• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TEMA JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA SISWA SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TEMA JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA SISWA SMP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed

1

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

TEMA JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA SISWA SMP Muhammad Faizin 1), Mitarlis 2), dan M. Budiyanto 3)

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: faizin_11@yahoo.com 2) Dosen Jurusan Kimia, FMIPA UNESA.

3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar dan respons siswa. Jenis penelitian ini pra eksperimen dan rancangan penelitian one group pretest and posttest design dengan sasaran penelitian siswa kelas VIII.C MTs. Roudlotul Ulum Mojoduwur Mojowarno Jombang. Berdasarkan analisis data hasil penelitian didapatkan bahwa; 1). Keterlaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata hasil pengamatan pada pertemuan I, II dan III yaitu sebesar 3,42; 3,72; 3,82 dengan kategori baik, 2) Aktivitas siswa yang paling menonjol pada pertemuan I, II dan III dengan persentase 3,42; 3,71; 3,82 yaitu melakukan percobaan atau praktikum dalam kelompok. 3). Hasil belajar siswa aspek kognitif dengan ketuntasan klasikal pada pre-test sebesar 6,9% dan post-test sebesar 89%, berdasarkan uji normalitas dan uji-t terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pembelajaran sehingga penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar, aspek psikomotor diperoleh rata-rata pada aspek pengamatan I,II dan III sebesar 82,8; 81,0; 83,6 dengan kategori sangat baik, untuk aspek afektif diperoleh rata-rata pada pertemuan I, II dan III sebesar 63,6; 73,5; 74,6 dengan kategori baik. 4). Siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah pada siswa SMP.

Kata kunci : Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, IPA Terpadu, Tipe Webbed Abstract

This aims of this research are to describe the feasibility of study, students activity, students learning outcomes and responses. This research is pre-experimental and the design is one group pretest and post test design, the objectives of the research are the students of VIII C MTs Roudlotul Ulum Mojoduwur Mojowarno Jombang. Based on the result data analysis showed that : 1) Learning activity gained an average result of the observation at the meeting I, II and III is equal to 3.42; 3.72 ;3.82 with good category. 2) The highest student activity on the meeting I, II and III with percentage of 34.2 ; 3.71 ; 3.82 is achieved in doing the experiments or practice in groups. 3) Students learning outcomes with cognitive aspect of classical completeness on the pre test is 6,9 % and post test is 89 %, based on the normality test and t-test, there are differences before and after learning process so The Application of integrated science “webbed type” with problem based instruction can improve learning outcomes, psychomotor aspect achieved the average on aspect of observation I, II and III is 82.8; 81.0; and 83.6 with very good category, for affective aspect is achieved average result on meeting I, II and III is 63.6, 73.5 , 74.6 with good category. 4) Students responded very well to The Application of integrated science “webbed type” learning model based on the problems with theme students snacks at school on Junior High School students.

Keywords: Problem Based Instruction, Integrated Science, Webbed Type

PENDAHULUAN

Kurikulum di sekolah menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran formal di sekolah merupakan interaksi aktif antara tenaga pendidik dan siswa. Interaksi siswa dengan tenaga pendidik dalam pendidikan formal sangat terbatas, sehingga belajar dengan mengandalkan perolehan informasi dari belajar formal semata tidaklah bijaksana (Ibrahim, 2005). Oleh

karena itu waktu belajar formal perlu diarahkan secara baik sebagai sarana untuk siswa menjadi pebelajar yang mandiri.

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif dan berbekas (Winkel, 2004). Sedangkan menurut Ibrahim (2005) belajar merupakan proses aktif yang dilakukan oleh siswa dalam

(2)

m n k d b ( b d p d t m y y I d b F b b d K K d B p p m m m p m m D K m T t p m m k V J p merangkai pen nyata yang ter keterampilan-k demikian bahw bersifat pasif, siswa melalui b

Proses pem (a) harus berp bahwa yang m dan belajar i pembelajaran i dan autentik; terintegrasi, m mengetahui hu yang sedang yang lain. Has Ibrahim (2005 dapat melihat berbeda denga Fisika mereka biologi. Keada berbagai disip dan mengkaitk Berdasark Kompetensi D KTSP, Pembe dalam kemasa Biologi dan K pemahaman padahal per memerlukan k menunjang. Un memadukan k pembelajaran I Pembelaja memberikan memecahkan f Dasar (KD), m KD.4.3) pada materi sistem Tipe keterpadu tema jajanan sekolah sangat penjual untuk sekolah, tetapi makanan yang menimbulkan konsumen khu Hasil wa VIII.C MTs. R Jombang 87,5% pada mata pel

ngalaman, men rdapat pada lin keterampilan y wa dalam pro proses belajar berbagai aktivi mbelajaran ya pusat pada si melakukan pro itu merupakan itu berasal dar

(c) pembelaja multidislipiner. ubungan antara dipelajari den il penelitian da 5) menemukan sistem. Merek an air yang di a anggap berbe aaan ini tidak te plin ilmu dala kannya. kan rumusan St Dasar (KD) yan lajaran IPA ata an masing-ma Kimia (Mitarli konsep terse rmasalahan ketiga disiplin

ntuk itu diperlu konsep-konsep IPA terpadu. aran IPA di pengalaman p fenomena alam materi bahan kelas VIII SM pencernaan m uan yang digun

anak sekola t beragam dan k menarik kon i banyak peny g digunakan da efek sampi ususnya pada s awancara deng Roudlotul ULu % mengatakan lajaran IPA itu

nggunakan ma ngkungannya yang lebih spe

oses belajar s r siswa harus itas yang dilak ang diharapkan iswa, karena p oses belajar itu

n proses akt i masalah yang aran harus dila Dalam hal in a masalah yang ngan berbagai ari Blazzy, dkk n bahwa sisw ka melihat air pelajari di IPS eda dengan en erjadi bila kita am mengkaji s tandar Kompet ng terdapat dal au sains di SM asing untuk k s, 2009). Den ebut masih t yang terjad ilmu tersebut ukan pembelaj p tersebut da sekolah diha pada peserta m. Hasil analis tambahan mak MP dapat dipa manusia (Biolo nakan adalah w ah. Makanan/ n bervariasi ya nsumen dalam alahgunaan ba alam makanan ing atau gan sistem pencern gan beberapa um Mojoduwu n bahwa proses u asyik dan m asalah-masalah untuk berlatih esifik. Dengan siswa tidaklah berpusat pada kukannya. n saat ini yaitu

pada dasarnya u adalah siswa tif siswa; (b) g ada disekitar akukan secara ni siswa harus g dihadapi atau disiplin ilmu k (1996) dalam wa SMP tidak di dalam IPA S, energi pada nergi di dalam menggunakan suatu masalah tensi (SK) dan lam kurikulum MP/MTs masih konsep Kimia, ngan demikian terpisah-pisah, di seringkali t untuk saling aran yang bisa alam kemasan arapkan dapat didik dalam sa Kompetensi kanan (Kimia, adukan dengan ogi, KD 1.4). webbed dengan /jajanan anak ang ditawarkan m hal ini anak ahan tambahan sehingga akan ngguan pada aan. a siswa kelas ur Mojowarno s pembelajaran menyenangkan, h h n h a u a a ) r a s u u m k A a m n h n m h , n , i g a n t m i , n n k n k n n a s o n , dan lebi dilakukan mengatak dilakukan Hal ini t dari guru oleh sis memberi menemuk memban belajarny siswa di pada sis Berdasar Mod Problem pembelaj menggun dan integ pada d pembelaj berdasar pembelaj based in instructio pembelaj mengorie otentik, memecah untuk leb proses m belajar t konsep/ja dan meng Pene pembelaj mengajar dengan masalah archimed kritis si Kediri”, diterapka berpende siklus. K pembelaj pendekat makanan Jombang pertemua pertemua h menyenangk n dengan adan kan seringkal n berpusat pad terlihat bahwa u tanpa ada pro swa. Sehingg ikan pengalam

kan konsep at gun pengetahu ya. Untuk mem iperlukan mod swa antara l rkan Masalah ( del Pembelaja Based Instru jaran yang nakan masalah grasi pengetahu dasarnya me jaran mutakhi proyek jaran berdasa nstruction), p on), dan pem jaran PBI, s entasikan ma siswa akan be hkan masalah bih banyak me memecahkan m tentang dua ha awaban dari getahui bagaim elitian terdahu jaran berdasark r menunjukkan judul “Pener dengan pende des untuk menu iswa kelas V disimpulkan b an model pem ekatan SETS m Khanifah (2010 jaran berdasa tan “SAVI” pa n dan minum g”, disimpulkan an I sebesar 7 an II sebesar 82

kan jika prose nya praktikum i proses bela da guru denga siswa hanya m oses menemuk ga proses pe man belajar tau informasi uannya sendir mberikan peng del pembelaja lain yaitu m (PBM). aran Berdasar uction (PBI) a didasarkan h sebagai titik uan baru. Mod engacu kepa ir lainnya se (project ba arkan pengal pembelajaran mbelajaran ber salah satu p salah otentik. elajar untuk m tersebut sehin elakukan kegia masalah dihar al yaitu siswa permasalahann mana cara meny ulu tentang p kan masalah d n hasil yang b rapan pembel ekatan SETS p untaskan hasil VIII.A SMP bahwa hasil b mbelajaran be mengalami pen 0) dengan judul arkan masala ada materi pok man di kelas n bahwa ketun 8% atau seba 2,9% atau 34 s es pembelajar m. Tetapi 75% ajar mengajar an metode cer menerima info kan informasi s embelajaran k pada siswa secara mandir ri dari pengal alaman belajar aran yang ber model Pembel rkan Masalah adalah suatu m n pada p k awal penget del pembelajar ada pembelaj eperti pembel ased instruc laman (exper autentik (auth rmakna. Di d peran guru a . Dengan ma mencari solusi d ngga siswa di atan belajar. D rapkan siswa a dapat menem nya secara m yelesaikan mas penggunaan m dalam proses b baik. Abuzar ( lajaran berdas pada materi h belajar dan be Muhammadiy belajar siswa s erdasarkan ma ningkatan pad l: ”Penerapan m ah (PBM) d

kok zat aditif VIII-H SMP ntasan klasikal anyak 33 sisw siswa. rannya siswa yang ramah. ormasi sendiri kurang untuk ri dan laman r pada rpusat ajaran h atau model prinsip tahuan ran ini ajaran-ajaran ction), rience hentic dalam adalah asalah dalam ituntut engan dapat mukan mandiri salah. model belajar (2012) sarkan hukum erpikir yah 2 etelah asalah da tiap model dengan dalam PN 2 l pada wa dan

(3)

Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed

3

 

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen, karena tidak ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan “One Group Pretest-Postest Design”. Subjek penelitian yaitu kelas VIII.C MTs. Roudlotul Ulum Mojoduwur Mojowarno Jombang. Waktu penelitian dilaksanakan pada semster genap tahun ajaran 2012/2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah untuk siswa SMP terlaksana dari tahap awal sampai akhir dengan kategori baik dan mengalami peningkatan skor dari tiap pertemuan. Pada pertemuan I mendapatkan rata-rata 3,42 dengan kategori baik, pada pertemuan II mendapatkan skor 3,71 dengan kategori baik, dan pada pertemuan III mendapatkan rata-rata 3,82 denan kategori baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa guru dapat mengelola pembelajaran dengan kategori penilaian baik.

Salah satu tujuan pembelajaran berdasarkan masalah yaitu mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah (Ibrahim, 2005). Untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan memcahkan masalah, selama siswa bekerja dalam melakukan penyelidikan, guru sebaiknya bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan bimbingan, mengarahkan, memberi petunjuk mana yang seharusnya dilakukan dan bagaimana cara melakukan dengan benar sehingga siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran.

Hasil skor rata-rata tiap aspek pembelajaran pada setiap pertemuan disajikan dalam Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Grafik Batang Keterlaksanaan Pembelajaran

Aktivitas siswa merupakan kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah yang diukur dengan menggunakan instrumen lembar aktivitas siswa. Grafik aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Gambar.2 dibawah ini.

Gambar 2. Grafik Persentase Aktivitas Siswa

Berdasarkan Gambar.2 diatas untuk pertemuan I, II, III aktivitas yang menonjol dilakukan oleh siswa yaitu pada aspek melakukan percobaan/ praktikum dalam kelompok dengan persentase 34,2%; 37,1%; 34,2%. Melakukan praktikum dan menganalisis data merupakan proses penyelidikan, dan penyelidikan merupakan inti pembelajaran berdasarkan masalah sehingga proses pembelajaran cenderung berpusat pada siswa. Salah satu tujuan pembelajaran berdasarkan masalah yaitu menjadi pebelajar otonom dan mandiri (Ibrahim, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran berdasarkan masalah siswa akan dilatih untuk menyelesaikan masalah dan akan termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar sampai masalahnya terselesaikan.

Pada aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran yaitu berbicara dengan teman di luar topik pembelajaran untuk pertemuan I, II dan III mendapatkan persentase sebesar 2,5%; 1,1%; 2,6%. Dengan demikian bahwa kondisi siswa kondusif selama dilaksanakan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah.

Model pembelajaran berdasarkan masalah akan memberikan pengalaman belajar pada siswa dengan memecahkan permasalahan yang otentik, sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan (Sanjaya, 2012).

Data hasil belajar yang diperoleh dalam penerapan IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah yaitu melalui pre-test dan post-test. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1 Hasil Pre-Test dan Pos-Test Siswa No Test Tidak Tuntas Tuntas

Jumlah (%) Jumlah (%) 1 Pre-Test 27 93,1 2 6,9 2 Post-Test 4 13,8 25 86,2 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 I II III IV V Sk or   Aspek Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan 3 0 10 20 30 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Per sent ase Aktivitas Siswa Pert. I Pert. II Pert. III

(4)

d t t t k p 2 ≥ d p H t h k m m p b d a Hasil pre dengan KKM s telah mencapa tuntas jika pro tuntas pada ketuntasan kla pada hasil pos 29 siswa den sehingga kelas ≥80% dari jum Hasil uji dengan α=0,0 penelitian mer Hasil analisis u ttabel= 2,05 (α= hal ini menun signifikan anta kelas VIII.C M saat pembelaj model pembela meningkatakan Hasil bel kategori “sang air dengan ge (menggunakan aspek 3 (me 41,4%. Adapu 48,3%, pada a sebanyak 58, aspek 1 seban dan pada aspek

Hasil sko ditunjukkan pa Gambar Hasil pen pertemuan me baik. Dengan dapat dikataka afektif siswa d Gamba 0 20 40 60 80 Per sen tase  Nilai 0 20 40 60 80 Per sent as e

 

e-test dan post

ekolah yaitu sis ai nilai ≥75 sentase menca pre-test seb asikal diperole st-test jumlah ngan ketuntasa s dikatakan tu mlah keseluruha i normalitas χ 05 maka kel rupakan sampe uji-t menunjuk =0,05) dengan d njukkan bahw ara nilai pre-te MTs. Roudlotul

jaran IPA ter ajaran berdasar n hasil belajar lajar siswa pa gat baik” pada elas ukur) seba n pipet tetes) madamkan pe un kategori “ba aspek 2 sebanya 6%. Sedangk nyak 10,3%, p k 3 tidak ada. or penilaian as ada Gambar 3 3. Grafik Batang ngamatan nilai endapat rata-r demikian m an terlaksana d dapat digambar ar 4. Grafik Bata 1 Aspe2 Pert. 1 Pert. 2 t-test kemudian swa dikatakan tu sedangkan ke apai 80%. Juml anyak 2 sis eh sebesar 6,9 siswa yang tu an klasikal s untas karena te an siswa. χ2hitung = 7,96 dan as yang digu el yang berdist kkan bahwa thit demikian bahw wa terdapat pe

est dan post-te l Ulum Mojodu rpadu tipe we rkan masalah s siswa. ada aspek psik

aspek 1 (men anyak 41,4%, sebanyak 34,5 embakar buns aik” pada aspe ak 62,1%, dan kan kategori “ ada aspek 2 s spek psikomot sebagai beriku g Nilai Psikomo i afektif sisw rata 70,55 den maka kegiatan dengan baik da

rkan dalam Gam

ang Nilai Afekti

3 ek Sa B B Pert. 3 S B B n dibandingkan untas jika siswa elas dikatakan lah siswa yang swa sehingga %, sedangkan untas sebanyak ebesar 86,2% elah mencapai n χ2tabel =11,1 unakan untuk tribusi normal. tung= 14,75 dan wa thitung > ttabel, erbedaan yang est pada siswa uwur Jombang ebbed dengan sehingga dapat komotor untuk ngukur volume pada aspek 2 5%, dan untuk sen) sebanyak ek 1 sebanyak untuk aspek 3 “cukup” pada ebanyak 3,4%

tor siswa akan ut. otor Siswa a selama tiga ngan kategori pembelajaran an lancar. Nilai mbar 4. f Siswa angat  aik aik Sangat  Baik Baik n a n g a n k % i k . n , g a g n t k e 2 k k k 3 a % n a i n i Berd bahwa mendapa dan III s siswa de III seban nilai sisw dan III s aspek af pertama siswa m bertanya Sedangk baik” pa meningk untuk be pendapat serta sem Resp segala pembelaj angket re terhadap berikut in No 1 P T m b j d 2 P r 3 P y m b 4 P b 5 M m l k 6 B d 7 L d 8 S d y 9 T d p dasarkan Gam hasil belajar atkan kategori sebanyak 6,9% engan kategori nyak 58,6%, 41 wa dengan kate sebanyak 34,5% fektif berkatego masih rendah masih takut d maupun men an hasil belaja ada pertemua kat, siswa sudah

ertanya dan m t, semakin dis makin kompak pons siswa me perlakuan y jaran yang d espons siswa. A pembelajaran ni. Tabel 2. Hasi Pernya Proses belajar Terpadu tipe w model berdasarkan m jajanan anak se dan menyenangk Pembelajaran b runtut dan jelas Pembelajaran yang dibaw merupakan pem bagi saya. Pembelajaran ini bagi kehidupan s Masalah yang di merupakan masa lingkungan sekit kehidupan sehar Buku ajar yang d dan menarik LKS yang dibag dipahami Saya sudah terlib dengan model pe yang digunakan. Tes yang diberik dengan yang dis pembelajaran. mbar 4 di at r aspek afe “sangat baik” p %, 41,4% dan 5 “baik” pada p 1,4% dan 41,4 egori “cukup” p %, 17,2% dan ori “sangat ba , karena pada dan kurang p ngungkapkan ar aspek afektif an kedua dan h mulai memil memberikan at iplin dalam m dalam kerja ke erupakan apres yang diberika diukur dengan Adapun hasil a n dapat dilih il Angket Resp ataan mengajar IPA webbed dengan pembelajaran masalah tema ekolah menarik kan berjalan secara IPA Terpadu wakan guru, mbelajaran baru i bermanfaat sehari-hari imunculkan alah di tar pada i-hari (otentik) diberikan jelas gikan mudah bat aktif embelajaran . kan sesuai ampaikan saat as dapat dik ektif siswa pada pertemua 51,7%. Adapun pertemuan I, I 4%. Sedangkan pada pertemua 6,9%. Hasil b aik” pada perte pertemuan pe percaya diri ide atau pen f berkategori “s n ketiga sem

liki rasa percay tau mengungk mengumpulkan

elompok. siasi siswa ter an dalam p

instrumen le angket respons hat pada Tab

pons Siswa Tanggapa Ya (%) Ti (% 86,2 1 96,6 3 96,6 3 96,6 3 100 86,2 1 72,4 2 79,3 2 100 etahui yang an I, II n nilai II dan n pada an I, II belajar emuan ertama untuk dapat. sangat makin ya diri kapkan tugas rhadap proses embar siswa bel 2. an dak %) 3,8 3,4 3,4 3,4 - 3,8 7,6 0,7 -

(5)

Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed

5 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa respons siswa tentang pernyataan pembelajaran berjalan secara runtut dan jelas, masalah yang dimunculkan merupakan masalah di lingkungan sekitar pada kehidupan sehari-hari (otentik), dan tes yang diberikan sesuai dengan yang disampaikan saat pembelajaran mendapat respons positif dengan jawaban “ya” sebanyak 100%. Respons siswa mengenai keterlibatan aktif dalam pembelajaran mendapat 79,3%. Sedangkan siswa memberikan respons rendah terhadap LKS yang dibagikan yaitu sebanyak 72,4%.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan data hasil penelitian penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah pada siswa SMP di kelas VIII.C MTs. Roudlotul Ulum Mojoduwur Mojowarno Jombang diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah terlaksana dari tahap awal sampai akhir dengan kategori baik dan mengalami peningkatan skor dari pertemuan I, II dan III berturut-turut mendapatkan rata-rata skor 3,42; 3,71; 3,82.

2. Aktivitas siswa yang menunjukkan kegiatan proses pembelajaran berdasarkan masalah adalah penyelidikan untuk memecahkan masalah dengan melakukan percobaan atau praktikum dalam kelompok selama tiga kali pertemuan dengan rata-rata persentase berturut-turut adalah 34,2; 37,1; 37,6. 3. Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif,

psikomotor dan afektif. Pada ranah kognitif ketuntasan klasikal pada pre-test sebesar 6,9% dan post-test sebesar 89%, berdasarkan uji normalitas dan uji-t terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pembelajaran sehingga penerapan IPA terpadu tipe webbed model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar. Ranah psikomotor pada pertemuan I, II dan III mendapatkan rata-rata 82,8; 81,0; 83,6 dengan kategori sangat baik. Ranah afektif mendapatkan rata-rata untuk pertemuan I,II dan III sebesar 63,6; 73,5; 74,6 dengan kategori baik. 4. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema jajanan anak sekolah sangat baik. Persentase keseluruhan siswa yang menjawab ya rata-rata sebesar 90%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa University Press.

Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curicula. Palatine: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar, Strategi Meningkatkan Pencapaian di Kelas. (TerjemahanWasi Dewanto) California: Corwin Press. (Buku asli diterbitkan 2007).

Mitarlis dan Sri Mulyaningsih. 2009. Pembelajaran IPA Terpadu. Surabaya: Unesa University Press.

Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa.

Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sudjana, S, D. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan

Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam

Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wingkel, W. S. 2004. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Gambar 1. Grafik Batang Keterlaksanaan Pembelajaran  Aktivitas siswa merupakan kegiatan siswa selama  mengikuti pembelajaran IPA terpadu tipe webbed  dengan model pembelajaran berdasarkan masalah tema  jajanan anak sekolah yang diukur dengan menggunakan  i

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya penerimaan tiap suami dan istri berada pada kategori negotiate yang menempatkan mereka pada posisi suami dan istri harus saling bekerja untuk

Melalui tayangan video, siswa dapat menjelaskan manfaat hidup bersatu dalam keberagaman di rumah dan sekolah secara benar menggunakan ejaan yang tepat.. Dengan mengamati video yang

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di MAN 1 Polewali Mandar, Kepala

Contoh-contoh seperti itu dimaksudkan agar bisa dijadikan pelajaran oleh orang lain agar tidak melakukan hal yang serupa dan benar-benar mengerti bahwa perilaku syirik

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian filtrat buah luwingan muda atau matang tidak mengganggu fungsi normal ginjal tikus putih jantan

Manfaat yang ingin didapat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode baru data mining yaitu algoritma amoeba untuk aturan asosiasi dan menghasilkan strategi

Dalam kajian ini, penyelidik akan mengkaji hubungan di antara pembelajaran koperatif (kemahiran generik) dengan kemahiran menggunakan e-pembelajaran di kalangan pelajar yang

Nilai kadar protein pada terasi dengan perlakuan menggunakan bahan baku teri tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang menggunakan bahan baku ikan petek, tetapi menunjukkan