• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan fungsi akuntansi a. Pengertian akuntansi

“Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu”. V.Wiratna Sujarweni (2016:1)2

“Menurut American Acounting Association (AAA), akuntansi adalah proses mengidentifikai, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut”. Latif susilowati (2016:1)

b. Fungsi dasar akuntansi

Fungsi dasar akuntansi adalah menyediakan informasi dana suatu entitas atau unit organisasi.

Akuntansi sebagai sistem informasi terdiri dari 3 fungsi utama yaitu :

1) Fungsi penginputa : akuntansi menyiapkan input secara memadai. Input akuntansi berupa transaksi (transaction) yaitu peristiwa atau kejadian yang menyebabkan perubahan dana. 2) Fungsi pemrosesan : akuntansi mengolah setiap input dalam

rangka menghasilkan informasi yang berkualitas. Proses dasar berupa pencatatan yang terdiri dari penjurnalan (journalizing) dan pemindah-bukuan (posting).

(2)

3) Fungsi pengoutputan : akuntansi menyajikan informasi dana sesuai kebutuhan pengguna agar dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Sony warsono (2013:1)

2. Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi terdiri dari tiga fungsi utama yaitu :

a. Fungsi penginputan : akuntansi menyiapkan input secara memadai, input akuntansi berupa transaksi, yaitu suatu pristiwa atau kejadian yang menyebabkan perubahan dana.

b. Fungsi pemrosesan : akuntansi mengolah semua input dalam rangka menghasilkan informasi yang beralutas. Proses dasar berupa pencatatan yang terdiri dari penjurnalan dan permundah bukuan.

c. Fungsi pengoutputan : akuntansi menyajikan informasi dana sesuai kebutuhan engguna agar dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Soni Warsono (2013:1)

3. Persamaan Akuntansi

Hubungan antara kekayaan, kewajiban dan ekuitas dapat dirumuskan ke dalam sebuah persamaan akuntansi (accounting equation) sebagai berikut :

Masing-masing elemen persamaan akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Asset merupakan jenis penggunaan dana berbentuk sumberdaya, yaitu sesuatu yang masih mempunyai nilai manfaat di masa datang contoh : uang tunai, kendaraan, gedung, dan persediaan barang dagang. Termasuk asset adalah piutang yang muncul dari transaksi penjualan secara kredit. Piutang merupakan asset karena piutang menceminkan hak bagi yang memiliki piutang untuk memperoleh dana di massa datang. Pihak yang melakukan penjualan kredit sering disebut kreditur

(3)

(yaitu pihak yang berpiutang), sedangkan pihak yang melakukan pembelian secara kredit disebut debitur (yaitu pihak yang berutang) b. Beban merupakan jenis penggunaan dana yang nilai manfaat telah

dikonsumsi (tidak lagi memiliki manfaat dimasa mendatang) dalam rangka menjalankan kegiatan usaha. Contoh beban : beban listrik, beban gaji karyawan, dan beban iklan.

c. Pengembalian ke pemilik merupakan jenis pengguaan dana untk diserahkan kepemilik. Contoh : pendistribusian dividen (diperusahaan perorangan).

d. Liabilitas merupakan sumber perolehan dana yang berasal dari pihak yang mana terdapat kewajiban untuk mengembalikan dana dimasa mendatang. Contoh : pinjaman dari koperasi, dan pembelian secara kredit (utang usaha)

e. Penghasilan merupakan sumber perolehan dana yang berasal dari kegiatan usaha. Contoh : penyediaan layanan, dan penjualan barang dagang

f. Ekuitas merupakan sumber perolehan dana yang berasal dari lain-lain (selain liabilitas dan penghasilan). Salah satu komponen utama di ekuitas adalah modal (capital), yaitu sumber pemerolehan dana dari pemilik. Soni Warsono (2013:7)

4. Saldo normal dan makna debet kredit

Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan atas dasar double-entry system dimana salah satu dari dua akun tersebut dicatat

(4)

disebelah debet dan akun satunya lagi dicatat disebelah kredit.” Hery

(2016:22)

Makna debet kredit adalah kiri kanan, tidak lebih tidak kurang. Debet tidak selalu berarti penambahan, dan kredit juga tidak selalu berarti pengurangan. Akuntansi menerapkan mekanisme debet kredit agar pencatatan transaksi dapat dilakukan sesuai dengan realitanya, yaitu tidak terdapat nilai moneter yang bernilai negatif. Sony Warsono (2013:11)

Teknik sederhana untuk membantu mengenali ketentuan debet kredit adalah sebagai berikut :

a. Semua elemen yang ada disisi kiri (debet) persamaan : bertambah dicatat di debet, berkurang di catat kredit.

b. Semua elemen yang ada disisi kanan (kredit) persamaan : bertambah dicatat kredit, berkurang dicatat debet.

Aturan pendebitan dan pengkreditan serta saldo-saldo pada

umumnya ( saldo normal) dari berbagai jenis akun dapat dilihat pada ikhtisar dibawah ini :

Tabel 1

Aturan Debet, Kredit dan Saldo Normal

Jenis Akun Pertambahan Pengurangan Saldo

Normal

Aset Debet Kredit Debet

Kewajiban Kredit Debet Kredit

Modal Kredit Debet Kredit

Pendapatan Kredit Debet Kredit

Beban Debet Kredit Debet

Sumber : Haryono Yusup (2012:81) 5. Analisis Transaksi

Analisi transaksi adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah fenomena guna meneliti struktur/sifat pristiwa tersebut secara mantap.

(5)

Dengan demikian analisis transaksi merupakan kajian terhadap transaksi untuk mengetahui dampak dari transaksi terhadap posisi keuangan.

Bagan 1 Analisis Transaksi

a. Pemahaman transaksi. Dari bentuk dan isi bahasa transaksi di identifikas posisi perusahaan, apakah sebagai penerimaan, pembayaran, pembeli atau penjual dan seterusnya, kemudian syarat, konsep dan kebiasaan dalam bisnis.

b. Dramatisasi transaksi. Setelah memahami transaksi, transaksi didramatis sehingga mudah menemukan sebab-akibat transaksi artinya pelaku akuntansi harus mampu merekontruksikan transaksi pada pihaknya.

c. Identifikasi sebab-akibat. Dari dramatis transaksi tentukan sebab-akibat dan nilainya yang bertambah atau berkurang.

d. Penetapan Debet Kredit. Dari hasil identifikas sebab akibat ditetapkan atau kredit sesuai dengan azas debet kredit akun.Sirsait Pirmatua (2014:40-43) Bukti Transaksi Analisis Transaksi Bukti Pencatatan JURNAL/BUKU BESAR

(6)

6. Akun dan Pergolongan akun perusahaan jasa a. Akun

Akun (kadang disebut “pos”, “rekening” atau “perkiraan”) berasal; dari bahasa inggris “account”. Dari perspektif matematika, akun

merupakan penjabaran dari sebuah elemen dipersamaan akuntansi. Sebagai elemen dipersamaan akuntansi lazimnya terdiri dari banyak akun. Sony Warsono (2013:25)

b. Penggolongan akun perusahaan jasa

Dalam kegiatan dunia usaha setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam jenis maupun jumlahnya. Kita tahu bahwa makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka semakin banyak dan beragam pula transaksi yang terjadi. Dalam hal ini agar memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing masing. Akun dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

a Akun rill (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, dimana saldo akunnya terbawa dari suatu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.

b Akun nominal (sementara) adalah akun yan disajikan dalam laporan laba rugi. Akun nominal terdiri dari dua kelompok yaitu pendapatan dan beban. Latif Susilowati (2016:17)

1) Akun-akun aset

Akun-akun asset digolongkan sebagai berikut : a) Aset Lancar

(1) Kas, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya yang dapat disajikan dengan uang tunai dan dapat digunakan segera untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan.

(7)

(2) Piutang usaha, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya yang berbentuk janji dari pihak yang membayar secara kredit (3) Perlengkapan, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya

yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan

operasional perusahaan.

(4) Dibayar dimuka sewa gedung, yaitu penggunaan dana berupa pembayaran dimuka kepada pihak yang menyewakan gedung yang mana masa manfaat sewa masih berlangsung dimasa akan datang. Meskipun pembayaran telah dilakukan tetapi pembayaran tersbut merupakan aset karena perusahaan masih berhak memperoleh manfaat atas gedung.

b) Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar digolongkan sebagai berikut :

(1) Tanah, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya berwujud yang pada dasarnya tidak mengalami penyusutan dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.

(2) Bangunan, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya berwujud yang digunakan untuk kegiatan bisnis perusahaan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.

(3) Peralatan, yaitu pengunaan dana berupa sumber daya berwujud, seperti mesin dsb.

(8)

2) Akun-akun liabilitas

Akun-akun liabilitas digolongkan sebagai berikut:

a) Liabilitas lancar

Utang usaha, yaitu sumber pemerolehan dana yang lazimnya dari transaksi pembelian secara kredit dengan ketentuan pelunasan ditetapkan dimasa datang.

b) Liabilitas jangka panjang

Utang hipotek, yaitu sumber pemerolehan dana dari pihak ketiga yang pada dasarnya disertai dengan penyerahan jaminan, dan pelunasan melebihi 1 periode.

3) Akun-akun Penghasilan

Pendapatan usaha, yaitu sumber pemerolehan dana dari kegiatan bisnis utama (perusahaan di jasa).

4) Akun-akun beban

Akun-akun beban digolongkan sebagai berikut :

a) Beban gaji, yaitu penggunaan dana berupa jasa tenaga kerja atau keahlian karyawan

b) Beban listrik, yaitu penggunaa dana berupa konsumsi listrik c) Beban penyusutan, yaitu penggunaan dana berupa konsumsi

(9)

Berikut ini bentuk akun T yaitu : Tabel 2 Bentuk akun T

Nama Akun

Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah

(sisi Debet)

(sisi Kredit)

Sumber : Haryono Yusup (2012:73) 7. Kode akun

Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memaki angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf pada suatu setiap akun. a. Kode perkiraan dengan system numeral

Kode perkiraan dengan system numeral ini merupakan cara untuk mencatatka kode pada perkiraan dengan menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap perkiraan dapt dilakuan dengan bebas dan ditulis urut mudah dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu. Lantip Susilowati (2016:19)

Ada beberapa model untuk memberi kode akun yaitu sebagai berikut: b. Kode numeral

“Kode perkiraan dengan menggunakan sistem numeral ini

merupakan cara untuk mencatatkan kode pada perkiraan dengan menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis urut sehingga mudah

(10)

dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu dengan yang lain”. Lantip Susilowati (2016:19)

Berikut ini contoh kode Numeral :

Tabel 3 Kode Numeral

No.

Kode Nama Perkiraan

No.

Kode Nama Perkiraan

101 Kas 201 Hutang Dagang

102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji

104 Perlengkapan 301 Modal Tuan Arif

105 Sewa dibayar di Muka 302 Prive Tuan Arif

108 Peralatan Cetak 401 Pendapatan

109 Akum.Peny.Peralatan 402 Ikhtisar Laba Rugi

Sumber : Lantip Susilowati (2016:20) c. Kode angka blok

“Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan dan tiap golongan menjadi jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomer kode yang berbeda.” Lantip Susilowati (2016:21). Berikut ini

contoh kode Angka Blok :

Table 4 Kode Angka Blok

No. Kode Nama Akun

1-20 Aktiva Lancar

21-30 Investasi Jangka panjang

31-50 Aktiva tetap berwujud

51-60 Aktiva tetap tidak berwujud

61-80 Aktiva lain-lain

81-100 Hutang lancar

Dst ...

(11)

d. Kode angka desimal

“Sistem desimal adalah pemberian kode akun dengan

menggunakan sepuluh unit angka dari 0 sampai 9. Masing-masing angka/digit menunjukkan kelompok, golongan, dan jenis akun.”

V.Wiratna Sujarweni (2016:35)

Berikut ini contoh Kode Angka Desimal : Tabel 5

Kode Angka Desimal

Kode Keterangan 1 Aktiva 1.0 Aktiva Lancar 1.0.1 Kas 1.0.2 Piutang 1.1.0... dan seterusnya...

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:35) e. Kode mnemonik

“Pada sistem ini pengkodean akun dilakukan dengan

menggunakan huruf-huruf tertentu.” V.Wiratna Sujarweni (2016:36) Berikut contoh Kode Mnemonik :

Tabel 6 Kode Mnemonik

Kelompok Akun Nama Akun Kode

Aktiva (A) Aktiva Lancar AL

Kas AL.K

Piutang Usaha AL.PU

Surat Berharga AL.SB

Kewajiban (K) Kewajiban Lancar KL

Hutang Wesel KL.HW

Hutang Usaha KL.HU

(12)

Sumber : Wiratna Sujarweni (2016:36) f. Kode kombinasi huruf dan angka

“Kode akun yang dikombinasikan antara huruf dan angka

disesuaikan dengan perkiraan yang digunakan. Huruf diletakkan di depan sebagai tanda perkiraan sedangkan di belakang huruf diletakkan angka-angka yang menunjukkan kode akun.” V.Wiratna Sujarweni (2016:37)

Berikut contoh Kode Kombinasi Huruf dan Angka : Tabel 7

Kode Kombinasi Huruf dan Angka

Kelompok Kode Golongan Akun Kode Jenis Akun Kode

Aktiva A Aktiva Lancar AL Kas AL-10 Piutang Usaha AL-11 Perlengkapan AL-12 Akktiva Tetap AT Peralatan Toko AT-13 Hutang H Hutang Lancar HL Hutang Usaha UL-20 Hutang wesel UL-21 Hutang jangka panjang HJ Hutang Hipotek UJ-22 Hutang Obligasi UJ-23

Ekuitas M Ekuitas sediri MS Ekuitas

Saham

MS-30

Beban B Beban Usaha BU Beban Gaji BU-50

Beban Sewa BU-51

Pendapatan P Pendapatan Jasa PJ Jasa Reparasi PJ-40

Pendapatan (P) Pendapatan Jasa P.J

Pendapatan Komisi P.K

Penjualan P.Pjl

Beban (B) Beban Usaha B.U

(13)

Jasa Komisi PJ-41

dan

seterusnya.. ... Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:37)

g. Chart Of Accounts (COA)

Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of

accounts).” Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar

merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi.

Contoh chart of accounts (COA) : 1. AKTIVA

1.1 Kas

1.2 Piutang Usaha 1.4 Perlengkapan Kantor 1.5 Asuransi Dibayar di Muka 1.7 Perabotan Kantor

1.8 Perabot Kantor 2. UTANG

2.1 Utang

2.3 Sewa Diterima di Muka 3. EKUITAS 3.1 Modal 3.2 Prive 4. PENDAPATAN 4.1 Pendapatan Usaha 4.2 Pendapatan Sewa 4.3 Pendapatan Bunga 5. BEBAN 5.1 Beban Gaji 5.2 Beban Iklan

5.3 Beban Sewa Kantor 5.4 Beban Untilitas 5.9 Beban Rupa-rupa

Bentuk baku (standarisasi) dalam penyusunan chart of account dan yang telah diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan kode (nomor) 1 selalu di mulai dari akun-akun Lanjutan

(14)

aktiva, lalu diikuti dengan akun-akun dari kelompok utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyusunannya/ penempatannya di dalam COA haruslah berdasarkan urutan tingkat likuiditas. Sedangkan untuk aktiva tetap, penyusunannya selalu dimulai dari aktiva tetap berwujud yang memiliki umur ekonomis (masa manfaat) yang paling lama. Penyusunan COA untuk utang dimulai dari utang jangka pendek yang sifatnya paling lancar, yang biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan COA adalah penerapan flexible numbering system (sistem penomoran yang fleksibel), di mana sebuah kode dan nama akunyang baru akan dapat ditambah (disisipkan) tanpa mengubah urutan kode akun lainnya yang telah ada. Hery (2016:19)

8. Siklus Akuntansi

“Siklus akuntansi (accounting cycle) merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi sejak awal periode pembukuan sampai dengan akhir periode pembukuan, dan kembali lagi ke awal periode pembukuan baik itu proses atau pengolahan data secara manual maupun komputerisasi”. Rizal Efendi (2014:23) Bagan 2 Siklus Akuntansi Rizal Efendi (2014:23) Neraca Transaksi Bukti Transak si Buku Besar AJP Neraca Saldo Neraca Lajur Laporan keuanga n Jurnal Umum NS Setelah Penutup an Jurnal Penutu p

(15)

a. Bukti Transaksi

Untuk perusahaan tertentu, dari bukti transaksi bisa langsung dicatat kebukti transaksi antara lain;

1) Kuitansi

Adalah bukti terjadinya pembayaran yang ditanda tangani oleh penerima uang.

2) Nota Kontan

Adalah tanda bukti pembelian barang tunai yang dibuat oleh kepembeli.

3) Fakture (voice)

Adalah suatu dokumen yang dibuat sebagai bukti oendukun penjualan (faktur penjuakan) dan pendukung pemblian (faktur pembelian).

4) Nota Kredit (credit Memo)

Adalah dokumen terjadinya pengurangan piutang usaha karena adanya pengenbalian barang dagang atau penurunan harga karena terjadinya kerusakan atau ketidaksesuaian kualitas barang yang dikirm denga yang dipesan.

5) Nota Debit (debit Memo)

Adalah dokumen terjadinya pengurangan utang usaha karena adanya pengembalian barang dagang atau penurunan harga yang dibuat oleh pihak pembeli.

6) Cek (check/Cheque)

Adalah merupakan surat perintah tanpa syarat dari NASABAH kepada BANK yang memelihara rek.

b. Jurnal

“Jurnal atau buku harian adalah alat untuk mencatat transaksi

perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urutan waktu terjadinya) dengan memnunjukkan rekenin gyang harus didebit dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.” Rizal Effendi (2014:27)

“Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang

dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan akun yang harus didebet dan dikredit berserta jumlah rupiah masing-masing.” Haryono Yusup (2012: 126)

(16)

“Terdapat 2 (dua) tipe buku jurnal, yaitu buku jurnal umum

(general journal) dan buku jurnal khusus (special journal). Perusahaan kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis buku jurnal yang menampung semua jenis transaksi yang terjadi di perusahaan.” Sony Warsono (2013:66)

1) Jurnal umum

Jurnal umum dibuat atas transaksi yang tidak diacatat dalam jurnal khusus. Contoh transaksi yang akan di catat dalam jurnal umum adalah transaksi retur pembelian, retur penjualan, serta transaksi pembelian peralatan dan perlengkapan kantor secara kredit. Jurnal koreksi (correcting entries), jurnal penyesuaian (adjusting entrie), dan jurnal penutup (closing entries) tergolong dalam jurnal umum. Hery (2014:24)

Contoh jurnal umum

Tabel 8 Jurnal Umum T a n g g a l K e t / A k u n R e f D e b e t K r e d i t

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:27)2

Keterangan :

a. Kolom Tanggal : Diisi tanggal terjadinya transaksi secara kronologis (menurut urutan waktu)

(17)

b. Kolom keterangan : Diisi dengan nama akun yang harus di debet dan akun yang harus di kredit akibat terjadinya transaksi. Akun yang harus di debet ditulis lebih dahulu, baru kemudian akun di kredit

c. Kolom Referensi (ref) : Diisi nomor kode akun yang didebet dan di kredit

d. Kolom Debet/Kredit : Diisi dengan sejumlah nilai / angka yang di debet atau di kredit sesuai dengan transaksi yang

terjadi. V.Wiratna Sujarweni (2016:27)2

2) Jurnal khusus

Jurnal khusus digunakan untuk encatat transaksi yang sering teradi dan homogeny (sejenis).

c. Buku Besar

“Buku besar merupakan kumpulan rekening-rekening yang

digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal”. Mulyadi (2014:121)

“Posting adalah pemindahan dari jurnal ke buku besar sesuai

dengan tanggal transaksi dan dikelompokkan berdasarkan akun-akun

yang sama.” V.Wiratna Sujarweni (2016:38)2

Buku besar ada beberapa jenis, yaitu: 1) Buku besar umum

Berikut ini format buku besar bentuk stafle berkolom saldo rangkap:

Tabel 9 Buku Besar

Tgl Ket Ref Debet Kredit Saldo

Debet Kredit

(18)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses posting adalah sebagai berikut :

a) Pindahkan tanggal kejadiaan yang ada dalam jurnal ke lajur tanggal pada buku besar yang bersangkutan

b) Pindahkan jumlah debet atau jumlah kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit pada buku besar yang bersangkutan. Jika menggunakan buku besar yang ada lajur saldonya maka langsung dihitung saldonya. c) Catat nomor kode akun kedalam lajur referensi sebagai

tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar. d) Catat nomor halaman kedalam lajur referensi buku besar

setiap pemindahbukuan terjadi.

e) Penjelasan singkat dalam lajur “keterangan” dijurnal, dapat dipindahkan ke lajur yang sama di buku besar. Lantip Susilowati (2016:67)

2) Buku besar pembantu

Buku besar pembantu sering disebut juga buku tambahan, yaitu sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan utang usaha yang berfungsi memberi informasi yang lebih mendetail. Pada umumnya, pembuatan buku pembantu adalah untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti hutang, piutang dan persediaan. Yayah Sinaga (2016:63)

Jenis-jenis buku besar pembantu, yaitu: a) Buku Besar Pembantu Piutang b) Buku Besar Pembantu Utang

c) Buku Besar Pembantu Persediaan. Yayah Sinaga (2016:63)

“Buku besar dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum

(general ledger) dan buku besar pembantu subsidiary ledger)”.

Hery(2015:36)

Buku pembantu adalah suatu kelompok rekening tertentu dalam buku besar (generalledger), yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca percobaan. (Mulyadi, 2014:139)

(19)

biasanya buku besar pembantu yang dibuat adalah untuk akun piutang dagang dan utang dagang. Dengan adanya buku besar pembantu yang mencatat tagihan kemasing-masing pelanggan dan yang mencata utang kemasing-masing

supplier, akan lebih mudah untuk mengontrol saldoke

seluruhan piutang dagang dan utang dagang. Hery(2015:37) d. Neraca Saldo

“Neraca saldo adalah buku yang berisi daftar seluruh akun

dengan saldo yang berasal dari masing-masing akun yang telah dibuat dalam buku besar dengan sejumlah uang yang diletakkan dalam sisi

debet dan kredit.” V.Wiratna Sujarweni (2016:41)2

“Neraca saldo tidak memberikan bukti yang kuat mengenai

keakuratan (kebenaran) buku besar. Neraca saldo hanya

mengindikasikan jumlah debit dan kredit adalah sama, walaupun adanya keseimbangan antara debit dan kredit belum tentu pekerjaan di buku besar dan di jurnal sudah benar. Namun indikasi keseimbangan debit dan kredit sangat berharga sekali, karena seringkali kesalahan mengakibatkan jumlah debit dan kredit tidak sama.” Rizal Efendi (2014:32)

Bentuk dari neraca saldo adalah sebagai berikut : Tabel 10 PT X

Neraca Saldo 31 Desember 2015 dalam satuan rupiah)

(20)

Jumlah

Sumber :V.Wiratna Sujarweni (2016:43)2

Cara menyusun Neraca Saldo :

1) Lajur nomor akun disi dengan nomor-nomor akun yang dicatat saldonya

2) Lajur nama akun diisi dengan nama-nama akun yang terjadi pada periode tersebut

3) Lajur debet dan kredit diisi dengan saldo-saldo akun 4) Jumlahkan kolom debet dan juga kolom kredit Lantip Susilowati (2016:69)

e. Jurnal penyesuaian (Adjusting Journal Entry)

“Jurnal penyesuaian yaitu jurnal yang digunakan untuk

menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo menjadi saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, dengan tujuan akan mencerminkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebenarnya. V.Wiratna Sujarweni (2016:43)2

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo. Yang perlu disesuaikan adalah :

1) Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan) yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Piutang Rp xxxx

Pendapatan Rp xxxx

2) Biaya/ beban yang masih harus dibayar (utang biaya)

biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

(21)

Utang Rp xxxx

3) Pendapatan diterima dimuka

yaitu pendapatan yang telah diterima namun belum menjadi hak pada periode tersebut.

Dengan pendekatan utang

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Pendapatan diterima dimuka Rp xxxx

Pendapatan Rp xxxx

(nilai= catat sejumlah yang terpakai)

Dengan pendekatan pendapatan

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Pendapatan sewa Rp xxxx

Sewa diterima dimuka Rp xxxx

4) Beban dibayar dimuka

yaitu beban yang sudah dikeluarkan lebih dahulu, namun haknya belum diterima.

Dengan pendekatan asset

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx

Asset dibayar di muka Rp xxxx

Dengan pendekatan beban Jurnal penyesuaiannya adalah :

Asset dibayar di muka Rp xxxx

Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx

5) Piutang Tak Tertagih

Penyesuaian ini digunakan untuk mencadangkan perkiraan sejumlah piutang yang tidak dapat tertagih oleh pelanggan.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban cadangan kerugiaan piutang Rp xxxx

Cadangan kerugiaan piutang tak tertagih Rp xxxx

6) Depresiasi aktiva tetap

Digunakan untuk mengalokasikan dana yangdikeluarkan untuk

pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari tahun ke tahun.

(22)

Beban penyusutan asset tetap Rp xxxx

Akumulasi penyusutan asset tetap Rp xxxx

7) Perlengkapan

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban perlengkapan Rp xxxx

Perlengkapan Rp xxxx

V.Wiratna Sujarweni (2016:44)

f. Neraca saldo setelah penyesuaian

“Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo akun-akun

yang ada pada tanggal tertentu terletak di buku besar setelah dilakukan pembaruan karena adanya jurnal penyesuaian.” V.Wiratna Sujarweni

(2016:49)2

Neraca saldo setelah penyesuaian menunjukkan keadaan yang benar-benar nyata. Berdasarkan neraca saldo stelah penyesuaian maka selanjutnya siap untuk dibuat laporan keuangan.

Contoh neraca saldo setelah penyesuaian : Bentuk neraca lajur adalah sebagai berikut :

Tabel 11 PT X Neraca Lajur 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)

Kode

Akun Akun

Neraca Saldo Penyesuaian

Neraca Saldo setelah penyesuaian Rugi-Laba Neraca D K D K D K D K D K

(23)

Total

Sumber: V.Wiratna Sujarweni (2016:52)2

g. Neraca saldo setelah penyesuaian

“Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo

akun-akun yang ada pada tanggal tertentu terletak di buku besar setelah dilakukan pembaruan karena adanya jurnal penyesuaian.” V.Wiratna

Sujarweni (2016:49)2

Neraca saldo setelah penyesuaian menunjukkan keadaan yang benar-benar nyata. Berdasarkan neraca saldo stelah penyesuaian maka selanjutnya siap untuk dibuat laporan keuangan.

Contoh neraca saldo setelah penyesuaian : Tabel 12

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Kode akun Nama Akun

Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian

Neraca Saldo setelah Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Total

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:49)2

h. Laporan Keuangan

“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu“

Kasmir (2015:7)

Laporan keuangan disusun secara periodik dan periode yang digunakan adalah tahunan yaitu yang dimulai dari 1 Januari dan Lanjutan

(24)

berakhir pada tanggal 31 Desember. Selain periode tahunan, laporan keuangan juga dapat disusun untuk periode yang lebih pendek, misalnya bulanan, triwulan atau tiga bulan, dan enam bulan yang digunakan untuk kepentingan perusahaan.

“Tujuan menyusun laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.” V.Wiratna Sujarweni (2016:54)

Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari : 1) Laporan laba rugi

“Laporan laba-rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan.” Lantip Susilowati(2016:38)

Berikut laporan laba rugi bentuk single step : Tabel 13

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2005

Pendapatan jasa Xxx

Pendapatan lain-lain Xxx

Jumlah Pendapatan Xxx

Beban usaha:

Beban gaji xxx

Beban perjalanan dinas xxx

Beban iklan xxx

(25)

Beban listrik dan air xxx

Beban perlengkapan kantor xxx

Beban sewa xxx

Beban penyusutan peralatan kantor xxx

Beban lain-lain xxx

Jumlah beban usaha Xxx

Laba bersih Xxx

Sumber: V. Wiratna Sujarweni (2016:57) 2) Laporan perubahan modal/ ekuitas

“Laporan perubahan modal adalah laporan yang berisi

seberapa banyak modal awal telah bertambah ataupun berkurang

selama periode tertentu.” V.Wiratna Sujarweni (2016:59)2

“Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi

jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal diperusahaan.” Kasmir (2015:29)

Beragam transaksi dapat menyebabkan perubahan ekuitas antara lain transaksi-transaksi berikut ini :

a) Setoran modal tambahan selama periode berjalan b) Laba/rugi (pada saat pencatatan penutup)

c) Pengembalian kepemilik (pada saat pencatatan penutup) d) Penerimaan bantuan/ subsidi dari pemerintah

e) Penerimaan sumbangan dari masyarakat Sony Warsono (2013:116)

(26)

Contoh bentuk Laporan perubahan modal adalah sebagai berikut: Tabel 14

Perusahaan ADHI JAYA, Medan Laporan Perubahan Modal

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2005

Modal Tuan Sabil 1 Desember 2005 Rp XXX

Laba bersih tahun 2005 Rp XXX

Rp XXX

Pengambilan Prive Tuan Sabil (Rp XXX)

Modal Tuan Sabil 31 Desember 2005 Rp XXX

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:59)

3) Neraca

“Neraca adalah yaitu laporan yang menggambarkan posisi

keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada periode tertentu.” V.Wiratna Sujarweni (2016:61)

(27)

Berikut ini contoh neraca bentuk Staffel adalah Tabel 15

Bengkel Mobil “Hadian Putra” Neraca Per 31 Desember 1999 ASET Aset Lancar Kas Rp XXX Piutang Usaha Rp XXX Perlengkapan Service Rp XXX Persekot asuransi Rp XXX

Jumlah Aset Lancar

Rp XXX

Aset Tetap

Peralatan service Rp XXX

Akum. Peny Peralatan Rp XXX

Jumlah Aset Tetap Rp XXX

JUMLAH ASET Rp XXX LIABILITAS (KEWAJIBAN) Utang Usaha Rp XXX Utang Gaji Rp XXX Jumlah Liabilitas Rp XXX EKUITAS Modal Hadian Rp XXX Jumlah Ekuitas Rp XXX JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS Rp XXX

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:62) 4) Laporan arus kas

“Laporan arus kas (Statement of cash flows) adalah sebuah

laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari

(28)

aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaaan/pembiayaan/ untuk satu periode waktu tertentu.”

Hery (2016:17)

“Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi

historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas pendanaan (financing) danaktivitas investasi selama satu periode akuntansi. Lantip Susilowati (2016:48)

Dalam rangka menyusun informasi arus kas, ketentuan akuntansi sejauh ini mengklasifikasi aktifitas perusahaan menjadi 3 jenis yaitu :

a) Aktivitas operasi (AO) ; meliputi beragam transaksi kas yang terkait dengan kegiatan usaha utama. Contoh : penerimaan kas dari penjualan barang/ jasa

b) Aktivitas investasi (AI); meliputi beragam transaksi kas yang terkait dengan investasi. Contoh : pembelian tunai aset tetap kendaraan

c) Aktivitas pendanaan (AP); meliputi beragam transaksi kas yang terkait dengan kegiatan keuangan. Contoh : penerimaan kas dari pinjaman hipotek.

(29)

Perubahan kas yang dapat dikategorikan menjadi 2 aliran, yaitu aliran kas masuk (penerimaan kas) dan aliran kas keluar (pengeluaran kas). (Sony Warsono,2013:118)

Terdapat dua bentuk penyajiaan laporan arus kas yang pertama dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari operasional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Lantip Susilowati (2016:49)

Pada metode langsung, arus kas dari operasi dirinci sumber-sumbernya dan demikian juga dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu akan mudah dipahami dengan tepat. Pada metode tidak langsung, laporan arus kas dari operasional diawali dengan net income, kemudian net income tersebut dikoreksi dengan hal-hal / item-item tertentu yang diperlakukan berbeda antara dalam penyusunan laporan laba rugi (yang menghasilkan net

income) dengan laporan arus kas. Lantip Susilowati

(30)

Berikut bentuk laporan arus kas untuk perusahaan jasa : Tabel 16

Perusahaan ADHI JAYA, Medan Laporan Arus Kas

Tahun yang Berakhir 31 Desember 2005

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan kas dari pelanggan Rp XXX

Pembayaran kas dari Pemasok dan Karyawan:

Beban Sewa Gedung Rp XXX

Beban Iklan Rp XXX

Beban Perjalanan Desa Rp XXX

Beban Telepon Rp XXX

Beban Gaji Karyawan Rp XXX

Beban Listrik dan air Rp XXX

(Rp XXX)

Kas yang dihasilkan operasi Rp XXX

Pembayaran bunga Rp XXX

Pembayaran Pajak Penghasilan Rp XXX

Arus Kas bersih dari aktivitas operasi Rp XXX

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian Peralatan Kantor (Rp XXX)

Rp XXX

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Investasi awal Rp XXX

Prive Pemilik Rp XXX

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas pendanaan (Rp XXX)

Kenaikan bersih kas dan setara kas Rp XXX

Kas dan setara kas pada awal periode Rp XXX

Kas dan setara kas akhir periode Rp XXX

Sumber : V. Wiratna Sujarweni (2016:60)

i. Jurnal penutup

“Jurnal penutup yaitu jurnal yang digunakan untuk menutup semua akun nominal (pendapatan dan beban) pada akhir periode, dilakukan dengan cara menjurnal akun-akun tersebut pada lawan saldo nominal. Atau dengan kata lain jurnal penutup dilakukan dengan maksud untuk mengenalkan saldo akun

(31)

sementara (pendapatan dan beban), sehingga perusahaan dapat mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode.

Ayat jurnal penutup adalah ayat jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo akun sementara agar dapat digunakan untuk transaksi akuntansi periode berikutnya. Maka, pada akhir periode nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol. Pengambilan pribadi (prive) juga merupakan akun sementara yang harus ditutup pada akhir periode.

Adapun tujuan dan fungsi jurnal penutup disusun diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Memisahkan transaksi pada akun pendapatan dan beban agar tidak bercampur dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban tahun mendatang

2) Mampu menyediaakan neraca awal periode berikutnya saat setelah dilakukan jurnal penutupan

3) Mempermudah apabila laporan keuangan tersebut

diperiksa,karena dengan membuat jurnal penutup maka terjadi pemisahaan akun nominal diperiode sebelumnya dengan periode akuntansi selanjutnya.

4) Untuk menyajikan informasi keuangan perusahaan yang sebenarnya setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup).

Terdapat beberapa jurnal penutup yang harus dibuat adalah sebagai berikut :

1) Menutup akun-akun dengan saldo pendapatan (nominal kredit)

Pendapatan Rp XXX

Ikhtisar laba-rugi Rp XXX

2) Menutup akun-akun dengan saldo beban (normal debet) Ikhtisar laba-rugi Rp XXX

Beban-beban Rp XXX

3) Menutup akun ikhtisar laba rugi jika laba Ikhtisar laba-rugi Rp XXX

Modal/laba ditahan Rp XXX

4) Menutup akun ikhtisar laba rugi jika rugi Modal/laba ditahan Rp XXX

(32)

5) Menutup akun dividen/prive Modal/laba ditahan Rp XXX

Prive/dividen Rp XXX

V. Wiratna Sujarweni (2016:63)2

j. Neraca Saldo Sesudah Penutup

Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat setelah akun nominal atau akun sementara ditutup atau saldonya di nol kan, dengan cara membuat jurnal penutup. Isi dari neraca saldo setelah penutupan adalah akun-akun riil (aktiva, hutang, modal) riil, yaitu akun yang saldonya terbawa dari periode ke periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan dijadikan dasar untuk menyusun neraca awal periode berikutnya. Akun nominal (pendapatan dan beban) tidak dimasukkan ke dalam neraca saldo setelah penutupan karena sebelumnya saldonya telah ditutup dengan bantuan jurnal penutup yang telah

dikerjakan. V. Wiratna Sujarweni (2016:65)2

“Fungsi neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan bahwa buku besar telah seimbang, sebelum melakukan pencatatan untuk periode akuntansi selanjutnya. Tetapi harus diperhatikan bahwa neraca saldo setelah penutupan hanya terdiri perkiraan neraca saja.” Lantip Susilowati (2016:82)

Bentuk neraca saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut : Tabel 17

Neraca saldo Setelah Penutup 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)

No Akun Nama Akun Debet Kredit

Jumlah

(33)

k. Jurnal pembalik

Jurnal pembalik atau sering disebut jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal yang biasanya dibuat pada awal periode, dibuat kebalikan dari jurnal penyesuaian sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional artinya boleh dibuat atau tidak. Jika dibuat maka akan memberi manfaat, diperiode berikutnya akan labih praktis pencatatannya. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan pembalikan. Jurnal penyesuaian yang perlu dibalik adalah : 1) Pendapatan yang masih harus diterima

2) Beban dibayar dimuka (jika diakui sebagai beban) 3) Beban yang masih harus dibayar

4) Penghasilan diterima dimuka (jika diakui sebagai

pendapatan).

“Pencatatan pembalik dilakukan karena 2 (dua)

pertimbangan. Pertimbangan pertama, pencatatan pembalik dilakukan dalam rangka mencegah ketidak konsistenan pencatatan di masa datang. Pertimbangan kedua, pencatatan pembalik dilakukan untuk menjaga konsistensi pencatatan uang merupakan keharusan”. (Sony Warsono 2013:119)

(34)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 18

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas Peneliti Aspek Lisna Maulida A03130032 Politeknik Negeri Banjarmasin

Khairina Nur Najmi A03140019

Politeknik Negeri Banjarmsin

Reza Fahmi Prabowo A03150042

Politeknik

NegeriBanjarmasin

Judul Penerapan Akuntansi

Pokok pada PT Mumtaz Karima Banjarmasin

Penerapan Akuntansi Pokok Untuk Menyusun Laporan Keuangan Pada CV Borneo Jaya Travel

Penerapan Akuntansi Pokok untuk Menyusun Laporan Keuangan pada PT Tata Jasa Setiaraya Banjarmasin Objek

Penelitian

PT Mumtaz Karima Banjarmasin

CV Borneo Jaya Travel PT Tata Jasa Setiaraya

Permasala han

Bagaimana penerapan akuntansi pokok

berdasarkan SAK ETAP 2013 pada PT Mumtaz Karima ?

Bagaimana penerapan akuntansi pokok untuk menyusun laporan

keuangan pada CV Borneo Jaya Travel?

Bagaimana penerapan akuntansi pokok untuk menyusun laporan pada PT Tata Jasa Setiaraya ?

Tujuan Penelitian

Untuk Menerapkan akuntansi pokok

berdasarkan SAK ETAP 2013 pada PT Mumtaz Karima

Untuk menerapkan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan pada CV Borneo Jaya Travel

Untuk menerapkan akuntansi pokok dalam penyusunan laporan keuangan pada PT Tata Jasa Setiaraya

Metode Penelitian

Jenis Penelitian : Studi Kasus

Teknik Pengumpulan Data: Penelitian Lapangan penulis melakukan dengan cara: Observasi, Dokumentasi, dan Wawancara Jenis penelitian : Studi kasus Jenis Data : 1. Kualitatif 2. Kuantitatif Sumber Data: 1. Primer 2. Sekunder Pengumpulan Data : 1. Wawancara 2. Dokumentasi 3. Studi Pustaka

Jenis Penelitian : Studi Kasus Teknik Pengumpulan Data : Wawancara, Dokumentasi, dan Studi Pustaka Hasil Penelitian Penulis menyusun laporan keuangan pada periode 01 Oktober s/d 31 Desember 2015

Penulis menyusun laporan keuangan pada periode 01 Oktober s/d 31 Desember 2016

Penulis menyusun laporan keuangan pada periode 01 oktober s/d 31 Desember 2017 Sumber Lisna maulida (2016), Khairina Nur Najmi (2017)

Gambar

Tabel 8  Jurnal Umum  T a n g g a l  Ket/Aku n  Ref  Debet  Kredit
Tabel 9  Buku Besar
Tabel 11  PT X  Neraca Lajur  31 Desember 2015  (dalam satuan rupiah)
Tabel 13  Laporan Laba/Rugi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan: 1) Teknik pembelajaran VCT lebih efektif daripada teknik konvensional untuk meningkatkan nilai nasionalisme,

Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa „ Pengembangbiakan Burung Hantu ( Tyto alba ) Untuk Membasmi

kelumpuhan tradisi. Akan tetapi, seorang di antara dua puluh yang mengatakan, "Itu gagasan yang menarik; ceritakan lebih banyak kepada saya," mempunyai pikiran yang

Dalam hal masyarakat yang tidak dapat melengkapi syarat administrative yang telah ditetapkan oleh KEMENKUMHAM, maka biaya bantuan hukum akan diambilkan dari subsidi silang

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

Puji syukur kepadaNya atas kesehatan, kekuatan, kesabaran dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan masa kuliah di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran (orbit-orbit) mengelilingi inti atom; gerak elektron tersebut

Berbicara mengenai kegiatan yang disukai pada masa kanak-kanak6. 18.1 Mengenali