• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI

PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH

PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

Disusun Oleh

Arini Ekaputri Junaedi (2506 100 181)

Dosen Pembimbing

Yudha Prasetyawan, S.T. , M.Eng.

Dosen Ko-Pembimbing

Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng.

Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2010

(2)

Peningkatan jumlah

kendaraan bermotor

Latar Belakang

Kota Surabaya

 Jumlah penduduk mencapai

3

juta jiwa

 Peningkatan pertumbuhan

penduduk sebesar 1,62% setiap

tahunnya

Kebutuhan akan transportasi

meningkat

Kepadatan Lalu Lintas

Terdapat 9 titik

kemacetan dengan

TDR = 0,8 (TDR macet

total = 1)

Polusi Udara

Sektor Transportasi :

85%

(3)

Menyumbang 25,3% dalam

struktur Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB)

Peningkatan jumlah

kendaraan bermotor

Latar Belakang

Perlu didukung oleh peran nyata pemerintah kota dalam menetapkan

kebijakan sistem transportasi berkelanjutan yang sesuai dengan perubahan

dan tuntutan di masa mendatang dimana harus memperhatikan faktor

ekonomi dan lingkungan.

(4)

Permasalahan

Latar Belakang

Belum adanya kebijakan pemerintah yang dapat

mengcover perkembangan sistem transportasi

perkotaan di Surabaya dan kebijakan pemerintah

yang sudah ada masih bersifat parsial antara

kebijakan transportasi dan kebijakan tentang

(5)

Mengidentifikasi

variabel-variabel

yang berpengaruh

terhadap sistem

transportasi

perkotaan yang

terkait dengan

dampak ekonomi

dan lingkungan yang

terjadi

Merumuskan

pemodelan sistem

untuk dapat

mengetahui

hubungan antara

sistem transportasi

perkotaan dengan

faktor ekonomi dan

lingkungan

Mencari skenario

kebijakan

pemerintah kota

yang dapat

dilakukan dalam

usaha menjamin

keberlanjutan sistem

transportasi

perkotaan

Tujuan Penelitian

(6)

Batasan

• Dampak lingkungan hanya dibatasi pada polusi udara dari gas buang

kendaraan bermotor.

• Dampak ekonomi hanya dibatasi pada margin pendapatan daerah dari sektor

transportasi.

• Objek yang diamati pada penelitian ini adalah sektor transportasi darat yaitu

kendaraan bermotor yang meliputi:

• angkutan umum (lyn)

• bus kota

• taxi

• kereta api

• mobil pribadi, dan

• sepeda motor

Asumsi

• Selama penelitian berlangsung tidak ada ada perubahan kebijakan pemerintah

kota Surabaya tentang sistem transportasi perkotaan.

• Pola sistem transportasi perkotaan Surabaya masih dapat diubah.

(7)

Pemerintah dapat menentukan kebijakan yang tepat

terkait dengan sistem transportasi perkotaan.

Dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan

dampak ekonomi dan lingkungan yang terjadi akibat

sistem transportasi perkotaaan

(8)

Tahap Identifikasi

(9)

Tahap Pemodelan

(10)

Tahap Analisa dan Kesimpulan

(11)

Pembatasan Model

(Model Boundary Chart)

Atribut

Utama

Variabel

Keterangan

Aspek

Lingkungan

Polusi Udara

Kontribusi CO

Jenis Kendaraan Bermotor

Mobil pribadi

Sepeda motor

Angkutan umum (Lyn)

Bus Kota

Truk

Taksi

Jenis Bahan Bakar

Premium

Solar

Pertamax

Pertamax Plus

Bio Pertamax

Banyaknya kandungan CO

yang dihasilkan dari tiap jenis

kendaraan bermotor dengan

bahan bakar yang digunakan

Kontribusi NOx

Banyaknya kandungan NOx

yang dihasilkan dari tiap jenis

kendaraan bermotor dengan

bahan bakar yang digunakan

Kontribusi SOx

Banyaknya kandungan SOx

yang dihasilkan dari tiap jenis

kendaraan bermotor dengan

bahan bakar yang digunakan

Kontribusi HC

Banyaknya kandungan HC

yang dihasilkan dari tiap jenis

kendaraan bermotor dengan

bahan bakar yang digunakan

Kontribusi PM

Banyaknya kandungan PM

yang dihasilkan dari tiap jenis

kendaraan bermotor dengan

bahan bakar yang digunakan

(12)

Pembatasan Model

(Model Boundary Chart)

Atribut

Utama

Variabel

Keterangan

Aspek

Ekonomi

Margin Pendapatan Daerah

Pendapatan Asli

Daerah

Pajak Daerah

Besarnya pajak yang

dikeluarkan dari jumlah

masing-masing jumlah

kendaraan bermotor

Retribusi Daerah

Besarnya retribusi yang

dikeluarkan dari sektor

transportasi

Pengeluaran

Belanja Jalan

Besar biaya yang

dikeluarkan pemerintah

daerah untuk

Biaya Pemeliharaan

Besar biaya yang

dikeluarkan untuk

pemeliharaan jalan dalam

setiap tahunnya.

(13)

Input-Output Diagram

INPUT TAK TERKENDALI

LINGKUNGAN

OUTPUT DIKEHENDAKI

INPUT TERKENDALI

OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI

PENGELOLAAN

SISTEM TRANSPORTASI

PERKOTAAN SURABAYA

Laju pertambahan populasi

Konsumsi bahan bakar per kendaraan

bermotor

Kebijakan Pemerintah

Faktor alam

Peraturan pmerintah daerah

Peningkatan margin pendapatan daerah

Pengurangan polusi udara

Penurunan penggunaan mobil pribadi

Peningkatan penggunaan angkutan masal

Peningkatan Polusi Udara

Penurunan Margin pendapatan daerah

Jumlah kendaraan bermotor

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Proporsi emisi dari tiap jenis kendaraan dan tiap

jenis bahan bakar

Pajak Daerah

Retribusi

(14)
(15)

Stock and Flow Diagram

(16)

Stock and Flow Diagram

Sub Model Kontribusi CO dari

Kendaraan Bermotor

Kontribusi CO dari kendaraan bermotor CO dari mobil pribadi CO dari sepeda motor Kontribusi CO sepeda motor pengguna premium

+

jumlah sepeda motor pengguna premium Konsumsi premium

per mobil pribadi

Prosentase mobil pribadi pengguna premium

Kontribusi CO mobil pribadi pengguna

premium jumlah mobil pribadi

pengguna premium Prosentase sepeda motor pengguna premium + Kontribusi CO mobil pribadi pengguna solar Konsumsi solar per

mobil pribadi

jumlah mobil pribadi pengguna solar Prosentase mobil

pribadi pengguna solar

Kontribusi CO mobil pribadi pengguna

pertamax

Konsumsi pertamax per mobil pribadi

jumlah mobil pribadi pengguna pertamax Prosentase mobil pribadi

pengguna pertamax

Kontribusi CO mobil pribadi pengguna pertamax

plus

Kontribusi CO mobil pribadi pengguna bio

pertamax

Konsumsi pertamax plus per mobil pribadi

jumlah mobil pribadi pengguna bio pertamax

Prosentase mobil pribadi pengguna bio pertamax

jumlah mobil pribadi pengguna pertamax plus

Prosentase mobil pribadi pengguna pertamax plus

Konsumsi premium per sepeda motor

+

Kontribusi CO sepeda motor pengguna pertamax

Konsumsi pertamax per sepeda motor

+ +

jumlah sepeda motor pengguna pertamax

Prosentase sepeda motor pengguna

pertamax

+

CO dari bus kota

jumlah bus kota pengguna solar

Prosentase bus kota pengguna solar Konsumsi solar per

bus kota CO dari truk jumlah truk pengguna solar Prosentase truk pengguna solar Konsumsi solar per truk CO dari taksi jumlah taksi pengguna premium Prosentase taksi pengguna premium Konsumsi premium per taksi CO dari angkutan umum (Lyn) jumlah angkutan umum (Lyn) pengguna premium Prosentase angkutan umum (Lyn) pengguna

premium

Konsumsi premium per angkutan umum (Lyn) Kandungan CO/liter premium Kandungan CO/liter solar Kandungan CO/liter pertamax Kandungan CO/liter pertamax plus Kandungan CO/liter bio pertamax <Kandungan CO/liter solar> <Kandungan CO/liter premium> <Kandungan CO/liter solar> <Kandungan CO/liter premium> <Kandungan CO/liter premium> + <Kandungan CO/liter pertamax> +

konsumsi bio pertamax per mobil pribadi

unit konversi satuan <Jumlah mobil pribadi> <Jumlah mobil pribadi> <Jumlah mobil pribadi> <Jumlah mobil pribadi> <Jumlah mobil pribadi> <Jumlah sepeda motor> <Jumlah sepeda motor> <Jumlah truk> <Jumlah taksi> <Jumlah bus kota>

<Jumlah angkutan umum (Lyn)>

Jumlah mobil pribadi bio pertamax pengguna

catalytic

Penyerapan oleh catalitic converter Jumlah mobil pribadi

premium pengguna catalytic

<Penyerapan oleh catalitic converter>

Jumlah mobil pribadi solar pengguna catalytic

Jumlah mobil pribadi pertamax pengguna catalytic <Penyerapan oleh catalitic converter> <Penyerapan oleh catalitic converter> <Penyerapan oleh catalitic converter>

Jumlah mobil pribadi pertamax plus pengguna

catalytic

Jumlah sepeda motor premium pengguna

catalytic

<Penyerapan oleh catalitic converter>

Jumlah sepeda motor pertamax pengguna

(17)

Stock and Flow Diagram

(18)

Stock and Flow Diagram

Sub Model Margin Pendapatan

Daerah

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum Retribusi Tempat Parkir Khusus Retribusi Terminal Retribusi Parkir Insidentil Retribusi Terminal Purabaya Retribusi Terminal Lainnya di Surabaya Retribusi Parkir Terminal Purabaya Retribusi Parkir Terminal Lainnya Biaya retribusi parkir

insidentil per sepeda motor

Biaya retribusi parkir insidentil per mobil

pribadi

Biaya retribusi parkir tepi jalan umum per mobil

pribadi

Biaya retribusi parkir tepi jalan umum per sepeda

motor Biaya retribusi parkir tepi jalan umum per truk Biaya pajak kendaraan

bermotor (PKB) per mobil pribadi Biaya pajak kendaraan

bermotor (PKB) per sepeda motor

Biaya retribusi parkir terminal lainnya per mobil

pribadi Biaya retribusi parkir terminal lainnya per sepeda

motor Biaya retribusi terminal

lainnya per angkutan umum (Lyn) Biaya retribusi terminal

lainnya per bus kota

Biaya retribusi terminal lainnya per taksi

Biaya retribusi parkir terminal purabaya per

sepeda motor Biaya retribusi parkir

terminal purabaya per mobil pribadi

Biaya retribusi terminal purabaya per angkutan

umum (Lyn) Biaya retribusi terminal purabaya per bus kota

Biaya retribusi terminal purabaya per taksi

Biaya retribusi tempat parkir khusus per mobil

pribadi Biaya retribusi tempat parkir khusus per sepeda

motor

Belanja jalan Biaya pembangunanjalan per km

<penambahan ruas jalan>

Pajak Bahan Bakar

<jumlah angkutan umum (Lyn) pengguna premium> <Konsumsi premium per

angkutan umum (Lyn)>

Biaya pajak bahan bakar premium

Harga premium

Pajak Bahan Bakar

angkutan umum (Lyn) Pajak Bahan Bakar taksi

<Konsumsi premium per mobil pribadi> <jumlah mobil pribadi

pengguna premium>

Pajak Bahan Bakar sepeda motor

<Konsumsi premium per sepeda motor> <jumlah sepeda motor

pengguna premium>

Pajak Bahan Bakar mobil pribadi Pajak Bahan

Bakar Truk

<Biaya pajak bahan bakar premium>

<jumlah truk pengguna solar>

Biaya pajak bahan bakar solar

Harga solar

<jumlah mobil pribadi pengguna solar> <Konsumsi solar per

mobil pribadi> <jumlah taksi pengguna premium> <Konsumsi premium per taksi> <Konsumsi solar per truk>

Pajak Bahan Bakar Bus Kota

<jumlah bus kota pengguna solar> <Konsumsi solar per

bus kota> Belanja pemeliharaan <Jumlah mobil pribadi> <Jumlah sepeda motor> <Jumlah truk>

<Jumlah bus kota>

<Jumlah taksi> <Jumlah angkutan

umum (Lyn)>

<Jumlah mobil

pribadi> <Jumlah sepedamotor> <Jumlah taksi> <Jumlah angkutan

umum (Lyn)> <Jumlah bus kota>

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Margin Pendapatan Daerah

Pengeluaran

Besar insentif untuk mobil Besar insentif untuk

sepeda motor

Jumlah mobil pribadi dengan catalytic

converter

Jumlah sepeda motor dengan catalytic

converter Insentif untuk kendaraan ramah

lingkungan

<Jumlah mobil pribadi pertamax pengguna

catalytic> <Jumlah mobil pribadi

premium pengguna catalytic> <Jumlah mobil pribadi

pertamax plus pengguna catalytic> <Jumlah mobil pribadi solar pengguna catalytic>

<Jumlah mobil pribadi bio pertamax pengguna

catalytic>

<Jumlah sepeda motor pertamax pengguna

catalytic>

<Jumlah sepeda motor premium pengguna

(19)

Hasil Simulasi Model

Jumlah kendaraan bermotor

4 M 3 M 2 M 1 M 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Jumlah kendaraan bermotor : curent unit

Polusi Udara 4 M 3 M 2 M 1 M 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Polusi Udara : curent ton

Margin Pendapatan Daerah

4e+012 3.25e+012 2.5e+012 1.75e+012 1e+012 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

(20)

Desain Skenario Kebijakan

Skenario 1 : Pengalihan terhadap Moda Angkutan Masal

Polusi Udara 4 M 3 M 2 M 1 M 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Polusi Udara : pengurangan mobil pribadi&sepeda motor 20%, penambahan 20% bus kota ton Polusi Udara : pengurangan mobil pribadi&sepeda motor 10%, penambahan 10% bus kota ton Polusi Udara : eksisting ton

Margin Pendapatan Daerah

4e+012 3e+012 2e+012 1e+012 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Margin Pendapatan Daerah : pengurangan mobil pribadi&sepeda motor 20%, penambahan 20% bus kota rupiah Margin Pendapatan Daerah : pengurangan mobil pribadi&sepeda motor 10%, penambahan 10% bus kota rupiah Margin Pendapatan Daerah : eksisting rupiah

Skenario 2 : Pemberian Insentif terhadap Kendaraan Ramah

Lingkungan

Polusi Udara 4 M 3 M 2 M 1 M 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Polusi Udara : penggunaan catalytic converter 10% ton

Polusi Udara : eksisting ton

Margin Pendapatan Daerah

4e+012 3.25e+012 2.5e+012 1.75e+012 1e+012 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Margin Pendapatan Daerah : penggunaan catalytic converter 10% rupiah

(21)

Desain Skenario Kebijakan

Skenario 3 : Kebijakan Fiskal

Polusi Udara 4 M 3 M 2 M 1 M 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Polusi Udara : peningkatan pajak kendaraan bermotor 10% ton Polusi Udara : eksisting ton

Margin Pendapatan Daerah

4e+012 3.25e+012 2.5e+012 1.75e+012 1e+012 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Time (Year)

Margin Pendapatan Daerah : peningkatan pajak kendaraan bermotor 10% rupiah

(22)

Kesimpulan

1. Variabel yang berpengaruh terhadap dampak ekonomi dan

lingkungan yang terjadi akibat adanya peningkatan jumlah

kendaraan di setiap tahunnya adalah variabel jumlah kendaraan

bermotor,

harga BBM, konsumsi bahan bakar per kendaraan

bermotor, pajak daerah, dan retribusi daerah.

2. Skenario kebijakan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi

pengalihan terhadap moda angkutan masal, kebijakan fiskal dan

pemberian insentif terhadap kendaraan ramah lingkungan.

3. Skenario terbaik dimana skenario tersebut merupakan skenario

yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan

maupun ekonomi yaitu pada skenario pemberian insentif

terhadap kendaraan bermotor yang ramah lingkungan dan

pengalihan terhadap moda trasnportasi masal.

(23)

Aminah, Siti. 2007. Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan.

Jurusan Ilmu Politik FISIP, Universitas Airlangga. Surabaya.

Badan Lingkungan Hidup. 2009. Laporan Tahunan Pemeliharaan Stasiun Monitoring

Udara Ambient Kota Surabaya. Surabaya.

Borschev.A., & Filippov.A. 2006. From system dynamics and discrete event to practical

agent based modelling: reasons, techniques, tools. Paper of St.Petersburg

Technical University & XJ Technologies, Rusia.

Coyle, Chapman & Hall. 1996. System Dynamic Modelling. Cranfield University,

UK.

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jatim. Tingkat Pencemaran Udara di

Surabaya Perlu Diuji Ulang.

www.jatimprov.go.id

. Diakses pada

tanggal 25

Februari 2010.

Firmansyah, Jepy. 2009. Kajian Geografi Terhadap Kemacetan Lalu Lintas Dikota

Surakarta Tahun 2008. Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

(24)

Fitriana, Irna. 2010. Analisa Dampak Rencana Pembangunan Busway Terhadap

Kemacetan Lalu Lintas Pada Jalur Utara-Selatan Dengan Pendekatan

Sistem Dinamik. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.

Handajani, Mudjiastuti. 2009. Indikator, Variabel dan Parameter Sistem Transportasi

Kota Yang Berpengaruh Terhadap Konsumsi BBM. Teknik Sipil Universitas

Diponegoro.

Hardjati, Susi. 2008. Strategi Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

dalam Rangka Mendukung Kemampuan Keuangan Daerah. Surabaya

Jifeng, Wang. Huapu, Lu. Hu, Peng. 2008. System Dynamics Model of Urban

Transportation System and Its Application. China Assosiation for Science

and Technology. China. Vol 8,8(3),83-89.

Kholil, Muhammad. Dwiharyadi, Dedi. 2008. Model Simulasi Pengembangan Industri

Perikanan di Konawea Selatan Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Staff

Pengajar Universitas Mercu Buana.

Korban Kecelakaan dan Pelanggaran Lalu Lintas Sepanjang 2009 Meningkat.

www.jawapos.com

. Diakses pada tanggal 11 Januari 2010.

Kota dengan Polusi Terburuk, Surabaya peringkat Ketiga di Asia. www.surya.co.id.

Diakses pada tanggal 11 Januari 2010.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Sementara katalis H-c yang disintesis dengan waktu hidrotermal paling lama, memiliki kristalinitas yang tinggi yang berarti memiliki kestabilan yang baik sehingga

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, ahoi adalah sebuah nyanyian tradisional Melayu Batangkuis yang dinyanyikan secara solo lalu pada setiap akhir

[r]

e. Surat keterangan yang menyatakan bahwa calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari kepolisian Daerah untuk Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur

Dari analisis dan pembahasan data yang telah di uraikan pada bab 4 maka diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan teori Stimulus-Organism-Response yang dipakai dalam penelitian

Media massa dalam pemanfaatannya memiliki arti penting bagi Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, menurut Didik media massa

dasar, anak sudah dapat meraksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas- tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, dan menghitung

Sama halnya dengan gerakan nyanyian dalam lagu memiliki makna bagaiman persatuan masyarakat rajawali yang harus mempertahankan persatuannya untuk memajukan negeri yang