KECAMATAN COBLONG
KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik
Oleh :
TOMMI ANDRYANDY NIM. 41807057
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
iv
Skripsi ini di bawah bimbingan, Kiki Zakiah, Dra., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat Terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung. Sehingga peneliti mencoba menganalisis dari alat ukur yang akan dicapai yaitu: komposisi ukuran kolom, komposisi penempatan gambar, komposisi warna, penggunaan huruf, penggunaan garis dari Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat, serta perhatian, keinginan dan kesan baca dari masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah survei. Sebagian besar data dikumpulkan melalui angket dan didukung dengan wawancara, dan studi pustaka. Untuk sampelnya adalah masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung, dengan jumlah sampel sebanyak sembilan puluh delapan responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik analisis data untuk melihat hubungan antar variabel adalah koefisien rank spearman.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui korelasi antara penyajian tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung memiliki korelasi cukup kuat dengan besaran 0,442. Hubungan antar indikator dan variabel bersifat searah dan signifikan. Ini berarti jika semakin variatif tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat maka semakin tinggi minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan penyajian tata
letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung dengan korelasi yang cukup kuat dan signifikan.
v
BANDUNG CITY
By :
Tommi Andryandy NIM. 41807057
This research under the guidance of,
Kiki Zakiah, Dra., M.Si.
Research is aimed to know about the relation of presentation of the layout of a face page Seputar Indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-district Coblong city of Bandung. So that researchers trying to analyze from the measuring apparatus to be accomplished, namely: composition the size of a column the composition of the deployment of a picture, a composition of color, the use of the letters, the use of a line from Seputar Indonesia daily bureau of west java and attention, desire and impressiveness read from society sub-district Coblong city of Bandung.
This research using approach quantitative with a method of research that we use is survey. Most of the data is collected through poll, and supported with an interview and the study of pustaka. To sampelnya is the society of sub-district coblong city of bandung, with the number of samples a total of ninety eight of respondents. Sampling techniques used was a total of sampling. Engineering analysis of data to see the relationship between variables are a coefficient rank spearman.
Based on the result of the study, known a correlation between the presentation of the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-district coblong city of bandung having a correlation strong enough with the value of 0,442. The relationship between the indicators and variable is unidirectional and significant. This means that if the more variatif the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java hence the higher public interests in reading sub-district Coblong city of Bandung.
The conclusion of this research showed that the presence of the relation of presentation of the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-disctrict coblong city of bandung with a correlation in which is strong enough and significant.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis panjatkan segala puji dan syukur
Kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Tak lupa syalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
para sahabat, serta kepada para pengikutnya hinggga akhir zaman, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah
satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Jurnalistik yang berjudul “Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong”.
Dukungan, bantuan dan suntikan moril maupun materil tercurah penuh
kasih dari Papah, Mamah, dan Teteh sehingga memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi sebaik mungkin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat
dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIKOM yang telah memberi
izin untuk pengerjaan laporan PKL ini.
vii
3. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu saat penulis melakukan kegiatan
perkuliahan dan memberikan motivasi untuk terus maju
4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku dosen wali dari penulis, seorang Ibu yang pengertian, pendengar yang baik. Terimakasih atas segala
bantuannya dan motivasi yang selalu disuntikan.
5. Yth. Ibu Kiki Zakiah, Dra., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingannya dan pengarahan yang sangat berarti selama
penyusunan skripsi.
6. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM. Terimakasih dengan segala bantuan untuk membantu kelancaran penelitian ini.
7. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Astri Ikawati, A.Md.Kom., dan Rr. Sri Intan, S.I.Kom., yang telah banyak membantu dalam mengurus surat perizinan yang berkaitan dengan perkuliahan.
8. Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian mengenai tata letak halaman muka yang
disajikan Harian Sindo Jabar, terimakasih atas segala kesempatan yang telah
diberikan.
9. Yth. Bapak Rudini Mahram selaku Kepala Redaksi Harian Seputar Indonesia Biro Jabar yang telah memberikan kesempatan serta membantu
penulis dalam penyusunan penelitian di Harian Seputar Indonesia Biro Jabar.
viii
11. Wartawan, Editor dan Staf Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat.
Bang Lucas Anggriawan, Bang Reinaldo, Kang Huyogo Simbolon, Kang
Taufik Hidayat, Kang Atep Kurniawan, Kang Deden Iman, Kang Irfan
Al-Faritsi, Mas Yusuf Ardianto dan seluruh wartawan serta staf karyawan yang
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. terimakasih telah membagi
pengalamannya dan segala bantuannya kepada penulis selama penulis
melaksanakan praktek kerja lapangan dan penyusunan skripsi.
12. Dua Orang Terbaik. Bapak Dadang Wahyu Saputra dan Ibu Neneng Yuningsih, Terima Kasih, tidak dapat ku membalas semuanya. Namun doa pertamaku hanya untukmu.
13. Kakakku tercinta Widyasari A.Md yang telah dengan ikhlas dan sabar mendukung segala urusan perkuliahan penulis baik secara moril maupun
materil.
14. Efridayanti terimakasih atas segala perhatian, pengertian, dukungan dan kesabarannya menghadapi penulis. Hati-hati jaga hati.
15. Sahabat juara Imaduddin, S.I.Kom sangat-sangat terimakasih atas bantuan moril maupun materil, teknis maupun non teknis dalam segala bentuk apapun
yang membuat penulis terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.
16. Sahabat terdekatku Adhin dan Duane (Elora Fotografi) Wow!! ELORA!!. Fanany Serta keluarga Ranger yang tak kalah dekatnya Opik, Mute, Abang,
Bayu, Inna dan Rifky yang selalu menjadi keluarga dan akan terus menjadi
keluarga bagi penulis.
ix
18. Para calon wartawan Indonesia Soleh, Ludi, Ucok, Ramos, Enoth, Eko, Fitri, Icha, Citra, Rio, Gilang, Reza, Dini dan seluruh keluarga besar
Jurnalistik Unikom. Jurnalis berkarya, rakyat membaca!!!
19. Keluarga tak terlupakan Mc Donald’s Cihampelas Hasan Sanbro, Ryan
Boyenk, Riki Okeb’, Nuri Tante, Teh Uzi, Wawan Wanbro, Teguh PXL, Ana
Friana, Dede, Indri, A Pepenk, Om To, Mas Bro Ageng, dan semua yang
tidak dapat saya tulis satu persatu. Jujur Kangen kalian!!!!
20. Keluarga McDonalds Kopo Mas, Bu Mila, Bu Riri, P’Dadang, P’Belly,
P’Darul, P’Hendri, Didit, Kikit, Trie, Adit, Helmi, P’Kimung, Cecep,
A’Kresna, Jae, Badil dan #141 Team yang tidak bisa penulis cantumkan satu
persatu (Loba teuing!!). Terimakasih, kalian sangat welcome bro!
21. Keluarga Amunisi, Erlan Aziz, Rangga Budi, Reza Udin, Fredy Temon, Rusman Kobo nuhun pisan dukunganna!
22. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Untuk kesempurnaan skripsi ini, sangat dinantikan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr. wb
Bandung, Agustus 2012
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12
1.3.1 Maksud Penelitian ... 12
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13
1.4Kegunaan Penelitian ... 15
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 15
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 15
2.1 Tinjauan Pustaka ... 17
2.1.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi ... 17
2.1.1.1 Definisi Komunikasi ... 17
2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi ... 18
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi ... 19
2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa ... 20
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa ... 20
2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 21
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 22
2.1.3 Tinjauan Mengenai Jurnalistik ... 22
2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik ... 22
2.1.3.2 Definisi Jurnalistik ... 24
2.1.3.3 Bentuk-bentuk Jurnalistik ... 25
2.1.4 Tinjauan Mengenai Surat Kabar ... 26
2.1.4.1 Pengertian Surat Kabar ... 26
2.1.4.2 Ciri-ciri Surat Kabar ... 27
2.1.4.3 Fungsi Surat Kabar ... 28
2.1.5 Tinjauan Mengenai Tata Letak dan Layouter ... 31
2.1.5.1 Pengertian Tata Letak ... 31
2.1.5.2 Tujuan Tata Letak ... 32
2.1.5.3 Jenis Tata Letak ... 33
2.1.5.4 Pengertian Layouter ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 41
2.2.1 Kerangka Teoritis ... 41
2.2.2 Kerangka Konseptual ... 44
2.3 Hipotesis ... 46
2.3.1 Hipotesis Mayor ... 46
2.3.2 Hipotesis Minor... 46
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 52
3.1 Objek Penelitian ... 52
3.1.1 Sejarah Harian Seputar Indonesia ... 52
3.1.2 Sejarah Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 54
3.1.3 Sejarah Divisi Redaksi ... 56
3.1.4 Logo Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 57
3.1.5 Struktur Redaksi Harian Seputar Indonesia ... 58
3.1.6 Struktur Redaksi Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 59
3.1.7 Struktur Divisi Lay Out Harian Seputar Indonesia ... 62
3.2 Metode Penelitian ... 63
3.2.1 Desain Penelitian ... 64
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65
3.2.2.1 Studi Pustaka ... 65
3.2.2.2 Studi Lapangan ... 65
3.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 67
3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 67
3.2.4 Operasionalisasi Variabel ... 68
3.2.5 Teknik Analisa Data ... 70
3.2.5.1 Uji Validitas ... 71
3.2.5.1 Uji Reliabilitas ... 71
3.2.5.2 Uji Statistika ... 72
3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74
3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 74
3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77
4.1 Analisis Deskriptif Identitas Responden ... 78
4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 86
4.2.1 Uji Validitas ... 86
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 87
4.3 Analisis Deskriptif Pernyataan Angket ... 89
4.3.1 Variabel X – Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat... 89
4.3.2 Variabel Y – Minat Baca Masyarakat Coblong ... 107
4.4 Hasil Penelitian dalam Korelasi Uji Statistik ... 115
4.4.2 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 123
4.4.3 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 128
4.4.4 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 132
4.4.5 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 136
4.4.6 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 140
4.4.7 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar
Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat
Kecamatan Coblong Kota Bandung... 145
4.4.8 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar
Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat
4.4.9 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar
Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat
Kecamatan Coblong Kota Bandung... 153
4.4.10 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 157
4.4.11 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 161
4.4.12 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 165
4.4.13 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 169
4.4.14 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 173
4.4.15 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca
masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 177
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 181
5.1 Kesimpulan ... 207
5.2 Saran – saran ... 210
5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ... 210
5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 211
DAFTAR PUSTAKA ... 212
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 214
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada era teknologi informasi sekarang, manusia atau dalam jumlah
besar yaitu masyarakat menempatkan informasi sebagai kebutuhan hidup
yang harus terpenuhi. Kegiatan berkomunikasi menjadi penting bagi
masyarakat dewasa ini.
Dalam kehidupan sosial, salah satu masalah penting yang dihadapi
manusia adalah bagaimana agar hubungan manusia berjalan dengan baik
sehingga tercipta pengaruh timbal balik. Dengan komunikasi, manusia
berusaha membentuk kesamaan dan meliputi segala penyampaian ide atau
buah pikiran antar individu serta antar kelompok. Maka pemenuhan
kebutuhan informasi dapat terpenuhi dengan komunikasi yang dilakukan
masyarakat dengan dunia luar.
Komunikasi mengandung lambang-lambang yang berarti menunjang
peranan penting, di mana lambang-lambang tersebut bisa dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat dan gambar. Proses kesamaan lambang yang diterima oleh
individu atau kelompok tersebutlah yang dikatakan komunikasi.
Pada pemenuhan kebutuhan informasi akan dunia luar, komunikasi
memberikan solusi melalui bentuk-bentuk turunannya. Komunikasi massa
bentuk komunikasi yang menggunakan media massa. Jangkauan yang luas,
menjadikan komunikasi massa sebagai jalan bagi masyarakat untuk melihat
dunia luar.
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan
oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).
(Rakhmat, 2003:188)
Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh David W.
Wright. Menurut Wright, komunikasi massa adalah:
“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)”(Rakhmat, 2003:189).
Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus memperlihatkan
ciri-ciri dari komunikasi massa yang membedakan konteks komunikasi ini
dengan konteks komunikasi yang lain. Media massa pada dasarnya dibagi
menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Yang
termasuk dalam kategori media elektronik adalah televisi, siaran radio, dan
film.
Sebagaimana yang telah diutarakan sebelumnya, komunikasi massa
sebagai bagian dari komunikasi merupakan kegiatan komunikasi dengan
menggunakan media, sehingga dapat mencapai sasaran dengan khalayak luas
dan heterogen. Maka peranan media massa sangat menunjang keberhasilan
komunikasi massa. Namun tidak hanya memberikan informasi, media massa
pun berfungsi sebagai sarana mendidik, menghibur dan mempengaruhi.
Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap informasi serta ditunjang
pula oleh kemajuan teknologi, maka tidak mengherankan jika media massa
mempunyai tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat dengan segala
perkembangannya. Dapat pula dilihat, sekarang masyarakat dapat dengan
mudah mendapatkan informasi tersebut melalui media massa, baik media
cetak maupun media elektronik.
Hal tersebut dikatakan pula oleh Dja’far Assegaf dalam bukunya
Jurnalistik Massa Kini, sebagai berikut:
“Kehidupan manusia atau masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dari
jurnalistik dan pers. Semakin ekstrim para ahli jurnalistik menyamakan pers dengan udara yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Manusia modern tidak dapat lagi hidup tanpa mendapat suguhan pers yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi: (Assegaf, 1983: 9)
Surat kabar sebagai medium komunikasi massa menjadi salah satu
hiburan serta kontrol sosial. Melalui surat kabar pula kita dapat mengawasi
peristiwa yang melibatkan orang lain di tempat lain.
Diberlakukannya kebebasan pers di era reformasi, munculah
media-media baru baik dalam bentuk harian, tabloid maupun majalah terbit seiring
dengan kemudahan yang diberikan pemerintah dalam membangun
perusahaan media. Kehadiran media-media baru ini jelas membawa
persaingan bagi dunia media. Fenomena ini membuat media-media lama dan
baru berlomba manarik pasar dengan menampilkan ciri khas masing-masing.
Berbekal dengan nama yang sudah lekat di masyarakat, program
berita siaran Seputar Indonesia pada 30 Juni 2005 mengepakkan sayapnya dengan tampilan berbentuk cetak yaitu Harian Seputar Indonesia. Tidak
hanya, Harian Seputar Indonesia yang akrab disebut Harian “Sindo”
kemudian menjalar melalui beberapa edisi daerah seperti Sindo Jabar, Sindo
Jateng, Sindo Jatim dan Sindo Sumatera. Melalui suguhan berita nasional
ditambah daerah tersebut membuat terasa lebih dekat dengan pembacanya.
Eksistensi Harian Sindo khususnya Sindo Jabar di tengah masyarakat
pun tidak terlepas dari ciri khas tampilan tiap halaman terutama pada sajian
tata letak halaman muka atau leader page. Tata letak halaman bagi penerbitan surat kabar sangatlah vital untuk membentuk karakteristik atau pun ciri khas
yang dimiliki surat kabar tersebut agar mudah dikenali oleh masyarakat.
Tujuan dari tata letak sendiri menurut Christianto Wibisono dalam
buku Pengetahuan Dasar bagi Wartawan Indonesia terbitan Dewan Pers
1. Menyusun berita-berita, sehingga pembaca dengan selayang pandang mengetahui cerita-cerita mana yang paling penting.
2. Agar pembaca mudah mengenali surat kabar itu dan membacanya. 3. Agar mudah dibaca dan agar menarik pembaca untuk menelaah
tulisan-tulisan.
4. Menciptakan halaman-halaman yang menarik dan menghasilkan (Wibisono, 1977:87).
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang media informasi
khususnya media cetak, tentu harus memperhatikan tampilan dari produknya.
Termasuk juga Harian Sindo Jabar yang tidak hanya menitikberatkan pada isi
informasi namun juga sangat memperhatikan tampilan dari produknya itu
sendiri.
Layouter ataupun desainer merupakan divisi yang memiliki peranan besar dalam perwajahan suratkabar. Di bawah arahan manager artistic, para
layouter bekerja menyusun berita yang akan dimuat berdasarkan nilai beritanya. Banyaknya peristiwa yang terjadi di permukaan membuat layouter
menampilkan tata letak sebaik mungkin agar komposisi halaman yang
ditampilkan menarik untuk dibaca.
Sebagai salah satu surat kabar yang berorientasi pada kualitas quality
newspaper, Harian Sindo Jabar cenderung menggunakan jenis tata letak
informal balanced makeup yaitu penghidangan cerita/berita yang sesuai
dengan nilai beritanya. Tidak perlu mengikuti pola-pola yang baku, pola ini
Berikut adalah tampilan halaman depan Harian Sindo Jabar: Gambar 1.1
Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ 2011
Penggunaan jenis ini dapat terlihat di atas. Penempatan foto yang
fleksibel dan tidak monoton serta berita-berita yang tersaji pada halaman
muka disesuaikan dengan nilai beritanya.
Sesuai dengan segmentasi pasar yaitu masyarakat menengah ke atas,
Harian Sindo Jabar mengusung tema elegan dengan komposisi yang tidak terlalu padat sehingga nyaman untuk dibaca. Berbagai macam berita
besar ditambah pemilihan huruf tebal dengan kombinasi warna yang kontras
namun tidak berlebih sehingga mampu menimbulkan daya tarik tersendiri
bagi pembaca. Tidak hanya itu, penempatan foto, gambar ilustrasi maupun
grafik yang menarik dapat menambah nilai ketertarikan pembaca. Kemudian
siapa saja yang akan merespon positif penyajian tata letak di harian Seputar
Indonesia?
Bandung sebagai salah satu tujuan kota urbanisasi tentu mempunyai
ciri khas penduduk masyarakat yang majemuk (plural societies) yakni suatu masyarakat yang terdiri lebih dari dua suku bangsa di Indonesia. Beragamnya
masyarakat yang hidup di kota ini berdampak pada kehidupan masyarakat
dengan ciri khas menjalani kehidupan yang serba keras, terutama dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan akan informasi. Dalam
memenuhi kebutuhan informasi tersebut, media harus berlomba-lomba
menarik minat masyarakat untuk memilih medianya. Berbagai media cetak
yang tersedia, masyarakat tentu akan berminat untuk memilih media dengan
penyajian tata letak yang menarik, disamping kualitas isi berita dan harga jual
media tersebut.
Menurut Kepala Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, Bapak Marlan mengungkapkan melalui hasil riset yang dilakukan divisi sirkulasi Harian
Sindo Jabar, Kota Bandung menjadi wilayah dengan jumlah pembaca terbesar di Jawa Barat. Terbukti dari 15266 eksemplar yang disebar di Jawa Barat
dan 1217 di antaranya adalah pelanggan resmi Harian Sindo Jabar.
(wawancara, 13 Maret 2012)
Merunut pada target pasar pembaca yaitu masyarakat dengan tingkat
ekonomi dan pendidikan yang tinggi, kawasan Bandung Utara yaitu
Kecamatan Coblong menjadi kawasan yang tepat bagi Harian Sindo Jabar. Sebagian besar wilayah Kecamatan Coblong terdiri dari pemukiman, dengan
kegiatan ekonomi didominasi oleh jasa pendidikan, perdagangan dan
perkantoran. Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan mayoritas
penduduk yang memiliki aksesbilitas dan tingkat pendidikan yang tinggi.
Sebagai masyarakat yang berpendidikan tinggi maka sebuah referensi bacaan
akan sangat dibutuhkan. Terbukti dari data yang tercatat di bidang sirkulasi
Harian Sindo Jabar, Kecamatan Coblong menjadi kecamatan dengan jumlah pelanggan terbesar di Kota Bandung. Berikut adalah data pelanggan Harian
Sindo Jabar di Kota Bandung.
Tabel 1.1
Data Pelanggan Harian Seputar Indonesia Jabar di Kota Bandung
13 Cibeunying Kaler 81 6,66
Sumber: Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, 2012
Potensi tersebut direspon positif oleh Harian Sindo Jabar. Sebagai untuk menarik minat baca masyarakat, Harian Sindo Jabar menyajikan tata letak halaman yang enak dipandang dengan komposisi warna yang seimbang
dan elegan ditambah bahasa yang lugas namun mudah dicerna.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diuraikan, maka penulis
menjadi terdorong untuk mengupasnya secara lebih lanjut melalui sebuah
penelitian ilmiah. Kajian mengenai penyajian tata letak halaman di Harian Sindo Jabar yang dihubungkan dengan minat baca masyarakat akan menjadi fokus dari penelitian ini. Dikaitkan dengan masyarakat, sesuai dengan data
dari Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, penulis tertarik melakukan penelitian di Kecamatan Coblong, Bandung, dengan melibatkan warga sebagai
responden. Dengan spesifikasi masyarakat adalah mereka yang berlangganan
Bertolak dari latar belakang diatas maka peneliti menarik rumusan
sebagai berikut “Sejauhmana Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?”
1.2
Identifikasi Masalah
Sebagai landasan apa yang akan diteliti pada masalah ini, peneliti
mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan diteliti. Melalui
pertanyaan-pertanyaan yang timbul sehingga dapat terjawab pada hasil penelitian ini.
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
b. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
c. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
d. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
e. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? f. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
g. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
h. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
i. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
j. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
k. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan
l. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
m. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
n. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
o. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam perumusan penelitian ini, peneliti mempunyai maksud dan
tujuan agar penelitian ini dapat bermanfaat. Maka maksud dan tujuan dalam
penelitian ini yaitu:
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk
menjelaskan hubungan penyajian tata letak halaman muka Harian
Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? b. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? c. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
d. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? e. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? f. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
h. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
i. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
j. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? k. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? l. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada
halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap
kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
m. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
n. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan
o. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan
baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?
1.4
Kegunaan Penelitian
Ilmu Komunikasi terus mengalami perkembangan yang pesat dan
cepat, sehingga mempunyai kontinuitas yang sangat tinggi, seiring dengan
perkembangan serta kebutuhan umat manusia dalam komunikasi dan
informasi. Maka penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat
memberikan nilai guna baik secara teoritis maupun praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi
secara umum dan Ilmu Jurnalistik secara khususnya, tentang kajian
tata letak halaman muka surat kabar.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan penelitian secara praktis, diharapkan dapat
memberikan suatu masukan yang dapat diaplikasikan. Kegunaan
penelitian secara praktis, sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan serta
penerapan ilmu yang diperoleh selama studi secara teoritis. Dalam
b. Bagi Akademik
Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa
Unikom secara umum, dan mahasiswa program studi komunikasi
secara khusus yang dapat dijadikan referensi tambahan terutama
bagi peneliti selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian pada
kajian yang sama.
c. Bagi Perusahaan (Harian Sindo)
Diharapkan dapa memberikan informasi tambahan serta
menjadi eveluasi untuk perkembangan dan kemajuan dalama
17
DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Sebagai acuan dalam meneliti penyajian tata letak halaman muka di
Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat
Kecamatan Coblong, peneliti melakukan tinjauan-tinjauan mengenai bidang
keilmuan yang diteliti.
2.1.1 Tinjauan mengenai Komunikasi
Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang pengiriman suatu pesan dari komunikator kepada
komunikan. Namun untuk memperjelas kembali tentang definisi, unsur
ataupun fungsi, penulis menuangkannya pada beberapa poin berikut:
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Untuk mengetahui komunikasi lebih dalam, maka
definisi mengenai komunikasi perlu untuk diketahui. Menurut
Cherry dalam Stuart (1983) sebagaimana dikutip dalam
Cangara, menyatakan:
“Istilah komunikasi berpangkal pada pendekatan latin
latin Communico yang artinya membagi”. (Cangara, 2005:18)
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya
yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
(Effendy, 2002:10)
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat
dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold D.
Lasswell dalam karyanya, the Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara
yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to
whom with what effect? (Effendy, 2002:10)
Sedangkan Sir Geral Barry mengemukakan definisi yang
berbeda, sebagaimana buku yang dikutip Widjaja yaitu:
“Berkomunikasi adalah berunding. Bahwa
berkomunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi, dan pengalaman karena itu saling mengerti percakapan, keyakinan, keprcayaan, dan kontrol sangat
diperlukan”. (Widjaja, 2000:15)
2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi kelima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan: who
1. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.
2. Pesan
Pesan (message) dalam proses komunikasi tidak lepas dari simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode baik secara verbal maupun non verbal.
3. Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. 4. Komunikan
Komunikan biasa disebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar, penonton, pemirsa, audience, decoder atau khalayak. Komunikan dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat.
5. Efek
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. (Effendy, 2002: 10)
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi
Begitu pentingnya komunikasi komunikasi dalam hidup
manusia, sehingga komunikasi itu sendiri memiliki
fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia.
Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
mengungkapkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003: 8) Menurut Harold D. Laswell dalam bukunya Nurudin
1. Penjagaan atau pengawasan lingkungan (surveilance of the environtment), fungsi ini dijalankan oleh para diplomat, atase dan koresponden luar negeri sebagai usaha menjaga lingkungan.
2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya (correlation of the part of society in respond to the environment), fungsi ini lebih diperankan oleh editor, wartawan dan juru bicara sebagai penghubung respon internal.
3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social heritage), fungsi ini dijalankan oleh para pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi. (Nurudin, 2007: 15)
Charles R. Wright menambahkan satu fungsi, yaitu
entertainment (hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama sekali dimaksudkan untuk
menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental
yang dimilikinya. (Nurudin, 2007:16)
2.1.2 Tinjauan mengenai Komunikasi Massa 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi
massa dirumuskan oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).
Sedangkan menurut Nurudin dalam buku Komunikasi Massa, mengungkapkan:
“Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya dan
efeknya terhadap mereka” (Nurudin, 2004: 1)
Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan
oleh David W. Wright. Menurut Wright, komunikasi massa
adalah:
“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak -corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)”
(Rakhmat, 2011:186).
Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus
memperlihatkan ciri-ciri dari komunikasi massa yang
membedakan konteks komunikasi ini dengan konteks
komunikasi yang lain.
2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Menurut Nurudin dalan bukunya Komunikasi Massa
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen 3. Pesannya bersifat Umum
4. Komunikasinya berlangsung Satu Arah
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gate Keeper (Nurudin, 2004:16)
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (dalam
Ardianto dkk, 2007) terdiri dari lima fungsi, yaitu:
1. Surveilance (pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, yaitu warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental surveilance (pengawasan instrumental).
2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana surat kabar.
3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk
linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai). Fungsi ini disebut juga sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
5. Entertainment (hiburan). Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. (Ardianto, 2007:24)
2.1.3 Tinjauan Mengenai Jurnalistik 2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat
sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu
penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali
oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun
menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era
inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.
Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih
kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya
ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja,
Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi
jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik
Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang
penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan
proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik
Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi
pembredelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan
Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor
kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen
Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal
Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna
Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie
menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul
kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi
profesi.
Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Pers
Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan
Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang
dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.
2.1.3.2 Definisi Jurnalistik
Berbagai ahli berusaha mendefinisikan tentang apa itu
jurnalistik. Menurut Adinegoro, jurnalistik adalah:
“kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara menurut ilmu komunikasi, jurnalistik adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya”. (Baksin, 2009:47)
John M. Echols dan Hasan Shadaly dalam Kamus
Inggris-Indonesia mengartikan journal dengan majalah, surat
kabar dan diary atau buku catatan harian. Journalistic sendiri
diartikan sebagai „mengenai kewartawanan’. (Baksin, 2009:50)
Dari asal usul kata atau arti etimologis tersebut, hal-hal
kejadian, kewartawanan dan surat kabar. Dapat disimpulkan,
jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebarluasan
informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. (Baksin, 2009:50)
Lanjut oleh Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar
Jurnalistik mendefinisikan jurnalistik adalah
“Seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan dalam hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.” (Suhandang, 2010:23)
Sedangkan dalam Kamus Jurnalistik yang disusun oleh
Asep Syamsul M. Romli menyebutkan bahwa
“jurnalistik merupakan proses atau teknik mencari, mengolah, menulis dan menyebarluaskan informasi berupa beri (news) dan opini (views) kepada publik melalui media massa”. (Romli, 2008: 64)
2.1.3.3 Bentuk-bentuk Jurnalistik
Pada perkembangannya, jurnalistik memberikan
bentuk-bentuk media yang berbeda. Kebutuhan khalayak yang berbeda,
tingkat ekonomi yang berbeda pula serta kemajuan teknologi
yang pesat, melahirkan bentuk-bentuk media jurnalistik tersebut.
Berikut bentuk-bentuk jurnalistik yang dirangkum Syarifudin
Yunus dalam buku Jurnalistik Terapan.
2. Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi. 3. Media online, yaitu media internet, seperti website,
blog, dan lain sebagainya. (Yunus, 2010: 27)
2.1.4 Tinjauan Mengenai Surat Kabar 2.1.4.1 Pengertian Surat Kabar
Surat kabar merupakan cikal bakal lahirnya istilah pers
di Indonesia. Pers merupakan kependekan dari persuratkabaran,
maka tidak heran jika surat kabar dijadikan cikal bakal
jurnalistik di Indonesia. Seiring perkembangannya, istilah pers
menjadi luas. Tidak hanya surat kabar ataupun media cetak,
namun media elektronik seperti televisi dan radio masuk pada
klasifikasi pers.
Identitas surat kabar di masyarakat beraneka ragam
sebutannya. Surat kabar sering disebut harian, karena terbit tiap
hari. Surat kabar juga akrab dengan sebutan koran karena dibuat
dari jenis kertas koran.
Sementara itu, Syarifudin Yunus dalam buku Jurnalistik Terapan, menyebutkan pengertian surat kabar yaitu:
“media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, kriminal, seni olahraga, luar negeri, dalam negeri dan sebagainya. Surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi (fakta maupun peristiwa) agar diketahui publik. Surat kabat umumnya terbit harian, sekalipun ada juga surat kabar mingguan.dari segi ruang lingkupnya, ada surat kabar lokal atau surat kabar
2.1.4.2 Ciri-ciri Surat Kabar
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, mengutarakan bahwa surat
kabar memiliki ciri sebagai berikut:
a. Publisitas
Pengertian publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan untuk umum; karenanya berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.
b. Universalitas
Universalitas sebagai ciri lain surat kabar menunjukan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.
c. Aktualitas
yang dimaksud aktualitas adalah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktulitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan. (Effendy, 1990:154)
Seakan menyempurnakan pengertian yang disampaikan
Effendy, Lasa H.S. pun memberikan pengertiannya sebagai
berikut:
a. Publisitas
Terbitan ini disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat, dengan tidak memandang pendidikan, pangkat, agama maupun aliran politik. Sasaran pembacanya dari kalangan rendah samapi kalangan tinggi
Surat kabar terbit dalam waktu yang tetap, tiap hari, seminggu tiga kali dan lain sebagainya.
c. Universal
Surat kabar menyajikan informasi dalam berbagai bidang. Misalnya soal pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, pertanian, hiburan dan lain sebagainya. d. Aktual
Berita, artikel mapun masalah yang dimuat oleh surat kabar dipilih yang masih hangat, sedang dibicarakan irang. Artinya, peristiwa itu sedang dalam pembicaraan masyarakat atau baru terjadi (Lasa, 1994: 99).
Selain ciri-ciri yang sudah dikemukakan oleh para ahli di
atas, surat kabar dituntut untuk bersikap objektif dalam setiap
pemberitaannya, seperti yang diungkapkan Rachmadi:
“Objektivitas merupakan nilai etika dan moral yang
harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat pembaca. Surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya” (Rachmadi, 1990: 90).
Dari uraian diatas menunjukan bahwa surat kabar yang
merupakan bagian dari pers adalah alat keberlangsungan hidup
suatu bangsa. Dalam usaha membelalakan mata bangsa, surat
kabar selalu dituntut untuk memberikan kepuasan dalam
memenuhi rasa ingin tahu pembaca.
2.1.4.3 Fungsi Surat Kabar
Surat kabar sebagaimana media-media lain memiliki
Effendy, dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
fungsi surat kabar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Fungsi menyiarkan informasi (to inform)
Menyiarkan informasi merupakan fungsi yang
pertama dan utama. Khalayak pembaca
berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini. Mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dipikirkan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya.
b. Fungsi mendidik (to educate)
Fungsi kedua ialah mendidik. Sebagaimana saran pendidikan massa, surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau cerita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.
c. Fungsi menghibur (to entertain)
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentul cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mengandung minat insani (human interest), dan terkadang dapat berupa tajuk rencana.
d. Fungsi mempengaruhi (to influence)
Sementara itu, F. Rachmadi dalam bukunya,
Perbandingan Sistem Pers, surat kabar mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi mendidik
Dapat dikatakan bahwa di negara-negara berkembang yang rakyatnya belum maju, surat kabar dalam banyak hal merupakan buku pelajaran sehari-hari dan merupakan buku pelajaran paling murah. b. Fungsi menghubungkan
Surat kabar itu menyelenggarakan suatu hubungan sosial antar warga negara yang satu dengan warga negara yang lainnya.
c. Fungsi penyalur dan membentuk pendapat umum Surat kabar tidak hanya menyajikan berita-berita atau informasi, tetapi juga memuat pikiran-pikiran, pandangan atau pendapat (opinion) orang, sehingga sosial terletak pada fungsinya sebgai pengawas lingkungan. Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh surat kabar sebagian besar ditujukan kepada pemerintah (Rachmadi, 1990: 20-21).
Surat kabar dalam keberadaannya dapat diartikan sebagai
lembaga pelayanan masyarakat dalam segi informasi. Dari
beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat dilihat bahwa
peranan surat kabar sangat penting. Sebagai media pembelalak
mata masyarakat mengenai segala sesuatu yang tengah terjadi
juga sebagai media penghibur masyarakat.
Dengan demikian, kehadiran surat kabar membawa
Cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga
dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.
2.1.5 Tinjauan Mengenai Tata Letak dan Layouter
2.1.5.1 Pengertian Tata Letak
Persaingan antara media elektronik dan media cetak kini
semakin ketat. Lebih hebat lagi persaingan di antara media cetak
cetak itu sendiri. Seperti barang-barang yang dijual, para penjual
berlomba menarik pembeli dengan bungkus atau kotak
kemasannya yang menarik. Maka begitu pun surat kabar yang
bersaing menampilkan wajahnya yang menarik. Tata letak yang
lebih baik dan menarik merupakan salah satu faktor penting
yang menyebabkan orang membeli surat kabar tersebut.
Menurut George Scheder, dalam bukunya yang berjudul
Perihal Cetak Mencetak, yang dimaksud dengan tata letak adalah:
“mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti penempatan foto, penggunaan huruf penggunaan garis-garis, komposisi warna dan ukuran kolom yang disusun secermat mungkin hingga mempunyai daya tarik untuk dibaca.” (Scheder, 1976: 39)
Sedangkan menurut Masmimar Makah, seperti yang
“Penggunaan unsur grafis seperti huruf, garis, gambar dan warna yang ditata sedemkian rupa, guna kepentingan nilai berita, ruangan dan keindahan, sehingga
membentuk suatu penyajian pesan yang menarik”
(Wibisono, 1977:85).
Jadi dapat disimpulkan, bahwa penampilan tata letak
surat kabar tidak lepas dari penggunaan unsur grafis melalui
penataan yang sedemikian rupa agar menarik. Sehingga dapat
menumbuhkan minat masyarakat untuk membaca surat kabar
tersebut.
2.1.5.2 Tujuan Tata Letak
Tata letak adalah taktik, metode khusus yang digunakan
untuk memperoleh tujuan dari tata letak itu sendiri. Sebagai
taktik, tata letak mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Agar mudah dibaca dan menarik pembaca menelaah
tulisan-tulisan.
b. Menyusun berita-berita, sehingga pembaca dengan
selayang pandang mengetahui berita-berita mana yang
paling penting.
c. Menghasilkan atau menciptakan halaman-halaman yang
menarik.
d. Agar mudah dikenali pembaca.
Dari tujuan tata letak yang tertulis di atas, sudah jelas
bahwa tata letak harus dapat mengarahkan kepada pembaca
susunan dikemas sedemikian rupa, sehingga mudah dibaca dan
tampil menarik.
Dengan tujuan surat kabar agar mudah dikenal oleh
pembaca, sering digunakan hal-hal yang tetap, seperti nama
surat kabat yang mudah dikenal dan dilihat orang. Tetapi
seandainya yang terlihat lipatan bawah, tetap orang akan
mengenalinya melalui huruf-huruf yang digunakan serta letak
berita-berita yang tersaji. Dengan selayang pandang, orang pun
akan mengenal surat kabarnya, karena ada yang bisa dikenali.
Dikatakan Scheder, sebuah tata letak dapat dikatakan
memuaskan jika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini dengan positif.
a. Apakah hasilnya sesuai dengan maksud pekerjaan? b. Apakah komposisi dikerjakan dengan baik?
c. Apakah pekerjaan itu memiliki keaslian tertentu? d. Apakah pilihan unsur tata letak seperti penggunaan
huruf, warna, foto sudah merupakan suatu kesatuan? e. Apakah bahasa yang dipakai sudah baik dan tanpa
kesalahan?
f. Apakah pekerjaan tersebut menampilkan rupa yang umum dan bagus? (Scheder, 1976: 41)
Maka tata letak yang baik adalah suatu kompromi
antara syarat estetika dan jurnalistik.
2.1.5.3 Jenis Tata Letak
Beberapa ahli mencoba membagi jenis tata letak sesuai
Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik lebih
mengistilahkan tata letak sebagai rias wajah (make up) dan
berikut adalah jenisnya:
a. Balance Makeup. Merupakan format halaman (suratkabar atau majalah) yang bersifat seimbang dan simetris. Maksudnya, lay out halaman tersebut disediakan untuk menempatkan bahan sajiannya (produk jurnalistik) secara seimbang dan simetris. Artinya, muatan (bobot) produk yang ditempatkan di sebelah kiri dan kanan halaman tersebut seimbang (apabila dilihat dari bobot tipografinya) dan simetris (apabila dilihat dari jenis produknya)
b. Unbalance Makeup. Merupakan penataan produk jurnalistik yang bersifat seimbang tidak simetris. Maksudnya, lay out
halaman tersebut disediakan untuk menempatkan bahan sajiannya (produk jurnalistik) secara seimbang namun tidak simetris. Artinya, seimbang muatan (bobot) produknya namun letaknya tidak teratur. Dalam hal ini unbalance makeup hanya menitikbertakan pada bobot tipografinya saja.
c. Cross Makeup. Menempatkan masing-masing produk pada jalur diagonal dari halaman suratkabar atau majalahnya. Dalam hal ini keseimbangan maupun sifat simetrisnya tidak diperhatikan.
d. Circus Makeup. Adalah riasan yang tidak menganut suatu aturan. Semua produk jurnalistik yang menampilkan wajah halaman suratkabar atau majalahnya bisa diletakkan di mana saja asal menarik perhatian dan indah untuk dinikmatinya.(Suhandang, 2010: 202)
Berikutnya Kenneth E. Olson yang juga memaparkan
tentang tata letak halaman dalam bukunya Typoghrapy and Machanics of the Newspaper, yang diterjemahkan oleh
Wibisono, yaitu:
a. Brace makeup, meminta perhatian pembaca pada bagian kanan atas halaman muka. Yang dianggap terpenting bagian kanan atas itu. Headline-headline
dengan sendirinya bergerak ke sudut kanan. Garis diagonal itu merupakan hipotenusa dari siku-siku atau yang disebut brace.
b. Broken atau Mixed makeup, adalah makeup camupran. Dihindarkan keseimbangan atau yang mengarah-arah kesana. Banyak berita ditempatkan di halaman muka dengan judul-judul yang berlain-lainan ukuran hurufnya serta jumlah kolom yang diliputnya, jaranglah ada gari kolom yang tidak terputus (broken). c. Balanced makeup, mengarah pada simetri melaului keseimbangan. Judul, kotak-kotak, gambar diatur dengan mengacu kepada keseimbangan itu. Corak seperti ini biasanya membosankan.
d. Contras and Balanced makeup, yaitu tetap mencari keseimbangan. Tetapi bukankeseimbangan sempurna dan simetri. Dapat ditukar tiap hari, karena gambar dapat diimbangi dengan boks misalnya. Tidak membosankan.
e. Circus makeup, ialah broken makeup yang ekstrim dengan judul-judul yang hitam menonjol dan banyak bagian-bagian halaman yang minta perhatian. Tidak ada titik pusat perhatian, malah warna-warna kontras seperti merah, kuning diberikan kepada huruf-huruf judul berita. Makeup yang sensasional ini sering dilancarkan untuk memperbesar penjualan eceran. (Wibisono, 1977: 90)
Sementara menurut Edmund C, Arnold yang dikutip
Wibisono membagi jenis makeup ke dalam tujuh macam.
Berikut penjelasan dari ketujuh macam makeup tersebut:
a. Symmetrical makeup, sama dengan balance makeup.
Dapat dikatakan sudah menghilang. Dahulu merupakan makeup halaman muka The New York Time.
b. Informan balanced makeup sama dengan contrast and balanced. Dengan jenis makeup ini,cerita cerita dapat dihidangkan sesuai dengan nilai beritanya. Tidak perlu mengikuti pola-pola tertentu, seperti
mengundang pembaca karena tidak kaku dan terlihat ramah. Variasi dapat banyak dilakukan. Sejak dulu jenis ini dapat kita lihat pada banyak surat kabar di Indonesia.
c. Quadrant make up meperlakukan empat bagian halaman secara tersendiri. Tiap-tiap daerah itu merupakan pusat pandangan. Tiap bagian itu mempunyai atraksi dasar bagi pembaca. Bahkan atraksi itu mungki gambar-gambar, box atau judul-judul besar. Banyak terdapat pada jenis media cetak yang berbentuk tabloid olah raga yang menampilakn atraksi foto-foto dari bintang-bintang olahraga ditambah tampilan judul berita dengan gaya bahasa yang atraktif.
d. Circus atau razzle dazzle makeup menghindarkan tiap-tiap judul seolah-olah sebgai berita utama. Mula-mula pembaca senang, sehingga penjualan bisa meningkatdibuatnya. Tetapi lama-lama mungkin pembaca jenuh juga mencari-cari mana berita yang utama dan mana yang kurang penting. Bilamana tiap berita judulnya berteriak, pembaca tentu tidak tahu dari mana ia akan mulai membaca. Oleh karena tidak ada pola yang harus diikuti matanya dengan mudah, sehingga matanya seliweran saja melangkahi halaman dan banyak berita. Tetapi ada gunanya makeup
semacam ini. Misalnya jika kita mau menarik perhatian umum, dapat kiata berikan dahulu makeup circus. Setelah umum memperhatikannya, maka berangsur-angsur kita sajikan makeup yang lebih jelas dan membimbing mata.
e. Horizontal makeup, pola dsarnya menunjukkan kesatuan-kesatuan horizontal yang kuat sebagai kontras yang menyenangkan terhadap bangun veryikal surat kabar. Halaman terdiri dari kolom-kolom yang vertikal. Sebagai kontras, ditampilkan judul-judul horizontal multi kolom dan tudub berita ditempatkan dibawahnya, sehingga menjadi suatu pola empat segi sebagai suatu kesatuan horizontal.
Makeup ini lebih fleksibel dan menghidangkan penghidangan cerita-cerita dengan baik.
f. Brace makeup, susunan penyajian dengan rias pemikat. Pola ini meminta perhatian pembaca pada bagaian kakan atas.
lebih banyak left di bagian kiri atas. Functional makeup jarang sekali menyambung cerita ke halaman dalam. Jikalau cerita terlalu panjang, maka ia dipecah dua bagian atau lebih. (Wibisono, 1977: 92-93).
Terdapat banyak pilihan dalam penggunaan makeup atau tata letak secara umum. Orientasi surat kabar menjadi pakem
dalam pemilihan jenis tata letak itu sendiri. Saat sekarang di era
keterbukaan, surat kabar yang berorientasi politik mengalami
pertumbuhan yang paling pesat. Hal ini tidak terlepas dari
kondisi bangsa Indonesia yang terus mengalami banyak krisis
seperti ekonomi dan politik yang berkepanjangan.
Tidak hanya di Jakarta, tingkat melek informasi masyarakat yang meningkat membuat daerah-daerah lainnya
tidak kalah bergejolak. Media sebagai penyebar informasi pun
telah membuat segmentasi masyarakat mana yang akan dituju
dan dengan penyajian tata letak yang bagaimana yang akan
digunakan.
Sebagai salah satu surat kabar yang berorientasi pada
kualitas quality newspaper, Harian Sindo cenderung
menggunakan jenis tata letak informal balanced makeup.
Penggunaan jenis ini dapat dibuktikan dengan penempatan foto
yang fleksibel dan tidak monoton serta berita-berita yang tersaji
pada halaman muka disesuaikan dengan nilai beritanya. Sesuai