STUDI TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT SEBAGAI
DASAR ALTERNATIF SISTEM TEKNIS OPERASIONAL PADA
APARTEMEN GADING NIAS RECIDENCE DAN KONDOMINIUM
MENARA KELAPA GADING
Ayu Nitami, Djoko M. Hartono, dan Irma GusnianiProgram Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI
Abstrak : Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi limbah padat pada
Apartemen Gading Nias Recidence dan Kondominium Menara Kelapa Gading. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar timbulan limbah padat, persentase jenis komposisi limbah padat, merancang alternatif sistem teknis operasional limbah padat dan mengetahui potensi pengurangan timbulan limbah padat. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil dari penelitian ini adalah alternatif sistem teknis operasional, dimulai dari pewadahan hingga pengangkutan limbah padat yang dapat diterapkan pada masing-masing apartemen. Timbulan limbah padat yang dihasilkan pada Apartemen Gading Nias Recidence yaitu sebesar 0,273 kg/orang/hari atau 0,0016 m3/orang/hari atau 1,6 L/orang/hari. Sedangkan timbulan limbah padat pada Kondominium Menara Kelapa Gading yaitu sebesar 0,571 kg/orang/hari atau 0,0035 m3/orang/hari atau 3,5 L/orang/hari. Komposisi limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence terdiri dari 55,586% organik, 10,766% kertas, 15,431% plastik, 0,433% sterofoam, 1,095% logam, 0,156% karet, 2,299% kaca, 12,398% pampers dan pembalut, 0,633% tekstil, 0,559% B3, 0,393% kayu, dan 0,250% lainnya. Sedangkan Komposisi limbah padat pada Kondominium Menara Kelapa Gading terdiri dari 63,729% organik, 11,941 kertas, 13,161% plastik, 0,632% sterofoam, 1,255% logam, 0,113% karet, 1,407% kaca, 2,825% pampers dan pembalut, 1,901% tekstil, 2,506% B3, 0,302% kayu dan 0,229% lainnya. Perencanaan pengolahan dan pemanfaatan limbah padat dilakukan dengan menerapkan pengomposan dan bank sampah pada masing-masing apartemen. Potensi pengurangan timbulan limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence yang diperkirakan setelah adanya alternatif sistem teknis operasional yaitu sebesar 22,54% dan pada Kondominium Menara Kelapa Gading yaitu sebesar 26,44%.
Kata kunci : Timbulan limbah padat; komposisi limbah padat; alternatif sistem teknis
operasional limbah padat; pengomposan; bank sampah
Abstract : This study focuses on the solid waste generation and composition at Gading Nias
Recidence Apartment and Kondominium Menara Kelapa Gading. This study aims to determine the major solid waste generation, the percentage of solid waste composition, operational technical system design alternatives and identify potential solid waste reduction of solid waste generation. The method which being used is SNI 19-3964-1994 on Methods of Sample Collection and Measurement of the Composition and Urban Waste. The results of this study are alternative technical operational system, start from crocking to transport solid waste that can be applied to each apartment. Generation of solid waste generated in Gading Nias Recidence Apartment is equal to 0,273 kg/person/day or 0,0016 m3/person/day or 1,6 L/person/day. While the generation of solid waste in the Kondominium Menara Kelapa Gading is equal to 0,571 kg/person/day or 0,0035 m3/person/day or 3,5 L/person/day. The composition of solid waste in the Gading Nias Recidence Apartment consists of 55,586% organic, 10,766% paper, 15,431% plastic, 0,433% styrofoam, 1,095% metal, 0,156% rubber, 2,299% glass, 12,398% diapers and sanitary napkins, 0,633% textile, 0,559% B3, 0,393% wood, and the other 0,250%. While the composition of solid waste in the Kondominium Menara Kelapa Gading consists of organic 63,729%, 11,941 paper, 13,161% plastics, 0,632%
styrofoam, 1,255% metal, 0,113% rubber, 1,407% glass, 2,825% diapers and sanitary napkins, 1,901% textile, 2,506% B3, 0,302% wood and the other 0,229%. Treatment planning and utilization of solid waste is done by applying composting and waste banks in each apartment. Potential reduction of solid waste generation in Gading Nias Recidence Apartment expected after technical operation of an alternative system that is equal to 22,54% and the Kondominium Menara Kelapa Gading that is equal to 26,44%.
Key words : Generation of solid waste; solid waste composition; operational technical
systems solid waste alternative; composting, waste banks
LATAR BELAKANG
Kota DKI Jakarta dengan luas 662,33 km2, jumlah penduduk 10.187.595 jiwa pada tahun 2010, kepadatan penduduk berkisar 15.381 jiwa/km2 dan dengan pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,42 (Jakarta Dalam Angka, 2012) hal ini menyebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan timbulan limbah padat yang dihasilkan. Pada tahun 2011 tercatat jumlah timbulan limbah padat DKI Jakarta sebesar 5.597,87 ton per hari (Jakarta Dalam Angka, 2012). Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan tingginya kebutuhan akan tempat tinggal, maka dibuat alternatif hunian vertikal yang dekat dengan pusat kota untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan. Apartemen merupakan salah satu sumber penghasil limbah padat dalam jumlah yang besar, karena itu dibutuhkan perencanaan sistem pengelolaan limbah padat apartemen yang baik guna mengurangi permasalahan limbah padat di Indonesia.
Gedung Apartemen di DKI Jakarta sebagai penyumbang limbah padat potensial yang seluruhnya diangkut ke TPA, masih sangat sedikit yang melakukan pengelolaan limbah padat dari sumber. Hal ini karena persepsi dan pemahaman pengelola gedung dan masyarakat umumnya tentang pengolahan limbah padat adalah bahwa mengolah limbah padat memerlukan investasi yang mahal dan merepotkan, meyebabkan pengelola tidak mau mengolah sendiri limbah padat yang dihasilkan. Untuk melakukan pengolahan limbah padat pada suatu kawasan, dalam hal ini gedung apartemen, dibutuhkan suatu sistem teknis operasional yang dapat diterima oleh semua pihak. Dengan mengutamakan faktor lingkungan dan pemeliharaannya yang tidak terlalu membebani pengelola gedung, serta mudah dioperasikan. Pada penelitian ini akan dilakukan studi timbulan dan komposisi limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence dan Kondominium Menara Kelapa Gading. Dari data-data yang didapatkan maka dapat ditentukan alternatif sistem teknis operasional yang dapat diterapkan pada daerah objek studi untuk mengurangi beban timbulan sampah yang dibuang ke TPA. Pemilihan kedua apartemen ini sebagai obyek studi dikarenakan adanya perbedaan sistem pengelolaan limbah padat pada masing-masing apartemen dan memiliki
karakteristik tipe apartemen yang berbeda pula. Sehingga cara penanganan limbah padatnya pun akan berbeda.
TINJAUAN TEORITIS
Definisi limbah padat berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2008, limbah padat adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum masyarakat mengenal limbah padat sebagai sesuatu benda yang dihasilkan dari berbagai benda yang telah digunakan dan tidak diperlukan lagi oleh manusia.
Sumber dan Jenis Limbah Padat
Klasifikasi sumber timbulan limbah padat yang digunakan di Indonesia menurut SNI 19-3964-1994, tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia, terbagi menjadi perumahan dan non perumahan. Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, terdapat dua jenis limbah padat yaitu limbah padat organik dan non-organik (Damanhuri dan Padmi, 2004).
Karakteristik Limbah Padat
Karakteristik limbah padat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu terdiri dari karakteristik fisik, kimia dan biologis. Karakteristik fisik limbah padat penting untuk diketahui karena berhubungan dengan hal pemilihan, pengoprasian peralatan dan fasilitas pengolahan, yaitu parameternya terdiri dari berat jenis/densitas, kelembaban, ukuran dan distribusi partikel, kapasitas lahan/field capacity, faktor pemadatan/permeabilitas (Tchobanoglous et al., 1993).
Dalam evaluasi proses alternatif dan pilihan recovery limbah padat, karakteristik kimia limbah padat menjadi penting untuk diketahui. Parameter dari karakteristik kimia limbah padat adalah Proximate Analysis, Fusing Point if Ash, Ultimate Analysis, Energy Content, Nutrisi Esensial dan Elemen lainnya (Tchobanoglous et al., 1993). Untuk mengurangi volume dan berat bahan untuk memproduksi kompos, humus dan untuk memproduksi metan, penentuan karakteristik biologi dapat digunakan. Karakteristik biologi yang digunakan adalah jumlah lalat dalam sampel limbah padat. Semakin besar timbulan limbah padat dan komposisinya, maka kehadiran dan jumlah lalat pun semakin besar (Tchobanoglous et al., 1993).
Komposisi Limbah Padat
Teknik sampling yang tepat dibutuhkan untuk menentukan komposisi dari limbah padat. Tidak ada metode yang secara spesifik untuk menetukan jumlah sampel untuk mengukur komposisi limbah padat. Beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukan komposisi limbah padat adalah ASTM D 5231-92 mengenai Standar Metode
Pengujian Penentuan Komposisi Limbah Padat Perkotaan atau Standard Test Method for Determination of the Composition of Unprocessed Municipal Solid Waste dan SNI 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Untuk menghitung komponen persentase komposisi limbah padat, dilakukan dengan cara menghitung komponen komposisi limbah padat masing-masing yang telah dipilah dan diklasifikasikan jenis ditimbang beratnya dan menghitung persentase komposisi.
Timbulan Limbah Padat
Menurut SNI 19-3964-1995 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan limbah padat yaitu, satuan timbulan sampah kota besar = 2 - 2,5 L/orang/hari atau = 0,4 - 0,5 kg/orang/hari, satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5 - 2 L/orang/hari atau = 0,3 - 0,4 kg/orang/hari.
Timbulan limbah padat yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey pengukuran atau analisa langsung di lapangan, yaitu (Damanhuri et al., 1989) : • Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel yang ditentukan secara
random-proporsional disumber selama 8 hari berturut-turut (SNI 19-3964-1994) • Load count analysis
• Weight volume analysis • Material balance analysis.
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Perkotaan
Secara umum pengelolaan limbah padat perkotaan di Indonesia terdiri dari subsistem pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Namun dalam pelaksanaan operasional limbah padat akan dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek kelembagaan, aspek teknis operasional, aspek biaya, aspek peraturan dan aspek peran serta masyarakat.
Penentuan Jumlah Sampel
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan acuan SNI 19-3964-1994 tentang metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Limbah Padat Perkotaan dan sampel ditentukan dengan menggunakan Slovine Equation (Zulfikar dan Mochamad Chaerul, 2009) :
n = !
!!!!!
(1)
METODE PENELITIAN
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menghitung jumlah timbulan dan persentase jenis komposisi limbah padat yang dihasilkan pada Apartemen Gading Nias Recidence dan Kondominium Menara Kelapa Gading, serta dilakukan penyebaran kuisioner kepada penghuni apartemen dan petugas kebersihan untuk mengetahui peran serta masyarakat. Data primer dalam peneltian ini adalah berupa jumlah total timbulan dan komposisi limbah padat yang dihasilkan oleh Apartemen Gading Nias Recidence dan Kondominium Menara Kelapa Gading, kuisioner untuk penghuni dan petugas kebersihan, serta pengukuran kualitas kompos pada Apartemen Gading Nias Recidence. Data skunder dalam penelitian ini adalah berupa data geografi, demografi, fasilitas dan kondisi eksisting operasional pengelolaan limbah padat.
Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Menghitung timbulan limbah padat dengan menggunakan metode load count analysis, yaitu keseluruhan volume limbah padat yang dibawa oleh gerobak atau sulo (tempat pengumpul sampah beroda). Volume timbulan limbah padat per hari dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
Volume timbulan (m3) =
∑(kapasitas gerobak/sulo ± volume sampah di dalam gerobak/sulo) (2) Keterangan : Pada Apartemen Gading Nias Recidence, gerobak yang digunakan berukuran 1,56 m x 0,77 m x 1,01 m. Sulo yang digunakan berukuran 50,8 m x 50,8 m x 1 m, dengan kapasitas 240 L. Pada Kondominiun Menara Kelapa Gading, gerobak yang digunakan berukuran 2,4 m x 1,28 m x 1,21 m. Sulo yang digunakan berukuran 0,88 m x 0,37 m x 0,37 m, dengan kapasitas 120 L.
• Menghitung berat contoh (kg) limbah padat dari masing-masing kotak pengukur dengan menggunakan timbangan selama 8 hari
• Menghitung berat jenis limbah padat
Berat jenis limbah padat diperoleh dari perbandingan berat contoh limbah padat dengan volume limbah padat (luas kotak pengukur x tinggi limbah padat; tinggi limbah padat dapat diperoleh dengan pengukuran tinggi limbah padat dalam kotak pengukur dengan menggunakan meteran). Perhitungan berat jenis limbah padat menggunakan persamaan : Berat jenis limbah padat (kg/m3) = !"#$% !"#$%& !"#$"% !"#$%& !"#"$ (!")!"#$%& !"#$%& !"#"$ (!!) (3) • Menghitung berat timbulan limbah padat
Berat timbulan limbah padat (kg/hari) =
volume timbulan (m3) x berat jenis limbah padat (kg/m3) (4) • Menghitung timbulan per orang per hari pada setiap apartemen
(kg/orang/hari) = !"#$%& !"!#$ !"#$%&#' !"!#$%&%' (!"#$%)!"#"!!"#" !"#$% !"#$%&'( (!"/!"#$) (5) (m3/orang/hari) = !"#$%&'( !"# !"#$% (!"/!"#$%/!"#$)!"#"!!"#" !"#$% !"#$% (!"/!!) (6) • Menghitung timbulan pada area taman dan area parkir
(m3/m2/hari) = !"#$%& !"#$%&'( !"#"!!"#" (!!/!"#$)
!"#$ !"#"$,!"#"$ !"# !"#! !"#$%# (!!) (7) (kg/m2/hari) = !"#$ !"#"$,!"#"$ !"# !"#! !"#$%# (!!"#"!!"#" !"#$%&'( (!"/!"#$) !) (8) • Menghitung persentase komposisi limbah padat
Perhitungan komposisi limbah padat digunakan untuk memperoleh berat komposisi limbah padat dari masing apartemen. Limbah padat dari sampel acak masing-masing sumber dipilah menurut komposisinya untuk kemudian ditimbang kembali menggunakan timbangan.
% Komposisi = !"#$% !"#$"%&%& (!")
!"#$% !"!#$ !"#$"% !"#$%& !"#"$ (!") x 100% (9) Keterangan : Berat komposisi diperoleh dari perhitungan komposisi limbah padat setelah pemilahan dengan menggunakan timbangan. Berat total contoh limbah padat diperoleh dari penimbangan seluruh limbah padat dari sampel acak masing-masing sumber dalam kotak pengukur dengan menggunakan timbangan.
• Menghitung kualitas kompos - Menghitung kadar air
Kadar air merupakan salah satu parameter pendahuluan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran kadar karbon dan nitrogen. Kadar air dinyatakan dalam satuan persen (%). Perhitungan kadar air adalah sebagai berikut :
Kadar air (%) = !!!!!!
(10)
Keterangan:
A : Berat cawan kosong; B : Berat cawan + sampel awal C : Berat sawan + sampel setelah dioven selama 3 jam - Menghitung perbandingan C/N
- Perhitungan perbandingan C/N digunakan untuk mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan di Apartemen Gading Nias Recidence, didapat dengan melakukan pembagian antara kadar karbon dan total nitrogen.
o Perhitungan C-organik dengan metode spektrofotometri
%C = !"#$ !"#$%&! ! !" (11) Keterangan :
A : nilai pada pembacaan spektrofotometer; fp : faktor pengenceran
o Perhitungan Nitrogen total (JIS K 0102 : Pemeriksaan Kualitas Total Nitrogen). Nitorgen total terdiri atas nitrogen organik, ammonium N (NH4-N) dan nitrat. Total nitrogen pada feedstock berkisar antara 1-5% dan pada kompos yang telah matang berkisar 0,5-2,5% (Agricultural Analytical Services Laboratory the Pennsylvania State University). Pada kompos yang belum matang, kandungan nitrat dalam kompos sangatlah kecil sedangkan untuk kompos yang sudah matang akan meningkat sedikit. Pada awal pengomposan kandungan ammonium N (NH4 -N) sangatlah tinggi dan akan menurun pada akhir pengomposan. Karena kecilnya kandungan nitrat, maka pengukuran nitrogen total tanpa nitrat telah memberikan estimasi yang baik terhadap kandungan total nitrogen dalam kompos.
o Perhitungan N-organik
%N-organik = ! ! !" ! !,!!"" ! !""%!" !"#$%& (12) Keterangan :
A : konsentrasi NH3 yang terbaca pada spektrofotometer; fp : faktor pengenceran o Perhitungan N-NH4
%N-NH4 =
! ! !" ! !,!!"" ! !""%
!" !"#$%& (13)
Keterangan :
B : konsentrasi NH3 yang terbaca pada spektrofotometer; fp : faktor pengenceran o Perhitungan nitrogen total
%N-total = %N-NH4 + %N-organik (14) o Perhitungan rasio C/N ! !
=
% !"#$%& % !"!#$ !"#$%&'!(15)
HASIL PENELITIAN Timbulan Limbah Padat
Timbulan limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence dengan Kondominium Menara Kelapa Gading dibandingakan dengan standar SNI (19-3964-1995) adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Timbulan Limbah Padat Apartemen Gading Nias Recidence dengan Kondominium Menara Kelapa Gading Dibandingakan dengan Standar SNI (19-3964-1995)
Sumber Luas (m2) Luas Total (m2) Jumlah penghuni (orang) Timbulan (kg/orang/hari) Timbulan (L/orang/hari) Standar SNI (19-3964-1995) Apartemen Gading Nias
Gedung 10672 ±38484 ±12680 0,273 1,6 2 - 2,5 L/orang/hari Taman, jalan dan area parkir 15110 0,4 - 0,5 kg/orang/hari
Kondominium Menara Kelapa Gading
Gedung 41075 ±57924 ±4088 0,571 3,5 2 - 2,5 L/orang/hari Taman, jalan dan area parkir 16849 0,4 - 0,5 kg/orang/hari Sumber : Hasil Olahan, 2013
Komposisi Limbah Padat
Persentase komposisi limbah padat gedung pada Apartemen Gading Nias Recindence dengan Kondominium Menara Kelapa Gading adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Perbandingan Persentase Komposisi Limbah Padat
Komposisi Persentase Berat (%) Apartemen Gading Nias Recidence Kondominium Menara Kelapa Gading Organik 55,59 63,73 Kertas 10,77 11,94 Plastik 15,43 13,16 Steroform 0,43 0,63 Logam 1,10 1,25 Karet 0,16 0,11 Kaca 2,30 1,41
Pampers dan Pembalut 12,40 2,82
Tekstil 0,63 1,90
B3 0,56 2,51
Kayu 0,39 0,30
Lainnya 0,25 0,23
Kualitas Kompos
• Kadar Air
Pada saat matang, kadar air yang disyaratkan oleh SNI 19-7030-2004 adalah kurang dari 50%. Kadar air dari kompos siap pakai Apartemen Gading Nias Recidence belum memenuhi standar, yaitu kadar air dari hasil uji laboratorium adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Perhitungan Kadar Air Sampel Kompos Apartemen Gading Nias Recidence
Sampel ke- Berat cawan (gr) ( A ) Berat cawan + sampel awal (gr) ( B ) Berat cawan + sampel setelah dioven 3 jam (gr) ( C ) Kadar air (%) 1 68,1952 10,0102 69,131 101,608 2 62,6966 10,0208 66,336 106,909 3 65,3886 10,0594 71,726 111,454 Rata-rata 106,657
Sumber : Hasil Olahan, 2013 • C/N Rasio
Berdasarkan literatur yaitu SNI 19-7030-2004 tentang Standar Kualitas Kompos di Indonesia untuk nilai parameter C/N yang baik adalah antara 10 – 20%. Maka dari itu, hasil C/N dari kompos siap pakai Apartemen Gading Nias Recidence sudah memenuhi standar SNI yaitu sebagai berikut :
Tabel 4. Perhitungan Perbandingan C/N pada Sampel Kompos
Sampel Karbon Kadar (%) Kadar N organik (%) Kadar N anorganik (%) Kadar N (%) C/N rasio (%) 1, 2 & 3 46 0,39 2,09 2,48 18,548
Sumber : Hasil Olahan, 2013
PEMBAHASAN
Perancangan Sistem Teknis Operasional
• Apartemen Gading Nias Recidence (Gedung) 1) Pewadahan
Gambar 1. Pewadahan Limbah Padat Apartemen Gading Nias Recidence Sumber : Hasil Olahan, 2013
1) Pewadahan Anorganik B3 Pampers Organik Unit hunian Pengumpulan Penghuni
Pewadahan individu dimulai dari unit hunian, yaitu penghuni memisahkan antara sampah organik, anorganik, B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan pampers. Masing-masing jenis tersebut penghuni masukkan ke dalam kantong plastik tertutup kemudian penghuni buang ke dalam sulo yaitu sebagai wadah komunal yang berada di dalam ruang tempat sampah. Untuk mendukung terlaksananya kegiatan pemilahan dari sumber, pada setiap sulo akan ditempelkan keterangan atau gambar jenis sampah yang dapat dibuang pada wadah tersebut.
Gambar 2. Stiker Penutup Sulo (Tampak Atas) Apartemen Gading Nias Recidence Sumber : Hasil Olahan, 2013
2) Pengumpulan
Gambar 3. Pengumpulan Apartemen Gading Nias Recidence Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pengumpulan akan dilakukan oleh penghuni dengan memisahkan sampahnya pada masing-masing kantong plastik, kemudian sampah tersebut penghuni bawa menuju ruang tempat sampah dan dimasukkan ke dalam sulo sesuai dengan warna dan lambang pada wadah dari jenis sampah tersebut, yaitu wadah berwarna hijau untuk sampah organik, wadah kuning untuk sampah anorganik, wadah berwarna merah untuk sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan wadah berwarna biru untuk pampers dan pembalut.
HIJAU Organik KUNING Anorganik MERAH B3 BIRU Pampers & Pembalut HIJAU TUA Daun-daunan 2) Pengumpulan Ruang Tempat Sampah
Organik Anorganik B3 Pampers Penghuni
Sulo masing-masing jenis sampah
3) Pemindahan
Gambar 4. Pemindahan Limbah Padat Apartemen Gading Nias Recidence Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pemindahan akan dilakukan oleh 1 orang petugas kebersihan dengan menggunakan 1 sulo dan dibawa menuju tempatnya masing-masing. Dengan jadwal pemindahan sebagai berikut :
Tabel 5. Jadwal Pemindahan Limbah Padat Apartemen Gading Nias Recidence
Petugas Sulo Urutan Jam
Pemindahan Jenis Sampah
Tujuan Lokasi
1 Orang 1 Buah 1 08.00 - 10.00 Organik Pengomposan 2 10.00 - 12.00 Anorganik Bank Sampah
- Istirahat
3 13.00 - 13.30 Pempers dan Pembalut TPS
4 13.30 - 14.00 B3 TPS
5 14.00 - 16.00 Organik Pengomposan Sumber : Hasil Olahan, 2013
3) Pemindahan
Ruang Tempat Sampah
Organik Anorganik B3 Pampers Petugas Kebersihan
Pagi Sore Pagi Siang Siang
Bank Sampah Pengomposan
Green Waste GNR Bank Sampah GNR
TPS
TPS
• Apartemen Gading Nias Recidence (Taman, Jalan dan Area Parkir) 1) Pewadahan
Gambar 5. Pewadahan Limbah Padat (Taman, Jalan dan Area Parkir) Apartemen Gading Nias Recidence
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pewadahan pada taman, jalan dan area parkir akan direncanakan dengan memisahkan antara sampah organik (sisa makanan), sampah daun-daunan dan sampah anorganik.
2) Pengumpulan
Gambar 6. Pengumpulan Limbah Padat (Taman, Jalan dan Area Parkir) Apartemen Gading Nias Recidence
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Sistem pengumpulan limbah padat taman, jalan dan area parkir dilakukan oleh penghuni maupun pengguna taman, jalan dan area parkir, yaitu dengan membuang sampahnya ke wadah yang terdapat pada area tersebut.
1) Pewadahan
Organik Daun Anorganik
Sulo masing-masing jenis sampah Hijau Hijau Tua Kuning
2) Pengumpulan
Organik Anorganik
Sulo masing-masing jenis sampah Penghuni dan pengguna area
Daun
Alternatif
Anorganik Bank Sampah
3) Pemindahan
Gambar 7. Pemindahan Limbah Padat (Taman, Jalan dan Area Parkir) Apartemen Gading Nias Recidence
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pemindahan akan dilakukan oleh 1 orang petugas kebersihan dengan menggunakan 1 sulo dan dibawa menuju tempatnya masing-masing. Dengan jadwal pemindahan sebagai berikut :
Tabel 6. Jadwal Pemindahan Limbah Padat (Taman, Jalan dan Area Parkir) Apartemen Gading Nias Recidence
Petugas Sulo Urutan Pemindahan Jam Jenis Sampah Tujuan Lokasi
1 Orang 1 Buah 1 08.00 - 10.00 Organik Pengomposan 2 10.00 - 11.00 Anorganik Bank Sampah 3 11.00 - 12.00 Daun - daunan Pengomposan
- Istirahat
4 13.00 - 14.00 Organik Pengomposan 5 14.00 - 15.00 Anorganik Bank Sampah 6 15.00 - 16.00 Organik Pengomposan
Sumber : Hasil Olahan, 2013 4) Pengangkutan (Gedung, Taman, Jalan, dan Area Parkir)
Pengangkutan limbah padat pada apartemen ini bekerjasama dengan sub kontraktor. Mobil pengangkut limbah padat mulai mengangkut sampah pada pukul 09.00 – selesai. Dalam satu hari biasanya mobil mengangkut sampah sebanyak 4 rit (4
3) Pemindahan
Organik Daun Anorganik
Petugas Kebersihan
Pagi Sore
Bank Sampah Pengomposan
Green Waste GNR Bank Sampah GNR
1 6 3 Siang 4 Siang 2 Siang Sore 5
kali mengangkut). Berikut ini merupakan tabel prakiraan jumlah timbulan limbah padat yang diangkut truk pengangkut sebelum terdapat pengolahan dan pemanfaatan sampah adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Prakiraan Jumlah Timbulan yang Diangkut Truk Pengangkut Sampah
No. Apartemen Timbulan yang Dihasilkan (kg/hari)
Total Timbulan yang Diangkut Per Hari
(kg/hari)
1. Gading Nias Recidence
• Gedung 3.342,206
3.463,013
• Taman 120,807
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pengolahan dan pemanfaatan sampah berupa pengomposan dan bank sampah yang akan dilakukan oleh Apartemen Gading Nias Recidence, akan dapat mengurangi jumlah timbulan limbah padat yang diangkut truk menuju TPS Tanah Merah. Potensi pengurangan timbulan limbah padat setelah adanya alternatif sistem teknis operasional yaitu sebesar 22,54%. Sehingga total sampah yang akan diangkut setelah adanya pengolahan dan pemanfaatan limbah padat yaitu sebesar 2682,612 kg/hari.
5) Pengolahan dan pemanfataatan limbah padat (Gedung, Taman, Jalan, dan Area Parkir) Pengolahan limbah padat yang akan dilakukan yaitu pengomposan sampah daun-daunan dengan metode semi open windrow dan sampah sisa makanan dengan metode Rotary Kiln. Sedangkan pemanfaatan limbah padat yaitu akan diterapkan bank sampah dengan konsep seperti kegiatan menabung di bank.
• Kondomonium Menara Kelapa Gading (Gedung) 1) Pewadahan
Gambar 8. Pewadahan Limbah Padat Kondomonium Menara Kelapa Gading Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pada setiap tower Kondomonium Menara Kelapa Gading tidak terdapat pewadahan komunal, maka dari itu pewadahan individu dimulai dari setiap unit hunian, yaitu penghuni memisahkan antara sampah organik, anorganik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) pada wadah individu. Masing-masing jenis limbah padat penghuni masukkan ke dalam masing-masing kantong plastik dan harus tertutup.
1) Pewadahan Anorganik B3 Organik Unit hunian Pengumpulan Penghuni
Untuk mendukung terlaksananya kegiatan pemilahan dari sumber, pada setiap lubang chute akan ditempelkan keterangan atau gambar jenis sampah yang dapat dibuang dan tidak dapat dibuang pada lubang chute.
Gambar 9. Stiker Penutup Lubang Chute Sumber : Hasil Olahan, 2013
2) Pengumpulan
Gambar 10. Pengumpulan Limbah Padat Kondomonium Menara Kelapa Gading Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pengumpulan dilakukan oleh masing-masing penghuni yaitu masing-masing jenis limbah padat yang sudah dibungkus kantong plastik penghuni buang ke dalam lubang chute untuk sampah organik dan untuk sampah anorganik harus penghuni tabung ke bank sampah. Sedangkan untuk sampah B3 (Bahan Berbahaya dan
Organik Anorganik
B3 Daun-daunan
= tidak boleh dibuang ke dalam lubang chute
2) Pengumpulan Ruang Lubang Chute Organik Penghuni Anorganik B3 Bank Sampah Bank Sampah KMKG Anorganik B3 Wadah sulo yang berada di area
taman, jalan dan area parkir
Alternatif
Penghuni
Lubang
Chute
Beracun) harus penghuni buang pada wadah yang terdapat pada area taman jalan dan area parkir. Untuk sampah barang pecah belah tidak perlu penghuni buang di depan ruang lubang chute, tetapi dapat langsung penghuni tabung ke bank sampah.
Dengan adanya alternatif untuk melakukan pemilahan sampah dimulai dari sumber yaitu dari setiap unit hunian, maka pemindahan sampah akan ditiadakan, karena penghuni akan membuang sampah barang pecah belah untuk langsung ditabungkan ke bank sampah atau dapat dibuang ke wadah anorganik yang berada di area taman terdekat yang akan tersedia pemisahan wadah limbah padat. Sehingga hal ini akan mempermudah dan mengurangi pekerjaan dari petugas kebersihan.
• Kondomonium Menara Kelapa Gading (Taman, Jalan dan Area Parkir) 1) Pewadahan
Gambar 11. Pewadahan Limbah Padat (Taman, Jalan dan Area Parkir) Kondomonium Menara Kelapa Gading
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Pewadahan dibagi menjadi empat jenis yaitu wadah sampah organik (sisa makanan) berwarna hijau, wadah berwarna hijau tua untuk sampah daun-daunan, wadah berwarna kuning untuk sampah anorganik dan wadah berwarna merah untuk sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Akan ditempelkan petunjuk dan gambar-gambar jenis sampah yang boleh dibuang pada masing-masing wadah tersebut.
Gambar 12. Stiker Penutup Sulo Taman, Jalan dan Area Parkir Kondomonium Menara Kelapa Gading (Tampak Atas)
Sumber : Hasil Olahan, 2013
1) Pewadahan
Organik Daun Anorganik
Sulo masing-masing jenis sampah B3
Hijau Hijau Tua Kuning Merah
HIJAU Organik KUNING Anorganik MERAH B3 HIJAU TUA Daun-daunan
2) Pengumpulan
Gambar 13. Pengumpulan Limbah Padat (Taman, Jalan Dan Area Parkir) Kondomonium Menara Kelapa Gading
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Sistem pengumpulan limbah padat taman, jalan dan area parkir dilakukan oleh penghuni maupun pengguna taman, jalan dan area parkir, yaitu dengan membuang sampahnya ke wadah yang terdapat pada area tersebut sesuai dengan masing-masing jenis sampahnya.
3) Pemindahan
Gambar 14. Pemindahan Limbah Padat (Taman, Jalan Dan Area Parkir) Kondomonium Menara Kelapa Gading
Sumber : Hasil Olahan, 2013
2) Pengumpulan
Organik Anorganik
Penghuni dan pengguna area
Daun
Alternatif
Anorganik Bank Sampah
Bank Sampah KMKG
B3
Sulo masing-masing jenis sampah
3) Pemindahan
Organik Daun Anorganik
Petugas Kebersihan
Pagi Sore
Bank Sampah Pengomposan
Green Waste KMKG Bank Sampah KMKG
1 7 3 Siang 4 Siang 2 Siang Sore 6 B3 5 Siang TPS TPS
Pemindahan akan dilakukan oleh 1 orang petugas kebersihan dengan menggunakan 1 sulo dan dibawa menuju tempatnya masing-masing. Dengan jadwal pemindahan sebagai berikut :
Tabel 8. Jadwal Pemindahan Limbah Padat (Taman, Jalan Dan Area Parkir) Kondomonium Menara Kelapa Gading
Petugas Sulo Urutan Jam
Pemindahan Jenis Sampah
Tujuan Lokasi
1 Orang 1 Buah 1 08.00 - 10.00 Organik Pengomposan 2 10.00 - 11.00 Anorganik Bank Sampah 3 11.00 - 12.00 Daun - daunan Pengomposan
- Istirahat
4 13.00 - 14.00 Organik Pengomposan
5 14.00 - 14.30 B3 TPS
6 14.30 - 15.00 Anorganik Bank Sampah 7 15.00 - 16.00 Organik Pengomposan
Sumber : Hasil Olahan, 2013 4) Pengangkutan (Gedung, Taman, Jalan, dan Area Parkir)
Pengangkutan limbah padat pada Kondomonium Menara Kelapa Gading bekerjasama dengan sub kontraktor. Mobil pengangkut limbah padat mulai mengangkut sampah pada pukul 10.00 – 15.00. Dalam satu hari biasanya mobil mengangkut sampah hanya 1 rit (1 kali mengangkut). Berikut ini merupakan tabel prakiraan jumlah timbulan limbah padat yang diangkut truk pengangkut sebelum terdapat pengolahan dan pemanfaatan sampah adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Prakiraan Jumlah Timbulan yang Diangkut Truk Pengangkut Sampah
No. Apartemen Dihasilkan (kg/hari) Timbulan yang
Total Timbulan yang Diangkut Per Hari
(kg/hari)
1. Kondominium Kelapa Gading
• Gedung 2.147,614
2.334,636
• Taman 187,022
Sumber : Hasil Olahan, 2013
Dengan adanya upaya pengolahan dan pemanfaatan limbah padat berupa pengomposan dan bank sampah, maka jumlah timbulan limbah padat yang diangkut truk menuju TPST Cilincing akan mengalami pengurangan. Potensi pengurangan timbulan limbah padat yang diperkirakan setelah adanya alternatif sistem teknis operasional yaitu sebesar 26,44%. Total timbulan yang diangkut truk setelah adanya upaya pengolahan dan pemanfaatan limbah padat yaitu sebesar 1717,438 kg/hari. 5) Pengolahan dan pemanfataatan limbah padat (Gedung, Taman, Jalan, dan Area Parkir)
Pengomposan sampah daun-daunan menggunakan metode semi Open Windrow dan sampah sisa makanan menggunakan metode Rotary Kiln adalah upaya
pengolahan limbah padat yang akan dilakukan pada apartemen ini. Untuk pemanfaatan limbah padat akan diterapkan bank sampah dengan konsep seperti kegiatan menabung di bank.
KESIMPULAN
1. Volume rata-rata timbulan limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence adalah 19,445 m3/hari dengan berat 3342,206 kg/hari. Untuk timbulan per orang per hari yaitu sebesar 0,273 kg/orang/hari atau 0,0016 m3/orang/hari atau 1,6 L/orang/hari. Sedangkan volume rata-rata timbulan limbah padat pada Kondominium Menara Kelapa Gading adalah 12,728 m3/hari dengan berat 2147,614 kg/hari. Untuk timbulan per orang per hari yaitu sebesar 0,571 kg/orang/hari atau 0,0035 m3/orang/hari atau 3,5 L/orang/hari.
2. Komposisi limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence terdiri dari 55,586% organik, 10,766% kertas, 15,431% plastik, 0,433% sterofoam, 1,095% logam, 0,156% karet, 2,299% kaca, 12,398% pampers dan pembalut, 0,633% tekstil, 0,559% B3, 0,393% kayu, dan 0,250 lainnya. Sedangkan Komposisi limbah padat pada Kondominium Menara Kelapa Gading terdiri dari 63,729% organik, 11,941 kertas, 13,161% plastik, 0,632% sterofoam, 1,255% logam, 0,113% karet, 1,407% kaca, 2,825% pampers dan pembalut, 1,901% tekstil, 2,506% B3, 0,302% kayu dan 0,229% lainnya.
3. Alternatif sistem teknis operasional yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
• Apartemen Gading Nias (Gedung dan Taman) : pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan.
• Kondominium Menara Kelapa Gading (Gedung) : pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan.
• Kondominium Menara Kelapa Gading (Taman) : pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan.
4. Potensi pengurangan timbulan limbah padat setelah adanya alternatif sistem teknis operasional pada Apartemen Gading Nias Recidence yaitu sebesar 22,54% dan pada Kondominium Menara Kelapa Gading yaitu sebesar 26,44.
SARAN
1. Melakukan penerapan dan uji coba dari alternatif sistem teknis operasioanal yang diajukan dengan bantuan partisipasi seluruh penghuni, petugas kebersihan dan pengelola; 2. Menerapkan peraturan dan hukuman yang tegas bagi penghuni yang melanggar
3. Melakukan kegiatan sosialisasi kepada penghuni dan petugas kebersihan mengenai sistem teknis operasional yang akan diterapkan dimulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pemanfaatan sampah;
4. Membuat jadwal dan pembagian tugas, serta sosialisasi yang jelas kepada petugas kebersihan yang menjadi petugas pengomposan dan staf bank sampah;
5. Menerapkan pengolahan pengomposan dengan bahan baku sisa makanan dan daun-daunan 100% dari timbulan yang dihasilkan setiap harinya;
6. Apabila timbulan sampah sisa makanan dan daun-daunan tidak dapat dikomposkan 100%, maka dapat terlebih dahulu disalurkan ke ITF (Intermediet Treatment Facility) terdekat dari apartemen, sehingga sampah tersebut tidak langsung dibuang ke TPA, dan dapat mengurangi timbulan di TPA;
7. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam mengetahui dari segi biaya investasi.
KEPUSTAKAAN
Agricultural Analytical Services Laboratory The Pennsylvania State University. 2008. Compost
Analysis Report. Diakses pada tanggal 12 Desember 2012, dari http://laurelvalleysoils.com/lvs05pdf/TurffDress.pdf.
ASTM International. 2003. Standard Test Method for Determination of the Composition of
Unprocessed Municipal Solid Waste. In: ASTM D 5231-92. American Society for Testing and Materials. US.
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2012. Jakarta Dalam Angka – Jakarta in Figure 2012. Damanhuri E., T. Padmi, N. Azhar, L.T. Meilany. 1989. Pengkajian Laju Timbulan Sampah di
Indonesia, Pus.Lit.Bang.Pemukiman Dept PU -‐ LPM ITB. Bandung.
Damanhuri E., dan Tri Padmi. 2004. Diktat Kuliah TL-3150 Pengelolaan Sampah. Departemen Teknik Lingkungan ITB. Bandung.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Standar Nasional Indonesia 19-3694-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Standar Nasional Indonesia 19-3694-1995 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Standar Nasional Indonesia 19-7030-2004 menenai Parameter Kualitas Kompos.
Tchobanoglous, George, Hillary Theisen, Samuel Vigil. 1993. Integrated Solid Waste Managemen. Mcgraw-Hill. Singapore.
Zulfikar & Mochamad Chaerul. (2009). Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah di Kecamatan Sukasari. Institut Teknologi Bandung.