• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN BARU PUTRA PUTRI NURUL ATHFAL ULUJAMI PEMALANG. tahun yang lalu sampai sekarang semakin maju dan berkembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN BARU PUTRA PUTRI NURUL ATHFAL ULUJAMI PEMALANG. tahun yang lalu sampai sekarang semakin maju dan berkembang."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

14 A. Profil Pondok Pesantren

Pondok pesantren Nurul Athfal adalah salah satu pondok yang ada di desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang sejak puluhan tahun yang lalu sampai sekarang semakin maju dan berkembang.

1. Latar Belakang Pondok Pesantren

Pondok pesantren ini berdiri di era tahun enam puluhan adalah masa dimana kondisi politik bangsa Indonesia mengalami kondisi yang buruk, karena sebagai bangsa yang baru saja merdeka. Tanah air kita tercinta ini harus dihadapkan pada kenyataan berbagai permasalahan, tidak hanya sampai di situ saja, melainkan konflik antar partai politik dan elit politik pada waktu itu yang berdampak buruk pada rakyat Indonesia, dan yang paling mengerikan adalah tragedi G 30 S PKI.1

Pada saat itulah seorang santri yang baru saja pulang dari Pondok Pesantren Sirojul Mukhlisun, Payaman Magelang dan Pondok Pesantren Abul Faid, beliau lah K.H. Syukri bin H. Nur ‘Alim, tergugah hatinya untuk memberanikan diri tampil sebagai pionir menegakkan panji-panji Islam lewat jalur pendidikan agama yang pada saat itu merupakan sesuatu yang sulit karena terpasung oleh faham kiri yang begitu kuat. Karena kita tahu faham komunis sangat anti pati pada pendidik agama

1Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(2)

dan ajaran yang disampaikan. Namun dengan tekat yang kuat Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT semuanya bisa terwujud.

Di awali oleh seorang santri dari kota Kendal yang sebelumnya menjadi murid Kiai Syukri ketika masih nyantri di Pondok Pesantren Abul Faid Blitar, Jawa Timur, Kemudian mengikuti Kiai Syukri ke rumah di kampung halaman untuk menimba ilmu dari beliau secara khusus. Dengan bertahap dan pasti Kiai Syukri mulai membuka pengajian bagi masyarakat desa Pesantren sendiri atau yang biasa di kenal dengan santri kalong, yang makin hari kian bertambah banyak, ditambah lagi dengan kedatangan para santri dari luar (Santri muqimin) yang semakin banyak mereka datang dari berbagai kota diantaranya: Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Jakarta, Sumatra, bahkan dari negeri jiran Malaysia.2

Setelah jumlah santri semakin hari semakin bertambah, kemudian K.H. Syukri dan mertua beliau K.H. Marfu’ mulai berfikir untuk mendirikan Pondok Pesantren. Sebagai salah satu sarana penunjang belajar mengajar, berkat pertolongan Allah pada tahun 1967 ide besar itu pun terwujud dan Pondok Pesantren itu di beri nama Pondok baru Putra Putri Nurul Athfal. Di tambah dengan kalimat Baru karena tafa’ul (mengharapkan barokah) kepada Pondok Baru Sirojul Mukhlisun Payaman, Magelang, di mana K.H. Syukri menuntut ilmu di sana.3

2

Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi, Pemalang, 26 Februari 2016.

3Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(3)

Sejak saat itu Pondok Pesantren Nurul Athfal, semakin berkembang pesat, seiring dengan perkembangan tersebut Nurul Athfal berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan dengan sistem klasikal guna menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas. Perkembangannya pun tidak hanya padsa pendidikan saja, melainkan pembangunan fisik Pondok Pesantren Nurul Athfal juga semakin meningkat pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembangunan gedung baru yang digunakan untuk madrasah dan asrama santri di lokasi Pomdok Pesantren bagian Timur, hal ini dilakukan untuk menampung santri yang kian hari kian bertambah banyak.4

Di saat Nurul Athfal mengalami masa kejayaan itulah, Nurul Athfal dihadapkan pada kenyataan pahit yang harus dijalani. Tepat pada hari Senin yang merupakan hari yang sangat dicintai oleh beliau K.H. Syukri. Tepatnya malam Senin pukul 22.00 WIB. Tanggal 6 Syawal 1413 H. / 29 Maret 1993 M., K.H. Syukri meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, beliau banyak meninggalkan kenangan yang tidak pernah kita lupakan yaitu Pondok Pesantren Nurul Athfal yang tercinta dengan diiringi ribuan santri, alumni, handai taulan, dan masyarakat dari berbagai daerah. K.H. Syukri dikebumikan di pemakaman umum Desa Pesantren.5

4Dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Athfal Kecamatan Ulujami, 24 Februari 2016. 5Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(4)

Namun, Nurul Athfal tidak lah cengeng menghadapi kenyataan itu, perlahan-lahan namun pasti dengan diteruskan oleh putra dan menantu K.H. Syukri yaitu KH. Sulhanudin Syukri, Ky. Agus Saeri H. Ikhsan, dan Ky. Isrorudin Syukri, Nurul Athfal kembali bangkit dengan menghimpun kekuatan dan pemikiran, Nurul Athfal kembali menggeliat menjadi salah satu dari sekian banyak generasi pembawa misi agama dengan masih tetap memegang prinsip “ Almukhafadlotul qoddimis sholeh wal akhdu

bil jaddidil aslah “ (Meneruskan progam-progam yang sudah dicetuskan

Pendiri Pondok Pesantren dan menambah progam baru yang belum ada sebelumnya guna menyempurnakannya).6

2. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nama Pondok Pesantren : Nurul Athfal

Alamat : Dukuh Pesagaran, Desa Pesantren

Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah Telp. 0815 756 824 18 Pendiri : K.H. Syukri Bin H. Nur ‘alim

Tahun Berdiri : 1967

Pimpinan Sekarang : K.H. Muh. Sulhanudin Syukri, Ky. Agus Saeri H. Ikhsan, Ky. Isrorudin Syukri

Jumlah Santri : 211

Jumlah Ustad / Guru : 24

(5)

Lembaga : Madrasah Diniyah Islamiyah, Madrasah Tsanawiyah (MTs)

No. Statistik Pesantren : 51.2.33.27.13.5.7 3. Kepengurusan Pondok Pesantren

Kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Athfal terbagi menjadi dua, yaitu yang menangani lembaga Pondok Pesantren yang menangani lembaga Madrasah Diniyah yang masing-masing di pimpin oleh seorang Kepala di bawah bimbingan Pengasuh Pondok Pesantren yang kemudian dinamakan Kepala Pondok dan Kepala Madrasah, dan yang masing-masing Kepala Pondok dan Kepala Madrasah membawahi Kepala Bagian dan seksi-seksi.

Kepala Pondok membawahi Sekretaris, Bendahara, Kepala Bagian Pendidikan, Keamanan, Seni dan Dakwah, Olah raga, Kesra, Pembangunan, dan Pengembangan Keterampilan, BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren) termasuk di dalamnya Koperasi, dan KESRA.

Sedangkan, Kepala Madrasah membawahi Sekretaris, Bendahara, Kepala Bagian Pendidikan, Organisasi ISNA (Ikatan Santri Nurul Athfal) yang merupakan induk Organisasi santri Pondok Pesantren Nurul Athfal. ISNA terbagi menjadi dua yaitu ISNA Putra dan ISNA Putri, ISNA juga mengkoordinir Organisasi-organisasi santri dari berbagai daerah-daerah di antaranya : ISTANA, PERSAPES, dan INSAN TIMUR.

(6)

Pondok Pesantren Putri juga mempunyai kepengurusan Pondok sendiri, yang langsung di asuh oleh istri-istri dari para Pengasuh, yang membawahi Kepala Pondok Putri dan di bawah itu ada Sekretaris, Bendahara, Kepala Bagian Pendidikan, Keamanan, Seni dan Dakwah, Kesra dan Koperasi.

Masing-masing Kepala, Kepala Bidang dan Seksi-seksi akan melaksanakan tugas sesuai dengan jobnya masing-masing, dan melaksanakan agenda tahunan Pondok Pesantren Nurul Athfal, dan di pantau langsung oleh para Pengasuh, dan akan selalu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang lain hingga terjadi sinergi antara tugas atau kegiatan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, yang pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.8

Setelah sepeninggalan K.H. Syukri, kemudian diteruskan oleh putra-putri beliau, secara umum Nurul Athfal tidak banyak berubah, hanya saja program-program yang di rasa kurang, disempurnakan lagi, susunan Pondok Pesantren Nurul Athfal terdiri dari:

Dewan Penasehat : Drs. KH. Mahsus Marfu’ Dewan Pembimbing : Drs. KH. Mahsis Marfu’

Dewan Pengasuh : 1. KH. Muh. Sulhanudin Syukri 2. Kiai Agus Saeri H. Ikhsan, S.Ud 3. Kiai Isrorudin Syukri, S.Ud9

8Dokumentasi, Pondok Pesantren Nurul Athfal Kecamatan Ulujami, 24 Februari 2016. 9Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(7)

4. Metode Pembelajaran dan Kegiatan

Pendidikan kepesantrenan yang diselenggarakan di Pondok ini adalah pengajian kitab kuning, baik dengan metode bandungan, sorogan ataupun kilatan. Metode bandungan adalah di mana seorang guru membaca kitab dan menerangkan materi pelajaran di dalam kelas, kemudian para santri menyimak bacaan guru sambil memberikan makna gandul (arti dengan bahasa jawa yang di tulis di bawah teks kitab).

Sorogan adalah metode di mana seorang murid maju satu persatu di

hadapan Guru atau Ustad, kemudian Ustad membacakan materi kemudian Santri menirukan bacaan Ustad dengan bimbingan Ustad langsung pada saat itu juga, begitu seterusnya. Sedangkan metode kilatan adalah mirip dengan metode bandungan, hanya saja pada sistem kilatan, materi yang diajarkan dikemas dengan praktis dalam waktu yang relatif singkat dan hampir sama dengan kursus kilat, yang berkisar setengah sampai satu bulan. Di Pondok Pesantren Nurul Athfal program ini dilaksanakan pada bulan Syawal dan pada bulan Romadlon. Pesertanya pun tidak terbatas dari kalangan santri sendiri, melainkan diikuti dari civitas santri dari luar Pondok Pesantren lain di luar Pondok Pesantren Nurul Athfal. Di kalangan Pondok Pesantren program ini lebih populer disebut dengan nama Pasaran.10

Pengajian sorogan dan bandungan tidak hanya menyuguhkan materi kitab kuning saja, melainkan juga materi pembelajaran bagaimana

10Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(8)

cara baca al-Qur’an dengan baik dan benar. Untuk sorogan Al-Qur’an dimulai ba’da jamaah Salat Subuh, kemudian jam setengah tujuh pagi dimulai lagi pengajian kitab kuning yaitu untuk kelas Awaliyah, Satu Wustho, dan Dua Wustho mengaji kitab Manaqib As-Syeikh Abdul Qodir Al-Jilany yang dibaca oleh KH. Muh. Sulhanudin Syukri. Untuk kelas Tiga Wustho, dan kelas ‘Aliyah Satu, Dua, dan Tiga mengaji kitab Tausyih ‘Ala Ibnu Qosim yang dibaca oleh Ky. Isrorudin Syukri. Semuanya selesai pada jam 07.30 WIB.

Istirahat setengah jam, santri-santri mulai mengaji lagi jam 08.00 WIB dengan materi kitab-kitab fiqih dengan rincian sebagai berikut: Kelas Awaliyah mengaji matan Safinatun Naja (Safinah pinggir), Kelas I Wustho mengaji Kitab Kasyifatus Saja (syarah kitab Safinatun Naja), Kelas II Wustho mengaji Kitab Sulamut Taufiq, Kelas III Wustho mengaji Kitab Fathul Qorib, dan Kelas I, II, dan III ‘Aliyah mengikuti pengajian Kitab Al-Iqna’ dan Ulumul Hadist yang di ampu oleh Ky. Agus Saeri, H. Ikhsan.

Selesai mengikuti pengajian-pengajian bandungan tersebut santri-santri istirahat dan dilanjutkan kegiatan lagi pada jam 09.30 WIB, dimulai kegiatan takror atau mengulang pelajaran yang telah diajarkan oleh para Ustad pada hari kemarin. Kegiatan ini di pimpin oleh seorang moderator atau Ro’is untuk memimpin jalannya musyawarah yang diwarnai berbagai pertanyaan, sanggahan, dan pendapat/jawaban, kegiatan ini dilaksanakan sampai pukul 10.15 WIB.

(9)

Pada malam hari setelah jamaah salat maghrib, santri-santri melakukan kegiatan sorogan kitab kuning dan seusai salat ‘Isya berjamaah , santri-santri kembali mengikuti kegiatan pengajian, adapun materi yang disuguhkan adalah kitab syarah (komentar para Ulama mengenai kitab matan) dari pelajaran Ilmu Alat (Nahwu) yang di ajarkan di kelas masing-masing. Dengan rincian sebagai berikut:

a. Kelas Awaliyah mengikuti Kuliah Malam dengan materi Fiqih, Hadist, Tauhid, dan Akhlak, dengan sistem rotasi.

b. Kelas I Wustho mengaji Kitab Tashil Nailul Amany yang merupakan syarah dari Nadzom Awamil.

c. Kelas II Wustho mengaji Kitab Syarah matan Al-Jurumiyah. d. Kelas III Wustho mengaji Kitab Syarah Al-Imrithi.

e. Kelas I, II, III ‘Aliyah mengaji Kitab Khamdun yang menjadi salah satu dari sekian banyak kitab yang menjelaskan nadzom Alfiah Ibnu Malik

Pengajian ini bertujuan mempertajam kepahaman santri di dalam menyerap pelajaran Ilmu nahwu dan fan Ilmu yang lain dengan referensi kitab yang lebih luas pembahasannya. Setelah itu santri mengikuti kegiatan wajib belajar. Pada jam ini santri dikumpulkan di dalam kelas masing-masing yang mana mereka diwajibkan belajar untuk persiapan

(10)

menghadapi hafalan dan pelajaran besok siang yang diadakan di Madrasah Diniyah.11

Pondok Pesantren Nurul Athfal juga membuka pengajian khusus bagi masyarakat sekitar, yaitu dengan mengadakan pengajian Juz ‘Amma, Seni baca Al-Qur’an, Praktek Ibadah yang diperuntukan bagi anak-anak usia SD sampai SLTP yang dimulai ba’da Maghrib. Dan pengajian rutinan malam Senin yang diadakan ba’da Isya Malam Senin pukul 20.00 WIB khusus bagi Bapak-bapak, dan pengajian rutinan Isnenan yang diadakan setiap hari Senin jam 13.30 WIB siang khusus bagi Ibu-ibu. Pondok Pesantren Nurul Athfal juga mempunyai Musholla yang menampung jamaah para santri dan masyarakat sekitar yang difungsikan sebagai tempat berjamaah salat maktubah dan salat Nariyah pada malam Senin bagi para santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Athfal.

Alhamdulillah, sejak tahun berdiri hingga sekarang, alumni yang tercatat di buku Induk Pesantren sudah mencapai tiga ribu lima ratus lebih, yang tersebar di berbagai Kota dan Kabupaten. Tidak sedikit dari pada alumni Pondok Pesantren Nurul Athfal yang mengabdikan dirinya kepada masyarakat sekitar menjadi Guru ngaji. Mereka banyak yang mendirikan Pondok Pesantren, Madrasah, Taman Pendidikan Al-Qur’an, dan juga ada yang menjadi Mubaligh, Instalasi Pemerintahan, ABRI, Kepala Desa, PPN, Pedagang, danm Petani yang sukses.

11Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(11)

Hal ini merupakan sesuatu yang membanggakan, ini semata-mata hanya karena pertolongan dari Allah SWT yang telah memberikan sebuah ilmu manfaat berkat do’anya para Masyayikh dan Pendiri Pondok Pesantren Nurul Athfal yaitu KH. Syukri Bin H. Nur, dan yang lebih penting lagi semoga semuanya itu dapat menjadi tolak ukur bagi Pondok Pesantren Nurul Athfal agar senantiasa menjaga kualitas dan cita rasa yang tinggi dan berkualitas, sehingga menghasilkan out put yang bermanfaat bagi manusia di muka bumi ini. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW “ Khoerukum Anfa’ukum Linnas “.

Selain melaksanakan pendidikan keagamaan Pondok ini juga menyelenggarakan Pendidikan Wajar Dikdas dibawah pengawasan Kementrian Agama kabupaten Pemalang, Alhamdulillah sejak tahun 2002 sampai sekarang telah meluluskan tiga angkatan, jadi dengan diadakan program Wajar Dikdas ini disamping mendapatkan ijazah Pondok Pesantren bagi Santri yang belum sempat mengikuti sekolah umum juga bisa mendapatkan ijazah formal setara SMP.12

5. Keadaan Kiai, Santri, Ustad atau Guru

Kiai merupakan salah satu unsur terpenting bagi Pondok Pesantren. Keberadaan Kiai dalam lingkungan Pondok Pesantren adalah laksana jantung bagi kehidupan manusia. Begitu urgen dan esensialnya kedudukan Kiai, karena beliaulah Perintis, pendiri, Penerus, Pengelola, Pengasuh, Pemimpin, dan terkadang Pemilik Tunggal sebuah Pondok

12Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(12)

Pesantren. Adapun Pondok Pesantren Nurul athfal pada periode sekarang diasuh oleh tiga orang Kiai yaitu: KH. Muh. Sulhanudin Syukri, Ky. Agus Saeri H. Ikhsan, dan Ky. Isrorudin Syukri dan di bantu oleh lima orang Bu Nyai yaitu ; Ibu Nyai Hj. Sri Mastuti (Istri dari KH. Syukri Bin H. Nur), Ibu Nyai Khulatul Jannah (Istri dari Ky. Abdul Mutholib (Alm)), Ibu Nyai Hj. Khikmawati (Istri dari KH. Muh. Sulhanudin Syukri), Ibu Nyai khikmatul Ilahiyah (Istri dari Ky. Agus Saeri H. Ikhsan), dan Ibu Nyai Tadzkiroh (istri dari Ky. Isrorudin Syukri). Berikut daftar asatidz di Pondok Pesantren Nurul Athfal 2016:13

Tabel 1

Keadaan Asatidz di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami-Pemalang

NO Nama Asatidz Pendidikan Terakhir Jabatan

1. Kiai Sulhanuddin Syukri SMA/ Sederajat Pengasuh 1 2. Kiai Isrorudin Syukri, S.Ud Sarjana Pengasuh II 3. Kiai Agus Saeri H. Ikhsan, S.Ud Sarjana Pengasuh III 4. Nyai Hikmah Ilahiyah Aliyah/SMA Ustadza

5. Nyai Tadzkirah Aliyah/SMA Ustadza

6. Nyai Khulatul Jannah SMA/ Sederajat Ustadza

7. Ustad Yunus Rohmat Aliyah/SMA Kepala Pondok 8. Ustad Nur Udin Jaelani Aliyah/SMA Bendahara 9. Ustad Edi Riyanto, S. Ud Sarjana Ustad

10. Ustad Suaib Aliyah/SMA Kepala Madrasah

11. Ustad Asrofi Kamil Aliyah/SMA Bendahara

12. Ustad Muhaimin Mts/Wustha Ustad

13. Ustad Agus Salim, S.Ud Sarjana Ustad

13Ustadza Lilis Siti Sa’adah & Ustadza Siti Amanah, Pengurus Pondok Pesantren Nurul

(13)

NO Nama Asatidz Pendidikan Terakhir Jabatan 14. Ustad Mahmud Al-Husain Sarjana Sekretaris

15. Ustad Fathullah Aliyah/SMA Ustad

16. Ustad M. Udin Aliyah/SMA Ustad

17. Ustad M. Jaelani Aliyah/SMA Ustad

18. Ustad Burhanudin Aliyah/SMA Ustad

19. Ustad Ulfan Salamudin Aliyah/SMA Ustad

20. Ustad Amirudin Aliyah/SMA Tata Usaha

21. Ustad Fahrudin Aliyah/SMA Tata Usaha

22. Ustad Fajar Subhan Aliyah/SMA Ustad

23. Ustadza Tuty Afiyah SMA/ Sederajat Ustadza 24. Ustadza Vivi Rif’atul M SMA/ Sederajat Ustadza

Sedangkan santri sekarang ini tercatat 211 santri mereka datang dari berbagai kotaseperti sumatra, tegal, pekalongan, pemalang, dan sebagainya.14 Mereka berasal dari keluarga yang berbeda-beda. Ada yang datang dari keluarga menengah ke bawah dan ada juga yang datang dari keluarga menengah ke atas.

Santri yang dari keluarga menengah ke bawah biaya administrasinya berbeda dengan santri menengah ke atas. Santri yang dari keluarga menengah ke bawah mereka hanya membayar syahriyah saja sedangkan santri menengah atas, biaya makan dan syahriyah

14Ustadza Barokah, Pengurus Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(14)

ditanggung oleh santri sendiri.15 Berikut daftar santri Pondok Pesantren Nurul Athfal 2016:16

Tabel 2

Keadaan Santri Ponpes Nurul Athfal Ulujami-Pemalang No. Nama Komplek Jumlah Kamar Jumlah Santri

1. Khadijah 11 99

2. As-Syafi’i 8 67

3. Al-Maliki 6 55

Jumlah Keseluruhan 25 211

Figur seorang Kiai atau Pengasuh Pondok Pesantren, mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal menentukan sistem pembelajaran yang dilakukan di Pondok Pesantren. Berangkat dari sistem pembelajaran yang baik serta didukung dengan Kiai yang ‘alim dan mengamalkan ilmunya, maka tujuan pendidikan di Pondok Pesantren akan mudah tercapai.

Pengasuh Pondok Pesantren juga diharapkan dapat menunjukkan kepemimpinannya dan kemampuannya dalam masalah aqidah, yaitu ; masalah-masalah agama Islam. Karena mungkin banyak santri yang meminta bimbingan baik yang berkaitan dengan pelajaran maupun yang lain. Pengasuh Pondok juga harus selalu rendah hati, menghormati semua santri tanpa memandang tinggi rendah tingkat sosialnya, miskin kaya,

15

Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi, Pemalang, 26 Februari 2016.

16Ustadza Siti Amanah dan Ustad Nur Udin Jaelani, Pengurus Pondok Pesantren Nurul

(15)

damn anak pejabat atau rakyat biasa, dan pengabdiannya hanya kepada Allah semata.17

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal adalah sebagai berikut :

1) Menjadi imam salat fardlu.

Kiai Agus Saeri menjadi imam salat fardlu santri putra bergiliran dengan Kiai Isrorudin Syukri. Sedangkan KH. Muh. Sulhanudin Syukri menjadi imam santri putri bergiliran dengan Ibu Nyai Hj. Sri Mastuti.

2) Memberikan pengajian kitab salaf / kitab kuning pada setiap hari. KH. Muh. Sulhanudin Syukri memberikan pengajian kitab Bulughul Marom, Akhlaqulil banin, Durotun Nasihin, Manaqib As-Syeikh Abdul Qodir Al-Jilany yang dilaksanakan pada pukul 06.30 pagi dan pada jam sekolah Madrasah Diniyah. Kiai Agus Saeri menyampaikan materi ilmu falaq, balaghoh, al-iqna’, dan ulumul hadist. Sedangkan kiai isrorudin syukri membacakan kitab Mantiq Sulam Munauroq, Tafsir Jalalain, Ulumul Qur’an, dan Kitab Syarah Alfiyah Ibnu Malik yaitu Kitab Khamdun.

3) Memberikan ceramah agama pada pengajian rutin Isnenan Ibu-ibu yang dilaksanakan pada hari senin, dan pada malam senin memberikan pengajian kepada bapak-bapak dengan materi yang diadopsi dari kitab Safinatun Naja. Hal ini dilaksanakan bergiliran

17Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(16)

antara KH. Muh. Sulhanudin Syukri, Kiai Agus Saeri, dan Kiai Isrorudin Syukri.

4) Ibu Nyai Hj. Sri Mastuti memberikan pengajian Al-Qur’an setiap ba’da Subuh. Ibu Nyai Khulatul Jannah membacakan Kitab Sulamut taufiq bagi santri Putri kelas II Wustho dan remaja putri masyarakat sekitar setiap ba’da maghrib, Ibu Nyai Hj. Khikmawati mengajarkan seni baca Al-Qur’an Bitaghoni (Qiro’ah) dan Al-Barzanji, Ibu Nyai Khikmah Ilahiyah memberikan materi / membacakan Kitab Safinah, dan Ibu Nyai Tadzkiroh mengajarkan Al-Qur’an dan Tajwid ba’da Maghrib. Semuanya diikuti oleh setiap santri putri sesuai dengan kelasnya masing-masing.18

Selain kiai, bagian yang paling penting adalah keberadaan para Asatidz, mereka adalah santri Kiai yang di percaya untuk mengajar kepada santri dan disupervisi oleh Kiai. Mereka dalam mengajarkan ilmunya baik ilmu agama maupun ilmu yang lainnya, sewaktu Ustad belajar di sekolah formal atau melalui sistem pendidikan luar sekolah, seperti belajar di Pondok Pesantren Nurul Athfal, kursus dan lainnya. Akan tetapi para Asatiz Pondok Pesantren Nurul Athfal di ambil dari lulusan Pondok Pesantren Nurul Athfal itu sendiri.

Mereka mengabdikan segala pemikiran dan tenaganya untuk mengajar santri di Pondok Pesantren Nurul Athfal sesuai dengan keputusan Pengasuh dan Pengurus yang diadakan pada tahun ajaran baru.

18Isrorudin Syukri, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi,

(17)

Tenaga pengajar di dalam sebuah kelas di bagi menjadi dua yaitu ; satu mustakhiq (Wali Kelas) dan Munawib (Pengampu). Mustakhiq khusus bertugas mengajar ilmu alat (Nahwu, shorof, dan balaghoh), sedangkan Munawib mengajarkan disiplin ilmu yang lain seperti: fiqih, tauhid, ushul fiqih, dan lain-lain.19

Para Asatiz ditempatkan di ruangan khusus Asatidz yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Athfal. Hal ini memungkinkan para Asatidz lebih intens dalam mengawasi dan mendidik anak didiknya. Untuk sarana yang lain mereka juga di sediakan kantor pondok pesantren Nurul Athfal.

Santri di Pondok Pesantren Nurul Athfal tidur hanya beralaskan lantai, mereka tidak memikirkan kegiatan-kegiatan yang ada di rumah seperti memasak, membantu Orang tua dan lainnya. Akan tetapi yang harus mereka kerjakan di Pondok Pesantren hanyalah belajar dan belajar. Selama di Pondok Pesantren mereka baru mempelajari ilmu-ilmu agama yang sifatnya dasar dan umum, yang akan membekali mereka landasan moral dalam kehidupan bersama. Pesantren tidak pernah mengkhususkan tujuan pendidikannya, sebagai mana sekolah-sekolah umum yang memberikan ilmu-ilmu dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi beberapa profesi atau sosialisasi bidang studi melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

19Ustadza Siti Amanah, Pengurus Pondok Pesantren Nurul Athfal, Wawancara Pribadi, 13

(18)

Pesantren hanya menyiapkan landasan moral agama, sedang mengenai kehidupan atau nasib selanjutnya terserah pada perjuangan hidup di masyarakat nanti. Adapun tugas-tugas yang diberikan kepada santri yaitu seperti: santri harus membersihkan asrama santri masing-masing baik putra maupun putri sesuai dengan jadwal piket yang sudah disusun sedemikian rupa. Mereka sudah terbiasa hidup mandiri dengan mencuci dan memasak makanan sendiri, hidup sederhana dalam berpakaian, memperhatikan amaliyah sunnah seperti puasa dan salat malam, sangat berhati-hati, hormat, tawadu, kepada guru atau lebih-lebih kepada seorng Kiai. Semua ini dimungkinkan, karena para santri yang mukim di Pondok Pesantren berada dalam suasana dan nuansa khas keagamaan, kesederhanaan, kedisiplinan, dan langsung dibawah bimbingan para Kiai maupun para Asatiz.20

6. Keadaan sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Athfal Sarana dan Prasarana kegiatan belajar dan mengajar yang ada di Pondok Pesantren Baru Nurul Athfal Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:21

a. Musala

Musala ini berfungsi sebagai tempat ibadah yaitu salat, sebagai tempat mengaji kitab, tempat menghafal santri pada malam hari, dan sebagai kegiatan-kegiatan santri yang lain seperti: Pembacaan Dziba’, Barzanji, Simtu Duror, dan Tahlil Kubro pada malam Jum’at

20Ustad Mahmud Al-Husen, Pengurus Pondok Pesantren putra Nurul Athfal, Wawacara

Pribadi, Pemalang, 18 Maret 2016.

(19)

Kliwon setelah salat Magrib, dan Kegiatan ekstra kulikuler seperti: Seni Qiro’ah dan Khitobah. Musholla yang ada di Pondok Pesantren Baru Nurul Athfal jumlahnya ada tiga, yang ketiganya berbentuk aula. Dari tiga Musala tersebut, satu diantaranya dipergunakan untuk salat berjama’ah santri putri yang berlaku sebagai imam adalah Romo KH. Muh. Sulhanudin Syukri. Sedangkan Musala yang kedua sebagai tempat salat berjama’ah santri putra dan masyarakat, dalam hal ini yang menjadi imam yaitu Romo Kiai Agus Saeri H. Ikhsan. Sedangkan Musala yang ketiga santri putra bagian barat, yang bertindak sebagai imam adalah Romo Kiai Isrorudin Syukri dan Para Asatidz. Untuk Musholla santri putri berukuran 6x20 m2 dan letaknya berdekatan dengan rumah KH. Muh. Sulhanuddin syukri. Sedangkan musholla santri putra berukuran 8x20 m2 dan 5x15 m2 yang keduanya terletak dalam lingkungan asrama santri putra. b. Asrama Santri atau Pondok

Asrama merupakan ciri khas yang dimiliki sebuah pondok pesantren dan merupakan unsur penting, karena fungsinya sebagai tempat tinggal sekaligus untuk membedakan apakah lembaga tersebut layak dinamakan pesantren atau tidak. Mengingat, terkadang sebuah masjid atau musala setiap saat ramai dikunjungi oleh kalangan mereka yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu agama, akan tetapi tidak dikenal sebagai pesantren lantaran tidak memiliki pondok atau asrama santri.

(20)

Pondok Pesantren Nurul Athfal Desa Pesantren Kec. Ulujami Kab. Pemalang, mempunyai asrama santri putra yang terdiri dari 26 kamar, dengan rincian 12 kamar berukuran 3x7 m2 dan 14 kamar berukuran 3x3 m2. adapun nama-nama asrama santri putra dengan menggunakan nama komplek As-Syafi’i dan komplek Al-Maliki, yaitu komplek as-syafi’i terdapat 6 kamar, dan al-maliki terdapat 1-12 kamar. Sedangkan asrama santri putri terdiri dari 14 kamar, dengan nama komplek Al-Khotijah, yaitu terdapat 1-14 kamar. Sedangkan untuk kamar santri putri masing-masing berukuran 3x3 m2 .

c. Kamar Mandi

Kamar mandi di Pondok Pesantren Nurul Athfal terdapat dua tempat, yaitu yang pertama berada di asrama pondok putra yang terdiri dari tiga kamar mandi dan WC yang masing-masing berukuran 2x3 m2 dan satu kolam komunal yang berukuran 6x5 m2. sedangkan yang kedua berada di asrama santri putri yang terdiri dari lima kamar mandi dan WC yang masing-masing berukuran 3x3 m2 dan kolam komunal berukuran 2x7 m2 dan untuk santri putra juga banyak yang menggunakan Sungai Comal yang tepat berada di belakang pondok untuk buang air besar.22

(21)

d. Dapur

Pondok Pesantren Nurul Athfal Pesantren Ulujami Pemalang terdapat tiga dapur yaitu dua dapur yang terletak di asrama putra yang digunakan oleh santri putra bagian barat dan timur, dan yang lainnya digunakan oleh santri putri yang bersebelahan dengan dapur keluarga ndalem Pondok Pesantren Nurul Athfal. Ketiga dapur tersebut masing-masing berukuran 4x6 m2. namun untuk hal yang berkaitan dengan makan makan setiap hari, santri Pondok Pesantren Nurul Athfal diberikan beberapa alternatif, ada yang masak sendiri, membeli di warung atau kos makanan di lingkungan pondok pesantren maupun di ndalem Kiai.

Tabel 3

Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami-Pemalang

NO. Sarana Fisik Jumlah Kondisi

1. Asrama/ Komplek 17 Baik

2. Musala + Aula 3 Baik

3. Perpustakaan 1 Baik

4. Kamar Mandi 14 Baik

5. Koperasi 4 Baik

6. Kantor 3 Baik

7. Dapur 1 Baik

8. Toilet/ Wc 11 Baik

7. Program Pengembangan Pondok Pesantren dan Masyarakat

Sebagai pondok pesantren yang tergolong tua, Pondok Pesantren Nurul Athfal tentunya dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

(22)

yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan fisik bangunan Pondok Pesantren yang semakin ada kemajuan.

Pada tahun 2001 Pondok Pesantren Nurul Athfal memulai merehab dan memperluas bangunan Musala yang berfungsi sebagai tempat berjama’ah antara santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Athfal. Di samping itu karena Musala itu terdapat dua lantai, maka dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar baik lantai satu maupun lantai dua. Dan di areal belakang Musholla juga terdapat bangunan lantai dua yang digunakan sebagai asrama pondok putra bagian timur, sedangkan lantai bawah digunakan sebagai Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Nurul Athfal yang dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Athfal, yang memulai Tahun Ajaran Baru pada tahun 2009-2010.23

Dan untuk asrama pondok putra dan putri bagian barat pada tahun 2010 ini telah merehab dan mengkeramik asrama putra bagian barat dan sebagian asrama putri. Hal ini agar Pondok Pesantren Nurul Athfal terdapat sanitasi yang memadai.

Dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang cukup bagi santri juga telah dibangun dua tower air dengan tinggi empat meter yang masing-masing dipasang tiga tabung air, yang satu berada di pondok putra bagian barat yang difungsikan untuk menyuplai kebutuhan air santri putri dan sntri putra bagian barat, dan yang lainnya berada di lingkungan pondok putra bagian timur, dan digunakan untuk memenuhi

(23)

kebutuhan air bersih santri putra dan keluarga ndalem Pondok Pesantren Nurul Athfal.

Peningkatan dan pengembangan tidak hanya terpaku pada bangunan fisik Pondok Pesantren. Namun juga berjalan pada hal pendidikan dan hubungan sosial dengan masyarakat pondok pesantren. Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat antara lain ; kegiatan salat Nariyah dengan berjama’ah setaiap malam senin, pengajian rutin Ibu-ibu pada hari senin, pengajian Bapak-bapak pada malam senin, ziarah para Auliya’ setahun sekali dan ziarah makam Syeikh Maulana Maghribi yang berada di desa Pesantren setiap Minggu Pon sekaligus pengajian di makam tersebut. Semuanya itu dilaksanakan bersama antara pengasuh pondok pesantren, santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Athfal.24

8. Keadaan Sosial Kemasyarakatan Sekitar Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Nurul Athfal terletak di desa Pesantren, Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Bila ditinjau dari sudut letak geografisnya, kecamatan Ulujami letaknya sangat strategis karena bisa menghubungkan dengan daerah-daerah lain. Kecamatan Ulujami merupakan daerah paling timur dari bagian kabupaten Pemalang yang berbatasan dengan kabupaten Pekalongan. Nampaknya letak geografis ini sangat menguntungkan bagi masyarakat kecamatan Ulujami khususnya. Namun bila dilihat dari sisi lain keadadan tersebut akan menghemat

(24)

perkembangan dakwah Islamiyah dan pendidikan, khususnya bagi anak-anak remaja, karena remaja pada umumnya lebih senag terhadap baru yang dianggap lebih modern. Mereka tanpa memilih dan memilah apakah kebudayaan baru itu akan membawa manfaat atau bahkan berakibat madhorot dan bertantangan dengan norma-norma agama Islam.

Keberadaan Pondok Pesantren Nurul Athfal baik secara langsung maupun tidak langsung telah merubah kehidupan masyarakat sekitarnya. Sekarang keadaan masyarakat relatif lebih baik dibandingkan dengan sebelum Pondok Pesantren Nurul Athfal ini berdiri. Perilaku kemaksiatan cenderung menurun, karena masyarakat merasa pekewuh dan alhamdulillah mulai mendapatkan hidayah. Jama’ah salat lima waktu yang diadakan di musholla pondok juga terlihat semarak. Pengajian rutin

Inenan tampak lebih banyak pesertanya dibandingkan tahun-tahun yang

lalu. Masyarakat juga banyak yang mempercayakan anaknya untuk di didik di pondok dengan mengikuti berbagai kegiatan pengajian.

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Pesantren Ulujami Pemalang tergolong menengah kebawah. Mata pencarian rata-rata masyarakat desa Pesantren adalah sebagai petani. Sedangkan pemudanya banyak yang merantau ke Jakarta atau kota-kota besar sebagai pedagang maupun kuli bangunan. Karena desa Pesantren termasuk daerah pesisir banyak pula yang menjadi nelayan, petani tambak dan sisanya sebagai pegawai negeri sipil.25

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul ‚ Peran Alumni dalam Pengembangan Unit Usaha Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Nurul Jadid) ‛ ini merupakan hasil penelitian yang

Penelitian yang berjudul pengelolaan santri di pondok pesantren Nurul Hijrah pecangaan Jepara ini dalam penelitiannya menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan

Dalam penelitian ini, Pondok Pesantren Nurul Hidayah Bandung Kebumen menjadi pesantren yang dipilih oleh peneliti dengan alasan pesantren ini merupakan pesantren bercorak salaf

Abstrak. Pondok Pesantren Nurul jadid adalah salah satu pondok pesantren yang ada pada wilayah kabupaten probolinggo dan sudah memiliki banyak alumni, jumlah santri

Nilai-nilai mental dalam membentuk karakter religius santri di Pondok.. Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar dan Pondok Pesantren

PENANAMAN NILAI-NILAI MAHABBATULLOH DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SANTRI (Studi Multi Situs di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar. dan Pondok Pesantren Nasyrul Ulum

Anggaran biaya yang akan di terima pondok pesantren akan di gunakan untuk pembangunan gedung pondok pesantren Nurul Huda, yang beralamat di Jl.. Hasyim Ashari

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan pengelolaan lingkungan berbasis pesantren di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Lombok dan