• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN HANTARAN MELALUI UJI KOMPETENSI DI TEMPAT UJI KOMPETENSI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN HANTARAN MELALUI UJI KOMPETENSI DI TEMPAT UJI KOMPETENSI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

3

MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN HANTARAN

MELALUI UJI KOMPETENSI DI TEMPAT UJI KOMPETENSI

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh:

Herina Yuwati

AKADEMI KESEJAHTERAAN SOSIAL

“AKADEMI KESEJAHTERAAN KELUARGA” YOGYAKARTA

Jl. Nitikan Baru No. 69 Yogyakarta

(5)

4

Tahun 2014

MENINGKATKAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN HANTARAN MELALUI UJI KOMPETENSI DI TEMPAT UJI KOMPETENSI

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh: Herina Yuwati*

ABSTRACT

This study was aimed to find out the result of the specific competency test whether the making of bridal dowry drew the society’s attention in general and people who are interested in the making of bridal dowry given by the groom in particular.

The data were collected by using interviews, observation and the study of documentation. The population was examinees of the Competency Test of Level IU and Level II. The data analysis used non-statistical data analysis through a descriptive approach.

The study showed that the competency test of the making of bridal dowry conducted by three places of competency test drew an interesting attention from the society. This was caused as there has never been such competency test of the making of bridal dowry.

By conducting the interviews with the participants, it revealed that there has been no testing of competency tests. After administering the competency test, it is expected that the participants would be more skillful and able to increase their income by establishing up the service to organize the business of the making of bridal dowry.

Keywords: Skill of the making of bridal dowry, testing of competency test.

PENDAHULUAN

Hantaran adalah segala sesuatu yang dibentuk, ditata , dikemas, dihias untuk diberikan kepada orang lain dalam keadaan suka maupun duka (Enen Wardana; 1)

Pendidikan ketrampilan merupakan pendidikan yang tergolong praktis karena condong ke pendidikan praktek. Pendidikan ketrampilan Hantaran dapat disiapkan pada pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan non formal

(6)

5

diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LKP) atau kerjasama dinas pemerintah dengan LKP atau organisasi profesi seperti IPHI “PANCAWATI” (Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia)

Usaha pengelola tempat Uji Kompetensi untuk peningkatan atau menambah ilmu pengetahuan, wawasan wawasan dan ketrampilan dibidang hantaran yaitu dengan diselenggarakannya ujian Uji Kompetensi Hantera Level I yang disebut dengan Pembuatan Hantaran Yunior dan Level II atau Pembuat Hantaran Senior. Ketiga tempat uji kompetensi menyelenggarakan ujian uji kompetensi hantaran ini dengan tujuan agar hantaran dapat lebih dikenal lagi di masyarakat dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat yang selalu dicari, karena dalam kehidupan terdapat kebutuhan yang penting salah satunya adalah membuat hantaran pada saat lamaran.

Ujian Uji Kompetensi dapat diikuti oleh masyarakat umum, pemilik LKP atau siapapun yang berminat terhadap hantaran. Dengan mengikuti ujian Uji Kompetensi ini, peserta dapat menambah ketrampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat untuk menambah ekonomi keluarga. Ujian ini terlaksana atas kerjasama antara pengelola Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pendidikan Sleman, Dinas Pendidikan Bantul dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Hantaran di Jakarta.

Ujian Uji Kompetensi dilaksanakan di 3 tempat uji kompetensi di wilayah Propinsi DIY yaitu:

1. Tanggal 19 Agustus 2010, Uji Kompetensi Hantaran di TUk AKS “AKK” Yogyakarta, Jl. Nitikan No. 69. Peserta Level I (Pembuat Hantaran Yunior) sebanyak 10 orang. Dana swadaya peserta.

(7)

6

2. Tanggal 20 Agustus 2010, Uji Kompetensi Hantaran di TUK AKS “AKK” Yogyakarta Jl. Nitikan No. 69. Peserta Level II (Pembuat Hantaran Senior), sebanyak 8 orang. Dana swaya.

3. Tanggal 6 Oktober 2010, Uji Kompetensi Hantaran di TUK LKP Aditiara Jl. Tluki Sleman. Peserta Level I (Pembuat Hantaran Yunior), sebanyak 30, dana

dari Block grant.

4. Tanggal 6 September 2011, Uji Kompetensi Hantaran di TUK LKP Aditiara, Jl. Tuliki Sleman. Peserta Level I (Pembuat Hantaran Yunior) sebanyak 28

orang. Dana dari Block grant.

5. Tanggal 30 Januari 2011, Uji Kompetensi Hantaran di TUK SKB Bantul, Jl. Imogiri Bantul. Peserta Level I (Pembuat Hantaran Yunior) sebanyak 22

orang. Dana dari Block grant

6. Tanggal 24 Februari 2011, Uji Kompetensi Hantaran di TUK SKB Bantul, Jl. Imogiri Bantul. Peserta Level I (Pembuat Hantaran Yunior) sebanyak 12 orang.

7. Tanggal 31 Oktober 2014, Uji Kompetensi Hantaran di TUK LKP Adi Tiara, Jl. Tluki Sleman. Peserta Level I (Pembuat Hantaran Yunior) sebanyak 20 orang. Dana dari Block grant

Penyelenggara Uji Kompetensi menghadirkan para ahli antara lain:

1. Ibu Lesye Leksmono sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Hantaran (LSK) di Jakarta.

2. Dra. Maryati AMbar, MM., sebagai Sekretaris LSK Hantaran. 3. Hj. Kun Wiyandari, sebagai Penguji Uji Kompetensi Hantaran

(8)

7

4. Dra. Herina Yuwati, M.Pd., sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia “PANCAWATI” (IPHI)

5. Hadi Prawoto, S.Pd., sebagai Penilik Pendidikan Non Formal Kecamatan Mergangsan.

KAJIAN PUSTAKA

Uji Kompetensi adalah proses penilaian yang dilakukan oleh Asesor Uji Kompetensi untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik kursus dan/atau satuan pendidikan non formal lainnya atau mereka yang belajar mandiri pada suatu jenis standar kompetensi tertentu.

Dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah evaluasi akreditasi dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan. Ini berarti program evaluasi akreditasi dan sertifikasi harus memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada peserta didik dan lulusan pendidikan baik pada jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan seabgai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.

Evaluasi, akreditasi dan sertifikasi dalam sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mengandung unsure perlakuan yang sama yaitu penilaian. Evaluasi merupakan penilaian terhadap penyelenggaraan pendidikan dan akreditasi merupakan penilaian terhadap kelayakan program dan/atau satuan pendidikan,

(9)

8

sedangkan sertifikasi merupakan penilaian terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik pada setiap jenis, jenjang dan jalur pendidikan.

Berdasarkan UU dan PP tersebut, selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal Pasal 7 Ayat (1) menyatakan bahwa BAN-PNF mempunyai tugas merumuskan kebijakan operasional, melakukan sosialisasi kebijakan, dan melaksanakan akreditasi pendidikan non formal.

Untuk melayani banyaknya peserta kursus dan satuan PNF lainnya yang berminat mengikuti ujian yang berstandar nasional, perlu dilakukan transformasi (perubahan) yang fundamental dan signifikan dari Ujian Nasional ke Uji Kompetensi. Transforamsi dari Ujian Nasional Kursus ke Uji Kompetensi akan membawa implikasi perubahan peran pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan bersama Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan dan organisasi menjadi fasilisator.

Untuk melaksanakan perubahan tersebut perlu sistem dan standar operasional, dan lembaga sertifikasi yang kuat serta personil yang professional dengan program sertifikasi dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan UU No. 20 Tahun 2003, khususnya untuk sertifikasi bagi peserta didik kursus dan satuan PNF lainnya yang menyelenggarakan pendidikan ketrampilan atau pendidikan dengan kurikulum berbasis kompetensi perlu dibentuk lembaga sertifikasi kompotensi yang mandiri dan mampu melaksanakan Uji Kompetensi.

Adapun ketrampilan Hantaran untuk diujikan dalam Uji Kompetensi ada tingkatannya yaitu:

(10)

9 Materi Teori:

 Bimbingan konsumen

 Kesehatan keselamatan kerja  Desain dan warna

 Menyiapkan alat dan bahan  Membuat asesoris

 Membuat tanda panitia

 Membungkus kado beraturan dan tidak beraturan  Membuat suvenir sesuai kesempatan

 Merapikan tempat kerja

 Menyimpan peralatan hantaran Materi Praktek:

 Menyiapkan alat dan bahan

 Menata tempat peralatan dan bahan pembuat hantaran  Membuat asesoris hantaran

 Membuat tanda panitia

 Membungkus kado beraturan dan tidak beraturan  Membuat souvenir sesuai kesempatan

 Merapikan tempat kerja

 Menyimpan peralatan hantaran

2. Level II / Pembuat Hantaran Senioar (Enen Wardana; 4) Materi Teori:

 Bimbingan konsumen  Komunikasi

(11)

10  Tenaga kerja

 Alat dan bahan  Aksesoris

 Menghias buku tamu tekstil

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas tanpa wadah  Menghias wadah

 Menata dan menghias buah dan bunga  Menata parcel

 Membentuk tekstil tanpa potong dan dikemas dengan wadah  Membuat hantaran duka cita

 Menghias kotak perhiasan / kotak uang Materi Praktek:

 Menghias buku tamu

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas tanpa wadah  Menghias wadah

 Menata dan menghias hantaran buah dan bunga  Menata parsel

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas dengan wadah  Membuat hantaran duka cita.

 Menghias kotak perhiasan / kotak uang 3. Level II / Pembuat Hantaran Profesional

Materi Teori:  Kerja sama  Mengelola

(12)

11

 Menata hantaran makanan pengantin daerah secara tradisional

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas dengan wadah secara tradisional

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas dengan wadah secara modifikasi

 Menata dan mengemas hantaran mas kawin/mahar  Membuat cinderamata khas daerah.

 Materi praktek: menata hantaran makanan pengantin daerah secara tradisional sampai dengan membuat cindera mata khas daerah.

CARA PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Metode analisa yang digunakan adalah metode diskripsi. Analisa data yang dipergunakan adalah analisa data non statistik dengan pola berfikir deskriptif.

Adapun uraian mengenai Pembuat Hantaran Yunior / Level I adalah sebagai berikut:

Waktu yang diperlukan untuk ujian Level I adalah 210 menit meliputi 60 menit untuk ujian teori dan 150 menit untuk ujian praktek.

Adapun materianya sebagai berikut: 1. Menyiapkan Alat dan Bahan

Bahan dan alat hantaran harus disiapkan terlebih dahulu.

Bahan yang dipergunakan adalah pita jepang, pita katun, pita jersey, renda air, biji-bijian, daun lontar, manik-manik, kertas kado, plastic transparan, kertas emas, bahan tile, gantungan kunci, gabus.

(13)

12

Alat yang digunakan antara lain: staples, isi staples, kuter, isolasi bolak-balik, isolasi bening, lem tembak, tembakan, jarum jahit, benang jahit, gunting, jarum pentul, peniti bros, senar, kawat bros.

2. Menata tempat peralatan dan bahan pembuat hantaran, serta mudah dalam pengambilannya.

Alat ditata pada baki agar rapi, bahan untuk hantaran disiapkan agar dalam pembuatannya enak dan sedap dipandang.

3. Membuat asesoris hantaran 3 buah dengan bahan yang berbeda (tidak diundi) Asesoris ini dibuat dengan bahan yang berbeda dan disesuaikan dengan bungkus kado beraturan dan tidak beraturan yang telah diundi sebelumnya.

Bentuk asesoris boleh bintang lima, bunga tulip, bunga krisan, pita bertumpuk dan lain-lain dari bahan pita jepang, pita jersey, pita katun, dsb.

4. Membuat tanda panitia 2 buah dari bahan yang berbeda (tidak diundi)

Tanda panitia ini dibuat dari bahan yang berbeda bisa berbentuk bros, peniti, dll. Prinsipnya bagian bawah (sebaliknya) diberi peniti atau kaitan untuk menyematkan di baju. Bahan yang digunakan manik-manik, daun lontar, biji-bijian, pita jersey, renda, dll.

5. Membungkus kado beraturan dan tidak beraturan (di undi)

Kado berarturan macamnya antara lain: segi empat, segi tiga, segi enam, segi empat panjang, bentuk bulat, bentuk bundar, bentuk silinder, segi tiga sama kaki, segi lima, segi delapan, dll. Dibungkus dengan bahan kertas (kado, klobot,dll). Kado tidak beraturan macamnya antara lain: botol, bunga, payung bertangkai, pot bunga, alat rumah tangga, boneka, tas, patung, sepatu, guci, dll. Dibungkus dengan plastik transparan, tile, kain kaca, krep, dll.

(14)

13

Pembuatan asesoris 3 macam tersebut di atas harus sesuai dengan kado beraturan maupun tidak beraturan, kalau bahan pembungkus dari kain maka asesoris harus dari kain, kalau pembungkus dari kertas maka asesoris dari pita jepang.

6. Membuat 2 buah suvernir sesuai kesempatan (di undi)

Yang dimaksud dengan sesuai kesempatan adalah pada hari-hari penting, misalnya:

 Suvernir ulang tahun anak perempuan berupa jepit rambut, bando, anting, gantungan kunci, dompet, bros, pensil hias.

 Suvernir ulang tahun anak laki-laki berupa dompet, tempat pensil, tempat HP, dll.

 Suvernir ulang tahun Bapak berupa dompet, tempat sabuk, tempat HP.

 Suvernir ulang tahun ibu berupa dompet, tempat tisu, tempat kosmetik, kalung, bros, tusuk kondel, dll.

 Suvernir untuk perkawinan berupa gantungan kunci dari manik-manik, woll, perca kain,dll. Berupa bros dari berbagai macam bahan, dompet, tempat HP, pensil hias.

 Suvernir untuk melahirkan berupa handuk dibuat bentuk macam-macam lipat melipat (ular, kelinci, ayam, bebek, dll), peralatan mandi bayi, baju bayi, dll.  Suvernir duka cita berupa tasbih, buku yasin, jilbab, dll.

Dapat dilihat dari materi Level I saja mulai pembuatan asesori, tanda panitia, membungkus kado bentuk beraturan dan tidak beraturan, membuat suvernir, jika peserta didik trampil maka dia bisa berbisnis malalui ini.

(15)

14

Sedang uraian mengenai Pembuat Hantaran Senior/ Level II adalah sebagai berikut:

Waktu yang diperlukan untuk ujian Level I adalah …… menit meliputi …….. menit untuk ujian teori dan ……. menit untuk ujian praktek.

Adapun materinya sebagai berikut:

 Menghias buku tamu. Buku tamu yang sudah ada bagian depan dan belakangnya diberi tutup/dilapisi dengan kain seperti nyamaki buku, dan diberi hiasan atau asesori agar kelihatan bagus.

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas tanpa wadah (bentuk udang, ular, kura-kura, kipas, perahu, bunga dari selendang, ikan, tas, kupu-kupu dan cumi-cumi) diundi.

 Menghias wadah (bentuk segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi delapan, bulat, jantung, hati, persegi panjang, dsb) diundi.

 Menata dan menghias hantaran buah dan bunga

 Menata parcel (parcel makanan kemasan, alat rumah tangga, pecah belah, linen rumah tangga, bumbu dapur, perlengkapan wanita, alat tulis/ketrampilan, alat mandi, makanan kaleng, kosmetik, dsb) diundi.

 Membentuk seni lipat tekstil tanpa potong dikemas dengan wadah (bentuk burung, merak, bebek, penguin, kelinci, gajah, kodok, merpati, musang, panda, ubur-ubur) diundi.

 Membuat hantaran duka cita (berupa bunga tabur, buku yasin, jilbab, dll salah satu diantaranya membuatnya)

(16)

15  Menghias kotak perhiasan/kotak uang.

(17)

16 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada dasarnya hantaran dan perlengkapan sudah ada sejak zaman dahulu. Hanya pada saat itu penataannya hanya dilipat begitu saja, tetapi seiring dengan kemajuan zaman maka barang yang tadinya hanya dilipat saja kemudian berubah dengan dibentuk sesuatu benda atau binatang tanpa bahan itu dipotong. Maksud pembentukan ini hanya untuk memperindah bentuk semula. Dan diharapkan dari peserta dengan mengikuti Uji Kompetensi akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk menata hantaran serta masyarakat pada umum.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ujian Uji Kompetensi Hantaran yang diselenggarakan oleh ketiga tempat Uji Kompetensi mendapat perhatian yang cukup menarik dari masyarakat. Cukup antusiasnya masyarakat untuk mengikuti karena belum pernah ada ujian Uji Kompetensi.

Setelah mengikuti Uji Kompetensi apa manfaatnya bagi peserta? Manfaat mengikuti Uji Kompetensi Hantaran adalah sebagai berikut:

1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai macam-macam hantaran yang ada.

2. Dapat menambah penghasilkan keluarga dengan menerima penataan hantaran. 3. Dapat memanfaatkan ilmu yang dipunyai untuk masyarakat sebagai pengguna. Manfaat Hantaran bagi dunia pendidikan adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan

2. Menambah bermacam-macam materi hantaran yang harus dipelajari.

3. Menambah jenis Uji Kompetensi ketrampilan yang semula hanya sedikit menjadi banyak.

(18)

17 KESIMPULAN

Ada bermacam-macam hantaran sesuai dengan daerah masing-masing. Hantaran pada zaman dahulu penataannya hanya dilipat begitu saja, sekarang seiring dengan kemajuan zaman barang hantaran tersebut sudah ditata dan dibuat sesuatu bentuk untuk memperindah bentuk semula. Tentu saja semua bentuk yang dibuat bermakna baik. Seiring dengan perkembangan zaman hantaran tidak lagi hanya sekedar ketrampilan saja tetapi hantaran dapat juga dikembangkan menjadi suatu ilmu yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka sekarang sudah ada Uji Kompetensi untuk bidang ketrampilan hantaran yang terbagi menjadi Level I (Pembuat Hantaran Yunir), Level II (Pembuat Hantaran Senior), Level III (Pembuat Hantaran Profesional). Ilmu hantaran ini dapat juga untuk mencari nafkah dengan menjual jasa penataan hantaran.

(19)

18

DAFTAR PUSTAKA

Enen Wardana, dkk. 2001, Seni dan Teknik Menata Hantaran Tingkat Dasar, Meutia Cipta Sarana, Jakarta.

Enen Wardana, dkk. 2001, Seni dan Teknik Menata Hantaran Tingkat Trampil, Meutia Cipta Sarana, Jakarta.

Enen Wardana, 2010, Hantaran Cantik dan Unik 1, Kemendiknas, Dirbinsusleg. Enen Wardana, 2010, Hantaran Cantik dan Unik 2, Kemendiknas Dirbinsusleg. Kemendiknas, Dirjen PNF dan Informasi Direktorat Pembinaan Kursus dan

Kelembagaan, 2010, Hantaran Cantik dan Unik, Kemendiknas, Jakarta. Kemendiknas Dirjen PNF dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan

Kelembagaan, 2010, Hantaran Cantik dan Unik 2, Kemendiknas, Jakarta. Permen Diknas RI, No. 47 Tahun 2010, Tentang Standar Kompetensi Lulusan

Kursus, Kemendiknas, Jakarta.

Marzuki, 2002, Metodologi Riset, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Jakarta.

Husaini Usman dan Purnama Setiady Akbar, 2008, Metodologi Penelitian Sosial. Sutrisno Hadi, 2004, Metodologi Risearch Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Vitamin D2 (kalsiferol) dibentuk dari radiasi ergosterol, suatu sterol tumbuhan. Sekali vitamin ditelan dan diabsorbsi akan mengalami transformasi seperti D 3. Vitamin D 2 aktif pada

Pada stasiun press ini dapat memisahkan minyak dari buah sawit sehingga hasil yang diperoleh adalah berupa crude oil (minyak kotor), sedangkan nut dan ampas dari press

Pada waktu membicarakan setiap agenda Rapat, Ketua Rapat akan memberikan kesempatan kepada para Pemegang Saham atau kuasa Pemegang Saham untuk mengajukan pertanyaan dan/atau

Dari hasil penelitian di Puskesmas Jagir Surabaya, tidak ditemukan kesenjangan antara teori tentang hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian

Wo (kau dayung) boat nei (ini)! Berdasarkan struktur kalimat yang belum digunakan secara baik oleh penutur bahasa Ambai ini, penults merasa perlu untuk membahas

Mata kuliah statistik terapan dalam penelitian pendidikan merupakan mata kuliah  wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan.  

Kasubbag Sertifikasi mendata dan menganalisa Satdik/Satker yang berpotensi untuk dijadikan Tempat Uji Kompetensi (TUK). Kasubbag Sertifikasi membuat nota dinas usulan kebutuhan

Hasil pengujian SPSS 15.0 penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja memiliki nilai signifikasi sebesar 0,052 dimana nilai signifikasi lebih besar dari 0,05