• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO

Oleh :

JUMRIAH

Nim. 080500156

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

(2)

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO

Oleh

JUMRIAH

NIM. 080500156

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI DUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL KARYA ILMIAH : PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO

NAMA : Jumriah

NIM : 080 500 156

PROGRAM STUDI : Budidaya Tanaman Perkebunan

JURUSAN : Manajemen Pertanian

Lulus pada tanggal :

Dosen Penguji, Rusmini, SP, MP NIP. 19811130 200812 2 002 Dosen Pembimbing, Jamaluddin, SP, MSi NIP. 19720612 200112 1 003 Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Hasanudin, MP

NIP. 19630805 198903 1 005

Menyetujui,

Ketua Program Studi

Budidaya Tanaman Perkebunan

Ir. Syarifuddin, MP

(4)

ABSTRAK

JUMRIAH. Perbandingan Pertumbuhan Bibit Kakao Dengan Menggunakan

Pupuk Sekam Padi dan Kotoran Ayam di bawah bimbingan JAMALUDDIN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian pupuk sekam padi dan kotoran ayam terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, sejak tanggal 10 maret 2011 sampai 10 juni 2011, mulai dari persiapan ala t dan bahan hingga pengamatan data terakhir. Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jl. Samratulangi Samarinda Seberang.

Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dan masing- masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari pemberian sekam padi dengan dosis 1 kg/tanaman (P1), pemberian kotoran ayam dengan dosis 1 kg/tanaman (P2) dan rancangan penelitian yang digunakan adalah rataan sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kotoran ayam meningkatkan pertumbuhan tanaman kakao. Rata-rata dari pertumbuhan jumlah daun dan pertumbuhan diameter batang tanaman dicapai dengan perlakuan pemberian pupuk kotoran ayam dengan dosis 1kg/tanaman. Pemberian pupuk kotoran ayam dengan dosis tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata jumlah daun 12,1 helai pada umur 12 MST dan pertumbuhan diameter batang 50,7 cm pada umur 12 MST.

(5)

RIWAYAT HIDUP

JUMRIAH, lahir pada tanggal 01 Desember 1989 di Kab. Nunukan Anak ke 2

dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Moh. Jafar dan Ibu Nursiah.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 004 Nunukan lulus pada tanggal 17 Januari 2002, kemudian melanjutkan ke Sekola h Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Nunukan dan lulus pada tanggal 03 September 2005, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Pancasila Nunukan dan lulus 19 Juni 2008. Pendidikan tinggi di mulai pada tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Budidaya Tanaman Pekebunan.

Pada tanggal 01 Maret 2011 sampai 01 Mei 2011 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga tercinta yang telah banyak memberikan motifasi dan doa selama

ini.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

4. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan

5. Bapak Jamaluddin, SP, M. Si yang telah membimbing dan memberikan

masukan- masukan kepada penulis selama penyusunan tugas akhir.

6. Ibu Rusmini, SP, MP selaku dosen penguji

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan

PKL

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR GAMBAR ……….... vi

I. PENDAHULUAN……… . 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ...………... .. 4

A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao...………... 4

B. Sistematika Dan Morfologi Tanaman Kakao………... 5

C. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao……….……..…… 7

D. Tinjauan Umum Kotoran Ayam ... 8

E. Tinjauan Umum Sekam Padi ... 10

III. METODE PENELITIAN ………... 13

A. Tempat Dan Waktu .………... 13

B. Alat Dan Bahan... 13

C. Prosedur Penelitian ... 13

D. Pengambilan Data... 15

E. Analisis Data... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 17

A. Hasil... 17

B. Pembahasan……… 21

IV. KESIMPULAN DAN SARAN……….... 25

A. Kesimpulan... 25

B. Saran... 25

DAFTAR PUSTAKA... 26

(8)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Komposisi unsur hara pupuk kotoran ayam ……….. 10

2. Rata-rata jumlah daun (helai) tanaman kakao dengan pemberian

pupuk kotoran ayam minggu ke-4, minggu ke-8, minggu ke-12…... 17

3. Rata-rata diameter batang tanaman kakao dengan pemberian kotoran ayam minggu ke-4, minggu ke-8 dan minggu ke-12………. 19 4. Rata-rata tinggi tanaman (cm) kakao dengan pemberian pupuk kotoran

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Pengukuran jumlah daun tanaman kakao pada minggu ke-4,

minggu ke-8, dan minggu ke-12……….. 28

2. Pengukuran tinggi tanaman kakao pada minggu ke-4, minggu ke-8, dan minggu ke-12……….. 29

3. Pengukuran diameter batang tanaman kakao pada minggu ke-4, minggu ke-8 dan minggu ke-12………... 28

4. Foto perhitungan jumlah daun……… 29

5. Foto pengukuran panjang tinggi tanaman……….. 29

(10)

I. PENDAHULUAN

Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebun.

Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. Oleh karena itu dalam budidayanya tanaman kakao memerlukan naungan, sebagai daerah tropis Indonesia yang terletak antara 6 LU-11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesusaian lahan dengan kondisi tanah kakao dan untuk pengembangan tanaman kakao.

Mutu biji kakao sangat dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya tingkat produsen, jenis kakao, keadaan tanah, tinggi tempat, suhu, kelembaban udara dan curah hujan. Namun yang paling menentukan adalah proses fermentasi biji kakao sebab kegagalan pada proses fermentasi tidak dapat diperbaiki pada proses selanjutnya dan sebagai tanaman yang berumur panjang dan inang dari berbagai macam hama dan penyakit maka di anjurkan untuk mengunakan bahan tanaman unggul yang berproduksi tinggi dan tahan terhadap hama-penyakit (Anonim,

2011).

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas yang diutamakan di Kalimantan timur tetapi terdapat kendala yang mengganggu yaitu pertumbuhan

(11)

yang kurang baik. Dengan pemberian pupuk pada pembibitan tanaman kakao dinilai dapat membantu pertumbuhan tanaman kakao agar menjadi lebih baik dan dapat berkembang dengan baik setelah di tanam di areal kebun. Pemupukan yang efektif adalah pemupukan yang berfungsi menambahkan unsur hara yang tersedia dalam jumlah sedikit di dalam tanah. Dampak pemupukan yang efektif dapat dilihat pada pertumbuhan tanaman yang optimal (Hardiswito, 2007).

Kotoran ayam sangat bermanfaat bila digunakan baik bagi tanaman maupun tanah, karena pupuk kandang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, selain itu berfungsi pula untuk memperbaiki struktur tanah, agar menjadi gembur. Dengan demikian akar tanaman dapat lebih leluasa melakukan penentrasi dan berkembang dengan baik dalam tanah (Marsono dan Lingga, 2007).

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Sekam padi juga banyak mengandung silika amorf apabila dibakar mencapai suhu 500 – 700oC dalam waktu sekitar 1 sampai 2 jam. merupakan limbah hasil penggilingan

padi. Sekam padi masih kurang pemanfaatannya. Dalam kenyataannya sekarang, sekam padi sering digunakan sebagai pupuk, makanan ternak, bahkan tidak sedikit yang dibuang begitu saja (Anonim, 2008).

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman kakao dengan menggunakan pupuk sekam padi dan kotoran ayam.

(12)

Dari hasil penelitian ini diharapkan agar para petani dapat menggunakan sekam padi dan kotoran ayam sebagai salah satu alternatif sumber bahan pupuk untuk meningkatkan produktifitas dan menekan biaya produksi tanaman kakao.

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao 1. Morfologi Tanaman Kakao

Akar tanaman kakao yang berasal dari biji yang memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus ke bawah. Akar lateral awalnya pertumbuhan tumbuh pada leher akar yang tidak jauh dari permukaan tanah. Pada tanaman dewasa akar sekunder menyebar sekitar 15-20 cm di bawah permukaan tanah (Anonim, 2011).

Perkembangan akar dipengaruhi oleh struktur tanah, terutama yang berkaitan dengan air dan udara dalam tanah. Jika drainase jelek maka akar tunggang akan tumbuh pendek. Tanaman yang berasal dari stek dan cangkokan tidak mempunyai akar tunggang, namun akan berkembang 2-3 buah akar yang berfungsi seperti akar tunggang, sehinnga taana man dapat tumbuh tegak dan kuat (Anonim, 2011).

Akar kakao adalah akar tunggang (radix primaria). Pertumbuhan akar kakao bisa sampai 8 meter ke arah samping dan 15 meter ke arah bawah. Kakao yang diperbanyak secara vegetatif pada awal pertumbuhannya tidak menumbuhkan akar tunggang, melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut menumbuhkan dua akar tunggang (Anonim, 2011).

Tanaman kakao memiliki percabangan yang akan tumbuh memiliki batang lurus, tetapi pada umur 10 bulan pada batang akan terbentuk 3-6

(14)

cabang kipas. Titik percabangan tersebut disebut prapatan (jorquette). sampai terbentuk 1-2 meter dari permukaan tanah.

Sinar matahari merupakan rangsanga n terbesar dalam membantu proses pembentukan prapatan ini. Perkembangan tunas air yang tumbuh dibawah prapatan ini akan membentuk akan membentuk prapatan lagi, serta memiliki dua tipe percabangan (dimorphous).

Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian 8-10 meter dari pangkal batangnya pada permukaan tanah.Tanaman kakao punya kecenderungan tumbuh lebih pendek bila tanaman tanpa pohon pelindung. Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak melalui biji akan menumbuhkan cabang-cabang primer. Ketinggian jorguette yang ideal adalah 1,2 - 1,5 meter agar tanaman dapat menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang. (Anonim, 2011).

Daun tanaman kakao memiliki daun pertama yang mempunyai tangkai daun yang panjang, simenteris dan petiol, tersebut pada ujungnya membengkok. Daun cabang kipas lebih pendek. Pembentukan daun pada cabang samping bersamaan dengan keluarnya pucuk-pucuk daun (flush)

Daun tanaman kakao terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Panjang daun berkisar 25-34 cm dan lebar 9-12 cm. Daun yang tumbuh pada ujung-ujung tunas biasanya berwarna merah dan disebut daun flush, permukaannya seperti sutera. Setelah dewasa, warna daun akan berubah menjadi hijau dan permukaannya kasar. Pada umumnya daun-daun yang

(15)

terlindung lebih tua warnanya dibandingkan dengan daun-daun yang langsung terkena sinar matahari.

Mulut daun (stomata) tanaman kakao terletak pada bagian bawah permukaan daun.Jumlah mulut daun sangat bergantung pada intensitas sinar matahari. Karena kakao termasuk tanaman lindung, maka pengaturan pertumbuhan tanaman cara pengurangan daun untuk menyerap sinar matahari akan sangat mene ntukan pembungaan dan pembuahan (Anonim,

2011).

Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun dan tumbuh secara berkelompok pada bantalan yang menempel pada batang tua, cabang-cabang dan ranting-ranting. Bunga kelamaan akan menggemuk dan membesar. Satu bantalan dapar mengeluarkan bunga yang cukup banyak.

Buah kakao yang masih muda disebut cherelle dan sampai tiga bulan pertama sejak mulai tumbuhnya buah, akan menjadi cherelle willt, yaitu muda menjadi kering dan mengeras. Kehilangan buah dapat terjadi mencapai 80% dari seluruh buah yang semula berkembang. Hal ini terjadi karena adanya persaingan penyerapan unsur hara dan air antara buah muda. Buah yang sudah masak disebut ped atau tongkol, warnaya bermacam-macam dan ukuranya antara 10-13 cm (Anonim, 2011).

Biji kakao mempunyai kandungan nabati tinggi, lemak biji kakao terdiri dari tujuh macam asam lemak yaitu : Asam Palmitot 24,8%, Asam Seterat 33,0%, Asam Oleat 33.1%, Asam Lenoleat 3.2%, Asam Arakhidonal 0.8%, Asam Palmitoleal 0.3%, Asam Miristrat 0.2%.

(16)

Nilai tambahan lainnya dari tanaman kakao adalah pulp, yaitu limbah dari fermentasi biji kakao, limbah ini sangat berguna untuk pembuatan alkohol dan kakao jelly (Sunanto, 2002).

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao

Faktor tanah yang sangat mempengaruhi pertimbuhan tanaman kakao adalah sifat fisik tanah, sifat kimia tanah dan kandungan bahan organik tanah. Tanaman kakao dapat tumbuh subur dan berbuah banyak di daerah yang mempunyai ketinggian 1 – 600 meter dari permukaan laut, walaupun dapat tumbunh pula di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.

Tanah yang cocok untuk tanaman kakao adalah yang bersifat sebagai berikut:

a. Tebal lapisan tanah minimal 90 cm dan cukup gembur.

b. Banyak mengandung humus atau bahan organik c. Memiliki kadar hara yang tinggi

d. Memiliki pH tanah optimum 6 – 7,5 dan mengandung cukup udara dan air

e. Kemiringan tanah maksimum 400 dengan pembuatan teras.

Sinar matahari merupakan sumber energi tanaman dalam proses fotosintesis, namun keperluan sinar matahari tergantung pada besar kecilnya tanaman sedangkan tanaman baru hanya memerlukan penyinaran matahari sekitar 25%-30% dari sinar matahari penuh (Susanto, 2002).

Daerah produsen kakao umunya memiliki curah hujan berkisar antara 1250-3000 mm tiap tahunnya. Suhu maksimum untuk kakao sekitar

(17)

30-32%. kelembaban yang rendah akan mempengaruhui evapotranspirasi menjadi lebih cepat, sedangkan kelembaban yang tinggi mengandung perkembangan cendawan patogen (Siregar dkk 2008).

Pemupukan untuk menjaga tersedianya unsur hara yang diperlukan dalam pertumbuhan bibit, perlu dilakukan pemupukan, pupuk yang di gunakan adalah pupuk urea, NPK, dan pupuk kandang (Sunanto, 2004).

B. Tinjauan Umum Kotoran Ayam

Kotoran ayam sangat bermanfaat bila digunakan baik bagi tanaman maupun tanah, karena pupuk kandang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, selain itu berfungsi pula untuk memperbaiki struktur tanah, agar menjadi gembur. Dengan demikian akar tanaman dapat lebih leluasa melakukan penentrasi dan berkembang dengan baik dalam tanah. Pupuk kotoran adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak, baik berupa kotoran padat bercampur sisa makanan maupun air kencing (Marsono dan

Lingga, 2007).

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kotoran ayam sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, bahan hamparan yang digunakan, serta perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan.

Ada beberapa kelebihan dari pupuk kotoran ayam diantaranya sebagai berikut :

1. Merupakan humus hasil dari dekomposisi bahan organik yang berasal dari sisa-sisa hewan dan tanaman.

(18)

2. Sebagai sumber N, P, dan K yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

3. Meningkatkan daya tampung air akibat adanya humus sehingga akan lebih mampu menahan banyak air, adanya air akan memudahkan diserapnya bahan-bahan yang mudah larut oleh bulu-bulu akar.

Pupuk kandang mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk buatan. Ada pun kandung unsur makro pada pupuk kandang menurut Marsono dan Lingga

(2007), adalah sebagai berikut: 1. Nitrogen (N)

Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang keseluruhan, khususnya daun, batang, cabang. Nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis.

2. Fosfor (P)

Unsur fosfor bagi tanaman adalah berguna merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilasi dan pernafasan, mempercepat pembungaan, kemasakan biji dan buah.

(19)

3. Kalium (K)

Fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

Table I komposisi unsur hara pupuk kandang ayam

No Unsur hara Kandungan

1 2 3 4 5 pH C organic (%) N total (%) P total (mg/100 g P2O5) K total(mg/100 g K2O5 7,61 40,42 1,624 10,393 0,8

Sumber : Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITRA) (2007)

C. Tinjauan Umum Sekam Padi

Menurut Anonim (2008), sekam padi memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Sekam padi bersifat porous, ringan tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan sekam padi cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun sayuran.

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam padi bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase

(20)

di media tanam menjadi lebih baik. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun sekam bakar cenderung mudah lapuk (Anonim,

2008).

Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna (Anonim, 2008).

Sekam padi merupakan limbah pertanian yang jumlahnya relatif besar, serta masih kurang pemanfaatannya. Dalam kenyataannya sekarang, sekam padi hanya sering digunakan sebagai pupuk, makanan ternak, bahkan tidak sedikit yang dibuang dan dibakar begitu saja (Anonim, 2008).

Sekam padi merupakan limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain: ringan, drainase dan aerasi yang baik, tidak mempengaruhi pH, ada ketersediaan hara atau larutan garam namun mempunyai kapasitas penyerapan air dan hara rendah dan harganya murah. Sekam padi mengandung unsur N sebanyak 1 % dan K 2 %. Pada umumnya sekam ini dibakar menjadi arang sekam yang berwarna hitam banyak digunakan untuk media hidroponik secara komersial di Indonesia (Anonim, 2008).

(21)

Menurut Anonim (2007), komposisi kimia sekam padi : 1. Kadar Air : 9,02 % 2. Protein Kasar : 3,03 % 3. Lemak : 1,18 % 4. Serat Kasar : 35,68 % 5. Abu : 17,17 % 6. Karbohidrat Dasar : 33,71 %

Menurut Anonim (2008), komposisi kimia sekam padi : 1. Karbon (zat arang) : 1,33 %

2. Hidrogen : 1,54 %

3. Oksigen : 33,64 %

4. Silika : 16,98 %

5. Nitrogen (N) : 1 %

(22)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama tiga bulan terhitung dari tanggal 10 Januari 2011 sampai dengan 10 Maret 2011. Penelitian ini meliputi persiapan, pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi, pengambilan data dan pengolahan data.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah : ember, cangkul, parang, spidol, ayakan diameter 1,5 cm, label, timbangan, kamera alat tulis, penggaris, mikrokaliver, dan polybag ukuran 30x20 cm.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini faktor-faktor perlakuan adalah sebagaai berikut:

P1 : Pupuk kandang kotoran ayam 1 kg + tanah topsoil 2 kg

P2 : Sekam padi 1 kg + tanah topsoil 2 kg

Selanjutnya masing- masing pemupukan pada tanaman kakao dilakukan perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Sehingga polybag adalah 20 polybag.

D. Prosedur Penelitian

1. Persiapan media tanam/tanaman

Mengambil tanah topsoil yang ada di sekitar areal penelitian, kemudian membersihkan dan menggemburkan tanah dengan cangkul dan

(23)

mengayaknya dengan ayakan 1,5 cm. Mencampurkan tanah yang sudah diayak dengan pupuk kandang kotoran ayam atau sekam padi sesuai dosis yang ditentukan.

2. Pembibitan Tanaman Kakao

Persiapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman kakao dari perbanyakan generatif yang berumur 2 bulan setelah semai dan dari jenis forestero yang diperoleh dari petani kakao di desa berambai Kecamatan Sempaja.

Bibit yang baik adalah bibit yang pertumbuhannya normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur, bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya, dan berumur 4-6 bulan.

3. Persiapan bahan tanaman

Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman kakao jenis forastero dari perbanyakan secara generatif berumur 2 bulan.

4. Perlakuan pemberian pupuk

Masing- masing polybag diisi sesuai dosis yang ditentukan. Pada pupuk kandang kotoran ayam dengan dosis 1 kg/polybag , tanah yang dibutuhkan 2 kg. pada dosis sekam padi 1 kg/polybag, tanah yang dibutuhkan 2 kg.

5. Penanaman bibit

Masing- masing polybag akan ditanami 1 bibit tanaman kakao dengan pertumbuhan yang seragam pada setiap perlakuan. Untuk

(24)

menghindari terjadinya bias pada perlakuan, maka dilakukan pengukuran pendahuluan untuk mengetahui data awal tanaman sebelum dilakukan pengamatan selanjutnya. Pengamatan meliputi tinggi, jumlah daun dan diameter batang.

6. Pemeliharaan

Melakukan penyiraman 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan alat gembor dan apabila hujan tidak perlu lakukan penyiraman. Penyiangan dilakukan hanya apabila terdapat gulma di sekitar tanaman.

E. Pengambilan Data

Data yang di ambil dalam penelitian ini adalah : 1. Pertambahan jumlah daun

Jumlah daun yang diamati adalah pertambahan dari daun tanaman yang telah membuka sempurna dan jumlah daun yang tidak rontok/layu. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 bulan dengan interval waktu pengamatan 1 bulan. Pertambahan jumlah daun tanaman didapatkan dengan cara mengurangkan jumlah daun tanaman yang ada dengan jumlah daun tanaman yang sebelumnya. Gambar pertumbuhan jumlah daun dapat dilihat pada lampiran 7.

2. Diameter batang

Diameter batang diukur dari bagian batang paling bawah yang telah ditandai dengan menggunakan spidol. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval waktu pengamatan 1 bulan. Diameter batang diukur mengunakan mikrokalifer digital. Diameter yang diama ti

(25)

pada batang dari permukaan tanah. Gambar pengukuran diameter batang dapat dilihat pada lampiran 4.

3. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm dari permukaan tanah sampai titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris. Gambar perhitungan tinggi tanaman dapat dilihat pada lampiran 5.

F. Analisis Data

Penelitian ini mengunakan rataan hitung sederhana dengan rumus yang digunakan adalah :

X ? s ?

?

X = Rata-rata hitung

n = Banyaknya data

X = Variasi yang diteliti ? = Jumlah

(26)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pertambahan Jumlah Daun

Hasil penelitian pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi terhadap rata-rata pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) bibit tanman kakao

pada umur 4, 8 dan 12 minggu setelah penggunaan pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi dengan dosis 1kg kotoran ayam dan 1kg sekam padi/polybag.

Perlakuan Minggu setelah tanam (MST)

4 8 12

P1 2,2 6,1 11

P2 3,6 7,1 12,1

Tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao yang dipupuk dengan menggunakan sekam padi dengan dosis 1 kg/polybag (P1) diduga hasil rata-rata lebih rendah

ditunjukkan dengan rata-rata pertambahan jumlah tanaman kakao 11 helai pada umur 12 MST.

Sedangkan rata-rata pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao yang dipupuk dengan menggunakan pupuk kandang kotoran ayam dengan dosis 1 kg /polybag (P2) diduga hasil rata-rata lebih

(27)

pada umur 12 MST. Adapun hasil perhitungan pertambahan rata-rata jumlah daun tanaman kakao dapat dilihat pada lampiran 1.

JUMLAH DAUN

Gambar 1. Grafik rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) masing-masing perlakuan umur ke 4, 8 dan 12(MST).

2. Pertambahan Diameter Batang

Hasil penelitian pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi terhadap rata-rata pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata pertambahan diameter (cm) bibit tanaman kakao

pada umur 4, 8 dan 12 minggu setelah pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dengan 1kg dan sekam padi 1kg/polybag. 0 2 4 6 8 10 12 14 P1 P2 4 8 12

(28)

Perlakuan Minggu setelah tanam (MST)

4 8 12

P1 0,89 1,68 2,85

P2 1,74 3,64 5,07

Tabel 3 menunjukan bahwa diameter batang bibit tanaman kakao yang dipupuk menggunakan pupuk kandang kotoran ayam dengan dosis 1kg/polybag (P2) di duga hasil rata-rata lebih tinggi, dengan rata-rata

pertambahan diameter batang 5,07 cm pada umur 12 MST.

Sedangkan pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao yang lebih rendah ditunjukan oleh tanaman yang dipupuk menggunkan

sekam padi dengan dosis 1 kg/polybag (P1) denga n rata-rata

pertambahan diameter tanaman 2,85 cm pada umur 12 minggu setelah tanam. Adapun hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan diameter tanaman kakao dapat dilihat pada lampiran 2.

DIAMETER BATANG

Gambar 2. Grafik rata-rata pertambaha n diameter tanaman (cm) masing- masing perlakuan umur 4, 8 dan 12 (MST).

0 1 2 3 4 5 6 P1 P2 4 8 12

(29)

3. Pertambahan Tinggi Tanaman

Hasil penelitian pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi pada rata-rata pertambahan tinggi bibit tanaman kakao dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata pertambahan tinggi (cm) bibit tanaman kakao pada

umur 4, 8 dan 12 minggu setelah pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi dengan dosis pupuk kandang kotoran ayam dengan 1kg dan sekam padi 1kg/polybag.

Perlakuan Minggu setelah tanam (MST)

4 8 12

P1 0,44 1,17 2,14

P2 0,41 1,01 1,62

Tabel 4 menunjukan bahwa pertambahan tinggi bibit tanaman kakao yang dipupuk menggunakan sekam padi dengan dosis 1 kg/polybag (P1) diduga hasil rata-rata lebih tinggi, dengan rata-rata

pertambahan tinggi tanaman 2,14 cm pada umur 12 MST.

Sedangkan pertambahan tinggi bibit tanaman kakao yang lebih rendah diduga oleh tanaman yang dipupuk dengan menggunakan pupuk kandang kotoran ayam dengan dosis 1 kg/polybag (P2) dengan rata-rata

tinggi tanaman1,62 cm pada umur 12 minggu setelah tanam. Adapun hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman kakao dapat dilihat pada Lampiran 3.

(30)

TINGGI TANAMAN

Gambar 3. Grafik rata-rata pertambahan tinggi tanaman (cm) masing- masing perlakuan umur ke 4, 8 dan 12 (MST).

B. Pembahasan

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam budidaya tanaman karena melalui pemupukan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat terpenuhi.

Dari hasil penelitian pemberian pupuk kotoran ayam dan sekam padi pada pertumbuhan tanaman kakao terhadap jumlah daun dan diameter batang menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tanaman kakao pada perlakuan P2 mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kakao dengan pertumbuhan jumlah daun rata-rata 12,1 helai dan diameter batang tanaman rata-rata 5,07 cm jika dibandingkan dengan perlakuan P1.

Rata-rata pertumbuhan jumlah daun dan pertumbuhan diameter batang terendah ditunjukan oleh perlakuan P1 dengan pertumbuhan rata-rata jumlah

0 0,5 1 1,5 2 2,5 P1 P2 4 8 12

(31)

daun 11 helai dan diameter batang 2,85 cm pada umur 12 MST. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan lebih tinggi tanaman rata-rata 2,14 cm pada umur 12 MST.

Menurut Sutarno, 2005 menunjukkan bahwa Perlakuan P2

menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan jumlah daun 12,1 helai dan diameter tanaman 5,07 cm. pertumbuhan yang baik dari tanaman kakao

dengan perlakuan P2 diduga karena dosis pupuk kotoran ayam yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao umur 2 bulan.

Dari penjelasan di atas pada perlakuan P2 yaitu pemberian pupuk

kotoran ayam dengan dosis 1 kg/tanaman, menunjukkan pertumbuhan tanaman kakao lebih baik dibanding dengan pemberian sekam padi. Dari pertambahan jumlah daun dan diameter batang. Ini diduga penggunaan dosis pupuk kotoran ayam pada tanaman lebih optimal dan bisa diterima baik oleh tanaman (Sosrosoedirdjo, 2005).

Hal ini diduga bertambahnya bibit tanaman kakao pada umur 2 bulan, dosis pupuk kandang kotoran ayam 1 kg/polybag, sudah mampu memberikan pertumbuhan yang optimal pada pertumbuhan bibit tanaman kakao tersebut.

Perbandingan pertumbuhan tanaman bibit kakao dengan menggunakan pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi sangat berbeda.

Karena kotoran ayam sangat bermanfaat bila digunakan baik bagi tanaman maupun tanah, karena pupuk kandang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, selain itu berfungsi pula untuk memperbaiki

(32)

struktur tanah, agar menjadi gembur. Dengan demikian akar tanaman dapat lebih leluasa melakukan penentrasi dan berkembang dengan baik dalam tanah.

Pupuk kotoran adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak, baik berupa kotoran padat bercampur sisa makanan maupun air kencing

(Marsono dan Lingga, 2007).

Pupuk kandang mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk buatan. Ada pun kandungan unsur makro pada pupuk kandang menurut Marsono dan Lingga (2007), adalah sebagai berikut:

Nitrogen (N) Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang keseluruhan, khususnya daun, batang, cabang. Nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis.

Fosfor (P) Unsur fosfor bagi tanaman adalah berguna merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilasi dan pernafasan, mempercepat pembungaan, kemasakan biji dan buah.

Kalium (K) Fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

Sementara kelebihan sekam padi mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K)

(33)

yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna (Anonim, 2008).

Sekam padi merupakan limbah pertanian yang jumlahnya relatif besar, serta masih kurang pemanfaatannya. Dalam kenyataannya sekarang, sekam padi hanya sering digunakan sebagai pupuk, makanan ternak, bahkan tidak sedikit yang dibuang dan dibakar begitu saja (Anonim, 2008).

Sekam padi merupakan limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain: ringan, drainase dan aerasi yang baik, tidak mempengaruhi pH, ada ketersediaan hara atau larutan garam namun mempunyai kapasitas penyerapan air dan hara rendah dan harganya murah. Sekam padi mengandung unsur N sebanyak 1 % dan K 2 %. Pada umumnya sekam ini dibakar menjadi arang sekam yang berwarna hitam banyak digunakan untuk media hidroponik secara komersial di Indonesia (Anonim, 2008).

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 1 kg/tanaman efektif meningkatkan rata-rata pertumbuhan tanaman kakao, dengan rata-rata-rata-rata pertumbuhan jumlah daun 12,1 helai pada umur 12 MST dan pertumbuhan diameter batang 50,7 cm pada umur 12 MST. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman lebih rendah ditunjukkan oleh P2 dengan pemberian pupuk kotoran ayam,

dengan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman 1,62 cm pada umur 12 MST.

B.

Saran

- Perlunya menggunakan dosis kotoran ayam dan sekam padi yang

berbeda, guna mengetahui dosis yang ideal untuk pertumbuhan bibit tanaman kakao.

- Perlunya uji lab terhadap kandungan kotoran unsur hara untuk dosis

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Sekam padi, http://www.situshijau.co.id/tulisan. php?act=detail&id=kolom 3

Anonim, 2008. sekam padi, http://www.smallcrab.com/others/35- lain-

lain/329-sekam-padi-sebagai-sumber-energi-alternatif. 25/12/2010

Anonim, 2011 www.ideelok.com/budidaya -tanaman /kakao/panen- kakaobooks.google.co.id/books?id=ztg_weaCOj4C&Pg=PA2&ipg=padlpg-letaratur-tanaman-kakao & source 20/7/2011

Hardisuwito, 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka, Jakarta. Marsono dan Lingga, 2007. Petunjuk penggunaan Pupuk. PT. Agromedia

Pustaka, Jakarta.

Siregar T.H.S. Riyadi S dan Nuraeni L, 2008. Budidaya pengolahan dan

Pemasaran Kakao. Rineka. Jakarta.

Sosrosoedirjo, 2005. Ilmu Memupuk. Yasagung. Jakarta.

Sunanto H, 2002. Kakao, Budidaya dan Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonomi

Kanasius, Jakarta.

Sunanto H, 2004. Coklat, Budidaya, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya.

Kanasius, Yogyakarta.

Susanto R. 2002. Penerpan Pertanian Organik (Pemasyarakatan dan

Pengembangan) Kanasius, Yogyakarta.

(36)
(37)

Lampiran 1. Pengukuran pertambahan jumlah daun (helai) kakao pada umur 4, 8 dan 12 minggu setelah pemupukan.

Minggu Ke Perlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 P1 1 1 2 2 1 3 3 3 4 2 22 2,2 P2 2 2 4 4 3 5 4 5 4 3 36 3,6 minggu Ke Perlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 P1 3 7 7 4 5 6 6 8 8 7 61 6,1 P2 7 6 9 7 5 7 6 7 8 9 71 7,1 minggu Ke Prlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 P1 4 11 12 9 10 11 12 14 13 14 110 11,0 P2 13 10 16 13 10 12 10 11 12 14 121 12,1

Lampiran2. Pengukuran pertambahan diameter batang(cm) kakao pada umur 4, 8 dan 12 minggu setelah pemupukan.

Mingu Ke Perlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 P1 0,52 1,15 1,26 0,71 0,82 1,13 0,63 0,49 0,65 1.52 88,8 0,89 P2 0,09 0,79 1,08 2,14 0,76 1,39 0,7 0,7 1,3 0,6 9,55 1,74 minggu Ke Perlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 P1 P2 0,94 1,05 1,74 1,4 3,49 3,32 1,24 3,19 1,14 1,83 3,52 2,38 1,16 0,96 1,24 1,96 1,68 1,28 1,64 1,63 20,03 16,76 1,68 3,64 minggu Ke Prlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 P1 1,48 3,22 3,93 2,78 3,65 4,51 1,25 2,96 2,39 2,31 28,48 2,85 P2 2,15 3,3 3,71 4,41 2,42 3,64 1,78 2,06 1,87 2,56 27,9 5,07

Lampiran3. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman (cm) kakao pada umur 4, 8 dan 12 minggu setelah pemupukan.

Minggu Ke Perlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 P1 0,2 0,2 0,8 1,2 0,3 0 0,2 0,8 0,5 0,2 4,4 0,44 P2 0,6 0,3 0,6 0,3 0,7 0,2 0,3 0,4 0,5 0,1 4,1 0,41 minggu Ke Perlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 P1 1,3 1,7 1,3 2,1 1,7 0,3 0,7 1 1,2 0,4 11,7 1,17 P2 1 0,9 0,9 1,2 1,4 0,8 0,9 0,6 1,4 1 10.1 1,01 minggu Ke Prlakuan Ulangan Ke - ? X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 P1 2 2,8 2 2,7 3,1 1,9 1,9 1,8 2,2 1 21,4 2,14 P2 1,6 1,4 1,5 1,7 2,2 1,6 1,5 1,2 1,6 1,9 16,2 1,62

(38)

Lampiran 4. Pengukuran diameter batang

(39)

Lampiran 6. Perhitungan jumlah daun

Gambar

Table I komposisi unsur hara pupuk kandang ayam
Tabel 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) bibit tanman kakao  pada umur 4, 8 dan 12 minggu setelah penggunaan pupuk kandang  kotoran ayam dan sekam padi dengan dosis 1kg kotoran ayam dan 1kg  sekam padi/polybag
Gambar 1. Grafik rata-rata pertambahan jumlah daun (helai) masing- masing-masing perlakuan umur ke 4, 8 dan 12(MST)
Gambar 2.  Grafik rata-rata pertambaha n diameter tanaman (cm)  masing- masing perlakuan umur 4, 8 dan 12 (MST)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jika terjadi demikian maka ada kemungkinan salah satu mata uang yang tertahan pergerakannya tersebut ( mata uang yang berpola tidak seperti biasanya ) telah berada pada titik

Kegagalan orang-orang menyadari bahwa ada suatu masalah: Anda mungkin bertemu dengan orang-orang yang menolak untuk mengakui ada nya suatu masalah karena pengakuan

Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang akan mengambil Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah harus menempuh sejumlah matakuliah keilmuan

Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa bencana banjir di Jakarta baik tahun 2007 dan 2013. Hal

menggunakan data-data intelektual, namun jika dipertimbangkan kembali tentang kemandirian industri pertahanan sebagai tujuan nasional, maka dengan kesepakatan yang

Penelitian ini dilakukan pada hasil laporan kegiatan Penerapan Perangkat pembelajaran mahasiswa, untuk menganalisis data ada beberapa tahapan yaitu membaca dan memeriksa

Selain itu, jumlah CMC- Na yang tidak terlalu besar dalam formula dengan perbandingan 30:70 menjadikan formula dengan perbandingan ini tidak mempunyai viskositas yang