• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Tugas Akhir Juni 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Sinyal Plethysmograf dengan Metode Transmittan dan Reflektan

Roichatun Nashicha1, Dr. Ir. Bambang Guruh I, AIM,MM 2 ,dan Muhammad Ridha Mak’ruf,ST,MSi 3

ABSTRAK

Plethysmografi merupakan suatu teknik non invasive untuk mendeteksi perubahan volume didalam suatu organ. Informasi dari sinyal perubahan volume darah ini dapat digunakan untuk menghitung detak jantung permenit (BPM) karena setiap puncak gelombang yang terjadi berkorelasi dengan satu detak jantung. Terdapat dua tipe PPG, yaitu transmitansi dan reflektansi. Metode transmisi yaitu letak infrared dan fotodiode berhadapan, Sedangkan reflektan letak infrared dan fotodioda sejajar. Data dari finger sensor transmittan dan reflektan masuk ke rangkaian pengkondisian sinyal, kemudian dikirim ke mikrokontroller untuk diolah sehingga menghasilkan presentase nilai BPM yang kemudian ditampilkan pada PC. Sinyal PPG transmittan dan reflektan dibandingkan untuk megetahui perbedaan sinyal tersebut. Pengujian dilakukan dengan membandingkan modul dengan alat ukur standar yang menghasilkan %error terbesar sebesar 1,08% pada reflektan dan 0,38% pada Transmittan. Dari hasil yang diperoleh, alat layak digunakan karena dalam “Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan” DEPKES RI tahun 2001, batas maksimal dalam toleransi kesalahan SPO2 adalah 2%

.

Kata kunci : Plethysmograf, Transmittan, Reflektan

I. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang

Photoplethysmography adalah teknik optik non-invasive untuk mengukur perubahan pada volume darah berdasarkan variasi intensitas cahaya yang lewat atau dipantulkan oleh jaringan kulit. Photoplethysmography menggunakan sumber cahaya dan photodetector mendeteksi adanya perubahan volume darah dalam pembuluh darah. Cahaya dapat ditransmisikan melalui jaringan kapiler (capillary bed). Saat pulsasi arteri (arterial pulsations) mengisi jaringan kapiler, perubahan volume pembuluh mengubah penyerapan (absorption), pantulan (reflection), dan hamburan (scattering) cahaya. Terdapat dua metode photoplethysmography:

1) Metode transmisi, di mana cahaya ditransmisikan melalui jaringan kemudian cahaya yang melalui jaringan dideteksi oleh sensor cahaya.

2) Metode pantul, dimana cahaya dipantulkan oleh jaringan, kemudian cahaya yang dipantulkan dideteksi oleh sensor cahaya. (Harsono, 2012)

Infrared dengan panjang gelombang 940 nm memancarkan cahaya dan melewati jari tangan, kemudian hasil dari perubahan volume darah pantulan cahaya ditangkap oleh photodioda. Hasil photodioda di pengarui oleh kondisi detak jantung. Pada saat terjadi adanya denyutan maka darah akan mengalir keujung jari sehingga tingkat kekeruhan darah menjadi pekat dan menghalangi cahaya infrared ke photodioda dan menyebabkan resistansi pada

(2)

photodioda menjadi besar maka terjadi perbedaan tegangan sehingga terdapat pulsa high, tetapi masih sangat kecil sehingga perlu dikuatkan. Pada saat tidak terjadi denyutan maka cahaya infrared sepenuhnya memancar ke potodioda maka menyebabkan resistansi kecil sehingga menghasilkan pulsa low. Pulsa kemudian dihitung oleh mikrokontroler untuk menentukan denyut jantung dan ditampilkan pada PC.(Teguh, 2013)

1.3. Batasan Masalah

1. Peletakan Infrared dan Photodiode sebagai sensornya

2. Membandingkan Output, Input pada Transmittan dan Reflektan dan menganalisa sinyal PPG

3. Menampilkan Sinyal PPG dan BPM secara kontinyu

4. Mengetahui sensitivitas dan spesifitas dari metode transmittan dan reflektan 5. Pengukuran pada orang dewasa 1.4. Rumusan Masalah

1. Dapatkah infrared photodiode digunakan sebagai detektor sinyal PPG?

2. Dapatkah menampilkan sinyal PPG pada PC secara kontinyu

3. Dapatkah mengetahui perbedaan sinyal PPG pada Transmittan dan Reflektan?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1.

Tujuan Umum

Membuat alat Photoplethysmogram dengan menggunakan sensor photodiode dan infrared mengunakan metode reflektan dan transmittan kemudian ditampilkan PC

1.4.2.

Tujuan Khusus

1. Membuat rangkaian pengondisi sinyal untuk rangakaian sensor transmittan maupun reflektan

2. Membuat rangkaian minimum sistem AVR Atmga 8 dan Program CV AVR 3. Membuat program penampil output

alat pada monitor PC menggunakan perangkat lunak Delphi

4. Melakukan Uji fungsi alat dan membandingkan kinerja dari dua metode

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat Menambah waawasan dan pengetahuan tantang alat-alat kesehatan di bidang peralat-alatan Diagnostik, khususnya perbandingan metode transmittan dan reflektan pada alat PPG

1.5.2. Manfaat Praktis

Dapat diketahui karakteristik, spesifitas dan sensitifitas sinyal PPG dengan metode transmittan dan metode reflektan

(3)

II. METODE PENELITAIAN 2.1. Blok Diagram

Gambar 2.1. Diagram blok system

Finger sensor transmittan dan juga reflektan di pasang pada jari pasien di telunjuk pasiean untuk mendeteksi denyut jantung. Pada kedua finger sensor dan cahaya infrared yang dipancarkan ditangkap oleh photodiode. Karena adanya pengaruh dari aliran darah maka terjadi perubahan sinyal. Sinyal tersebut sangat kecil, sehingga memerlukan pengondisi sinyal yang terdiri dari rangkaian amplifier untuk memperkuat sinyal output dari masing-masing kemudian diolah pada minimumsistem dan dikirim melalui PL 2303 dan hasil akan dibaca PC

2.2. Diagram Mekanis Sistem

Gambar 2.2 Mekanis sistem tampak depan

Gambar 2.3. Mekanis sistem tampak belakang

2.3. Diagram Alir

2.3.1. Diagram Alir Program Mikrokontroller Begin Sinyal PPG Inisialisasi Deteksi Sinyal PPG Sending Data Tx data ke PC lewat PL2303 End T Y

T

Y

Gambar 2.4. Diagram Alir program Mikrokontroller

Saat proses dimulai, maka sensor fingertip akan mendeteksi sinyal pletysmogram. Jika sinyal pletysmogram terdeteksi oleh sensor, maka sinyal tersebut ditransfer ke mikrokontroler kemudian data yang telah ditampung di mikrokontroler akan dikirim

(4)

melalui port Tx pada mikrokontroler. Jika sinyal plethysmografi tidak terkirim,maka sensor akan terus mendeteksi sinyal plethysmografi.

2.3.2. Diagram Alir pada Delphi

Begin Inisialisasi Receiving Data Connecting data Serial Tampil grafik Sinyal PPG Hitung BPM Timer 60 Detik =? Tampil BPM End T Y T Y

Gambar 2.5 Diagram Alir program Mikrokontroller

Ketika program dijalankan, maka program langsung menginisialisasi program. Data yang sudah dikirim oleh

mikrokontroler akan diterima. Saat ditekan tombol connect, maka data akan masuk pada program. Jika tidak ditekan, maka data hanya diterima tidak ditampilkan. Pada tampilan grafik, program akan menampilkan sinyal PPG yang sudah terdeteksi sebelumnya oleh sensor fingertip. Kemudian jika ditekan start maka program akan menghitung BPM selama 60 detik. Jika sudah mencapai 60 detik program akan menampilkan BPM.

III. Pembahasan

3.1.

Pengukuran Tes Point 3.1.1. Tes Point Transmittan

a. Menguji Output Sebelum Kapasitor

Gambar 3.1. output sebelum kapasitor

Output yang keluar dari sensor masih belum bisa ditentukan hasil dari pemeriksaan finger sensor

b. Menguji Output Sesudah Kapasitor

(5)

Output sinyal setelah kapasitor

sudah berada pada titik ground, karena

sinyal sudah melewati rangkaian high

pass filter dan melewati kapasitor

c. Menguji Penguatan Pertama

Gambar 3.3. Filter pertama

Gambar 3.4. output pengutan pertama

Amplitudo = 500 mV

Dengan amplitudo yang masih susah di baca oleh ADC maka sinyal tersebut dikuatkan kembali agar lebih sensitif.

d. Mneguji Penguatan Kedua

Gambar 3.5. Filter kedua

Gambar 3.6. output pengutan Kedua

Amplitudo = Time Div x Tinggi Kotak Vpp

= 1 V x 4 = 4 V

Output sinyal pada penguatan ke-2 sebesar 4 Vpp.

3.1.2. Tes Point Reflektan

a. Menguji Output Sebelum Kapasitor

Gambar 3.7. output pengutan pertama

Output yang keluar dari sensor masih belum bisa ditentukan hasil dari pemeriksaan finger sensor

b. Menguji Output Sesudah Kapasitor

Gambar 3.8. output sesudah kapasitor

Output sinyal setelah kapasitor sudah berada pada titik ground, karena sinyal

J4 TP1 1 C1 100nF +5v R1 6K8 R7 68K R2 680K C4 1uF -+ U1A LM358 3 2 1 8 4 J2 TP2 1 R8 68K -+ U1B LM358 5 6 7 J3 TP3 1 R3 6K8 C2 100nF R4 680K J1 Out BPM 1 2 C3 1uF

(6)

sudah melewati rangkaian high pass filter dan melewati kapasitor

c. Menguji Penguatan Pertama

Gambar 3.9. Filter pertama

Gambar 3.10. output pengutan pertama

Amplitudo = 200 mV

Dengan amplitudo yang masih susah di baca oleh ADC

d. Menguji Penguatan Kedua

Gambar 3.11. output Filter kedua

Gambar 3.12. output pengutan Kedua

Amplitudo : Time Div x Tinggi kotak

Amplitudo : 1 x 3 = 3 V

Output sinyal pada penguatan ke-2 sebesar 3 Vpp.

3.1.3. Minimum System

Gambar 3.13. output pengutan pertama

Output tegangan yang masuk pada port adc akan di olah pada rangkaian mikro, karena mikrokontroler berfungsi sebagai inisialisasi data adc, dan pengolahan sesunguhnya beradaa pada aplikasi delphi. Pengiriman data adc mengunakan jaringan nirkabel PL 2303 dengan kaki Rx dan Ground.

3.2.

Hasil Pengukuran Modul Dengan Gold Standart

Gambar 3.14 Hasil perhitungan Berdasarkan hasil pembandingan dengan menggunakan patient monitor

J4 TP1 1 C1 100nF +5v R1 6K8 R7 68K R2 680K C4 1uF -+ U1A LM358 3 2 1 8 4 J2 TP2 1 R8 68K -+ U1B LM358 5 6 7 J3 TP3 1 R3 6K8 C2 100nF R4 680K J1 Out BPM 1 2 C3 1uF SW1RESET R1 1K R6 1K xtal1 C3 22pF +5v

<Doc> <Rev Code>

<Title> A

1 1

Monday , Nov ember 21, 2016 Title

Size Document Number Rev

Date: Sheet of xtal1 J9 Supply 1 2 J3 BPM 2 1 2 +5v +5v U2 ATMEGA8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 PC6 (RESET) (RxD) PD0 (TxD) PD1 (INT0) PD2 (INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 VCC GND PB6 (XT1/TOSC1) PB7 (XT2/TOSC2) (T1) PD5 (AIN0) PD6 (AIN1) PD7 PB0 (ICP) PB1 (OC1A) PB2 (SS/OC1B) PB3 (OC2/MOSI) PB4 (MISO) PB5 (SCK) AVCC AREF AGND PC0 (ADC0) PC1 (ADC1) PC2 (ADC2) PC3 (ADC3) PC4 (SDA/ADC4) PC5 (SCL/ADC5) R5 10K Y 1 11059200Hz +5v J2 bpm1 1 2 C2 22pF J12 PL 1 2 3 4 +5v xtal2 C1 10uF J8 Programmer 1 2 3 4 5 xtal2 D3 2.4v

(7)

didapatkan hasil yang berbeda. Nilai presentasi error pada Transmittan mulai dari 0 % sampai 0,23%. Sedangkan pada reflektan 0 % sampai 1,08 %.

3.3.

Analisis Data

3.3.1. Sensitifitas dan Spesifisitas a. Transmittan Sensitifity = TP/(TP+FN) Sensitifity =2425x 100 % = 96% Spesifisity =TN/(FP+TN) Spesitifity =2425x 100 % = 96 % b. Reflektan Sensitifity = TP/(TP+FN) Sensitifity =2325x 100 % = 92 % Spesifisity =TN/(FP+TN) Spesitifity =2325x 100 % = 92 %

3.4. Pengambilan Data Responden

Untuk menentukan perbedaan sinyal plethysmografi pada transmittan dan reflektan yaitu dengan pengambilan data sebanyak 20 responden .

Tabel 3.1 Data Responden

Gender Transmittan Reflektan

VOLT BPM VOLT BPM Female 3.5 V 70 0.5 V 68 Male 5 V 75 3 V 74 Female 5 V 83 2 V 82 Male 3 V 88 3 V 87 Male 5 V 89 1.9 V 86 Female 2 V 80 0.7 V 78 Male 3 V 87 2 V 87 Male 5 V 85 4 V 85 Male 4 V 88 3 V 88 Female 5 V 82 2.5 V 81 Female 5 V 85 4 V 85 Female 5V 78 4.5 V 78 Female 4V 79 3V 79 Female 5 V 87 1.9 V 87 Female 5 V 92 1.5 v 91 Female 5 V 93 2 V 93 Male 5 V 83 4 V 83 Male 4 V 87 3.5 V 87 Male 4 V 93 2.5 V 96 Female 5 V 82 4 V 82

Gambar 3.15 Grafik perbedaan amplitdo transmittan dan reflektan

IV. Kelemahan dan Kekuatan

Melalui keseluruhan data pengukuran dapat ditarik analisa secara SWOT yaitu Strenght/ Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Opportunities/ Peluang dan Threats/ Ancaman. Adpun penjelasan pada masing masing analisa SWOT adalah sebagai berikut :

1. Strengths : Keunggulan

 Pada transmittan memiliki keunggulan dengan SA lebih tinggi sehingga memudahkan untuk pembacaan BPM dan memudahkan pembacaan jika digunakan untuk saturasi oksigen. karena saturasi oksigen membutuhkan sinyal PPG yang SA/ Amplitudo tinggi

 Transmittan memiliki sensitivitas dan an spesifistas 96% 0 2 4 6 1 3 5 7 9 1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 V O LT Transmittan Reflektan

(8)

2. Opportunities: Peluang

 Dalam melakukan penelitian ini dapat mengetahui hasil SA atau amplitudo untuk memudahkan diagnosa dan hasil pembacaan BPM atau jika digunakan saturasi oksigen

3. Weaknesses :Kelemahan

 Pada pengambilan data responden telah didapatkan bahwa modus reflektan SA/amplitudo sangat kecil sehingga untuk pembacaan BPM pada delphi tidak terlihat atau terhitung

 Pada Reflektan memiliki sensitivitas dan spesifisitas 92%

4. Threats :Ancaman

 bila tidak dilakukan analisa terhadap modus transmittan dan reflektan, maka sulit untuk mengetahui mana yang lebih sensitif dan spesitif contohnya dalam penggunaan untuk menghitung BPM atau saturasi oksigen dalam darah.

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modus transmittan lebih sensitif terhadap denyut darah dikarenakan amplitudo pada transmittan lebih tinggi dibandingkan modus reflektan. 2. Transmittan memiliki sensitivitas

dan spesifistas 96%

3. Pada Reflektan memiliki sensitivitas dan spesifisitas 92%

4. Modus transmittan lebih baik digunakan untuk saturasi oksigen atau perhitungan BPM dibandingkan modus Transmittan.

5.2. Saran

Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sinyal plethysmograf selain berdasarkan amplitudo, sensitifitas dan spesifisitas

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, B., 2012. Rancang Bangun Alat

Pemantau Detak Jantung Saat Latihan

Fisik. Jurnal Teknik dan Ilmu

Komputer, 1(4), pp.338–346.

eguh, 2013. Sinyal Plethsymograf.

Verma, D. & Bhasin, M., 2014. Real Time

Optical

Heart

Rate

Monitor.

International Journal of Computer

Science

and

Information

Technologies, 5(6), pp.7265–7269.

Wachid, 2016. Membangun Prototype Alat

Biomedik Sederhana. Available at:

http://jagopedia.com/blog/biomedik/a

lat/membangun-alat-instrumentasi-biomedik-serderhana#fnref:2

Gambar

Gambar 2.1.  Diagram blok system
Gambar 3.1. output sebelum kapasitor  Output  yang  keluar  dari  sensor  masih  belum  bisa  ditentukan  hasil  dari  pemeriksaan finger sensor
Gambar 3.6. output pengutan Kedua   Amplitudo      =  Time  Div  x  Tinggi  Kotak Vpp
Gambar 3.9. Filter pertama
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur Kasih Karunia ALLAH Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya pada penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul PENJADWALAN DENGAN

Keberadaan masyarakat di Kelurahan Kebonlega yang merupakan kaum pendatang yang bergerak pada sektor informal pada umumnya berpendidikan relatif rendah, secara langsung

Program Pengembangan Industri Benih (PPIB) Universitas Lampung (UNILA) adalah lembaga pemasaran yang memproduksi benih padi varietas unggul inhibrida untuk dijual kepada

Alternatif skala usaha lainnya yang diusulkan pada model pengembangan usaha peternakan domba ini adalah pemeliharaan dengan 12 ekor induk dengan satu ekor pejantan (D JAJANEGARA

Orang yang kuat dan gagah berani tersebut memiliki hikmat atau keterampilan untuk hidup, dan dalam Amsal 31 kita melihatnya terwujud dalam diri seorang wanita bijak.. Ketika

Halaman pencarian lapangan futsal menampilkan peta digital dan terdapat checkbox untuk memilih jenis lapangan futsa, tombol Mencari Titik Lokasi berguna untuk

Dari hasil observasi, pembagian angket, dan dilanjutkan dengan wawancara diperoleh beberapa informasi berkaitan dengan kondisi siswa SMA Negeri 2 Seulimum dalam proses

Sehingga yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan pembelajaran somatic adalah pembelajaran fisik dan menggerakkan tubuh