• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 2 Desember 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 2 Desember 2016"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

234

PENGARUH TECHNICAL QUALITY, FUNCTIONAL QUALITY

DAN CORPORATE IMAGE TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN JASA PENERBANGAN:

STUDI PT GARUDA INDONESIA AIRWAYS (GIA)

Krido Eko Cahyono kridoeko@gmail.com

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRAK:

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu manajemen dalam mengelola suatu usaha termasuk pada usaha penerbangan. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan antara lain kualitas pelayanan yang diberikan tersebut kepada pelanggannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasaan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan GIA. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif yaitu mengemukakan suatu kejadian dan data yang ada berdasarkan teori yang ada. Data penelitan diperoleh dari data primer lewat kuesioner dan sekunder dari publikasi dan data intern bank, sedangkan pengolahan data menggunakan statistik deskriptif dan analitis.Penelitian dilakukan dengan memberikan 12 butir pertanyaan yang di anggap mewakili tiga variabel kualitas pelayanan yaitu tehnical quality, funcional quality, dan corporate image. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Analisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikatnya menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa technical quality, functional quality, dan corporate image secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan GIA. Dari ketiga variabel yang dominan pengaruhnya adalah functional quality.

Kata kunci: technical quality, functional quality, corporate image

ABSTRACT:

Customer satisfaction is one indicator of the success of a management in managing a business including the aviation business. Factors affecting customer satisfaction, among others, the quality of services provided to its customers. This study intended to determine how the level of customer satisfaction with the service provided GIA. The research method used is descriptive research that suggests an incident and the existing data based on existing theories. Research data obtained from primary data through questionnaires and secondary of the bank's internal publications and data, while processing the data using descriptive statistics and analytics. Research done with a 12 point question that is considered to represent

(2)

235

the three variables of service quality that is tehnical quality, funcional quality, and corporate image. This type of research is a type of quantitative research. Data collection techniques used were questionnaires, interviews, and documentation. Analysis to determine the effect of independent variables and the dependent variable using multiple linear regression analysis. From the analysis it can be seen that the technical quality, functional quality and corporate image partially significant effect on customer satisfaction GIA. Of the three dominant variables that influence the functional quality.

Key words: technical quality, functional quality, corporate image

PENDAHULUAN

Perkembangan jasa layanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan layanan, harga dan promosi yang ditawarkan berbagai maskapai penerbangan. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan

menjanjikan. Hal ini, dapat dilihat banyaknya industri penerbangan yang menggeluti bisnis tersebut Begitu juga dengan GIA, maskapai penerbangan

nasional yang mencoba mempertahankan tarif dengan menyesuaikan kualitas layanan maksimal dari GIA yang memang sudah diakui oleh seluruh pengguna fasilitas jasa penerbangan. Di lihat dari market size, industri penerbangan cukup menggiurkan, setiap hari di seluruh dunia lebih dari empat juta penumpang yang terbang lewat udara.

Daniels (2001) menyebutkan bahwa “a company may have to make new

commitments to maintain competitiveness abroad”. Di samping itu, para

pengelola organisasi jasa, perlu secara cermat memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi situasi persaingan yang dihadapi organisasi jasa.

GIA dalam menghadapi pesaing tidak terlalu takut dengan kebijakan-kebijakan para pesaingnya. Hal ini, disebabkan karena perusahaan tersebut sudah memiliki standard Internasional dan persepsi masyarakatpun dapat dikatakan positif. Hal ini, didukung berbagai pelayanan yang prima dan fasilitas yang canggih serta ketepatan waktu dan empati sehingga dapat bertahan, bersaing da n menguasai pangsa pasar.

(3)

236

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pengaruh variabel

technical quality terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan GIA Bandara

Juanda Surabaya, 2) untuk mengetahui pengaruh variabel funcional quality terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan GIA di Bandara Juanda Surabaya, dan 3) untuk mengetahui pengaruh variabel corporate image terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan GIA di Bandara Juanda Surabaya.

PEMASARAN JASA

Menurut Yazid (1999), pemasaran jasa adalah perencanaan yang bergerak dari fokus pada transaksi menjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001), pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Sedangkan menurut Umar (2002), pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat konsumen berhadapan dengan produsen.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.

KARAKTERISTIK JASA

Jasa mempunyai banyak arti, mulai layanan personal (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Beberapa pendapat para ahli tentang jasa, yaitu: Menurut Berry dalam Yazid (2005) menyatakan bahwa: ”Jasa itu sebagai deeds (tindakan, prosedur, aktivitas); proses, dan unjuk kerja yang

intangible”. Mudrick dalam Yazid (2005) mendefinisikan jasa dari sisi penjualan

dan konsumsi secara kontras dengan barang. Sedangkan Kolter dalam Tjiptono (2002), jasa yaitu, ”Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”. Jasa adalah

(4)

237

intangible (seperti kenyamanan, hiburan, kecepatan, kesenangan, dan kesehatan)

dan perishable (jasa tidak mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau dikonsumsi pada saat diperlukan). Jasa diciptakan dan dikonsumsi secara simultan”.

KUALITAS LAYANAN

Menurut Kotler (2000), layanan merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Umar (2003), layanan secara umum adalah rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.

Kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas layanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima. Menurut Lewis & Booms dalam Tjiptono & Chandra (2005), kualitas layanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan harapan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono (2001), kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Kualitas layanan suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama menurut Gronroos dalam Tjiptono (2004:60) yaitu:

a. Technical quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output

(keluaran) jasa yang diterima pelanggan. Layanan yang berhubungan dengan outcome meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakannya (teknologi), memberikan layanan sesuai yang dijanjikan secara akurat, terpercaya, dan memuaskan.

b. Funcional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu jasa. Merupakan sesuatu yang lebih banyak berhubungan dengan proses penyampaian atau bagaimana layanan diberikan kepada pelanggan. Yaitu meliputi penyampain informasi yang jelas,

(5)

238

kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pengguna.

c. Corporate image, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan reputasi dari

produsen yang menyediakan jasa. Yaitu meliputi sopan santun dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga medis, bebas dari bahaya atau resiko atau keragu-raguan serta penampilan pegawainya.

KEPUASAN PELANGGAN

Secara linguistik, satisfaction berasal dari bahasa latin yaitu satis yang berarti cukup dan facere melakukan atau membuat. Berdasarkan pendekatan

linguistic ini maka kepuasan dapat diartikan bahwa produk atau jasa yang mampu

memberikan lebih daripada yang diharapkan konsumen. Kepuasan konsumen adalah kondisi di mana harapan konsumen mampu dipenuhi oleh produk (Kotler & Armstrong, 1999). Menurut Oliver dalam Ferrinadewi (2005), kepuasan merupakan penilaian konsumen terhadap fitur-fitur produk atau jasa yang berhasil memberikan pemenuhan kebutuhan pada level yang menyenangkan baik itu di bawah maupun di atas harapan. Menurut Sumarwan (2003) kepuasan adalah tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa, bila kinerja sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan sangat puas.

METODE

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan menguji sejauhmana pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan GIA untuk rute Surabaya – Jakarta, maka penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah studi kasus didukung dengan survei karena penelitian ini dilakukan berdasarkan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang, dan kondisi saat ini dari objek tertentu yang diteliti.

(6)

239

GIA berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3. Tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu, nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh.

Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar Malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. GIA mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische

Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia

Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Populasi dari peneltian ini adalah penumpang GIA dengan rute Surabaya-Jakarta pada tahun 2015 yang berjumlah 2.400 orang.

Populasi sebanyak 2.400 orang penumpang pada tahun 2015 dengan rute Surabaya–Jakarta, dengan asumsi tingkat Presisi (e) = 10 %, maka jumlah sampel (n) adalah:

2400 n = --- 1 + 2400 (0,10) ² n = 96 orang

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa kumpulan hasil kuisioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan kepada konsumen untuk diuji menggunakan program SPSS.

Yang dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang diuji secara khusus. Variabel dalam penelitian ini adalah:

(7)

240

1. Variabel bebas (X) adalah kualitas layanan yang terdiri dari variabel tehnical

quality (X1), variabel functional quality (X2), dan variabel corporate image

(X3).

2. Variabel terikat (Y) adalah kepuasan pelanggan jasa penerbangan GIA di Bandara Juanda Surabaya.

Uji validitas menunjukkan suatu ukuran tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2005), “Jumlah anggota sampel digunakan sekitar 30 orang”. Biasanya, syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30. Jadi, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 12,0.

Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji apakah hasil kuesioner dapat dipercaya atau tidak. Menurut Sugiyono (2005), “pengujian reliabilitas dengan

internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan

rumus spearmen brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap. Selanjutnya, skor data tiap kelompok disusun sendiri. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari spearmen brown. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan analisis yang dikembangkan oleh alpha cronbach.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Munculnya maskapai maskapai penerbangan baru ini didorong oleh deregulasi pemerintah yang mempermudah perizinan untuk membuka penerbangan baru. Perang harga yang luar biasa antara maskapai penerbangan diawali dengan perang diskon di Medan, saat Lion Air sebagai pemain baru menggebrak pasar dengan program-promosi. Perang harga yang terjadi oleh maskapai ini semula diperkirakan hanya berlangsung sesaat yaitu selama bulan promosi namun ternyata terus berlangsung hingga kini. Daniels (2001) menyebutkan bahwa “a company may have to make new commitments to maintain

(8)

241

secara cermat memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi situasi persaingan yang dihadapi organisasi jasa.

GIA dalam menghadapi pesaing tidak terlalu takut dengan kebijakan-kebijakan para pesaingnya. Hal ini, disebabkan karena perusahaan tersebut sudah memiliki standard internasional dan persepsi masyarakatpun dapat dikatakan positif. Hal ini, didukung berbagai pelayanan yang prima dan fasilitas yang canggih serta ketepatan waktu dan empati sehingga dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar.

Berdasarkan data yang terkumpul dari 96 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diperoleh informasi mengenai karakteristik responden dari segi usia yang disajikan dalam Tabel 1.

Dari Tabel 1 dapat dilihat usia responden yang menggunakan jasa penerbangan GIA sangat bervariasi. Mulai dari usia 21 tahun sampai dengan usia di atas 50 tahun. Jumlah responden yang dominan adalah usia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 34 orang (35,42%) dan untuk jumlah responden yang paling sedikit adalah usia lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 14 orang (14,58%).

Dari Tabel 2, menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 49 orang (51,04%) dan yang berjenis kelamin wanita berjumlah 47 orang (48,96%). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan jumlah penumpang pria dan wanita yang terlalu jauh range nya.

Berdasarkan hasil uji validitas yang dibagikan kepada 30 responden, diperoleh hasil uji Validitas dan Reliabilitas sebagai berikut:

Berdasarkan inferensial menggunakan regresi berganda untuk memprediksi kepuasan pelanggan berdasarkan atribut-atribut tehnical quality, functional

quality, dan corporate image yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Berdasarkan Tabel 11 dapat ditentukan persamaan regresi bergandanya: Y = -9,638 + 0,220 X1 + 0,413 X2 + 0,350 X3

1. Koefisien regresi dari semua variabel bebas yang terdiri dari X1 (technical quality), X2 (funcional quality), X3 (corporate image) menunjukkan nilai

yang positif. Hal ini, berarti bahwa semua variabel bebas mempunyai hubungan yang searah/positif terhadap variabel terikatnya.

(9)

242

2. Dari ketiga variabel bebas yang digunakan memberikan pengaruh yang dominan adalah variabel funcional quality dengan koefisien regresinya sebesar 0,413 yaitu X1 (technical quality) < X3 (corporate image) < X2

(funcional quality).

Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas, serta koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 12.

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi (R = 0,738) artinya bahwa variabel bebas yang diamati mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel terikat, sedangkan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,545 yang berarti 54,5 % variabel bebas mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya. Sedangkan 45,5 % dipengaruhi variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini, yaitu: harga, tingkat persaingan, potongan harga dan sebagainya.

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 11 sebelumnya diperoleh nilai t- sig. variabel technical quality (0,007) < nilai α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Berarti variabel technical quality mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti secara parsial terhadap variabel kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa penerbangan GIA. Hal ini, sesuai dengan pendapat Tjiptono dan Bitner (2004) yang menyatakan technical quality merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi kepuasan pelanggan untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan.

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 11 sebelumnya diperoleh nilai t- sig variabel functional quality (0,000), < nilai α 0,05 maka H0 ditolak dan H2

diterima. Berarti variabel functional quality mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti secara parsial terhadap variabel kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa penerbangan GIA. Hal ini, sesuai dengan pendapat Tjiptono dan Bitner (2004) yang menyatakan functional quality merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi kepuasan pelanggan untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Juga sesuai dengan penelitian Suhartono (2005) yang menyatakan variabel functional quality berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada penerbangan nasional

(10)

243

maupun yang menggunakan jasa penerbangan Adam Air dengan rute perjalanan Medan – Jakarta.

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 11 sebelumnya diperoleh nilai t- sig variabel corporate image (0,000), < nilai α 0,05 maka H0 ditolak dan H3 diterima.

Berarti variabel corporate image mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti secara parsial terhadap variabel kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa penerbangan GIA. Hal ini, sesuai dengan pendapat Tjiptono dan Bitner (2004) yang menyatakan corporate image merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi kepuasan pelanggan untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Juga sesuai dengan penelitian Suhartono (2005) yang menyatakan variabel corporate image berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada penerbangan nasional maupun yang menggunakan jasa penerbangan Adam Air dengan rute perjalanan Medan – Jakarta.

SIMPULAN

Hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan GIA di bandara Juanda Surabaya, dapat dibuat beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Persamaan regresi Y = -9,638 + 0,220 X1 + 0,413 X2 + 0,350 X3 artinya semua variabel independen berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, apabila variabel independen naik 1 unit maka variabel dependen juga meningkat 1 unit dan jika variabel independen turun 1 unit maka variabel dependen juga menurun 1 unit. Dari hasi koefisien regresi yang didapat menunjukkan variabel funcional quality (b2 = 0,413) menjadi fakor terbesar yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, dan untuk variabel

technical quality (b1 = 0,220) menjadi faktor terendah yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan.

2. Pengujian hipotesis secara parsial dari variabel independen signifikan, karena tingkat signifikan dari variabel technical quality, funcional quality, dan corporate image < 0,05 yaitu variabel technical quality sig.0,007

(11)

244

3. Pengujian determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel technical

quality, functional quality, dan corporate image dalam menjelaskan

kepuasan pelanggan GIA di Bandara Juanda Surabaya adalah sebesar 54,5% (R Square = 0,545), sementara sisanya sebesar 45,5% merupakan variabel lain yang dapat menjelaskan kepuasan pelanggan pada GIA.

GIA dalam meningkatkan kepuasan pelanggan perlu melakukan beberapa langkah, sebagai berikut:

1. Variabel functional quality mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepuasan pelanggan yaitu berupa penyampaian informasi yang jelas mengenai jadwal keberangkatan dan jadwal tiba. Komunikasi antara penumpang dengan pramugari, pihak GIA dalam menangani keluhan penumpang cepat dan tanggap. Untuk itu, pihak GIA harus tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang terdapat dalam variabel

functional quality.

2. Pengaruh varibel lain berdasarkan hasil uji determinasi sebesar 45,5% perlu untuk dipertimbangkan oleh GIA, agar dapat meningkatkan kepuasan pelangganya. Adapun variabel lain tersebut adalah berupa tingkat harga yang ditawarkan, potongan harga/diskon, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. W; Fornell, C and Lehmann, D.R. (1994). Customer Satisfaction,

Market Share, and Profitability: Finding From Sweden. Journal of

Marketing, Vol. 58, p.53-56.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Indriantoro, Nur, dkk. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Jasfar, Farida. (2006). Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kotler, Philip. (1992). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Erlangga.

(12)

245

______. (1997). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, dan Kontrol. Jakarta: Ikatan Mandiri Abadi.

______. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten. ______. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten.

Lupiyoadi, Rambat & A. Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Media Data Riset. (2009). Tren Bisnis RS Swasta dan Kondisi RS Pemerintah di Indonesia.

Nasution, Nur. (2004). Manajemen Terpadu (Total Service Management). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Payne, Adrian. (2000). Pemasaran Jasa. Jakarta: ANDI Publisher.

Parasuraman, A, V.A. Zeithami and L.L. Berry. (1988). a Multiple-Item Scale for

Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailling,

Vol. 64, p.12-40.

Selnes, Fred. (1993). an Examination of The Effect of Product Performance on

Brand Reputation, Satisfaction, Satisfaction and Loyalty. European Journal

of Marketing, 27(9), 19-35.

Singarimbun, Masri dan Effendi. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sudarmanto, R. Gunawan. (2006). Analisis Linier Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suharyadi dan Purwanto. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sulaiman, Wahid. (2004). Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Suliyanto. (2005). Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Syakir, Moh. Sula. (2004). Assuransi Syariah. Jakarta: Gema Insani.

Tika, Moh. Pabundu. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara. Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

(13)

246

____________. (2004). Manajemen Jasa. Yogyakarta: ANDI.

Umar, Husen. (2003). Model Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jonahtan, Robin. (2005). Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Sektor Publik di Kabupaten dan Kota di Propinsi Kalimantan Timur. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Th. IX. No. 2, Mei. Universitas 17 Agustus 1945. Samarinda.

Zeithami, Valerie A. (1987). Defining and Relaying Price, Perceived Quality, and

Perceived Value. Cambridge, MA: Marketing Science Institute.

LAMPIRAN

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(14)

247

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Technical Quality

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Functional Quality

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Functional Quality

Tabel 7. Hasl Uji Validitas Corporate Image

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Corporate Image

(15)

248

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan

Tabel 11. Hasil Coefficients Regression

Gambar

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Functional Quality
Tabel 11. Hasil Coefficients Regression

Referensi

Dokumen terkait

Dari 11 variabel cacat yang ada dalam proses produksi bagian pemotongan, maka terdapat 4 variabel cacat yang saling berkorelasi, diantaranya variabel torn leather,

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Subsidi energi di Indonesia dalam satu dekade terakhir mencapai angka lebih dari seratus triliun rupiah setiap tahunnya. Angka itu setara pula dengan belanja di lebih dari 5

Berdasarkan hasil analisis pada kelompok eksperimen maka dapat disimpulkan ada penurunan tingkat stres secara signifikan, dimana pada saat sebelum pelatihan

Pembutan kelompok bertujuan untuk meningkatkan kerjasama untuk mencapai tujuan kegiatan. Dengan berkelompok diharapkan akan tercipta semangat bersama sehingga dalam

Dengan demikian pengembangan sistem aeroponik pada produksi umbi mini G0 tidak saja meningkatkan ketersediaan benih G0, tetapi juga dapat memperpendek rantai perbenihan

Hasil yang positif ini menunjukkan bahwa jika semakin baik pelaksanaan audit internal yang dijalankan oleh bank-bank di wilayah Kota Gorontalo maka pelaporan

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lodewijk Willen Christiaan Van Den Breg (1845-1927) yang tinggal di Indonesia menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia pada