan pemecahan masalah. Usaha untuk mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah yang muncul tersebut harus melalui proses pengambilan keputusanyang tepat. Karena menurut Stoner (2007:21), keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa

alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

Terdapat tiga aspek pokok yang perlu di perhatikan dalam melibatkan proses pengambilan keputusan yaitu: (1) bagaimana cara menentukan alternatif pemecahan setiap kasus, apakah produktif jika pengambilan keputusan melibatkan sebagian atau seluruh guru sesuai dengan substansi bidang yang ada di sekolah, (2) jika proses pengambilan keputusan perlu melibatkan seluruh atau sebagian guru, maka bagian yang mana dari proses pengambilan keputusan itu yang perlu melibatkan mereka; (3) cara yang mana paling efektif untuk melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Ketiga pertanyaan di atas perlu di klarifikasi terlebih dahulu untuk melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan mengetahui tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Kesimpulan Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuatlah kesimpulan sesuai indikator penelitian yaitu:

1. Identifikasi masalah pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo telah berada pada kategori baik. Artinya identifikasi masalah pada proses pengambilan keputusan telah dilakukan oleh kepala sekolah.

(12)

2. Analisis situasi dan kondisi pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo telah berada pada kategori baik. Artinya kepala sekolah melakukan analisis situasi dan kondisi dalam proses pengambilan keputusan.

3. Pengajuan dan pengembangan alternatif pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori cukup baik. Artinya pengajuan dan pengembangan alternatif pada proses pengambilan keputusan kadang-kadang dilakukan oleh kepala sekolah. 4. Evaluasi keputusan yang telah dihasilkan pada

pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori yang baik. Akan tetapi Kepala sekolah kadang-kadang merubah keputusan yang telah dibuat setelah membandingkan kriteria dengan pengambilan keputusanyang dihasilkan hal ini dapat dilihat skor rata-rata berada pada pada kategori yang cukup baik

Adapun saran penelitian yaitu:

1. Bagi sekolah bahwa hendaknya dapat memberikan kontribusi yang berharga melibatkan seluruh guru dalam agenda rapat bulanan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo.

2. Bagi kepala sekolah hendaknya lebih melibatkan guru dalam pengambilan keputusan serta

menganalisis dampak yang terjadi bila keputusan dikeluarkan.

3. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan di sekolah sehingga menjadi acuan dalam meningkatkan peran prestasi sebagai guru dalam memajukan sekolah.

4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus proses pengambilan keputusan dengan menitik beratkan pada proses penyampaian oleh keputusan kepala sekolah.

Sumber Literatur

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta.

Jakarta

Ansar. 2004. Proses pengambilan keputusan

Stratejik pada Pemerintah Daerah

Kabupaten Gorontalo. (Desertasi). Makassar:

Universitas Negeri Makasar

Depdiknas. 2002. Proses Pengambilan Keputusan

(Materi pelatihan terpadu untuk kepala

sekolah). Jakarta Dirjendikdasmen

Handoko, Hani T. 2004. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Herudjito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : PT Radja Graznido

Iqbal dan Hasan. 2004. Pokok-Pokok Materi Teori

Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Kartono Kartini; 2001. Pemimpin dan

Kepemimpinan; Jakarta PT Raja Grafindo

(13)

Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi

Nurcholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Gramedia

Qauliyah Asta. 2005. Teori-Teori Pengambilan

Keputusan, (Artikel Online)

http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/ diakses tanggal 23

Juli 2013

Salusu, J. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Non Profit, Jakarta: Grasindo

Siagian Sondang. P. 2002. Fungsi-Fungsi

Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara

Siagian Sondang. P. 2007. Filsafat Administrasi. akarta: Rineka Cipta

Sugiyono, 2010. Administrasi Pendidikan, Dasar

Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung:

Angkasa

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung. Alfabeta

Sutopo, Hendyat, 2010. Perilaku Organisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia

Syamsi Ibnu. 2002. Pengambilan keputusandan

system informasi. Jakarta: Balai Aksara.

Tilaar. H.A.R. 2002 . Membenahi Pendidikan

Nasional. Jakarta: Rineka Cipta 2002

Wahyosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala

Referensi

Dokumen terkait

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAGI MANAJEMEN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA.. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjabarkan langkah-langkah pengambilan keputusan kepala sekolah ditinjau dari aspek identifikasi masalah mengenai pelanggaran

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG TENTANG PEMBERHENTIAN DAN PENUGASAN KEPALA LABORATORIUM JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Linda Setyawan. Jurusan Pendidikan Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Judul : Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah tentang Organisasi Sekolah: Studi Kasus SMP Negeri 2 Jakenan Dengan ini kami menilai Tesis tersebut dapat disetujui untuk

Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Program Studi Manajemen Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian pengertian lain dari akuntansi manajemen adalah bagaimana menggunakan data yang tersedia untuk tujuan pengambilan keputusan.

Karakteristik metode pengambilan keputusan anggaran pendidikan yang tepat untuk diterapkan di Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta adalah metode pengambilan