• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HIJABERS COMMUNITY DAN GAYA HIDUP TERHADAP PEMBELIAN HIJAB PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH HIJABERS COMMUNITY DAN GAYA HIDUP TERHADAP PEMBELIAN HIJAB PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

IRMAWATI

NIM 105721117216

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii

PENGARUH HIJABERS COMMUNITY DAN GAYA HIDUP

TERHADAP PEMBELIAN HIJAB PADA MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana ekonomi pada program studi manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis

IRMAWATI

NIM 105721117216

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

iii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas terselesaikannya

karya ilmiah ini dengan baik dan lancar. Karya ilmiah ini kupersembahkan

untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Muh.Sain dan Ibu Saenab, yang

telah memberikan seluruh cintanya kepadaku, yang tak pernah bosan

memberikan saya nasehat, bimbingan, dan semangat yang begitu

besar. Terima kasih karena selalu mendukung saya untuk mengejar

impian saya. Terima kasih karena telah menjaga saya dalam

doa-doamu. Tanpa inspirasi, dorongan, dan dukungan yang telah kalian

berikan

kepada

saya,

saya

mungkin

tidak

mampu

untuk

menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak dan Ibu dosen, khususnya kepada kedua dosen pembimbing

yang selama ini telah memberikan motivasi, dukungan dan

meluangkan banyak waktunya untuk mengajarkanku menyelesaikan

karya ilmiah ini. Terima kasih telah rela membagi waktunya untukku

guna lulus tepat waktu. Terima kasih atas segala bekal ilmu yang telah

kalian bagikan tanpa pamrih, begitun dengan kritikan, tuntutan yang

kalian berikan akan sangat bermanfaat bagi saya.

3. Kepada teman seperjuangan di kelas Manajemen E.16 yang selalu

memberikan banyak semangat, bantuan, motivasi maupun dukungan

dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

MOTTO HIDUP

Rebahan yang keren adalah rebahan yang menciptakan ide-ide

cemerlang nan luar biasa kemudian dibarengi dengan aksi nyata

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

IRMAWATI, 2020. Pengaruh Hijabers Community dan Gaya Hidup terhadap

Pembelian Hijab pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Buyung Romadhoni dan Pembimbing II Sulaeman Masnan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Hijabers Community dan Gaya Hidup terhadap Pembelian Hijab pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 74 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi linear berganda, uji parsial (Uji t), dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Hijabers Community (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian hijab berdasarkan persamaan regresi linear berganda dengan taraf signifikan 0.000 < 0.05 da hasil uji t hitung sebesar 3,521 >1,66629 t tabel. Gaya Hidup (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian hijab berdasarkan persamaan linear berganda dengan taraf signifikan 0.000 < 0.05 dan hasil uji t hitung sebesar 8,433 > 1,66629 t tabel.

(8)

viii

ABSTRACT

IRMAWATI, 2020. The Effect of Hijabers Community and Lifestyle on Hijabs’

Purchasing for Students of the Faculty of Economics and Business in Muhammadiyah University of Makassar, Supervised by BuyungRamadhani and Sulaeman Masnan.

Them research aimed at finding out the Effect of Hijabers Community and Lifestyle on Hijabs’ Purchasing for Students of the Faculty of Economics and Business at Muhammadiyah University of Makassar. This research applied a quantitative approach with a sample of 74 respondents. The data collection technique by using a questionnaire. The data analysis technique by using validity test, reliability test, multiple linear regression test, partial test (t-test), and determination coefficient test. The results showed that the Hijabers Community variable (X1) had a positive and significant effect on the purchase of hijab based on multiple linear regression equations with a significant level of 0.000 < 0.05 and t calculated test results of 3,521 >1.66629 t table.Lifestyle (X2) has a positive and significant effect on the purchase of hijab based on multiple linear equations with a significant level of 0.000 < 0.05 and t calculated test results of 8,433 > 1.66629 t table.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Hijabers Community dan Gaya Hidup terhadap Pembelian Hijab Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muhammad Sain dan ibu Saenab yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(10)

x

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse., M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Buyung Romadhoni, SE.,MM. Selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Sulaeman Masnan S.Pd.i, M.Pd.i selaku Pembimbing II telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

(11)

xi

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fi Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 25 Oktober 2020

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK (INDONESIA) ... vii

ABSTRACT (INGGRIS) ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... ….. 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Hijabers Community... 6

a. Identitas ... 9

(13)

xiii

c. Aktivitas ... 11

2. Gaya Hidup ... 13

a. Pengertian Gaya Hidup ... 13

b. Aktivitas Waktu Luang... 14

c. Gaya Berjilbab dan Busana Fashionable ... 15

3. Pembelian Hijab ... 18

a. Pengertian Keputusan Pembelian ... 18

b. Perilaku Konsumen ... 19

c. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian ... 20

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 23

B. Tinjauan Empiris ... 25

C. Kerangka Konsep ... 27

D. Hipotesis... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

(14)

xiv

C. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 47

D. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan) ... 51

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua... 46

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Hijabers Community ... 47

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Gaya Hidup ... 48

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pembelian Hijab ... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ... 52

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 53

Tabel 4.8 Uji Regresi Linear Berganda ... 53

Tabel 4.9 Uji t ... 55

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 26 Gambar 4.1 Struktur Organisasi... 40

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhannya yang beragam, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer dibagi menjadi tiga, yaitu sandang, pangan dan papan. Sandang adalah pakaian yang dipergunakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya. Melihat perkembangan pakaian dari zaman ke zaman, pakaian saat ini tidak hanya dipandang sebagai salah satu kebutuhan sandang semata, namun sudah menjadi sesuatu yang menunjukkan identitas diri.

Perilaku konsumen yang mudah berubah, sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian adalah mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan-persoalan, menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan objektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing (Drummond, 2003: 68).

Teori perilaku ekonomi konsumen yang didasarkan pada faktor antropologi hampir sama dengan teori yang didasarkan pada faktor sosial, namun lebih mengutamakan kelompok sosial yang lebih besar, yang ruang lingkupnya lebih luas seperti kebudayaan dan kelas sosial (Sofjan, 2009:135).

Dilihat dari wilayah teritorial Indonesia, telah hadir komunitas-komunitas sebagai bentuk perwujudan cerminan diri. Mulai dari komunitas untuk

(18)

budaya, suku hingga komunitas akan gaya hidup dan fashion style. Komunitas untuk gaya hidup dan fashion style sangat populer dan sedang marak di kalangan masyarakat. Seperti di lansir dalam fashion blog yakni compagnons, yang membuat artikel bahwa banyak remaja baik perempuan maupun laki-laki yang menyukai komunitas k-pop yang berasal dari Korea. Juga, komunitas yang selalu hangat dibicarakan adalah komunitas jilbab kontemporer seperti “Hijabers” yang dengan cepat membuat sebuah trend berjilbab terbaru di Indonesia. Banyak wanita-wanita muslimah yang senang membahas hijab-hijab dengan berbagai macam model yang beragam.

Sejak tahun 2011 istilah atau kata jilbab di Indonesia mulai berubah, yang biasanya di sebut sebagai hijab. Dikarenakan adanya kemunculan komunitas

Hijabers yang memperkenalkan sesuatu yang baru dan fresh juga lebih trend

dalam berbusana. Pemakaian hijab pada saat ini beralih menjadi sebuah trend gaya busana bagi kaum wanita. Hijab tidak hanya menjadi salah satu busana muslim yang wajib bagi wanita tetapi cenderung menjadi mode

fashion khususnya wanita muslimah dalam menunjukkan eksistensinya. Hijabers merupakan kelompok atau komunitas dimana di dalamnya

mewadahi atau menampung beragam aktivitas atau kegiatan dalam rangka memberikan dorongan kepada wanita muslim agar mereka menutup auratnya dengan menggunakan hijab yang telah banyak diperjual belikan diluar sana,

hijabers community adalah komunitas yang mengedepankan kesan stylish

tetapi tidak mengabaikan dasar syariah dalam berbusana muslim. Komunitas ini ingin memperlihatkan atau ingin membuktikan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa walaupun mereka menggunakan hijab juga dapat terlihat

(19)

menarik serta menjadi trend bagi wanita muslim saat ini, mereka kini dianggap sebagai icon fashion busana muslim bagi wanita muslim.

Komunitas ini adalah sekumpulan wanita yang mempunyai pandangan yang sama bergaya dan berbusana. Hijabers merupakan komunitas jilbab kontemporer dimana didalamnya terdapat wanita-wanita muslimah dengan pakaian atau hijab yang lebih fashionable, sehingga dengan berpenampilan demikian banyak wanita-wanita muslim yang terdorong untuk bergabung dalam komunitas hijabers tersebut. Tidak di pungkiri Hijabers kini menjadi sangat populer bagi wanita muslim karena gaya berbusananya yang modis sehingga menjadi kiblat fashion bagi wanita muslim yang ada di seluruh Indonesia. Busana muslim telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi wanita muslimah di Indonesia baik dari jilbab, busananya, sampai dengan aksesorisnya (Hardiyanti, 2012).

Perkembangannya kini, persepsi penggunaan hijab itu sendiri tidak lagi sederhana. Hijabers memperkenalkan gaya terbaru yang selanjutnya untuk mengubah pola pikir perempuan berjilbab bahwa mereka pun mampu tampil modis dan stylish dan menjadi tidak sederhana lagi seperti konsep sebelumnya.

Tidak dipungkiri, gaya hidup bagi seorang perempuan sangat penting karena melibatkan kepuasan dan kepercayaan diri didepan khalayak umum serta memberikan gambaran karakter atau kepribadian seseorang.

Komunitas sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Komunitas adalah jaringan dari beberapa individu yang saling mengikat dalam meningkatkan sosialisasi sesama jaringan, saling mendukung, memberikan informasi, adanya rasa

(20)

memiliki dan menjadi identitas sosial. Ikatan yang kuat dan dukungan dari sesama anggota komunitas memungkinkan adanya saling ketergantungan diantara anggota komunitas yang secara sadar maupun tidak terjadi interaksi saling memanfaatkan diantara anggota komunitas (Wellman dalam Delanty 2013: 177). Dapat disimpulkan bahwa komunitas memengaruhi keputusan pembelian seseorang, didasarkan pada motif rasional mencakup evaluasi

logis tentang atribut, produk, mutu kegunaan.

Pengguna hijab di kota Makassar diantaranya adalah mahasiswi, terutama mahasiswi yang kuliah di kampus berbasis Islam terutama Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) yang semua mahasiswinya menggunakan hijab, dengan selera fashion yang semakin modern tidak menutup kemungkinan banyaknya bermunculan hijabers community.

Tidak dipungkiri, banyak dari pengguna jilbab yang mendukung komunitas hijab ini: mulai memahami tentang hijabers community dan juga mulai mengeksplorasi tutorial hijab nya yang marak di media sosial (Instagram, youtube, facebook, dan lain-lain).

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis kemudian tertarik melakukan penelitian lebih dalam dengan judul skripsi “Pengaruh Hijabers Community dan Gaya Hidup terhadap Pembelian Hijab pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar”.

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Hijabers Community berpengaruh terhadap Pembelian Hijab pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar?

2. Apakah Gaya Hidup berpengaruh terhadap Pembelian Hijab pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah Hijabers Community berpengaruh terhadap Pembelian Hijab pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Untuk mengetahui apakah Gaya Hidup berpengaruh terhadap Pembelian Hijab pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian terdahulu sekaligus sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana implementasi teori yang penulis peroleh selama menjadi mahasiswa manajemen program sarjana.

(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Hijabers Community

a. Pengertian Hijabers Community

Hijab merupakan istilah bahasa Arab, hajaban, yang artinya tabir atau penutup, kata hijab lebih merujuk pada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim (Zami, 2014: 30).

Hijabers berasal dari kata hijab yang memiliki arti menutup aurat, kata Hijab sama dengan berjilbab, hijab juga merupakan suatu identitas dari

seorang muslimah, kemudian kata –ers ditambahkan di belakang kata hijab yang mengandung arti para pecinta hijab atau memiliki minat yang sama. Berikut Ayat Al-Qur’an tentang Hijab:

ﺎَﯾ ﺎَﮭﱡﯾَأ ﱡﻲِﺑﱠﻧﻟا ْلُﻗ َكِﺟا َو ْزَ ِﻷ َكِﺗﺎَﻧَﺑ َو ِءﺎَﺳِﻧ َو َنﯾِﻧِﻣ ْؤُﻣْﻟا َنﯾِﻧ ْدُﯾ ﱠنِﮭْﯾَﻠَﻋ ْنِﻣ ﱠنِﮭِﺑﯾِﺑ َﻼ َﺟ َكِﻟَذ ﻰَﻧ ْدَأ

َأ ْن َنْﻓ َر ْﻌُﯾ َﻼَﻓ َنْﯾَذ ْؤُﯾ َنﺎَﻛ َو ُﱠﷲ ا ًروُﻔَﻏ ﺎًﻣﯾِﺣ َر

Terjemahnya:

“Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. – (Q.S Al-Ahzab: 59)

Hijabers merupakan sebuah komunitas yang isinya

perempuan-perempuan yang memiliki minat yang sama atau dengan kata lain para pecinta hijab, dimana perempuan menutup auratnya dengan berjilbab

(23)

karena menyadari bahwa berjilbab merupakan suatu kewajiban, beragama Islam, dengan tekad memiliki keinginan bersama-sama melakukan dan mengamalkan kebaikan, saling belajar mendalami mengenai cara-cara berjilbab, dan mengajak para perempuan muslim lainnya diluar sana untuk mengenakan jilbab.

Hijabers Community merupakan sebuah komunitas dimana pembentukannya pertama kali diprakarsai oleh dua orang perempuan muda jakarta, Dian Pelangi dan Ria Miranda pada Maret 2011. Komunitas ini didirikan dengan tujuan melakukan gerakan dakwah melalui pakaian atau fashion dan dengan cara yang lebih modernitas dan tentunya lebih positif seperti kajian rutin, hijab class, kegiatan dibidang sosial seperti berbagi kepada anak yatim dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sekarang ini telah muncul yang namanya jilbab kontemporer. Dimana pemakaian jilbab kini lebih kompleks dari sebelumnya yaitu terjadi pergeseran makna akan jilbab itu sendiri. Kini komunitas Hijabers memaknai jilbab tidak hanya terfokus kepada sisi religius melainkan juga sebagai suatu ruang tempat bertukar pendapat, juga terselip sisi hiburan dan mendapatkan kepuasan individu di depan khalayak umum.

Tidak dipungkiri, bukan hal yang menyimpang ketika sekarang ini perempuan mulai memprioritaskan konsep diri dalam memilih gaya hidup maupun budaya atau kebiasaan, karena hal itu merupakan upaya perwujudan identitas diri yang menjadi salah satu dasar manusia sebagai makhluk sosial. Memang, pada dasarnya, budaya popular dalam gaya hidup ini merupakan persoalan pencitraan dan pemenuhan hal dasar akan

(24)

kepuasan pribadi namun meski demikian, perempuan yang mengenakan jilbab harus betul-betul teliti dalam berpakaian. Kemudian dampak akan ketakutan budaya popular karena susahnya disaring oleh pikiran manusia akan mengakibatkan hilangnya identitas diri seseorang.

Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat gerakan ini dapat memanfaatkan media virtual yang ada. Melalui hijabers

community, perempuan-perempuan muslim memiliki tekad yang kuat untuk

mengubah pandangan perempuan lain diluar sana yang hanya menganggap bahwa hijab hanya identik dengan kata tradisional tetapi juga merupakan sesuatu yang lebih modern, penuh gaya dan stylish,

fashionable, dan lebih dinamis. Fenomena pembentukan hijabers Community ini merupakan salah satu upaya mereka (perempuan muslim

berjilbab) untuk mendapatkan ruang dalam masyarakat urban (Putriadr: 2012).

Perempuan merupakan manusia yang tidak bisa lepas dari ruang lingkup makhluk yang membutuhkan orang lain atau dengan kata lain perempuan tidak bisa hidup sendiri. Bagi perempuan, gaya hidup dan

fashion sangatlah penting, dimana hal itu dapat mempengaruhi pandangan

orang lain terhdapnya. Dengan kehadiran hijabers community, dapat membantu perempuan-perempuan berjilbab untuk menemukan wadah dengan tujuan mengetahui identitas dan jati diri sebagai bagian dari anggota komunitas. Seiring berkembangnya zaman busana juga mengikuti trend seperti halnya dengan budaya pop yang banyak diminati oleh masyarakat khususnya remaja-remaja ( Hardiyanti, 2012:46).

(25)

Komunitas Hijabers adalah wadah untuk perempuan-perempuan berjilbab yang ingin mengekspresikan keinginan mereka dalam dunia yang modern ini yaitu dalam bidang fashion. Komunitas jilbab kontemporer ini telah menarik banyak perhatian oleh masyarakat luar karena gaya berbusananya yang identik dengan yang lebih stylish dan fashionable, juga yang tak kalah menarik adalah kegiatan-kegiatan dalam hijabers community itu sendiri.

Fournier dalam Kartajaya (2010) mengatakan bahwa terdapa tiga elemen yang harus dimiliki agar sebuah komunitas dapat berkembang baik:

1. Identitas

Menurut Habib (2012) identitas merupakan jati diri merujuk pada ciri-ciri yang melekat pada individu seseorang maupun sebuah benda. dimana terdapat dua sumber utama dari identitas, yaitu: Pertama, aturan-aturan sosial yang menjelaskan definisi dari tingkah laku tertentu dan sejarah hidup seseorang. Kedua, yaitu orang yang satu dengan orang-orang yang lain mendasarkan konsepsi mereka pada identitas mereka masing-masing pada dua sumber tadi (Arnold Dashevsky dalam Habib, 2012).

Hijabers Community adalah sebuah komunitas, dimana mereka

memiliki identitas bersama atau biasa disebut dengan identitas kolektif. Identitas bersama atau keompok (kolektif) merupakan suatu interaksi komunikasi yang saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya didalam suatu komunitas atau kelompok guna melakukan kegiatan, tindakan maupun perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama salam suatu kelompok atau komunitas (Melucci dalam Habib : 2011).

(26)

Dalam suatu komunitas telah menunjukkan identitas diri dari seseorang. Konsep diri telah masuk kedalam bagian dari suatu komunitas yang telah menjadi aspek penting telepas dari cara seseorang memandang tempatnya didunia. Identitas pribadi memegang peranan penting dalam hidup seseorang. Salah satu yang dianggap masalah dari masyarakat modern karena seseorang tidak memiliki identitas pribadi (Castells dalam Hardiyanti, 2012:48).

2. Nilai

Nilai merupakan suatu alat yang menjadi alasan utama bahwa hasil akhir dan cara pelaksanaannya yang secara tertentu lebih disukai oleh masyarakat ketimbang hasil akhir dan cara pelaksanaan yang berlawanan atau melenceng Wikipedia (2015). Nilai adalah suatu pendapat yang tidak terlihat secara fisik, dimana masyarakat menyimpulkan sesuatu yang mereka anggap benar, baik, berharga dan yang mereka inginkan (Hamdayama, 2012).

Hijabers Community telah hadir dan hidup di tengah-tengah

masyarakat, maka komunitas ini juga memiliki nilai-nilai sosial yang mereka anut. Nilai sosial dapat diartikan sebagai nilai yang dipercayai oleh suatu masyarakat,dimana masyarakat dapat dengan mudah membedakan hal-hal yang bersifat positif (baik) ataupun hal-hal-hal-hal yang bersifat negatif (buruk).

Kebudayaan sangat mempengaruhi dalam proses menimbang sesuatu yang kita anggap baik maupun sesuatu yang kita anggap buruk. Didalam masyarakat, tentunya terdapat perbedaan tata nilai yang mereka anut antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, dikarenakan masyarakat menganut kebudayaan yang berbeda-beda.

(27)

3. Aktivitas

Chaplin dalam Kamili (2012) mendefinisikan aktivitas adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang secara berwujud. Aktivitas adalah suatu “kegiatan” maupun “keaktifan” yang berarti suatu kegiatan-kegiatan atau tindakan yang dilakukan baik secara fisik atau non fisik (Anton M. Mulyono dalam Nur : 2010).

Hijabers Community merupakan komunitas yang didalamnya terdapat

beragam kegiatan atau aktivitas yang bermanfaat dan juga menarik bagi masyarakat. Aktivitas yang biasa dilakukan oleh Hijabers Community yaitu seperti kajian rutin, tutorial hijab via media virtual, hijab class, gathering, kegiatan-kegiatan dibidang sosial, dan lain-lain. Adapun ukuran berhijab yang baik menurut islam sebagai berikut:

a) Menutup seluruh tubuh, cara berjilbab menurut Islam yang pertama menurut Islam adalah menutup seluruh tubuh. Di mana Rasulullah menyebutkan bahwa semua tubuh wanita adalah aurat kecuali

muka dan telapak tangan. Di mana ada juga yang

mengganggap ciri-ciri hijab syar’i yang lain adalah termasuk cadar untuk menutup muka.

b) Menutup dada, Menutup dada mengacu kepada Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 59 yang menyuruh semua wanita beriman mengulurkan jilbabnya sampai menutup dada. Kebanyakan ahli tafisr, menyebutkan yang menutup dada adalah bagian yang menjulur dari kepala. Karena dada adalah bagian yang sensitif pada wanita. Jadi apapun tutorial hijab yang digunakan ; tutorial

(28)

hijab , tutorial hijab phasmina, tutorial hijab ala Zaskia Sungkar, dan lain-lain hasilnya harus menutup hingga dada.

c) Bagian Bawah Tidak Mengatung, Karena aturan berjilbab adalah kecuali muka dan telapak tangan, berarti kaki bagian dari aurat. Memakai kaus kaki agar tertutup termasuk di dalamnya. Kemudian bagian bawah gamis atau rok tidak mengatung. Ini sesuai hadits : Dari Ummu Salamah ra : “Ya Rasulullah, bagaimana perempuan dan kain-kain mereka yang sebelah bawah?” Rasulullah menjawab, ”Hendaklah mereka memanjangkan barang sejengkal dan janganlah menambahkan lagi ke atasnya.” (HR. Imam tarmidzi dan Nasa’i).

d) Tidak Membentuk Tubuh, Cara memakai jilbab yang benar salah satunya adalah tidak membentuk tubuh. Dengan berjilbab tetapi pakaian ketak, membuat wanita kehilangan manfaat menutup aurat dalam Islam. Berjilbab tetapi masih seperti telanjang.

e) Tidak Menampakkan Bagian Wajah Tertentu, Berjilbab menutup dada, berarti tidak menampakkan lehernya. Selanjutnya, berjilbab tidak boleh menampakkan rambutnya dengan sengaja, berjilbab tidak mengeluarkan telinga, meskipun hanya memperlihatkan anting-antingnya saja.

f) Tidak Berhias Berlebihan, Tidak berhias berlebihan, baik itu di wajah atau bagian dari asesoris jilbab juga menjadi cara berhijab syar’i. Berhias dengan berlebihan menurutkan hawa nafsu. Dan ini bukan tujuan menutup aurat dalam Islam.

(29)

g) Tidak Membentuk Punuk Unta, Berjilbab punuk unta, berjilbab tetapi membentuk tubuh atau berjilbab tapi telanjang, dan berjalan dengan cara berlenggok yang menarik perhatian merupakan sesuatu yang dilaknat oleh Allah.

2. Gaya Hidup

Gaya Hidup adalah suatu gagasan yang dipercayai oleh seseorang untuk menggambarkan perilaku dari individu satu dengan yang lainnya. Gaya Hidup cenderung disebut dengan modernitas, dimana tindakan dan perilaku seseorang yang berbeda-beda dapat terlihat. Gaya Hidup yang dijalani oleh kelompok sosial biasanya menunjukkan perilaku yang ekspresif yang berbeda pula Chaney (2009).

Gaya hidup dapat diartikan sebagai pola hidup suatu individu didunia yang ditandai dengan aktivitas atau kegiatan, minat, dan opini nya (Kotler dan Keller, 2008:224). Seiring berkembangnya teknologi dan informasi mengakibatkan terjadinya perubahan pada gaya hidup yang dialami oleh masyarakat. Dengan berkembangnya zaman, minat beli konsumen juga mengalami peningkatan. Masyarakat memiliki kebutuhan yang beragam

sehingga perusahaan pun harus mampu memenuhi kebutuhan

konsumennya dengan cara menghasilkan atau menghadirkan produk baik berupa barang maupun jasa yang diinginkan konsumen. Dengan meningkatnya perubahan gaya hidup mungkin pemasar kurang mampu menganalisis secara cepat kemauan dari konsumen, tetapi kebutuhan dan keinginan konsumen harus dikedepankan oleh pemasar agar konsumen merasa puas. Perilaku dari konsumen berbeda-beda, oleh karena itu jika pemasar ingin menguasai pangsa pasar, maka pemasar harus mampu

(30)

memahami perilaku dari konsumen yang tentunya tidak terlepas dari gaya hidup yang penting untuk diperhatikan.

Menurut (Ayu Agustin : 2012) terdapat dua kategori aktivitas individu yang menjadi elemen gaya hidup yaitu waktu wajib dan waktu bebas.Waktu ‘wajib’ adalah waktu yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan seperti memenuhi kebutuhan makan dan tidur, mengurus keluarga, mengurus pekerjaan rumah, mengurus rumah tangga, bekerja dan lain-lain. Sedangkan aktivitas pada waktu bebas adalah dimana individu dapat melakukan kegiatan yang diinginkannya atau dapat memilih sendiri. Yaitu: a. Aktivitas waktu luang

Dalam konteks gaya hidup, aktivitas waktu luang dapat mencerminkan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Dalam aktivitas waktu luang, individu dapat melakukan pilihannya sendiri yang dapat memperlihatkan minat juga sepenting apa aktivitas yang dilakukan bagi hidupnya.

Terdapat beberapa faktor yang terkait dengan aktivitas waktu luang seperti: pekerjaan, pendapatan, pendidikan, tingkat pendapatan yang dimiliki juga akan mempengaruhi banyaknya uang yang dipergunakan dalam kegiatan aktivitas waktu luang. Selain dari itu pendapatan juga menentukansegala tindakan individu dalam memanfaatkan waktu luang, karena aktivitas waktu luang juga dibatasi oleh pendapatan atau tingkat ekonomi dari suatu individu.

Terkait pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok kelas menengah mempunyai kesempatan untuk menggunakan beragam keperluan yang dibutuhkan dalam aktivitas waktu luang karena kelompok kelas menengah memiliki pendapatan yang cukup dilihat dari tingkat

(31)

pendidikan dan pekerjaan mereka yang cukup bagus. Seiring berkembangnya zaman, orientasi kelas menengah ini kemudian bergeser, kini tidak hanya berfokus kepada kebutuhan pokok sehari-hari, tetapi lebih ke kebutuhan tersier dimana lebih mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi ditengah masyarakat seperti mengikuti trend fashion, liburan keliling dunia, membeli smarthphone terbaru, mencoba kuliner orang-orang luar dinegara mereka, dan lain-lain.

b. Gaya berjilbab dan busana fashionable

Konsumsi dari penampilan dapat di manifestasikan dengan cara berbusana. Busana menjadi komoditas yang di fetishkan terhadap masyarakat kapitalis, dimana mengarah kepada hubungan sosial yang terdapat peran maupun status sosial dilihat dari busana yang kita pakai (Barnard : 2009)

Rouse menyatakan bahwa busana dapat dengan mudah menunjukkan posisi maupun status ekonomi dari seseorang. Menurut Rouse label dan logo merupakan salah satu cara untuk menujukan minat beli seorang konsumen (dalam Barnard, 2009: 158). Label serta merek pakaian terkenal yang memiliki nilai dan harga yang fantastis dapat memberikan pengaruh

prestisius dan juga mampu memperkuat posisi sosial maupun ekonomi

yang tinggi bagi kelompok ekonomi menengah yang mampu membelinya sebab komunikasi visual dibidang fashion dapat mengekspresikan “lebih” dibandingkan komunikasi verbal (Barnard, 2009: 25).

Di Indonesia, beragam cara berbusana dan gaya berjilbab dari masyarakat dibandingkan orang-orang diluar negeri seperti negara timur tengah. Beragam variasi gaya berjilbab yang tentunya lebih trendy atau

(32)

fashionable seperti jilbab panjang, jilbab yang dipasangkan dengan cadar,

juga jilbab hits-hits keluaran terbaru yang kini marak di tengah masyarakat. Dengan munculnya jilbab yang lebih trendy dan juga hits, sehingga busana dituntut untuk “up to date”. Didalam dunia fashion juga terus mengalami perkembangan yang dinamis. jika tidak melakukan inovasi pada pakaian maka busana yang tidak up to date akan dengan mudah bergeser karena kurangnya minat dari konsumen dan menyebabkan ketidaklakuan pada busana tersebut. Maka dari itu, telah dihadirkan penawaran yaitu karakter Islam yang lebih modern tetapi juga tidak melupakan konsep syariahnya. Dengan demikian, di Indonesia, jilbab kini berperan penting dan juga popularitasnya semakin memuncak, jilbab kini mampu mengubah pendapat ataupun pandangan masyarakat yang sebelumnya dipandang lebih tradisional dan menimbulkan fundamentalisme agama, namun kini telah berubah jilbab tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang tradisional melainkan bersifat modern yang positif dan tanpa harus meninggalkan sisi keagamaan atau religius (Prasetia : 2009).

Fungsi dari Busana yaitu sebagai representasi sosial pemakaiannya. Dengan representasi sosial mampu memperkenalkan suatu produk kepada konsumen. Maka dari itu, dengan adanya hal tersebut dapat membantu individu untuk memahami suatu objek sosial dan dapat mengomunikasikan nya kepada individu lainnya.

Hijab telah menjadi simbol dari gaya hidup dari seorang muslimah yang memiliki latar belakang status sosial menengah dengan selera fashion nya yang tinggi. Adanya fashion ditandai dengan menunjukkan posisi sosial dari suatu kelompok dimana terdapat tiga aturan yang berlaku dalam

(33)

fashion, yakni prinsip pemborosan, prinsip kepuasan, untuk menggantikan

busana setiap saat yang bergantung pada “kekuatan uang” yang dimiliki dan juga dapat menunjukkan bahwa seseorang tersebut mampu atau dapat memenuhi keinginanya.

Menurut Sunarto, terdapat tiga indikator gaya hidup seseorang yaitu sebagai berikut (Mandey, 2009:93):

a) Kegiatan (Activity) adalah apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

b) Minat (Interest) adalah objek peristiwa, atau topik dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus kepadanya. Interest dapat berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut. Minat merupakan apa yang konsumen anggap menarik untuk meluangkan waktu dan mengeluarkan uang. Minat merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

c) Opini (Opinion) adalah pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

(34)

3. Keputusan Pembelian Konsumen a. Pengertian Keputusan Pembelian

Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan dalam hidupnya, baik kebutuhan dalam bentuk produk maupun jasa. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka konsumen akan melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam mengambil keputusan dilihat dari kondisi yang dihadapi. Pertimbangan sangat mempengaruhi keputusan pembelian dari seorang konsumen terhadap suatu barang atau produk, biasanya konsumen akan memikirkan berulang kali terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan agar dapat memperoleh kepuasan tersendiri untuk suatu produk yang dibelinya. Banyaknya suatu produk yang disediakan oleh pemasar juga menjadi pertimbangan konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Zoeldhan (2012) keputusan pembelian merupakan suatu langkah konsumen mengambil keputusan pembelian dimana konsumen benar menentukan pilihannya. Kebebasan diberikan kepada konsumen untuk menentukan produk yang diinginkannya, tentunya terdapat alasan konsumen membeli produk tersebut. Pada dasarnya, konsumen menentukan keputusan untuk membeli dan menggunakan produk tidak hanya sekedar fungsi dan tujuan awalnya, melainkan karena terdapat nilai sosial, emosional nya dan kepuasan tersendiri yang terdapat dalam suatu produk.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Zoeldhan (2012) Keputusan pembelian merupakan terdapat pilihan lebih dari dua atau beberapa dalam

menentukan sebuah keputusan, dimana seseorang menentukan

(35)

konsumen juga tidak terlepas dari keinginan konsumen terkait dengan tempat pembelian kebutuhannya yang berupa produk ataupun jasa.

Ada tiga indikator dalam menentukan keputusan pembelian (kotler, 2012), yaitu:

1. Kemantapan pada sebuah produk Pada saat melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas dan faktor lain yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang baik akan membangun semangat konsumen sehingga menjadi penunjang kepuasan konsumen.

2. Kebiasaan dalam membeli produk Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam melakukan pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah melakukan keputusan pembelian dan mereka merasa produk sudah melekat dibenaknya bahkan manfaat produk sudah dirasakan. Konsumen akan merasa tidak nyaman jika membeli produk lain.

3. Kecepatan dalam membeli sebuah produk Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah sebuah proses proses yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara cepat, menggunakan sebuah pedoman umum dalam sebagian informasi saja. b. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen yaitu dimana konsumen merencanakan keputusan untuk melakukan pembelian serta memanfaatkan, mengatur proses pembelian produk yang berupa barang maupun jasa. Perilaku konsumen termasuk

(36)

kedalam faktor yang berpengaruh terhadap terciptanya keputusan pembelian juga penggunaan dan pemanfaatan produk (Lamb, Hair dan McDaniel, 2006 : 188).

Engel et al dalam Dani (2009) menyatakan bahwa perilaku konsumen pada dasarnya merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut. Maka dalam kehidupan sehari-hari, keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen didasarkan pada pertimbangan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Memahami konsumen dan proses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisis konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih memahami tentang faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang memengaruhi perilaku manusia.

Teori perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi individu dengan lingkungan. Demikian juga dalam model perilaku konsumen, keadaan lingkungan, dan individu yang bersangkutan memegang peranan penting dalam menentukan perilakunya diarahkan kepada konsumen.

c. Tahap-tahap pengambilan keputusan konsumen

Pengambilan keputusan konsumen merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

(37)

barang yang ditawarkan. Tahap-tahap proses keputusan pembelian (Philip Kotler, 2005:204).

1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)

Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu dalam konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen untuk memperoleh jawaban, apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul, dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu ini.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli objek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

3. Penilaian Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian

(38)

tentang beberapa alternatif yang ada dan menentukan langkah selanjutnya.

4. Keputusan Membeli

Setelah tahap-tahap awal tadi dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk menentukan pengambilan keputusan apakah jadi membeli atau tidak. Jika keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kualitas dan sebagainya. Untuk setiap pembelian ini, perusahaan atau pemasar perlu mengetahui jawaban atas pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen, misalnya: berapa banyak usaha yang harus dilakukan oleh konsumen dalam pemilihan penjualan (motif langganan/ Patronage motive), faktor-faktor apakah yang menentukan kesan terhadap sebuah toko, dan motif langganan yang sering menjadi latar belakang pembelian konsumen.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian, karena mungkin harga barang dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya dan sebagainya. Untuk mencapai keharmonisan dan meminimalkan ketidakpuasan pembeli harus mengurangi keinginan-keinginan lain sesudah pembelian, atau juga pembeli harus mengeluarkan waktu lebih banyak lagi melakukan evaluasi sebelum membeli.

(39)

d. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

Kotler dan Armstrong dalam Dani (2009) menyatakan “keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis pembeli, serta strategi pemasaran”.

1) Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen, perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok acuan. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Ini merupakan kelompok dimana orang tersebut ikut serta dan berinteraksi. Sebagian merupakan kelompok

(40)

primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang mana orang tersebut secara terus-menerus berinteraksi dengan mereka.

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan dari pelanggan sasaran mereka. Orang-orang secara signifikan dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka paling sedikit melalui tiga cara. Kelompok acuan menghubungkan seorang individu dengan perilaku dan gaya hidup baru. Mereka juga memengaruhi sikap dan konsep diri (self concept) seseorang karena biasanya dia berhasil untuk “menyesuaikan diri” dengan kelompok tersebut. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk keseragaman yang mungkin memengaruhi pilihan produk dan merek actual seseorang (Thamrin dan Francis ; 2013).

3) Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Konsumsi juga dipengaruhi oleh tahap-tahap dalam siklus hidup keluarga. Para pemasar sering memilih kelompok siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka.

4) Faktor Psikologis

Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.

(41)

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris merupakan salah satu bagian indikator dalam persyaratan karya tulis ilmiah, dimana dalam tinjauan empiris menjelaskan tentang hasil penulisan karya tulis ilmiah terdahulu, sebagai salah satu penarikan interpretasi dari karya tulis ilmiah dan berfungsi sebagai landasan untuk memperoleh hasil penulisan karya tulis ilmiah yang relevan dan objektif. Berikut Penelitian Terdahulu:

Rima Hardiyanti (2012). Tentang “Komunitas Jilbab Kontemporer Hijabers di Kota Makassar”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hijabers muslim Makassar memiliki gaya berpakaian tersendiri yang lebih kontemporer karena jauh dari kesan kolot dan lebih stylish meski berhijab. Gaya bahasa dan teks yang mereka gunakan pun punya ciri tersendiri yakni berusaha memadukan bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggris agar terkesan keren dan mengikuti zaman meski berbasis agama atau lebih dikenal dengan bahasa gaul. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya ialah sama-sama meneliti di Kota Makassar. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif, sedangkan penelitian saya menggunakan metode analisis kuantitatif.

Riskiyana Ulfa (2014. Tentang “Pengaruh Hijabers Community terhadap Gaya Hidup dan Keputusan Pembelian Hijab pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hijabers Community berpengaruh signifikan terhadap gaya hidup, gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian hijab, hijabers community berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian hijab pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya

(42)

lakukan adalah variabel yang diteliti adalah Hijabers Community dan Gaya Hidup. Perbedaannya, penelitian ini menggunakan analisis data Structural Equation Modeling (SEM) sedangkan penelitian saya menggunakan analisis data kuantitatif.

Devi Indrawati (2015). Tentang “Pengaruh Citra Merek dan Gaya Hidup Hedonis terhadap Keputusan Pembelian Jilbab “Zoya”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Citra merek dan Gaya Hidup hedonis berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya ialah variabel X berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Perbedaan penelitian ini ialah di teliti di Kota Surabaya sedangkan penelitian saya di teliti di Kota Makassar.

Cindi Purnama Sari (2016). Tentang “Pengaruh Hijabers Community dan Gaya Hidup terhadap Minat Beli Jilbab Merek Elzatta”. Kesimpulan dari penelitian ini ialah Hijabers Community sebagai komunitas yang dapat dikatakan modern dan ber fashionable ini akan menentukan sebuah minat beli seseorang atau customer dalam pembelian jilbab pada merek Elzatta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya ialah variabel X nya adalah Hijabers Community dan Gaya Hidup. Perbedaannya ialah penelitian ini variabel Y nya adalah Minat Beli Jilbab Merek Elzatta sedangkan penelitian saya variabel Y nya adalah Pembelian Hijab.

Khairun Nisa, Rudianto (2017). Tentang “Trend Fashion Hijab Terhadap Konsep Diri Hijabers Komunitas Hijab Medan”. Kesimpulan dari penelitian ini

ialah Hijab tidak hanya menjadi kewajiban bagi wanita muslim

akan tetapi hijab juga menjadi trend yang digemari oleh para wanita muslim dan mampu memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai seperti apa konsep wanita muslim yang sesuai dengan ajaran dan kaidah agama Islam. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya ialah meneliti tentang Hijabers.

(43)

Perbedaan penelitian ini ialah menggunakan analisis data kualitatif sedangkan penelitian saya menggunakan analisis data kuantitatif.

C. Kerangka Konsep

Perilaku konsumen secara definisinya ialah tindakan seseorang dalam memenuhi kebutuhan, mengonsumsi, serta menghabiskan barang dan jasa. Proses yang didahului oleh keputusan dan dari hal yang mempengaruhinya lalu, dilanjutkan dengan tindakan tersebut.

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu terdiri dari faktor internal seperti persepsi, pembelajaran dan pengalaman, memori, motif, kepribadian, emosi, sikap, gaya hidup, daya beli dan faktor eksternal yang terdiri dari budaya, status sosial, kelompok acuan, keluarga, kegiatan pemasaran (Supranto, 2003).

Komunitas sosial dianggap salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan keputusan. Hijabers Community merupakan komunitas yang beranggotakan perempuan beragama Islam dan beberapa kegiatan yang dilakukan adalah bersama-sama berbagi kebaikan, belajar untuk mendalami cara-cara berjilbab dan mengajak perempuan muslim lain untuk menggunakan hijab.

Hijabers Community, sebuah wadah komunitas wanita muslimah yang

dibentuk pada tanggal 27 Maret 2011 di Jakarta, oleh 30 wanita berjilbab dengan latar belakang profesi dan kehidupan yang berbeda. Berkumpul bersama untuk berbagi visi mereka untuk membentuk sebuah komunitas yang akan mengakomodasi kegiatan yang terkait dengan jilbab dan muslimah.

Hijabers Community hadir sebagai wujud strategi yang diharapkan

(44)

kehadiran komunitas ini dipandang sebagai salah satu bentuk strategi pemasaran memperkenalkan inovasi perusahaannya kepada masyarakat.

Berikut merupakan Kerangka Konsep peneliti:

Gambar 2.1

Kerangka Konsep

D. Hipotesis

H1 : Diduga Hijabers Community berpengaruh positif dan signfikan terhadap keputusan pembelian hijab pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi manajemen angkatan 2017 H2 : Diduga Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian hijab pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi manajemen angkatan 2017

Hijabers Community (X1) Indikator: 1. Identitas 2. Nilai 3. Aktivitas (Kartajaya, 2010)

Pembelian Hijab (Y) Indikator: 1. Kemantapan pada sebuah produk 2. Kebiasaan dalam membeli produk 3. Kecepatan dalam membeli sebuah produk (Kotler, 2012) Gaya Hidup (X2) Indikator: 1. Kegiatan (Activity) 2. Minat (Interest) 3. Opini (Opinion) (Mandey, 2009)

(45)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana metode penelitian deskriptif ini berusaha memahami situasi, menafsirkan serta menggambarkan suatu peristiwa atau fenomena keadaan objek yang terjadi di masyarakat dalam hal ini gaya hidup, trend jilbab ala

Hijabers Community dan keputusan pembelian hijab mereka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2017 Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dari bulan Juli hingga Agustus 2020.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi dari masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel Independent/Bebas adalah suatu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat), yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang di observasi atau diamati. Variabel independent adalah variabel yang nilainya dapat memengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel independen nya adalah, sebagai berikut:

(46)

a. Hijabers Community (X1)

Hijabers Community adalah sebuah komunitas para pecinta hijab.

Sedangkan beberapa ahli berpendapat bahwa Hijabers merupakan komunitas jilbab kontemporer yang berisikan wanita-wanita muslimah cantik dengan pakaian atau hijab yang penuh gaya dan stylish. Ciri atau indikatornya: (a) Identitas, (b) Nilai, (c) Aktivitas

b. Gaya Hidup (X2)

Gaya Hidup adalah suatu cara kehidupan yang khas dijalani oleh kelompok sosial tertentu dimana di dalamnya terdapat perilaku yang ekspresif dan dapat dikenali melalui pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Ciri atau indikatornya: (a) Kegiatan (activity), (b) Minat (interest), (c) Opini (opinion).

2. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel Dependent/Terikat adalah suatu variabel yang nilainya dipengaruhi atau bergantung pada nilai dari variabel lainnya (variabel independent). Dalam penelitian ini variabel dependen nya adalah Pembelian Hijab (Y).

Pembelian Hijab adalah suatu keputusan konsumen atau individu untuk mendapatkan atau menggunakan hijab yang mereka inginkan. Ciri atau indikatornya: (a) Kemantapan pada sebuah produk, (b) kebiasaan dalam membeli produk, (c) Kecepatan dalam membeli sebuah produk.

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam pengukuran variabel ini adalah Skala Likert. Skala Likert adalah yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau

(47)

fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk dalam penelitian deskriptif.

Keterangan skala:

a. 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) b. 2 = Tidak Setuju (TS)

c. 3 = Kurang Setuju (KS) d. 4 = Setuju (S)

e. 5 = Sangat Setuju (SS)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2017 Universitas Muhammadiyah Makassar dengan jumlah mahasiswi sebanyak 290 orang.

2. Sampel

Penentuan sampel dengan menggunakan rumus slovin (Anwar Sanusi : 101). N n = 1+Ne2 Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

(48)

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, sebanyak 10%.

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah 74 responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa cara sebagai berikut:

a. Kuesioner (Online)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:199). Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan secara tertutup yang digunakan sebagai instrument kedua untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Perencanaan kuesioner ini yaitu dengan memberikan lembaran yang berisi daftar pertanyaan kepada responden lengkap dengan jawaban seperti; sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS); kurang setuju (KS); setuju (S). Responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pertanyaannya.

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat diperoleh oleh peneliti (Sugiono, 2014:267). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Umar, 2014:166)

Prosedur pengajuan validitas instrument dilakukan dengan menghitung skor variable dari skor butir, perhitungan ini menggunakan

(49)

perhitungan korelasi yang diolah dengan menggunakan program SPSS. Suatu skor dikatakan valid jika skor variable tersebut secara signifikan dengan skor totalnya.

Bila r hitung>r table maka H₀ ditolak, artinya variabel valid.

Bila r hitung < r table maka H₀ diterima, artinya variabel tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh suatu instrument memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang, suatu alat ukur atau statistic dalam hal ini berbentuk kuosioner harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sehingga data yang diperoleh dari pengukuran yang selanjutnya akan digunakan dalam proses pangujian hipotesis tidak memberikan hasil yang menyesatkan.

Dari hasil uji validitas, pertanyaan-pertanyaan yang valid kemudian diuji reliablitas. Untuk mengukur reliabilitas caranya adalah dengan membandingkan nilai r tabel dan r hasil. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai alpha (Crobonc’s Alpha) ketentuanya; bila r alpha > r

tabel, maka pertanyaan tersebut reliabilitas. 3. Regresi Linear Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Persamaan linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel dependen (Hijabers Community dan Gaya Hidup) dan variabel independen (Pembelian Hijab) dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2013:250) :

(50)

Model Regresi linearnya adalah : Y = a + b₁ X₁ + b₂ + X₂ + e Di mana : Y = Pembelian Hijab X₁ = Hijabers Community X₂ = Gaya Hidup a = Konstanta

b₁,b₂ = Koefisien regresi yang akan dihitung. e = standar error

4. Uji Statistik t

Uji Statistik t digunakan untuk mengukur beberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dan menerangkan variasi variabel terikat. Jika nilai signifikan t 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap varibel tersebut.

5. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan adalah besaran yang menunjukkan variasi variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebas (hijabers community) dan (gaya hidup) dalam menerangkan variabel berikutnya (pembelian hijab).

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Universitas Muhammadiyah Makassar

Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 19 Juni 1963 sebagai cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pendirian perguruan tinggi ini adalah realisasi dari hasil musyawarah wilayah Muhammadiyah Sulawesi-Selatan dan Tenggara ke-21 di Kabupaten Bantaeng.

Pendirian tersebut didukung oleh persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran dakwah amar ma’ruf nahi munkar, lewat surat nomor : e-6/098/1963 tertanggal 22 jumadil akhir 1394 h/12 juli 1963 m. Kemudian akte pendiriannya dibuat oleh notaris nomor : 71 tanggal 19 Juni 1963. Universitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan sebagai perguruan tinggi swasta terdaftar sejak 01 Oktober 1965. Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) mengemban tugas dan peran yang sangat besar bagi agama, bangsa dan negara, baik dimasa sekarang maupun di masa depan. Selain posisinya sebagai salah satu ptm/pts di kawasan timur indonesia yang tergolong besar, juga padanya tertanam kultur pendidikan yang diwariskan sebagai amal usaha Muhammadiyah. Nama Muhammadiyah yang terintegrasi dengan nama Makassar memberikan harapan terpadunya budaya, keilmuan dan nafas keagamaan.

(52)

Pada awal berdirinya, Universitas Muhammadiyah Makassar membina dua fakultas yakni fakultas keguruan dan seni jurusan bahasa indonesia, dan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan umum (pu), dan pendidikan sosial (ps) yang dipimpin oleh rektor dr. H. Sudan. Pada tahun yang sama (1963) Universitas Muhammadiyah Makassar telah berdiri sendiri dan dipimpin oleh rektor drs. H. Abdul watif masri.

Perkembangan berikutnya Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 1965 membuka fakultas baru yaitu: fakultas ilmu agama dan dakwah (fiad), fakultas ekonomi (fekon), fakultas sosial politik, fakultas kesejahteraan sosial, dan akademi pertanian. Selanjutnya tahun 1987 membuka fakultas teknik, tahun 1994 fakultas pertanian, tahun 2002 membuka program pascasarjana, dan tahun 2008 membuka fakultas kedokteran, dan sampai saat ini, Universitas Muhammadiyah Makassar telah memiliki 7 fakultas 34 program studi dan program pascasarjana yang telah terakreditasi ban-pt.

Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2003 mengalami tahapan transisi sejarah perkembangan, berupa perubahan formasi kepemimpinan dengan bergabungnya generasi muda dan generasi tua. Pimpinan dan seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Makassar bertekad untuk memelihara hasil capaian para pendahulu dan mengembangkannya kepada capaian yang lebih baik, serta berkomitmen: a. Memelihara kepercayaan masyarakat

b. Mencapai keunggulan dalam kompetisi yang semakin ketat

c. Mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan dan pengembangan diri. Dari ke tiga komitmen tersebut diharapkan dapat mengantar Universitas Muhammadiyah Makassar untuk menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka.

(53)

6. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Fakultas ekonomi didirikan berdasarkan SK Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, nomor : 021 tahun 1978, tanggal 07 ramadhan 1938 h bertepatan tanggal 11 Agustus 1978, dengan mengangkat bapak drs. Ek. H. Wahab saleh sebagai dekan dan drs. Ek. Abd. Azis sangkala sebagai sekretaris. Sejak saat itu resmilah fakultas ekonomi memulai aktivitas akademiknya dengan jumlah mahasiswa sebanyak 11 orang. Pada tahun 1980 jumlah mahasiswanya terus bertambah menjadi 30 orang. Awalnya bernama fakultas ekonomi namun telah berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar adalah salah satu fakultas yang memiliki 5 program studi yaitu manajemen, akuntansi, ilmu ekonomi dan studi pembangunan, ekonomi Islam dan pajak. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar berbasis Islam sehingga prodi yang ada harus memiliki konsentrasi syariah, seperti perbankan syariah. Oleh sebab itu kurikulum yang disusun harus berdasarkan kerangka kulifikasi nasional indonesia (KKNI). Dari segi fasilitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis telah didukung fasilitas seperti laboratorium mini syariah, laboratorium komputer, perpustakaan fakultas, sistem informasi akademik dan lain-lain.

7. Sejarah Singkat Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar Program studi strata satu manajemen merupakan salah satu diantara 5 program studi yang dikelola Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar). Program studi Manajemen

Gambar

Gambar 2.1       Kerangka Pikir ..........................................................................
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang  Tua
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Hijabers Community
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kaligondang Bantul Yogyakarta Ibu hendaknya memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah sesuai dengan tahap perkembangannya dan dapat memilih makanan yang memiliki kualitas dan

Penelitian ini berjudul “Upaya Mengoptimalkan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Lompat Simpai Pada Anak Kelompok B BA ‘Aisyiyah Mertasari Kecamatan Purwanegara Kabupaten

Nilai odds ratio (OR) dalam kelompok penelitian ini adalah 21,938 , sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kelompok pasien dengan jenis operasi kotor mempunyai

Berdasarkan pada landasan teori yang ada dapat diajukan hipotesis bahwa tablet effervescent kombinasi ekstrak etanol daun dewandaru dan herba sambiloto mempunyai

Berat jenis kering - permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering

Pola ini dapat diperbaiki melalui upaya konservasi, pembangunan hutan tanaman gaharu yang didukung dengan tersedianya bibit unggul dan teknologi bioproses gaharu yang

Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 17 dapat dianalisis uji F dengan hasil semua variabel independen dalam variabel internal (pembiayaan dan CAR) secara simultan mempunyai

Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada materi bangun datar sudah menunjukkan