• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat Terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat Terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KECAMATAN COBLONG

KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

TOMMI ANDRYANDY NIM. 41807057

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

iv

Skripsi ini di bawah bimbingan, Kiki Zakiah, Dra., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat Terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung. Sehingga peneliti mencoba menganalisis dari alat ukur yang akan dicapai yaitu: komposisi ukuran kolom, komposisi penempatan gambar, komposisi warna, penggunaan huruf, penggunaan garis dari Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat, serta perhatian, keinginan dan kesan baca dari masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah survei. Sebagian besar data dikumpulkan melalui angket dan didukung dengan wawancara, dan studi pustaka. Untuk sampelnya adalah masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung, dengan jumlah sampel sebanyak sembilan puluh delapan responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik analisis data untuk melihat hubungan antar variabel adalah koefisien rank spearman.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui korelasi antara penyajian tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung memiliki korelasi cukup kuat dengan besaran 0,442. Hubungan antar indikator dan variabel bersifat searah dan signifikan. Ini berarti jika semakin variatif tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat maka semakin tinggi minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan penyajian tata

letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung dengan korelasi yang cukup kuat dan signifikan.

(5)

v

BANDUNG CITY

By :

Tommi Andryandy NIM. 41807057

This research under the guidance of,

Kiki Zakiah, Dra., M.Si.

Research is aimed to know about the relation of presentation of the layout of a face page Seputar Indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-district Coblong city of Bandung. So that researchers trying to analyze from the measuring apparatus to be accomplished, namely: composition the size of a column the composition of the deployment of a picture, a composition of color, the use of the letters, the use of a line from Seputar Indonesia daily bureau of west java and attention, desire and impressiveness read from society sub-district Coblong city of Bandung.

This research using approach quantitative with a method of research that we use is survey. Most of the data is collected through poll, and supported with an interview and the study of pustaka. To sampelnya is the society of sub-district coblong city of bandung, with the number of samples a total of ninety eight of respondents. Sampling techniques used was a total of sampling. Engineering analysis of data to see the relationship between variables are a coefficient rank spearman.

Based on the result of the study, known a correlation between the presentation of the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-district coblong city of bandung having a correlation strong enough with the value of 0,442. The relationship between the indicators and variable is unidirectional and significant. This means that if the more variatif the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java hence the higher public interests in reading sub-district Coblong city of Bandung.

The conclusion of this research showed that the presence of the relation of presentation of the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-disctrict coblong city of bandung with a correlation in which is strong enough and significant.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis panjatkan segala puji dan syukur

Kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

Tak lupa syalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

para sahabat, serta kepada para pengikutnya hinggga akhir zaman, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah

satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Jurnalistik yang berjudul “Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong”.

Dukungan, bantuan dan suntikan moril maupun materil tercurah penuh

kasih dari Papah, Mamah, dan Teteh sehingga memotivasi penulis untuk

menyelesaikan skripsi sebaik mungkin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat

dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu,

pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIKOM yang telah memberi

izin untuk pengerjaan laporan PKL ini.

(7)

vii

3. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu saat penulis melakukan kegiatan

perkuliahan dan memberikan motivasi untuk terus maju

4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku dosen wali dari penulis, seorang Ibu yang pengertian, pendengar yang baik. Terimakasih atas segala

bantuannya dan motivasi yang selalu disuntikan.

5. Yth. Ibu Kiki Zakiah, Dra., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingannya dan pengarahan yang sangat berarti selama

penyusunan skripsi.

6. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM. Terimakasih dengan segala bantuan untuk membantu kelancaran penelitian ini.

7. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Astri Ikawati, A.Md.Kom., dan Rr. Sri Intan, S.I.Kom., yang telah banyak membantu dalam mengurus surat perizinan yang berkaitan dengan perkuliahan.

8. Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian mengenai tata letak halaman muka yang

disajikan Harian Sindo Jabar, terimakasih atas segala kesempatan yang telah

diberikan.

9. Yth. Bapak Rudini Mahram selaku Kepala Redaksi Harian Seputar Indonesia Biro Jabar yang telah memberikan kesempatan serta membantu

penulis dalam penyusunan penelitian di Harian Seputar Indonesia Biro Jabar.

(8)

viii

11. Wartawan, Editor dan Staf Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat.

Bang Lucas Anggriawan, Bang Reinaldo, Kang Huyogo Simbolon, Kang

Taufik Hidayat, Kang Atep Kurniawan, Kang Deden Iman, Kang Irfan

Al-Faritsi, Mas Yusuf Ardianto dan seluruh wartawan serta staf karyawan yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. terimakasih telah membagi

pengalamannya dan segala bantuannya kepada penulis selama penulis

melaksanakan praktek kerja lapangan dan penyusunan skripsi.

12. Dua Orang Terbaik. Bapak Dadang Wahyu Saputra dan Ibu Neneng Yuningsih, Terima Kasih, tidak dapat ku membalas semuanya. Namun doa pertamaku hanya untukmu.

13. Kakakku tercinta Widyasari A.Md yang telah dengan ikhlas dan sabar mendukung segala urusan perkuliahan penulis baik secara moril maupun

materil.

14. Efridayanti terimakasih atas segala perhatian, pengertian, dukungan dan kesabarannya menghadapi penulis. Hati-hati jaga hati.

15. Sahabat juara Imaduddin, S.I.Kom sangat-sangat terimakasih atas bantuan moril maupun materil, teknis maupun non teknis dalam segala bentuk apapun

yang membuat penulis terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat terdekatku Adhin dan Duane (Elora Fotografi) Wow!! ELORA!!. Fanany Serta keluarga Ranger yang tak kalah dekatnya Opik, Mute, Abang,

Bayu, Inna dan Rifky yang selalu menjadi keluarga dan akan terus menjadi

keluarga bagi penulis.

(9)

ix

18. Para calon wartawan Indonesia Soleh, Ludi, Ucok, Ramos, Enoth, Eko, Fitri, Icha, Citra, Rio, Gilang, Reza, Dini dan seluruh keluarga besar

Jurnalistik Unikom. Jurnalis berkarya, rakyat membaca!!!

19. Keluarga tak terlupakan Mc Donald’s Cihampelas Hasan Sanbro, Ryan

Boyenk, Riki Okeb’, Nuri Tante, Teh Uzi, Wawan Wanbro, Teguh PXL, Ana

Friana, Dede, Indri, A Pepenk, Om To, Mas Bro Ageng, dan semua yang

tidak dapat saya tulis satu persatu. Jujur Kangen kalian!!!!

20. Keluarga McDonalds Kopo Mas, Bu Mila, Bu Riri, P’Dadang, P’Belly,

P’Darul, P’Hendri, Didit, Kikit, Trie, Adit, Helmi, P’Kimung, Cecep,

A’Kresna, Jae, Badil dan #141 Team yang tidak bisa penulis cantumkan satu

persatu (Loba teuing!!). Terimakasih, kalian sangat welcome bro!

21. Keluarga Amunisi, Erlan Aziz, Rangga Budi, Reza Udin, Fredy Temon, Rusman Kobo nuhun pisan dukunganna!

22. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Untuk kesempurnaan skripsi ini, sangat dinantikan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr. wb

Bandung, Agustus 2012

(10)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13

1.4Kegunaan Penelitian ... 15

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 15

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 15

(11)

2.1 Tinjauan Pustaka ... 17

2.1.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi ... 17

2.1.1.1 Definisi Komunikasi ... 17

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi ... 18

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi ... 19

2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa ... 20

2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa ... 20

2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 21

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 22

2.1.3 Tinjauan Mengenai Jurnalistik ... 22

2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik ... 22

2.1.3.2 Definisi Jurnalistik ... 24

2.1.3.3 Bentuk-bentuk Jurnalistik ... 25

2.1.4 Tinjauan Mengenai Surat Kabar ... 26

2.1.4.1 Pengertian Surat Kabar ... 26

2.1.4.2 Ciri-ciri Surat Kabar ... 27

2.1.4.3 Fungsi Surat Kabar ... 28

2.1.5 Tinjauan Mengenai Tata Letak dan Layouter ... 31

2.1.5.1 Pengertian Tata Letak ... 31

2.1.5.2 Tujuan Tata Letak ... 32

2.1.5.3 Jenis Tata Letak ... 33

2.1.5.4 Pengertian Layouter ... 38

(12)

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 41

2.2.2 Kerangka Konseptual ... 44

2.3 Hipotesis ... 46

2.3.1 Hipotesis Mayor ... 46

2.3.2 Hipotesis Minor... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 52

3.1 Objek Penelitian ... 52

3.1.1 Sejarah Harian Seputar Indonesia ... 52

3.1.2 Sejarah Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 54

3.1.3 Sejarah Divisi Redaksi ... 56

3.1.4 Logo Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 57

3.1.5 Struktur Redaksi Harian Seputar Indonesia ... 58

3.1.6 Struktur Redaksi Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 59

3.1.7 Struktur Divisi Lay Out Harian Seputar Indonesia ... 62

3.2 Metode Penelitian ... 63

3.2.1 Desain Penelitian ... 64

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 65

3.2.2.2 Studi Lapangan ... 65

3.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 67

3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 67

(13)

3.2.4 Operasionalisasi Variabel ... 68

3.2.5 Teknik Analisa Data ... 70

3.2.5.1 Uji Validitas ... 71

3.2.5.1 Uji Reliabilitas ... 71

3.2.5.2 Uji Statistika ... 72

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 74

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

4.1 Analisis Deskriptif Identitas Responden ... 78

4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 86

4.2.1 Uji Validitas ... 86

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 87

4.3 Analisis Deskriptif Pernyataan Angket ... 89

4.3.1 Variabel X – Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat... 89

4.3.2 Variabel Y – Minat Baca Masyarakat Coblong ... 107

4.4 Hasil Penelitian dalam Korelasi Uji Statistik ... 115

(14)

4.4.2 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 123

4.4.3 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 128

4.4.4 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 132

4.4.5 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 136

4.4.6 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 140

4.4.7 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar

Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat

Kecamatan Coblong Kota Bandung... 145

4.4.8 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar

Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat

(15)

4.4.9 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar

Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat

Kecamatan Coblong Kota Bandung... 153

4.4.10 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 157

4.4.11 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 161

4.4.12 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 165

4.4.13 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 169

4.4.14 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 173

4.4.15 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca

masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 177

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 181

(16)

5.1 Kesimpulan ... 207

5.2 Saran – saran ... 210

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ... 210

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 211

DAFTAR PUSTAKA ... 212

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 214

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pada era teknologi informasi sekarang, manusia atau dalam jumlah

besar yaitu masyarakat menempatkan informasi sebagai kebutuhan hidup

yang harus terpenuhi. Kegiatan berkomunikasi menjadi penting bagi

masyarakat dewasa ini.

Dalam kehidupan sosial, salah satu masalah penting yang dihadapi

manusia adalah bagaimana agar hubungan manusia berjalan dengan baik

sehingga tercipta pengaruh timbal balik. Dengan komunikasi, manusia

berusaha membentuk kesamaan dan meliputi segala penyampaian ide atau

buah pikiran antar individu serta antar kelompok. Maka pemenuhan

kebutuhan informasi dapat terpenuhi dengan komunikasi yang dilakukan

masyarakat dengan dunia luar.

Komunikasi mengandung lambang-lambang yang berarti menunjang

peranan penting, di mana lambang-lambang tersebut bisa dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat dan gambar. Proses kesamaan lambang yang diterima oleh

individu atau kelompok tersebutlah yang dikatakan komunikasi.

Pada pemenuhan kebutuhan informasi akan dunia luar, komunikasi

memberikan solusi melalui bentuk-bentuk turunannya. Komunikasi massa

(18)

bentuk komunikasi yang menggunakan media massa. Jangkauan yang luas,

menjadikan komunikasi massa sebagai jalan bagi masyarakat untuk melihat

dunia luar.

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan

oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).

(Rakhmat, 2003:188)

Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh David W.

Wright. Menurut Wright, komunikasi massa adalah:

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)”(Rakhmat, 2003:189).

Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus memperlihatkan

ciri-ciri dari komunikasi massa yang membedakan konteks komunikasi ini

dengan konteks komunikasi yang lain. Media massa pada dasarnya dibagi

menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Yang

(19)

termasuk dalam kategori media elektronik adalah televisi, siaran radio, dan

film.

Sebagaimana yang telah diutarakan sebelumnya, komunikasi massa

sebagai bagian dari komunikasi merupakan kegiatan komunikasi dengan

menggunakan media, sehingga dapat mencapai sasaran dengan khalayak luas

dan heterogen. Maka peranan media massa sangat menunjang keberhasilan

komunikasi massa. Namun tidak hanya memberikan informasi, media massa

pun berfungsi sebagai sarana mendidik, menghibur dan mempengaruhi.

Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap informasi serta ditunjang

pula oleh kemajuan teknologi, maka tidak mengherankan jika media massa

mempunyai tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat dengan segala

perkembangannya. Dapat pula dilihat, sekarang masyarakat dapat dengan

mudah mendapatkan informasi tersebut melalui media massa, baik media

cetak maupun media elektronik.

Hal tersebut dikatakan pula oleh Dja’far Assegaf dalam bukunya

Jurnalistik Massa Kini, sebagai berikut:

“Kehidupan manusia atau masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dari

jurnalistik dan pers. Semakin ekstrim para ahli jurnalistik menyamakan pers dengan udara yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Manusia modern tidak dapat lagi hidup tanpa mendapat suguhan pers yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi: (Assegaf, 1983: 9)

Surat kabar sebagai medium komunikasi massa menjadi salah satu

(20)

hiburan serta kontrol sosial. Melalui surat kabar pula kita dapat mengawasi

peristiwa yang melibatkan orang lain di tempat lain.

Diberlakukannya kebebasan pers di era reformasi, munculah

media-media baru baik dalam bentuk harian, tabloid maupun majalah terbit seiring

dengan kemudahan yang diberikan pemerintah dalam membangun

perusahaan media. Kehadiran media-media baru ini jelas membawa

persaingan bagi dunia media. Fenomena ini membuat media-media lama dan

baru berlomba manarik pasar dengan menampilkan ciri khas masing-masing.

Berbekal dengan nama yang sudah lekat di masyarakat, program

berita siaran Seputar Indonesia pada 30 Juni 2005 mengepakkan sayapnya dengan tampilan berbentuk cetak yaitu Harian Seputar Indonesia. Tidak

hanya, Harian Seputar Indonesia yang akrab disebut Harian “Sindo”

kemudian menjalar melalui beberapa edisi daerah seperti Sindo Jabar, Sindo

Jateng, Sindo Jatim dan Sindo Sumatera. Melalui suguhan berita nasional

ditambah daerah tersebut membuat terasa lebih dekat dengan pembacanya.

Eksistensi Harian Sindo khususnya Sindo Jabar di tengah masyarakat

pun tidak terlepas dari ciri khas tampilan tiap halaman terutama pada sajian

tata letak halaman muka atau leader page. Tata letak halaman bagi penerbitan surat kabar sangatlah vital untuk membentuk karakteristik atau pun ciri khas

yang dimiliki surat kabar tersebut agar mudah dikenali oleh masyarakat.

Tujuan dari tata letak sendiri menurut Christianto Wibisono dalam

buku Pengetahuan Dasar bagi Wartawan Indonesia terbitan Dewan Pers

(21)

1. Menyusun berita-berita, sehingga pembaca dengan selayang pandang mengetahui cerita-cerita mana yang paling penting.

2. Agar pembaca mudah mengenali surat kabar itu dan membacanya. 3. Agar mudah dibaca dan agar menarik pembaca untuk menelaah

tulisan-tulisan.

4. Menciptakan halaman-halaman yang menarik dan menghasilkan (Wibisono, 1977:87).

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang media informasi

khususnya media cetak, tentu harus memperhatikan tampilan dari produknya.

Termasuk juga Harian Sindo Jabar yang tidak hanya menitikberatkan pada isi

informasi namun juga sangat memperhatikan tampilan dari produknya itu

sendiri.

Layouter ataupun desainer merupakan divisi yang memiliki peranan besar dalam perwajahan suratkabar. Di bawah arahan manager artistic, para

layouter bekerja menyusun berita yang akan dimuat berdasarkan nilai beritanya. Banyaknya peristiwa yang terjadi di permukaan membuat layouter

menampilkan tata letak sebaik mungkin agar komposisi halaman yang

ditampilkan menarik untuk dibaca.

Sebagai salah satu surat kabar yang berorientasi pada kualitas quality

newspaper, Harian Sindo Jabar cenderung menggunakan jenis tata letak

informal balanced makeup yaitu penghidangan cerita/berita yang sesuai

dengan nilai beritanya. Tidak perlu mengikuti pola-pola yang baku, pola ini

(22)

Berikut adalah tampilan halaman depan Harian Sindo Jabar: Gambar 1.1

Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ 2011

Penggunaan jenis ini dapat terlihat di atas. Penempatan foto yang

fleksibel dan tidak monoton serta berita-berita yang tersaji pada halaman

muka disesuaikan dengan nilai beritanya.

Sesuai dengan segmentasi pasar yaitu masyarakat menengah ke atas,

Harian Sindo Jabar mengusung tema elegan dengan komposisi yang tidak terlalu padat sehingga nyaman untuk dibaca. Berbagai macam berita

(23)

besar ditambah pemilihan huruf tebal dengan kombinasi warna yang kontras

namun tidak berlebih sehingga mampu menimbulkan daya tarik tersendiri

bagi pembaca. Tidak hanya itu, penempatan foto, gambar ilustrasi maupun

grafik yang menarik dapat menambah nilai ketertarikan pembaca. Kemudian

siapa saja yang akan merespon positif penyajian tata letak di harian Seputar

Indonesia?

Bandung sebagai salah satu tujuan kota urbanisasi tentu mempunyai

ciri khas penduduk masyarakat yang majemuk (plural societies) yakni suatu masyarakat yang terdiri lebih dari dua suku bangsa di Indonesia. Beragamnya

masyarakat yang hidup di kota ini berdampak pada kehidupan masyarakat

dengan ciri khas menjalani kehidupan yang serba keras, terutama dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan akan informasi. Dalam

memenuhi kebutuhan informasi tersebut, media harus berlomba-lomba

menarik minat masyarakat untuk memilih medianya. Berbagai media cetak

yang tersedia, masyarakat tentu akan berminat untuk memilih media dengan

penyajian tata letak yang menarik, disamping kualitas isi berita dan harga jual

media tersebut.

Menurut Kepala Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, Bapak Marlan mengungkapkan melalui hasil riset yang dilakukan divisi sirkulasi Harian

Sindo Jabar, Kota Bandung menjadi wilayah dengan jumlah pembaca terbesar di Jawa Barat. Terbukti dari 15266 eksemplar yang disebar di Jawa Barat

(24)

dan 1217 di antaranya adalah pelanggan resmi Harian Sindo Jabar.

(wawancara, 13 Maret 2012)

Merunut pada target pasar pembaca yaitu masyarakat dengan tingkat

ekonomi dan pendidikan yang tinggi, kawasan Bandung Utara yaitu

Kecamatan Coblong menjadi kawasan yang tepat bagi Harian Sindo Jabar. Sebagian besar wilayah Kecamatan Coblong terdiri dari pemukiman, dengan

kegiatan ekonomi didominasi oleh jasa pendidikan, perdagangan dan

perkantoran. Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan mayoritas

penduduk yang memiliki aksesbilitas dan tingkat pendidikan yang tinggi.

Sebagai masyarakat yang berpendidikan tinggi maka sebuah referensi bacaan

akan sangat dibutuhkan. Terbukti dari data yang tercatat di bidang sirkulasi

Harian Sindo Jabar, Kecamatan Coblong menjadi kecamatan dengan jumlah pelanggan terbesar di Kota Bandung. Berikut adalah data pelanggan Harian

Sindo Jabar di Kota Bandung.

Tabel 1.1

Data Pelanggan Harian Seputar Indonesia Jabar di Kota Bandung

(25)

13 Cibeunying Kaler 81 6,66

Sumber: Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, 2012

Potensi tersebut direspon positif oleh Harian Sindo Jabar. Sebagai untuk menarik minat baca masyarakat, Harian Sindo Jabar menyajikan tata letak halaman yang enak dipandang dengan komposisi warna yang seimbang

dan elegan ditambah bahasa yang lugas namun mudah dicerna.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diuraikan, maka penulis

menjadi terdorong untuk mengupasnya secara lebih lanjut melalui sebuah

penelitian ilmiah. Kajian mengenai penyajian tata letak halaman di Harian Sindo Jabar yang dihubungkan dengan minat baca masyarakat akan menjadi fokus dari penelitian ini. Dikaitkan dengan masyarakat, sesuai dengan data

dari Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, penulis tertarik melakukan penelitian di Kecamatan Coblong, Bandung, dengan melibatkan warga sebagai

responden. Dengan spesifikasi masyarakat adalah mereka yang berlangganan

(26)

Bertolak dari latar belakang diatas maka peneliti menarik rumusan

sebagai berikut “Sejauhmana Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?”

1.2

Identifikasi Masalah

Sebagai landasan apa yang akan diteliti pada masalah ini, peneliti

mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan diteliti. Melalui

pertanyaan-pertanyaan yang timbul sehingga dapat terjawab pada hasil penelitian ini.

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

b. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

c. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

d. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

(27)

e. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? f. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

g. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

h. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

i. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

j. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

k. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan

(28)

l. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

m. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

n. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

o. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam perumusan penelitian ini, peneliti mempunyai maksud dan

tujuan agar penelitian ini dapat bermanfaat. Maka maksud dan tujuan dalam

penelitian ini yaitu:

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk

menjelaskan hubungan penyajian tata letak halaman muka Harian

Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat

(29)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? b. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? c. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

d. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? e. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? f. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

(30)

h. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

i. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

j. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? k. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? l. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

m. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

n. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan

(31)

o. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

1.4

Kegunaan Penelitian

Ilmu Komunikasi terus mengalami perkembangan yang pesat dan

cepat, sehingga mempunyai kontinuitas yang sangat tinggi, seiring dengan

perkembangan serta kebutuhan umat manusia dalam komunikasi dan

informasi. Maka penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat

memberikan nilai guna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi

secara umum dan Ilmu Jurnalistik secara khususnya, tentang kajian

tata letak halaman muka surat kabar.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan penelitian secara praktis, diharapkan dapat

memberikan suatu masukan yang dapat diaplikasikan. Kegunaan

penelitian secara praktis, sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan serta

penerapan ilmu yang diperoleh selama studi secara teoritis. Dalam

(32)

b. Bagi Akademik

Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa

Unikom secara umum, dan mahasiswa program studi komunikasi

secara khusus yang dapat dijadikan referensi tambahan terutama

bagi peneliti selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian pada

kajian yang sama.

c. Bagi Perusahaan (Harian Sindo)

Diharapkan dapa memberikan informasi tambahan serta

menjadi eveluasi untuk perkembangan dan kemajuan dalama

(33)

17

DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Sebagai acuan dalam meneliti penyajian tata letak halaman muka di

Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat

Kecamatan Coblong, peneliti melakukan tinjauan-tinjauan mengenai bidang

keilmuan yang diteliti.

2.1.1 Tinjauan mengenai Komunikasi

Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari tentang pengiriman suatu pesan dari komunikator kepada

komunikan. Namun untuk memperjelas kembali tentang definisi, unsur

ataupun fungsi, penulis menuangkannya pada beberapa poin berikut:

2.1.1.1 Definisi Komunikasi

Untuk mengetahui komunikasi lebih dalam, maka

definisi mengenai komunikasi perlu untuk diketahui. Menurut

Cherry dalam Stuart (1983) sebagaimana dikutip dalam

Cangara, menyatakan:

“Istilah komunikasi berpangkal pada pendekatan latin

(34)

latin Communico yang artinya membagi”. (Cangara, 2005:18)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya

yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

(Effendy, 2002:10)

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat

dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali

mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold D.

Lasswell dalam karyanya, the Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara

yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab

pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to

whom with what effect? (Effendy, 2002:10)

Sedangkan Sir Geral Barry mengemukakan definisi yang

berbeda, sebagaimana buku yang dikutip Widjaja yaitu:

“Berkomunikasi adalah berunding. Bahwa

berkomunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi, dan pengalaman karena itu saling mengerti percakapan, keyakinan, keprcayaan, dan kontrol sangat

diperlukan”. (Widjaja, 2000:15)

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi

meliputi kelima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan: who

(35)

1. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.

2. Pesan

Pesan (message) dalam proses komunikasi tidak lepas dari simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode baik secara verbal maupun non verbal.

3. Media

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. 4. Komunikan

Komunikan biasa disebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar, penonton, pemirsa, audience, decoder atau khalayak. Komunikan dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat.

5. Efek

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. (Effendy, 2002: 10)

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi

Begitu pentingnya komunikasi komunikasi dalam hidup

manusia, sehingga komunikasi itu sendiri memiliki

fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia.

Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek

mengungkapkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003: 8) Menurut Harold D. Laswell dalam bukunya Nurudin

(36)

1. Penjagaan atau pengawasan lingkungan (surveilance of the environtment), fungsi ini dijalankan oleh para diplomat, atase dan koresponden luar negeri sebagai usaha menjaga lingkungan.

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya (correlation of the part of society in respond to the environment), fungsi ini lebih diperankan oleh editor, wartawan dan juru bicara sebagai penghubung respon internal.

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social heritage), fungsi ini dijalankan oleh para pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi. (Nurudin, 2007: 15)

Charles R. Wright menambahkan satu fungsi, yaitu

entertainment (hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama sekali dimaksudkan untuk

menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental

yang dimilikinya. (Nurudin, 2007:16)

2.1.2 Tinjauan mengenai Komunikasi Massa 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi

massa dirumuskan oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan

yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).

(37)

Sedangkan menurut Nurudin dalam buku Komunikasi Massa, mengungkapkan:

“Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya dan

efeknya terhadap mereka” (Nurudin, 2004: 1)

Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan

oleh David W. Wright. Menurut Wright, komunikasi massa

adalah:

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak -corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)”

(Rakhmat, 2011:186).

Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus

memperlihatkan ciri-ciri dari komunikasi massa yang

membedakan konteks komunikasi ini dengan konteks

komunikasi yang lain.

2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut Nurudin dalan bukunya Komunikasi Massa

(38)

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen 3. Pesannya bersifat Umum

4. Komunikasinya berlangsung Satu Arah

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gate Keeper (Nurudin, 2004:16)

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (dalam

Ardianto dkk, 2007) terdiri dari lima fungsi, yaitu:

1. Surveilance (pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, yaitu warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental surveilance (pengawasan instrumental).

2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana surat kabar.

3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk

linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai). Fungsi ini disebut juga sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

5. Entertainment (hiburan). Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. (Ardianto, 2007:24)

2.1.3 Tinjauan Mengenai Jurnalistik 2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat

(39)

sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu

penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.

Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali

oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun

menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era

inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih

kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya

ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja,

Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi

jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik

Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang

penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan

proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik

Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi

pembredelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan

Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor

kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen

Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal

(40)

Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna

Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie

menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul

kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi

profesi.

Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Pers

Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan

Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang

dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.

2.1.3.2 Definisi Jurnalistik

Berbagai ahli berusaha mendefinisikan tentang apa itu

jurnalistik. Menurut Adinegoro, jurnalistik adalah:

“kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara menurut ilmu komunikasi, jurnalistik adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya”. (Baksin, 2009:47)

John M. Echols dan Hasan Shadaly dalam Kamus

Inggris-Indonesia mengartikan journal dengan majalah, surat

kabar dan diary atau buku catatan harian. Journalistic sendiri

diartikan sebagai „mengenai kewartawanan’. (Baksin, 2009:50)

Dari asal usul kata atau arti etimologis tersebut, hal-hal

(41)

kejadian, kewartawanan dan surat kabar. Dapat disimpulkan,

jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebarluasan

informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. (Baksin, 2009:50)

Lanjut oleh Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar

Jurnalistik mendefinisikan jurnalistik adalah

“Seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan dalam hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.” (Suhandang, 2010:23)

Sedangkan dalam Kamus Jurnalistik yang disusun oleh

Asep Syamsul M. Romli menyebutkan bahwa

“jurnalistik merupakan proses atau teknik mencari, mengolah, menulis dan menyebarluaskan informasi berupa beri (news) dan opini (views) kepada publik melalui media massa”. (Romli, 2008: 64)

2.1.3.3 Bentuk-bentuk Jurnalistik

Pada perkembangannya, jurnalistik memberikan

bentuk-bentuk media yang berbeda. Kebutuhan khalayak yang berbeda,

tingkat ekonomi yang berbeda pula serta kemajuan teknologi

yang pesat, melahirkan bentuk-bentuk media jurnalistik tersebut.

Berikut bentuk-bentuk jurnalistik yang dirangkum Syarifudin

Yunus dalam buku Jurnalistik Terapan.

(42)

2. Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi. 3. Media online, yaitu media internet, seperti website,

blog, dan lain sebagainya. (Yunus, 2010: 27)

2.1.4 Tinjauan Mengenai Surat Kabar 2.1.4.1 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar merupakan cikal bakal lahirnya istilah pers

di Indonesia. Pers merupakan kependekan dari persuratkabaran,

maka tidak heran jika surat kabar dijadikan cikal bakal

jurnalistik di Indonesia. Seiring perkembangannya, istilah pers

menjadi luas. Tidak hanya surat kabar ataupun media cetak,

namun media elektronik seperti televisi dan radio masuk pada

klasifikasi pers.

Identitas surat kabar di masyarakat beraneka ragam

sebutannya. Surat kabar sering disebut harian, karena terbit tiap

hari. Surat kabar juga akrab dengan sebutan koran karena dibuat

dari jenis kertas koran.

Sementara itu, Syarifudin Yunus dalam buku Jurnalistik Terapan, menyebutkan pengertian surat kabar yaitu:

“media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, kriminal, seni olahraga, luar negeri, dalam negeri dan sebagainya. Surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi (fakta maupun peristiwa) agar diketahui publik. Surat kabat umumnya terbit harian, sekalipun ada juga surat kabar mingguan.dari segi ruang lingkupnya, ada surat kabar lokal atau surat kabar

(43)

2.1.4.2 Ciri-ciri Surat Kabar

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, mengutarakan bahwa surat

kabar memiliki ciri sebagai berikut:

a. Publisitas

Pengertian publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan untuk umum; karenanya berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.

b. Universalitas

Universalitas sebagai ciri lain surat kabar menunjukan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

c. Aktualitas

yang dimaksud aktualitas adalah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktulitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan. (Effendy, 1990:154)

Seakan menyempurnakan pengertian yang disampaikan

Effendy, Lasa H.S. pun memberikan pengertiannya sebagai

berikut:

a. Publisitas

Terbitan ini disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat, dengan tidak memandang pendidikan, pangkat, agama maupun aliran politik. Sasaran pembacanya dari kalangan rendah samapi kalangan tinggi

(44)

Surat kabar terbit dalam waktu yang tetap, tiap hari, seminggu tiga kali dan lain sebagainya.

c. Universal

Surat kabar menyajikan informasi dalam berbagai bidang. Misalnya soal pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, pertanian, hiburan dan lain sebagainya. d. Aktual

Berita, artikel mapun masalah yang dimuat oleh surat kabar dipilih yang masih hangat, sedang dibicarakan irang. Artinya, peristiwa itu sedang dalam pembicaraan masyarakat atau baru terjadi (Lasa, 1994: 99).

Selain ciri-ciri yang sudah dikemukakan oleh para ahli di

atas, surat kabar dituntut untuk bersikap objektif dalam setiap

pemberitaannya, seperti yang diungkapkan Rachmadi:

“Objektivitas merupakan nilai etika dan moral yang

harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat pembaca. Surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya” (Rachmadi, 1990: 90).

Dari uraian diatas menunjukan bahwa surat kabar yang

merupakan bagian dari pers adalah alat keberlangsungan hidup

suatu bangsa. Dalam usaha membelalakan mata bangsa, surat

kabar selalu dituntut untuk memberikan kepuasan dalam

memenuhi rasa ingin tahu pembaca.

2.1.4.3 Fungsi Surat Kabar

Surat kabar sebagaimana media-media lain memiliki

(45)

Effendy, dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,

fungsi surat kabar dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi menyiarkan informasi (to inform)

Menyiarkan informasi merupakan fungsi yang

pertama dan utama. Khalayak pembaca

berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini. Mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dipikirkan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya.

b. Fungsi mendidik (to educate)

Fungsi kedua ialah mendidik. Sebagaimana saran pendidikan massa, surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau cerita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

c. Fungsi menghibur (to entertain)

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentul cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mengandung minat insani (human interest), dan terkadang dapat berupa tajuk rencana.

d. Fungsi mempengaruhi (to influence)

(46)

Sementara itu, F. Rachmadi dalam bukunya,

Perbandingan Sistem Pers, surat kabar mempunyai fungsi

sebagai berikut:

a. Fungsi mendidik

Dapat dikatakan bahwa di negara-negara berkembang yang rakyatnya belum maju, surat kabar dalam banyak hal merupakan buku pelajaran sehari-hari dan merupakan buku pelajaran paling murah. b. Fungsi menghubungkan

Surat kabar itu menyelenggarakan suatu hubungan sosial antar warga negara yang satu dengan warga negara yang lainnya.

c. Fungsi penyalur dan membentuk pendapat umum Surat kabar tidak hanya menyajikan berita-berita atau informasi, tetapi juga memuat pikiran-pikiran, pandangan atau pendapat (opinion) orang, sehingga sosial terletak pada fungsinya sebgai pengawas lingkungan. Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh surat kabar sebagian besar ditujukan kepada pemerintah (Rachmadi, 1990: 20-21).

Surat kabar dalam keberadaannya dapat diartikan sebagai

lembaga pelayanan masyarakat dalam segi informasi. Dari

beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat dilihat bahwa

peranan surat kabar sangat penting. Sebagai media pembelalak

mata masyarakat mengenai segala sesuatu yang tengah terjadi

juga sebagai media penghibur masyarakat.

Dengan demikian, kehadiran surat kabar membawa

(47)

Cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga

dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.

2.1.5 Tinjauan Mengenai Tata Letak dan Layouter

2.1.5.1 Pengertian Tata Letak

Persaingan antara media elektronik dan media cetak kini

semakin ketat. Lebih hebat lagi persaingan di antara media cetak

cetak itu sendiri. Seperti barang-barang yang dijual, para penjual

berlomba menarik pembeli dengan bungkus atau kotak

kemasannya yang menarik. Maka begitu pun surat kabar yang

bersaing menampilkan wajahnya yang menarik. Tata letak yang

lebih baik dan menarik merupakan salah satu faktor penting

yang menyebabkan orang membeli surat kabar tersebut.

Menurut George Scheder, dalam bukunya yang berjudul

Perihal Cetak Mencetak, yang dimaksud dengan tata letak adalah:

“mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti penempatan foto, penggunaan huruf penggunaan garis-garis, komposisi warna dan ukuran kolom yang disusun secermat mungkin hingga mempunyai daya tarik untuk dibaca.” (Scheder, 1976: 39)

Sedangkan menurut Masmimar Makah, seperti yang

(48)

“Penggunaan unsur grafis seperti huruf, garis, gambar dan warna yang ditata sedemkian rupa, guna kepentingan nilai berita, ruangan dan keindahan, sehingga

membentuk suatu penyajian pesan yang menarik”

(Wibisono, 1977:85).

Jadi dapat disimpulkan, bahwa penampilan tata letak

surat kabar tidak lepas dari penggunaan unsur grafis melalui

penataan yang sedemikian rupa agar menarik. Sehingga dapat

menumbuhkan minat masyarakat untuk membaca surat kabar

tersebut.

2.1.5.2 Tujuan Tata Letak

Tata letak adalah taktik, metode khusus yang digunakan

untuk memperoleh tujuan dari tata letak itu sendiri. Sebagai

taktik, tata letak mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Agar mudah dibaca dan menarik pembaca menelaah

tulisan-tulisan.

b. Menyusun berita-berita, sehingga pembaca dengan

selayang pandang mengetahui berita-berita mana yang

paling penting.

c. Menghasilkan atau menciptakan halaman-halaman yang

menarik.

d. Agar mudah dikenali pembaca.

Dari tujuan tata letak yang tertulis di atas, sudah jelas

bahwa tata letak harus dapat mengarahkan kepada pembaca

(49)

susunan dikemas sedemikian rupa, sehingga mudah dibaca dan

tampil menarik.

Dengan tujuan surat kabar agar mudah dikenal oleh

pembaca, sering digunakan hal-hal yang tetap, seperti nama

surat kabat yang mudah dikenal dan dilihat orang. Tetapi

seandainya yang terlihat lipatan bawah, tetap orang akan

mengenalinya melalui huruf-huruf yang digunakan serta letak

berita-berita yang tersaji. Dengan selayang pandang, orang pun

akan mengenal surat kabarnya, karena ada yang bisa dikenali.

Dikatakan Scheder, sebuah tata letak dapat dikatakan

memuaskan jika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut ini dengan positif.

a. Apakah hasilnya sesuai dengan maksud pekerjaan? b. Apakah komposisi dikerjakan dengan baik?

c. Apakah pekerjaan itu memiliki keaslian tertentu? d. Apakah pilihan unsur tata letak seperti penggunaan

huruf, warna, foto sudah merupakan suatu kesatuan? e. Apakah bahasa yang dipakai sudah baik dan tanpa

kesalahan?

f. Apakah pekerjaan tersebut menampilkan rupa yang umum dan bagus? (Scheder, 1976: 41)

Maka tata letak yang baik adalah suatu kompromi

antara syarat estetika dan jurnalistik.

2.1.5.3 Jenis Tata Letak

Beberapa ahli mencoba membagi jenis tata letak sesuai

(50)

Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik lebih

mengistilahkan tata letak sebagai rias wajah (make up) dan

berikut adalah jenisnya:

a. Balance Makeup. Merupakan format halaman (suratkabar atau majalah) yang bersifat seimbang dan simetris. Maksudnya, lay out halaman tersebut disediakan untuk menempatkan bahan sajiannya (produk jurnalistik) secara seimbang dan simetris. Artinya, muatan (bobot) produk yang ditempatkan di sebelah kiri dan kanan halaman tersebut seimbang (apabila dilihat dari bobot tipografinya) dan simetris (apabila dilihat dari jenis produknya)

b. Unbalance Makeup. Merupakan penataan produk jurnalistik yang bersifat seimbang tidak simetris. Maksudnya, lay out

halaman tersebut disediakan untuk menempatkan bahan sajiannya (produk jurnalistik) secara seimbang namun tidak simetris. Artinya, seimbang muatan (bobot) produknya namun letaknya tidak teratur. Dalam hal ini unbalance makeup hanya menitikbertakan pada bobot tipografinya saja.

c. Cross Makeup. Menempatkan masing-masing produk pada jalur diagonal dari halaman suratkabar atau majalahnya. Dalam hal ini keseimbangan maupun sifat simetrisnya tidak diperhatikan.

d. Circus Makeup. Adalah riasan yang tidak menganut suatu aturan. Semua produk jurnalistik yang menampilkan wajah halaman suratkabar atau majalahnya bisa diletakkan di mana saja asal menarik perhatian dan indah untuk dinikmatinya.(Suhandang, 2010: 202)

Berikutnya Kenneth E. Olson yang juga memaparkan

tentang tata letak halaman dalam bukunya Typoghrapy and Machanics of the Newspaper, yang diterjemahkan oleh

Wibisono, yaitu:

a. Brace makeup, meminta perhatian pembaca pada bagian kanan atas halaman muka. Yang dianggap terpenting bagian kanan atas itu. Headline-headline

(51)

dengan sendirinya bergerak ke sudut kanan. Garis diagonal itu merupakan hipotenusa dari siku-siku atau yang disebut brace.

b. Broken atau Mixed makeup, adalah makeup camupran. Dihindarkan keseimbangan atau yang mengarah-arah kesana. Banyak berita ditempatkan di halaman muka dengan judul-judul yang berlain-lainan ukuran hurufnya serta jumlah kolom yang diliputnya, jaranglah ada gari kolom yang tidak terputus (broken). c. Balanced makeup, mengarah pada simetri melaului keseimbangan. Judul, kotak-kotak, gambar diatur dengan mengacu kepada keseimbangan itu. Corak seperti ini biasanya membosankan.

d. Contras and Balanced makeup, yaitu tetap mencari keseimbangan. Tetapi bukankeseimbangan sempurna dan simetri. Dapat ditukar tiap hari, karena gambar dapat diimbangi dengan boks misalnya. Tidak membosankan.

e. Circus makeup, ialah broken makeup yang ekstrim dengan judul-judul yang hitam menonjol dan banyak bagian-bagian halaman yang minta perhatian. Tidak ada titik pusat perhatian, malah warna-warna kontras seperti merah, kuning diberikan kepada huruf-huruf judul berita. Makeup yang sensasional ini sering dilancarkan untuk memperbesar penjualan eceran. (Wibisono, 1977: 90)

Sementara menurut Edmund C, Arnold yang dikutip

Wibisono membagi jenis makeup ke dalam tujuh macam.

Berikut penjelasan dari ketujuh macam makeup tersebut:

a. Symmetrical makeup, sama dengan balance makeup.

Dapat dikatakan sudah menghilang. Dahulu merupakan makeup halaman muka The New York Time.

b. Informan balanced makeup sama dengan contrast and balanced. Dengan jenis makeup ini,cerita cerita dapat dihidangkan sesuai dengan nilai beritanya. Tidak perlu mengikuti pola-pola tertentu, seperti

(52)

mengundang pembaca karena tidak kaku dan terlihat ramah. Variasi dapat banyak dilakukan. Sejak dulu jenis ini dapat kita lihat pada banyak surat kabar di Indonesia.

c. Quadrant make up meperlakukan empat bagian halaman secara tersendiri. Tiap-tiap daerah itu merupakan pusat pandangan. Tiap bagian itu mempunyai atraksi dasar bagi pembaca. Bahkan atraksi itu mungki gambar-gambar, box atau judul-judul besar. Banyak terdapat pada jenis media cetak yang berbentuk tabloid olah raga yang menampilakn atraksi foto-foto dari bintang-bintang olahraga ditambah tampilan judul berita dengan gaya bahasa yang atraktif.

d. Circus atau razzle dazzle makeup menghindarkan tiap-tiap judul seolah-olah sebgai berita utama. Mula-mula pembaca senang, sehingga penjualan bisa meningkatdibuatnya. Tetapi lama-lama mungkin pembaca jenuh juga mencari-cari mana berita yang utama dan mana yang kurang penting. Bilamana tiap berita judulnya berteriak, pembaca tentu tidak tahu dari mana ia akan mulai membaca. Oleh karena tidak ada pola yang harus diikuti matanya dengan mudah, sehingga matanya seliweran saja melangkahi halaman dan banyak berita. Tetapi ada gunanya makeup

semacam ini. Misalnya jika kita mau menarik perhatian umum, dapat kiata berikan dahulu makeup circus. Setelah umum memperhatikannya, maka berangsur-angsur kita sajikan makeup yang lebih jelas dan membimbing mata.

e. Horizontal makeup, pola dsarnya menunjukkan kesatuan-kesatuan horizontal yang kuat sebagai kontras yang menyenangkan terhadap bangun veryikal surat kabar. Halaman terdiri dari kolom-kolom yang vertikal. Sebagai kontras, ditampilkan judul-judul horizontal multi kolom dan tudub berita ditempatkan dibawahnya, sehingga menjadi suatu pola empat segi sebagai suatu kesatuan horizontal.

Makeup ini lebih fleksibel dan menghidangkan penghidangan cerita-cerita dengan baik.

f. Brace makeup, susunan penyajian dengan rias pemikat. Pola ini meminta perhatian pembaca pada bagaian kakan atas.

(53)

lebih banyak left di bagian kiri atas. Functional makeup jarang sekali menyambung cerita ke halaman dalam. Jikalau cerita terlalu panjang, maka ia dipecah dua bagian atau lebih. (Wibisono, 1977: 92-93).

Terdapat banyak pilihan dalam penggunaan makeup atau tata letak secara umum. Orientasi surat kabar menjadi pakem

dalam pemilihan jenis tata letak itu sendiri. Saat sekarang di era

keterbukaan, surat kabar yang berorientasi politik mengalami

pertumbuhan yang paling pesat. Hal ini tidak terlepas dari

kondisi bangsa Indonesia yang terus mengalami banyak krisis

seperti ekonomi dan politik yang berkepanjangan.

Tidak hanya di Jakarta, tingkat melek informasi masyarakat yang meningkat membuat daerah-daerah lainnya

tidak kalah bergejolak. Media sebagai penyebar informasi pun

telah membuat segmentasi masyarakat mana yang akan dituju

dan dengan penyajian tata letak yang bagaimana yang akan

digunakan.

Sebagai salah satu surat kabar yang berorientasi pada

kualitas quality newspaper, Harian Sindo cenderung

menggunakan jenis tata letak informal balanced makeup.

Penggunaan jenis ini dapat dibuktikan dengan penempatan foto

yang fleksibel dan tidak monoton serta berita-berita yang tersaji

pada halaman muka disesuaikan dengan nilai beritanya. Sesuai

Gambar

Gambar 3.4
Gambar - Letak foto/gambar
Tabel 3.3
Tabel 4.2 Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

ciliaris yang Terserang penyakit Bercak ( Curvularia sp.) ke Tanaman Padi dengan Rentang Waktu 7 – 21 Hari Setelah Penularan ... ciliaris yang Terserang Penyakit Bercak

In translating this short story, the writer found some problems of translation, such as; Idiomatic expression, grammatical problems, cultural context, and

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak bebas Royalti Non Eksklusif (Non-eksklusive Royalty- Free Right) atas

Internalisasi Nilai- Nilai Da’wah Di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

In analyzing the data, the research referred to intrinsic analysis. 139) state that the starting point to work in narrative text is the interpretation and the analysis

Pengaruh Pemberian Ekstrak Galaktomanan dari Daging Buah Kelapa (Cocos Nucifera L.) terhadap Peningkatan Kadar Scfa (Short Chain Fatty Acid) pada Feces Tikus Wistar Jantan

// Kegiatan memancing lebih pada kegiatan melepas penat dari kesibukan sehari-hari dibandingkan mancing sebagai kegiatan berolah raga.// Bahkan, yang terjadi di lapangan,/ tak

KINI SEMAKIN BANYAK ORANG YANG BERMINAT UNTUK MEMILIKI USAHA SENDIRI..