PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DI SMP ISLAM AL-FALAAH SAWAH BARU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Manajemen Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Hamdan Syamsudin 1112018200025
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
iv ABSTRAK
Hamdan Syamsudin (NIM: 111201820025). Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru. Skripsi: Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Pengambilan Keputusan, Kepala Sekolah.
Pengambilan Keputusan merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam pengambilan keputusan terdapat faktor yang menentukan efektivitas keputusan yang diambil yaitu peranan sistem informasi manajemen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi manajemen pendidikan berperan terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini ialah kualitatif deskriptif analisis dimana penulis mendeskripsikan dan menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil bahwa sistem informasi manajemen pendidikan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan telah berperan. Hal ini dapat dibuktikan dengan persentase pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah menggunakan peranan SIM lebih besar dibanding pengambilan keputusan tanpa peranan SIM. Data menunjukkan bahwa 89% keputusan kepala sekolah menggunakan peranan SIM sedangkan 11% tidak menggunakan SIM.
v ABSTRACT
Hamdan Syamsudin (NIM: 1112018200025). The Role of Education Management Information System For Principal Decision Making in SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru. Thesis: Departement of Education Management. Tarbiyah and Teachers Training Faculty of State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016.
Keywords : Management Information System (MIS), Decision Making, Principal
Decision-making is an activity that is always done by the Principal in carrying out his duties in conducting education. In decision-making, there is the factor that determine the effectiveness of the decision made i.e. the role of management information systems. This study was conducted to determine how the education management information systems contribute to decisions made by the principal.
The research method used in conducting this research is qualitative descriprive analysis which the author describe and analyze the data obtained in the field. Data was collected through interviews, observation and documents study.
From this research, the author obtains the result that the education management information system for the principal in the decision-making has the essential role. It can be proven by the percentage of decision-making done by principal using the MIS is greater than the role of decision-making without it.
Data shows that 100% of the principal’s decision to use the MIS role.
vi
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan keberkahan dan karunia serta kekuatan kepada penulis sehingga
penulis dapat mengerjakan tugas akhir skripsi dengan penuh ikhtiar yang
sungguh-sungguh lagi baik dan berada dalam rida-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan judul “Peranan Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru”
Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi kehidupan dengan ajaran dan suri
tauladannya untuk seluruh alam. Nabi yang menjadi panutan umat muslim di
dunia dan yang akan memberi syafaat kelak di akhirat.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak
dukungan dari berbagai pihak secara langsung dan tak langsung serta dalam
berbagai bentuk mulai dari materi sampai moril. Sehingga penulis dapat
merampungkan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Mu’arif Sam, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
vii
5. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom., Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dr. Didik
Suprijadi, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu
dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
proses penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Manajemen Pendidikan khususnya yang telah
memberikan pengajaran dan pendidikan untuk bisa menempuh jenjang
sarjana.
7. Rais Helmi, S. Th. I., Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
8. Bapak H. Syamsudin dan Ibu Khodijah, Orang Tua tercinta yang senantiasa
memberikan kasih dan cintanya tiada tara dan selalu mendoakan yang terbaik
untuk penulis.
9. Seluruh keluarga penulis mulai dari tiga orang kakak yang penulis cintai dan
tiga orang adik yang penulis sayangi serta keluarga dekat yang selalu
memberikan keharmonisan dalam keluarga.
10.Keluarga Besar SDN DK 07 Pagi, SMPN RSBI 45 Jakarta, SMAN 33 Jakarta
yang telah mengajar dan mendidik penulis hingga dapat bermasyarakat dan
melanjutkan ke jenjang sarjana.
11.Teman-teman Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 yang telah
memberikan rasa kebersamaan, kesenangan, serta perjuangan untuk
menyelesaikan skripsi. Begitu juga dengan keluarga besar Manajemen
Pendidikan yang telah mengajarkan penulis berbagai hal hingga dapat menjadi
seorang akademisi yang mumpuni akan keilmuan manajemen pendidikan.
12.Pengelola Program Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan penulis
bantuan dana pendidikan secara penuh sehingga penulis dapat menjalankan
pendidikan S1 tanpa terbebani biaya operasional pendidikan.
viii
Forum Lingkar Pena Ciputat, rekan-rekan jurnalis di berbagai forum dan
media pemberitaan, serta organisasi dan komunitas lainnya yang pernah
penulis ikuti sehingga penulis menjadi seorang mahasiswa yang kritis, kreatif,
dan cekatan serta menjadi lebih peka terhadap dinamika yang terjadi di
masyarakat dan lingkungan yang lebih luas.
14.Keluarga besar Asrama Ma’had UIN Jakarta terutama kepada Pengasuh
Asrama, Ust. Utob Tabrani, Lc., MCL., yang telah mengasuh dan membina
penulis selama dua tahun berada di asrama.
15.Keluarga besar Yayasan Bina Ikhwan Sawah Baru terutama kepada Bapak
pemilik Yayasan, Drs. H. Subarja, M.Pd., yang telah memberikan penulis
tempat singgah dan bernaung selama kuliah dan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mengelola sebuah yayasan.
16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
menjadi bagian dari kesuksesan penulis.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan yang ada baik dari penulis maupun dalam skripsi ini. Semoga
Allah SWT membalas semua yang telah diberikan dengan pahala dan
kebaikan-kebaikan yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun bagi pembaca.
Alhamdulillahi Rabbil’aalamin
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... v
Kata Pengantar ... vi
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ... 11
1. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ... 11
2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ... 28
B. Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan ... 31
1. Pengertian Pengambilan Keputusan ... 31
2. Tipe-Tipe Keputusan ... 33
3. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan ... 35
4. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan ... 36
5. Model Pengambilan Keputusan ... 39
6. Tahap Pengambilan Keputusan ... 41
7. Teknik Pengambilan Keputusan ... 43
C. Peranan SIM Pendidikan Bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan ... 45
D. Penelitian Relevan ... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58
1. Tempat Penelitian ... 58
x
B. Latar Penelitian ... 59
C. Metode Penelitian ... 59
D. Sumber Data ... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ... 60
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 61
G. Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Data ... 63
B. Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85
A. KESIMPULAN ... 85
B. SARAN ... 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai berbagai
macam aktivitas berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Ada berbagai
macam kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan pendidikan mulai dari yang
bersifat pengelolaan dan administratif sampai yang bersifat teknis
pembelajaran. Sebagaimana lembaga pada umumnya, sekolah membagi
kegiatan ini ke dalam bagian-bagian atau unit-unit tertentu yang mana terdapat
peran-peran dari para pemangku jabatan di sekolah sebagai pihak yang
menjalankan kegiatan tersebut sesuai posisinya masing-masing. Mulai dari
guru, petugas TU, kepala sekolah dan jajaran yang ada memiliki andil dalam
setiap kegiatan di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut secara
berkesinambungan membangun sekolah menjadi organisasi yang dapat
mewujudkan visi dan misi yang dimilikinya dengan baik.
Dari semua kegiatan yang ada di sekolah terdapat kegiatan yang
menjadi kunci dari pencapaian keberhasilan sekolah. Kegiatan tersebut ialah
pengambilan keputusan yang sangat penting di antara kegiatan lain karena
terdapat peran manajer sebagai pemimpin dalam hal ini kepala sekolah. Ada
istilah yang patut kita soroti dari pernyataan tersebut. Istilah tersebut ialah
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bukan hanya sekedar
kegiatan biasa tetapi lebih dari itu.
Pengambilan keputusan memungkinkan setiap kepala sekolah dapat
mengetahui langkah apa yang semestinya dilakukan di masa yang akan datang
terkait pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah akan berperan sesuai
dengan keputusan apa yang ia ambil sehingga akan terjadi efektivitas
manajemen yang baik atas implikasi dari teori pengambilan keputusan.
Kepala sekolah merupakan jabatan yang mempunyai wewenang
dalam membuat keputusan dan berada pada posisi teratas dalam suatu
organisasi. Peraturan pemerintah yang menjelaskan bahwa kepala sekolah
2
Standar Pengelolaan Pendidikan yang menjelaskan bahwa “Setiap
sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah”.1
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa di sekolah yang menempati posisi
jabatan yang tertinggi ialah kepala sekolah. Selain itu kepala sekolah juga
berwenang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
yang bersifat final. Artinya, keputusan itu merupakan kegiatan akhir sebelum
diimplementasikan menjadi kebijakan atau program-program sekolah. Oleh
karena itu yang berperan dalam pengambilan keputusan ialah kepala sekolah
sebagai manajer di sekolah.
Pengambilan keputusan dapat menjadikan sekolah sebagai sebuah
organisasi pendidikan yang terus berdinamika ditengah hambatan dan
ancaman yang muncul baik itu dari internal maupun eksternal sekolah.
Sekolah menjadi lebih fleksibel meskipun harus melewati proses yang begitu
rumit dalam mencapai tujuannya. Adakalanya sekolah dihadapkan pada situasi
yang menghantarkan pada kegagalan namun di saat seperti inilah kegiatan
pengambilan keputusan menjadi solusi untuk tetap mempertahankan
eksistensinya sebagai sebuah organisasi.
Sebelum kegiatan pengambilan keputusan itu berlangsung, sekolah
mengalami berbagai macam problematika yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan. Kesenjangan yang terjadi antara kenyatan yang dialami sekolah dan
harapan yang ingin direlisasikan menjadi sasaran utama kepala sekolah dalam
memainkan peranannya sebagai decision maker. Masalah ini akan mempengaruhi respon apa yang harus diberikan untuk melahirkan sebuah
solusi melalui pemecahan masalah.
Dalam kegiatan pengambilan keputusan seorang kepala sekolah
membutuhkan informasi. Karena dengan informasi maka akan ditempuh
sebuah pemecahan masalah yang efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan yang ada. Sistem informasi yang dikelola dengan baik dapat
menjadi aset bagi sekolah yang menerapkannya. Kepala sekolah dapat
1
3
memanfaatkan sistem informasi dalam memanaj sekolah mencapai tujuan
serta visi misi yang ditetapkan.
Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 19 tahun 2007 mengatur
tentang standar pengelolaan pendidikan. Peraturan tersebut menjelaskan
bahwa di dalam pengelolaan pendidikan terdapat pengelolaan informasi dalam
bentuk siste informasi manajemen.
“1. Sekolah / Madrasah :
a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses;
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/madrasah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan;
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah terdokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrash di lingkungan sekolah/madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif”.2
Sejatinya dunia sedang mengalami kebangkitan dari segi informasi.
Kemajuan teknologi mutakhir diorientasikan kepada informasi. Sehingga
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berbasis informasi. Hal ini
tidak terlepas dari manfaat yang dapat diperoleh dari informasi itu sendiri.
Informasi merupakan sumber daya yang patut dipertimbangkan oleh kemajuan
dunia.
Tidak hanya perusahaan, sekolah juga sebagai sebuah instansi yang
berdiri di tengah-tengah persaingan tersebut berusaha mempertahankan
eksistensinya di kala persaingan bisnis juga merambah dunia pendidikan.
Pertanyaan yang muncul kemudian ialah bagaimana sekolah memanfaatkan
sistem informasi bagi keunggulan dalam bersaing.
2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 Poin E Tentang
4
Informasi juga menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam dunia
pendidikan. Informasi yang diolah dalam dunai pendidikan berupa sebuah
sistem informasi. Semenjak sebuah sekolah didirikan sistem informasi
manajemen pendidikan telah berjalan pula di dalamnya. Tetapi peranannya
belum begitu dirasakan dalam meningkatkan kualitas sekolah. Ada sebuah
kecenderungan yang telah lama berjalan di mana parameter yang digunakan
untuk keunggulan bersaing ialah dengan pengelolaan sumber daya yang
bersifat fisik. Namun sekarang paradigmanya telah berubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan bahwa informasi dapat menjadi keunggulan
dalam bersaing.
Tidak bisa dipungkiri betapa informasi memiliki nilai yang tinggi
terhadap keberlangsungan sebuah organisasi termasuk sekolah. Hal ini tidak
terlepas dari dimensi yang dimiliki dari sebuah informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang begitu besar.
Pengambilan keputusan oleh kepala sekolah yang didukung dengan
sistem informasi manajemen membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan.
Informasi ini berasal dari berbagai unit atau bagian yang ada di sekolah seperti
kurikulum, sarana dan prasarana, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan
sebagainya. Setiap bagian tersebut menerapkan sistem informasi manajemen
dalam menjalankan tugasnya. Data-data yang dihasilkan dari setiap bagian
tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah informasi yang
dapat menggambarkan kondisi dan keadaan yang terjadi. Dengan demikian
kepala sekolah dapat mengetahui posisi sekolah berapa pada keadaan yang
berpeluang untuk maju atau sedang mengalami kemunduran. Kepala sekolah
dapat menentukan apa langkah yang harus diambil untuk memberikan arah
sekolah untuk berkembang.
Kepala sekolah tidak sendirian dalam menjalankan fungsinya sebagai
5
sekolah dengan level-level yang berada di bawahnya yang berhadapan
langsung dengan program-program yang dijalankan sekolah.
Sekolah yang berkualitas dapat kita lihat dari prestasi-prestasi yang
diraihnya. Selain itu program-program yang dijalankan juga mendukung
peyelenggaraan kegiatan pendidikan. Hal ini merupakan implikasi yang dapat
diperoleh sekolah dari penerapan sistem informasi manajemen pendidikan
yang baik khususnya bagi kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang
tepat dan dapat diimplementasikan sebagai sebuah kebijakan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
SMP Islam Al-Falaah merupakan lembaga pendidikan yang berbasis
ke-Islaman. Sekolah ini mengedepankan keunggulan dalam iman dan taqwa
(IMTAQ), ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan fasilitas. Hal ini
dapat dilihat dari program unggulan yang dimiliki SMP Islam Al-Falaah bagi
para peserta didiknya. Program tersebut yaitu Native, Pesantren, Field Trip, Persari/Perjumsa, Sholat Dhuha, Sholat Berjama’ah, Tahfidzul Qur’an, LDKS, dan Manasik Haji.
Selain program unggulan, di sekolah juga terdapat kegiatan
ekstrakurikuler yaitu Iqro, Pramuka, Karate, Basket, Sepak Bola, Menari,
Melukis, Paduan Suara, Bahasa Arab, Bimbingan Al-Qur’an, English Course
(AEC), Drumband, dan MIPA Class.
Selain dari program pendidikan dan ekstrakurikuler, untuk mewujudkan
misinya yang unggul dalam IMTAQ, sekolah menambah muatan Agama dan
penguatan Baca Tulis Al-Qur’an dan keterpaduan kurikulum Departemen
Agama (DEPAG) untuk kurikulum sekolah disamping penggunaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Untuk menunjang hal tersebut sekolah menyediakan fasilitas berupa
Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer Multimedia, Lapangan, Ruang
Ekstrakurikuler, UKS, Masjid, Ruang Serba Guna, Masjid, Kantin, Lapangan
Parkir, dan Sport Hall.
Satu lagi aspek yang tidak kalah pentingnya ialah tenaga pendidik.
6
menguasai disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang ajarnya, berpengalaman,
inovatif, kreatif, dan berakhlakul karimah.
Dengan demikian SMP Islam Al-Falaah dapat mencetak peserta didik
yang berkualitas dan berakhlakul karimah sesuai dengan misinya. Hal ini
dapat dibuktikan dari berbegai prestasi yang pernah diraihnya dalam berbagai
macam ajang perlombaan.
Semua ini dapat dicapai tergantung dari kepemimpinan kepala sekolah
dalam menghasilkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas
sekolah. Kebijakan ini merupakan implikasi dari keputusan-keputusan yang
diambil kepala sekolah. Sehingga keputusan yang diambil kepala sekolah
sangat menentukan arah tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekolah.
Untuk menghasilkan keputusan yang strategis, Kepala Sekolah SMP
Islam Al-Falaah dibantu oleh unit Tata Usaha dan Wakil Kepala Sekolah
(Wakasek) Bidang Kurikulum. Kedua bagian ini memiliki sistem pengelolaan
informasi yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan kepala sekolah
dalam pengambilan keputusan.
Penulis mengamati bagaimana sistem informasi manajemen di SMP
Islam Al-Falaah berperan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.
Hasil dari pengamatan tersebut penulis menemukan bahwa unit TU SMP
Islam Al-Falaah tidak menggunakan SOP dan pedoman dalam melaksanakan
proses administrasi sekolah. Dalam pelaksanaanya, TU SMP Islam Al-Falaah
menjalankan segala aktivitas keadministrasiannya berdasarkan arahan
langsung dari atasannya.
Kemudian, dalam menjalin hubungan dengan pihak eskternal, misalnya
orang tua murid, sekolah menggunakan sarana surat. Sedangkan pihak
eksternal yang lebih luas lagi dalam hal ini masyarakat, sekolah menggunakan
website untuk memberikan informasi yang ada di sekolah misalnya info
penerimaan peserda didik baru (PPDB).
Selain itu, dalam mengumpulkan informasi pihak sekolah
memanfaatkan data-data yang berasal dari agenda kegiatan program, laporan
7
penialain program ini dapat diperoleh dari laporan yang diberikan dari
penanggung jawab program kegiatan. Sedangkan laporan tertulis dan tidak
tertulis bisa diperoleh dari masukan yang diberikan oleh murid, wali murid,
dan penanggung jawab program.
Dari penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa sistem informasi
manajemen yang berjalan di sekolah menggunakan berbagai macam alat untuk
membantu mengumpulkan, mencatat, mengolah, menganalisis, dan
menyediakan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memutuskan kebijakan apa yang akan terapkan di tahun ajaran berikutnya.
Dengan demikian terdapat berbagai sumber informasi yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah dalam proses pengambilan keputusan. Namun
dalam pelaksanaanya sumber informasi ini dipusatkan ke dalam dua bagian.
Pertama, untuk mengetahui informasi mengenai kurikulum yang
diimplementasikan di sekolah dapat diperoleh dari wakil kepala sekolah
(wakasek) bidang kurikulum. Sedangkan untuk informasi selain yang
berkenaan dengan kurikulum, misalnya informasi tentang sarana dan
prasarana, keuangan, tenaga pendidik dan kependidikan dan sebagainya
dipusatkan pada unit Tata Usaha.
Penemuan selanjutnya dari hasil pengamatan di SMP Islam Al-Falaah
ialah terkait dengan proses pengambilan keputusan kepala sekolah. Kepala
sekolah memegang posisi puncak dalam hal pengambilan keputusan. Segala
hal yang menyangkut kepentingan sekolah harus berdasarkan keputusan dari
kepala sekolah terlebih dahulu. Dalam hal pengambilan keputusan, posisi
Wakasek Bidang kurikulum dan Tata Usaha ialah sebagai penyedia informasi
di bidangnya. Sehingga sangat berperan penting bagi kepala sekolah karena
dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Namun, kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab terhadap
pihak yayasan selaku pemilik SMP Islam Al-Falaah. Salah satu tanggung
jawabnya ialah berupa laporan program kerja yang telah dilaksanakan dalam
periode satu tahun ajaran. Untuk menentukan bagaimana model
8
pihak yayasan akan melakukan pendampingan dan studi banding dalam kurun
waktu tertentu. Setelah proses itu selesai barulah diputuskan apa saja yang
harus dikembangkan dan diperbaharui dari setiap program pendidikan yang
ada begitu juga dengan hal lainnya yang menyangkut fasilitas, tenaga pendidik
dan kependidikan, kurikulum dan sebagainya.
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang ada, penulis ingin melakukan penelitian tentang “Peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan”.
Persaingan kian kompetitif di zaman teknologi ini berbagai lembaga
pendidikan tengah berlomba membangun sistem yang dapat mempercepat
proses kemajuan lembaga yang dipimpinnya.
Masyarakat juga sudah beralih kepada teknologi. Dilihat dari tingkat
pertumbuhan penduduk pun antara generasi yang berumur muda sekarang
sedikit demi sedikit tengah mengakrabkan diri dengan penggunaan teknologi.
Disini yang lebih disoroti ialah penggunaan informasi yang semakin cepat
baik dalam menghasilkan mengakses maupun menyebarkan. Sehingga hal ini
akan mengubah era informasi di mana informasi yang berkembang sudah
mencapai pada tingkat nilai informasi yang dihasilkan bukan sekedar bahwa
informasi itu ada. Informasi yang berkembang sudah pada taraf keakuratan
yang tinggi, daya analisis yang tinggi dan sebagainya.
Informasi menjadi barang berharga yang menentukan maju atau
tidaknya sekolah. Karena untuk menciptakan sekolah yang maju dilakukan
dengan perencanaan dan penggunaan startegi bersaing yang baik. Kedua hal
ini akan percuma apabila dalam proses merencanakan dan menggunakan
informasi merupakan informasi yang memiliki nilai rendah dalam arti tidak
memiliki nilai jual, daya prediksi yang baik, daya akurasi yang rendah. Maka
pada akhirnya akan menghasilkan kebijakan yang buruk. Oleh karena itu
9
menggunakan SIM. Apabila hal ini terpenuhi maka sekolah dapat melakukan
startegi peningkatan mutu sekolah.
Buktikan jika informasi mengejahwantah dalam setiap aktivitas
penyelenggaraan pendidikan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
menemukan beberapa masalah yaitu:
1. Sekolah belum memaksimalkan fungsi teknologi komputer untuk
mengelola informasi.
2. Tata Usaha tidak menggunakan SOP dan pedoman petunjuk pelaksana
kegiatan dalam mengelola data sekolah.
3. Pengambilan keputusan Kepala Sekolah dipengaruhi oleh pihak Yayasan.
4. Pengambilan keputusan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh pola pikir
pribadi.
C. Pembatasan Masalah
Secara garis besar terdapat banyak permasalahan yang berkaitan
dengan sistem informasi manajemen di sekolah dan sikap kepala sekolah
dalam mengambil keputusan, maka penulis membatasi masalah pada
1. Peranan sistem informasi manajemen pendidikan di sekolah.
2. Pengambilan keputusan Kepala Sekolah.
D. Rumusan Masalah
10
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini ialah: “untuk mengetahui
peranan sistem informasi manajemen bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.”
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan pemahaman akan pentingnya sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan sekolah dalam pencapaian
tujuan pendidikan.
2. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif pada
sekolah itu sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen
sekolah.
3. Bagi Peneliti lain
Menambah wawasan dan pengalaman serta penguatan pengetahuan
mengenai peranan sistem informasi manajemen dalam pengambilan
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Pengertian secara keseluruhan mengenai sistem informasi manajemen
pendidikan akan dapat diketahui dengan menjabarkan terlebih dahulu pengertian
sistem, informasi, manajemen, dan pendidikan. Oleh karena itu berikut ini
merupakan pemaparan pengertian dari beberapa ahli.
1.
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
a. Pengertian Sistem
Sistem secara etimologis berasal dari kata systema yang berarti adanya hubungan antara bagian atau komponen satu dengan lainnya secara teratur dan
menyeluruh. Sedangkan terminologinya menyatakan bahwa sistem adalah
kumpulan dari bagian-bagian yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.3
Lebih jelasnya kita lihat beberapa pengertian lain yang dikemukakan oleh
beberapa ahli mengenai sistem.
Helmawati berpendapat bahwa segala sesuatu yang saling berkaitan
termasuk di dalamnya data dan bagian-bagian tertentu yang dikelola maka dapat
disebut sebagai sebuah sistem. Dengan adanya pengertian ini maka pendidikan
dapat dimasukkan ke dalam sebuah sistem. Ketika di dalam sebuah pendidikan
terdapat pengelolaan suatu sistem informasi maka dapat dikatakan sebagai
subsistem. Hal ini merupakan kegunaan yang dimiliki oleh sistem informasi
manajemen untuk pihak-pihak yang mengelola pendidikan.
Selain itu untuk dapat mengidentifikasi apakah hal tertentu dapat
dikatakan sebagai sebuah subsistem maka dapat diketahui dengan menentukan
seberapa penting hal tersebut dapat perperan dalam pencapaian tujuan sistem dan
apakah hal tersebut dapat dikendalikan dalam analisis yang dilakukan terhadap
sebuah
3 Helmawati, Sistem Informasi Manajemen: Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya,
sistem. Jika tujuan sistem dapat dicapai dan ada sesuatu yang dapat dikendalikan
maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai subsistem.
Tujuan yang dimiliki oleh sebuah sistem yang ada pada ruang lingkup
pendidikan ialah mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Sistem dalam pendidikan
ialah berupa pengolahan data yang berasal dari dalam maupun dari luar
lingkungan pendidikan yang menghasilkan informasi penting bagi
keberlangsungan sistem yang ada. Dengan kata lain terdapat sistem terbuka di
mana terdapat masukan yang dikelola menjadi keluaran. 4
Secara sederhana Faisal berpendapat mengenai sistem yaitu sistem
merupakan sesuatu yang menjadi kesatuan di mana antara bagian-bagian yang ada
di dalamnya memiliki perangkat. Perangkat ini yang menghubungkan satu per
satu bagian-bagian tersebut.5
Sistem dapat dilihat dari dua bentuk yaitu abstrak dan fisik. Sebuah susunan
yang teratur berupa gagasan atau konsep yang keduanya saling ketergantungan
maka disebut sistem abstrak. Sedangkan sistem fisik merupakan mekanisme, pola,
atau tata aturan yang melibatkan benda-benda fisik yang membentuk sebuah
aktivitas tertentu contohnya catatan, aturan, prosedur, peralatan, dan petugas yang
beroperasi mencatat data, mengukur, dan menyiapkan laporan.6
James A O’Brien mendefinisikan sistem sebagai sebuah perangkat yang terdiri dari komponen yang bersangkut paut, dengan sebuah sebuah batasan,
bekerja bersama untuk mencapai sebuah kesatuan umum secara objektif dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi organisasi.7
Judith C. Simon mengatakan bahwa sistem berhubungan dengan elemen
yang bekerja bersama untuk meraih sebuah tujuan. Sebuah sistem dapat terdiri
4 Helmawati, Ibid. h. 13
5 M. Faisal, Sistem Informasi Manajemen Jaringan, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 171 6 Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Ikrar
Mandiriabadi, 1999), h. 67
7James A O’Brien and George M Marakas, Introduction to Information Systems, (New York:
dari sejumlah subsistem dan sub-subsistem. Subsistem ini adalah sistem yang
komplit namun juga bersangkut paut dan bekerja bersama dengan subsistem
lainnya untuk menyediakan sebuah sistem yang komplit.8
Agus E. Pratama menguraikan sistem sebagai kumpulan prosedur yang
bekerja secara bersama-sama dalam melakukan kegiatan dan saling berkaitan dan
berhubungan satu sama lain. Prosedur ini membuat komponen-komponen yang
ada di dalamnya dapat berjalan.9
Stair menjelaskan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen atau
komponen-komponen yang berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan-tujuan.
Elemen-elemen itu sendiri dan hubungan di antaranya menjelaskan bagaimana
mereka bekerja. Sistem mempunyai input, proses mekanis, output dan umpan balik.10
Amirin merumuskan pengertian sistem yaitu sehimpunan unsur yang
melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan
sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai kepada
tujuan maka data energi barang (benda) diolah dengan jangka waktu tertentu guna
menghasilkan informasi, energi dan/atau barang benda.11
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sistem
adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang
saling berkaitan, berinteraksi, menyusun skema dan tata cara untuk mencapai
tujuan.
8 Judith C. Simon, Introduction to Information System, (New York: The Wall Street Jounal,
2001), h. 6
9 I Putu Agus Eka Pratama, Sistem Informasi dan Implementasinya: Teori & Konsep Sistem
Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya Menggunakan Perangkat Lunak Open Source, (Bandung, Informatika Bandung, 2014), h. 7
10
Ralph M. Stair, George W. Reynolds, Information System, (USA: Course Technology, 2012), Ed. 9, h. 8
b. Pengertian Informasi
Pengertian mengenai informasi perlu kita kaji untuk mengetahui hakikat
dari sistem informasi manajemen pendidikan karena yang menjadi basis dari
konsep ini adalah informasi. Secara umum kita dapat mengartikan bahwa
informasi merupakan data yang memiliki makna dan arti hingga pada akhirnya
menjadi pengetahuan baru. Namun sebelum kita menyimpulkan definisi dari kata
informasi maka kita lihat penjabarannya dari para ahli.
Menurut Helmawati informasi adalah data yang dianalisis dengan cara yang
bermakna akan memberikan manfaat bagi pengguna data tersebut. Data dapat
menjadi sebuah pengetahuan untuk dapat melakukan perencanaan pengambilan
keputusan dan pengendalian lingkungan pendidikan. Hal ini dilakukan setelah
melalui tahap penyeleksian terhadap kualitas informasi sehingga dapat diperoleh
sebuah informasi yang benar-benar dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Artinya, ada sebuah usaha untuk mengolah terlebih dahulu data sebelum akhirnya
menjadi informasi dan hal yang perlu diperhatikan ialah tingkat keberartian
informasi tersebut bagi pengguna.12
Agus E. Pratama memberikan penjelasan bahwa informasi dikelola dengan
memerlukan teknologi. Teknologi yang dimaksud adalah bukan hanya sebatas
komputer melainkan alat-alat yang berguna untuk mengolah data seperti alat tulis,
mesin ketik, jaringan komputer dan sebagainya. Teknologi ini yang menghasilkan
informasi dari pengolahan data yang berasal dari satu atau berbagai sumber
hingga memiliki nilai, arti, dan manfaat.13
Sebagaimana dengan pendapat dari tokoh lain, Gordon B. Davis juga
mengungkapkan bahwa informasi memiliki manfaat dan arti bagi pihak yang
menerimanya. Namun, ia menambahkan bahwa terdapat dimensi waktu terkait
manfaat yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat durasi atau jangka
waktu dari manfaat yang dihasilkan, yakni waktu sekarang atau saat ini dan waktu
mendatang. Manfaat tersebut dikaitkan dengan pengambilan keputusan.14
Faisal berpendapat bahwa informasi merupakan sebuah representasi dunia
nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pembeli,
pelanggan), barang (hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan lain-lain) yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau
kombinasinya.15
Stair mengungkapkan bahwa informasi adalah sebuah koleksi yang terdiri
dari fakta yang terorganisir dan terproses sehingga menambah nilai di luar dari
nilai fakta individual. Proses transformasi data menjadi informasi dibutuhkan
penerapan pengetahuan dengan cara memilih mengorganisasikan dan
memanipulasi. Data terdiri dari alphanumeric (numbers, letters, and other characters), image (graphic images and pictures), audio (sound, noise, or tones),
dan video (moving images or pictures).16
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diolah dengan cara pencatatan, pengklasifikasian, pengorganisasian, dan
dianalisis hingga menghasilkan arti, makna dan pengetahuan.
c. Pengertian Manajemen
Secara singkat manajemen diartikan sebagai sebuah seni dalam mengatur.
Anggapan ini berangkat dari fenomena dalam kehidupan kita sehari-hari yang
tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen. Semua kegiatan yang kita lakukan
baik secara pribadi maupun secara terorganisir membutuhkan manajemen.
Adapun pengertian menurut beberapa ahli sebagai berikut.
Usman menjelaskan bahwa manajemen dalam pengertian yang luas
merupakan kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
14 Davis, Op. cit., h. 3
15
Faisal, Ibid., h. 171
16
Sedangkan pengertian dalam arti sempit yaitu manajemen sekolah/madrasah di
mana terdapat kegiatan yang lebih banyak yaitu perencanaan, pelaksanaan,
kepemimpinan, pengawasan, evaluasi, dan sistem informasi yang seluruhnya
dijalankan di sekolah/madrasah.17
Robbins menjabarkan manajemen sebagai proses memperoleh sesuatu
pekerjaan secara efektif dan efisien melalui kerja sama dengan pihak lain. Efisien
berarti melakukan pekerjaan secara benar yang mana menunjukkan kepada
hubungan antara masukan dan keluaran dengan penggunaan sumber biaya
sekecil-kecilnya. Sedangkan efektif berarti melakukan suatu pekerjaan dengan benar yang
mengarah kepada pencapaian tujuan.18
Terry menjelaskan manajemen mencakup kegiatan pencapaian tujuan yang
dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik
melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Segala sesuatu
diupayakan agar tidak berjalan seorang diri saja melainkan usaha-usaha kelompok
yang berjalan secara efektif.19
Rue mendefinisikan manajemen adalah proses memutuskan bagaimana
sebaiknya menggunakan sumber daya bisnis yang terdiri dari pekerja, peralatan,
dan uang untuk memproduksi pelayanan yang baik. Manajemen merupakan
sebuah kerangka kerja yang meliputi pengoordinasian sebuah sumber daya
organisasi.20
Dengan demikian, penulis menyimpulkan pengertian manajemen yaitu
serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, dan pengevaluasian terhadap sumber daya yang tersedia untuk
mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
17 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 6
18 Stephen P. Robbins and David A. DeCenzo, Fundamentals of Mnagement: Essential
Concepts and Applications, (New York: Pearson Prentice Hall, 2008), Ed. 6 h. 6
19 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 9 20 Leslie W Rue, et all., Management: Skills and Application, (New York: McGraw-Hill
d. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sistem
informasi dan manajemen. Keduanya saling bersinergi dalam proses yang
dijalankannya. Helmawati mengungkapkan bahwa manajemen membutuhkan
sistem informasi untuk mendukung proses manajemen mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.
Manajemen yang terdiri dari serangkaian proses membutuhkan informasi.
Proses perencanaan (planning) membutuhkan informasi agar rencana yang telah ditetapkan relevan dengan sumber daya yang ada. Pada proses pengorganisasian
(organizing) terdapat arus informasi ketika terjadi pengalokasian pekerjaan, wewenang, dan sumber daya antar anggota organisasi. Selanjutnya dalam
kegiatan memimpin (actuating) terdapat proses mengarahkan dan memengaruhi seluruh anggota yang ada pada sebuah organisasi. Tentunya pemimpin harus
mengetahui data dan informasi terkait kemampuan para anggotanya agar dapat
diarahkan dengan baik. Begitu juga dengan pengendalian (controlling) seorang pemimpin atau manajer yang ingin mengetahui apakah aktivitas yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya atau tidak maka digunakan
informasi yang dapat menggambarkan hal tersebut.
Peran informasi menjadi sangat urgen ketika manajemen sedang
menghadapi persoalan yang besar dan rumit. Untuk mengantisipasi hal tersebut
maka perlu adanya rancangan sistem informasi. Apalagi ketika manajemen harus
mengolah data dalam jumlah yang besar dan terdapat perhitungan yang rumit
maka penggunaan komputer menjadi pilihan yang tepat.
Komputer sendiri merupakan sebuah sistem karena ia terdiri dari beberapa
komponen. Komputer terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, prosedur,
data, dan orang. Namun, bukan berarti penggunaan komputer ini merupakan awal
dari lahirnya sistem informasi manajemen. Jauh sebelum adanya komputer, sistem
informasi manajemen sebenarnya sudah diterapkan oleh setiap organisasi. Sejak
Meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pencatatan dan penyimpanan
transkrip pada bagan yang ditulis dengan tangan oleh staf kantor merupakan salah
satunya.
Namun, seiring kemajuan teknologi pesat dan tuntutan akan
perkembangan manajemen yang semakin dinamis maka digunakanlah komputer.
Ha ini disebabkan karena manajemen membutuhkan pengolahan data dalam
jumlah yang besar secara rutin disertai dengan sistem penyimpanannya. Selain itu
terdapat tugas dan aktivitas yang berulang dan ada kebutuhan untuk melakukan
perhitungan yang rumit. Sehingga dengan penggunaan komputer sebagai sebagai
sebuah sistem maka seluruh anggota organisasi dapat terbantu dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam menggunakan informasi.21
Judith C. Simon mengartikan sistem informasi sebagai
komponen-komponen yang terdiri dari teknologi informasi, manusia, dan prosedur yang
bekerja bersama untuk menyediakan informasi yang layak dalam format yang
sesuai kapan pun dibutuhkan.22
Menurut Agus E. Pratama sistem informasi merupakan gabungan dari
perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM) yang saling berkaitan dalam mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat melalui penciptaan sebuah sistem. Selain penggunaan
komputer, manusia juga turut menjadi bagian dari sistem ini. Manusia
menggunakan seluruh ide, pemikiran, dan perhitungan dalam menggunakan
komputer yang di dalamnya terdapat software dan hardware. Selain itu terdapat pula proses perencanaan, kontrol, koordinasi, dan pengambilan keputusan. Oleh
karena itu sistem informasi dinamakan juga sistem kompleks.23
Menurut Gordon B. Davis sistem informasi memadukan antara manusia
dengan perangkat lainnya. Perpaduan ini menghasilkan informasi yang
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.24
Anwar menekankan konsep sistem informasi manajemen kepada integrasi
antara sistem beserta komponen-komponennya atau disebut subsistem. Sistem
dan subsistem yang terintegrasi menghasilkan informasi yang konsisten, akurat,
dan ekonomis.25
Sistem informasi manajemen berdasarkan pendapat Faisal merupakan
jaringan prosedur data yang dikembangkan dalam suatu sistem secara terpadu
dengan maksud memberikan informasi baik intern dan ekstern kepada manajemen
sebagai dasar pengambilan keputusan.26
Haag menyatakan sistem informasi manajemen berhubungan dengan
perencanaan, pembangunan, manajemen, dan penggunaan teknologi informasi
sebagai alat untuk membantu manusia mengerjakan semua tugas yang berkaitan
dengan pemrosesan informasi dan manajemen.27
Sistem informasi menurut Stair adalah seperangkat hubungan dari
komponen-komponen yang mengoleksi, memanipulasi, menyimpan, dan
mendiseminasikan data dan informasi dan menyediakan sebuah timbal balik
secara mekanik sehingga bersifat objektif.28
Amirin mendefinisikan sistem informasi manajemen merupakan
sekumpulan orang, seperangkat pedoman, dan alat perlengkapan pengolah data
(sekumpulan unsur) memilih, menyimpan, mengolah, dan memanggil kembali.
sistem informasi manajemen dapat mengurangi ketidakpastian di dalam
pembuatan keputusan. SIM menghasilkan atau memberikan informasi
bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut tidak mempergunakan
24 Davis, op. cit., h. 3
25
M. Idochi Anwar, Pengembangan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), h. 5
26 Faisal, Ibid,, h. 172 27
Stephen Haag, Maeve Cummings., Management Information Systems: For The Information Age, (New York: McGraw-Hill, 2008), Ed. 7, h. 6
seefisien-seefisiennya (menghasilkan/memberikan informasi pada saat
diperlukan).29
McLeod mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang
memiliki kebutuhan serupa di mana informasi tersebut menjelaskan perusahaan
dilihat dari apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa
yang kemungkinan akan terjadi di masa depan.30
Indrayani khususkan pengertian sistem informasi manajemen ke dalam
aspek bisnis dengan sistem online. Menurutnya sistem informasi manajemen melayani fungsi level manajemen di organisasi, memberikan laporan kepada
manajemen, menyediakan fasilitas akses secara online dan menyajikan informasi kinerja organisasi dan catatan-catatan historisnya. SIM tergantung pada data-data
yang berasal dari sistem pemrosesan transaksi sebagai inputnya. Hasilnya digunakan untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan pada
level manajemen.31
Pengertian sistem informasi manajemen telah diuraikan di atas
berdasarkan teori dari beberapa ahli. Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan
sistem informasi manajemen ialah serangkaian komponen yang terdiri dari
manusia, teknologi informasi, seperangkat cara atau skema yang bekerja sama
mengolah data menjadi informasi.
29
Amirin, Ibid, h. 11
30 Raymond McLeod, dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), Ed. 10, h. 12
31 Evi Indrayani dan Humdiana, Sistem Informasi Manajemen: Mempersiapkan Pekerja
e. Komponen Sistem Informasi Manajemen
Komponen-komponen sistem informasi manajemen dapat bekerja sama
untuk melakukan kegiatan penyediaan informasi dengan format yang layak pada
waktu yang tepat sesuai yang diungkapkan oleh Judith C. Simon. Adapun
komponen sistem informasi tersebut terdiri dari :
1. Manusia
Manusia dapat menggerakkan komponen-komponen lain yang ada di
sistem seperti perangkat keras, perangkat lunak / software, prosedur pengoperasian dan sebagainya.
2. Prosedur
Prosedur digunakan untuk memberikan petunjuk bagaimana seharusnya
manusia menjalankan sistem informasi. Prosedur ini juga digunakan manusia
untuk mengoperasikan perangkat keras melalui software yang dimiliki. 3. Hardware
Hardware merupakan peralatan fisik berupa komputer. Komputer dijalankan menggunakan sistem angka binari. Di era digital ini bentuk komputer
sudah semakin bervariasi sesuai kebutuhan menjalankan manajemen.
4. Software
Software merupakan istilah yang digunakan untuk instruksi yang dimiliki sebuah hardware. Instruksi ini disebut juga program. Software terdiri dari sistem
operasi dan program aplikasi. Software memberikan perintah untuk menjalankan
hardware.
5. Data
Data merupakan istilah yang mengarahkan kepada fakta dari sebuah topik
tertentu. Data dapat diubah menjadi informasi yang berharga. Data dapat berupa
rekaman, dokumen, lembar catatan.32
Sedangkan dalam paper Sarma Fuad sebagaimana yang dikutip oleh Agus E. Pratama, sistem informasi terdapat komponen-komponen yang memiliki fungsi
dan tugas masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain.
Komponen-komponen tersebut terdiri dari tujuh poin yaitu :
1. Input (masukan)
Komponen ini menerima data yang berasal dari sebuah sumber dan telah
diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan manfaat. Data yang diterima
berupa data internal dan eksternal. Data ini bersumber baik dari dalam organisasi
maupun dari luar organisasi.
2. Output (Keluaran)
Data yang telah dimasukkan ke dalam komponen input selanjutnya akan disajikan oleh komponen output kepada pengguna sistem informasi. Hasil ini merupakan akhir dari proses pengolahan komponen sistem informasi. Data yang
dihasilkan sesuai dengan data yang telah di-input dan fungsionalitas dari sistem informasi tertentu.
3. Software (Perangkat Lunak)
Komponen ini membantu dalam mengolah data, menyajikan informasi,
menghitung data, dan lain-lain dalam sebuah sistem informasi. Komponen
perangkat lunak terdiri dari sistem operasi, aplikasi, dan driver baik yang
digunakan dalam komputer server dan client maupun sistem operasional yang diterapkan dalam manajemen sistem informasi.
4. Hardware (Perangkat Keras)
Perangkat dalam komponen ini terdiri dari komputer dengan berbagai
jenisnya termasuk perangkat pelengkapnya seperti hub, switch, dan router. Termasuk juga komputer yang digunakan oleh server maupun client. Perangkat ini berperan sebagai media dalam sistem informasi.
5. Database (Basis Data)
Basis data berguna dalam penyimpanan, pengolahan, dan penyajian data
[image:32.595.107.514.226.622.2]dan informasi. Semua data dan informasi disimpan ke dalam satu atau beberapa
6. Kontrol dan Prosedur
Kontrol dan prosedur dapat menjadi satu komponen dalam
implementasinya. Komponen ini terdiri dari segala prosedur dan aturan yang
berlaku serta proses pembuatan keputusan pada sebuah sistem. Dengan adanya
komponen kontrol dan prosedur membuat sistem informasi dapat terhindar dari
ancaman dan gangguan yang berpotensi timbul selama menjalankan sistem
informasi.
7. Teknologi dan Jaringan Komputer
Komponen ini berfungsi dalam mengatur komponen lainnya yaitu
software, hardware, database, kontrol dan prosedur. Komponen ini
memungkinkan banyak pengguna dapat terhubung dengan sistem informasi
melalui jaringan yang ada seperti kabel jaringan dan wireless. Jaringan komputer dapat dibentuk menjadi jaringan lokal (private) atau pun jaringan internet (public) sesuai kebutuhan, biaya, kebijakan, situasi, dan kondisi yang ada. Dengan begitu,
sistem dapat berjalan dengan baik.33
Stair juga menjabarkan komponen yang menyusun sistem informasi
manajemen yaitu :
1. Input
Input adalah aktivitas pengumpulan dan menangkap data mentah. 2. Proses
Proses berarti mengubah atau mentransformasikan data ke dalam hasil
yang berguna. Pemrosesan dapat melibatkan pemakaian hitung-hitungan,
membandingkan data dan mengambil alternatif, aksi, dan penyimpanan data untuk
digunakan pada masa depan. Pemrosesan dapat diselesaikan secara manual atau
dengan menggunakan bantuan komputer.
3. Output
Output melibatkan aktivitas memproduksi informasi berharga, biasanya
dalam bentuk format dokumen dan laporan.
4. Feedback
Feedback atau umpan balik adalah informasi dari sistem yang digunakan untuk membuat perubahan pada input atau aktivitas pemrosesan.34
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tentang komponen-komponen
sistem informasi manajemen pendidikan, maka penulis menyimpulkan terdapat
lima komponen penyusun sistem informasi manajemen yaitu manusia, prosedur,
hardware, software dan data.
f. Jenis-jenis Sistem Informasi Manajemen
Davis memandang terdapat dua jenis sistem berdasarkan klasifikasinya
yaitu sistem tertutup dan terbuka.
1. Sistem Tertutup
Sebuah sistem yang tidak terdapat kemungkinan bertukar materi,
informasi, atau energi dengan lingkungannya disebut sistem tertutup. Sistem
seperti ini akan melemah atau bercerai - berai. Namun apabila terdapat
kemungkinan untuk saling bertukar materi, informasi, atau energi dengan
lingkungannya maka dikatakan sistem terbuka. Hal ini dapat dikatakan sebagai
kondisi yang relatif terisolasi karena tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik.
2. Sistem Terbuka
Informasi, materi, atau energi di dalam sistem terbuka saling bertukar yang
meliputi masukan yang acak dan tak tentu. Dalam meneruskan eksistensinya,
sistem terbuka pada suatu organisasi terdapat kecenderungan untuk bersifat
adaptif terhadap lingkungan yang memiliki perubahan. Bentuk adaptasinya berupa
usaha untuk mengubah dan mengorganisasikan diri sebagai tanggapan atas
perubahan keadaan.
Di antara sistem tertutup dan terbuka ada sistem relatif tertutup menerima
masukan yang telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan
keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya.35
34 Ralph M. Stair, George W. Reynolds, Information System, (USA: Course Technology,
2012), Ed. 9, h. 11
35
Jenis SIM menurut Eti terdiri dari tiga jenis yaitu intranet, internet, dan
ekstranet. Sistem ini merupakan teknologi berbasis elektronik yang dapat
memberikan berbagai jenis pelayanan. Sistem ini bisa digunakan untuk lembaga
pendidikan yang ingin menerapkan sistem antarorganisasi (Inter Organizational System/IOS). Hal ini terkait dengan fenomena persaingan di antara lembaga pendidikan yang mana membutuhkan sistem informasi yang lebih efektif dan
efisien serta praktis. Adapun ketiga jenis sistem tersebut ialah sebagai berikut :
1. Intranet.
Sistem jenis ini dapat menghubungkan dua jaringan kantor yang terpisah
secara geografis. Dengan sistem ini lembaga pendidikan dapat mendirikan
cabang atau unit manajemen di wilayah tertentu dan tetap dapat menjalin
hubungan komunikasi.
2. Internet.
Sistem jaringan ini bersifat publik. Semua khalayak dapat mengakses
informasi yang disajikan oleh penyedia informasi. Sehingga membantu calon
peserta didik dalam menjalin hubungan komunikasi dengan sekolah. Begitu juga
dengan masyarakat yang ingin mengetahui informasi seputar kualitas sekolah.
3. Ekstranet.
Ekstranet bersifat hubungan keluar. Sistem jaringan ini berfungsi dalam
menjalin hubungan antar lembaga pendidikan dan lembaga penunjangnya.
Ekstranet membuat lingkup sistem informasi menjadi semakin luas.36
g. Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Manajemen memiliki fungsi untuk mengendalikan. Untuk menjalankan
fungsi ini dengan baik sehingga proses koordinasi dan pengarahan menjadi efektif
maka diperlukan sistem informasi. Adapun manfaat sistem informasi terkait
dengan pengendalian manajemen menurut Syopiansyah ialah :
1. Penghematan waktu (time saving). 2. Penghematan biaya (cost saving).
36 Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
3. Peningkatan efektivitas (effecitiveness).
4. Pengembangan teknologi (technology development). 5. Pengembangan personel (staff development).37
Eti Rochaety berpendapat bahwa SIM Pendidikan tidak hanya bermanfaat
bagi para pengambil keputusan bidang pendidikan, tetapi juga bermanfaat bagi
masyarakat.38 Menurutnya, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berada di
lingkup masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam menjaga kualitas dari
proses operasional lembaga pendidikan. Karena masyarakat sebagai subsistem
menjadi control society atas penyelenggaraan kegiatan yang sekolah lakukan. Ini merupakan manfaat SIM Pendidikan dalam perspektif masyarakat. Oleh karena
itu sekolah juga harus mempertimbangkan tuntutan yang diinginkan masyarakat
dan tuntutan itu dapat dibantu dengan memanfaatkan SIM Pendidikan.
h. Sistem Informasi Manajemen Fungsional
Menurut Judith C. Simon dalam sebuah organisasi terdapat bagian
mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian-bagian ini membantu manajer dalam
menggunakan sistem informasi manajemen untuk membuat keputusan. Adapun
sistem informasi fungsional dalam manajemen sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia adalah fungsi organisasi yang
mengatur perekrutan dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah organisasi.
Fungsi organisasi ini juga mengatur tentang pemberian kompensasi,
pengembangan, dan evaluasi kerja pegawai.
2. Sistem Informasi Keuangan / Finansial
Sistem informasi keuangan berfungsi dalam menyediakan data terkait
pendapatan dan pengeluaran. Selain itu juga mengatur perencanaan keuangan,
investasi, dan pembiayaan sebuah kegiatan. Sistem ini mencatat transaksi yang
37Syopiansyah Jaya Putra dan A’ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.77
terjadi dan menganalisis data tersebut hingga menjadi informasi berharga bagi
organisasi.
3. Sistem Informasi Pemasaran / Penjualan
Sistem informasi pemasaran digunakan dalam menjual produk dan jasa.
Sistem ini melakukan kegiatan berupa studi kelayakan pemasaran, menganalisis
kemampuan produk, mengatur pemesanan, dan menjaga hubungan baik dengan
pelanggan.
4. Sistem Informasi Produksi / Operasi
Sistem informasi produksi berfungsi membantu organisasi dalam
memutuskan aktivitas produksi. Sistem ini berusaha untuk memberikan metode
dalam mengubah sebuah produk menjadi bernilai. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang dan jasa.39
Lain halnya dengan sistem informasi manajemen fungsional menurut Eti.
Ia mengungkapkannya dalam praktek lembaga pendidikan. Adapun sistem
tersebut ialah :
1. Sistem informasi manajemen keuangan
Sistem informasi manajemen keuangan memiliki sistem pencatatan yang
disebut akuntansi. Sistem ini menyajikan neraca, laporan rugi laba, dan laporan
perubahan modal sebagai informasi yang dibutuhkan manajer. Akuntansi sendiri
memiliki arti sebagai proses mencatat, menggolongkan, meringkas peristiwa dan
kejadian yang menyangkut transaksi keuangan. Dengan adanya sistem ini maka
lembaga pendidikan dapat mengetahui posisi keuangan dan besarnya biaya yang
keluar dalam rangka menjalankan kegiatan-kegiatan sekolah.
2. Sistem informasi manajemen operasi
Sekolah sebagai lembaga pendidikan membutuhkan sebuah proses
pengolahan yang dapat menciptakan output berupa lulusan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah manajemen pengoperasian yang bekerja secara sistematis
dalam memproses input berupa kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan,
sarana dan prasarana, peserta didik, dan sebagainya. Sistem informasi manajemen
operasi dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada pada proses
pengubahan input menjadi output yang diharapkan. Dengan begitu sekolah dapat menyajikan jasa pendidikan yang berkualitas.
3. Sistem informasi manajemen pemasaran
Perkembangan lembaga pendidikan saat ini mengalami persaingan yang
sangat ketat. Terdapat banyak sekali lembaga pendidikan yang tumbuh dan
menawarkan beragam jasa pendidikan yang berkualitas. Agar dapat bersaing,
sebuah lembaga pendidikan membutuhkan sistem yang dapat menganalisis pola
persaingan yang sedang terjadi. Untuk itu dibutuhkan sistem informasi
manajemen pendidikan yang dapat menyajikan dan mengatur arus informasi
dalam memasarkan jasa pendidikan sehingga dapat menyediakan jasa yang sesuai
dengan keinginan para pengguna jasa pendidikan.
4. Sistem informasi manajemen sumber daya manusia
Lembaga pendidikan berusaha untuk menciptakan program-program
unggulan dalam mencapai tujuan pendidikan. Program-program tersebut harus
dibarengi dengan sumber daya manusia yang kompeten dan mumpuni. Selain itu
juga diperlukan usaha mengembangkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini
dapat diupayakan dengan merancang sistem informasi manajemen sumber daya
manusia. Sistem ini mampu menyediakan data yang menggambarkan keadaan
tentang tenaga pendidik dan kependidikan mulai dari jumlah, kondisi, status masa
kerja, kompensasi, keahlian yang dimiliki dan sebagainya.40
2.
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara
dua bidang kajian yaitu sistem informasi manajemen (SIM) dan pendidikan.
Sistem informasi manajemen merupakan bagian dari ilmu manajemen. Sedangkan
konsep pendidikan sendiri sebenarnya masih luas. Namun, penulis membatasi
pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan formal atau sekolah.
Pemahaman Rochaety terkait konsep sistem informasi manajemen
pendidikan tidak terlepas dari era baru yang sedang berkembang. Era ini
mempengaruhi dunia pendidikan dalam membentuk pola pergerakan lembaga
pendidikan. Penggunaan komputer merupakan ciri utama dari sistem informasi
manajemen yang diterapkan.
Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi kepala sekolah dalam
menjalankan organisasi. Hal ini tidak terlepas dari fenomena ledakan informasi
pada era ini. Era di mana informasi berkembang begitu pesat dengan dukungan
teknologi. Fenomena ini berdampak baik pada kinerja lembaga pendidikan.
Menurutnya penggunaan sistem informasi manajemen pendidikan
merupakan tuntutan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan yang dipimpin. Hal ini terkait dengan pemahaman bahwa sekolah
merupakan organisasi yang memiliki orientasi sosial dan bisnis. Akibatnya
lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keunggulan dalam bersaing agar
menjadi pilihan bagi para pengguna jasa pendidikan di samping juga harus
meningkatkan kualitas pendidikan yang ditawarkan.
Hal ini bisa dipahami sebagai sesuatu yang saling menguntungkan. Di
saat sekolah berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermanfaat bagi
masyarakat maka orientasi yang mengarah kepada bisnis dapat menunjang dari
segi pembiayaan. Dengan orientasi bisnis, sekolah dapat membangun sarana dan
prasarana yang memadai. Ketika sekolah sudah memiliki fasilitas yang baik maka
dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas. Begitu juga dengan aspek lainnya
yang ada di sekolah seperti kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, dan
sebagainya.
Pada akhirnya kedua orientasi itu akan berujung pada satu hal. Baik yang
berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas pendidikan maupun yang berkaitan
dengan orientasi bisnis sama-sama membutuhkan sistem informasi manajemen.
melakukan peningkatan kelancaran informasi, kontrol kualitas, dan menjalin
komunikasi dengan berbagai pihak.41
Helmawati menuturkan konsep sistem informasi manajemen pendidikan.
Menurutnya pendidikan merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
subsistem atau komponen. Setidaknya di dalam pendidikan terdapat komponen
tujuan, program, proses dan evaluasi. Selain itu masih banyak lagi
komponen-komponen yang ada dalam pendidikan di mana satu dan yang lainnya saling
terkait.
Sistem informasi manajemen membantu setiap komponen yang ada di
lembaga pendidikan menghasilkan informasi. Sekolah tentunya memiliki tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Mengetahui tujuan tersebut merupakan sebuah
kebutuhan bagi pihak pengguna jasa pendidikan. Sedangkan bagi kepala sekolah,
informasi terkait peraturan pemerintah dan informasi lainnya dibutuhkan untuk
membuat perencanaan pendidikan untuk mencapai tujuan.
Sekolah juga memiliki kurikulum sebagai program pendidikan. Agar
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat
dan dunia kerja maka, penting untuk mengetahui paradigma dan isu kontemporer
yang sedang berkembang di masyarakat. Paradigma dan isu kontemporer tersebut
merupakan informasi yang penting untuk menyesuaikan materi-materi pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Kemudian dengan sistem informasi manajemen yang
ada, sekolah dapat memberikan informasi terkait keunggulan program pendidikan
yang dijalankan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Sistem informasi manajemen pendidikan berperan bagi kepala sekolah
untuk mengetahui apakah seluruh komponen yang ada di sekolah telah berjalan
dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Kepala sekolah dapat
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang belum mendukung pencapaian tujuan
pendidikan. Proses pengidentifikasian ini pun dapat dilakukan dengan sangat
cepat dan tepat serta akurat dengan mengandalkan sistem informasi manajemen.
Adapun sistem informasi manajemen pendidikan itu sendiri ialah suatu sistem
yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan
keputusan pada kegiatan manajemen.42
Dari uraian di atas, secara terpisah kita telah mengetahui pengertian dari
masi