• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 1

No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017

I

NDEKS

D

EMOKRASI

I

NDONESIA

(IDI)

P

ROVINSI

S

ULAWESI

S

ELATAN

2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI)PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016 MENGALAMI PENINGKATAN DIBANDINGKAN DENGAN IDISULAWESI SELATAN TAHUN 2015

1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan 2016

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sulawesi Selatan 2016 sebesar 68,53 dari skala 0 sampai 100, angka ini naik 0,63 poin dibandingkan dengan IDI Sulawesi Selatan 2015 sebesar 67,90. Capaian kinerja demokrasi Sulawesi Selatan tersebut masih dalam kategori “sedang”.

Capaian IDI Sulawesi Selatan dari tahun 2009 hingga tahun 2016 mengalami fluktuasi ( tahun 2009 sebesar 61,48, tahun 2010 sebesar 56,67; tahun 2011 sebesar 65,31; tahun 2012 sebesar 68,55; tahun 2013 sebesar 65,20; tahun 2014 sebesar 75,30; tahun 2015 sebesar 67,90; dan tahun 2016 sebesar 68,53).

Fluktuasi angka IDI adalah cerminan situasi dinamika demokrasi di Indonesia. IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. IDI disusun secara cermat berdasarkan kejadian (evidence based), sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi.

 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 sebesar 68,53 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini meningkat 0,63 poin dibandingkan dengan IDI Provinsi Sulawesi Selatan 2015 sebesar 67,90. Capaian kinerja demokrasi Sulawesi Selatan masih berada pada kategori “sedang”. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni “baik” (indeks >80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

 Peningkatan IDI Sulawesi Selatan dari 2015-2016 dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yakni Kebebasan Sipil (Civil Liberty) naik 6,16 poin (dari 69,38 menjadi 75,54), Hak-Hak Politik (Political Rights) yang turun 2,74 poin (dari 64,25 menjadi 61,51), dan aspek Lembaga-Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy) turun 0,98 poin (dari 71,84 menjadi 70,86).

Metodologi pengumpulan data IDI terdiri dari 4 sumber data yaitu : (1) review surat kabar lokal, (2)

review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

(2)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 2

Grafik 1. Perkembangan IDI Sulawesi Selatan, 2009-2016

2. Perkembangan Indeks Aspek-Aspek IDI Sulawesi Selatan

Angka IDI Sulawesi Selatan 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil, aspek Hak-Hak Politik, dan aspek Lembaga Demokrasi. Untuk capaian demokrasi 2016 nilai indeks aspek kebebasan sipil sebesar 75,54; aspek Hak-hak Politik sebesar 61,51; dan aspek Lembaga Demokrasi sebesar 70,86.

Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Sulawesi Selatan, 2009-2016

Apabila nilai demokrasi dimaknai secara kategori “baik”, “sedang”, dan “buruk”, maka pada tahun 2016 tidak ada lagi indeks aspek yang berkategori “buruk”. Indeks aspek Kebebasan Sipil pada awal pengukuran 2009 sudah mencapai kategori “baik”. Namun pada tahun 2010, aspek ini menjadi

61,48 56,67 65,31 68,55 65,20 75,30 67,90 68.53 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 100 80 60 Baik sedang Buruk 0 82.94 78.19 86.87 87.07 81.30 86.27 69.38 75.54 42.36 32.40 39.33 43.74 50.62 73.99 64.25 61.51 64.88 68.17 80.97 84.66 72,24 63.58 71.84 70.86 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 100 80 60 Baik Sedang Buruk 0 Hak-Hak Politik Kebebasan Sipil Lembaga Demokrasi

(3)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 3

kategori “sedang”. Tahun berikutnya, yaitu tahun 2011 – 2014 kembali menjadi katagori ‘baik”. Kemudian tahun 2015 dan 2016 kembali menjadi kategori “sedang”.

Sementara pada aspek Hak-Hak Politik sejak 2009 hingga 2013 stabil pada kategori “buruk”. Perubahan signifikan terjadi pada tahun 2014, aspek ini menembus kategori “sedang”. Pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, namun demikian tetap pada kategori “sedang”.

Demikian juga aspek Lembaga Demokrasi mengalami fluktuasi berdasarkan kategori, yaitu tahun 2009 - 2010 tergolong kategori “sedang”, tahun 2011-2012 termasuk kategori “baik” dan tahun 2013-2016 kembali pada kategori “sedang”.

3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Selatan

Pada tahun 2016 terdapat tujuh variabel yang mengalami peningkatan indeks, satu variabel yang tetap dan tiga variabel yang mengalami penurunan. Dari tujuh variabel yang mengalami peningkatan, dua diantaranya meningkat cukup berarti, yaitu kebebasan berpendapat dan peran peradilan yang independen. Kenaikan terbesar pada indeks variabel kebebasan berpendapat yang meningkat 50,00 poin dibandingkan tahun 2015. Peningkatan kedua pada variabel peran peradilan yang independen, naik sebesar 21,87 poin dibandingkan tahun 2015.

Tiga variabel yang mengalami penurunan indeks pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 adalah variabel kebebasan berkumpul dan berserikat turun sebesar 43,75 poin, penurunan terbesar kedua adalah peran birokrasi Pemerintah Daerah sebesar 40,15 poin, selanjutnya partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan turun sebesar 6,15 poin.

Sedangkan satu variabel yang tidak mengalami perubahan dari tahun 2015, yaitu variabel pemilu yang bebas dan adil. Angka perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1 dan grafik 3.

Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Selatan, 2015-2016

0 20 40 60 80 100 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Kebebasan Berpendapat Kebebasan Berkeyakinan Kebebasan dari Diskriminasi

Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik

dalam Pengambilan… Pemilu yang Bebas

dan Adil Peran DPRD Peran Partai Politik

Peran Birokrasi Pemerintah Daerah Peran Peradilan yang Independen 2015 2016

(4)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 4

4. Perkembangan Skor Indikator IDI Sulawesi Selatan

Pada IDI Sulawesi Selatan 2016, dari 28 indikator terdapat 13 yang mencapai kinerja kategori “baik” (skor di atas 80), meliputi:

a. Indikator 2, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berkumpul dan Berserikat,

b. Indikator 3, Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berpendapat.

c. Indikator 5, Aturan Tertulis yang Membatasi Kebebasan Menjalankan Ibadah Agama, d. Indikator 6, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Membatasi Kebebasan Menjalankan Ibadah

Agama,

e. Indikator 9, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Diskriminatif dalam Hal Gender, Etnis, dan Kelompok,

f. Indikator 11, Hak Memilih atau Dipilih Terhambat,

g. Indikator 17, Pengaduan Masyarakat mengenai Penyelenggaraan Pemerintahan. h. Indikator 18, Keberpihakan KPUD dalam Penyelenggaraan Pemilu,

i. Indikator 19, Kecurangan dalam Penghitungan Suara,

j. Indikator 23, Kegiatan Kaderisasi yang dilakukan Parpol Peserta Pemilu. k. Indikator 24, Persentase Perempuan Pengurus Partai Politik,

l. Indikator 27, Keputusan Hakim yang Kontroversial, dan

m. Indikator 28, Penghentian Penyidikan yang Kontroversial oleh Jaksa atau Polisi.

Meskipun demikian, masih terdapat sepuluh indikator kinerja demokrasi yang berkategori “buruk” (skor di bawah 60) di tahun 2016. Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori tersebut adalah:

a. Indikator 1, Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berkumpul dan Berserikat.

b. Indikator 4, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berpendapat,

c. Indikator 8, Aturan Tertulis yang Diskriminatif dalam Hal Gender, Etnis atau terhadap Kelompok Rentan Lainnya.

d. Indikator 10, Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat karena Alasan Gender, Etnis, atau terhadap Kelompok Rentan Lainnya.

e. Indikator 16, Demonstrasi/Mogok yang Bersifat Kekerasan,

f. Indikator 20. Alokasi Anggaran Pendidikan dan Anggaran Kesehatan g. Indikator 21, Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD,

h. Indikator 22, Rekomendasi DPRD Kepada Eksekutif,

i. Indikator 25, Jumlah Kebijakan Pejabat Pemerintah Daerah yang Dinyatakan Bersalah oleh Keputusan PTUN.

j. Indikator 26, Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah.

Indikator-indikator tersebut di atas memerlukan perhatian khusus dari semua pihak agar nilainya dapat membaik.

(5)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 5

5. Peringkat IDI Provinsi Sulawesi Selatan.

Perkembangan IDI Provinsi Sulawesi Selatan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun baik angka indeksnya maupun peringkat di tingkat nasional. Perkembangan IDI Sulawesi Selatan di tingkat nasional pada Tahun 2009 peringkat 30, Tahun 2010 peringkat 31, Tahun 2011 peringkat 33, Tahun 2012 peringkat 11, Tahun 2013 peringkat 15, Tahun 2014 peringkat 12, tahun 2015 peringkat 25, dan tahun 2016 peringkat 26 dengan nilai IDI 68,53. (Lihat Grafik 4). Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan kinerja demokrasi pada Tahun 2016 dibandingkan Tahun 2015, namun masih pada kategori “sedang”. Empat provinsi dengan kategori “baik” adalah Sumatera Selatan, NTT, Babel, dan DI.Yogyakarta dengan nilai IDI provinsi masing-masing 80,95; 82,49; 83,00; 85,58.

Grafik 4. Peringkat IDI Sulawesi Selatan Tahun 2016

6. Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun pusat bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh Indonesia. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja. Namun, juga melihat perkembangan demokrasi dari

50 55 60 65 70 75 80 85 Su mat er a Barat Pa p u a B arat La mp u n g Pa p u a N TB Jate n g Jab ar Su mu t SU LS EL Jambi DKI Jakarta Su ltr a Ba n te n Riau Su lte n g Jaw a T imu r Su lb ar A ce h Ke p u lau an R iau Mal u ku Ut ara Kals e l Kalt im Ben gku lu Kalt e n g Kal b ar Su lu t Kal U t G o ro n tal o Mal u ku Bali Su ms el N TT Ke p B ab el DIY 68,53 85,58 54,41

(6)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 6

aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.

Komponen Penghitungan IDI 2019 - 2016

Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2

Pengumpulan data IDI mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya

Penghitungan IDI melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 variabel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut

(7)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 7

dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

7. Tabel-Tabel

Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Selatan, 2015-2016

No Nama Variabel 2015 2016 Selisih

1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 100,00 56,25 -43,75

2 Kebebasan Berpendapat 27,77 77,77 50,00

3 Kebebasan Berkeyakinan 81,38 85,40 4,02

4 Kebebasan dari Diskriminasi 45,46 57,37 11,91

5 Hak Memilih dan Dipilih 78,49 79,17 0,68

6 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 50,00 43,85 -6,15

7 Pemilu yang Bebas dan Adil 97,73 97,73 0,00

8 Peran DPRD 25,59 40,31 14,72

9 Peran Partai Politik 98,62 100,00 1,38

10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 65,12 24,97 -40,15

(8)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 8

Tabel 2. Perkembangan Skor Indikator 2015 dan 2016

Nomor Indikator 2015 2016

I. ASPEK KEBEBASAN SIPIL

1 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

100,00 50,00 2 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berkumpul dan berserikat 100,00 100,00

3 Ancaman /penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang

menghambat kebebasan berpendapat 33,33 83,33

4 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berpendapat 0,00 50,00

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 86,96 86,96 6 Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan ibadah

agama 87,50 100,00

7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran agama 55,00 70,00 8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 33,33 33,33 9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender dst 37,50 100,00 10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender 66,67 50,00

II. ASPEK HAK-HAK POLITIK

11 Hak memilih atau dipilih terhambat 98,72 98,72

12 Kurang fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak

pilih 60,00 60,00

13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) 78,63 78,63

14 Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan

yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (Voters turnout) 73,54 73,54 15 Persentase Perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Provinsi dan

Kab/Kota. 62,75 70,59

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 0,00 0,00

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 100,00 87,71

III. ASPEK LEMBAGA DEMOKRASI

18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 95,45 95,45

19 Kecurangan dalam penghitungan suara 100,00 100,00

20 Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan terhadap total APBD 29,93 52,25

21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 33,33 33,33

22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif 3,57 3,57

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 100,00 100,00

24 Persentase perempuan pengurus partai politik 86,18 100,00

25 Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh

keputusan PTUN 23,68 44,74

26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah 100,00 8,33

27 Keputusan hakim yang kontroversial 56,25 100,00

(9)

Berita Resmi Statistik No. 53/09/73/Th. VIII, 15 September 2017 9

Tabel 3. Perkembangan Indeks Demokrasi Sulawesi Selatan dan Indonesia, 2015-2016

Provinsi/Indonesia IDI 2015 IDI 2016 IDI Aspek Kebebasan Sipil Aspek Hak-hak Politik Aspek Lembaga Demokrasi IDI Aspek Kebebasan Sipil Aspek Hak-hak Politik Aspek Lembaga Demokrasi Sulawesi Selatan 67,90 69,38 64,25 71,84 68,53 75,54 61,51 70,86 INDONESIA 72,82 80,30 70,63 66,87 70,09 76,45 70,11 62,05 ================ 000================

Gambar

Grafik 1. Perkembangan IDI Sulawesi Selatan, 2009-2016
Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Selatan, 2015-2016
Grafik 4. Peringkat IDI Sulawesi Selatan Tahun 2016
Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sulawesi Selatan, 2015-2016
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, terdapat dua variabel yang mengalami penurunan skor pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013, diantaranya kebebasan berkeyakinan (turun 1,66 poin dari 89,35

Angka IDI Provinsi DKI Jakarta 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil yang bernilai 81,11; aspek Hak-Hak Politik

Tiga variabel yang mengalami penurunan indeks adalah peran partai politik turun tahun 2013 masuk kategori sedang menjadi buruk pada tahun 2014 dari 70,87 menjadi 56,89

Meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik;. Mengambil sumpah setiap saksi

PENGGUNAAN LAMBANG, NOMENKLATUR KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI PADA KEPALA NASKAH DINAS, CAP DINAS, CAP JABATAN, DAN PAPAN NAMA UNIT KERJA.. TATA

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang faktor-faktor yang menjadikan suatu penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Purwokerto Timur

[r]

Pengendalian manajemen mencoba agar pelaksanaan sesuai dengan rencana atau standar, tidak memaksakan pengendalian kecuali dalam departemennya sendiri akan tetapi